BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah Di SMA Negeri 1 Boja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan analisis atas hasil

  penelitian dan pembahasannya. Hasil dan pembahasan merupakan jawaban atas persoalan penelitian yang terdapat dalam bab satu. Pembahasan bab ini berkaitan dengan layanan perpustakaan sekolah di SMA N 1 Boja, strategi peningkatan mutu layanan, analisis SWOT dan pembahasannya.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah SMA 1 Boja

  SMA 1 Boja berdiri pada tahun 1985 tanggal 22 Nopember yang beralamatkan di jalan Raya Bebengan No. 203 D Boja, dengan kepala sekolah yang pertama Bpk Drs Mintono. Dengan SK Mendikbud RI No 0601/O/1985 dan NSS 30 4 03 24 07 015. SMA 1

  2 Boja menempati lahan seluas 28.000 m (2,8 Ha),

  2

  dengan luas bangunan 6.510 m serta status tanah HM dan sertifikat.

  SMA 1 Boja memiliki visi dan misi serta tujuan sebagai berikut: Visi: Terwujudnya SMA bertaraf internasional yang religius, berdaya saing global, berwawasan lingkungan dan berakar pada budaya bangsa. Misi: 1)Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2)Memperluas keterjangkauan pendidikan,

  3)Meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4)Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, 5)Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Serta Tujuannya :1) Menjadikan SMA N 1 Boja menjadi salah satu SMA yang penuh prestasi dengan para siswa yang berbudi pekerti luhur serta siswa yang memikirkan lingkungan sekitar, 2) Membentuk guru dan karyawan menjadi manusia yang profesional dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Ini terbukti dengan sudah banyak guru yang bersertifikasi di SMA N 1 Boja, 3)Mengembangkan kultur sekolah yang kondusif sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan, 4)Membangun kerjasama dengan orang tua siswa dan masyarakat sebagai mitra sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar, 5) Membangun kerjasama dengan perguruan tinggi,guna kelanjutan pendidikan para siswa.

  Saat ini SMAN1 Boja mempunyai guru sebanyak 54 dan karyawan sebanyak 19, dengan jumlah keseluruhan 75 orang, serta siswa sebanyak 823 yang terbagi menjadi 3 jurusan yaitu: jurusan IPA, IPS dan Bahasa. SMA 1 Boja diampu dan dibimbing oleh tenaga-tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompeten serta memiliki kualifikasi akademik sesuai dengan bidangnya masing-masing seperti lulusan Universitas Negeri Semarang (UNNES), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang,. Jumlah semua tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tetap 65, yaitu 54 orang tenaga pendidik PNS dan 11 orang tenaga pendidik Non PNS, 4 orang merupakan tenaga kependidikan (staf Tata Usaha) PNS dan 3 orang tenaga kependidikan non PNS dan karyawan, terdiri 2 satpam dan 7 tenaga bersih bersih.

4.1.2. Mutu Layanan Perpustakaan

  Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui observasi di Perpustakaan SMA N 1 Boja Kabupaten Kendal peneliti memaparkan beberapa aspek yang mempengaruhi mutu layanan perpustakaan SMA N 1 Boja yaitu: kualitas SDM pengelola perpustakaan, hal ini seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah,

  

…Sumber daya manusia yang ada di

perpustakaan SMA N 1 Boja masih kurang, belum

mencukupi untuk melayani rombel 27 kelas serta

kinerjanya perlu untuk ditingkatkan, namun saya

percaya tidak lama lagi pasti aka terjadi

perubahan. (wawancara dengan kepala sekolah

Bpk Asari, 11 Desember 2014) .

  Jumlah koleksi yang dipunyai perpustakaan SMA N 1 Boja, masih jauh dari harapan pengguna, seperti hasil wawancara berikut.

  

….Kami akui, koleksi yang ada diperpustakaan SMA N

  

1 Bojapun masih jauh dari harapan pengguna ini

tentunya ada hubungannya dengan pendanaan yang

diterima perpustakaan, dan kami bersama dengan

pengelola perpustakaan berupaya dan bagian sarana

prasarana akan berusaha untuk menambah koleksi

sesuai dengan keinginan pengguna. (wawancara dengan kepala sekolah 11 Desember 2014) kondisi perpustakaan di SMA N 1 Boja,

  

….untuk saat ini memang seperti inilah

kondisinya,kalau untuk perbaikan ataupun merehab

tentunya kami akan berkoordinasi dengan yang

berwenang (kepala sekolah dan dinas) kami berharap

walau kondisi seperti ini tidak akan mengurangi fungsi

dari perpustakaan sendiri. (wawancara dengan Sarpras

Bpk Teguh EM 8 Januari 2015)

  kualitas pengelolaan, kerjasama dengan pihak lain, pendanaan dari sekolah, sarana prasarana, serta keterlibatan warga sekolah,

  

…karena koleksi, sarana prasarana belum sesuai

dengan apa yang dibutuhkan pengguna/pemustaka

jadi perpustakaan ini, untuk saat ini pengguna dating

keperpustakaan kalau disuruh oleh guru untuk

mencari referensi yang ada di perpustakaan atau

mengerjakan tugas guru, semoga sesegera mungkin

pengelolaan di perpustakaan ini akan lebih baik. Dan

ini akan terjadi apabila semua yang ada di

perpustakaan sudah sesuai kebutuhan para

pemustaka. (wawancara dengan pustakawan SMA 1

Boja, Arena Hajarwati 22 Januari 2015).

  Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Pramesti Ranggasiwi siswa kelas XII BHS.

  

…saya sebenarnya senang membaca berbgai buku fiksi,

apalagi kami anak anak jurusan bhs yang memang

harus banyak membaca buku buku fiksi untuk

menambah referensi kami dalam membuat tugas,

seperti membuat puisi, cerpen ataupun penulisan

drama, saying sekali koleksi yang kami butuhkan di

perpustakaan ini masih kurang serta sarana yang ada

di sini masih kurang juga, jadi kami malas untuk

dating ke perpustakaan (wawancara tgl 29 Januari

2015).

