HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS PELAMBUAN BANJARMASIN TAHUN 2015 DIAN PURNAMA SARI, S.ST AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN LATAR BELAKANG - Tampilan HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS PELAMBUAN BANJARMAS
HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS
PELAMBUAN BANJARMASIN
TAHUN 2015
DIAN PURNAMA SARI, S.ST
AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN
LATAR BELAKANG
Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi khusus. Kebutuhan gizi ibu hamil dapat ditutupi oleh makanan sehat yang seimbang. Selain pilihan makanan sehat, pada saat kehamilan dibutuhkan vitamin terutama tiga bulan sebelum kehamilan, hal ini dapat membantu mendapatkan gizi yang dibutuhkan. Pemenuhan gizi ibu hamil adalah yang terpenting pada masa kehamilan, ibu hamil dapat mengurangi resiko gangguan kesehatan pada janin dan sang ibu dengan mendapatkan gizi yang baik.
Ibu hamil mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, antara lain : anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal, kurang gizi juga dapat mempengaruhi proses persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, prematur, perdarahan setelah persalinan, kurang gizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin bayi lahir rendah (Zulhaida, 2005).
(WHO) melaporkan bahwa setengah ibu hamil
World Health Organization
mengalami anemia, secara global 55% dimana secara bermakna trimester III lebih tinggi kurangnya defesiensi zat besi dengan defisiensi zat gizi lainnya (Mc Carthy dan Maine, 2003). Di negara yang berkembang termasuk Indonesia masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian wanita.
Tidak dapat dipungkiri lagi dari masa kehamilan menjadi saat yang paling berbahaya bagi wanita dalam hidupnya (Nurn, 2003).
Di Indonesia prevalensi anemia tahun 1970-an, wanita hamil sekitar 46,5-70% pada Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992 dengan angka anemia ibu hamil sebesar 63,5% sedangkan data SKRT turun menjadi 50,9%. Pada tahun 1999 didapatkan anemia gizi pada ibu hamil sebesar 39,5%, tahun 2001, didapatkan anemia zat gizi pada ibu hamil mencapai 40,1%, banyak faktor yang terkait dengan status anemia ibu hamil yaitu status sosial ekonomi, serta perolehan tablet zat besi (Fe) (Pasaribu, 2006). Di Sumatera Utara tahun 2001 terdapat 77,9% ibu hamil yang tidak memenuhi asupan gizi yang benar terutama dalam mengkonsumsi zat besi (Fe), sehingga menyebabkan ibu menderita anemia (Amiruddin, 2007). Di daerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi sekitar 33%.
Hasil pra survey di Puskesmas Pelambuan Banjarmasin, dari 10 orang ibu hamil didaerah Pelambuan, 7 orang ibu hamil (70%) yang kebutuhan gizinya belum tercukupi yang dilihat dari lingkar tangan atas dan berat badan ibu yang tidak sesuai dengan umur kehamilannya, karena terkendala dengan masalah ekonomi (pendapatan keluarga kurang, kebutuhan hidup tidak tercukupi), sedangkan 3 orang ibu hamil (30%) yang kebutuhan gizinya sudah terpenuhi karena tidak terkendala dengan masalah ekonomi (pendapatan keluarga tinggi, kebutuhan hidup tercukupi).
METODE
Penelitian yang dilakukan bersifat analitik yaitu metode penelitian dengan pendekatan cross sectional. Penelitian yang dimaksud disini adalah untuk mengetahui hubungan status ekonomi keluarga dengan gizi ibu hamil. Populasi yang diteliti adalah ibu hamil di Puskesmas Pelambuan Banjarmasin yang berjumlah 100 orang. Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil di Puskesmas Pelambuan Banjarmasin berjumlah 50 orang. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara sampling sistematis. Data yang harus dikumpulkan beberapa data primer dan data sekunder. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan timbangan berat badan untuk mengukur berat badan, meteran untuk mengukur tinggi badan, dan metelin untuk mengukur LILA. Sedangkan untuk mengukur status ekonomi keluarga dilihat dari kepemilikan kartu Jamkesmas.
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di PuskesmasPelambuan Banjarmasin tahun 2015
No Umur (Tahun) F %
1 < 20
4
8 2 20-35
45
90 3 >35
1
2 Jumlah 50 100 Sumber : Data Primer Tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.7 diatas distribusi kelompok usia responden terbanyak adalah usia 20-35 tahun (90%).
1. Kepemilikan Jamkesmas
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamkesmas di Puskesmas Pelambuan Tahun 2015No Kepemilikan Jamkesmas F %
1 Ya
31
62
2 Tidak
19
38 Jumlah 50 100 Sumber : Data Primer Tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dari jumlah responden 50 orang yang mempunyai kepemilikan Jamkesmas sebanyak 31 orang (62%).
A.
Gambaran Khusus Responden Peneliti a.
Analisa Univariat 1)
Status Ekonomi Keluarga Responden
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responen Berdasarkan Status Ekonomi Keluarga di Puskesmas Pelambuan Tahun 2015
No Status Ekonomi F %
1 Tinggi
19
38
2 Rendah
31
62 Jumlah 50 100 Sumber : Data Primer Tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, bahwa tingkat status ekonomi responden sebagian besar adalah rendah berjumlah 31 orang (62%).
