KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN DIREKTUR, MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN AKBID BUNGA KALIMANTAN BANJARMASIN DIAN PURNAMA SARI, S.SiT., M.Pd AKBID BUNGA KALIMANTAN BANJARMASIN LATAR BELAKANG - Tampilan KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN DIREKTUR, MO
Page 20
KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN DIREKTUR, MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN AKBID BUNGA KALIMANTAN
BANJARMASIN
DIAN PURNAMA SARI, S.SiT., M.Pd
AKBID BUNGA KALIMANTAN BANJARMASIN
LATAR BELAKANGDosen merupakan salah satu SDM yang berada di Institusi Perguruan Tinggi. Kinerja Dosen di Institusi Perguruan Tinggi mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan Institusi Perguruan Tinggi. Masalah kinerja menjadi sorotan berbagai pihak, kinerja pemerintah akan dirasakan oleh masyarakat dan kinerja dosen akan dirasakan oleh mahasiswa atau orang tua mahasiswa. Berbagai usaha dilakukan untuk mencapai kinerja yang baik. Perhatian pemerintah terhdap pendidikan sudah disosialisasikan, anggaran pendidikan yang diamanatkan Undang-Undang 20% sudah mulai dilaksanakan. Maka kinerja dosen tentunya akan menjadi perhatian semua pihak. Dosen harus benar-benar kompeten dibidangnya dan dosen juga harus mampu mengabdi secara optimal. Kinerja dosen yang optimal dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.
Dosen merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di Institusi Perguruan Tinggi. Dikatakan demikian karena dosen merupakan individu yang berhadapan langsung dengan para mahasiswanya. Tinggi rendahnya prestasi mahasiswa berkaitan erat dengan kinerja dosen yang sehari-hari mendampingi mahasiswanya. Oleh karena itu dosen yang memiliki kinerja yang baik merupakan dosen yang diharapkan oleh lembaga maupun mahasiswanya untuk terus melakukan tugasnya dengan baik.
Institusi Perguruan Tinggi khususnya perguruan tinggi kesehatan di Kabupaten Kota Banjarmasin terdiri dari 7 Institusi
Perguruan Tinggi Kesehatan swasta. Salah satu indikator suatu Institusi Perguruan Tinggi Kesehatan dianggap sudah berhasil adalah dengan perolehan nilai Ujian kompetensi yang tinggi dan tingkat kelulusan yang maksimal. Institusi Perguruan Tinggi Kesehatan yang perolehan nilai ujian kompetensinya paling tinggi dan tingkat kelulusannya setiap tahun selalu 100% dianggap sudah berhasil dan akan mendapat kepercayaan masyarakat. Padahal belum tentu keberhasilan mahasiswa merupakan hasil kinerja dosen. Seperti di AKBID Bunga Kalimantan Banjarmasin yang terletak di Jalan Brigjen H.Hasan Basri Kayu Tangi.
Faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja Dosen adalah motivasi kerja. Seorang dosen dapat bekerja secara professional jika pada dirinya terdapat motivasi yang tinggi. Pegawai/dosen yang memiliki motivasi yang tinggi biasanya akan melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat dan energik, karena ada motif- motif atau tujuan tertentu yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Motif itulah sebagai faktor pendorong yang memberi kekuatan kepadanya, sehingga ia mau dan rela bekerja keras. Hal itu dibuktikan berdasarkan hasil penelitian McCleland (1961), Edward Murray (1957), Miller dan Gordon W (1967) yang dikutip Mangkunegara (2005), menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja/prestasi kerja. Artinya pimpinan, manajer dan pegawai yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mencapai kinerja yang tinggi, dan sebaliknya mereka
Page 21
yang kinerjanya rendah disebabkan karena motivasi kerjanya rendah.
Berkaitan dengan pencapaian Kinerja dosen AKBID Bunga Kalimantan Banjarmasin, dalam empat tahun terakhir yaitu belum ada pembuatan penelitian untuk mendapatkan hibah dari kopertis, belum ada kegiatan Pengabdian Masyarakat yang mendapatkan hibah dari kopertis, belum ada Publikasi Penelitian.
Terlihat dari data di atas bahwa masih belum ada hasil prestasi kerja dosen AKBID Bunga Kalimantan Banjarmasin. Hal ini merupakan salah satu faktor rendahnya motivasi dosen baik dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya maupun motivasi berprestasi.
Pada sisi lain faktor disiplin dapat pula meningkatkan kinerja dosen. Disiplin kerja sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman dipandang Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Malthis dan Jackson bahwa disiplin kerja berkaitan erat dengan perilaku karyawan dan berpengaruh terhadap kinerja dengan demikian disiplin kerja merupakan suatu karakter bagi seseorang untuk mengukur pola kerja seseorang. Kepemimpinan pimpinan Institusi Perguruan Tinggi adalah motivator bagi kepatuhan diri pada disiplin kerja para dosen. Walaupun disiplin ini hanya merupakan salah satu faktor dari kinerja dosen dan berkaitan dengan prosentasi kehadiran, ketidakpatuhan pada aturan, menurunnya produktivitas kerja dan apatis, tetapi ternyata hal ini membawa dampak yang sangat besar terutama pada sistem pendidikan kita yang masih memerlukan keberadaan dosen secara dominan dalam proses pembelajaran. Pada tahap inilah kepemimpinan direktur dituntut untuk mampu memimpin atau mengelola Institusi Perguruan Tinggi, juga dituntut untuk mampu menciptakan suasana yang kondusif di lingkungan kerja (climate-
maker) sehingga dapat mencegah timbulnya
desintegrasi dan mampu memberikan dorongan agar semua komponen yang ada di Institusi Perguruan Tinggi bersatu mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Dalam kasus pada AKBID Bunga Kalimantan Banjarmasin yang sedang berusaha mencapai status Institusi Perguruan Tinggi Terbaik/Terakreditasi A masih banyak hal yang harus ditingkatkan, baik dari kinerja dosen, kedisiplinan, motivasi kerja, sampai gaya kepemimpinan Direktur.
