PAULUS BAHAN UTS 2010 2 .docx (1)
1
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
I. SIAPA PAULUS
Tokoh paling besar & berpengaruh sesudah Yesus. Ia berjasa menyebarkan dan merumuskan ajaran agama
Kristen. Asal-usulnya menopang kemampuannya. Orang non-Kristen menganggap agama orang Kristen adalah
agama Paulus (saking besar pengaruhnya) bukan agama Yesus, juga dianggap sering menyelewengkan ajaran
Kristus.
Cara hidupnya sesuai dengan keyakinannya bahwa jalan menuju Allah bukan taat pada hukum Taurat.
Meskipun ia pengikut Kristus yang bersemangat, ia tidak meninggalkan agama Yahudinya. Karena Paulus
menguasai bahasa Yunani, maka semua harta pustaka Yunani terbuka baginya. Namun dalam semua tulisannya
hanya 2x mengutip penulis Yunani. Ia senantiasa mengutip dari PL. Kebanyakan dia mengutip dari Septuaginta
(=Yunani) ketimbang dari Kitab Suci Ibrani.
Paulus mengidentifikasikan dirinya dengan Israel. Dalam tulisannya kepada orang bukan Yahudi ia
menyebut Abraham "bapa leluhur jasmani kita" dan Ishak "bapa leluhur kita”. Bagi dia Kristus berarti segalagalanya (Flp 3:8), namun ia rela dikutuk dan dipisahkan dari Kristus seandainya hal itu menguntungkan sesama
bangsanya Israel (Rm 9:3). Biarpun ia Yahudi tulen dan ia pun kebanyakan bekerja di antara orang-orang bukan
Yahudi. Paulus juga menghargai warisan yang ia miliki, Yunani & Romawi. Ia menyebut diri "orang yang
dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk ... orang-orang yang tidak mengenal Allah.”
Ia pun tokoh kontroversial, karena:
Sering tulisannya sulit sehingga mudah disalahartikan orang (2 Ptr 3:15-16).
Berani menentang siapa pun, bahakn menegur Petrus sebagai orang munafik-penakut & Barnabas.
Karena tulisannya sulit ada banyak tuduhan dilancarkan para ahli Kitab Suci padanya: pembenci
perempuan, homoseks dll.
Riwayat hidup Paulus, [sumber penyusunan: surat-suratnya sendiri, kisah para rasul & catatan sejarah.
Macam-macam sikap para ahli.] Ia lahir di Tarsus (10 M), ibukota Kilikia, anak kota metropolitan yang indah
(internasional). Punya latar belakang kompleks. Nama Saul (Yahudi), mungkin perawakan pendek. Warga negara
Romawi sejak lahir – menguntungkan karya misinya. Pendidikan Yahudi; tahu bhs Ibrani/Aram (Kis 21:40), juga
Yunani. Belajar Taurat pada Rabi Gamaliel di Yerusalem (Kis 23:3). Pekerjaan pembuat tenda. Penganut aliran
Farisi, mazhab Agama yahudi paling keras. Penganut Rabi Hillel (mungkin Rabi Shamai yang keras itu). Karena
lahir di Tarsus, tentu bisa bhs Yunani dan mengenal filsafat Yunani. Tahu teknik “DIATRIBA”, yaitu tehnik
berdebat dengan mengajukan pertanyaan sekaligus memberikan jawaban singkat (kadang mengutip pendapat
orang – lalu dibantah). Sebagai seorang ahli Taurat, tahu dengan baik PL, sehingga pandai mengutipnya.
Penganiaya pengikut Kristus: Saulus hadir pada waktu Stefanus dirajam..... sampai minta surat ke
mahkamah agama untuk penganiayaan itu.
Beberapa alasan membenci Kristen:
Yesus dianggap sesat & pembangkang Hukum Taurat
Yesus sering mengecam orang Farisi
Pengikut-Nya mewartakan Yesus sebagai Mesias, padahal Ia mati di salib – dikutuk Allah
Sepak terjang para pengikut Yesus bisa mengundang intervensi dari penjajah Romawi
Pertobatan Paulus:
Ada cahaya turun dari surga, Saulus rebah
Karena dialog
Makna pertobatannya:
Bukan pertobatan dari seorang penjahat menjadi saleh, tapi dari orang saleh Yahudi & pembenci
Kristus karena ketidaktahuannya menjadi pengikut Kristus yang saleh & rasul Yesus yang amat
bersemangat.
Pertobatannya = metanoia (perubahan cara berpikir)
Bahkan kelak Paulus memiliki pikiran Kristus (1 Kor 2:16)
Ia pernah menyendiri ke tanah Arab (Gal 1:7). Th 49 M, ke Yerusalem ikut Konsili pertama.
Kesimpulan: setelah mengenal Kristus, ia berubah 180°, menjadi rasul paling hebat. Sisa hidupnya
menjadi pelayan Yesus dg melewati perjalanan yang sulit.
II. POKOK-POKOK TEOLOGI PAULUS
Paulus seorang yang sangat berbakat, karya pelayanannya luas & efektif, sebab punya 2 kebudayaan
(Yunani/Helenisme & Romawi – juga Yahudi). Soal keturunan lahiriah; sunat, dari bangsa Israel, dari suku
Benyamin, orang Ibrani asli, paham-taat hukum Taurat – Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, (Filipi
2
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
3:4-6). Karena menguasai bhs Yunani, maka semua harta Yunani terbuka baginya, namun ternya ia tidak banyak
mengutip dari pujangga Yunani. Lebih mengutip LXX. Paulus mengidentifikasikan diri sebagai orang Israel
(Yahudi).
A. Allah Bapa
Allah Pusat segalanya:
Paulus menaruh perhatian besar pada kata Allah. Sudah diandaikan bhw penulis PB banyak memakai kata
Allah. Paulus menulis kata Allah (153 x) khusus dlm Rm. 40% diborong Paulus, tanda kata Allah begitu penting.
Semakin penting sesuatu semakin sering disebut. Ia tergila-gila/terobsesi oleh Allah – maka slalu bicara ttg Allah.
1 Kor 5:48, Allah menjadi segala-galanya di dalam segala sesuatu. Bahkan Yesus Kristus pun bersandar pada
Allah (Teosentris).
Paulus seorang yang tergila-gila pada Allah dan ia selalu berbicara tentang Dia yang menjadi pusat pem
lrannya. Apa saja yang dia uraikan, dia huUb'ungkan dengan Allah. Ia mengajarkan bahwa Allah berdaulat atas
kehidupan kita dalam semua aspeknya, sehingga tidak ada satu bagian pun dari pengalaman kita yang dapat kita
anggap tidak ada hubungannya dengan Allah. Bagi Paulus, Allah itu penting di mana-mana pada masa sekarang,
dan ia menantikan dengan penuh harapan kedatangan zaman itu ketika Allah akan menjadi "semua di dalam
semua" (I Kor 15:28).
B. Allah Yang Esa & Mulia:
Ini sulit, tidak selalu mencerminkan isi. Paulus itu penganut monotheisme yang teguh. Allah Yang Esa
dipandang sebagai Bapanya. Karena Allah itu satu maka Paulus dalam surat-suratnya jelas menentang
penyembahan berhala. Paulus juga tertarik pada kemuliaan Allah (47% dalam PB). Ini ide penting. Ia pernah
mengeluh bahwa orang-orang berdosa kehilangan kemuliaan Allah. Sebaliknya manusia yang selamat adalah
yang menerima kemuliaan Allah. Namun lebih sering Paulus menikmati/melihat kemuliaan Allah sebagai
motivasi perbuatan moral; hidup untuk memuliakan Allah.
Allah tidak acuh tak acuh terhadap perbuatan kita, perbuatan kita slalu ada kaitan dengan Allah. Manusia
harus bertanggung jawab atas sgala perbuatannya. Allah akan menghukum kalau orang tidak menjalankan hukum
Tuhan. Hukuman yang ditrima orang Kristen itu bersifat mendidik. Penghakiman yang sejati (final) ialah pada
akhir zaman.
Allah sangat memperhatikan orang berdosa. Ia menuntut tanggung jawab manusia. Setiap perbuatan jahat
pasti melukai perasaan Tuhan. Dosa tentu berkaitan dengan Allah dalam bentuk apa pun. Dosa bersifat teologis.