2) Status Gizi Ibu Hamil
b.
F % F % F % Rendah 12 38,7 19 61,3 31 100 Tinggi 19 100 19 100 Total 12 24,0 38 76,0 50 100
Total Kurang Baik
Keluarga Gizi Ibu Hamil
Puskesmas Pelambuan Tahun 2015 Status Ekonomi
Tabel 4.11 Hubungan Status Ekonomi Keluarga Dengan Gizi Ibu Hamil diHubungan Status Ekonomi Keluarga Dengan Gizi Ibu Hamil
Analisa Bivariat Analisa bivariat untuk melihat apakah ada hubungan bermakna antara variabel independen dan variabel dependen yaitu status ekonomi keluarga dengan gizi ibu hamil. 1)
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, status gizi ibu hamil responden sebagian besar adalah baik berjumlah 38 orang (76%).
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil di24 Jumlah 50 100 Sumber : Data Primer 2015
12
2 Kurang
76
38
1 Baik
No Tingkat Status Gizi F %
Puskesmas Pelambuan Tahun 2015
Uji Fisher’s Exact p=0,002 < α = 0,05 Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa dari 31 responden yang status ekonomi keluarganya rendah yang mengalami gizi kurang 12 orang (38,7%), dari 19 responden yang status ekonomi keluarganya tinggi yang mengalami
Hasil statistik dengan uji
Fisher’s Exact, didapatkan p < α berarti ada
hubungan yang bermakna antara status ekonomi keluarga dengan gizi ibu hamil di Puskesmas Pelambuan Banjarmasin Tahun 2015.
PEMBAHASAN 1.
Status Ekonomi Keluarga Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Pelambuan
Banjarmasin menunjukkan bahwa dari 50 responden terdapat 31 orang (62%) yang status ekonomi keluarganya rendah dan ada 19 responden (38%) yang status ekonomi keluarganya tinggi. Status ekonomi
Status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan, dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga (Soetjiningsih, 2004).
Tingkat pendapatan secara langsung mempengaruhi daya beli dan konsumsi, sehingga secara tidak langsung mempengaruhi status gizi. Pendapatan yang lebih rendah lebih besar pengaruhnya terhadap kekurangan konsumsi makanan dibandingkan dengan pendapatan tinggi atau cukup. Tingkat pendapatan juga menentukan pola makan, pola pembelanjaan makanan diantara kelompok orang miskin dan kaya tercermin dalam kebiasaan pengeluaran mereka. Semakin tinggi pendapatan mereka semakin banyak pula pengeluaran mereka alokasi belanja. Makin begitu jelas ada hubungan antara pendapatan dan gizi didorong oleh pengaruh yang menguntungkan dari pendapatan bagi upaya perbaikan kesehatan.
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan peneliti, status ekonomi keluarga rendah belum tentu menyebabkan gizi ibu hamil juga rendah, maupun sebaliknya status ekonomi tinggi belum tentu juga menyebabkan gizi ibu hamil baik. Hasil penelitian di Puskesmas Pelambuan Banjarmasin, status ekonomi keluarga rendah tetapi status gizi ibu hamil baik. Menurut Syafrudin (2009), faktor yang mempengaruhi kesehatan yang pertama adalah faktor sosial ekonomi, meliputi pekerjaan, pendapat, dan kondisi perumahan seperti yang dijelaskan bahwa: Status gizi ibu pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan keadaan kesehatan dan status gizi waktu konsepsi, juga berdasarkan keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil, derajat pekerjaan fisik, asupan pangan, dan pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi
Berdasarkan hasil penelitian status gizi ibu bisa terpenuhi bukan hanya dari faktor pendapatan keluarga, tetapi ada faktor lain yang menyebabkan gizinya terpenuhi yaitu faktor dari ibunya sendiri dan faktor keluarga. Faktor dari ibunya sendiri disini seperti ibu mengatur pola makan yang bergizi dengan baik (asupan pangan terpenuhi).
Sedangkan dari faktor keluaga seperti dengan cara memberikan bantuan khususnya dalam memilih makanan yang bergizi dan diberikan untuk ibu hamil. Kesimpulannya status ekonomi rendah belum tentu menyebabkan gizi ibu hamil juga rendah, meskipun status ekonomi merupakan salah satu faktor menyebabkan status gizi ibu tinggi.
2. Status gizi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Pelambuan status gizi ibu hamil kurang dan ada 38 responden (76%) yang status gizi ibu hamil baik. Hasil ini menunjukan bahwa keluarga di Puskesmas Pelambuan sudah mampu memenuhi kebutuhan dan kepentingan zat gizi yang diperlukan ibu hamil..Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang tidak hamil, karena ada janin yang tumbuh dirahimnya. Kebutuhan makanan dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi khusus. Beberapa kebutuhan gizi ibu hamil dapat ditutupi oleh makanan sehat yang seimbang. Selain pilihan makanan sehat, pada saat kehamilan dibutuhkan vitamin terutama tiga bulan sebelum kehamilan, hal ini dapat membantu mendapatkan gizi yang dibutuhkan. Pemenuhan gizi ibu hamil adalah yang terpenting pada masa kehamilan, dengan mendapatkan gizi yang baik, ibu hamil dapat mengurangi resiko gangguan kesehatan pada janin dan sang ibu.