  

Hal senada juga diungkapkan oleh Bpk Ibnu Setiawan salah

satu guru di SMA N 1 Boja.

  

…kalau anak anak satu kelas pembelajaran di

perpustakaan tidak akan cukup hanya akan membuat

gaduh dan tidak kondusif, karena ruangannya kurang

luas dan bercampur dengan buku buku yang masih

dalam tahap pengerjaan. (wawancara tanggal 29

Januari 2015)

  Setelah melakukan observasi di lapangan peneliti hanya menganalisis 4 aspek yang bisa dijadikan strategi peningkatan mutu layanan perpustakaan SMA N 1 Boja di kabupaten Kendal. Kemudian keempat aspek tersebut diolah menggunakan teknik analisis SWOT yang dilakukan bersama Kepala Sekolah, Wakasek Sarpras, Guru dan pengelola perpustakaan melalui Focus Group Discussion (FGD), yang dapat diidentifikasi beberapa faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Keempat aspek dalam penelitian tersebut adalah :

4.1.2.1 Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

  Aspek ini sangat dominan dalam menentukan mutu pelayanan perpustakaan. Berdasarkan matrik

  IFAS (Internal Factors Analysis Summary) aspek Sumber Daya Mansuia dapat dilihat dari analisa faktor kekuatan dan kelemahan hasil temuan wawancara serta pemberian skor mulai dari 4 (sangat baik/outstanding) sampai 1 (sangat buruk/poor) dan pemberian bobot mulai 0,0 (tidak penting), kemudian mengalikan bobot dan skor dan hasilnya adalah total skor. Hasil dari perhitungan akhir pada fgd, yang disajikan pada lampiran 2.

  Berdasarkan hasil analisis data matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary), didapat bahwa para pengguna perpustakaan SMA N 1 Boja memberikan bobot 0,5 dan skor 2 pada komponen pengelola perpustakaan berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan kualitas sumber daya manusia/pengelola perpustakaan yang memadai.

  Sumber daya manusia adalah merupakan salah satu unsur utama dalam pencapaian keberhasilan pelayanan dan pengelolaan perpustakaan guna peningkatan manfaat perpustakaan. Oleh sebab itu SDM perpustakaan perlu dikembangkan dan ditingkatkan kemampuannya, yang hasilnya diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan kinerja perpustakaan. Kemudian Tingkat kedisiplinan yang tinggi diberi bobot 0,3 dan skor 3, faktor ini dianggap mampu meningkatkan kinerja yang tinggi serta mampu untuk mengembangkan perpustakaan di SMA N 1 Boja. Sedangkan faktor Pengelola memiliki kesabaran untuk membimbing pengguna perpustakaan diberi bobot 0,2 dan skor 4 karena apabila tenaga perpustakaan mau dan sudi membimbing pengguna tentunya pengguna akan merasa senang datang di perpustakaan karena merasa diperhatikan. Kondisi seperti ini harus dipertahankan apabila perpustakaan tidak ingin kehilangan pengguna.

  Faktor kelemahannya yaitu kurangnya tenaga yang mengelola perpustakaan walaupun tenga/pengelola perpustakaan berlatar belakang disiplin ilmu perpustakaan tetapi di perpustakaan hanya terdapat satu orang tenaga perpustakaan tentu saja ini akan menyulitkan perpustakaan untuk bisa melayani pengguna perpustakaan secara prima dan berkualitas. Satu tenaga perpustakaan sangat sulit untuk mengerjakan semua pekerjaan yang ada di perpustakaan dari pelayanan peminjaman dan pengembalian, pengolahan, pengadaan dalam waktu yang bersamaan, komponen ini diberi skor dan bobot tertinggi oleh para pengguna perpustakaan yaitu 0,4 dan 3 sebab faktor inilah yang menyebabkan pengguna perpustakaan malas datang ke perpustakaan karena dirasa pelayanan tidak maksimal.

  Kemudian faktor Pengelola masih enggan mengerjakan administrasi perpustakaan mendapatkan bobot 0,3 dan skor 3 contohnya, buku inventaris perpustakaan kurang lengkap dan kurang teratur, administrasi keuangan juga kurang rapi.

  Komponen kelemahan yang ketiga adalah Pengelola perpustakaan dalam melaksanakan layanan tanpa panduan perpustakaan pengelola melaksanakan layanan hanya berdasarkan kebiasaan yang sudah ada sejak lama tanpa berdasarkan panduan baik dari perpustakaan sekolah sendiri maupun berdasarkan panduan perpustakaan nasional, maka komponen ini diberi bobot 0,3 dan skornya 3.

  Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) aspek kualitas SDM dilihat dari hasil analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian skor dan bobot hingga perhitungan akhir, yang disajikan dalam lampiran 3. Menyebutkan bahwa pelatihan khusus untuk pengelola perpustakaan guna pengembangan keahlian mengelola perpustakaan dinilai penting karena seorang pengelola perpustakaan harus terus meningkatkan kemampuannya untuk dapat mengembangkan perpustakaan. Faktor ini diberi bobot 0,3 dan skor 3. Kemudian faktor pengelola perpustakaan memanfaatkan pelatihan yang diselenggarakan Pemerintah Daerah ini dipakai kesempatan untuk menanyakan bagaimana mengatasi kesulitan dan kendala yang dihadapi perpustakaan dalam melaksanakan pelayanan kepada penggunanya, faktor ini dianggap utama dengan diberi bobot 0,4 dan

  4. Kemudian faktor kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan mutu layanan perpustakaan di SMA N 1 Boja diberi bobot 0,3 dan skor 4.