Fakta menunjukkan tingkat kedisiplinan dosen di AKBID Bunga Kalimantan Banjarmasinmasih rendah. Hal ini dapat dilihat dari absensi (kehadiran/ketidakhadiran) dari dosen. Ketidakhadiran dalam setiap bulannya hanya di bawah 75% sekilas tampaknya bukan masalah besar. Tetapi sesungguhnya dalam sistem pendidikan kita saat ini, hal itu dapat terlantar karena dosennya absen. Apalagi kalau ditambah dengan prilaku dosen yang hadir di Institusi Perguruan Tinggi karena malas atau kurang tanggung jawab kadang tidak hadir di kelas. Proses pembelajaran jadi terhambat sehingga para mahasiswa tidak mendapat ilmu secara optimal.
Keberhasilan prestasi Institusi Perguruan Tinggi ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya kepemimpinan pimpinan Institusi Perguruan Tinggi. Tabrani Rusyan (2000) mengungkapkan bahwa :
”kepemimpinan pimpinan Institusi Perguruan Tinggi (Direktur) memberikan motivasi kerja bagi peningkatan produktivitas kerja dosen dan hasil belajar mahasiswa.
Direktur harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan pimpinan Institusi Perguruan Tinggi sebagai pimpinan dapat dianalisis dari kepribadian,
Page 22
pengetahuan terhadap kependidikan, visi dan misi Institusi Perguruan Tinggi, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi.
Implementasi kemampuan yang harus dimiliki pimpinan Institusi Perguruan Tinggi terwujud dalam pelaksanaan tugas- tugasnya antara lain menyusun perencanaan, mengorganisasikan kegiatan, mengarahkan kegiatan, mengkoordinasikan kegiatan, melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi terhadap kegiatan, menentukan kebijaksanaan, mengadakan rapat, mengambil keputusan, mengatur pembelajaran dan mengadakan hubungan masyarakat. Selain itu tugas menyelenggarakan administrasi antara lain menyusun perencaan, pengorganisasian, pengarahan keuangan, penyusunan kurikulum, penanganan kemahasiswaan, sarana prasarana, kepegawaian, dan lain-
Melihat tugas pimpinan Institusi Perguruan Tinggi yang begitu banyak, maka seorang pimpinan Institusi Perguruan Tinggi dituntut memiliki kemampuan manajerial. Jika tidak, maka tidak akan dapat mengelola Institusi Perguruan Tinggi dan suasana Institusi Perguruan Tinggi menjadi tidak kondusif.
Direktur Institusi Perguruan Tinggi selalu berupaya mencurahkan kemampuannya dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan. Kemampuan yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam hal ini pimpinan Institusi Perguruan Tinggi adalah memiliki kepribadian yang menjadi teladan bagi bawahannya, kemampuan memotivasi, pengambilan keputusan, komunikasi dan pendelegasian wewenang.
Kepemimpinan Direktur AKBID Bunga Kalimantan Banjarmasin dipandang sudah dilaksanakan dengan baik. Dugaan tersebut didukung oleh data jadwal pembinaan/pengarahan yang dilaksanakan secara intensif, yaitu Rapat Dosen dan Karyawan, Rapat evaluasi program kegiatan KBM yang dilaksanakan sebulan sekali, serta Rapat LPM (Lembaga Penjaminan Mutu), pemeriksaan administrasi yang dilaksanakan setiap awal semester.
Jika dilihat dari data jadwal pembinaan di atas, kemajuan kinerja dosen seharusnya meningkat lebih baik. Untuk mengetahui hal tersebut tentunya memerlukan penelitian yang lebih mendalam.
Sehubungan dengan uraian di atas maka masalah faktor-faktor yang memkontribusii kinerja dosen perlu dibuktikan dengan mengadakan penelitian. Oleh karena itu, penulis membuat judul penelitian “Kontribusi
Kepemimpinan Direktur, Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Dosen AKBID Bunga Kalimantan Banjarmasin “.
METODE
Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi.Tujuan dari penelitian deskriptif adalah adalah untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari subyek yang diteliti dan menggunakan metode kuantitatif untuk mencari kontribusi antar variabel yang diteliti. Waktu penelitian dari bulan April sampai Desember 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen AKBID Bunga Kalimantan yang berjumlah 42 orang termasuk Pimpinan Institusi Perguruan Tinggi (Direktur) dan dosen tidak tetap. Mempertimbangkan jumlah populasi di bawah seratus orang maka penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai responden, artinya teknik sampling yang diambil adalah sampling jenuh atau total sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu teknik pengumpulan dan analisis data berupa opini dari subyek Sebaran skor dapat dikelompokkan yang diteliti melalui kuesioner. Kuesioner dengan perhitungan: jumlah butir pernyataan dimaksudkan untuk mencari data primer dengan alternatif pilihan 1 sampai dengan 4 tentang kepemimpinan, disiplin, motivasi berikut: dan kinerja dosen. Teknik pengumpulan data Skor : 27 x 4 = dalam penyusunan instrumen digunakan dari tertinggi 108 model Rensis Likert yakni dengan option ideal Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Skor : 27 x 1 = 27 Setuju (KS), Tidak Setuju (TS). Masing- terendah masing option diberikan bobot mulai dari 4 ideal untuk sangat setuju hingga bobot 1 untuk Mi : ½ x (108 + = option tidak setuju. Nur Indriantoro (2002 : 27) 67,5 99) mengkatagorikan sifat data tersebut ke Sdi : 1/6 x (108 - = dalam skala interval. Kuntadi (2002 : 57) 27) 13,5
Mi + Sdi : 67,5 + 13,5 = 81
berpendapat agar hasil penelitian valid dan
Mi : 67,5 + 13,5 = 54
- – Sdi
reliabel, butir-butir pertanyaan dalam Berdasarkan Mi dan SDi maka skor kuesioner perlu dilakukan uji validitas dan kepemimpinan direktur (X
1 ) dapat reliabilitas.
