POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MEMBANGUN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI AREA JARINGAN BALI SELATAN I Gusti Ayu Mas Darwati Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra Lusia Lara Heja
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MEMBANGUN PRODUKTIVITAS
KERJA KARYAWAN DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI AREA
JARINGAN BALI SELATAN
I Gusti Ayu Mas Darwati
Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra
Lusia Lara Heja
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dwijendra
Email :[email protected]
Abstrak
Pola komunikasi organisasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penyampaian informasi dari
seorang pimpinan kepada para karyawan,yaitu meliputi sumber informasi, sebagai pusat ingatan bagi
organisasi dan penciptaan gagasan atau ide-ide agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan
perusahaan atau instansi. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pola
komunikasi organisasi yang dilakukan,faktor faktor hambatan atau kendala yang dihadapi PT.PLN
(Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali Selatan. Objek kajian dalam penelitian ini adalah
pelaksanaan pola komunikasi organisasi .Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode
wawancara dan metode dokumentasi. Metode pengolahan data yang dilakukan adalah analisisis
kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka-angka,. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
komunikasi organisasi mempunyai peranan penting untuk mencapai produktivitas kerja di PT. PLN
(Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali selatan yaitu telah melaksanakan tahap-tahap dalam pola
komunikasi organisasi yaitu meliputi pola komunikasi dari atas ke bawah, dari bawah ke atas dan
horizontal,dan faktor-faktor hambatan atau kendala-kendala yang dihadapi, walaupun masih ada
kekurangan dalam penerapan yang dilakukan di perusahaan, tetapi pola komunikasi organisasi di
perusahaan sudah berjalan dengan baik.
Kata kunci : pola komunikasi organisasi, produktivitas kerja karyawan
Abstract
The pattern of organizational communication is a very important part in delivering information from a
leader to employees, which includes the source of information, as a center of memory for the
organization and the creation of ideas or ideas in order to achieve the desired goals of the company or
agency. The problems studied in this research is how the pattern of organizational communication is
done, the factor of obstacle or constraints faced PT.PLN (Persero) Distribution Bali Area Network
South. Bali.The object of study in this research is the implementation of organizational communication
pattern. Data collection techniques used were interview method and documentation method. The
method of data processing is done is a qualitative analysis of data that is not in the form of numbers ,.
The results showed that organizational communication has an important role to achieve work
productivity in PT. PLN (Persero) Distribution Bali Area Network Bali south that has been executing
stages in the pattern of organizational communication that includes the pattern of communication from
top to bottom, from bottom to top and horizontal, and the factors of obstacles or constraints faced,
although still there is a lack of implementation in the company, but the pattern of organizational
communication in the company is running well.
Keywords: pattern of organizational communication, employee work productivity
1. PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk social di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya
memerlukan orang lain dan
membutuhkan
kelompok atau masyarakat
untuk
saling
interaksi . hal ini menunjukan proses komunikasi sebagai proses integrasi melahirkan
berbagai bentuk komponen individu dengan lainnya dalam kelompok masyrakat.
48
Upaya dalam mencapai keefektifan dalam pola komunikasi dan informasi baik dalam ruang
lingkup sebuah lembaga dengan khalayak luas membutuhkan keahlian dan memahami bentukbentuk komunikasi, sehingga terbentuknya pola komunikasi yang efektif. Agar setiap informasi
yang di terima karyawan ataupun publik dapat mrndapatkan efek terhadap informasi tersebut.
Dalam keefektifan dalam proses penyampaian pesan atau informasi dapat di pengaruhi oleh
perilaku organisasi tersebut, Sebagai individu yang menjadi anggota dari sebuah organisasi atau
lembaga tersebut.pada dasarnya keberhasilan organisasi untuk menentukan ukuran kinerja yang
tepat dan bagaimana menggunakan hasil pengukuran kinerja tersebut akan berdampak pada
produktivitas kinerja organisasi.
Pengukuran atau penilaian produktivitas organisasi atau perusahaan merupakan pengukuran
terhadap produktivitas atau prestasi kerja karyawan, yaitu sistem yang digunakan untuk menilai
dan mengetahui bahwa seseorang telah melaksanakan pekerjaanya dengan baik atau sebaliknya.
Penilaian produktivitas kerja karyawan mutlak harus di lakukan untuk mengetahui prestasi yg
dapat di capai setiap karyawan.
Pada bagian ini diuraikan aspek kajian pustaka sebagai berikut :
(1) Komunikasi
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi di adopsi dari bahasa inggris yaitu “communication”,istilah
dari bahasa latin “communicare” yang bermakna membagi sesuatu
memberikan
sebagian
untuk
sesorang,
bercakap-cakap, bertukar
ini
berasal
dengan orang lain,
pikiran,
berhubungan,
berteman, dan lain sebagainya (Hardjana,2003 : 30).
Everett
M.
Rogers
seorang
pakar
sosiologi
pedesaan
Amerika,
mendefinisikan
komunikasi adalah proses di mana suatu ide di alihkan dari sumber kepada suatu penerima
atau
lebih ,
dengan
maksud
untuk
mengubah
tingkah
laku
mereka.Definisi
ini
dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid dimana definisi baru yang
dihasilakan adalah komunikasi merupakan suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran formasi dengan satu sama lainnya, yang pada
gilirannya, akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (cangara,2010 :20).
Berbeda dengan Raymond Ross, baginya definisi komunikasi adalah proses menyortir,
memilih, dan pengiriman symbol-simbol sedimikian rupa agar membantu penerima pesan
membangkitkan respons atau makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh
komunikator.
Unsur – Unsur Komunikasi
Dalam ilmu pengetahuan unsur atau elemen adalah konsep yang dipakai untuk membangun
suatu ilmu pengetahuan. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada
orang lain dengan tujuan untuk memengaruhi pengetahuan atau perilaku seseorang. Dari
pengertian komunikasi yang sederhana ini, maka bisa dikatakan bahwa suatu proses komunikasi
49
tidak akan bisa berlangsung tanpa didukung oleh unsur-unsur: pengirim (source), pesan
(message), saluran/media (channel), penerima (receiver), dan akibat/pengaruh (effect). Unsurunsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi. (Cangara,2012:25).
Jenis Komunikasi
Dikutip dari bukunya Hafied Cangara (2010:9), para pakar mengkalasifikasikan tipe
komunikasi berdasarkan sudut pandang masing-masing menurut pengalaman dan bidang
studinya. Misalnya kelompok sarjana komunikasi amerika yang menulis buku human
communication (1980) membagi komunikasi atas lima macam tipe, yaitu komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication), komunikasi kelompok kecil (small group
communication), komunikasi organisasi (organizational communication), komunikasi massa
(mass communication), dan komunikasi public ( public communication).
Beberapa sarjana komunikasi aliran Eropa hanya membagi komunikasi menjadi 2 macam ,
yakni Komunikasi Antarpribadi dan Komunikasi Massa. Ada pula kalangan di Indonesia yang
membagi komunikasi atas komunikasi massa dan kommunikasi social (Hafied cangara,2010 :30).
Proses Komunikasi
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan dari
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa berupa gagasan, informasi,
opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya.Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian,
keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang timbul
dari lubuk hati. Yang menjadi permasalahan ialah bagaimana caranya agar “gambaran dalam
benak” dan “isi kesadaran” pada komunikator itu dapat dimengerti, diterima dan bahkan
dilakukan oleh komunikan (Effendy, 2005:11).
