Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pengelolaan Bandwidth Menggunakan Regular Expression Layer7 (Studi kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)

Implementasi Pengelolaan Bandwidth menggunakan
Regular Expression Layer7
(Studi kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)

Artikel Ilmiah

Peneliti:
Tismiyani (672010247)
Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
April 2015

Implementasi Pengelolaan Bandwidth menggunakan
Regular Expression Layer7
(Studi kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)

Artikel Ilmiah


Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:
Tismiyani (672010247)
Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
April 2015
i

ii

iii


iv

v

vi

Implementasi Pengelolaan Bandwidth menggunakan
Regular Expression Layer7
(Studi kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)
1)

Tismiyani, 2) Teguh Indra Bayu
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1)672010247@student.uksw.edu 2)teguh.bayu@staff.uksw.edu
Abstract
Tunas Harapan Vocational High School of Telecommunication provide 20 Mbps
bandwidth used for teaching and learning activity that is managed using a simple queue. During
teaching and learning activities, often occur internet traffic density caused by download and video

streaming activity. Background from problems that happen, in this study will design bandwidth
management to organize downloads and streaming content. Bandwidth managent will use
Mikrotik features Queue Tree, Regular Expression Layer7, Mangle, and Schedule. Step method in
this research is the study of the early stages, analysis, implementation, testing and evaluation.
Results of the study are scheduled bandwidth management with regular expression Layer7
selection content to support teaching and learning activities at Tunas Harapan Vocational High
School of Telecommunication.
Key word: bandwidth management, regular expression, layer7

Abstrak
SMK Telekomunikasi Tunas Harapan menyediakan bandwidth 20 Mbps digunakan untuk
kegiatan belajar dan mengajar yang dikelola menggunakan Simple Queue. Saat kegiatan belajar
mengajar, sering terjadi kepadatan lalu-lintas layanan internet yang disebabkan karena aktivitas
pengunduhan dan streaming video. Berlatar belakang dari masalah yang terjadi, pada penelitian ini
akan dirancang sebuah pengelolaan bandwidth untuk mengatur konten pengunduhan dan
streaming. Pengelolaan bandwidth menggunakan fitur MikroTik yaitu Queue Tree, Regular
Expression Layer7, Mangle, dan Schedule. Tahap penelitian mengunakan studi tahap awal,
analisis, implementasi, pengujian dan evaluasi. Hasil dari penelitian adalah pengelolaan bandwidth
terjadwal dengan seleksi konten regular expression Layer7 untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan.

Kata Kunci: pengelolaan bandwidth, regular expression,1layer7

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga.
2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

1. Pendahuluan
SMK Telekomunikasi Tunas Harapan merupakan instansi pendidikan
yang banyak memanfaatkan jasa internet dalam kegiatan belajar mengajar. SMK
Telekomunikasi Tunas Harapan menyediakan bandwidth sebesar 20 Mbps yang
digunakan siswa dan guru diatur menggunakan simple queue. Terdapat tiga
kategori pembagian di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, yaitu guru diberikan
bandwidth sebesar 768kbps, siswa mendapatkan bandwidth 256kbps, dan guest
diberikan 128kbps. Namun dalam praktiknya, dalam penerapan sehari hari , sering
terjadi kepadatan lalu lintas jaringan yang menyebabkan layanan internet
terganggu. Lalu-lintas jaringan menjadi padat disebabkan karena bandwidth
20MB digunakan secara bersamaan, pengelolaan bandwidth hanya diletakan
setiap user. Kepadatan lau-lintas jaringan disebabkan oleh beberapa aktifitas,
seperti download dan streaming video.
Berlatar belakang dari masalah tersebut maka dibutuhkan beberapa cara