  Ancaman terbesar berdasarkan matrik kualitas SDAM diatas adalah banyak pustakawan ditempatkan di sekolah lain setelah diterima jadi PNS ini akan sangat mengganggu perpustakaan, karena bila pustakawan pindah ketempat lain penggantinya akan memerlukan waktu untuk melanjutkan pekerjaan yang ditinggalkan. dan faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 4. Kemudian masih banyak perpustakaan sekolah yang tidak mempunyai pustakawan faktor ini diberi bobot 0,2 dan 4. Faktor kendala yang lain adalah banyaknya koleksi di perpustakaan yang rusak karena tidak tertangani oleh pengelola perpustakaan. faktor ini diberi bobot 0,4 dan 3.

4.1.2.2 Aspek Sarana dan Prasarana

  Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) aspek sarana dan prasarana dapat dilihat dari analisa faktor kekuatan dan kelemahan hasil temuan wawancara serta pemberian skor mulai dari 4 (sangat baik) sampai 1 (sangat buruk) dan pemberian bobot mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), kemudian mengalikan bobot dan skor dan hasilnya adalah total skor. Hasil dari perhitungan akhir pada fgd, yang disajikan pada lampiran 4.

  Hasil penelitian faktor sarana prasarana menyebutkan bahwa memiliki fasilitas perpustakaan dalam keadaan baik, indah, menarik dan berfungsi faktor ini merupakan salah satu komponen kekuatan karena fasilitas perpustakaan yang baik akan membuat pengguna perpustakaan senang berkunjung dan menggunakan fasilitas yang tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan, faktor ini mendapat bobot 0,5 dan skor 3. selain itu pengguna perpustakaan akan senang menggunakan fasilitas yang memadai misalnya saja fasilitas untuk menggunakan buku buku referensi yang menarik tentu pengguna akan sangat senang membaca berlama lama diruang referensi karena bubunya sangat menarik, faktor ini diberi bobot 0,2 dan 3. Sedangkan faktor Siswa memiliki prestasi yang baik karena sarana sudah tersedia di perpustakaan mendapat bobot 0,3 dan skor 2, tentu saja apapun materi pelajarannya sudah tersedia di perpustakaan dan ditambah dengan buku penunjang lainnya. Faktor faktor yang dianggap sebagai hal yang menjadi kelemahan perpustakaan SMA 1 Boja antara lain ruang perpustakaan yang kurang luas, sehingga membuat tidak nyaman pengguna bila mereka ingin belajar diperpustakaan, faktor ini mendapat bobot 0,3 dan skor 3, selain itu belum adanya upaya dari sekolah untuk merehab gedung perpustakaan agar menjadi lebih luas dan bangunannya lebih baik, faktor ini mendapat bobot dan skor 0,3 dan 4. Kemudian masih banyak siswa ataupun pengguna perpustakaan yang enggan datang keperpustakaan karena kurang nyaman,sarana yang ada diperpustakaan tidak berfungsi dengan baik faktor ini mendapat bobot dan skor 0,4 dan 3.

  Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) aspek sarana dan prasarana dapat dilihat dari hasil analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian skor dan bobot hingga perhitungan akhir yang disajikan dalam lampiran 5.

  Hasil dari aspek sarana prasarana menyebutkan bahwa sebagai peluang terbesar adalah fasilitas bantuan dari pemerintah ini akan sangat membantu sekali bagi kelengkapan sarana dan prasarana untuk perpustakaan sekolah, apa yang dibutuhkan perpustakaan tentunya pemerintah akan membantu sesuai dengan prosedur yang ada. faktor ini diberi bobot 0,3 dan skor 4. Kemudian faktor bekerja sama dengan mitra perpustakaan/penerbit ini diharapkan akan menjadi peluang yang yang baik untuk bisa memenuhi kebutuhan perpustakaan dan bermanfaat bagi para penggunanya, sedangkan pengguna tidak mempunyai banyak referensi buku, sehingga mereka akan mencari/datang ke perpustakaan untuk meminjam, faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 3

  Pada faktor faktor yang menjadi ancaman pada aspek sarana dan prasarana adalah fasilitas gedung perpustakaan kurang memadai, fasilitas gedung perpustakaan SMA N 1 Boja masih kurang luas dan lebar untuk sekolah yang terdiri dari 27 kelas. Faktor ini mendapat bobot dan skor 0,3 dan 4. Kemudian ancaman lainnya yaitu Belum bisa menjadi satu satunya pusat meminjam buku faktor ini mendapat bobot dan skor 0,3 dan 3. Faktor yang ketiga dari aspek sarana dan prasarana adalah faktor siswa lebih suka bermain dari pada masuk keperpustakaan ini mendapat bobot 0,3 dan 3.

4.1.2.3 Aspek Perencanaan

  Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) aspek perencanaan dapat dilihat dari analisa faktor kekuatan dan kelemahan hasil temuan wawancara serta pemberian skor mulai dari 4 (sangat baik) sampai 1 (sangat buruk) dan pemberian bobot mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), kemudian mengalikan bobot dan skor dan hasilnya adalah total skor. Hasil dari perhitungan fgd. Hasil penelitian faktor ini dapat dilihat pad lampiran 6. Berdasarkan lampiran tersebut pada kolom kekuatan yaitu merencanakan peningkatan profesional pengelola perpustakaan hal ini diberi bobot 0,4 dan skor 3 oleh para pengguna perpustakaan. Kegiatan di perpustakaan direncanakan jauh hari faktor ini oleh para pengguna perpustakaan diberi bobot 0,2 dan skor 3 kemudian tenaga ahli perpustakaan untuk pengembangan perpustakaan misalnya tenaga profesional dari perpustakaan daerah atau perpustakaan wilayah. Faktor ini diberi bobot dan skor 0,2 dan 3.