dikelompokkan seperti tabel berikut: Tabel 4.2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Interval Kepemimpinan Direktur (X )
1
a. Deskripsi Variabel Kepemimpinan Direktur (X )
1 Interva Frekuens Persentas Klasifikas
Variabel kepemimpinan direktur (X
1 ) l i e i
yang diukur dengan tiga indikator (sub (skor > variabel) yakni: (1) Melakukan monitoring
Mi + akademis, (2) Memberikan motivasi pada SDi) setiap dosen dan (3) Menjadi role model
>81 29 69,0 Baik pada setiap dosen. Berikut akan dijabarkan (Mi - secara terperinci karakteristik data tersebut
SDi < berdasarkan nilai minimum, maksimum, Skor < 13 31,0 Sedang jumlah, standar deviasi dan rata-rata dari
Mi + masing-masing varibel dalam tabel 4.1 SDi)54 berikut:
- – 81 Tabel 4.1
Skor Distribusi Frekuensi Deskriptif Variabel
<54 0,0 Kurang Kepemimpinan Direktur (X )
42 100,00
1 Jumlah
Statistics Sumber: Data Penelitian, 2015 (yang telah diolah)
Kepemimpinan Direktur
Berdasarkan nilai Mi dan SDi dalam
N Valid
42 Tabel 4.2 maka skor kepemimpinan direktur Missing
ideal (Mi + SDi) sebesar 81. Sebagian besar
Mean 86.0238
kepemimpinan direktur dengan kategori baik
Median 89.5000
(69%) dengan nilai terendah untuk
Std. Deviation 13.14365 kepemimpinan direktur sebesar 81. Variance 172.756
Selanjutnya hasil penelitian menyajikan
Minimum
58.00
jawaban responden berdasarkan nilai rata-
Maximum 103.00 Sumber: Data Penelitian (2015) yang telah diolah
Page 23 Variance 25.443
rata dari variabel kepemimpinan direktur
Minimum
49.00
sebagaimana dalam tabel 4.3 berikut:
Maximum
70.00 Tabel 4.3 Sumber: Data Penelitian (2015) yang telah diolah
Deskripsi Data Rata-rata Atribut Kepemimpinan Direktur (X
1 )
Sebaran skor dapat dikelompokkan No. Indikator Rata-rata dengan perhitungan: jumlah butir pernyataan
Indikator dengan alternatif pilihan 1 sampai dengan 4
1. Melakukan monitoring 3,26 berikut: akademis
Skor : 18 x 4 = 72
2. Memberikan motivasi 3,07 tertinggi pada setiap dosen ideal
3. Menjadi role model 3,23 Skor : 18 x 1 = 18 pada setiap dosen terendah
Rata-rata 3,19 ideal Kepemimpinan Direktur
Mi : ½ x (72 = 45 (X
1 )
- 18)
Sumber: Data Penelitian, 2015 (yang telah diolah)
Sdi : 1/6 x = 9
- (72 Berdasarkan data rata-rata atribut
18) kepemimpinan direktur(X
1 ) sebagaimana Mi + Sdi : 45 + 9 =
dalam Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-
54
rata secara umum kepemimpinan direktur
Mi : 45 - 9 =
- – Sdi
sebesar 3,19. Berdasarkan indikator
36
penelitian nilai rata-rata tertinggi adalah Berdasarkan Mi dan SDi maka skor kepemimpinan direktur dalam hal motivasi kerja(X
2 ) dapat dikelompokkan
melakukan monitoring akademis yaitu seperti tabel berikut: sebesar 3,26 danterendah pada indikator memberikan motivasi pada setiap dosen
Tabel 4.5 yaitu sebesar 3,07.Data Interval Motivasi Kerja (X
2 )
Interva Frekuens Persentas Klasifikas
b. ) Deskripsi Variabel Motivasi Kerja (X 2
l i e i Variabel motivasi kerja (X ) diukur
2
(skor > dengan dua indikator (sub variabel) yakni: Mi +
(1) Faktor motivasional dan (2) Faktor SDi) pemeliharaan. Hasil jawaban responden
>54 40 95,2 Tinggi disajikan dalam tabel 4.4 berikut: (Mi -
Tabel 4.4 SDi <
Distribusi Frekuensi Deskriptif Variabel Skor
Motivasi Kerja (X
2 )
< Mi 2 4,8 Sedang
Statistics
- Motivasi Kerja
SDi)36
N Valid
42
- – 54
Missing
Skor
Mean 62.1429
<36 0,0 Kurang
Median 62.0000
Jumlah 42 100,00
Std. Deviation 5.04406 Sumber: Data Penelitian, 2015 (yang telah diolah)
Page 24 Berdasarkan nilai Mi dan SDi dalam Tabel 4.7
Tabel 4.5 maka skor motivasi kerjaideal (Mi Distribusi Frekuensi Deskriptif Variabel- SDi) sebesar 54. Hasil penelitian Disiplin Kerja (X )
3 Statistics
menunjukkan skor paling banyak pada
Disiplin Kerja
kategori tinggi yaitusebesar 95,2%. Dengan
N Valid
42
demikian klasifikasi skor motivasi kerja dalam kategori tinggi.
