Menjamurnya pedagang kaki lima liar meny

Latar Belakang

Jalan Prof Sudarto merupakan jalan yang menghubungkan Universitas
Diponegoro dan Polines ke Jalan Setiabudi yang merupakan jalan lintas menuju pusat
kota. Jalan Prof Sudarto ini merupakan jalan yang sangat vital bagi kegiatan perkuliahan
karena jalan ini juga menghubungkan Kampus Universitas Diponegoro dan Polines
dengan faktor pendukung kegiatan perkuliahan seperti daerah kos-kosan, penyedia jasa
fotocopy, rumah makan, dan lain-lain.
Aktivitas perdagangan dan jasa merupakan salah satu kegiatan yang dapat
menunjang perekonomian masyarakat. Aktivitas tersebut dipengaruhi oleh lokasi dan
jenis barang dagangannya. Dalam hal ini Jalan Prof Soedarto merupakan bagian dari
Kecamatan Tembalang yang adalah salah satu ruang publik yang menjadi bagian
pemekaran wilayah Kota Semarang/ kota baru, sebab dengan dibangunnya suatu
Universitas Diponegoro di wilayah Tembalang. Universitas yang berada di wilayah
tersebut dapat memicu tumbuhnya aktivitas perdagangan yang diikuti dengan
perubahan fungsi bangunan di sepanjang koridor jalan tersebut. Hal ini diperkuat
dengan semakin berkurangnya jumlah ruang terbuka yang ada, sebab telah berubah
alih fungsi menjadi kawasan terbangun.

Disekitar Jalan Prof Sudarto, hampir di setiap spot terdapat pedagan kaki lima.
Banyaknya kampus dan universitas di sekitar Tembalang menjadi satu peluang usaha

tersendiri bagi berbagai kalanngan, termasuk berbagai kalangan menengah kebawah
yang datang tidak hanya dari jawa Tengah, namun juga dari berbagai daerah di sekitar
pulau jawa madura. Dengan banyaknya kalangan mahasiswa di sekitar Tembalang
inilah, membuat tumbuhnya pedagang kaki lima yang secara linear memang juga
dibutuhkan oleh kalangan mahasiswa, karena pada umumnya segala kebutuhan
mahasiwa seperti makanan, jajanan tradisional, dan berbagai kebutuhan lainnya bisa
disediakan dan dapat di akses oleh kalangan mahasiswa dengan harga yang lebih
murah. Namun, hal yang perlu di atur dari adanya pedangan kaki lima ini adalah
masalah trotoar yang dimanfaatkan mereka untuk berjualan, sehingga mengganggu
kenyamanan para pejalan kaki, dan mengurangi keindahan Jalan Prof Sudarto tersebut.

1

1. Problem Area:
Menjamurnya pedagang kaki lima liar menyebabkan penyalahgunaan Jalan Prof
Sudarto sekitar Polines.
2. Problem Finding:
Disalahgunakannya Jalan Prof Sudarto sekitar Polines oleh pedagang kaki lima liar
menyebabkan kemacetan lalu lintas jalan sudarto.


3. Problem Statement:
Pengaruh menjamurnya bisnis kaki lima liar yang menyalahgunakan fungsi jalan
sudarto sekitar Polines menyebabkan terganggunya lau lintas Jalan Prof Sudarto.

2

Tujuan
Penelitian deskriptif dengan judul “ Penyalahgunaan Fungsi Jalan Prof Sudarto di
Area Polines” ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi Jalan Sudarto di Area Polines
yang mulai mengalami penyalahgunaan fungsi yang dapat mengakibatkan
terganggunya proses kegiatan lalu lintas di jalan tersebut
Penelitian deskriptif ini juga bertujuan untuk membuat penjelasan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan Jalan Prof Sudarto.

3

Kajian Pustaka
1.Pengertian Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi

lalulintas, yang berada permukaan tanah, diatas permukaan tanah,dibawah
permukaan tanah dan atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api dan
jalan kabel (UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan). Jalan umum adalah jalan yang
diperuntukkan bagi lalulintas umum, jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh
instansi,badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan
sendiri. Bagian-bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan
ruang pengawasan jalan :
- Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang
pengamannya.
- Ruang milik jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu diluar ruang
manfaat jalan.
- Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu diluar ruang milik jalan yang ada
dibawah pengawasan penyelenggara jalan.
1.1. Klasifikasi jalan menurut fungsinya
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalulintas umum, menurut
fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan
lingkungan.
A. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan
ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi
secara berdaya guna.

B. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul
atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi.
C. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk
tidak dibatasi.
D. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
1.2. Klasifikasi jalan menurut statusnya
Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan kedalam jalan nasional, jalan
propinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.
A. Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam system jaringan jalan
primer yang menghubungkan antar ibukota propinsi, dan jalan strategis nasional, serta
jalan tol.
B. Jalan propinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis propinsi.
C. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan
primer yang tidak termasuk pada jalan nasional dan propinsi yang