  Faktor kelemahan pada aspek perencanaaan adalah pengelola perpustakaan sibuk dengan pelayanan sehingga rencana sering tidak berjalan lancar sehingga rencana tidak berjalan dengan lancar, misalnya sibuk mengerjakan administrasi perpustakaan,sehingga faktor ini diberi bobot dan skor 0,3 dan 3.Selain itu, Jam berkunjung ke perpustakaan hanya waktu istirahat sehingga pelayanan tidak optimal. Faktor ini diberi bobot dan skor 0,2 dan 4.

  Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) aspek perencanaan dapat dilihat dari hasil analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian bobot dan skor hingga perhitungan akhir yang disajikan dalam lampiran 7

  Pada faktor yang berupa peluang adalah banyak perpustakaan yang bersedia sebagai partner untuk perencanaan pengembangan program layanan ini tentu saja akan sangat membantu bagi perpustakaan karena bisa mengembangkan layananannya dengan bekerja sama dengan perpustakaan lain, misalnya perpustakaan keliling faktor ini oleh peserta fgd diberi bobot 0,2 dan 4. Kemudian faktor terdapat tim pembinaan perpustakaan dari kabupaten untuk program pengembangan perpustakaan dan ada pelatihan untuk meningkatkan pengelolaan perpustakaan di SMA N 1 Boja ole peserta , kedua faktor ini diberi bobot dan skor yang sama yaitu 0,4 dan 3. Kemudian banyak pelatihan/pengembangan untuk pengelola perpustakaan, faktor ini diberi bobot dan skor 0,4 dan 3.

  Pada faktor yang merupakan ancaman pada aspek perencanaa adalah pengelola perpustakaan enggan berkreatifitas untuk peningkatan mutu layanan aspek ini diberi bobot 0,4 dan skor 3. Kemudian perencanaan di perpustakaan tidak sejalan dengan sekolah faktor ini diberi bobot 0,3 dan skor 3, di perpustakaan SMA 1 Boja pengelola perpustakaan kurang dalam menjalin kerja sama dengan guru untuk merencanakan pengembangan perpustakaan ini tentu akan sangat berpengaruh bagi perkembangan perpustakaan. Faktor ini diberi bobot dan skor 0,3 dan 3.

4.1.2.4 Aspek Pendanaan

  Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) aspek pendanaan dapat dilihat dari hasil analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian skor bobot hingga perhitungan akhir yang disajikan dalam lampiran 8. Didapatkan bahwa sumber dana yang diterima perpustakaan pasti dan dapat digunakan sesuai dengan rencana faktor ini diberi bobot 0,4 dan diberi skor 4. Kemudian pendanaan dilaksanakan secara terperinci faktor ini diberi bobot dan skor 0,4 dan 3. Kemudian penggunaan dana sesuai dengan perencanaan dan ini diberi bobot 0,2 dan skor 4.

  Faktor-faktor yang dianggap sebagai kelemahan dalam aspek pendanaan adalah anggaran tidak mencukupi untuk kebutuhan perpustakaan diberi bobot 0,4 dan skor 3, kemudian tidak semua dana diadministrasikan dengan baik karena kurang tlitinya pengelola perpustakaan diberi bobot 0,3 dan skor3, sedangkan penyebab kelemahan yang lain adalah penyusunan administrasi/ laporan kurang rapi sehingga kadang menyulitkan pengelola sendiri, faktor ini diberi bobot 0,3 dan 3

  Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) aspek pendanaan dapat dilihat dari hasil analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian skor bobot hingga perhitungan akhir yang disajikan dalam lampiran 9.. Dimana faktor utama sebagai peluang adalah adanya dana bantuan dari pemerintah yang diberikan untuk menambah program program yang ada di perpustakaan. Faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 4. Kemudian faktor kerja sama dengan penerbit diberi bobot 0,3 dan skor 4. Sedangkan faktor pengumpulan dana dari siswa ketik siswa lulus diberi bobot 0,3 dan skor 3.

  Pada faktor-faktor yang menjadi ancaman pada aspek pendanaan adalah anggaran dana tidak sesuai kebutuhan pada faktor ini diberi bobot 0,5 dan skor 3, kemudian pada faktor kerjasama dengan penerbit tidak berjalan lancar karena biasanya apa yang dibutuhka perpustakaan penerbit tidak bersedia menyediakan, pada faktor ini diberi bobot 0,2 dan 3. Sedangkan pada keperluan mendesak ketika anggaran terbatas misalnya jam perpustakaan rusak padahal tidak ada dana untuk jam sehingga ini akan menjadi ancaman bagi pendanaan diperpustakaan, yang memang dana sangat terbatas, pada faktor ini diberi bobot 0,3 dan 3.

  Berdasarkan hasil analisa tersebut di atas, langkah selanjutnya melakukan rencana stratesis yang bisa menjawab hasil dari analisis tersebut, apakah hasilnya berada pada kuadran I, II, III atau IV Dari hasil yang dicapai melalui kuadran ini dapat diidentifikasikan kekuatan dan kelemahan pada faktor internal dan mengidentifikasikan peluang dan ancaman dalam lingkugna eksternal dari sekolah. Dalam penelitian manajemen strategi sebenarnya ada rencana strategi yang kemudian akan diimplementasikan hingga pada akhir dilakukan evaluasi hasil yang diperoleh. Namun penelitian ini hanya dilakukan sampai perencanaan strategi.

  Dengan adanya analisis tersebut, maka dapat ditarik suatu matrik swot untuk membandingkan antara kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yaitu sebagai berikut.

  Peluang

  4

  3

  2

  1

  (-0,3,0.1)

  Kelemahan Kekuatan

  • 4 -3 -2 -1 1 2 3 4
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4 Ancaman

Gambar 4.1 Matrik SWOT Aspek SDM

  Pada aspek SDM berada pada kuadran 3 (WO) dimana situasi yang paling tidak menguntungkan. Dimana SDM yang dimiliki sekolah mempunyai kekuatan yang lemah yang ditimbulkan oleh lingkungan sekolah sendiri, Situasi ini membutuhkan strategi yang dapat meningkatkan atau mengarahkan kembali dengan melibatkan peluang yang ada yaitu memaksimalkan kinerja sumber daya manusia yang dimiliki sekolah, untuk menghadapi ancaman yang datangnya dari luar maupun dalam.