untuk mengatasinya. Yang pertama, bagaimana cara melakukan perhitungan
pengelolaan bandwidth yang dapat diimplementasikan pada queue tree dan sesuai
content regular expression layer7. Kedua, bagaimana melakukan penjadwalan
setelah dilakukan implementasi pada queue tree. Batasan masalah dari penelitian
ini adalah ekstensi file yang dikelola mp3, rar dan iso, menggunakan queue tree
dalam mengelola bandwidth dan menggunakan regular expression layer7 untuk
melakukan penyaringan ekstensi file.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengimplementasikan
penggunaan regular expression layer7 untuk mengendalikan penggunaan
bandwidth di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Manfaat yang didapatkan
dari penelitian ini adalah membantu pihak SMK Telekomunikasi Tunas Harapan
dalam meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar dan membantu
pembagian bandwidth yang digunakan.
2.

Tinjauan Pustaka

Pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Imam Riadi [1], konfigurasi
traffic shaping bandwidth yang dilakukan dengan cara memisahkan traffic dan
limitasi bandwidth menggunkan simple queue dapat memaksimalkan penggunaan

bandwidth sehingga penggunaan layanan internet lebih optimal.
Pada penelitian lainnya yang berjudul Optimalisasi Keamanan Jaringan
Menggunakan Pemfilteran Aplikasi Berbasis Mikrotik menyatakan bahwa
aplikasi router menggunakan Mikrotik yang dihasilkan dapat memenuhi
kebutuhan sistem khususnya dalam melakukan pemfilteran aplikasi sesuai dengan
kebutuhan pengguna, sehingga aplikasi tersebut tidak dapat diakses oleh
pengguna sesuai dengan ketentuan yang telah rancang dan sepakati sebelumnya
[2].
Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian sebelumnya
adalah melakukan pembatasan bandwidth pada jaringan Local Area Network
SMK Telekomunikasi Tunas Harapan dalam penggunaan streaming video serta
pembatasan bandwidth berdasarkan ekstensi file yang didefinisikan pada fitur
1

mikrotik yaitu firewall layer7. Dasar pemilihan firewall layer7 berdasarkan
kondisi jaringan serta hardware yang sudah ada di SMK Telekomunikasi Tunas
Harapan.
Firewall adalah sebuah sistem atau kelompok sistem yang menerapkan
sebuah access control policy terhadap lalu lintas jaringan yang melewati titik-titik
akses dalam jaringan. [2]. Dalam sistem operasi Mikrotik, firewall ini sudah

masuk dalam paket Mikrotik RouterOSTM. Terdapat beberapa karakteristik dalam
firewall, yaitu Mangle, Nat, Connection, Address-list, Service-port, rules dan
layer7 protocol.
Layer7 protocol merupakan lapisan application dalam sistem OSI yang
memungkinkan router MikroTik untuk menganalisa setiap paket yang masuk ke
dalam sebuah jaringan dan memutuskan apa yang harus dilakukan dengan paket
tersebut. Layer7 protocol menggunakan regular expression untuk melakukan
inspeksi content dari sebuah connection. Regular expression adalah sebuah string
text untuk mendeskripsikan pencarian pola yang diinginkan.
3.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan urutan studi tahap
awal, analisis, implementasi, yang terakhir pengujian dan evaluasi. Tahapan
dalam metode penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data sebagai bahan
penelitian. Data yang didapat, kemudian dijadikan acuan untuk dilakukan
implementasi ke dalam konfigurasi. Hasil dari konfigurasi yang
diimplementasikan kemudian diuji untuk mengetahui apakah sesuai dengan tujuan
penelitian yang dilakukan. Berikut adalah tahapan metode peneltian disajikan