Allah menghukum secara aktif, arti: kalau Allah menghukum itu karena Allah mau menghukum – Dia bukan
Allah yang tidak berdaya. Orang Kristen harus melihat penderitaan itu sebagai sesuatu yang mendidik.
Ia menikmati kemuliaan Allah (II Kor 4:6, 15; Flp 2:11) atau melihatnya sebagai pendorong untuk tingkah
laku: seperti Abraham, kita harus "memuliakan Allah". Allah yang menjadi pusat segala-galanya bagi Paulus
adalah Allah yang mulia. Kadang-kadang Paulus berbicara tentang sifat-sifat ilahi. Dia melihat Allah sebagai
yang "hidup", yang "setia", sebagai yang “benar", "tidak berdusta", "sumber ketekunan dan penghiburan",
"sumber pengharapan" dan Allah "sumber segala penghiburan" & "sumber kasih dan damai sejahtera". Bagi
Paulus Allah "akan menghancurkan Iblis di bawah kaki [kita]" (Rm 16:20); pernyataan ini menunjukkan
keaktifan Allah dan memberi dimensi baru kepada pengertian kita tentang damai sejahtera. Damai sejahtera tentu
bukanlah suatu keadaan tenang, melainkan seiring sejalan dengan peperangan melawan kejahatan. Namun ciri
khas tulisan-tulisannya adalah apa yang sedang dikerjakan Allah daripada tentang kodrat dan keadaan-Nya.*
C. Kasih Allah
Bukankah Allah itu kejam/menghukum? Ini kesimpulan salah! Ini sebagai bukti bahwa Allah punya
kepedulian terhadap umat-Nya. Allah justru amat mencinta manusia, meski manusia itu berdosa. Gambarannya
seimbang: Allah yang punya kuasa besar, diimbangi kasih yang besar.
Rm 5:8 = Paulus menunjukkan Allah punya sifat jauh beda dengan sifat manusia. Manusia cenderung
berbuat baik pada yang ia cintai, tidak pernah pada musuhnya. Tak ada kasih yang lebih besar dari pada seorang
yang serahkan diri untuk sahabatnya.
Rm 5:5 = bukti cinta Tuhan – sampai mencurahkan Roh-Nya dalam hati kita. Tak ada yang dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, kecuali kalau kita sendiri.
2 Kor 13:13 = berkat yang slalu dipakai Paulus.
Rm 8:28 = Allah mengasihi kita, maka Ia mendatangkan kebaikan/keuntungan.
D. Keselamatan Dari Allah:
3
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
Pengalaman Paulus bertemu dengan Yesus – kasih. Ia melihat Allah dalam diri Yesus sebagai tujuan
keselamatan. Allah slalu berada di balik Yesus. Pendamaian=khusus. Misteri YX=inkarnasi, wafat &
kebangkitan. Apa yang dilakukan YX brasal dr Bapa-Nya.
Pertobatan: Itu anugrah Allah (2 Tim 2:25). T=awal baik bagi anugrah rahmat, menjadi awal & akhir
anugrah Tuhan.
Kebenaran Allah: (Rm 1:17; 3:5)
Ide yang sulit? Kalau dikaitkan dengan Allah= keselamatan yang dikerjakan Allah, karena Allah setia pd
umat-Nya. Kata benar [dikayos] banyak artinya» setia pada janji. Kalau Allah menylamatkan umat-Nya artinya
Ia memenuhi janji yang pernah diucapkan.
Idenya: Kebenaran {} keselamatan
Dikayosinai {} Soterion
..... sejajar model tulisan Yahudi.
Kebenaran manusia: kebenaran ini dikaitkan dengan manusia, dibedakan dalam 2 arti:
1) Kebenaran Yuridis/Forensik: kriterianya pada status hukum; bisa dirampas, bisa diberikan – bisa dijatuhkan.
Banyak dipakai Paulus.
2) Kebenaran Moral: baik, tak berdosa ++ dalam diri orang kebenaran ini tak bisa dirampas.
Term: ilasterion? terj. or Jalan pendamaian? or Tutup pendamaian? (Rm 3:24-25). Paulus menerangkan
keselamatan manusia dengan 3 cara:
Ilasterion [tutup pendamaian] Kel 25:7; Im 16:2. Gambaran penting dalam tulisan Paulus. Dari dunia ritual.
Kita ini berdosa – perlu didamaikan; so jauh dari murka Allah.
Dosa mencemarkan kemuliaan Allah.
Kata “keselamatan” dalam surat Paulus sangat penting. Dikaitkan dengan ide: jalan/tutup pendamaian &
pembenaran.
Kehidupan Orang Kristen:
Allah dipandang aktif berkarya dalam berbagai aspek kehidupan bersama dari orang-orang yang sudah
diselamatkan. Jemaat adalah Jemaat Allah (I Korintus 1:2; 10:32; 11:22; 15:9; II Korintus L1; Galatia 1:13; I
Timotius 3:5, 15; bdk. bentuk jamak "jemaat-jemaat Allah" dalam I Korintus 11:16: I Tesalonika 2:14; II
Tesalonika 1:4). Begitu juga Paulus berbicara tentang "Israel milik Allah" (Galatia 6:16),65 "tempat kediaman
Allah" (Efesus 2:22), dan "anggota-anggota keluarga Allah" (Efesus 2:19). Mirip dengan hal ini adalah vlggapan
bahwa orang-orang beriman adalah bait Allah, dan fakta bahwa bait Allah itu suci (I Korintus 3:16-17),
rnengungkapkan sesuatu mengenai hubungan antara orang-orang beriman dengan Allah. Jemaat tidak hanva
milik Allah, melainkan merupakan kelompok yang di dalamnya Allah aktif. Ia telah "menetapkan" beberapa
orang di dalam jemaat, terutama para rasul, tetapi juga orang-orang lain (I Korintus 4:9; 12:28); la juga telah
"menyusun" anggota-anggota tubuh tersebut (I Korintus 12:24).
Di mata Paulus Allah juga menaruh minat pada tiap-tiap individu. Allah menganugerahkan karunia yang
baik kepada tiap-tiap orang dari jemaatnya; Ia menganugerahi tiap-tiap orang suatu "karisma" (I Korintus 7:7),
memberi tiap orang suatu kedudukan tertentu dalam kehidupan ini (I Korintus 7:17), dan bekerja dalam diri
mereka semua (I Korintus 12:6), dan memberi mereka kesejahteraan (I Korintus 16:2). la memberikan roh
"kekuatan, kasih dan ketertiban" (II Timotius 1:7). Kalau la memberikan karunia untuk bernubuat, bahkan
seorang yang bukan anggota jemaat akan terdorong untuk berkata, "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu"
(I Korintus 14:25). Orang-orang beriman tentu akan mengetahui sendiri kehadiran Allah itu, namun kadangkadang kehadiran itu dapat dinyatakan juga kepada orang-orang luar. Jika tubuh Kristus bertumbuh, maka yang
menumbuhkan adalah Allah (Kolose 2:19). Kegiatan Allah bahkan meluas melampaui karya-Nya di dalam dan
untuk umat-Nya. Suatu keterangan tambahan yang menarik dalam pembahasan Paulus mengenai kebangkitan
adalah penegasannya bahwa Allah memberikan kepada tiap-tiap biji suatu "tubuh" (I Korintus 15:38); satu biji
kecil sekalipun tidak tumbuh lepas dari Allah.
Allah telah menciptakan kita untuk tujuan khusus-Nya dan memberi kita Roh (II Korintus 5:5). la
meneguhkan kita dan mengurapi kita (II-Korintus 1:21); sedangkan pengurapan merupakan petunjuk lain tentang
pemberian Roh oleh-Nya. Begitu juga la dapat melimpahkan kasih karunia kepada kita (II Korintus 9:8). la
mengajar kita (I Tesalonika 4:9) dan memenuhi semua kebutuhan kita (Filipi 4:9). Persenjataan yang dengannya
kita diperlengkapi adalah "perlengkapan senjata Allah" (Efesus 6:11, 13), dan dengan persenjataan ini kita
mampu menghancurkan benteng-benteng musuh (II Korintus 10:4). Orang-orang beriman tidak mengandalkan
kemampuan sendiri, melainkan mengandalkan perlengkapan senjata dari Allah itu, sehingga Paulus bisa berkata,
"Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah" (II Korintus 3:5). Allah berada pada awal kehidupan orang Kristen,
sebab la "menetapkan" kita untuk memperoleh keselamatan, bukan untuk ditimpa murka (I Tesalonika 5:9).