  Peluang

  4

  3

  2

  1

  (-0,6,0.1)

  Kelemahan Kekuatan

  • 4 -3 -2 -1 1 2 3 4
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4 Ancaman Gambar 4.2.

  Matrik SWOT Aspek Sarana Prasarana

  Pada gambar 4.2. di atas aspek sarana prasana berada pada kuadran 3 (WO) sama dengan aspek SDM tetapi situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana sarana prasana yang dimiliki sekolah mempunyai kekuatan yang sangat lemah (-0,6), Situasi ini membutuhkan strategi yang tepat untuk dapat meningkatkan mutu layanan perpustakaan dengan sarana prasana seadanya. Tetapi hal ini masih ada peluang yang ada lebih besar dalam menghadapi ancaman.

  Peluang

  4

  3

  2

  1

  (-0,8,0.2)

  Kelemahan Kekuatan

  • 4 -3 -2 -1 1 2 3 4
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4 Ancaman Gambar 4.3.

  

Matrik SWOT Aspek Perencanaan

  Pada gambar 4.3. di atas aspek perencanaan berada di kuadran 3 (WO) dan dapat dikatakan aspek yang memprihatinkan karena dari aspek-aspek yang ada aspek ini mempunyai kekuatan yang sangat lemah (-0,8) walaupun peluang yang ada lebih besar dari pada aspek SDM dan sarana prasarana.

  Peluang

  4

  3

  2

  (1,2, 0,7)

  1 Kelemahan Kekuatan

  • 4 -3 -2 -1 1 2 3 4
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4 Ancaman Gambar 4.4.

  Matrik SWOT Aspek Pendanaan

  Aspek pendanaan ini berada di kuadran 1(SO) strategi agresif, ini merupakan situasi yang menguntungkan sekolah dibandingkan ketiga aspek di atas, karena aspek pendanaan memiliki peluang dan kekuatan yang cukup besar. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah adanya dukung pendanaan akibat kebijakan pertumbuhan yang agresif yang dipengaruhi oleh faktor ekternal (Pemerintah)). Situasi dapat dimanfaatkan untuk memperoleh peluang yang ditimbulkan dalam menghadapi ancaman yang ada

4.1.2.5 Sistem Pengelolaan Perpustakaan

4.1.2.5.1 Perencanaan Program Perpustakaan

  Perencanaan perpustakaan perlu dilakukan guna

meningkatkan ragam layanan perpustakaan. Adapun

rencana ragam layanan yang akan dilakukan oleh

SMAN 1 Boja berdasarkan hasil temuan dan penelitian

dengan menggunakan analisis SWOT adalah sebagai

berikut

  

1. Mengikuti pelatihan bagi SDM perpustakaan bagi

  pusaktawan atau assisten pustakawan atau bahkan dapat melibat guru dan karyawan untuk menjadi pustakawan

  2. Mengadakan penataan ruangan Perpustakaan

  

3. Penambahan, perbaikan peralatan pendukung

  perpustakaan

4.1.2.5.2. Standar Pelayanan Minimal Perpustakaan

  Salah satu bentuk sistem pelayanan di Perpustakaan SMA N 1 Boja yang ditawarkan kepada segenap komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun siswa adalah upaya pemberian kepuasan pelayanan dan harapan yang baik, mudah dan cepat

  Seperti halnya keberadaan layanan perpustakaan pada umumnya, keberadaan Layanan perpustakaan ini juga diharapkan selalu memperbaiki kualitas layanannya, fasilitas pendukung juga profesionalitas para pustakawannya, agar mampu melayani dan memenuhi semua kebutuhan pemustakanya. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan koleksi dan pemenuhan informasi yang tersedia di perpustakaan oleh pemustaka sesuai dengan kebutuhan informasi yang dicari pemustaka. Pemanfaatan koleksi penting bagi perpustakaan agar dapat mengukur keberhasilan perpustakaan dalam berperan memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan bagi pemustaka. Kepuasan pemustaka merupakan tolak ukur keberhasilan suatu perpustakaan. Kepuasan dapat diartikan sebagai sesuatu keadaan dalam diri seseorang atau sekelompok orang yang telah berhasil mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkannya. Adapun bentuk layanan yang telah diterapkan perpustakaan yang ada pada SMA N 1 Boja berupa :

  1. Pendaftaran Anggota Perpustakaan

  2. Sirkulasi Bahan Pustaka (Peminjaman dan pengembalian)

  3. Pemanfaatan Koleksi buku/baca ditempat

4.1.2.5.3. Standar Operasional Prosedur Layanan

  Perpustakaan

1) Pendaftaran Anggota Perpustakaan

  Semua siswa terdaftar dan guru serta karyawan secara otomatis menjadi anggota perpustakaan sekolah SMA 1 Boja. Tetapi untuk dapat menggunakan sejumlah pelayanan yang disediakan seperti peminjaman buku dan penggunaan koleksi khusus diperlukan kartu tanda anggota (KTA).

  Setiap anggota berkewajiban untuk mematuhi tata tertib perpustakaan. Pelanggaran terhadap tata tertib dapat dikenakan sanksi denda dan/atau sanksi administratif oleh pengelola perpustakaan. Tata tertib perpustakaan adalah sbb:

  1. Pengguna harus menitipkan tas, jaket dan yang sejenisnya pada tempat yang sudah disediakan sebelum memasuki perpustakaan.