pada Gambar 1.
Studi Tahap Awal
Studi literature, Referensi dan
Data Lapangan

Analisis
Analisis Kebutuhan dan Analisis
Masalah

Implementasi
Desain Firewall dan
Implementasi Firewall

Pengujian dan Evaluasi
Pengujian Layer7

Gambar 1 Tahapan Penelitian

2


Studi tahap awal dilakukan untuk memperoleh data sebagai referensi
dilakukan melalui wawancara dengan administrator serta pengajar SMK
Telekomunikasi Tunas Harapan. Pada tahap ini diketahui infrastruktur jaringan
internet yang sudah ada, jumlah bandwidth yang dimiliki, permasalahan yang
terjadi serta topologi jaringan yang sudah ada. SMK Telekomunikasi Tunas
Harapan memiliki bandwidth sebesar 20Mbps yang digunakan sebagai pendukung
dalam kegiatan belajar mengajar. Pencarian permasalahan yang terjadi di SMK
Telekomunikasi Tunas Harapan dilakukan dengan menggunakan squid user
access report. Hasil penggunaan squid user access report ditampilkan dalam
Gambar 2.

Gambar 2 Hasil Pengujian Squid

User Access Report

Gambar 2 menunjukkan hasil pengujian menggunakan squid user access report
untuk mengetahui situs yang diakses di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan.
hasil pengujian menunjukkan hasil berupa streaming dari youtube dan metacafe,
mp4 dari data server r12 dan r15 (alamat ip web download video situs streaming),
iso (118.138.1.17), - rar ( www27.indo), exe (download.cdn.mozilla). Diketahui

pula topologi jaringan yang ada di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan yang
ditampilkan dalam Gambar 3.

3

Gambar 3 Topologi SMK Telekomunikasi Tunas Harapan

Tahap kedua adalah analisis yang terdiri dari analisis kebutuhan dan
analisis masalah. Berdasarkan hasil pengamatan SMK Telekomunikasi Tunas
Harapan memiliki kendala dalam penggunaan bandwidth, terutama masalah
streaming video dan download file. Setelah diketahui masalah yang dihadapi,
maka dengan memanfaatkan squid user access report dapat diketahui content apa
saja yang diakses.
Terdapat dua kelas dengan masing-masing 30 siswa yang melakukan
kegiatan belajar mengajar menggunakan internet bersama, dalam satu hari.
Masing-masing siswa diberikan bandwidth sebesar 256 kbps. Kebutuhan
bandwidth di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan pada saat kegiatan belajar
mengajar yaitu
256 kbps x 30 x 2 = 15360 kbps
Bisa diasumsikan kebutuhan bandwidth sebesar 15Mbps, walaupun pada

kenyataannya di lapangan belum tentu 60 siswa menggunakan 256 kbps. Apabila
ada yang tidak menggunakannya, maka bandwidth sebesar 256 kbps digunakan
oleh siswa lain. Bandwidth yang diperoleh siswa bisa digunakan untuk video
content, seperti akses situs YouTube, google video, facebook streaming. Siswa
juga dapat mengunduh file content seperti mp3, exe, mp4, rar dan iso. Sisa
bandwidth sebesar 5 Mbps digunakan untuk aktivitas yang lain seperti chatting,
browsing, dan lain-lain. Apabila pengajar melakukan streaming atau download
file content yang dikelola maka akan mengurangi bandwidth yang diberikan ke
siswa. Berdasarkan pengelolaan bandwidth yang dilakukan, maka dapat dibuat
model tree yang disajikan dalam Gambar 3.
4

Gambar 3 Desain Tree

Gambar 3 merupakan desain tree dari pengelolaan bandwidth yang akan
diimplementasikan di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Desain tree
menunjukkan pembagian bandwidth dan content yang masuk ke dalam kategori
pengelolaan yang akan dibuat.
Tahap ketiga adalah implementasi dari hasil studi tahap awal dan analisis.
Berdasarkan permasalahan yang ada di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan,
solusi yang tepat untuk mengatasinya adalah menggunakan regular expression
Layer7. Pemilihan layer7 utuk menangani apabila file content diunduh
menggunakan software Internet Download Manager (IDM). Pada tahap ini
dilakukan perancangan regular expression Layer7, Mangle serta konfigurasi
pengelolaan bandwidth menggunakan Queue Tree. Konfigurasi regular
expression ditampilkan dalam Kode Program 1.
Kode Program 1 Regular Expression untuk Video Content
1.

