BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tunt

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pada bagian ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi PraSiklus, deskripsi siklus I dan deskripsi siklus II. Deskripsi PraSiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk didalamnya hasil belajar pembelajaran matematika sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Deskripsi Prasiklus

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang pada Semester I Tahun pelajaran 2016/2017. SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 9 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Bahasa Inggris. Subjek penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 39 siswa pada pembelajarn Matematika dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Menghitung luas trapesium dan layang- layang dan Kompetensi Dasar (KD) 3.2 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar. Mata pelajaran Matematika di kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 diampu oleh guru kelas 5 yaitu Ibu Sri Budi Astuti. Beliau mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas 5 kecuali mata pelajaran yang diampu oleh guru mata pelajaran yaitu PAI dan Bahasa Inggris. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan tersebut terkait hasil belajar siswa yang redah yang diperoleh siswa pada mata

42

pelajaran Matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Pembelajaran yang berlangsung masih berpusat pada guru, guru hanya memberi tahu rumus tanpa memberi tahu cara menemukan rumus tersebut. Hal tersebut mengakibatkan pembelajaran kurang melibatkan siswa secara aktif. Aktivitas pembelajaran di kelas juga menunjukkan bahwa siswa hanya terlihat diam dalam pembelajaran. Mereka sibuk sendiri dengan alat tulis yang berada di mejanya, dan sering terlihat bosan dengan materi yang sedang dipelajari. Siswa belum terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran, serta masih banyak siswa yang kurang memerhatikan guru. Hal ini membuat siswa pasif dalam menerima informasi yang diberikan guru sehingga berdampak pada hasil belajar Matematika yang diperoleh siswa kelas 5 SD Negeri Candirejo 01. Beberapa faktor tersebut yang menjadi penghambat di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 5 SD Negeri Candirejo 01.

Hasil observasi aktivitas guru dan siswa saat proses belajar mata pelajaran Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang sebelum pelaksanaan tindakan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pra Siklus

Skor Penilaian No

Aspek yang diamati Jumlah Skor

1 Pra Pembelajaran

2 Memulai dengan pertanyaan esensial

3 Membuat desain rencana proyek

4 Membuat jadwal

5 Memantau siswa dan kemajuan proyek

6 Menilai hasil

Kurang Sekali

Berdasarkan tabel 4.1 hasil penilaian Observasi aktivitas guru pra siklus dapat diketahui hasil penilaian yang mendapat skor 0 sebanyak 9 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 5 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 5. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1 dan 2 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek satu ialah 2 skor. Pada aspek tahap mulai dengan pertanyaan esensial terdiri dari 3 indikator yaitu indikator 3, 4 dan 5 untuk indikator 3 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 4 dan 5 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek dua ialah 1 skor. Pada aspek membuat desain rencana proyek terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 6 dan 7 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 0 skor. Pada aspek membuat jadwal terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 8 memperoleh skor

0 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 0 skor . Pada aspek memantau siswa dan kemajuan proyek terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 9 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek lima ialah 0 skor. Pada aspek menilai hasil terdiri dari

1 indikator yaitu indikator 10 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek enam ialah 0 skor. Pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 11 dan 12 untuk indikator 11 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 12 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek tujuh ialah 1 skor. Pada aspek penutup terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 13 dan 14 untuk indikator 13 memperoleh skor 0 sedangkan indikator 14 mendapat skor 1 sehingga jumlah skor aspek delapan ialah 1 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru pra sikus dapat dilihat pada diagram 4.1 berikut ini:

Aspek yang diamati

Gambar 4.1 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Guru Pra Siklus

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pra Siklus

Skor Penilaian No

Aspek yang diamati Jumlah Skor

1 Pra Pembelajaran

2 Memulai dengan pertanyaan esensial

3 Membuat desain rencana proyek

4 Membuat jadwal

5 Memantau siswa dan kemajuan proyek

6 Menilai hasil

Kurang Sekali

Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas siswa yang mendapat skor 0 sebanyak

10 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 5 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 5. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1 dan 2 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek satu ialah

2 skor. Pada aspek tahap mulai dengan pertanyaan esensial terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 3, 4, 5 dan 6, untuk indikator 3 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 4,5,6 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek dua ialah 1 skor. Pada aspek membuat desain rencana proyek terdiri dari 2 indikator yaitu indikator