Dalam proses komunikasi tersebut, kewajiban seorang komunikator adalah mengusahakan
agar pesan-pesannya dapat diterima oleh komunikan sesuai dengan kehendak pengirim. Model
proses komunikasi secara umum dapat memberikan gambaran kepada pengelola organisasi,
bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap anggota/stakeholder nya melalui desain dan
implementasi komunikasi. Dalam hal ini, pengirim atau sumber pesan bisa individu atau berupa
organisasi sebagaimana dapat dilihat dalam gambar proses komunikasi di bawah ini:
50
Berdasarkan pada bagan atau gambar proses komunikasi tersebut, suatu pesan,
sebelum dikirim, terlebih dahulu disandikan (encoding) ke dalam simbol-simbol yang dapat
menggunakan pesan yang sesungguhnya ingin disampaikan oleh pengirim. Apapun simbol
yang dipergunakan, tujuan utama dari pengirim adalah menyediakan pesan dengan suatu cara
yang dapat memaksimalkan kemungkinan dimana penerima dapat menginterpretasikan
maksud yang diinginkan pengirim dalam suatu cara yang tepat. Pesan dari komunikator akan
dikirimkan kepada penerima melaui suatu saluran atau media tertentu. Pesan yang di terima
oleh penerima melalui simbol-simbol, selanjutnya akan ditransformasikan kembali (decoding)
menjadi bahasa yang dimengerti sesuai dengan pikiran penerima sehingga menjadi pesan
yang diharapkan.
Fungsi Komunikasi
William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:530) mengkategorikan
fungsi
komunikasi menjadi empat, yaitu:
(1) Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa
komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan hubungan orang lain.
(2) Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.Perasaanperasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal.Perasaan
sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku
nonverbal.Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala
anaknya.Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan
tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau
penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.
(3) Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan
sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara
kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam
acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat
simbolik.Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci,
naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda,
perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual.
51
(4) Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan,
mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Faktor-faktor Penghambat Komunikasi
(1) Hambatan sosio-antro-psikologis
Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Ini berarti bahwa komunikator
harus memperhatikan situasi ketika komunikasi dilangsungkan, sebab situasi amat
berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi, terutama situasi yang berhubungan dengan
faktor-faktor sosiologis-antropologis-psikologis.
(2) Hambatan Sematik
Jika hambatan sosiologis-antropologis-psikologis terdapat pada pihak komunikan, maka
hambatan semantis terdapat pada diri komunikator.Faktor semantis menyangkut bahasa
yang dipergunakan komunikator sebagai “alat” untuk menyalurkan pikiran dan
perasaannya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasinya, seorang komunikator
harus benar-benar memperhatikan gangguan semantis ini, sebab salah ucap atau salah
tulis dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir
(misinterpretation), yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi
(miscomunication).
(3) Hambatan mekanis
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Banyak contoh yang kita alami dalam kehiduan sehari-hari; suara telepon
yang krotokan, ketika huruf yang buram pada surat, suara yang hilang-muncul pada
pesawat radio, berita surat kabar yang sulit dicari sambungan kolomnya, gambar yang
meliuk-liuk pada pesawat televisi, dan lain-lain.
(4) Hambatan Ekologis
Hambatan ekologis terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap proses
berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungannya. Contoh hambatan
ekologis adalah suara riuh orang-orang atau kebisingan lalu-lintas, suara hujan atau petir,
suara
pesawat
terbang
lewat,
dan
lain-lain
pada
saat
komunikator
sedang
berpidato. (Effendy, 1986 : 16).
Komunikasi Organisasi
Pengertian Komunikasi Organisasi
Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan
organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington
dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai
52
sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia
melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi
organisasi sebagai berikut: fungsi perintah; fungsi relasional; fungsi manajemen ambigu :
a)
Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai hak dan
kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah.
Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung
dalam organisasi tersebut.
b) Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota
menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota
organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kenirja pekerjaan (job
performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi kebawah
maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah.
Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika
anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi
diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih
memacu konflik, kurang ditaati, dsb.
c)
Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering
dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena
pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri
sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan
tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk
mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi.
Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami
situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.
Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasi
Henry Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill University di MontrealKanada, menyatakan wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga
peranan: peranan antarpersona; peranan informasi; dan peranan memutuskan :
Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal :
(1) Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi, membuat seorang
manajer melakuan tugas yang bersifat keupacaraan. Karena ia merupakan seorang
tokoh, maka selain memimpim berbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh
pihak luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini seorang manajer
berkesempatan untuk memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dll.
53
(2) Peranan pemimpin. Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas
lancar-tidaknya
pekerjaan
yang
dilakukan
bawahannya.
Beberapa
kegiatan
bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen:
penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan,
dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan
kepemimpinannya, antara lain memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk
melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, maka ia harus mampu melaksanakan
komunikasi secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer
berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan
tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja
seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.
(3) Peranan penghubung. Dalam peranan sebaga penghubung, seorang manajer
melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik
secara formal maupun secara tidak formal
Peranan informasi.
Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia mengembangkan
pusat informasi bagi kepentingan organisasinya. Peranan informasional meliputi perananperanan sebagai berikut:
(1) Peranan monitor. Dalam melakukan peranannya sebagai monitor, manajer memandang
lingkungan sebagai sumber informasi. Ia mengajukan berbagai ertanyaan kepada rekanrekannya atau kepada bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka tanpa
diminta berkat kontak pribadinya yang selalu dibinanya.
(2) Peranan penyebar. Dalam peranannya sebagai penyebar ia menerima dan menghimpun
informasi dari luar yang penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemuian
disebarkan kepada bawahannya.
(3) Peranan juru bicara. Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung, yakni
dalam hal mengkomunikasikan informasi kepada khalayak luar. Perbedaannya ialah dalam
hal caranya: jika dalamperanannya sebagai penghubung ia menyampaikan informasi
secara antarpribadi dan tidak selalu resmi, namun dalam perananya sebagai juru bicara
tidak selamanya secara kontak pribadi, tetapi selalu resmi. Dalam peranannya sebagai juru
bicara itu ia juga harus mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang
berpengaruh yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya. Kepada khalayak di
luar organisasinya ia memberikan informasi dalam rangka pengembangan organisasinya.
Ia meyakinkan khalayak bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggung
jawab sosial sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan pula para pejabat pemerintah bahwa
organisasinya berjalan sesuai dengan peratruran sebagaimana harusnya.
54
Peranan memutuskan.
Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting dalam sistem pengambilan
keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang dicakup pada peranan ini :
(1) Peranan wiraswasta. Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan
mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa
memandang ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul,
maka ia mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang iawasinya
sendiri atau didelegasikannya kepad bawahannya.
(2) Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi
setiap tekanan yang menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para pelanggan
menghilang, dsb.
(3) Peranan penentu sumber. Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan
pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana
pembagian pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai
pengambilan
keputusan
penting
sebelum
implementasi
dijalankan.
Dengan
kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan yang
berkaitan semuanya berjalan melalui pemikran tunggal.
(4) Peranan perunding. Manajer melakukan peranan perunding bukan saja mengenai halhal yang resmi dan langsung berhubungan dengan organisasi, melainkan juga tentang
hal-hal yang tidak resmi dan tidak langsung berkaitan dengan kekaryaan. Bagi
manajer, perundingan merupakan gaya hidup karena hanya ialah yang mempunyai
wewenang untuk menanggapi sumber-sumber organisasional pada waktu yang tepat,
dan hanya ialah yang merupakan pusat jaringan informasi yang sangat diperlukan bagi
perundingan yang penting.
c. Pola Komunikasi Organisasi
Secara umum pola komunikasi organisasi dapat dibedakan
ke dalam saluran
komunikasi formal dan nonformal (Purwanto,2003)
Saluran Komunikasi Formal
Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi
organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan komunikasi formal.
Saluran ini merupakan komunikasi yang didukung dan mungkin dikendalikan oleh
manager.Komunikasi formal dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu komunikasi dari
atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi
diagonal.