Paulus mengatakan bahwa Allah "memilih" dia sejak kandungan ibunya dan memanggil dia (Galatia 1:15) dan
4
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
bahwa Allah menetapkan bidang-bidang pekerjaan bagi umat-Nya (II Korintus 10:13). Menurut Paulus, Allah
membuka pintu bagi pelayanan (Kolose 4:3) dan melicinkan jalan (I Tesalonika 3:11). Jelas bahwa Paulus
melihat kehidupan orang Kristen sebagai bergantung pada Allah dan panggilan-Nya, dan bukan pada gagasan
cemerlang dari orang percaya itu. Bagi Paulus pelayanan Kristen dilaksanakan menurut petunjuk Allah dan
dengan perlengkapan yang disediakan Allah. Allah ada di dalam semuanya itu.
Kerajaan Allah: Arti Allah itu meraja. Meski bukan ide favorit, tapi juga dipakainya. KA menyangkut
kualitas kita = sifat yang disenangi Allah. KA=kuasa dari Allah. Bukan berarti mengesampingkan usaha manusia
karena juga cukup diperhatikan. KA itu sudah dan belum diwujudkan di tengah manusia. Pada akhir zaman
menjadi sempurna keselamatan manusia. Tubuh tak mendapat tempat dalam KA – karena perlu
dimurnikan/dimuliakan.
Kesimpulan: keselamatan dari Allah tampak dlm kebenaran-Nya. Kata kebenaran erat kaitan dg
keselamatan.
E. PREDESTINASI
Paulus terus berulang kali menandaskan bahwa kehendak Allah sedang terlaksana. Inti kebenaran agama
Kristen bahwa Kristus "telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita," dan Dia melakukannya "menurut
kehendak Allah dan Bapa kita" (Gal 1:4). Hikmat Allah tersembunyi dan Allah telah menyediakannya bagi
kemuliaan kita sebelum segala abad. Hikmat tersebut dinyatakan kepada orang-orang kudus. Alasan kuat
menerima ajaran predestinasi dalam awal Ef 1. Orang-orang beriman telah dipilih di dalam Kristus sebelum
dunia dijadikan dan sudah ditentukan dari semula untuk dijadikan anak melalui Yesus Kristus. "Kerelaan" Allah
telah ditetapkan dalam Kristus dan orang beriman sudah ditetapkan dari semula menurut rencana Allah yang
"mengerjakan segala-galanya menurut rencana kehendakNya".
Predestinasi memberikan jaminan: "Mereka yang Dia kenal dari semula, ditetapkan-Nya juga untuk
menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya dan merereka yang ditetapkan-Nya dari semula, mereka itu juga
dipanggil-Nya; dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya; dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakan-Nya" (Rm 8:29-30). Allah tidak pernah mengingkari kasih-karunia dan
panggilan-Nya. Kita tidak sendirian melakukan apa yang perlu untuk keselamatan kita: Allah telah menentukan
dari semula dan telah memanggil orang-orang milik-Nya. Dengan kata lain, seluruh keselamatan kita, mulai dari
awal sampai akhir, berasal dari Allah. Kita mendapat jaminan bahwa Allah telah memilih kita sebelum dunia
dijadikan dan Dia tidak akan mengingkari panggilan-Nya. Tak ada sesuatu pun yang dapat memberi kita jaminan
seperti itu.
Allah sudah menetapkan orang sejak semula untuk berbuat baik. Paulus tidak memandang ajaran ini
sebagai pendorong untuk bermalas-malasan, melainkan untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah
sebelumnya, supaya kita hidup di dalamnya (Ef 2:10). Karena kita adalah orang pilihan Allah, maka harus
"mengenakan hati yang penuh belas kasihan, kebaikan, kerendahan hati, kelemahlembutan & kesabaran" (Kol
3:12). Predestinasi tidak untuk dijadikan hak istimewa, tetapi untuk melayani. Predestinasi mengingatkan umat
beriman bahwa berbuat baik bukanlah pilihan, melainkan sudah ditetapkan dari semula.
F. YESUS KRISTUS TUHAN KITA
72% kata Kristus berasal dari Paulus dalam Perjanjian Baru. Kata YX = Yg Terurapi. Nama Mesias [orang
tertentu yang diurapi]. YX sendiri sering hindari kata Mesias, karena konotasinya bersifat politis duniawi. Ia
cenderung menyebut Anak Manusia. Kristus=suatu gelar; bukan nama. Namun bagi Paulus, kata YX seolah
sebagai nama. Pauluslah yang sering pakai sebutan XY. Menarik ia tetap pakai nama Yesus, padahal tak pernah
ketemu Dia yang masih hidup. Kata XY (dibalik) sebagai variasi. Apa artinya? [itu tak penting]. Paulus sering
mengombinasikan kata Yesus dengan Kristus.
* Banyak orang Kristen biasa menyebut Juruselamat kita dengan "Kristus," tetapi sebenarnya kebiasaan ini
kita warisi dari Paulus. Berbeda dengan para penulis PB lainnya, Paulus sering menggunakan nama
"Kristushampir 72%. Jumlah tertinggi dalam PB.
Kata "Kristus" adalah transliterasi kata Yunani yang berarti "diurapi," sama seperti "Mesias" adalah
transliterasi kata Ibrani dengan arti yang sama. Dalam PL ada sejumlah orang yang diurapi, raja-raja "yang
diurapi Tuhan", imam-imam yang diurapi dan para nabi. Pengurapan menandakan orang bersangkutan resmi
dikhususkan bagi pelayanan Allah.
Kemudian muncul gagasan bahwa suatu hari akan tampil orang tertentu yang diurapi, yang akan
melaksanakan kehendak Allah secara istimewa. Dalam sejarah Israel, lebih-lebih pada jaman PB, meluaslah
5
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
pengharapan orang akan kedatangan Mesias. Sebutan Mesias tak banyak dipakai untuk Yesus selama hidup-Nya
di dunia ini. Orang-orang Kristen yakin Yesus dipilih Allah. Apakah Paulus memandang kata itu sebagai suatu
gelar ("Sang Mesias") atau sebagai suatu nama diri? Seringnya Paulus memakai urutan kata "Kristus Yesus"
menunjukkan suatu gelar. Namun dalam dunia non-Yahudi gelar "Kristus" tidak mempunyai arti sama sekali
(sedangkan kata "Tuhan" sangat berarti). Faktanya kadang Paulus memakai kata itu dalam arti "Mesias". Paulus
menyadari betul makna kata tersebut.
Menarik bahwa Paulus sering memakai nama manusiawi "Yesus", lebih sering dari siapa pun kecuali
Yohanes. Meskipun Paulus sedikit berbicara mengenai peristiwa kehidupan Yesus di dunia, ia begitu kerap
memakai nama yang mengingatkan orang pada kehidupan Yesus di dunia. Mungkin mau mengungkapkan
kebenaran bahwa kemanusiaan Yesus itu nyata dan penting. Paulus lebih suka kombinasi nama dengan urutan
"Kristus Yesus" daripada "Yesus Kristus". Kalau ada kata "Tuhan," urutannya yang normal adalah "Tuhan kita
Yesus Kristus".
Paulus memakai gelar "Tuhan" 38% dari seluruh PB. Seperti kata Inggris "Sir" dipakai sebagai sebutan
yang biasa dalam kalangan yang halus budi bahasanya atau sebutan untuk seorang yang terhormat, seorang
bangsawan. Pengertian pertama dalam perumpamaan tentang anak yang berkata kepada ayahnya, "Saya tuan".
Sebagian besar surat Paulus ditujukan kepada jemaat berkebudayaan Yunani, di mana sebutan "Tuan" sering
dipakai untuk pribadi yang lebih tinggi, yakni dewa. Memberitakan Yesus sebagai Tuhan sangat cocok dalam
dunia Yunani waktu itu. Dalam budaya Yahudi, PL bahasa Yunani, kata itu untuk terjemahkan nama "Yahweh."
Mereka yang tahu terjemahan tersebut, maka kata LORD (huruf besar) menerjemahkan kata "Yahweh".