Missing
Selanjutnya hasil penelitian menyajikan
Mean 86.2619
jawaban responden berdasarkan nilai rata-
Median 85.5000
rata dari variabel motivasi kerjasebagaimana
Std. Deviation 7.28198
dalam tabel 4.6 berikut: Variance 53.027 Tabel 4.6
Minimum
70.00 Maximum 100.00
Deskripsi Data Rata-rata Atribut Motivasi
Sumber: Data Penelitian (2015) yang telah diolah
Kerja (X
2 )
Sebaran skor dapat dikelompokkan No. Indikator Rata-rata dengan perhitungan: jumlah butir pernyataan
Indikator dengan alternatif pilihan 1 sampai dengan 4
1. Faktor motivasional 3,46 berikut:
2. Faktor pemeliharaan 3,45 Skor : 26 x 5 = 104
Rata-rata Motivasi 3,45 tertinggi Kerja (X
2 )
ideal Skor : 26 x 1 = 26
Berdasarkan data rata-rata atribut terendah motivasi kerja(X ) sebagaimana dalam
2
ideal
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa rata-rataMi : ½ x (104 + 26) = 65 secara umum motivasi kerja sebesar 3,45. Sdi : 1/6 x (104 - = 13
Berdasarkan indikator penelitian nilai rata- 26) rata tertinggi adalah faktor motivasional
Mi + Sdi : 65 + 13 = 78
yaitu sebesar 4,46 dan terendah pada Mi – Sdi : 65 – 13 = 52 Berdasarkan Mi dan SDi maka skor indikator faktor pemeliharaan yaitu sebesar disiplin kerja (X
3 )dapat dikelompokkan 4,45.
c. Disiplin Kerja (X
3 ) seperti tabel berikut:
Variabel disiplin kerja (X ) diukur
3
dengan tiga indikator (sub variabel) yaitu: (1). Ketepatan waktu, (2). Kesadaran dalam bekerja, dan (3) Kepatuhan pada Peraturan.Hasil jawaban responden atas pertanyaan yang dibagikan dalam bentuk angket tergambar dalam tabel 4.7 berikut:
Page 25
Tabel 4.8 4.9 menunjukkan bahwa rata-rata secara Data Interval Disiplin Kerja (X ) umum disiplin kerja sebesar 3,32.3 Berdasarkan indikator penelitian nilai rata-
Interv Frekuen Persenta Klasifika al si se si rata tertinggi adalah ketepatan waktu yaitu sebesar 3,44 dan terendah pada indikator
(skor kepatuhan pada peraturan yaitu sebesar 3,18. > Mi d.
Deskripsi Variabel Kinerja Dosen (Y)
- Variabel kinerja dosen(Y) diukur
SDi) dengan tiga indikator (sub variabel) yaitu: >78 35 83,3 Tinggi (1). Melaksanakan pengajaran, (2). (Mi -
Melakukan Penelitian, dan (3) SDi <
Melaksanakan Pengabdian Kepada Skor
Masyarakat.Hasil jawaban responden atas < Mi 7 6,7 Sedang pertanyaan yang dibagikan dalam bentuk
- angket tergambar dalam tabel 4.10 berikut:
SDi)
52 Distribusi Frekuensi Deskriptif Variabel
- – Tabel 4.10
78 Kinerja Dosen(Y) <52 0,0 Kurang
Statistics
Jumla
Kinerja Dosen
h 42 100,0
N Valid
42 Sumber: Data Penelitian, 2015 (yang telah diolah)
Mean 87.4524
Berdasarkan nilai Mi dan SDi dalam
Median 89.0000
Tabel 4.8 maka skor disiplin kerja (X )ideal3 Std. Deviation 7.61962
(Mi + SDi) sebesar 78. Paling banyak dalam
Variance 58.059
penelitian ini skor disiplin kerja (X
3 )dalam Minimum
70.00 kategori tinggi (83,3%). Maximum
99.00 Selanjutnya hasil penelitian menyajikan Sumber: Data Penelitian (2015) yang telah diolah
jawaban responden berdasarkan nilai rata- rata dari variabel disiplin kerja (X )
3 Sebaran skor dapat dikelompokkan
sebagaimana dalam tabel 4.9 berikut: dengan perhitungan: jumlah butir pernyataan
Tabel 4.9 dengan alternatif pilihan 1 sampai dengan 4Deskripsi Data Rata-rata Disiplin Kerja (X
3 )
berikut: No. Indikator Rata-rata
Skor tertinggi ideal : 26 x 5 = Indikator
104
1. Ketepatan Waktu 3,44 Skor terendah ideal : 26 x 1 = 26
2. Kesadaran dalam 3,32 Mi : ½ x (104 = 65 bekerja
- 26)
3. Kepatuhan pada 3,18 Sdi : 1/6 x (104 = 13
Peraturan
- 26)
Mi + Sdi : 65 + 13 =
Rata-rata Disiplin Kerja 3,32
78
(X )
3 Mi : 65
- – Sdi – 13 =
Sumber: Data Penelitian, 2015 (yang telah diolah)
52 Berdasarkan data rata-rata atribut
disiplin kerja(X
3 ) sebagaimana dalam Tabel Page 26 Berdasarkan Mi dan SDi maka skor Berdasarkan data rata-rata atribut kinerja dosen (Y) dapat dikelompokkan kinerja dosen (Y) sebagaimana dalam Tabel seperti tabel 4.11 berikut: 4.12 menunjukkan bahwa rata-rata secara umum kinerja dosen sebesar 3,36.