Saluran komunikasi Nonformal
55
Muhammad (2004) menjelaskan komunikasi nonformal mengalir tanpa tanpa
memperhatikan posisi, kalaupun ada sedikit, komunikasi nonformal ini menyebabkan
informasi pribadi muncul dari interaksi di antara orang-orang dan mengalir ke seluruh
organisasi tanpa dapat diperkirakan. Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan istilah
komunikasi kabar angin di katakan sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang
ke orang, yang tidak dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi formal.
Produktivitas kerja
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (1995:281) produktivitas adalah sebuah konsep yang
menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan sumber (jumlah
tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil
tersebut. Sedangkan George J. Washinis (Rusli Syarif,1991:1) memberi pendapat bahwa
“Produktivitas mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna dan hasil guna. Daya guna
menggambarkan tingkat sumber-sumber manusia, dana, dan alam yang diperlukan untuk
mengusahakan hasil tertentu, sedangkan hasil guna menggambarkan akibat dan kualitas dari
hasil yang diusahakan.”
2. METODE PENELITIAN
Alasan Pemilihan Lokasi penelitian
Penelitian ini di lakukan di PT.PLN (Persero) area Jaringan Bali Selatan beralamat di
jalan sudirman No.02 sudirman. Penentuan lokasi penelitian ini karena berdasarkan
pertimbangan bahwa Organisasi PLN area bali selatan merupakan bagian dari organisasi
besar yang berkewajiban memberi pelayanan optimal kepada masyarakat karena itu di
perlukan karyawan-karyawan yang mempunyai produktivitas kerja.
Pendekatan dan Rancangan Penelitian.
Pendekatan Penelitian
Di dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Secara harafiah, sesuai
dengan namanya, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur kuantatif, perhitungan statistik atau bentuk cara-cara lainnya yang
menggunakan ukuran angka (Straos, 1997 : 33). Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan
dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat di balik fakta. Kualitas, nilai atau
makna hanya dapat di ungkapkan dan di jelaskan melalui linguistik, bahasa atau katakata.Oleh karena itu bentuk data yang di gunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor
atau nilai, peringkat atau frekuensi, yang biasanya di analisis dengan menggunakan
perhitungan matematik atau statis.
Rancangan penelitian
Rancangan penelitian menurut Furchan A (2004 : 72) adalah rencana dan struktur
dan penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab
56
pertanyaan penelitian. Maka rancangan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan study kasus. Dasar penggunaan study kasus karena bermaksud menguraikankan
secara mendalam dan rinci terhadap fenomena yang diteliti pada tempat penelitian.
Identifikasi dan definisi konsep
1) Identifikasi Konsep
a. Pola Komunikasi Organisasi
b. Produktivitas Kerja Karyawan
2) Definisi konsep
a.
Pola Komunikasi Organisasi
b.
Produktivitas Kerja Karyawan
Subyek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalahinforman sebagai narasumber yang
berjumlah 3 orang yaitu
1)
Ibu Meta Fransiska (jabatan sebagai manager area Jaringan Bali Selatan)
2) Bapak I Made Mahayana Wira Persada (jabatan sebagai Supervisor Administrasi
Umum)
3) Bapak I Ketut Sukadana ( jabatan sebagai staff Karyawan)
Sumber Data
Menurut sumbernya, data dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu data intern dan
data ekstern. Data intern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari dalam suatu
instansi. Sedangkan data ekstern adalah data yang bersumber dari luar organisasi.
(Boediono, 2002 : 7)
Teknik wawancara
Menurut Esterberg (Sugiyono, 2011 :317-321), wawancara adalah pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Menurut Sugiyono (2011:317), teknik wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap
muka maupun dengan menggunakan telepon.
Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan,gambar,atau karya-karya monumental dari seseorang.Dokumen yang
berbentuk tulisan,misalnya catatan harian,sejarah kehidupan, peraturan dan kebijakan
Teknik Analisis Data
Berdasarkan pada tipe pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif, maka teknik
analis data yang dipergunakan adalah teknik analis data deskriptif.Teknik analis data
deskriptif bermakna teknik analisis yang dimulai dengan melakukan observasi spesifik
57
menujui terbentuknya pola umum.Peneliti berusaha memahami berbagai hubungan antara
dimensi atau variabel yang muncul dari data-data yang ditemukan.Prosesnya adalah dimulai
dari pengumpulan data serta analisis dan penafsiran data baik dari responden, buku dan juga
narasumber, dan kemudian diolah secara sistematis.
3. HASIL PENELITIAN
1) Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Sejarah Singkat PT.PLN (Persero) Distribusi Bali
Seiring dengan perjalanan waktu, PLN Distribusi Bali dalam usahanya untuk
meningkatkan efektivitas pelayanan kepada pelanggan serta untuk mengantisipasi
perkembangan kelistrikan yang semakin pesat, maka PLN Distribusi Bali beberapakali
mengadakan perubahan nama dan struktur organisasi sehinggga dirasa lebih pas dengan
tuntutan pelanggan dan tuntutan zaman.
Sebelum di namakan PLN Distribusi Bali seperti sekarang ini, awalnya adalah PLN
Exploitas VIII kemudian berubah menjadi PLN Exploitas XI dan selanjutnya PLN Wilayah
XI.Saat itu wilayah kerja PLN Wilayah XI meliputi 4 propinsi yaitu Propinsi Bali, NTB, NTT
dan Timor-Timur. Susunan organisasi dan tata kerja PT PLN (Persero) Wilayah XI,
berdasarkan keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.079.K/010/DIR/1999 tangggal 20 April
1999 terdiri dari 1 pimpinan Wilayah (unsur pimpinan); 5 Deputi Bidang (unsur pembantu
pimpinan); 1 Kepala Kontrol Intern (unsur pengawasan) dan 8 Unit Cabang serta 1 Unit
Pengatur Distribusi (unsur pelaksana). Di Propinsi Bali ada 2 Unit Cabang dan 1 unit UPD,
NTB ada 3 unit Cabang, NTT ada 2 Unit Cabang dan Timor-Timur ada 1 unit Cabang.
Dua
tahun
kemudian
terbit
Keputusan
Direksi
PT
PLN
(persero)
No.32.K/101/DIR/2010 tanggal 20 Febuari 2001 tentang : Organisasi PT. PLN (Persero) Unit
Bisnis Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tengggara Timur.
b. VISI DAN MISI
a)
Visi:
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh-kembang Unggul dan
Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi insani.
b)
Misi:
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan,anggota perusahaan dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
c.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
58
Motto PLN : Listrik untuk kehidupan yang lebih baik
Penerapan Nilai-Nilai:
- Saling percaya,
- Integritas,
- Peduli,
- Pembelajar
2) Pola Komunikasi Organisasi Dalam Membangun Produktivitas Kerja Karyawan
a.
Komunikasi Dari Atas Ke Bawah
1) Cara Atasan Dalam Memberi Ide Atau Gagasan Agar Terbangun
Produktivitas Kerja.
Pimpinan yang baik selalu bisa menciptakan suasana yang kondusif di lingkungan
kerja, sehingga karyawan merasa nyaman dan betah bekerja bersama pimpinannya dan
dengan sendirinya memiliki kesediaan untuk menampilkan performa kerja terbaiknya.
salah satu cara atasan dalam memberi ide adalah saat rapat semua staff diikutkan.
komunikasi yang efektif antar kelompok atau individu di PT. PLN (Persero) Distribusi
Bali Area Jaringan Bali Selatan adalah dengan rapat.
2) Bentuk-Bentuk Instruksi Yang Diberikan Kepada Bawahan.