Paulus menyebut Yesus "Anak Allah","Anak-Nya","Anak-Nya sendiri" gelar ini dapat berarti untuk
menyebut orang beriman pada umumnya, juga menyebut Yesus. Demikian dikatakan, kebangkitan Yesus "Anak
Allah Yang berkuasa". Allah menyatakan Anak-Nya dan mengutus-Nya. Allah tidak menyayangkan Anak-Nya,
mengacu pada “kematian Anak-Nya”. Paulus menjalani hidupnya oleh iman dalam Anak Allah. Anak itu
diberitakan dan yang menanggapi dipanggil ke dalam persekutuan dengan Anak-Nya. Dalam pikiran Paulus,
Yesus sebagai Anak Allah, arti Yesus menduduki tempat paling tinggi.
Paulus memakai istilah-istilah lain juga. Kadang-kadang Yesus sebagai Juruselamat. Gelar ini amat tinggi,
sebab kita juga membaca ungkapan "Allah Juruselamat kita". Satu sebutan menarik untuk Kristus (I Kor 15:45):
"Adam yang akhir".
BAGAIMANA PAULUS MENYEBUT KEALLAHAN YESUS?
1. Paulus berani pakai gelar Kyrios pada Yesus. Tuhan [Kyrios] punyai 3 arti:
Biasa disebut di kalangan orang yang berbudi bhs halus (bangsawan). Spt. Sir (Eng).
Bisa juga sebagai kata yang dipakai anak untuk sebut bapanya (Mt 21:29) [bhs Yun].
Bagi orang Yunani, itu sebutan untuk ‘dewa’.
Paulus memakai kata ini, punya kaitan dengan makna ‘Dewa’; cocok untuk pewartaan di tengah orang Yunani.
Di kalangan Yahudi, tulisan Yahwe [baca: adonai – arti: tuanku]. Kemudian diterjemahkan dr kata Ibrani ke
Yunani menjadi Kyrios. Gelar Kyrios memang penting bagi Paulus. Istilah Inggris: LORD [huruf besar].
2. Paulus menyebut Yesus sebagai Anak Allah/Anak-Nya. Sebutan anak Allah itu untuk orang Israel, orang
saleh, raja Israel. Artinya macam-macam menurut orang Yahudi. Namun arti dalam maksud Paulus “Allah
Putra” dalam arti sepenuhnya.
3. Paulus menggambarkian keAllahan Yesus dengan sering sebut nama Allah secara bergantian dengan Kristus.
Mis, “Keselamatan dari Allah/Kristus, Kerajaan Allah/Kristus; Hari Tuhan/Kristus. Jelas Kristus itu Ilahi
dengan fungsi-fungsinya. Jadi, Paulus selalu menyebut/menukar nama Yesus sebagai Kristus maupun
sebagai Allah.
4. Ide Paulus dalam Flp 2:6-11 (ada problem). Maksud: menegur hidup jemaat supaya bersatu & merendahkan
diri dengan mencontoh YX. Beberapa problem sbb:
a. Dalam Rupa Allah: kata Yunani “morve” arti bukan hanya bentuk (form), juga menunjuk hakekat-Nya, yang
tak bisab berubah/tetap begitu. Sedangkan schema juga = form, tapi bisa berubah.
b. Tidak menganggap – sebagai milik yang harus dipertahankan; aslinya: harpacnos: sebagai suatu yang harus
dirampas. Berbagai tej tiru bhs asli, tapi versi Indonesia agak memperlembut dengan pakai terj Inggris.
c. Kesetaraan: isa (Yun) – to be equality with – maksudnya: [sebelum jadi manusia, Ia sudah Allah; tapi tak
mempertahankan kemuliaan-Nya (dilepas); pada hari kebangkitan dipulihkan.]
“Mengosongkan diri” tak berarti Dia menukar hakekat keAllahan-Nya dengan hakekat kemanusiaan.
keAllahan-Nya tetap, tapi kemuliaan-Nya dihilangkan dengan menjadi manusia. Allah tak mungkin berhenti
sebagai Allah. Mengosongkan diri bukan dari kodrat-Nya, tapi dr kemuliaan-Nya.
6
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
Karena YX taat – ikut kehendak Bapa/Allah.
Paulus dalam suratnya sering menyetarakan Yesus dengan Allah Bapa, yaitu dalam ‘Salam Pembuka’ &
‘doanya’.
5. Apakah Kristus itu Allah? Rm 9:5, teks ini sulit. Jelas YX=Allah. Problem ada beda terj NAB-RSV (NO)?
NIV(OK): “Kristus, yang adalah Allah atas sgala sesuatu, terpujilah untuk slama-lamanya” NAB-RSV:
“Allah, yang di atas sgala sesuatu, terpujilah slama-lamanya”. Mana yang lebih baik? Yesus sebagai
keturunan manusia – berasal dr keturunan Yahudi, Ia orang Yahudi. Soalnya, “Apakah Mesias hanya orang
Yahudi?” Kata ho (Yun) bisa 2 arti: who is & the.
a. Lebih masuk akal kalau sudah ada kata sebelumnya, tentu menerangkan kata sebelumnya itu.
b. Kalau tidak demikian, bentuk ke-2 [the] itu aneh, tidak sesuai dengan kebiasaan Paulus.
c. Acuan tentang X ‘secara manusia’ (dalam keadaan sebagai manusia) menantikan pernyataan kontras. Kalau
ikut NAB, terasa terkatung-katung.
d. Suasana teks ini sedih. Aneh kalau Paulus puji Allah Bapa tidak pada tempatnya.
e. Tentu akan ada perubahan subyek secara tiba-tiba, jika pujian dihubungkan dengan Allah.
Alasan paling penting: karena Paulus di tempat lain tak pernah secara tegas menyebut Kristus itu Allah. Dalam
bhs Yunani, ayat ini hanya mengacu pada satu oknum, tidak dipisahkan/diputuskan antara Kristus dan Allah.
6. Kol 1:15-20; hal pertama, Yesus itu eikon Allah; dapat berarti copy; image. Kata ini menunjukkan tak ada
bedanya Yesus dengan Allah. Hal kedua, Anak sulung dari ciptaan? Jika dikenakan pada Kristus, itu
bermaksud menekankan kedudukan YX dengan adik-adik-Nya. YX lebih tinggi dr ciptaan lain. Jadi, tak
boleh diterj: ‘Yesus dilahirkan pertama, baru yang lain’. “Yang sulung” dimengerti sebagai dominasi. Kata
arche = awal.
KASIH KRISTUS
Kristus & Allah tak terpisahkan. Kalau ada kasih Allah tentu ada kasih Kristus. Paulus sangat pribadi
merasa bahwa Kristus mengasihinya. Salib X itu penting, tempat ia mati demi kasih pada manusia berdosa. Kasih
Allah Putra terkait kasih Allah Bapa. Himbauan Paulus agar jemaat berjalan dalam kasih sebagaimana Kristus
mengasihi kita & menyerahkan diri untuk kita. Kasih & pengorbanan itu dekat. Pergorbanan itu bukti cinta. Ef
3:17-19 – betapa lebar, panjang & tingginya kasih X yang melampaui segala pengetahuan.
Kasih Allah di dalam Kristus. Kadang sifat/sikap Paulus dipandang mengabaikan kasih ini; karena agak
suka bertengkar. Tetapi harus tahu juga bahwa perhatian Paulus tentang Kasih Allah yang besar pada kita, juga
sangat berarti.
"DALAM KRISTUS" DAN "BERSAMA KRISTUS"
Salah satu ungkapan paling disukai Paulus adalah "dalam Kristus" variasi: "dalam Tuhan/Kristus
Yesus/Dia." dalam semua suratnya, kecuali ‘Titus’. Menarik: Paulus tidak pernah katakan "di dalam Yesus" –
untuk menghindari kemanusiaan-Nya yang belum bangkit; Tuhan telah bangkit. Siapa pun yang beriman/percaya
berada di "dalam Kristus." Paulus: “bukan aku sendiri yang hidup, X lah yang hidup”. Kata-kata “dalam X”
berkaitan dengan masing-masing pribadi/individu dan juga jemaat-jemaat.