Tabel 4.11 Berdasarkan indikator penelitian nilai rata-Data Interval Kinerja Dosen (Y) rata tertinggi adalah melaksanakan pengajaran yaitu sebesar 3,47 dan terendah Interva Frekuens Persentas Klasifikas pada indikator melaksanakan pengabdian l i e i kepada masyarakat yaitu sebesar 3,29. (skor >
1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Mi +
a. Hasil Uji Validitas
SDi) Uji validitas dalam penelitian ini
>78 35 83,3 Baik dilakukan dengan metode Pearson Product (Mi -
Momment (PPM).Uji validitas dalam hal ini SDi < dilakukan dengan menggunakan bantuan
Skor < program komputer statistik.Berikut ini
Mi + 7 6,7 Sedang disajikan hasil uji validitas dari butir SDi)
52 variabel penelitian.
- – pernyataan masing-masing instrumen dari
78 1) Kepemimpinan Direktur (X
1 )
<52 0,0 Kurang Hasil Uji Validitas Instrumen
Jumlah 42 100,0
Sumber: Data Penelitian, 2015 (yang
1 telah diolah)
Berdasarkan data hasil uji validitas instrumen kepemimpinan direktur (X
1 )
Berdasarkan nilai Mi dan SDi dalam menunjukkan bahwa pada tahap 1 diketahui
Tabel 4.11 maka skor kinerja dosen ideal butir pernyataan KD5, KD8 dan KD19(Mi + SDi) sebesar 78. Paling banyak dalam memiliki nilai r lebih kecil dari 0,3.
hitung
penelitian ini skor kinerja dosen dalam Dengan demikian butir pertanyaan tersebut kategori baik (83,3%). tidak dipakai dan selanjutnya dilakukan uji
Selanjutnya hasil penelitian menyajikan validitas tahap 2.Hasil uji validitas pada jawaban responden berdasarkan nilai rata- tahap 2 menunjukkan bahwa seluruh butir rata dari variabel kinerja dosen sebagaimana pernyataan memiliki nilai r lebih besar
hitung
dalam tabel 4.12 berikut: dari 0,3, dengan demikian dapat dinyatakan
Tabel 4.12 butir pertanyaan valid. Sehingga dalam halDeskripsi Data Rata-rata Kinerja Dosen (Y) ini banyaknya butir pernyataan di dalam No. Indikator Rata-rata instrumen yang digunakan untuk mengukur
Indikator kepemimpinan direktur sebanyak 27 butir
1. Melaksanakan 3,47 pernyataan. pengajaran
2) Motivasi Kerja (X
2 )
2. Melakukan Penelitian 3,33 Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi
3. Melaksanakan 3,29 Kerja (X
2 )
Pengabdian Kepada Berdasarkan data hasil uji validitas
Masyarakat instrumen motivasi kerja (X ) menunjukkan
1 Rata-rata Kinerja Dosen 3,36
bahwa pada tahap 1 diketahui butir (Y) pernyataan M2 dan M18 memiliki nilai
Sumber: Data Penelitian, 2015 (yang telah diolah)
r hitung lebih kecil dari 0,3. Dengan demikian
Page 27
Page 28
3 )
1 )
0,931 > 0,6
Reliabe l
2. Motivasi Kerja (X
2 )
0,867 Reliabe l
3. Disiplin Kerja (X
0,934 Reliabe l
Keteta pan Keteran gan
4. Kinerja Dosen (Y)
0,939 Reliabe l
Sumber: Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian (2015) telah diolah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas sebagaimana dalam tabel 4.17 diketahui bahwa seluruh instrumen variabel memiliki nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menurut Nunannly sebagaimana dikutip dalam Ghozali (2011) menyatakan bahwa jika suatu instrumen memiliki koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 maka instrumen tersebut dapat dinyatakan reliabel.