Bentuk bentuk instruksi di PT.PLN (Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali
Selatan adalah sebagai berikut :
(1) bentuk instruksi kerja secara tertulis
Dalam dunia kerja PT. PLN(Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali Selatan,
instruksi atau perintah sudah menjadi bagian keseharian dalam proses kerja
sekaligus menjadi jaminan keberlangsungan kerja yang diwarnai oleh pola
hubungan manusia secara hierarki. Perintah sering menjadi acuan pekerjaan, bahkan
roda penggerak agar manusia selalu melakukan pekerjaan karena perintah itu sendiri
adalah awal tindakan atau pedoman kerja.
3) Cara Atasan Dalam Memberi Pujian Atau Penghargaan Kepada Bawahan Yang Memiliki
Produktivitas Kerja Yang Baik.
4) Cara Atasan Dalam Memberi Petunjuk Kerja Kepada Bawahan
5) Cara Atasan Membantu Bawahan Yang Mengalami Masalah Dalam Pekerjaannya.
b. Pola Komunikasi Dari Bawah Ke Atas
1. Cara Karyawan Menyampaikan Laporan Kerja Kepada Atasan
Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali Selatan memiliki 2 bentuk
cara menyampaikan laporan kerja kepada atasan
2. Cara Karyawan Jika Bermaksud Mengajukan Ide Atau Gagasan Kepada Atasan
3. Cara Karyawan Memberi Masukkan Dengan Kritik
59
4. Cara Melaporkan Hasil Kerja Atau Produktivitas Yg Di Capai
c. Komunikasi Horizontal
1) Peran atau partisipan antara bagian mencari solusi yang di hadapi perusahaan Dari setiap
bagian akan mengemukakan permasalahannya.
2) Cara berbagi informasi antar karyawan atau antar bagian dalam perusahaan.
3) Cara Menangani Konflik Antar Karyawan
4) Cara Menbangun Interaksi Atau Iklim Organisasi Yg Kondusif Antar Bagian (Informal).
3) Faktor-Faktor Hambatan Komunikasi
a. Pola Komunikasi Dari Atas Ke Bawah
Hambatan-hambatan pada pihak atasan PT.PLN (Persero) Distribusi Bali Area Jaringan
Bali selatan adalah kurangnya waktu karena Mendengarkan itu memakan waktu,.Hal
demikian membuat pemimpin sukar sekali menyediakan waktu untuk diskusi.
b. Pola Komunikasi Dari Bawah Ke Atas
Hambatan-hambatan komunikasi dari pihak bawahan di PT.PLN (Persero) Distribusi Bali
Area Jaringan Bali Selatan adalah Keterbatasan pengetahuan.Hambatan pengetahuan
sering mempersulit komunikasi dari bawahan ke atasan.
c. Pola Komunikasi Horizontal
Untuk saat ini komunikasi Horizontal antar bagian atau antar karyawan di PT. PLN
(Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali Selatan berjalan dengan baik dan lantar serta
tidak ada batasnya.
4. PENUTUP
Simpulan
1) Pola Komunikasi Organisasi Dalam Membangun Produktivitas Kerja Karyawan Di PT. PLN
(Persero) Distibusi Bali Area Jaringan Bali Selatan adalah sebagai berikut :
a) Pola komunikasi dari atas ke bawah di PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Area Jaringan
Bali Selatan sudah berjalan dengan baik dimana sudah di lakukan cara-cara dan bentukbentuk instruksi untuk membangun produktivitas kerja meliputi, cara atasan dalam
memberi ide atau gagasan agar terbangun
produktivitas kerja, bentuk-bentuk instruksi
yang diberikan kepada bawahan, cara atasan dalam memberi pujian atau penghargaan
kepada bawahan, cara atasan dalam memberi petunjuk kerja kepada bawahan, serta cara
atasan membantu bawahan yang mengalami masalah dalam pekerjaannya. Tujuannya
adalah membantu mengurangi komunikasi desa-desus (rumor) agar dapat menumbuhkan
suasana kerja yang menyenangkan , dan secara tidak langsung meningkatkan produktivitas
kerja. Jika komunikasi ke bawah lancar , motivasi bawahan untuk bekerja menjadi lebih
baik dan efisien.
60
b) Pola komunikasi dari bawah ke atas di PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Area Jaringan
Bali Selatan sudah sesuai dengan kegiatan prosedural yang merupakan bagian dari struktur
organisasi. Bentuknya antara lain pelaporan kegiatan, penyampaian gagasan, dan
penyampaian informasi yang menyangkut masalah-masalah pekerjaan. Bisa di lakukan
secara langsung atau secara tertulis. Kepada semua karyawan didorong untuk tidak segansegan menyampaikan hal apapun kepada atasan sejauh dalam kerangka pengembangan
perusahaan.
c) Pola komunikasi horizontal di PT PLN (Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali
Selatan mempunyai fungsi untuk menginformasikan juga untuk meminta dukungan dan
mengkoordinasikan aktivitas. Komunikasi horizontal diperlukan untuk menghemat waktu
dan memudahkan koordinasi sehingga mempercepat tindakan, Memperbaiki koordinasi
tugas, Saling berbagi informasi, Upaya pemecahan konflik Membina hubungan melalui
kegiatan bersama.
2)
Hambatan Pola Komunikasi Organisasi Dalam Membangun Produktivitas Kerja
Karyawan Di PT. PLN (Persero) Distibusi Bali Area Jaringan Bali Selatan adalah sebagai
berikut :
a)
Faktor-faktor Hambatan komunikasi dari atas ke bawah di PT PLN (Persero)
Distribusi Bali Area Jaringan Bali Selatan adalah kurangnya waktu dan Kurangnya
kesediaan mendengarkan.
b)
Faktor-faktor hambatan komunikasi dari bawah ke atas di PT PLN (Persero)
Distibusi Bali Area Jaringan Bali Selatan adalah sebagai berikut: Keterbatasan
pengetahuan.
Saran
1) Di sarankan dalam hal ini agar penerapan pola komunikasi di PT. PLN (Persero) Distribusi
Bali Area Jaringan Bali Selatan harus lebih bermusyawarah dan tidak bersifat individual
dalam penyampaian usulan atau ide yang membangun guna pencapaian tujuan perusahaan
dan sarana dan prasarana pengembangan harus lebih ditingkatkankan guna meningkatkan
kualitas karyawan dalam bekerja.
2) Untuk meminimalisir penghambat dalam berkomunikasi, disarankan pemimpin dapat
menyesuaikan dengan bawahannya. Penggunaan kalimat yang sederhana lebih memudahkan
bawahan dalam menerima informasi dari atasan.
3) Untuk mengatasi hambatan-hambatan pada proses komunikasi dialogis antara pemimpin dan
karyawan, maka sorang pemimpin harus dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat
sesuai kondisi perusahaan
5. DAFTAR PUSTAKA
61
Bambang Kussriyanto, Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan, Edisi II, Penerbit LPPM
dan PT. Pusataka Binaan, Jakarta, 1986.
Cangara,2012. Komponen atau Elemen Komunikasi. Jakarta, Erlangga
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) .Komunikasi organisasi. PT. Remaja
Effendy, Onong Uchana, 2002. lmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.Hassibuan,
H. Melayu S.P, 2008.
Everet M. Rogers. 2000. Communication in Organization. Jakarta. Rineka Cipta
Joseph A. De Vito. 1982. Communicology. University of New York
Khomsahrial.Romli, 2011. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta : PT Grasindo
Mayangdarany,Nindya,2009.skripsi Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi Dengan
Lingkungan Kerja Produktif, Bogor.
Melayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktivitas, Bumi Aksara
Putra, Jakarta, 1996
Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mulyana, Dedy 2005, Ilmu Komunikasi : suatu pengantar, Bandung, Remaja.Rosdakarya.
Onong Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya.
R.Wayne.M Pace, Don F.Faules,2001,komunikasi organisasi.
Pace, R Wayne dan Faules Don F. 2006. Komunikasi Organisasi. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Wilbur Schramm.1992. How Communication Works. PT. Remaja
Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Wiiasarana Indonesia.