Kadang-kadang ungkapan itu hanya berarti "orang Kristen." Misalnya, ketika Paulus berbicara tentang
Andronikus dan Yunias sebagai orang-orang yang di "dalam Kristus" sebelum dia sendiri (Roma 16:7), arti
mereka menjadi Kristen sebelum dia sendiri bertobat. "Orang-orang percaya dalam Kristus Yesus" jelas Kristen,
begitu juga "saudara-saudara dalam Tuhan". Juga sebagai "orang pilihan dalam Tuhan" dan hamba yang
"dipanggil oleh Tuhan". Bisa mengacu pada realisasi keselamatan orang Kristen, sebab jika ada dalam Kristus,
maka ia ciptaan baru, & yang dulu jauh, di dalam Kristus telah menjadi dekat, karena darah Kristus. Dalam
Kristus Yesus, Paulus = bapa orang Kristen.
“Rencana kekal di dalam Kristus Yesus Tuhan kita": dimiliki Allah untuk kita sebagai rencana
keselamatan-Nya. Ini maksud Paulus berkata, "Tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus
Yesus”. "di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain" dan "janji Allah dalam Kristus
Yesus".
Ini sikap harus = ciri orang Kristen. Mereka harus "sehati sepikir dalam Tuhan" pertengkaran tidak layak
bagi orang yang berada "dalam Kristus." Harus "berdiri dengan teguh dalam Tuhan", membuka jalan untuk
perselisihan juga tidak layak bagi orang yang ada dalam Kristus. Ia kutip Kitab Suci untuk menunjukkan bahwa
orang beriman yang mau bermegah harus bermegah di dalarn Tuhan; itulah suatu perasaan bangga yang berpusat
pada karya Kristus di dalam diri orang-orang yang bertobat. Orang Kristen adalah orang merdeka dengan suatu
7
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
kebebasan dalam Kristus Yesus; Kristus memerdekakan mereka "demi kemerdekaan" – kebebasan. Orang yang
beriman mempunyai "penghiburan", bersukacita, kasih kepada jemaat "dalam Tuhan/Kristus Yesus".
Pekerjaan orang Kristen sejati adalah pekerjaan yang dilakukan "dalam Kristus." pelayanan dalam Tuhan
= "teman-teman sekerja dalam Kristus Yesus". Memimpin "tiap-tiap orang kepada kesempumaan dalam
Kristus"-"buah pekerjaan"-"meterai" dari kerasulannya di dalam Tuhan. Ada banyak "pendidik dalam Kristus".
Ketika Paulus menjadi "orang yang dipenjarakan dalam Tuhan", tidak memandang pemenjaraannya sebagai
malapetaka besar, melainkan sebagai kesempatan memberikan pelayanan Kristen.
Rm 16:22 Tertius hanya menulis suatu salam di dalam Tuhan, tetapi (di dalam bahasa Yunaninya) "di
dalam Tuhan" ditempatkan pada akhir kalimat, sebaliknya "salam" pada awal kalimat. Jika yang dia maksudkan
adalah menulis surat di dalam Tuhan, apa persisnya arti "menulis di dalam Tuhan." Rupanya berarti bahwa
Tertius melihat tulisannya sebagai bagian dari pelayanan Kristen.113
Bagi Paulus segala sesuatu dalam hidup ini dijalani dalam Kristus. Pernikahan itu bagian penting dari
kehidupan: karenanya Paulus mengimbau para janda untuk menikah "di dalam Tuhan". Orang Kristen itu "bait
Allah yang kudus di dalam Tuhan"; mereka "dikuduskan dalam Kristus Yesus". Anak harus untuk menaati orang
tua "di dalam Tuhan". Orang beriman yang meninggal "tidur di dalam Kristus. Ini berarti semua orang beriman
adalah "satu di dalam Kristus Yesus" & ada tali persatuan yang kuat. Kita satu bukan dalam Gereja ini atau itu,
melainkan "dalam Kristus" persatuan sejati.
Kadang-kadang Paulus menerangkan hal ini dengan cara terbalik. Sebagaimana orang beriman tinggal
"dalam” Kristus, begitu juga Kristus memang tinggal "dalam" orang beriman. "Kristus hidup di dalam aku". Ini
keyakinan Paulus mengenai ikatan yang menyatukan Kristus dengan umat-Nya. Mereka ada di dalam Dia; Dia di
dalam mereka.
Paulus juga berbicara tentang tinggal "bersama dengan" Kristus. Dia menunjukkan pentingnya salib bagi
keselamatan kita dengan mengatakan bahwa orang percaya "telah mati bersama dengan Kristus" - dan bahwa
"manusia lama kita telah turut disalibkan bersama-Nya". Bagi Paulus penting, kita menyamakan diri dengan
kematian Kristus. Kita dikuburkan bersama Dia dalam baptisan – Simbolisme sakramen. Namun kemudian kita
pun dibangkitkan bersama dengan Kristus; Artinya: kita telah dihidupkan bersama dengan Dia.
Kematian membawa orang kepada kebangkitan.
Penderitaan = bagian tak terelakkan dari nasib orang beriman, tetapi jika menderita bersama dengan
Kristus, kita akan dimuliakan bersama Dia di dunia yang akan datang. Salib itu tanda yang amat jelas tentang
kasih Allah dan kepedulian-Nya terhadap umat-Nya. Allah yang mengerjakan sedemikian banyak hal akan juga
mengusahakan supaya karya keselamatan-Nya mencapai kepenuhannya. Orang beriman dipanggil ke dalam
persekutuan Anak Allah. Gereja-gereja di mana mereka menjadi anggota adalah gereja-gereja Kristus. Segala
sesuatu dalam kehidupan ini milik Kristus dan kesudahan segala sesuatu adalah "hari Tuhan kita Yesus Kristus".
Kristus adalah yang tertinggi; Tuhan dari segala sesuatu dan Tuhan semua orang. Kekuasaan-Nya melampaui
dunia ini dan melampaui kehidupan ini, yakni sampai kekal abadi.
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
I. SIAPA PAULUS
Tokoh paling besar & berpengaruh sesudah Yesus. Ia berjasa menyebarkan dan merumuskan ajaran agama
Kristen. Asal-usulnya menopang kemampuannya. Orang non-Kristen menganggap agama orang Kristen adalah
agama Paulus (saking besar pengaruhnya) bukan agama Yesus, juga dianggap sering menyelewengkan ajaran
Kristus.
Cara hidupnya sesuai dengan keyakinannya bahwa jalan menuju Allah bukan taat pada hukum Taurat.
Meskipun ia pengikut Kristus yang bersemangat, ia tidak meninggalkan agama Yahudinya. Karena Paulus
menguasai bahasa Yunani, maka semua harta pustaka Yunani terbuka baginya. Namun dalam semua tulisannya
hanya 2x mengutip penulis Yunani. Ia senantiasa mengutip dari PL. Kebanyakan dia mengutip dari Septuaginta
(=Yunani) ketimbang dari Kitab Suci Ibrani.
Paulus mengidentifikasikan dirinya dengan Israel. Dalam tulisannya kepada orang bukan Yahudi ia
menyebut Abraham "bapa leluhur jasmani kita" dan Ishak "bapa leluhur kita”. Bagi dia Kristus berarti segalagalanya (Flp 3:8), namun ia rela dikutuk dan dipisahkan dari Kristus seandainya hal itu menguntungkan sesama
bangsanya Israel (Rm 9:3). Biarpun ia Yahudi tulen dan ia pun kebanyakan bekerja di antara orang-orang bukan
Yahudi. Paulus juga menghargai warisan yang ia miliki, Yunani & Romawi. Ia menyebut diri "orang yang
dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk ... orang-orang yang tidak mengenal Allah.”
Ia pun tokoh kontroversial, karena:
Sering tulisannya sulit sehingga mudah disalahartikan orang (2 Ptr 3:15-16).
Berani menentang siapa pun, bahakn menegur Petrus sebagai orang munafik-penakut & Barnabas.
Karena tulisannya sulit ada banyak tuduhan dilancarkan para ahli Kitab Suci padanya: pembenci
perempuan, homoseks dll.
Riwayat hidup Paulus, [sumber penyusunan: surat-suratnya sendiri, kisah para rasul & catatan sejarah.