/ip
firewall
layer7-protocol
add
name=
VIDEO
regexp=”
http/(0\.9|1\.0|1\.1)[\x09-\x0d ][1-5][0-9][0-9][\x09-\x0d -~]*(contenttype: video)”

Kode Program 1 menampilkan konfigurasi untuk video content seperti
YouTube,
googlevideo,
facebook
streaming.
Regular
expression

“http/(0\.9|1\.0|1\.1)[\x09-\x0d

][1-5][0-9][0-9][\x09-\x0d

-~]*(content-type:

video)”

mengambil dan mengelompokkan serta memeriksa paket data yang bertipe video.
Setelah melakukan konfigurasi pada regular expression Layer7 Protocol, langkah
selanjutnya adalah melakukan konfigurasi pada Mangle. Pencocokan paket
dengan Mangle berdasarkan regular expression Layer7 Protocol ditampilkan pada
Kode Program 2.
5

Kode Program 2 Kode Program untuk Menandai Paket Video Content
1.

2.

/ip
firewall
mangle
add
action=mark-packet
chain=prerouting
comment=”VIDEO CONTENT MARK PACKET” layer7-protocol=VIDEO disabled=no
passthrough=no
/ip
firewall
mangle
add
action=mark-connection
chain=prerouting
comment=”VIDEO
CONTENT
MARK
CONNECTION”
layer7-protocol=VIDEO
disabled=no passthrough=no

Kode Program 2 digunakan untuk menandai paket video content yang
melewati firewall berdasarkan regular expression Layer7 Protocol. Tugas Mangle
yaitu mengambil, menyimpan dan mengelompokkan data/paket yang melewati
mangle. Terdapat dua perintah yang dibuat di mangle. Pertama, mark-packet
digunakan untuk menandai paket data yang lewat. Kedua, mark-connection
digunakan untuk menandai koneksi yang terjadi. Penelitian ini juga akan dibuat
perancangan untuk melakukan pengelolaan terhadap file content yang berekstensi
mp3, exe, mp4, rar dan iso. Untuk mengelola file content tersebut, yang harus
dilakukan adalah membuat regular expression Layer7 Protocol. Konfigurasi
regular expression untuk file content ditampilkan dalam Kode Program 3.
Kode Program 3 Regular Expression untuk File Content
1.

/ip

firewall

layer7-protocol

add

name=FILE

expression=”\\.(mp3)|.(exe)|.(mp4)|.(iso)|.(rar)”

CONTENT

regular

Kode Program 3 menampilkan konfigurasi untuk paket file content.
Regular expression “\\.(mp3)|.(exe)|.(mp4)|.(iso)|.(rar)” digunakan mengambil dan
mengelompokkan serta memeriksa paket data yang berupa file mp3, exe, mp4, rar
dan iso. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah konfigurasi pada
Mangle untuk pencocokan paket. Konfigurasi Mangle untuk file content
ditampilkan dalam Kode Program 4.
Kode Program 4 Kode program untuk Menandai Paket File Content
1.

/ip
firewall
mangle
add
action=mark-packet
chain=prerouting
comment=”FILE CONTENT MARK PACKET” disabled=no layer7-protocol=FILE newpacket-mark=FILE passthrough=no

Kode Program 4 digunakan untuk menandai paket file content yang
melewati firewall berdasarkan regular expression Layer7 Protocol. Setelah
melakukan penandaan paket yang lewat, selanjutnya melakukan konfigurasi
Queue Tree untuk menentukan besar nilai bandwidth pada parent dan child. Pada
SMK Telekomunikasi Tunas Harapan menggunakan layanan internet dengan
bandwidth sebesar 20 Mbps. Pada penelitian ini bandwidth 20 Mbps tersebut akan
dibagi berdasarkan kebutuhan SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Total
bandwidth dikelola untuk video content dan file content sebesar 15 Mbps.
Konfigurasi queue tree ditampilkan dalam Kode Program 5.
6

Kode Program 5 Kode Program untuk Mengelola Bandwidth
1.
2.