  2. Hanya buku catatan yang dibenarkan untuk dibawa kedalam perpustakaan

  3. Pengguna harus berkelakuan baik dan berpakaian rapi selama berada di dalam perpustakaan.

  4. Selama didalam perpustakaan, pengguna dilarang: makan dan minum, mencoret, merobek atau merusak lembar bahan pustaka, memindahkan bahan pustaka dari rak ke rak lain, mencoret atau merusak perabotan, gaduh dan menimbulkan suara suara yang mengganggu orang atau pembaca lain, membuang sampah sembarangan.

  Adapun tata cara mendaftar untuk menjadi anggota adalah a. Mengisi surat pendaftaran menjadi anggota

  b. Menyerahkan foto ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar kepada petugas. Satu foto dipakai untuk pembuatan KTA dan satu lagi ditempel di buku registrasi/induk c. Petugas mencatat pendaftaran ke buku anggota beserta memberi nomor anggota d. Petugas membuat kartu anggota secara gratis tetapi bila kartu hilang dan akan membuat kembali harus membayar sebesar Rp 3000,-

  2) Sirkulasi Bahan Pustaka (Peminjaman dan pengembalian) Ketentuan peminjaman koleksi bahan pustaka layanan perpustakaan adalah semua anggota perpustakaan yang telah tercatat dan mendapatkan nomor anggota dari petugas. Sedangkan ketentuan layanan pengembalian koleksi bahan pustaka adalah koleksi yang telah dipinjam dapat dikembalikan ke petugas sesuai tanggal pengembalian oleh peminjam maupun bukan peminjam

  Layanan ini berkaitan dengan peredaran bahan pustaka. Semua pengguna yang telah memiliki KTA berhak meminjam buku pustaka termasuk kategori untuk dipinjamkan. Sirkulasi ini melayani peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi. Proses pencatatan setiap transaksi peminjaman, pengembalian dan perpanjangan pinjaman hanya memerlukan waktu yang singkat.

  Adapun prosedur peminjaman adalah sebagai berikut : a. Menyerahkan buku yang akan dipinjam dan kartu anggota ke petugas layanan b. Petugas mengambil kartu buku, mencatat nomor anggota peminjam dan mencatat tanggal kembali c. Petugas menyerahkan buku yang akan dipinjam kepada peminjam d. Petugas meletakkan kartu anggota dan kartu buku di tempat yang disediakan Sedangkan tata cara Pengembalian :

  a. Koleksi yang dipinjam diserahkan ke petugas layanan sirkulasi.

  b. Petugas memeriksa tanggal kembali dan nomor anggota c. Petugas mencari dan mengambil kartu anggota dan kartu buku dari jajaran kartu.

  d. Petugas memasukkan kartu buku pada buku yang telah dikembalikan kemudian meyerahkan kartu anggota ke peminjam. Waktu pelayaanan ini dilakukan 6 hari kerja dimuali hari Senin s.d Sabtu., dimana hari senin dibuka jam 07.00-15.00, sedangkan hari selasa s.d sabtu 07.00- 14.00, kecuali hari jumat 07.00-12.00. Selama libur semester perpustakaan ditutup.

3) Pemanfaatan Koleksi buku/Baca ditempat

  Pengguna koleksi bahan pustaka adalah anggota perpustakaan. Tata cara peminjaman koleksi perpustakaan:

  a. Mengisi buku hadir

  b. Mencari koleksi yang dibutuhkan

  c. Koleksi hanya bisa dibaca di tempat / tidak bias dipinjam d. Koleksi referensi bisa di fotokopi dengan persetujuan petugas e. Pengguna ikut menjaga dan memelihara bahan pustaka dengan tidak mengotori, menyobek dan melipat lembaran. f. Pengguna yang merusakkan atau menghilangkan bahan pustaka, wajib memperbaiki atau mengganti pustaka tersebut, sesuai dengan ketentuan.

4.2. Pembahasan

  Perpustakaan yang ideal pada dasarnya adalah sebuah perpustakaan yang mampu memberdayakan seluruh komponen sekolah. Perpustakaan yang mampu melakukan revolusi minat baca pada semua unsur

  

kemponen sekolah dan mampu mengubah karakter

dari tidak suka membaca menjadi suka membaca,

mengubah tuna informasi menjadi yang berliterasi atau

faham informasi

  Analisis SWOT merupakan instrumen perencanaan strategi yang biasa dipergunakan pada dunia pendidikan, termasuk juga perpustakaan didalamnya. Dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan perpustakan, akan didapatkan peluang untuk mengatasi ancaman dan meminimalkan kelemahan. Dalam hal ini sekedar sebagai pandangan, untuk kasus perpustakaan sekolah

  Untuk mewujudkan hal tersebut perlu membuat

suatu strategi dalam rangka peningkatan mutu layanan

perpustakaan yang lebih baik, perpustakaan sesuai

dengan keinginan sekolah. Adapun strategi yang telah

dicanangkan di SMA 1 Boja adalah sebagai berikut :

  a. Kekuatan 1) Kepemilikan koleksi yang banyak 2) Sumber dananya pasti 3) Pendanaan dilaksanakan secara terperinci

  4) penggunaan dana sesuai dengan perencanaan

  b. Kelemahan 1) Kualitas pelayanan belum optimal 2) Anggaran perpustakaan kurang dari standar 3) Rendahnya kemampuan berbahasa asing bagi pustakawan 4) Rendahnya kemampuan menulis dan meneliti bagi pustakawan 5) Respon pada kebutuhan user masih rendah 6) Sarana dan prasarana yang terbatas.

  c. Tantangan 1) Fasilitas gedung perpustakaan kurang memadai 2) Belum bisa menjadi satu satunya pusat meminjam buku 3) Pengelola perpustakaan enggan berkreatifitas untuk peningkatan mutu layanan 4) Perencanaan di perpustakaan tidak sejalan dengan sekolah 5) Kurangnya kerjasama dengan guru

  d. Peluang 1) Terdapat pelatihan khusus untuk pengelola perpustakaan guna pengembangan keahlian mengelola perpustakaan

  2) Pengelola perpustakaan memanfaatkan pelatihan yang diselenggarakan Pemerintah Daerah 3) Kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan mutu layanan perpustakaan di SMA N 1 Boja 4) Dana bantuan dari pemerintah dan luar negeri

  5) Pustakawan yang berpengalaman dan berijazah ilmu perpustakaan 6) Kerja sama dengan perpustakaan lain, atau pusat sumber belajar 7) Kepemilikan sistem otomasi perpustakaan secara online.