7 dan 8 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 0 skor. Pada aspek membuat jadwal terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 9 memperoleh skor

0 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 0 skor . Pada aspek memantau siswa dan kemajuan proyek terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek lima ialah 0 skor. Pada aspek menilai hasil terdiri dari

1 indikator yaitu indikator 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek enam ialah 0 skor. Pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 12 dan 13 untuk indikator 12 memperoleh skor 1 dan indikator 13 memperoleh skor

0 sehingga jumlah skor aspek tujuh ialah 1 skor. Pada aspek penutup terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 14 dan 15 untuk indikator 14 memperoleh skor 0 dan indikator 15 mendapat skor 1 sehingga jumlah skor aspek delapan ialah 1 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini :

Aspek yang diamati

Gambar 4.2 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pra Siklus

Rendahnya perolehan skor aktivitas guru dan siswa saat proses pembelajaran berlagsung. Berdampak pada perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70). Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM dari SD Negeri Candirejo

01 Kecamatan Tuntang yang telah ditetapkan oleh guru mata pelajaran matematika. Hasil Belajar mata pelajaran Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari ulangan tengah semester mata pelajaran Matametika siswa kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang semester I tahun 2016/2017. Data hasil ulangan Matematika dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Pra Siklus

No Skor

37 100 Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran Matematika dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa memperoleh nilai di

bawah KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui nilai siswa pada rentang nilai antara

30 – 40 sejumlah 6 siswa dengan persentase 16,21 % dari keseluruhan siswa, rentang nilai 41 – 51 sebanyak 10 siswa dengan persentase 27,02 % dari keseluruhan siswa, rentang nilai 52 – 62 sebanyak 12 siswa dengan persentase 32,43% dari keseluruhan siswa, rentang nilai 63 - 73 sebanyak 4 siswa dengan persentase 10,81 dari keseluruhan siswa, rentang nilai 74 - 84 sebanyak 5 siswa dengan persentase 13,51 dari keseluruhan siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal (PraSiklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 dan nilai terendah

30 (Untuk daftar nilai ulangan harian Matematika semester I dapat dilihat pada lampiran 1 nilai kondisi awal). Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut : 30 (Untuk daftar nilai ulangan harian Matematika semester I dapat dilihat pada lampiran 1 nilai kondisi awal). Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :

Rentang Nilai

Gambar 4.3 Diagram Linear Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Pra Siklus

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk

tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Jumlah siswa No

Ketuntasan Belajar

2 Belum Tuntas

Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sejumlah 28 siswa dengan persentase 75,67 % sedangkan Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sejumlah 28 siswa dengan persentase 75,67 % sedangkan

Tidak Tuntas Tuntas

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan hasil belajar Matematika yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran Matematika semester I siswa kelas 5 SD N Candirejo 01 Kecamatan Tuntang maka peneliti merasa perlu megadakan perbaikan pembelajaran Matematika dengan menerapkan model Project Based Learning, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

4.1.2.1Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perecanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum pelaksanaan tidakan pembelajaran dengan model Project Based Learning meliputi peyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut :

1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 2 bulan November. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan Kompetensi dasar 3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang. Penyusunan RPP didiskusikan oleh Ibu Sri Budi Astuti, S.Pd selaku guru kelas 5. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) menyebutkan jenis-jenis trapesium (2) menyebutkan ciri-ciri trapesium (3) menemukan rumus luas trapesium (4) menghitung luas trapesium. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning ialah: (1) dengan menyelesaikan proyek siswa dapat menemukan rumus luas trapesium dengan benar (2) dengan berdiskusi siswa dapat menyebutkan jenis-jenis trapesium (3) dengan mengamati gambar trapesium siswa dapat menyebutkan ciri-ciri trapesium (4) dengan mengerjakan latihan soal tentang bangun datar trapesium siswa dapat menghitung luas trapesium dengan benar. Dilanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 2 bulan November. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan Kompetensi dasar 3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang. Penyusunan RPP didiskusikan oleh Ibu Sri Budi Astuti, S.Pd selaku guru kelas 5. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) menyebutkan jenis-jenis trapesium (2) menyebutkan ciri-ciri trapesium (3) menemukan rumus luas trapesium (4) menghitung luas trapesium. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning ialah: (1) dengan menyelesaikan proyek siswa dapat menemukan rumus luas trapesium dengan benar (2) dengan berdiskusi siswa dapat menyebutkan jenis-jenis trapesium (3) dengan mengamati gambar trapesium siswa dapat menyebutkan ciri-ciri trapesium (4) dengan mengerjakan latihan soal tentang bangun datar trapesium siswa dapat menghitung luas trapesium dengan benar. Dilanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama

2) Pertemuan kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah ciri-ciri bangun datar layang- layang, menemukan luas layang-layang dan menghitung luas layang-layang. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunkan model pembelajaran Project Based Learning. Penyusunan RPP masih didiskusikan dengan Ibu Sri Budi Astuti, S.Pd selaku guru kelas 5. Hal-hal yang didiskusikan diatranya mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran serta media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antar lain (1) menyebutkan ciri-ciri layang-layang (2) menemukan rumus luas layang-layang (3) menghitung luas layang-layang. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran model Project Based Learning ialah: (1) dengan berdiskusi siswa dapat menyebutkan ciri-ciri layang-layang dengan benar.(2) dengan menyelesaikan proyek siswa dapat menemukan rumus luas layang-layang dengan benar (3) dengan mengerjakan latihan soal tentang bangun datar layang-layang siswa dapat menghitung luas layang-layang dengan benar. Setelah indikator dan tujuan pembelajaran tersusun kemudian peneliti menyiapkan media yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan kedua ini berupa kertas karton yang dipotong menjadi persegi panjang. Selain itu 2) Pertemuan kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah ciri-ciri bangun datar layang- layang, menemukan luas layang-layang dan menghitung luas layang-layang. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunkan model pembelajaran Project Based Learning. Penyusunan RPP masih didiskusikan dengan Ibu Sri Budi Astuti, S.Pd selaku guru kelas 5. Hal-hal yang didiskusikan diatranya mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran serta media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antar lain (1) menyebutkan ciri-ciri layang-layang (2) menemukan rumus luas layang-layang (3) menghitung luas layang-layang. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran model Project Based Learning ialah: (1) dengan berdiskusi siswa dapat menyebutkan ciri-ciri layang-layang dengan benar.(2) dengan menyelesaikan proyek siswa dapat menemukan rumus luas layang-layang dengan benar (3) dengan mengerjakan latihan soal tentang bangun datar layang-layang siswa dapat menghitung luas layang-layang dengan benar. Setelah indikator dan tujuan pembelajaran tersusun kemudian peneliti menyiapkan media yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan kedua ini berupa kertas karton yang dipotong menjadi persegi panjang. Selain itu

3) Pertemuan Ketiga Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran siklus I pertemuan ketiga ini digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran matematika setelah dilaksanakannya tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning pada siswa kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang. Materi yang diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua mengenai bagun datar trapesium dan bangun datar layang-layang. Penyusunan soal evaluasi juga telah didiskusikan dengan guru kelas 5 yaitu Ibu Sri Budi Astuti, S.Pd. Soal yang diujikan pada siklus I berjumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 39 siswa, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I yaitu di ruang kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 kecamatan Tuntang. Sebelum mengadakan tes evaluasi guru mengulang materi tentang luas bangun datar trapesium dan layang-layang yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 35 menit.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

Sub unit ini mendeskrpsikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian meliputi proses pembelajaran dan hasil tindakan siklus I. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut : Sub unit ini mendeskrpsikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian meliputi proses pembelajaran dan hasil tindakan siklus I. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut :

1) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 15 November 2016 pukul 07.00-08.10 WIB oleh peneliti sendiri sebagai pelaksananya karena peneliti sudah menjadi guru wiyata bakti di SD Candirejo 01. Guru yang menjadi observer adalah Dwi Wulandari S.Ag. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mengamati gambar-gambar yang berkaitan dengan bangun datar trapesium. Guru bertanya kepada siswa “Apa sajakah ciri-ciri trapesium, jenis-jenisnya, dan bagaimana cara mengitung luas trapesium?”. Siswa mengungkapkan banyak jawaban, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti. Pada kegiatan inti siswa dibentuk menjadi 5-6 kelompok berdasarkan undian yang telah disiapkan guru. Kemudian siswa mendengarkan aturan main proyek, aturan mainnya sebagai berikut, siswa mengambil 3 kertas karton yang berbentuk persegi panjang. Kemudian kerta karton dipotong sesuai dengan petunjuk guru menjadi bangun trapesium. Siswa menempelkan hasil potongannya pada kertas karton yang telah disediakan oleh guru. Setelah ditempelkan, siswa menuliskan ciri-ciri bangun trapesium dan jenis jenis trapesium berdasarkan 3 bangun trapesium yang telah dibuat oleh siswa. Perwakilan dari kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil proyeknya. Setelah itu, guru menjelaskan cara menghitung luas trapesium berdasarkan dari proyek yang telah siswa buat. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru pada buku tulis. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa.

Pada kegiatan penutup, guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. Kemudian guru memandu refleksi tentang apa saja yang telah dipelajari hari ini, apa yang belum dipahami, dan bagaimana cara siswa belajar. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Observasi Kegiatan observasi dilakukan oleh Ibu Dwi Wulandari,S.Ag. untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 14 indikator aktivitas guru dan 15 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 0-1. Skor 0 jika kegiatan tidak dilaksanakan dalam pembelajaran dan skor 1 jika kegiatan dilaksanakan dalam pembelajaran. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Skor Penilaian No

Aspek yang diamati Jumlah Skor

1 Pra Pembelajaran

2 Memulai dengan pertanyaan esensial

3 Membuat desain rencana proyek

4 Membuat jadwal

5 Memantau siswa dan kemajuan proyek

6 Menilai hasil

Cukup Baik

Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 0 sebanyak 4 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 11 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 11. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1 dan 2 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek satu ialah 2 skor.

Pada aspek tahap mulai dengan pertanyaan esensial terdiri dari 3 indikator yaitu indikator 3, 4 dan 5 untuk indikator 3,4 memperoleh skor 1 sedangkan untuk indikator 5 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek dua ialah 2 skor. Pada aspek membuat desain rencana proyek terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 6 dan 7 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 2 skor. Pada aspek membuat jadwal terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 8 memperoleh skor

1 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 1 skor . Pada aspek memantau siswa dan kemajuan proyek terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 9 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek lima ialah 0 skor. Pada aspek menilai hasil terdiri dari

1 indikator yaitu indikator 10 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek enam ialah 1 skor. Pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 11 dan 12 untuk indikator nomor 11 memperoleh skor 1 dan indikator nomor 12 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek tujuh ialah 1 skor. Pada aspek penutup terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 13 dan 14 untuk indikator 13 mendapat skor 0 dan indikator 14 mendapat skor 1 sehingga jumlah skor aspek delapan ialah 1 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut ini :

Aspek yang diamati

Gambar 4.5 Diagram aktivitas Guru siklus I Pertemuan I

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

Skor Penilaian No

Aspek yang diamati Jumlah Skor

1 Pra Pembelajaran

2 Memulai dengan pertanyaan esensial

3 Membuat desain rencana proyek

4 Membuat jadwal

5 Memantau siswa dan kemajuan proyek

6 Menilai hasil

Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas siswa yang mendapat skor 0 sebanyak 5 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 10 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 10. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1 dan 2 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek satu ialah 2 skor. Pada aspek tahap mulai dengan pertanyaan esensial terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 3, 4, 5 dan 6, untuk indikator 3 dan 4 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 3 dan 4 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek dua ialah 2 skor. Pada aspek membuat desain rencana proyek terdiri dari 2 indikator yaitu indikator

7 dan 8 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 2 skor. Pada aspek membuat jadwal terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 9 memperoleh skor

1 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 1 skor . Pada aspek memantau siswa dan kemajuan proyek terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek lima ialah 0 skor. Pada aspek menilai hasil terdiri dari

1 indikator yaitu indikator 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek enam ialah 0 skor. Pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 12 dan 13 untuk indikator 12 memperoleh skor 1 dan indikator 13 memperoleh skor