Wursanto. Ig.2002. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi
62
KERJA KARYAWAN DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI AREA
JARINGAN BALI SELATAN
I Gusti Ayu Mas Darwati
Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra
Lusia Lara Heja
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dwijendra
Email :[email protected]
Abstrak
Pola komunikasi organisasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penyampaian informasi dari
seorang pimpinan kepada para karyawan,yaitu meliputi sumber informasi, sebagai pusat ingatan bagi
organisasi dan penciptaan gagasan atau ide-ide agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan
perusahaan atau instansi. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pola
komunikasi organisasi yang dilakukan,faktor faktor hambatan atau kendala yang dihadapi PT.PLN
(Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali Selatan. Objek kajian dalam penelitian ini adalah
pelaksanaan pola komunikasi organisasi .Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode
wawancara dan metode dokumentasi. Metode pengolahan data yang dilakukan adalah analisisis
kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka-angka,. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
komunikasi organisasi mempunyai peranan penting untuk mencapai produktivitas kerja di PT. PLN
(Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali selatan yaitu telah melaksanakan tahap-tahap dalam pola
komunikasi organisasi yaitu meliputi pola komunikasi dari atas ke bawah, dari bawah ke atas dan
horizontal,dan faktor-faktor hambatan atau kendala-kendala yang dihadapi, walaupun masih ada
kekurangan dalam penerapan yang dilakukan di perusahaan, tetapi pola komunikasi organisasi di
perusahaan sudah berjalan dengan baik.
Kata kunci : pola komunikasi organisasi, produktivitas kerja karyawan
Abstract
The pattern of organizational communication is a very important part in delivering information from a
leader to employees, which includes the source of information, as a center of memory for the
organization and the creation of ideas or ideas in order to achieve the desired goals of the company or
agency. The problems studied in this research is how the pattern of organizational communication is
done, the factor of obstacle or constraints faced PT.PLN (Persero) Distribution Bali Area Network
South. Bali.The object of study in this research is the implementation of organizational communication
pattern. Data collection techniques used were interview method and documentation method. The
method of data processing is done is a qualitative analysis of data that is not in the form of numbers ,.
The results showed that organizational communication has an important role to achieve work
productivity in PT. PLN (Persero) Distribution Bali Area Network Bali south that has been executing
stages in the pattern of organizational communication that includes the pattern of communication from
top to bottom, from bottom to top and horizontal, and the factors of obstacles or constraints faced,
although still there is a lack of implementation in the company, but the pattern of organizational
communication in the company is running well.
Keywords: pattern of organizational communication, employee work productivity
1. PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk social di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya
memerlukan orang lain dan
membutuhkan
kelompok atau masyarakat
untuk
saling
interaksi . hal ini menunjukan proses komunikasi sebagai proses integrasi melahirkan
berbagai bentuk komponen individu dengan lainnya dalam kelompok masyrakat.
48
Upaya dalam mencapai keefektifan dalam pola komunikasi dan informasi baik dalam ruang
lingkup sebuah lembaga dengan khalayak luas membutuhkan keahlian dan memahami bentukbentuk komunikasi, sehingga terbentuknya pola komunikasi yang efektif. Agar setiap informasi
yang di terima karyawan ataupun publik dapat mrndapatkan efek terhadap informasi tersebut.
Dalam keefektifan dalam proses penyampaian pesan atau informasi dapat di pengaruhi oleh
perilaku organisasi tersebut, Sebagai individu yang menjadi anggota dari sebuah organisasi atau
lembaga tersebut.pada dasarnya keberhasilan organisasi untuk menentukan ukuran kinerja yang
tepat dan bagaimana menggunakan hasil pengukuran kinerja tersebut akan berdampak pada
produktivitas kinerja organisasi.
Pengukuran atau penilaian produktivitas organisasi atau perusahaan merupakan pengukuran
terhadap produktivitas atau prestasi kerja karyawan, yaitu sistem yang digunakan untuk menilai
dan mengetahui bahwa seseorang telah melaksanakan pekerjaanya dengan baik atau sebaliknya.
Penilaian produktivitas kerja karyawan mutlak harus di lakukan untuk mengetahui prestasi yg
dapat di capai setiap karyawan.
Pada bagian ini diuraikan aspek kajian pustaka sebagai berikut :
(1) Komunikasi
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi di adopsi dari bahasa inggris yaitu “communication”,istilah
dari bahasa latin “communicare” yang bermakna membagi sesuatu
memberikan
sebagian
untuk
sesorang,
bercakap-cakap, bertukar
ini
berasal
dengan orang lain,
pikiran,
berhubungan,
berteman, dan lain sebagainya (Hardjana,2003 : 30).
Everett
M.
Rogers
seorang
pakar
sosiologi
pedesaan
Amerika,
mendefinisikan
komunikasi adalah proses di mana suatu ide di alihkan dari sumber kepada suatu penerima
atau
lebih ,
dengan
maksud
untuk
mengubah
tingkah
laku
mereka.Definisi
ini
dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid dimana definisi baru yang
dihasilakan adalah komunikasi merupakan suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran formasi dengan satu sama lainnya, yang pada
gilirannya, akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (cangara,2010 :20).
Berbeda dengan Raymond Ross, baginya definisi komunikasi adalah proses menyortir,
memilih, dan pengiriman symbol-simbol sedimikian rupa agar membantu penerima pesan
membangkitkan respons atau makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh
komunikator.
Unsur – Unsur Komunikasi
Dalam ilmu pengetahuan unsur atau elemen adalah konsep yang dipakai untuk membangun
suatu ilmu pengetahuan. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada
orang lain dengan tujuan untuk memengaruhi pengetahuan atau perilaku seseorang. Dari
pengertian komunikasi yang sederhana ini, maka bisa dikatakan bahwa suatu proses komunikasi
49
tidak akan bisa berlangsung tanpa didukung oleh unsur-unsur: pengirim (source), pesan
(message), saluran/media (channel), penerima (receiver), dan akibat/pengaruh (effect). Unsurunsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi. (Cangara,2012:25).
Jenis Komunikasi
Dikutip dari bukunya Hafied Cangara (2010:9), para pakar mengkalasifikasikan tipe
komunikasi berdasarkan sudut pandang masing-masing menurut pengalaman dan bidang
studinya. Misalnya kelompok sarjana komunikasi amerika yang menulis buku human
communication (1980) membagi komunikasi atas lima macam tipe, yaitu komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication), komunikasi kelompok kecil (small group
communication), komunikasi organisasi (organizational communication), komunikasi massa
(mass communication), dan komunikasi public ( public communication).
Beberapa sarjana komunikasi aliran Eropa hanya membagi komunikasi menjadi 2 macam ,
yakni Komunikasi Antarpribadi dan Komunikasi Massa. Ada pula kalangan di Indonesia yang
membagi komunikasi atas komunikasi massa dan kommunikasi social (Hafied cangara,2010 :30).
Proses Komunikasi
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan dari
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa berupa gagasan, informasi,
opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya.Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian,
keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang timbul
dari lubuk hati. Yang menjadi permasalahan ialah bagaimana caranya agar “gambaran dalam
benak” dan “isi kesadaran” pada komunikator itu dapat dimengerti, diterima dan bahkan
dilakukan oleh komunikan (Effendy, 2005:11).