3.

/queue
tree
add
name=”LAYANAN
CONTENT”
parent=global
limit-at=0
priority=8 Max-limit=15M burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
/queue tree add name=”FILE CONTENT” parent=”LAYANAN CONTENT” packetmark=FILE
limit-at=7500kbps
queue=default
priority=8
Max-limit=15M
burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
/queue tree add name=”VIDEO CONTENT” parent=”LAYANAN CONTENT” packetmark=VIDEO limit-at=7500kbps queue=default priority=8 Max-limit=15M
burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s

Kode Program 5 menunjukkan bahwa parent diberikan bandwidth sebesar
15Mbps berdasarkan total penggunaan bandwidth untuk 60 siswa yang
menggunakan internet secara bersamaan yang telah disebutkan pada tahap
analisis. Sedangkan child untuk VIDEO CONTENT diberikan Max Limit
15Mbps dan Limit At 7500kbps. Pemberian max limit 15Mbps untuk video
content berdasarkan asumsi bahwa dari 60 siswa tidak semuanya menggunakan
bandwidth 256kbps untuk streaming. Pengaturan limit at sebesar 7500kbps untuk
menjaga maksimal 30 siswa yang streaming saat bandwidth penuh. Pemberian
max limit 15Mbps pada file content berdasarkan asumsi tidak semua siswa
menggunakan bandwidth 256kbps untuk download file. Pengaturan limit at
7500kbps untuk menjaga agar maksimal hanya 30 siswa yang melakukan
download pada saat bandwidth penuh. Konfigurasi yang sudah dilakukan akan
dilengkapi dengan schedule yang digunakan untuk melakukan penjadwalan
terhadap konfigurasi queue tree. Konfigurasi Schedule ditampilkan dalam Gambar
4.

Gambar 4 Schedule untuk Penjadwalan Konfigurasi

Gambar 4 menampilkan pemberian penjadwalan pada konfigurasi yang
telah dilakukan. Penjadwalan dilakukan agar konfigurasi yang telah dilakukan
dapat diaktifkan (limit-on) pada pukul 07.00 sampai 15.00, rentang waktu tersebut

7

berdasarkan kegiatan belajar mengajar di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan
dan dinonaktifkan (limit-off) pukul 15.00.
Langkah keempat adalah pengujian sebagai standar tingkat keberhasilan
dari hasil implementasi pengelolaan bandwidth menggunakan regex layer7 yang
telah dilakukan sebelumnya. Pengujian berdasarkan dari hasil pengamatan tahap
1, analisis 2 dan implementasi 3. Pengujian dilakukan dengan melakukan video
streaming, dan melakukan pengunduhan file. Pengunduhan dan streaming
dilakukan secara bersamaan, dengan tujuan untuk mengetahui Limit At dapat
berfungsi sesuai dengan ketentuan ketika jaringan sedang sibuk atau tidak. Pada
kondisi lalu-lintas jaringan sibuk tersebut, Max Limit pada parent benar tertahan
pada konfigurasi yang telah diterapkan atau tidak. Ketika kondisi lalu-lintas
jaringan lengang apakah Max Limit dari satu child tercapai pada saat child yang
lain tidak sedang digunakan.
4.