4.2.1. Rencana Strategi Peningkatan Mutu Layanan

  Perpustakaan Sekolah di SMA N 1 Boja 4.2.1. 1. Konsep dan Program Mutu Layanan

  Perpustakaan Konsep kualitas layanan dalam konteks perpustakaan dapat diartikan sebagai perbedaan antara persepsi dan harapan terhadap layanan perpustakaan. Kualitas layanan dinilai berdasar sudut pandang (persepsi) pengguna mengenai baik atau buruk, dapat diterima atau tidak dapat diterima.

  Apabila jasa layanan yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan (expected service), maka kualitas layanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampaui harapan pengguna, maka kualitas layanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya , jika pelayanan yang diterima lebih rendah dengan layanan yang diharapkan, maka kualitas layanan dipersepsikan buruk.

  Dengan demikian, baik tidaknya kualitas layanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa layanan dalam memenuhi harapan pelanggan/pengguna secara konsisten. Adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang diperoleh merupakan definisi sederhana dari kualitas. Mengingat perpustakaan adalah lembaga penyedia jasa, pustakawan dituntut untuk selalu dapat melakukan pelayanan prima bagi pemustakanya. Layanan prima (service excellence) tersebut diharapkan mampu memuaskan kebutuhan pemustaka secara proporsional dan mutu yang diharapkan sekolah sebagai lembaga yang melindunginya.

  Mutu perpustakaan pada hakikatnya memang tidak bisa dirumuskan secara mutlak, karena rumusannya akan tergantung pada seberapa luasnya perspektif yang hendak dijangkau dan siapa yang hendak merumuskannya. Namun mutu perpustakaan sering kali dirumuskan sebagai akhir dari sebuah pencapaian yang dilakukan melalui serangkaian proses, baik dalam kegiatan jangka pendek maupun jangka panjang. Bahkan dalam proses pencapaian tersebut melibatkan berbagai unsur lainnya secara internal dan eksternal.

  Serangkaian proses pencapaian mutu perpustakaan dapat dispesifikasikan dalam tiga hal, diantaranya: pertama, mutu input perpustakaan; meliputi kecakapan pustakawan, pengelola/kepala perpustakaan, staf layanan dan administrasi. Kedua, mutu proses dan konteks; proses pencapaian mutu perpustakaan melalui mutu layanan, mutu koleksi dan mutu efektif serta efisiensi dalam proses penelusuran sebuah informasi, serta dukungan lembaga dan masyarakat. Ketiga, mutu outcome; layanan perpustakaan yang prima, memuaskan dan koleksi yang bermutu serta sangatmenunjang terhadap proses pembelajaran civitas akademikanya. Secara konsep, kesemua unsur tersebut saling berinteraksi dan ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya.

  Dengan demikian, maka sebagai langkah awal dalam meningkatkan mutu perpustakaan sekolah harus diupayakan suatu program agar tujuan-tujuan yang direncanakan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Beberapa program dapat diaplikasikan yaitu: perencanaan strategis dengan pendekatan analisis SWOT, penerapan prinsip learning organization sebagai bentuk pembelajaran institusi sekaligus evaluasi menuju perubahan dan perbaikan, serta berorientasi kepada kepuasan dan kebutuhan pemustaka dengan mempersiapkan kualitas koleksi, kualitas SDM, kualitas layanan, komitmen petugas serta dukungan dana yang cukup. Adapaun program yang diterapkan adalah :

  1. Mengikuti pelatihan bagi SDM perpustakaan

  2. Mengadakan Penataan Ruangan Perpustakaan

  3. Mengadakan studi banding dengan Perpustakaan Lain

  4. Penambahan, perbaikan peralatan pendukung perpustakaan

4.2.1.2. Implementasi Program Layanan

  Perpustakaan di SMA N 1 Boja Perencanaan merupakan titik awal kegiatan perpustakaan sekolah dan harus disusun oleh perpustakaan. Perencanaan berguna untuk memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi kerangka pemersatu dan membantu memperkirakan peluang. Dalam penyusunan perencanaan hendaknya tercakup apa yang akan di lakukan, bagaimana cara melaksanakannya, kapan pelaksanaannya dan siapa yang bertanggung jawab dan berapa anggaran yang diperlukan. Dengan demikian perencanaan itu merupakan langkah yang mendasar Sebagai langkah awal dalam perencanaan perpustakaan sekolah adalah penetapan Visi, Misi, Tujuan, identifikasi kekuatan dan kelemahan dan memahami peluang dan ancaman yang dapat dituangkan dalam anslsisi SWOT dalam peenlitian ini.