Dalam proses komunikasi tersebut, kewajiban seorang komunikator adalah mengusahakan
agar pesan-pesannya dapat diterima oleh komunikan sesuai dengan kehendak pengirim. Model
proses komunikasi secara umum dapat memberikan gambaran kepada pengelola organisasi,
bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap anggota/stakeholder nya melalui desain dan
implementasi komunikasi. Dalam hal ini, pengirim atau sumber pesan bisa individu atau berupa
organisasi sebagaimana dapat dilihat dalam gambar proses komunikasi di bawah ini:
50
Berdasarkan pada bagan atau gambar proses komunikasi tersebut, suatu pesan,
sebelum dikirim, terlebih dahulu disandikan (encoding) ke dalam simbol-simbol yang dapat
menggunakan pesan yang sesungguhnya ingin disampaikan oleh pengirim. Apapun simbol
yang dipergunakan, tujuan utama dari pengirim adalah menyediakan pesan dengan suatu cara
yang dapat memaksimalkan kemungkinan dimana penerima dapat menginterpretasikan
maksud yang diinginkan pengirim dalam suatu cara yang tepat. Pesan dari komunikator akan
dikirimkan kepada penerima melaui suatu saluran atau media tertentu. Pesan yang di terima
oleh penerima melalui simbol-simbol, selanjutnya akan ditransformasikan kembali (decoding)
menjadi bahasa yang dimengerti sesuai dengan pikiran penerima sehingga menjadi pesan
yang diharapkan.
Fungsi Komunikasi
William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:530) mengkategorikan
fungsi
komunikasi menjadi empat, yaitu:
(1) Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa
komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan hubungan orang lain.
(2) Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.Perasaanperasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal.Perasaan
sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku
nonverbal.Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala
anaknya.Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan
tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau
penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.
(3) Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan
sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara
kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam
acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat
simbolik.Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci,
naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda,
perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual.
51
(4) Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan,
mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Faktor-faktor Penghambat Komunikasi
(1) Hambatan sosio-antro-psikologis
Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Ini berarti bahwa komunikator
harus memperhatikan situasi ketika komunikasi dilangsungkan, sebab situasi amat
berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi, terutama situasi yang berhubungan dengan
faktor-faktor sosiologis-antropologis-psikologis.
(2) Hambatan Sematik
Jika hambatan sosiologis-antropologis-psikologis terdapat pada pihak komunikan, maka
hambatan semantis terdapat pada diri komunikator.Faktor semantis menyangkut bahasa
yang dipergunakan komunikator sebagai “alat” untuk menyalurkan pikiran dan
perasaannya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasinya, seorang komunikator
harus benar-benar memperhatikan gangguan semantis ini, sebab salah ucap atau salah
tulis dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir
(misinterpretation), yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi
(miscomunication).
(3) Hambatan mekanis
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Banyak contoh yang kita alami dalam kehiduan sehari-hari; suara telepon
yang krotokan, ketika huruf yang buram pada surat, suara yang hilang-muncul pada
pesawat radio, berita surat kabar yang sulit dicari sambungan kolomnya, gambar yang
meliuk-liuk pada pesawat televisi, dan lain-lain.
(4) Hambatan Ekologis
Hambatan ekologis terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap proses
berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungannya. Contoh hambatan
ekologis adalah suara riuh orang-orang atau kebisingan lalu-lintas, suara hujan atau petir,
suara
pesawat
terbang
lewat,
dan
lain-lain
pada
saat
komunikator
sedang
berpidato. (Effendy, 1986 : 16).
Komunikasi Organisasi
Pengertian Komunikasi Organisasi
Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan
organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington
dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai
52
sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia
melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi
organisasi sebagai berikut: fungsi perintah; fungsi relasional; fungsi manajemen ambigu :
a)
Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai hak dan
kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah.
Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung
dalam organisasi tersebut.
b) Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota
menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota
organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kenirja pekerjaan (job
performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi kebawah
maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah.
Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika
anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi
diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih
memacu konflik, kurang ditaati, dsb.
c)
Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering
dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena
pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri
sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan
tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk
mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi.
Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami
situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.
Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasi
Henry Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill University di MontrealKanada, menyatakan wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga
peranan: peranan antarpersona; peranan informasi; dan peranan memutuskan :
Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal :
(1) Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi, membuat seorang
manajer melakuan tugas yang bersifat keupacaraan. Karena ia merupakan seorang
tokoh, maka selain memimpim berbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh
pihak luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini seorang manajer
berkesempatan untuk memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dll.
53
(2) Peranan pemimpin. Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas
lancar-tidaknya
pekerjaan
yang
dilakukan
bawahannya.
Beberapa
kegiatan
bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen:
penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan,
dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan
kepemimpinannya, antara lain memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk
melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, maka ia harus mampu melaksanakan
komunikasi secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer
berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan
tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja
seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.
(3) Peranan penghubung. Dalam peranan sebaga penghubung, seorang manajer
melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik
secara formal maupun secara tidak formal
Peranan informasi.
Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia mengembangkan
pusat informasi bagi kepentingan organisasinya. Peranan informasional meliputi perananperanan sebagai berikut:
(1) Peranan monitor. Dalam melakukan peranannya sebagai monitor, manajer memandang
lingkungan sebagai sumber informasi. Ia mengajukan berbagai ertanyaan kepada rekanrekannya atau kepada bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka tanpa
diminta berkat kontak pribadinya yang selalu dibinanya.
(2) Peranan penyebar. Dalam peranannya sebagai penyebar ia menerima dan menghimpun
informasi dari luar yang penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemuian
disebarkan kepada bawahannya.
(3) Peranan juru bicara. Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung, yakni
dalam hal mengkomunikasikan informasi kepada khalayak luar. Perbedaannya ialah dalam
hal caranya: jika dalamperanannya sebagai penghubung ia menyampaikan informasi
secara antarpribadi dan tidak selalu resmi, namun dalam perananya sebagai juru bicara
tidak selamanya secara kontak pribadi, tetapi selalu resmi. Dalam peranannya sebagai juru
bicara itu ia juga harus mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang
berpengaruh yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya. Kepada khalayak di
luar organisasinya ia memberikan informasi dalam rangka pengembangan organisasinya.
Ia meyakinkan khalayak bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggung
jawab sosial sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan pula para pejabat pemerintah bahwa
organisasinya berjalan sesuai dengan peratruran sebagaimana harusnya.
54
Peranan memutuskan.
Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting dalam sistem pengambilan
keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang dicakup pada peranan ini :
(1) Peranan wiraswasta. Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan
mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa
memandang ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul,
maka ia mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang iawasinya
sendiri atau didelegasikannya kepad bawahannya.
(2) Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi
setiap tekanan yang menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para pelanggan
menghilang, dsb.
(3) Peranan penentu sumber. Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan
pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana
pembagian pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai
pengambilan
keputusan
penting
sebelum
implementasi
dijalankan.
Dengan
kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan yang
berkaitan semuanya berjalan melalui pemikran tunggal.
(4) Peranan perunding. Manajer melakukan peranan perunding bukan saja mengenai halhal yang resmi dan langsung berhubungan dengan organisasi, melainkan juga tentang
hal-hal yang tidak resmi dan tidak langsung berkaitan dengan kekaryaan. Bagi
manajer, perundingan merupakan gaya hidup karena hanya ialah yang mempunyai
wewenang untuk menanggapi sumber-sumber organisasional pada waktu yang tepat,
dan hanya ialah yang merupakan pusat jaringan informasi yang sangat diperlukan bagi
perundingan yang penting.
c. Pola Komunikasi Organisasi
Secara umum pola komunikasi organisasi dapat dibedakan
ke dalam saluran
komunikasi formal dan nonformal (Purwanto,2003)
Saluran Komunikasi Formal
Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi
organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan komunikasi formal.
Saluran ini merupakan komunikasi yang didukung dan mungkin dikendalikan oleh
manager.Komunikasi formal dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu komunikasi dari
atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi
diagonal.