A. Analisis Statistik Hasil Penelitian
Setelah semua uji persyaratan analisis terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi antara variabel bebas (X
1 ,X 2 ,X 3 ) dan variabel terikat (Y)
1. Kepemim pinan Direktur (X
Cronb ach Alpha
butir pertanyaan tersebut tidak dipakai dan selanjutnya dilakukan uji validitas tahap 2. Hasil uji validitas pada tahap
hitung
2 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan memiliki nilai r hitung lebih besar dari 0,3, dengan demikian dapat dinyatakan butir pertanyaan valid. Sehingga dalam hal ini banyaknya butir pernyataan di dalam instrumen yang digunakan untuk mengukur motivasi kerja sebanyak 18 butir pernyataan. 3) Disiplin Kerja (X
3 )
Hasil Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja (X
3
) Berdasarkan data hasil uji validitas instrumen disiplin kerja (X
3 ) menunjukkan
bahwa pada tahap 1 diketahui butir pernyataan D4, D16, D22 dan D29 memiliki nilai r
lebih kecil dari 0,3. Dengan demikian butir pertanyaan tersebut tidak dipakai dan selanjutnya dilakukan uji validitas tahap 2. Hasil uji validitas pada pernyataan memiliki nilai r
Variabel Koefis ien
hitung
lebih besar dari 0,3, dengan demikian dapat dinyatakan butir pertanyaan valid. Sehingga dalam hal ini banyaknya butir pernyataan di dalam instrumen yang digunakan untuk mengukur disiplin kerja sebanyak 26 butir pernyataan. 4) Kinerja Dosen (Y)
Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja Dosen (Y)
Berdasarkan data hasil uji validitas instrumen kinerja dosen (Y) menunjukkan bahwa pada tahap 1 diketahui butir pernyataan K4, K13, K14 dan K20 memiliki nilai r hitung lebih kecil dari 0,3. Dengan demikian butir pertanyaan tersebut tidak dipakai dan selanjutnya dilakukan uji validitas tahap 2. Hasil uji validitas pada tahap 2 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan memiliki nilai r hitung lebih besar dari 0,3, dengan demikian dapat dinyatakan butir pertanyaan valid. Sehingga dalam hal ini banyaknya butir pernyataan di dalam instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja dosen sebanyak 26 butir pernyataan.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Cronbach Alpha.Uji reliabilitas dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer statistik.Berikut ini disajikan hasil uji reliabilitas masing-masing instrumen dari variabel penelitian.
Tabel 4.17 Hasil Uji Reliabilitas Metode Cronbach
Alpha N o.
menggunakan regresi berganda dan dilanjutkan dengan perhitungan kontribusi
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Toleranc e
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas sebagaimana dalam Tabel 4.18 diketahui bahwa nilai tolerance seluruh variabel bebas lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Hal ini Menurut Nunannly sebagaimana dikutip dalam Ghozali (2011) menyatakan bahwa jika model memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai
8 Tidak terjadi Multikolinierit as
3 0,445 2,24
X
4 Tidak terjadi Multikolinierit as
2 0,348 2,87
X
4 Tidak terjadi Multikolinierit as
1 0,244 4,09
X
VIF Keterangan
Page 29
masing-masing variabel. Perhitungan kontribusi yang digunakan adalah dengan pendekatan sumbangan relatif dan sumbangan efektif.
Tabel 4.18 Hasil Uji Multikolinearitas
Cara deteksi model apakah mengalami gejala multikolinearitas ataukah tidak adalah dengan cara mempertimbangkan nilai VIF dan tolerance yang dihasilkan oleh masing- masing variabel bebas. Hasil uji statistik dapat disajikan dalam Tabel 4.18 berikut.
b. Uji Multikolinieritas
sekitar garis diagonal. Hal ini menurut Ghazali (2009) berpendapat bahwa jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model memenuhi asumsi normalitas.Dengan demikian asumsi klasik terkait normalitas data dari model dapat terpenuhi.
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa sebaran data memiliki kecenderungan menyebar diBerdasarkan uji normalitas metode grafik Normal P-P Plot sebagaimana dalam
Variabel Disiplin Kerja (X 1 )
Gambar 4.5 Uji Normalitas Metode Grafik Normal P-P PlotDeteksi normalitas dapat dilakukan dengan metode grafik.Dalam penelitian ini uji normalitas di deteksi dengan menggunakan p-p plot diagram, jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil analisis menunjukkan diagram p-p plot dalam Gambar 4.5 sebagai berikut:
penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan terdiri dari uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas.Dipilihnya uji prasyarat tersebut disebabkan karena obyek penelitian adalah berkonsentrasi pada manajemen sumber daya manusia. Hasil uji asumsi klasik disajikan dalam penjelasan sebagai berikut:
Unbiased Estimator (BLUE). Dalam
Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik. Menurut Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mendapatkan model yang baik dan terbebas dengan bias atau bersifat Best Linear
Variab el Bebas
c. Uji Heterokedastitas
Page 30
Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 98,544 lebih besar dari nilai F tabel sebesar 2,852 (df1 = 3; df2 = 38
4.20Berikut:
SPSS
17.00 disajikan dalam TabelUji t dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidak adanya kontribusi secara parsial kepemimpinan direktur, motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja dosen. Hasil uji t dengan bantuan program
b. Uji t
; α = 5%). Hal ini juga ditunjukkan dengan nilai signifikansi (p) yaitu sebesar 0,000 lebih kecil dar 0,05 sebagai taraf yang telah ditetapkan (α). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara bersama-sama kepemimpinan direktur, motivasi kerja dan disiplin kerja memiliki kontribusi terhadap kinerja dosen AKBID Bunga Kalimantan Banjarmasin.
Sumber: Data Penelitian (2015)
VIF lebih kecil dari 10 maka model tersebut dapat dinyatakan terbebas dari gejala multikolinearitas. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa asumsi klasik terkait dengan terbebasnya model dari gejala multikolinearitas dapat dipenuhi.
a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, Kepemimpinan Direktur b. Dependent Variable: Kinerja Dosen
1 Regression 2109.283 3 703.094 98.544 .000 a Residual 271.122 38 7.135 Total 2380.405 41
Tabel 4.19 Hasil Uji F (Simultan) ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Uji F dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh secara simultan (bersama-sama) kepribadian pegawai, kepuasan kerja dan motivasi pegawai terhadap kinerja pegawai. Hasil uji F dengan bantuan Software SPSS 17.00 disajikan dalam Tabel 4.19 berikut:
Scatterplot Berdasarkan hasil uji hetroskedastisitas metode grafik scatterplot tersebut menunjukkan titik-titik menyebar di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y, hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heterokedastitas.
Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode
Apabila nilai probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan lima persen dan grafik scatterplot, titik-titik menyebar di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastitas (Ghozali, 2009).Hasil uji heteroskedastisitas metode grafik scatterplot disajikan dalam Gambar 4.6 berikut.
2. Uji Hipotesis
a. Uji F
Tabel 4.20 Model regresi tersebut dapat a Hasil Uji t (Parsial) dijelaskan sebagai berikut:Coefficients
1) Konstanta sebesar 17,880, yang berarti
Unstandardized Standardized
bahwa besarnya kinerja kinerja dosen
Coefficients Coefficients
dengan tidak adanya kepemimpinan Model B Std. Error Beta t Sig. direktur, motivasi kerja dan disiplin
1 (Constant) 17.880 7.140 2.504 .017 kerja17,880.
Kepemimpinan Direktur .334 .064 .576 5.196 .000
2) Koefisien regresi kepemimpinan direktur
Motivasi Kerja .326 .140 .216 2.327 .025
(X
1 ) sebesar 0,334, yang berarti bahwa Disiplin Kerja .239 .086 .228 2.780 .008
nilai kinerja dosen dengan adanya
a. Dependent Variable: Kinerja Dosen
kontribusi dari kepemimpinan direktur
Sumber: Data Penelitian (2015) yang telah diolah akan meningkat sebesar 0,334.
3) Koefisien regresi motivasi kerja (X )
2 Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai
sebesar 0,326, yang berarti bahwa nilai t kepemimpinan direktur (X ) sebesar
hitung
1
kinerja dosen dengan adanya kontribusi 5,196 lebih besar dari nilai t tabel sebesar dari motivasi kerja akan meningkat 2,019 (df (n- = 42-1). Hal ini juga
1; α = 5%) sebesar 0,326.
ditunjukkan dengan nilai signifikansi (p) 4) Koefisien regresi disiplin kerja (X )
3
yaitu sebesar 0,000 lebih kecil dar 0,05 sebesar 0,239, yang berarti bahwa nilai sebagai taraf yang telah ditetapkan (α). kinerja dosen dengan adanya kontribusi
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dari disiplin kerja akan meningkat secara parsial kepemimpinan direktur memiliki kontribusi terhadap kinerja dosen.
c.
Uji Determinasi
Nilai t motivasi kerja (X ) sebesar
hitung
2 Uji determinasi dalam penelitian ini
2,327 lebih besar dari nilai t sebesar
tabel
dimaksudkan untuk mengetahui besarnya 2,019 (df (n- = 42-1). Hal ini juga
1; α = 5%)
pengaruh variabel bebas terhadap variabel ditunjukkan dengan nilai signifikansi (p) terikatnya.Hasil uji determinasi dengan yaitu sebesar 0,025 lebih kecil dar 0,05 bantuan Software SPSS 17.00 disajikan sebagai taraf yang telah ditetapkan (α). dalam tabel 4.21 berikut. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara parsial motivasi kerja memiliki
Tabel 4.21 kontribusi terhadap kinerja dosen.Hasil Uji Determinasi Nilai t hitung disipin kerja (X
3 ) sebesar b Model Summary
2,780 lebih besar dari nilai t sebesar
tabel Adjusted R Std. Error of the
2,019 (df = 42-1). Hal ini juga
(n- 1; α = 5%) Model R R Square Square Estimate
ditunjukkan dengan nilai signifikansi (p) a
1 .941 .886 .877 2.67110
yaitu sebesar 0,008 lebih kecil dar 0,05
a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, sebagai taraf yang telah ditetapkan (α). Kepemimpinan Direktur
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
b. Dependent Variable: Kinerja Dosen
secara parsial displin kerja memiliki
Sumber: Data Penelitian (2015) kontribusi terhadap kinerja dosen.
Hasil uji determinasi sebagaimana Berdasarkan hasil uji regresi berganda dalam Tabel 4.21 diperoleh nilai Adjusted R
2
tersebut, maka dalam penelitian ini dapat
Square (R ) sebesar 0,877 atau setara
dibentuk persamaan model regresi sebagai dengan 87,7%. Hal ini dapat diartikan berikut: bahwa variabel bebas yang terdiri dari
Y = 17,880 + 0,334X 1 + 0,326X 2 + 0,239X 3
kepemimpinan direktur (X
1 ), motivasi kerja
(X ) dan disiplin kerja (X ) memiliki
2
3 Page 31
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN
d. Menghitung Besarnya Kontribusi Masing-masing Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat
1) Kontribusi Kepemimpinan Direktur (X 1 ) terhadap Kinerja Dosen (Y)
5. Terdapat kontribusi Kepemimpinan Direktur, disiplin kerja, motivasi kerja terhadap kinerja dosen AKBID Bunga Kalimantan sebesar 87,7%.
4. Terdapat kontribusi Disiplin kerja terhadap kinerja Dosen AKBID Bunga Kalimantan, dilihat dari taraf pengujian hipotesis yaitu koefisien kontribusi untuk disiplin kerja dosen AKBID Bunga Kalimantan sebesar 19,60%. Hal ini berarti terdapat kontribusi disiplin kerja terhadap kinerja dosen AKBID Bunga Kalimantan.
3. Terdapat kontribusi Motivasi kerja terhadap kinerja Dosen AKBID Bunga Kalimantan, dilihat dari taraf pengujian hipotesis yaitu koefisien kontribusi untuk motivasi kerja dosen AKBID Bunga Kalimantan sebesar 18,57%. Hal ini berarti terdapat kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja dosen AKBID Bunga Kalimantan.