4

menghubungkan ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan,
dengan pusat kegiatan lokal.
D. Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan
dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat
permukiman yang berada dalam kota.
E. Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar
permukiman dalam desa, serta jalan lingkungan.
2.Pengertian Pedagang Kaki Lima
Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja
dagangan yang melakukan kegiatan komersial di atas daerah milik jalan (DMJ) yang
diperuntukkan untuk pejalan kaki.
Sebenarnya istilah kaki lima berasal dari masa penjajahan kolonial Belanda.
Peraturan pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun
hendaknya menyediakan sarana untuk pejalanan kaki. Lebar ruas untuk pejalan adalah
lima kaki atau sekitar satu setengah meter.
Sekian puluh tahun setelah itu, saat Indonesia sudah merdeka, ruas jalan untuk
pejalan kaki banyak dimanfaatkan oleh para pedagang untuk berjualan. Dahulu

namanya adalah pedagang emperan jalan, sekarang menjadi pedagang kaki lima.
Padahal jika merunut sejarahnya, seharusnya namanya adalah pedagang lima kaki.
Di beberapa tempat, pedagang kaki lima dipermasalahkan karena mengganggu
para pengendara kendaraan bermotor. Selain itu ada PKL yang menggunakan sungai
dan saluran air terdekat untuk membuang sampah dan air cuci. Sampah dan air sabun
dapat lebih merusak sungai yang ada dengan mematikan ikan dan
menyebabkan eutrofikasi. Tetapi PKL kerap menyediakan makanan atau barang lain
dengan harga yang lebih, bahkan sangat, murah daripada membeli di toko. Modal dan
biaya yang dibutuhkan kecil, sehingga kerap mengundang pedagang yang hendak
memulai bisnis dengan modal yang kecil atau orang kalangan ekonomi lemah yang
biasanya mendirikan bisnisnya di sekitar rumah mereka.
3.Pengertian Kemacetan Lalulintas
Kemacetan lalulintas terjadi bila ditinjau dari tingkat pelayanan jalan yaitu
pada kondisi lalulintas mulai tidak stabil, kecepatan operasi menurun relative cepat
akibat hambatan yang timbul dan kebebasan bergerak relatif kecil. Pada kondisi ini
nisbah volume-kapasitas lebih besar atau sama dengan 0,80 V C > 0,80, jika tingkat
pelayanan sudah mencapai E aliran lalulintas menjadi tidak stabil sehingga terjadilah
tundaan berat yang disebut dengan kemacetan lalulintas (Nahdalina,1998). Untuk ruas
jalan perkotaan, apabila perbandingan volume per kapasitas menunjukkan angka diatas
0,80 sudah dikategorikan tidak ideal lagi yang secara fisik dilapangan dijumpai dalam

bentuk permasalahan kemacetan lalulintas. Jadi kemacetan adalah turunnya tingkat
kelancaran arus lalulintas pada jalan yang ada, dan sangat mempengaruhi para pelaku
perjalanan, baik yang menggunakan angkutan umum maupun angkutan pribadi. Hal ini
berdampak pada ketidaknyamanan serta menambah waktu perjalanan bagi pelaku
perjalan. Kemacetan mulai terjadi jika arus lalulintas mendekati besaran kapasitas
jalan.Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu besarnya sehinggakendaraan
sangat berdekatan satu sama lain. Kemacetan total terjadi apabila kendaraan harus
berhenti atau bergerak sangat lambat (Tamin, 2000).
5

Deskripsi
Jalan Prof Sudarto sebagai salah satu fasilitas publik memiliki fungsi sebagai
sarana pendukung aktifitas publik terutama terkait dalam hal transportasi. Sebagai salah
satu pendukung aktifitas publik Jalan Prof Sudarto dituntut untuk bersih dari segala
aktifitas individu atau golongan yang dapat menyebabkan gangguan penggunaan Jalan
Sudarto bagi masyarakat pengguna salah satu fasilitas publik tersebut.
Namun dalam perkembangannya, seiring dengan menjamurnya pedang kaki
lima di Jalan Sudarto terutama disekitaran areal Polines menyebabkan penyalahgunaan
fungsi jalan ini. Alhasil hampir di setiap jam sibuk jalan ini mengalami kemacetan yang
cukup panjang sehingga mengurangi kadar fungsi fasilitas publik ini dan sangat

mengganggu ketertiban umum.

Peta Lokasi Pedagang Kaki Lima
Sumber : Wikimapia

Mahasiswa perguruan tinggi yang pada umumnya merupakan pengguna
terbesar fasilitas publik inipun seakan-akan menikmati penyalahgunaan yang telah
dilakukan oleh pedagang kaki lima. Hal ini dapat terlihat dengan ramainya pembeli yang
datang. Parahnya lagi pembeli yang datang biasanya tidak hanya datang untuk
membeli, seringkali pembeli bersantai sejenak dan memarkirkan motor dengan
sembarangan di pinggir jalan sehingga menambah permasalahan yang baru.
Permasalahan ini tentunya tidak dapat dibiarkan berkembang karena dapat
mengakibatkan kemacetan yang lebih parah lagi. Diharapkan pemerintah dalam hal ini
Pemerintah Kecamatan Tembalang untuk menindaklanjuti permasalahn ini dan semakin

6

lebih peka dengan masalah kecil seperti ini yang dapat berpotensi menyebabkan
masalah besar nantinya.
Kesimpulan

Jalan Prof Sudarto yang termasuk jalan vita di Kecamatan Tembalang
seharusnya bersih dari pedagang kaki lima yang tidak teratur dan dapat mengakibatkan
gangguan bagi pengguna jalan lainnya. Namun sekarang Jalan Prof Sudarto khususnya
di area Polines dipadati dengan pedagang kaki lima yang tidak teratur dan memakan
badan jalan.
Dampak negative dari kegiatan penyalahgunaan salah satu fasilitas
publik inipun sudah mulai terasa. Salah satu dampak negatifnya adalah macetnya Jalan
Prof Sudarto di Area Polines pada jam-jam sibuk.

7

Daftar Pustaka
1.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33769/3/Chapter%20II.pdf
Diakses 26 April 2014 Pukul 20.00
2.http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan
Diakses 26 April 2014 Pukul 20.05
3.http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagang_kaki_lima
Diakses 26 April 2014 Pukul 20.12

8