Saluran komunikasi Nonformal
55
Muhammad (2004) menjelaskan komunikasi nonformal mengalir tanpa tanpa
memperhatikan posisi, kalaupun ada sedikit, komunikasi nonformal ini menyebabkan
informasi pribadi muncul dari interaksi di antara orang-orang dan mengalir ke seluruh
organisasi tanpa dapat diperkirakan. Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan istilah
komunikasi kabar angin di katakan sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang
ke orang, yang tidak dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi formal.
Produktivitas kerja
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (1995:281) produktivitas adalah sebuah konsep yang
menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan sumber (jumlah
tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil
tersebut. Sedangkan George J. Washinis (Rusli Syarif,1991:1) memberi pendapat bahwa
“Produktivitas mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna dan hasil guna. Daya guna
menggambarkan tingkat sumber-sumber manusia, dana, dan alam yang diperlukan untuk
mengusahakan hasil tertentu, sedangkan hasil guna menggambarkan akibat dan kualitas dari
hasil yang diusahakan.”
2. METODE PENELITIAN
Alasan Pemilihan Lokasi penelitian
Penelitian ini di lakukan di PT.PLN (Persero) area Jaringan Bali Selatan beralamat di
jalan sudirman No.02 sudirman. Penentuan lokasi penelitian ini karena berdasarkan
pertimbangan bahwa Organisasi PLN area bali selatan merupakan bagian dari organisasi
besar yang berkewajiban memberi pelayanan optimal kepada masyarakat karena itu di
perlukan karyawan-karyawan yang mempunyai produktivitas kerja.
Pendekatan dan Rancangan Penelitian.
Pendekatan Penelitian
Di dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Secara harafiah, sesuai
dengan namanya, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur kuantatif, perhitungan statistik atau bentuk cara-cara lainnya yang
menggunakan ukuran angka (Straos, 1997 : 33). Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan
dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat di balik fakta. Kualitas, nilai atau
makna hanya dapat di ungkapkan dan di jelaskan melalui linguistik, bahasa atau katakata.Oleh karena itu bentuk data yang di gunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor
atau nilai, peringkat atau frekuensi, yang biasanya di analisis dengan menggunakan
perhitungan matematik atau statis.
Rancangan penelitian
Rancangan penelitian menurut Furchan A (2004 : 72) adalah rencana dan struktur
dan penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab
56
pertanyaan penelitian. Maka rancangan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan study kasus. Dasar penggunaan study kasus karena bermaksud menguraikankan
secara mendalam dan rinci terhadap fenomena yang diteliti pada tempat penelitian.
Identifikasi dan definisi konsep
1) Identifikasi Konsep
a. Pola Komunikasi Organisasi
b. Produktivitas Kerja Karyawan
2) Definisi konsep
a.
Pola Komunikasi Organisasi
b.
Produktivitas Kerja Karyawan
Subyek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalahinforman sebagai narasumber yang
berjumlah 3 orang yaitu
1)
Ibu Meta Fransiska (jabatan sebagai manager area Jaringan Bali Selatan)
2) Bapak I Made Mahayana Wira Persada (jabatan sebagai Supervisor Administrasi
Umum)
3) Bapak I Ketut Sukadana ( jabatan sebagai staff Karyawan)
Sumber Data
Menurut sumbernya, data dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu data intern dan
data ekstern. Data intern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari dalam suatu
instansi. Sedangkan data ekstern adalah data yang bersumber dari luar organisasi.
(Boediono, 2002 : 7)
Teknik wawancara
Menurut Esterberg (Sugiyono, 2011 :317-321), wawancara adalah pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Menurut Sugiyono (2011:317), teknik wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap
muka maupun dengan menggunakan telepon.
Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan,gambar,atau karya-karya monumental dari seseorang.Dokumen yang
berbentuk tulisan,misalnya catatan harian,sejarah kehidupan, peraturan dan kebijakan
Teknik Analisis Data
Berdasarkan pada tipe pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif, maka teknik
analis data yang dipergunakan adalah teknik analis data deskriptif.Teknik analis data
deskriptif bermakna teknik analisis yang dimulai dengan melakukan observasi spesifik
57
menujui terbentuknya pola umum.Peneliti berusaha memahami berbagai hubungan antara
dimensi atau variabel yang muncul dari data-data yang ditemukan.Prosesnya adalah dimulai
dari pengumpulan data serta analisis dan penafsiran data baik dari responden, buku dan juga
narasumber, dan kemudian diolah secara sistematis.
3. HASIL PENELITIAN
1) Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Sejarah Singkat PT.PLN (Persero) Distribusi Bali
Seiring dengan perjalanan waktu, PLN Distribusi Bali dalam usahanya untuk
meningkatkan efektivitas pelayanan kepada pelanggan serta untuk mengantisipasi
perkembangan kelistrikan yang semakin pesat, maka PLN Distribusi Bali beberapakali
mengadakan perubahan nama dan struktur organisasi sehinggga dirasa lebih pas dengan
tuntutan pelanggan dan tuntutan zaman.
Sebelum di namakan PLN Distribusi Bali seperti sekarang ini, awalnya adalah PLN
Exploitas VIII kemudian berubah menjadi PLN Exploitas XI dan selanjutnya PLN Wilayah
XI.Saat itu wilayah kerja PLN Wilayah XI meliputi 4 propinsi yaitu Propinsi Bali, NTB, NTT
dan Timor-Timur. Susunan organisasi dan tata kerja PT PLN (Persero) Wilayah XI,
berdasarkan keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.079.K/010/DIR/1999 tangggal 20 April
1999 terdiri dari 1 pimpinan Wilayah (unsur pimpinan); 5 Deputi Bidang (unsur pembantu
pimpinan); 1 Kepala Kontrol Intern (unsur pengawasan) dan 8 Unit Cabang serta 1 Unit
Pengatur Distribusi (unsur pelaksana). Di Propinsi Bali ada 2 Unit Cabang dan 1 unit UPD,
NTB ada 3 unit Cabang, NTT ada 2 Unit Cabang dan Timor-Timur ada 1 unit Cabang.
Dua
tahun
kemudian
terbit
Keputusan
Direksi
PT
PLN
(persero)
No.32.K/101/DIR/2010 tanggal 20 Febuari 2001 tentang : Organisasi PT. PLN (Persero) Unit
Bisnis Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tengggara Timur.
b. VISI DAN MISI
a)
Visi:
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh-kembang Unggul dan
Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi insani.
b)
Misi:
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan,anggota perusahaan dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
c.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
58
Motto PLN : Listrik untuk kehidupan yang lebih baik
Penerapan Nilai-Nilai:
- Saling percaya,
- Integritas,
- Peduli,
- Pembelajar
2) Pola Komunikasi Organisasi Dalam Membangun Produktivitas Kerja Karyawan
a.
Komunikasi Dari Atas Ke Bawah
1) Cara Atasan Dalam Memberi Ide Atau Gagasan Agar Terbangun
Produktivitas Kerja.
Pimpinan yang baik selalu bisa menciptakan suasana yang kondusif di lingkungan
kerja, sehingga karyawan merasa nyaman dan betah bekerja bersama pimpinannya dan
dengan sendirinya memiliki kesediaan untuk menampilkan performa kerja terbaiknya.
salah satu cara atasan dalam memberi ide adalah saat rapat semua staff diikutkan.
komunikasi yang efektif antar kelompok atau individu di PT. PLN (Persero) Distribusi
Bali Area Jaringan Bali Selatan adalah dengan rapat.
2) Bentuk-Bentuk Instruksi Yang Diberikan Kepada Bawahan.
Bentuk bentuk instruksi di PT.PLN (Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali
Selatan adalah sebagai berikut :
(1) bentuk instruksi kerja secara tertulis
Dalam dunia kerja PT. PLN(Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali Selatan,
instruksi atau perintah sudah menjadi bagian keseharian dalam proses kerja
sekaligus menjadi jaminan keberlangsungan kerja yang diwarnai oleh pola
hubungan manusia secara hierarki. Perintah sering menjadi acuan pekerjaan, bahkan
roda penggerak agar manusia selalu melakukan pekerjaan karena perintah itu sendiri
adalah awal tindakan atau pedoman kerja.