0 sehingga jumlah skor aspek tujuh ialah 1 skor. Pada aspek penutup terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 14 dan 15 untuk indikator 14 mendapat skor 0 dan indikator 15 mendapat skor 1 sehingga jumlah skor aspek delapan ialah 1 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut ini :

Aspek yang diamati

Gambar 4.6 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

b. Pertemuan Kedua

1) Pelaksanaaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Rabu, 16 November 2016 pukul 07.00-08.10 oleh peneliti sendiri. Guru yang menjadi observer adalah Dwi Wulandari S.Ag. Kegiatan awal pada pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru menyuruh perwakilan siswa untuk memimpin doa. Guru mengecek kehadiran siswa Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mengamati gambar-gambar hari Rabu, 16 November 2016 pukul 07.00-08.10 oleh peneliti sendiri. Guru yang menjadi observer adalah Dwi Wulandari S.Ag. Kegiatan awal pada pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru menyuruh perwakilan siswa untuk memimpin doa. Guru mengecek kehadiran siswa Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mengamati gambar-gambar

siswa mendengarkan aturan main proyek, aturan mainnya sebagai berikut, siswa mengambil 1 kertas karton yang berbentuk persegi panjang. Kertas yang berbentuk persegi panjang tersebut kemudian dipotong menjadi bentuk layang- layang. Siswa menempelkan hasil potongannya pada kertas karton yang telah disediakan oleh guru. Setelah ditempelkan, siswa menuliskan ciri-ciri bangun layang-layang berdasarkan bangun layang-layang yang telah dibuat oleh siswa. Perwakilan dari kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil proyeknya. Setelah itu, guru menjelaskan cara menghitung luas layang-layang berdasarkan dari proyek yang telah siswa buat. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru pada buku tulis. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa.

Pada kegiatan penutup, guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. Kemudian guru memandu refleksi tentang apa saja yang telah dipelajari hari ini, apa yang belum dipahami, dan bagaimana cara siswa belajar. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Observasi Kegiatan observasi dilakukan oleh Ibu Dwi Wulandari, S.Ag untuk

mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa pada siklus I pertemuan kedua. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 14 indikator aktivitas guru dan 15 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 0-1. Skor 0 jika kegiatan tidak dilaksanakan dalam pembelajaran dan skor 1 jika kegiatan dilaksanakan dalam pembelajaran.

Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

Skor Penilaian No

Aspek yang diamati Jumlah Skor

1 Pra Pembelajaran

2 Memulai dengan pertanyaan esensial

3 Membuat desain rencana proyek

4 Membuat jadwal

5 Memantau siswa dan kemajuan proyek

6 Menilai hasil

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 0 sebanyak 2 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 11 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 11. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1 dan 2 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek satu ialah 2 skor. Pada aspek tahap mulai dengan pertanyaan esensial terdiri dari 3 indikator yaitu indikator 3, 4 dan 5 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek dua ialah 3 skor. Pada aspek membuat desain rencana proyek terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 6 dan 7 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 2 skor. Pada aspek membuat jadwal terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 8 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 1 skor . Pada aspek memantau Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 0 sebanyak 2 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 11 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 11. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1 dan 2 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek satu ialah 2 skor. Pada aspek tahap mulai dengan pertanyaan esensial terdiri dari 3 indikator yaitu indikator 3, 4 dan 5 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek dua ialah 3 skor. Pada aspek membuat desain rencana proyek terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 6 dan 7 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 2 skor. Pada aspek membuat jadwal terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 8 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 1 skor . Pada aspek memantau

11 dan 12 untuk indikator 11 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 12 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek tujuh ialah 1 skor. Pada aspek penutup terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 13 dan 14 mendapat skor 1 sehingga jumlah skor aspek delapan ialah 2 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.7 berikut ini :

Aspek yang diamati

Gambar 4.7 Diagram aktivitas Siswa siklus I Pertemuan II

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

Skor Penilaian No

Aspek yang diamati Jumlah Skor

1 Pra Pembelajaran

2 Memulai dengan pertanyaan esensial

3 Membuat desain rencana proyek

4 Membuat jadwal

5 Memantau siswa dan kemajuan proyek 10 -

6 Menilai hasil

Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas siswa yang mendapat skor 0 sebanyak 3 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 12 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 12. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1 dan 2 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek satu ialah 2 skor. Pada aspek tahap mulai dengan pertanyaan esensial terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 3, 4, 5 dan 6, untuk indikator 3,4 dan 5 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 6 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek dua ialah 3 skor. Pada aspek membuat desain rencana proyek terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 7 dan 8 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek tiga ialah 2 skor. Pada aspek membuat jadwal terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 9 memperoleh skor