Macam-macam sikap para ahli.] Ia lahir di Tarsus (10 M), ibukota Kilikia, anak kota metropolitan yang indah
(internasional). Punya latar belakang kompleks. Nama Saul (Yahudi), mungkin perawakan pendek. Warga negara
Romawi sejak lahir – menguntungkan karya misinya. Pendidikan Yahudi; tahu bhs Ibrani/Aram (Kis 21:40), juga
Yunani. Belajar Taurat pada Rabi Gamaliel di Yerusalem (Kis 23:3). Pekerjaan pembuat tenda. Penganut aliran
Farisi, mazhab Agama yahudi paling keras. Penganut Rabi Hillel (mungkin Rabi Shamai yang keras itu). Karena
lahir di Tarsus, tentu bisa bhs Yunani dan mengenal filsafat Yunani. Tahu teknik “DIATRIBA”, yaitu tehnik
berdebat dengan mengajukan pertanyaan sekaligus memberikan jawaban singkat (kadang mengutip pendapat
orang – lalu dibantah). Sebagai seorang ahli Taurat, tahu dengan baik PL, sehingga pandai mengutipnya.
Penganiaya pengikut Kristus: Saulus hadir pada waktu Stefanus dirajam..... sampai minta surat ke
mahkamah agama untuk penganiayaan itu.
Beberapa alasan membenci Kristen:
Yesus dianggap sesat & pembangkang Hukum Taurat
Yesus sering mengecam orang Farisi
Pengikut-Nya mewartakan Yesus sebagai Mesias, padahal Ia mati di salib – dikutuk Allah
Sepak terjang para pengikut Yesus bisa mengundang intervensi dari penjajah Romawi
Pertobatan Paulus:
Ada cahaya turun dari surga, Saulus rebah
Karena dialog
Makna pertobatannya:
Bukan pertobatan dari seorang penjahat menjadi saleh, tapi dari orang saleh Yahudi & pembenci
Kristus karena ketidaktahuannya menjadi pengikut Kristus yang saleh & rasul Yesus yang amat
bersemangat.
Pertobatannya = metanoia (perubahan cara berpikir)
Bahkan kelak Paulus memiliki pikiran Kristus (1 Kor 2:16)
Ia pernah menyendiri ke tanah Arab (Gal 1:7). Th 49 M, ke Yerusalem ikut Konsili pertama.
Kesimpulan: setelah mengenal Kristus, ia berubah 180°, menjadi rasul paling hebat. Sisa hidupnya
menjadi pelayan Yesus dg melewati perjalanan yang sulit.
II. POKOK-POKOK TEOLOGI PAULUS
Paulus seorang yang sangat berbakat, karya pelayanannya luas & efektif, sebab punya 2 kebudayaan
(Yunani/Helenisme & Romawi – juga Yahudi). Soal keturunan lahiriah; sunat, dari bangsa Israel, dari suku
Benyamin, orang Ibrani asli, paham-taat hukum Taurat – Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, (Filipi
2
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
3:4-6). Karena menguasai bhs Yunani, maka semua harta Yunani terbuka baginya, namun ternya ia tidak banyak
mengutip dari pujangga Yunani. Lebih mengutip LXX. Paulus mengidentifikasikan diri sebagai orang Israel
(Yahudi).
A. Allah Bapa
Allah Pusat segalanya:
Paulus menaruh perhatian besar pada kata Allah. Sudah diandaikan bhw penulis PB banyak memakai kata
Allah. Paulus menulis kata Allah (153 x) khusus dlm Rm. 40% diborong Paulus, tanda kata Allah begitu penting.
Semakin penting sesuatu semakin sering disebut. Ia tergila-gila/terobsesi oleh Allah – maka slalu bicara ttg Allah.
1 Kor 5:48, Allah menjadi segala-galanya di dalam segala sesuatu. Bahkan Yesus Kristus pun bersandar pada
Allah (Teosentris).
Paulus seorang yang tergila-gila pada Allah dan ia selalu berbicara tentang Dia yang menjadi pusat pem
lrannya. Apa saja yang dia uraikan, dia huUb'ungkan dengan Allah. Ia mengajarkan bahwa Allah berdaulat atas
kehidupan kita dalam semua aspeknya, sehingga tidak ada satu bagian pun dari pengalaman kita yang dapat kita
anggap tidak ada hubungannya dengan Allah. Bagi Paulus, Allah itu penting di mana-mana pada masa sekarang,
dan ia menantikan dengan penuh harapan kedatangan zaman itu ketika Allah akan menjadi "semua di dalam
semua" (I Kor 15:28).
B. Allah Yang Esa & Mulia:
Ini sulit, tidak selalu mencerminkan isi. Paulus itu penganut monotheisme yang teguh. Allah Yang Esa
dipandang sebagai Bapanya. Karena Allah itu satu maka Paulus dalam surat-suratnya jelas menentang
penyembahan berhala. Paulus juga tertarik pada kemuliaan Allah (47% dalam PB). Ini ide penting. Ia pernah
mengeluh bahwa orang-orang berdosa kehilangan kemuliaan Allah. Sebaliknya manusia yang selamat adalah
yang menerima kemuliaan Allah. Namun lebih sering Paulus menikmati/melihat kemuliaan Allah sebagai
motivasi perbuatan moral; hidup untuk memuliakan Allah.
Allah tidak acuh tak acuh terhadap perbuatan kita, perbuatan kita slalu ada kaitan dengan Allah. Manusia
harus bertanggung jawab atas sgala perbuatannya. Allah akan menghukum kalau orang tidak menjalankan hukum
Tuhan. Hukuman yang ditrima orang Kristen itu bersifat mendidik. Penghakiman yang sejati (final) ialah pada
akhir zaman.
Allah sangat memperhatikan orang berdosa. Ia menuntut tanggung jawab manusia. Setiap perbuatan jahat
pasti melukai perasaan Tuhan. Dosa tentu berkaitan dengan Allah dalam bentuk apa pun. Dosa bersifat teologis.
Allah menghukum secara aktif, arti: kalau Allah menghukum itu karena Allah mau menghukum – Dia bukan
Allah yang tidak berdaya. Orang Kristen harus melihat penderitaan itu sebagai sesuatu yang mendidik.
Ia menikmati kemuliaan Allah (II Kor 4:6, 15; Flp 2:11) atau melihatnya sebagai pendorong untuk tingkah
laku: seperti Abraham, kita harus "memuliakan Allah". Allah yang menjadi pusat segala-galanya bagi Paulus
adalah Allah yang mulia. Kadang-kadang Paulus berbicara tentang sifat-sifat ilahi. Dia melihat Allah sebagai
yang "hidup", yang "setia", sebagai yang “benar", "tidak berdusta", "sumber ketekunan dan penghiburan",
"sumber pengharapan" dan Allah "sumber segala penghiburan" & "sumber kasih dan damai sejahtera". Bagi
Paulus Allah "akan menghancurkan Iblis di bawah kaki [kita]" (Rm 16:20); pernyataan ini menunjukkan
keaktifan Allah dan memberi dimensi baru kepada pengertian kita tentang damai sejahtera. Damai sejahtera tentu
bukanlah suatu keadaan tenang, melainkan seiring sejalan dengan peperangan melawan kejahatan. Namun ciri
khas tulisan-tulisannya adalah apa yang sedang dikerjakan Allah daripada tentang kodrat dan keadaan-Nya.*
C. Kasih Allah
Bukankah Allah itu kejam/menghukum? Ini kesimpulan salah! Ini sebagai bukti bahwa Allah punya
kepedulian terhadap umat-Nya. Allah justru amat mencinta manusia, meski manusia itu berdosa. Gambarannya
seimbang: Allah yang punya kuasa besar, diimbangi kasih yang besar.
Rm 5:8 = Paulus menunjukkan Allah punya sifat jauh beda dengan sifat manusia. Manusia cenderung
berbuat baik pada yang ia cintai, tidak pernah pada musuhnya. Tak ada kasih yang lebih besar dari pada seorang
yang serahkan diri untuk sahabatnya.
Rm 5:5 = bukti cinta Tuhan – sampai mencurahkan Roh-Nya dalam hati kita. Tak ada yang dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, kecuali kalau kita sendiri.
2 Kor 13:13 = berkat yang slalu dipakai Paulus.
Rm 8:28 = Allah mengasihi kita, maka Ia mendatangkan kebaikan/keuntungan.
D. Keselamatan Dari Allah:
3
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
Pengalaman Paulus bertemu dengan Yesus – kasih. Ia melihat Allah dalam diri Yesus sebagai tujuan
keselamatan. Allah slalu berada di balik Yesus. Pendamaian=khusus. Misteri YX=inkarnasi, wafat &
kebangkitan. Apa yang dilakukan YX brasal dr Bapa-Nya.