Menurut peneliti, para ibu hamil di Puskesmas Pelambuan Banjarmasin walaupun tingkat status gizinya sudah baik, ibu hamil harus tetap mempertahankan dan meningkatkan lagi kebutuhan makanan yang perlukan ibu hamil agar gizi ibu dapat terpenuhi dan mengurangi resiko gangguan pada janin dan ibu sendiri, dengan cara memilih makanan yang sehat dan mengandung zat-zat gizi tinggi (protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral dan lain-lain) sehingga kebutuhan gizi ibu dapat terpenuhi.
3. Hubungan Status Ekonomi Dengan Gizi Ibu Hamil
Tabel 4.11 Hubungan Status Ekonomi Keluarga Dengan Gizi Ibu Hamil diPuskesmas Pelambuan Tahun 2015
F % F % F % Rendah 12 38,7 19 61,3 31 100 Tinggi 19 100 19 100 Total 12 24,0 38 76,0 50 100
Uji Fisher’s Exact p=0,002 < α = 0,05 Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa dari 31 responden yang status ekonomi keluarganya rendah yang mengalami gizi kurang 12 orang (38,7%), dari 19 responden yang status ekonomi keluarganya tinggi yang mengalami gizi kurang sebanyak 0 (0%).
Hasil statistik dengan uji
Fisher’s Exact, didapatkan p < α, maka Ha diterima Ho
ditolak berarti ada hubungan yang bermakna antara status ekonomi keluarga dengan gizi ibu hamil di Puskesmas Pelambuan Banjarmasin Tahun 2015. Status ekonomi keluarga yang kurang menyebabkan ibu sulit membeli kebutuhan untuk menunjang gizi ibu dikarenakan beban ekonomi dan menunjukkan bahwa program pemerintah untuk perbaikan status gizi ibu hamil seperti pemberian susu ibu hamil tidak berjalan dengan semestinya.
Menurut Syafrudin (2009), faktor yang mempengaruhi kesehatan yang pertama adalah faktor sosial ekonomi, meliputi pekerjaan, pendapat, dan kondisi perumahan seperti yang dijelaskan bahwa: Status gizi ibu pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan keadaan kesehatan dan status gizi waktu konsepsi, juga berdasarkan keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil, derajat pekerjaan fisik, asupan pangan, dan pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi .
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Pelambuan Banjarmasin menunjukkan bahwa dari 31 responden (100%) yang status ekonomi keluarganya rendah terdapat 12 orang (38,7) yang mengalami gizi kurang, dan 19 orang (61,3%) yang mengalami gizi baik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Pelambuan Banjarmasin menunjukkan bahwa dari 19 responden (100%) yang status ekonomi keluarganya tinggi tidak terdapat responden yang mengalami gizi kurang, yang berarti 19 orang (100%) mengalami gizi baik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Pelambuan Banjarmasin menunjukkan bahwa dari 50 responden terdapat 12 orang (24%) yang status gizi ibu hamil kurang dan ada 38 responden (76%) yang status gizi ibu hamil baik. Hasil ini menunjukan bahwa keluarga di Puskesmas Pelambuan sudah mampu memenuhi kebutuhan dan kepentingan zat gizi yang diperlukan ibu hamil.
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1.
Responden yang status ekonomi keluarganya rendah sebanyak 31 orang (62%).
2. Responden yang status gizi ibu hamil baik sebanyak 38 (76%).
3. Ada hubungan yang bermakna antara status ekonomi keluarga dengan gizi ibu hamil (p=0,002 < α=0,05).
SARAN
Berdasarkan uraiaan kesimpulan diatas dapat diajukan beberapa saran: 1.
Bagi Puskesmas Puskesmas harus lebih rajin dalamnmembantu meningkatkan program kesehatan untuk mengatur dan memilih menu atau makanan ibu hamil.
2. Bagi masyarakat Masyarakat harus lebih meningkatkan dan cermat dalam memilih menu atau makanan yang sehat dan mengandung zat-zat gizi tinggi (protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral dan lain-lain) sesuai yang diperlukan oleh ibu hamil serta mencari informasi makanan yang baik bagi ibu hamil.
3. Bagi Peneliti Agar dapat menggali lebih dalam lagi mengenai masalah-masalah yang spesifik lagi agar bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Arisman, MB. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC Hidayat, Alimul, A. 2007. Metode Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan. Salemba medika : Jakarta Manuaba, Ida Bagus Gde. 1996. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan . Jakarta: EGC
Rabe, Thomas. 2002. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta: Hipokrates Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta Saminem. 2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta: EGC Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
Syafrudin. 2009. Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: TIM Varney, Helen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC Yulaikhah, Lily. 2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: EGC