3) Cara Atasan Dalam Memberi Pujian Atau Penghargaan Kepada Bawahan Yang Memiliki
Produktivitas Kerja Yang Baik.
4) Cara Atasan Dalam Memberi Petunjuk Kerja Kepada Bawahan
5) Cara Atasan Membantu Bawahan Yang Mengalami Masalah Dalam Pekerjaannya.
b. Pola Komunikasi Dari Bawah Ke Atas
1. Cara Karyawan Menyampaikan Laporan Kerja Kepada Atasan
Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali Selatan memiliki 2 bentuk
cara menyampaikan laporan kerja kepada atasan
2. Cara Karyawan Jika Bermaksud Mengajukan Ide Atau Gagasan Kepada Atasan
3. Cara Karyawan Memberi Masukkan Dengan Kritik
59
4. Cara Melaporkan Hasil Kerja Atau Produktivitas Yg Di Capai
c. Komunikasi Horizontal
1) Peran atau partisipan antara bagian mencari solusi yang di hadapi perusahaan Dari setiap
bagian akan mengemukakan permasalahannya.
2) Cara berbagi informasi antar karyawan atau antar bagian dalam perusahaan.
3) Cara Menangani Konflik Antar Karyawan
4) Cara Menbangun Interaksi Atau Iklim Organisasi Yg Kondusif Antar Bagian (Informal).
3) Faktor-Faktor Hambatan Komunikasi
a. Pola Komunikasi Dari Atas Ke Bawah
Hambatan-hambatan pada pihak atasan PT.PLN (Persero) Distribusi Bali Area Jaringan
Bali selatan adalah kurangnya waktu karena Mendengarkan itu memakan waktu,.Hal
demikian membuat pemimpin sukar sekali menyediakan waktu untuk diskusi.
b. Pola Komunikasi Dari Bawah Ke Atas
Hambatan-hambatan komunikasi dari pihak bawahan di PT.PLN (Persero) Distribusi Bali
Area Jaringan Bali Selatan adalah Keterbatasan pengetahuan.Hambatan pengetahuan
sering mempersulit komunikasi dari bawahan ke atasan.
c. Pola Komunikasi Horizontal
Untuk saat ini komunikasi Horizontal antar bagian atau antar karyawan di PT. PLN
(Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali Selatan berjalan dengan baik dan lantar serta
tidak ada batasnya.
4. PENUTUP
Simpulan
1) Pola Komunikasi Organisasi Dalam Membangun Produktivitas Kerja Karyawan Di PT. PLN
(Persero) Distibusi Bali Area Jaringan Bali Selatan adalah sebagai berikut :
a) Pola komunikasi dari atas ke bawah di PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Area Jaringan
Bali Selatan sudah berjalan dengan baik dimana sudah di lakukan cara-cara dan bentukbentuk instruksi untuk membangun produktivitas kerja meliputi, cara atasan dalam
memberi ide atau gagasan agar terbangun
produktivitas kerja, bentuk-bentuk instruksi
yang diberikan kepada bawahan, cara atasan dalam memberi pujian atau penghargaan
kepada bawahan, cara atasan dalam memberi petunjuk kerja kepada bawahan, serta cara
atasan membantu bawahan yang mengalami masalah dalam pekerjaannya. Tujuannya
adalah membantu mengurangi komunikasi desa-desus (rumor) agar dapat menumbuhkan
suasana kerja yang menyenangkan , dan secara tidak langsung meningkatkan produktivitas
kerja. Jika komunikasi ke bawah lancar , motivasi bawahan untuk bekerja menjadi lebih
baik dan efisien.
60
b) Pola komunikasi dari bawah ke atas di PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Area Jaringan
Bali Selatan sudah sesuai dengan kegiatan prosedural yang merupakan bagian dari struktur
organisasi. Bentuknya antara lain pelaporan kegiatan, penyampaian gagasan, dan
penyampaian informasi yang menyangkut masalah-masalah pekerjaan. Bisa di lakukan
secara langsung atau secara tertulis. Kepada semua karyawan didorong untuk tidak segansegan menyampaikan hal apapun kepada atasan sejauh dalam kerangka pengembangan
perusahaan.
c) Pola komunikasi horizontal di PT PLN (Persero) Distribusi Bali Area Jaringan Bali
Selatan mempunyai fungsi untuk menginformasikan juga untuk meminta dukungan dan
mengkoordinasikan aktivitas. Komunikasi horizontal diperlukan untuk menghemat waktu
dan memudahkan koordinasi sehingga mempercepat tindakan, Memperbaiki koordinasi
tugas, Saling berbagi informasi, Upaya pemecahan konflik Membina hubungan melalui
kegiatan bersama.
2)
Hambatan Pola Komunikasi Organisasi Dalam Membangun Produktivitas Kerja
Karyawan Di PT. PLN (Persero) Distibusi Bali Area Jaringan Bali Selatan adalah sebagai
berikut :
a)
Faktor-faktor Hambatan komunikasi dari atas ke bawah di PT PLN (Persero)
Distribusi Bali Area Jaringan Bali Selatan adalah kurangnya waktu dan Kurangnya
kesediaan mendengarkan.
b)
Faktor-faktor hambatan komunikasi dari bawah ke atas di PT PLN (Persero)
Distibusi Bali Area Jaringan Bali Selatan adalah sebagai berikut: Keterbatasan
pengetahuan.
Saran
1) Di sarankan dalam hal ini agar penerapan pola komunikasi di PT. PLN (Persero) Distribusi
Bali Area Jaringan Bali Selatan harus lebih bermusyawarah dan tidak bersifat individual
dalam penyampaian usulan atau ide yang membangun guna pencapaian tujuan perusahaan
dan sarana dan prasarana pengembangan harus lebih ditingkatkankan guna meningkatkan
kualitas karyawan dalam bekerja.
2) Untuk meminimalisir penghambat dalam berkomunikasi, disarankan pemimpin dapat
menyesuaikan dengan bawahannya. Penggunaan kalimat yang sederhana lebih memudahkan
bawahan dalam menerima informasi dari atasan.
3) Untuk mengatasi hambatan-hambatan pada proses komunikasi dialogis antara pemimpin dan
karyawan, maka sorang pemimpin harus dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat
sesuai kondisi perusahaan
5. DAFTAR PUSTAKA
61
Bambang Kussriyanto, Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan, Edisi II, Penerbit LPPM
dan PT. Pusataka Binaan, Jakarta, 1986.
Cangara,2012. Komponen atau Elemen Komunikasi. Jakarta, Erlangga
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) .Komunikasi organisasi. PT. Remaja
Effendy, Onong Uchana, 2002. lmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.Hassibuan,
H. Melayu S.P, 2008.
Everet M. Rogers. 2000. Communication in Organization. Jakarta. Rineka Cipta
Joseph A. De Vito. 1982. Communicology. University of New York
Khomsahrial.Romli, 2011. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta : PT Grasindo
Mayangdarany,Nindya,2009.skripsi Analisis Hubungan Pola Komunikasi Organisasi Dengan
Lingkungan Kerja Produktif, Bogor.
Melayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktivitas, Bumi Aksara
Putra, Jakarta, 1996
Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mulyana, Dedy 2005, Ilmu Komunikasi : suatu pengantar, Bandung, Remaja.Rosdakarya.
Onong Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya.
R.Wayne.M Pace, Don F.Faules,2001,komunikasi organisasi.
Pace, R Wayne dan Faules Don F. 2006. Komunikasi Organisasi. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Wilbur Schramm.1992. How Communication Works. PT. Remaja
Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Wiiasarana Indonesia.
Wursanto. Ig.2002. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi
62