Pertobatan: Itu anugrah Allah (2 Tim 2:25). T=awal baik bagi anugrah rahmat, menjadi awal & akhir
anugrah Tuhan.
Kebenaran Allah: (Rm 1:17; 3:5)
Ide yang sulit? Kalau dikaitkan dengan Allah= keselamatan yang dikerjakan Allah, karena Allah setia pd
umat-Nya. Kata benar [dikayos] banyak artinya» setia pada janji. Kalau Allah menylamatkan umat-Nya artinya
Ia memenuhi janji yang pernah diucapkan.
Idenya: Kebenaran {} keselamatan
Dikayosinai {} Soterion
..... sejajar model tulisan Yahudi.
Kebenaran manusia: kebenaran ini dikaitkan dengan manusia, dibedakan dalam 2 arti:
1) Kebenaran Yuridis/Forensik: kriterianya pada status hukum; bisa dirampas, bisa diberikan – bisa dijatuhkan.
Banyak dipakai Paulus.
2) Kebenaran Moral: baik, tak berdosa ++ dalam diri orang kebenaran ini tak bisa dirampas.
Term: ilasterion? terj. or Jalan pendamaian? or Tutup pendamaian? (Rm 3:24-25). Paulus menerangkan
keselamatan manusia dengan 3 cara:
Ilasterion [tutup pendamaian] Kel 25:7; Im 16:2. Gambaran penting dalam tulisan Paulus. Dari dunia ritual.
Kita ini berdosa – perlu didamaikan; so jauh dari murka Allah.
Dosa mencemarkan kemuliaan Allah.
Kata “keselamatan” dalam surat Paulus sangat penting. Dikaitkan dengan ide: jalan/tutup pendamaian &
pembenaran.
Kehidupan Orang Kristen:
Allah dipandang aktif berkarya dalam berbagai aspek kehidupan bersama dari orang-orang yang sudah
diselamatkan. Jemaat adalah Jemaat Allah (I Korintus 1:2; 10:32; 11:22; 15:9; II Korintus L1; Galatia 1:13; I
Timotius 3:5, 15; bdk. bentuk jamak "jemaat-jemaat Allah" dalam I Korintus 11:16: I Tesalonika 2:14; II
Tesalonika 1:4). Begitu juga Paulus berbicara tentang "Israel milik Allah" (Galatia 6:16),65 "tempat kediaman
Allah" (Efesus 2:22), dan "anggota-anggota keluarga Allah" (Efesus 2:19). Mirip dengan hal ini adalah vlggapan
bahwa orang-orang beriman adalah bait Allah, dan fakta bahwa bait Allah itu suci (I Korintus 3:16-17),
rnengungkapkan sesuatu mengenai hubungan antara orang-orang beriman dengan Allah. Jemaat tidak hanva
milik Allah, melainkan merupakan kelompok yang di dalamnya Allah aktif. Ia telah "menetapkan" beberapa
orang di dalam jemaat, terutama para rasul, tetapi juga orang-orang lain (I Korintus 4:9; 12:28); la juga telah
"menyusun" anggota-anggota tubuh tersebut (I Korintus 12:24).
Di mata Paulus Allah juga menaruh minat pada tiap-tiap individu. Allah menganugerahkan karunia yang
baik kepada tiap-tiap orang dari jemaatnya; Ia menganugerahi tiap-tiap orang suatu "karisma" (I Korintus 7:7),
memberi tiap orang suatu kedudukan tertentu dalam kehidupan ini (I Korintus 7:17), dan bekerja dalam diri
mereka semua (I Korintus 12:6), dan memberi mereka kesejahteraan (I Korintus 16:2). la memberikan roh
"kekuatan, kasih dan ketertiban" (II Timotius 1:7). Kalau la memberikan karunia untuk bernubuat, bahkan
seorang yang bukan anggota jemaat akan terdorong untuk berkata, "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu"
(I Korintus 14:25). Orang-orang beriman tentu akan mengetahui sendiri kehadiran Allah itu, namun kadangkadang kehadiran itu dapat dinyatakan juga kepada orang-orang luar. Jika tubuh Kristus bertumbuh, maka yang
menumbuhkan adalah Allah (Kolose 2:19). Kegiatan Allah bahkan meluas melampaui karya-Nya di dalam dan
untuk umat-Nya. Suatu keterangan tambahan yang menarik dalam pembahasan Paulus mengenai kebangkitan
adalah penegasannya bahwa Allah memberikan kepada tiap-tiap biji suatu "tubuh" (I Korintus 15:38); satu biji
kecil sekalipun tidak tumbuh lepas dari Allah.
Allah telah menciptakan kita untuk tujuan khusus-Nya dan memberi kita Roh (II Korintus 5:5). la
meneguhkan kita dan mengurapi kita (II-Korintus 1:21); sedangkan pengurapan merupakan petunjuk lain tentang
pemberian Roh oleh-Nya. Begitu juga la dapat melimpahkan kasih karunia kepada kita (II Korintus 9:8). la
mengajar kita (I Tesalonika 4:9) dan memenuhi semua kebutuhan kita (Filipi 4:9). Persenjataan yang dengannya
kita diperlengkapi adalah "perlengkapan senjata Allah" (Efesus 6:11, 13), dan dengan persenjataan ini kita
mampu menghancurkan benteng-benteng musuh (II Korintus 10:4). Orang-orang beriman tidak mengandalkan
kemampuan sendiri, melainkan mengandalkan perlengkapan senjata dari Allah itu, sehingga Paulus bisa berkata,
"Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah" (II Korintus 3:5). Allah berada pada awal kehidupan orang Kristen,
sebab la "menetapkan" kita untuk memperoleh keselamatan, bukan untuk ditimpa murka (I Tesalonika 5:9).
Paulus mengatakan bahwa Allah "memilih" dia sejak kandungan ibunya dan memanggil dia (Galatia 1:15) dan
4
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
bahwa Allah menetapkan bidang-bidang pekerjaan bagi umat-Nya (II Korintus 10:13). Menurut Paulus, Allah
membuka pintu bagi pelayanan (Kolose 4:3) dan melicinkan jalan (I Tesalonika 3:11). Jelas bahwa Paulus
melihat kehidupan orang Kristen sebagai bergantung pada Allah dan panggilan-Nya, dan bukan pada gagasan
cemerlang dari orang percaya itu. Bagi Paulus pelayanan Kristen dilaksanakan menurut petunjuk Allah dan
dengan perlengkapan yang disediakan Allah. Allah ada di dalam semuanya itu.
Kerajaan Allah: Arti Allah itu meraja. Meski bukan ide favorit, tapi juga dipakainya. KA menyangkut
kualitas kita = sifat yang disenangi Allah. KA=kuasa dari Allah. Bukan berarti mengesampingkan usaha manusia
karena juga cukup diperhatikan. KA itu sudah dan belum diwujudkan di tengah manusia. Pada akhir zaman
menjadi sempurna keselamatan manusia. Tubuh tak mendapat tempat dalam KA – karena perlu
dimurnikan/dimuliakan.
Kesimpulan: keselamatan dari Allah tampak dlm kebenaran-Nya. Kata kebenaran erat kaitan dg
keselamatan.
E. PREDESTINASI
Paulus terus berulang kali menandaskan bahwa kehendak Allah sedang terlaksana. Inti kebenaran agama
Kristen bahwa Kristus "telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita," dan Dia melakukannya "menurut
kehendak Allah dan Bapa kita" (Gal 1:4). Hikmat Allah tersembunyi dan Allah telah menyediakannya bagi
kemuliaan kita sebelum segala abad. Hikmat tersebut dinyatakan kepada orang-orang kudus. Alasan kuat
menerima ajaran predestinasi dalam awal Ef 1. Orang-orang beriman telah dipilih di dalam Kristus sebelum
dunia dijadikan dan sudah ditentukan dari semula untuk dijadikan anak melalui Yesus Kristus. "Kerelaan" Allah
telah ditetapkan dalam Kristus dan orang beriman sudah ditetapkan dari semula menurut rencana Allah yang
"mengerjakan segala-galanya menurut rencana kehendakNya".