  Dalam menentukan wawasan kedepan yang didasarkan tersebut di atas, perpustakaan sekolah dapat mengimplikasikan dari program yang ada dengan perencananaan strategis maupun perencanaan operasional, sebagai upaya menghadapi tantangan masa depan serta peluang masa mendatang dengan persaingan berat. Adapun bentuk implikasi rencana dalam pelaksanaan tindakan terhadap peningkatan mutu layanan perpustakaan sekolah pada SMA N 1 Boja adalah sebagai berikut :

  1) Pelatihan Bagi SDM sekolah

  a. M emiliki tenaga berpendidikan serta bermotivasi tinggi

  b. Memaksimalkan peranan dari pustakan maupun assisten pustakawan c. Memberi pelatihan kepada pustakawan maupun asisiten pustakawan

  2) Mengadakan penataan ulang ruang perpustakaan

  a. Mengatur kondisi ruang dan lokasi perpustakaan di sekolah

b. Melengkapi peralatan pendukung perpustakaan

  c. Mengelola buku-buku koleksi

  3) Penambahan, perbaikan peralatan pendukung perpustakaan yang didukung dengan dana yang ada a. Menyusun peralatan pendukung perpustakaan yang diperlukan b. Menyusun rencana anggaran dana yang dibutuhkan c. Mencari dukungan dana dari pemerintah atau instansi-instansi lain

  

4.2.2. Tindak Lanjut Program Peningkatan

Mutu Layanan Perpustakaan

  Di dalam program-program pengembangan perpustakaan di atas hendaknya dipandang sebagai bagian penting guna memenuhi berbagai tujuan yang berkaitan dengan hal berikut: 1) literasi informasi untuk semua, dikembangkan dan diterima secara bertahap melalui sistem sekolah

  2) ketersediaan sumber daya informasi bagi murid pada semua tingkat pendidikan 3) membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagi semua kelompok murid sebagai pelaksanaan hak demokrasi dan asasi manusia

  Pada tingkat nasional maupun lokal, disarankan agar memiliki program yang dirancang secara khusus untuk tujuan pengembangan perpustakaan sekolah. Program tersebut mungkin meliputi tujuan dan kegiatan yang berbeda-beda menurut konteksnya.

  Berdasarkan hasil penelitian yang di analisis dengan analisis SWOT di peroleh bahwa peluang terbanyak pada aspek Sumber Daya Manusia dalam meningkatkan pelayanan kepada seluruh anggota perpustakaan adalah dengan cara mengadakan pelatihan kepada pustakawan dalam rangka menghadapi ancaman yang berupa seringnya pustakawan yang keluar setelah diterima menjadi PNS sehingga tenaga pustakawan mengalami kekurangan. Adapun langkah yang diambil sekolah adalah dengan mengkoordinir komponen sekolah bekerjasama dengan tenaga perpustakaan merancang panduan kepelatihan bagi guru dan karyawan sekolah, kemudian berdiskusi dengan kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah serta berdiskusi dengan para pengguna utamanya siswa. Adapun langkah yang diambil sekolah adalah sebagai berikut : a. Koordinator dan pengelola perpustakaan merencanakan dan mengajukan anggaran, sekurang kurangnya memuat pembiayaan untuk pembuatan program perpustakaan b. Koordinator perpustakaan bersama pengelola perpustakaan mempresentasikan rancangan program kepada kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah c. Kepala sekolah mempelajari rencana program pengelolaan perpustakaan.

  d. Koordinator perpustakaan, pengelola perpustakaan merevisi apa yang kurang tepat.

  e. Koordinator perpustakaan membuat laporan sudah menyelesaikan pembuatan rencana program perpustakaan kepada kepala sekolah.

  f. Melihat kinerja pengelola perpustakaan dan perkembangan kedatangan pengguna .

  Dengan adanya pelatihan ini diharapkan adanya kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah, hal ini penting dalam memaksimalkan potensi layanan perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolah bekerja sama guna pencapaian hal berikut:

  1) Mengisi kekosongan pada perpustakaan bila SDM meninggalkan perpustakaan (keluar) 2) Mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid lintas kurikulum 3) Mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan dan pengetahuan informasi murid 4) Mengembangkan rancangan pelajaran

  5) Mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan proyek khusus di lingkungan pembelajaran yang lebih luas, termasuk di perpustakaan

  6) Mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan budaya 7) Mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam kurikulum 8) Menjelaskan kepada para orang tua murid mengenai pentingnya perpustakaan sekolah

  Sedangkan pada aspek sarana dan prasarana peluang terbesar dalam pelayanan perpustakan adalah ada pada pengadaan dan koleksi buku yang banyak tetapi tidak didukung dengan fasilitas ruang dan gedung yang memadai Hal ini mendorong SMA N 1 Boja untuk terus berupaya melengkapi dan memperbaiki dengan kemampuan dana yang ada, baik bantuan dari orang tua maupun pemerintah, tetapi terasa masih banyak yang belum terpenuhi dan terselesaikan dalam upaya memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal dan yang lebih baik kepada peserta didik Adapun langkah jangka pendek yang akan diambil SMAN 1 Boja adalah dengan memaksimalkan keadaan ruang perpustakan dengan jalan penataan ulang ruangan perpustakaan, hal ini dilakukan agar para penggunakan perpustakaan tidak merasa bosan atau jenuh berada di perpustakaan. Dan langkah jangka panjang ada membentuk panitia khusus menangani bidang perpustakaan baik dari segi materiel, pembiayaan maupun pembangunan gedung yang selam ini belum terlaksana. Mengingat letak bangunan yang tidak layak yaitu di belakang dan berada dekat toilet sekolah.

  Kendati tidak ada ukuran universal untuk fasilitas ruang dan gedung perpustakaan sekolah, namun merupakan sesuatu yang bermanfaat dan membantu jika memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru didisain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara paling efektif. Pertimbangan berikut ini perlu disertakan dalam proses perencanaan: a. Lokasi terpusat atau sentral.

  b. Akses dan kedekatan, dekat semua kawasan pengajaran c. Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dari luar

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester I Tahun

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester I Ta

0 1 15

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester

0 0 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tunt

0 0 61

UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI CANDIREJO 01 KECAMATAN TUNTANG SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

0 23 107

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Teams-Games-Tournament (TGT) Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SDN Jetak 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajara

0 0 19

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PULUTAN 1 KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah Di SMA Negeri 1 Boja

0 0 36

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah Di SMA Negeri 1 Boja

0 0 9