Hasil dan Pembahasan

Pada pembahasan ini akan ditampilkan keadaan ketika jaringan dipenuhi
dengan permintaan layanan. Pengujian model ini dilakukan untuk mengetahui
apakah Limit At dan Max Limit berfungsi sesuai dengan konfigurasi. Dengan
posisi Parent pada Queue Tree yang diberikan nilai bandwidth 15Mbps, child
15Mbps, pada kondisi jaringan yang sibuk dengan Limit At pada FILE
CONTENT dan VIDEO CONTENT sebesar 7500kbps. Hasil pengujian
ditampilkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Hasil Pengujian Queue Tree

Pada Gambar 5 dapat dilihat konfigurasi queue tree yang memiliki parent
LAYANAN CONTENT diberikan Max limit sebesar 15Mbps. LAYANAN
CONTENT memiliki dua child yang diberi nama FILE CONTENT dan VIDEO
CONTENT yang masing-masing diberikan max limit 15Mbps serta limit at
sebesar 7500kbps. Dari konfigurasi tersebut pada saat dilakukan pengujian
streaming video content dan pengunduhan file content diperoleh nilai Average
Rate pada Queue Tree file content berjalan pada 7491.3 kbps. Nilai Average Rate
pada Queue Tree yang digunakan streaming berjalan pada 7481.1 kbps dengan
Max Limit 15Mbps. Hasil tersebut menjelaskan pada kondisi lalu-lintas jaringan
penuh, Limit At akan menahan nilai Average Rate sehingga berhenti pada saat
nilai Limit At terpenuhi. Pada pengujian saat kondisi lalu-lintas jaringan lengang
nilai Average Rate akan melewati Limit At dan tertahan pada nilai Max Limit.
Hasil dari pengujian yang telah dilakukan juga memberikan nilai Average Rate
yang berhenti tepat pada nilai Limit At. Hal ini menunjukkan bahwa konfigurasi
8

telah berjalan sesuai dengan perancangan yang dibuat. Bukti bahwa regular
expression telah berjalan ditunjukkan dalam Gambar 6.

Gambar 6 Hasil konfigurasi Mangle

Gambar 6 merupakan tampilan Mangle yang telah dibuat untuk menandai
paket yang masuk dan koneksi yang terjadi. VIDEO CONTENT MARK
CONNECTION memiliki action mark connection yang berfungsi menandai
koneksi yang terjadi, diberi chain prerouting yang fungsinya menandai sebelum
terjadi proses di dalam router. Mangle ini berhubungan dengan regular
expression VIDEO CONTENT. Pada saat dilakukan dokumentasi penandaan
paket tersebut tercatat bytes 2361.2 MiB dan packets 2830126. VIDEO
CONTENT MARK PACKET memiliki action mark packet yang berfungsi
menandai paket yang masuk, diberi chain forward yang fungsinya memproses
paket yang melewati router. Pada saat dilakukan dokumentasi penandaan paket
tersebut tercatat bytes 2359.8 MiB dan packets 2827414. FILE CONTENT
MARK CONNECTION memiliki action mark packet yang berfungsi menandai
paket yang masuk, diberi chain prerouting yang fungsinya menandai sebelum
terjadi proses di dalam router. Mangle ini berhubungan dengan regular
expression FILE CONTENT. Pada saat dilakukan dokumentasi penandaan paket
tersebut tercatat bytes 4290.2 MiB dan packets 5344185. Penelitian ini juga
menggunakan fitur schedule untuk melengkapi konfigurasi pengelolaan
bandwidth yang dilakukan. Hasil konfigurasi Schedule ditampilkan dalam
Gambar 7.

Gambar 7 Hasil Konfigurasi Schedule

Gambar 7 merupakan tampilan Schedule yang telah dibuat untuk
menjalankan proses pengelolaan bandwidth. Pengelolaan yang telah didefinisikan
pada regular expression layer7 dan dijalankan menggunakan Queues Tree
diaktifkan pada pukul 07.00 dan akan dinonaktifkan pada pukul 15.00. Pada saat
9

kegiatan belajar mengajar berlangsung lalu-lintas data untuk pengunduhan file
content mp3, exe, mp4, rar, iso dan streaming video akan diatur sehingga tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar yang membutuhkan koneksi internet.
Sedangkan setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, yaitu mulai pukul 15.00
pengunduhan file content dan streaming akan berjalan dengan lancar tanpa ada
pengaturan bandwidth.
5.