2. Terdapat kontribusi kepemimpinan direktur terhadap kinerja dosen AKBID Bunga Kalimantan, dilihat dari taraf pengujian hipotesis yaitu koefisien kontribusi untuk kepemimpinan direktur dengan kinerja dosen AKBID Bunga Kalimantan sebesar 49,52%. Hal ini berarti terdapat kontribusi antar kepemimpinan direktur terhadap kinerja dosen AKBID Bunga Kalimantan.
1. Gambaran kepemimpinan direktur sebesar 3,19, motivasi kerja sebesar 3,45, disiplin kerja sebesar 3,32, kinerja dosen AKBID Bunga Kalimantan sebesar 3,36.
X 2 Y = = 22,35 x 87,7% = 19,60%.
X 2 Y = = 21,18 x 87,7% = 18,57% 3) Kontribusi Disiplin Kerja (X 3 ) terhadap Kinerja Dosen (Y)
X 1 Y = = 56,47 x 87,7% = 49,52% 2) Kontribusi Motivasi Kerja (X 2 ) terhadap Kinerja Dosen (Y)
Page 32
kontribusi terhadap variabel terikatnya yaitu kinerja dosen (Y) sebesar 87,7%.Sedangkan,sisanya sebesar 32,5% dipengaruhi oleh variabel di luar model dalam penelitian ini.
Jumlah : 1,02 (diasumsikan 100%)
3 : 0,228 +
Koefisien Beta X
2 : 0,216
Koefisien Beta X
1 : 0,576
) : 87,7% Koefisien Beta X
2
Adjusted R Square (R
Perhitungan kontribusi masing-masing variabel bebas dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan sumbangan efektif dan relatif. Perhitungan masing- masing kontribusi variabel bebas dapat dijelaskan dalam tahapan perhitungan berikut:
Berdasarkan koefisien beta tersebut, maka dapat dihitung besarnya masing- masing kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya sebagai berikut:
Page 33 SARAN
E. Mulyasa, (2007), Menjadi Dosen
Yogyakarta: ANDI.
Organization Behavior (Prilaku Organisasi) ,
Luthan, Fred, (2006),
Penelitian Behavioral , Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Kerlinger, Fred. N. ( 2004), Asas-Asas
Manusia , Yogyakarta : STIE YPKN
, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Istijanto, (2005), Riset Sumber Daya
Manusia
Husen, Umar, (2004), Riset Sumber Daya
Gomez Meija, D.B. Balkin dan R.L. Cardy, (2001) Manajing Human Resources, USA: Prentice Hall.
dan Manajemen Sumber Daya Manusia , Jakarta : PT Rineka Cipta.
Fathoni Abdurrahmat, (2006), Organisasi
Profesional , Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Rosdakarya.
1. Bagi Dosen Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, pada aspek kepemimpinan direktur dan motivasi kerja sebaiknya perlu ditingkatkan lagi kea rah yang lebih baik.Terutama pada aspek-aspek yang memang belum terpenuhi diantaranya perlakuan direktur untuk mendorong dalam meningkatkan disiplin kerja atas pekerjaan yang dilakukan.
Institusi Perguruan Tinggi Profesional , Bandung: PT Remaja
E. Mulyasa, (2009), Menjadi Pimpinan
Davis, Keith dan John W. Newstrom, (1995), Perilaku dalam Organisasi , (Terjemahan Agus Darma), Jakarta: Erlangga.
Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok , Jakarta: Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan, (2004), Motivasi
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto Suharsimi, (1997), Prosedur
Budaya Kinerja Dosen , Cianjur: CV Dinamika Karya.
, Yogyakarta: Graha Ilmu. A Tabrani R, (2000), Upaya Meningkatkan
Manajemen Sumber Daya Manusia
Ambar Teguh Sulistiani Rosidah, (2009),
3. Bagi Institusi AKBID Bunga Kalimantan Yayasan Pendidikan Bunga Kalimantan harus lebih memperhatikan peran dosen, karena tugas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, oleh sebab itu perlu adanya apresiasi dari Yayasan Pendidikan Bunga Kalimantan yang diberikan kepada para dosen. Agar lebih focus dan berkonsentrasi dalam pekerjaannya sebagai seorang dosen yang profesional
2. Bagi praktisi Untuk menjadi pendidik yang professional meningkatkan mutu pendidikan. Dosen perlu beradaptasi dengan kinerja dan berupaya meningkatkan disiplin kerja saat bekerja, salah satunya meningkatkan kinerja juga perlu motivasi didalam bekerja, setidaknya mampu mempertahankan dedikasinya agar terus dapat meningkatkan disiplin kerja waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Page 34
Timple, Dale A, (2000), Seri Kepemimpinan
Sugiyono, (2001), Metode Penelitian Administrasi , Bandung : Alfabeta.
Sujana, (2005), Metode Statistika, Bandung : CV Tarsito. Sujana, (2003), Teknik Analisis Regresi dan
Korelasi , Bandung: CV Tarsito
Sukardi, (2007), Metodologi Penelitian
Pendidikan , Jakarta: PT Bumi Aksara.
Supranto J. (2000), Statistik Teori dan
Aplikasi , Bandung : PT Gelora Aksara.
Manajemen Sumber Daya Manusia , Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Jakarta: Rineka Jaya. Mahasiswanto, Bedjo, (2005), Manajemen
Yulk Garry, (2005), Kepemimpinan dalam Organisasi , Jakarta: PT Yudeks.
Pimpinan Institusi Perguruan Tinggi , Jakarta: PT Raja Grafindo