1 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 1 skor . Pada aspek memantau siswa dan kemajuan proyek terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10 memperoleh skor 0 sehingga jumlah skor aspek lima ialah 0 skor. Pada aspek menilai hasil terdiri dari

1 indikator yaitu indikator 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek enam ialah 0 skor. Pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 12 1 indikator yaitu indikator 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek enam ialah 0 skor. Pada aspek refleksi terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 12

0 sehingga jumlah skor aspek tujuh ialah 1 skor. Pada aspek penutup terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 14 dan 15 mendapat skor 1 sehingga jumlah skor aspek delapan ialah 2 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus

I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini :

Aspek yang diamati

Gambar 4.8 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

c. Pertemuan Ketiga Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari

Jumat, 17 November 2016 pukul 07.00-08.10 WIB oleh peneliti. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang ciri-ciri, jenis-jenis dan cara mengitung luas bangun datar trapesium serta ciri-ciri dan cara menghitung luas bangun datar layang-layang. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua siswa paham tentang materi yang diajarkan, guru memberikan soal evaluasi selama 35 menit. Siswa mengerjakan tes evaluasi dengan tertib dan Jumat, 17 November 2016 pukul 07.00-08.10 WIB oleh peneliti. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang ciri-ciri, jenis-jenis dan cara mengitung luas bangun datar trapesium serta ciri-ciri dan cara menghitung luas bangun datar layang-layang. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua siswa paham tentang materi yang diajarkan, guru memberikan soal evaluasi selama 35 menit. Siswa mengerjakan tes evaluasi dengan tertib dan

4.1.2.3 Hasil Tindakan

Hasil tindakan penelitian berupa Nilai Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang setelah pelaksanaan tindakan siklus I melalui model pembelajaran Project Based Learning, hasil belajar mata pelajaran Matematika kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang disajikan pada tabel daftar nilai Matematika (terlampir) dan berikut disajikan pada tabel 4.4 yaitu tabel distribusi frekuensi nilai matematika siklus I siswa kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai berikut :

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I

37 100 Nilai Rata-rata

Jumlah

76,75 Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Berdasarkan tabel 4.9 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran Matematika, dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari kondisi awal, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 76,75. Hasil belajar matematika pada siklus I siswa kelas

5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang, pada rentang nilai 45-55 sejumlah

2 siswa dengan persentase 5,40% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 56-

66 sejumlah 4 siswa dengan persentase 10,81 % dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 67-77 sejumlah 14 siswa dengan persentase 37,83% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 78-88 sejumlah 10 siswa dengan persentase 27,02% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 89-99 sejumlah 7 siswa dengan persentase 18,91%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model Project Based Learning yaitu 95, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa

50 yang semula pada kondisi awal 30 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.5 dapat dinyatakan dalam diagram 4.9 yaitu sebagai berikut :

iswa S l 8

Rentang Nilai

Gambar 4.9 Diagram Linear Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.10 Ketuntasan Belajar Siklus I

Jumlah siswa No

Ketuntasan Belajar

Nilai

Frekuensi Persentase (%)

2 Belum Tuntas

Dari tabel 4.10 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 6 siswa atau 16,21 % dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Mi nimal (KKM ≥ 70) sebanyak 31 siswa dengan persentase 83,78 % dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut menunjukkan sudah adanya peningkatan hasil belajar Matematika, namun hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 90 %. Ketuntasan belajar siswa pada tabel

4.10 dapat dilihat pada diagram 4.10 berikut :

Tidak Tuntas Tuntas

Gambar 4.10 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga dilakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Project Based Learning, kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini dilakukan oleh peneliti dan guru observer serta perwakilan dari beberapa siswa kelas 5. Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning, evaluasi tersebut ditujukan bagi peneliti dan guru observer serta siswa. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning guru dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara bagi siswa dengan kegiatan membuat proyek, siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama indikator yang mendapat skor 0 sebanyak 3 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 11 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 11. Pada siklus I pertemuan kedua indikator aktivitas guru yang mendapat skor 0 sebanyak 2 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 12 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 12.

Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 15 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 78,57 %, selanjutnya pertemuan kedua meingkat menjadi 85,71 %.Untuk lebih jelasnya Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 15 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 78,57 %, selanjutnya pertemuan kedua meingkat menjadi 85,71 %.Untuk lebih jelasnya

Pertemuan II Presentase

Pertemuan I

Gambar 4.11 Diagram Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I dan II

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama indikator yang mendapat skor 0 sebanyak

3 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 11 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 11. Pada siklus I pertemuan kedua indikator aktivitas guru yang mendapat skor 0 sebanyak 2 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 12 item sehingga jumlah skor yang diperoleh 12.

Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 15 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 78,57 %, selanjutnya pertemuan kedua meingkat menjadi 85,71 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.11 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I dan II sebagai berikut :

Pertemuan I

Pertemuan II

Gambar 4.12 Diagram Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I dan II

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus I

mencapai 83,78% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 90%. Masih ada 6 siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah KKM 70. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal 55,40 menjadi 76,75 setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 24,32% menjadi 83,78% .

Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning, kekurangan yang ditemui selama tindakan pembelajaran menjadikan proses pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang maksimal. Kelebihan dan kekurangan tersebut diantaranya:

1) Kelebihan

a. Rancangan pembelajaran tersusun dengan baik, terlihat dari beberapa aspek sudah terpenuhi

b. Siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, terlihat dari terpenuhinya semua indikator pada tahap membuat desain rencana proyek. Siswa aktif bekerja sama dengan teman kelompoknya dalam menyelesaikan proyek yang dikerjakannya.

c. Siswa mempunyai pengalaman untuk membuat sebuah proyek sederhana yang berkaitan dengan pembelajaran yang sedang dipelajari.

d. Kegiatan pembelajaran tampak lebih menarik, antusiame siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembalajaran Project Based Learning , diketahui dari terlihatnya respon siswa pada aspek memulai dengan pertanyaan esensial.

2) Kekurangan

a. Masih ada beberapa siswa yang belum bekerjasama secara optimal dalam kegiatan diskusi, walaupun indikator pada aspek aktivitas siswa nomor 8 sudah terpenuhi.

b. Saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran, masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, terlihat dari penilaian aktivitas siswa pada indikator nomor 4.

c. Kemampuan siswa untuk menyelesaikan proyek tepat waktu masih kurang, telihat dari penilaian aktivitas siswa pada indikator nomor 10.

d. Beberapa siswa masih malu-malu dalam mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

Dari berberapa kekurangan yang ditemui tersebut, maka peneliti melakukan analisis tentang kondisi siswa serta pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah dilangsungkan, hingga didapatkan rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang akan diterapkan pada siklus II sebagai berikut:

1) Guru harus membimbing siswa dalam setiap kegiatan agar kegiatan pembelajaran menjadi kondusif sehingga model pembelajaran Project

Based Learning dapat berjalan dengan baik terutama pada saat kegiatan diskusi.

2) Guru harus memfokuskan perhatian siswa agar siswa selalu merespon dan menanggapi penjelasan yang disampaikan oleh guru.

3) Guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani dalam menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Salah satu contoh pemberian motivasi bisa dilakukan guru adalah dengan memberikan semangat kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

4) Guru harus lebih tegas lagi dalam memantau siswa saat menyelesaikan proyek agar proyek selesai dengan tepat waktu.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran NHT (Number Head Together) dan Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) terhadap Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) dengan Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Hasil Belajar Ranah Afektif pada Mata Pelajaran

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD 2.1.1.1 Pengertian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) denga

0 0 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) dengan Pembelajaran Konvens

0 1 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) dengan Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Hasil Belajar Ranah Afektif pa

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) dengan Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Hasil Belajar Ranah Afektif pada Mata Pelajaran PKn Kelas Tinggi SDN Ge

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) dengan Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Hasil Belajar Ranah Afektif pada Mata Pelajaran PKn Kelas Tinggi SDN Ge

0 0 54

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester I Tahun

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester I Ta

0 1 15

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Project Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Semester

0 0 20