Simpulan

Pada saat dilakukan analisis data di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan,
permasalahan yang ditemukan adalah penggunaan bandwidth belum bisa
dikendalikan, terutama pada saat jam sekolah. Aktivitas yang mengakibatkan
penggunaan bandwidth tidak terkontrol yaitu streaming aktivitas streaming video
content serta download file mp3, exe, mp4, rar dan iso. Berdasarkan permasalahan
tersebut maka diberikan solusi dengan menggunakan Firewall Layer7, Mangle,
Queue Tree dan penggunaan Schedule. Pada regular expression Layer7 untuk
streaming video content digunakan regular expression ”http/(0\.9|1\.0|1\.1)[\x09\x0d][1-5][0-9][0-9][\x09-\x0d -~]*(content-type: video)” untuk memeriksa dan
mengelompokkan paket video content yang melewati firewall. Untuk file content
digunakan regular expression ”\\.(mp3)|.(exe)|.(mp4)|.(iso)|.(rar)” agar file content
yang masuk ke firewall bisa dperiksa dan dikelompokkan. Konfigurasi Mangle
dan Queue Tree juga harus dilakukan, karena Mangle bertugas mencocokkan dan
menandai paket yang masuk, sedangkan Queue Tree digunakan untuk melakukan
pengelolaan bandwidth.
Pada penelitian ini nilai maksimum bandwidth yang diberikan kepada
video content dan file content masing-masing sebesar 15Mbps. Selain itu juga
diberikan Limit At yang digunakan sebagai penahan agar pada saat lalu-lintas
jaringan penuh, salah satu atau dua child akan tertahan pada nilai tertentu
sehingga memberikan peluang bagi child yang lain untuk mencapai atau
mendekati nilai 15Mbps. Sebagai penjadwalan Schedule ditambahkan agar
pengelolaan bandwidth dapat diaktifkan pada saat kegiatan belajar mengajar di
SMK Telekomunikasi Tunas Harapan yaitu pada pukul 07.00 hingga 15.00 dan
dapat dinonaktifkan setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil implementasi, diperoleh hasil bahwa penggunaan bandwidth di
SMK Telekomunikasi lebih terkontrol, layanan internet yang digunakan selain
untuk kegiatan belajar mengajar pun lebih lancar. Hal tersebut dipengaruhi oleh
adanya pengelolaan bandwidth yang digunakan untuk streaming video content
dan pengunduhan file content. Maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa
penggunaan regular expression Layer7 adalah solusi untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan.

10

6.

Daftar Pustaka

[1] Riadi, Imam. 2010. Optimasi Bandwidth menggunakan Traffic Shapping.
Jurnal Informatika. Volume 4, No. 1.
[2] Riadi, Imam. 2011. Optimalisasi Keamanan Jaringan menggunakan
Pemfilteran Aplikasi Berbasis Mikrotik. JUSI. Volume 1, No. 1.
[3] Tarigan, Andrian, 2009, Bikin Gateway Murah, Mudah Pakai Mikrotik,
Jakarta: Prima Infosarana Media.
[4] Arifin, Zaenal, 2005, Langkah Mudah Membangun Jaringan Komputer,
Yogyakarta: ANDI.
[5] Towidjojo, Rendra, 2013, Mikrotik Kung Fu : Kitab 2, Jakarta : Jasakom.
[6] Herlambang, Moch. Linto, Azis Catur L., 2008, Panduan Lengkap
Menguasai Router Masa Depan Menggunakan Mikrotik RouterOS,
Yogyakarta: ANDI.
[7] Towidjojo, Rendra, 2012, Mikrotik Kung Fu : Kitab 1, Jakarta : Jasakom.

11

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24