Predestinasi memberikan jaminan: "Mereka yang Dia kenal dari semula, ditetapkan-Nya juga untuk
menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya dan merereka yang ditetapkan-Nya dari semula, mereka itu juga
dipanggil-Nya; dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya; dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakan-Nya" (Rm 8:29-30). Allah tidak pernah mengingkari kasih-karunia dan
panggilan-Nya. Kita tidak sendirian melakukan apa yang perlu untuk keselamatan kita: Allah telah menentukan
dari semula dan telah memanggil orang-orang milik-Nya. Dengan kata lain, seluruh keselamatan kita, mulai dari
awal sampai akhir, berasal dari Allah. Kita mendapat jaminan bahwa Allah telah memilih kita sebelum dunia
dijadikan dan Dia tidak akan mengingkari panggilan-Nya. Tak ada sesuatu pun yang dapat memberi kita jaminan
seperti itu.
Allah sudah menetapkan orang sejak semula untuk berbuat baik. Paulus tidak memandang ajaran ini
sebagai pendorong untuk bermalas-malasan, melainkan untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah
sebelumnya, supaya kita hidup di dalamnya (Ef 2:10). Karena kita adalah orang pilihan Allah, maka harus
"mengenakan hati yang penuh belas kasihan, kebaikan, kerendahan hati, kelemahlembutan & kesabaran" (Kol
3:12). Predestinasi tidak untuk dijadikan hak istimewa, tetapi untuk melayani. Predestinasi mengingatkan umat
beriman bahwa berbuat baik bukanlah pilihan, melainkan sudah ditetapkan dari semula.
F. YESUS KRISTUS TUHAN KITA
72% kata Kristus berasal dari Paulus dalam Perjanjian Baru. Kata YX = Yg Terurapi. Nama Mesias [orang
tertentu yang diurapi]. YX sendiri sering hindari kata Mesias, karena konotasinya bersifat politis duniawi. Ia
cenderung menyebut Anak Manusia. Kristus=suatu gelar; bukan nama. Namun bagi Paulus, kata YX seolah
sebagai nama. Pauluslah yang sering pakai sebutan XY. Menarik ia tetap pakai nama Yesus, padahal tak pernah
ketemu Dia yang masih hidup. Kata XY (dibalik) sebagai variasi. Apa artinya? [itu tak penting]. Paulus sering
mengombinasikan kata Yesus dengan Kristus.
* Banyak orang Kristen biasa menyebut Juruselamat kita dengan "Kristus," tetapi sebenarnya kebiasaan ini
kita warisi dari Paulus. Berbeda dengan para penulis PB lainnya, Paulus sering menggunakan nama
"Kristushampir 72%. Jumlah tertinggi dalam PB.
Kata "Kristus" adalah transliterasi kata Yunani yang berarti "diurapi," sama seperti "Mesias" adalah
transliterasi kata Ibrani dengan arti yang sama. Dalam PL ada sejumlah orang yang diurapi, raja-raja "yang
diurapi Tuhan", imam-imam yang diurapi dan para nabi. Pengurapan menandakan orang bersangkutan resmi
dikhususkan bagi pelayanan Allah.
Kemudian muncul gagasan bahwa suatu hari akan tampil orang tertentu yang diurapi, yang akan
melaksanakan kehendak Allah secara istimewa. Dalam sejarah Israel, lebih-lebih pada jaman PB, meluaslah
5
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
pengharapan orang akan kedatangan Mesias. Sebutan Mesias tak banyak dipakai untuk Yesus selama hidup-Nya
di dunia ini. Orang-orang Kristen yakin Yesus dipilih Allah. Apakah Paulus memandang kata itu sebagai suatu
gelar ("Sang Mesias") atau sebagai suatu nama diri? Seringnya Paulus memakai urutan kata "Kristus Yesus"
menunjukkan suatu gelar. Namun dalam dunia non-Yahudi gelar "Kristus" tidak mempunyai arti sama sekali
(sedangkan kata "Tuhan" sangat berarti). Faktanya kadang Paulus memakai kata itu dalam arti "Mesias". Paulus
menyadari betul makna kata tersebut.
Menarik bahwa Paulus sering memakai nama manusiawi "Yesus", lebih sering dari siapa pun kecuali
Yohanes. Meskipun Paulus sedikit berbicara mengenai peristiwa kehidupan Yesus di dunia, ia begitu kerap
memakai nama yang mengingatkan orang pada kehidupan Yesus di dunia. Mungkin mau mengungkapkan
kebenaran bahwa kemanusiaan Yesus itu nyata dan penting. Paulus lebih suka kombinasi nama dengan urutan
"Kristus Yesus" daripada "Yesus Kristus". Kalau ada kata "Tuhan," urutannya yang normal adalah "Tuhan kita
Yesus Kristus".
Paulus memakai gelar "Tuhan" 38% dari seluruh PB. Seperti kata Inggris "Sir" dipakai sebagai sebutan
yang biasa dalam kalangan yang halus budi bahasanya atau sebutan untuk seorang yang terhormat, seorang
bangsawan. Pengertian pertama dalam perumpamaan tentang anak yang berkata kepada ayahnya, "Saya tuan".
Sebagian besar surat Paulus ditujukan kepada jemaat berkebudayaan Yunani, di mana sebutan "Tuan" sering
dipakai untuk pribadi yang lebih tinggi, yakni dewa. Memberitakan Yesus sebagai Tuhan sangat cocok dalam
dunia Yunani waktu itu. Dalam budaya Yahudi, PL bahasa Yunani, kata itu untuk terjemahkan nama "Yahweh."
Mereka yang tahu terjemahan tersebut, maka kata LORD (huruf besar) menerjemahkan kata "Yahweh".
Paulus menyebut Yesus "Anak Allah","Anak-Nya","Anak-Nya sendiri" gelar ini dapat berarti untuk
menyebut orang beriman pada umumnya, juga menyebut Yesus. Demikian dikatakan, kebangkitan Yesus "Anak
Allah Yang berkuasa". Allah menyatakan Anak-Nya dan mengutus-Nya. Allah tidak menyayangkan Anak-Nya,
mengacu pada “kematian Anak-Nya”. Paulus menjalani hidupnya oleh iman dalam Anak Allah. Anak itu
diberitakan dan yang menanggapi dipanggil ke dalam persekutuan dengan Anak-Nya. Dalam pikiran Paulus,
Yesus sebagai Anak Allah, arti Yesus menduduki tempat paling tinggi.
Paulus memakai istilah-istilah lain juga. Kadang-kadang Yesus sebagai Juruselamat. Gelar ini amat tinggi,
sebab kita juga membaca ungkapan "Allah Juruselamat kita". Satu sebutan menarik untuk Kristus (I Kor 15:45):
"Adam yang akhir".
BAGAIMANA PAULUS MENYEBUT KEALLAHAN YESUS?
1. Paulus berani pakai gelar Kyrios pada Yesus. Tuhan [Kyrios] punyai 3 arti:
Biasa disebut di kalangan orang yang berbudi bhs halus (bangsawan). Spt. Sir (Eng).
Bisa juga sebagai kata yang dipakai anak untuk sebut bapanya (Mt 21:29) [bhs Yun].
Bagi orang Yunani, itu sebutan untuk ‘dewa’.
Paulus memakai kata ini, punya kaitan dengan makna ‘Dewa’; cocok untuk pewartaan di tengah orang Yunani.
Di kalangan Yahudi, tulisan Yahwe [baca: adonai – arti: tuanku]. Kemudian diterjemahkan dr kata Ibrani ke
Yunani menjadi Kyrios. Gelar Kyrios memang penting bagi Paulus. Istilah Inggris: LORD [huruf besar].
2. Paulus menyebut Yesus sebagai Anak Allah/Anak-Nya. Sebutan anak Allah itu untuk orang Israel, orang
saleh, raja Israel. Artinya macam-macam menurut orang Yahudi. Namun arti dalam maksud Paulus “Allah
Putra” dalam arti sepenuhnya.
3. Paulus menggambarkian keAllahan Yesus dengan sering sebut nama Allah secara bergantian dengan Kristus.
Mis, “Keselamatan dari Allah/Kristus, Kerajaan Allah/Kristus; Hari Tuhan/Kristus. Jelas Kristus itu Ilahi
dengan fungsi-fungsinya. Jadi, Paulus selalu menyebut/menukar nama Yesus sebagai Kristus maupun
sebagai Allah.
4. Ide Paulus dalam Flp 2:6-11 (ada problem). Maksud: menegur hidup jemaat supaya bersatu & merendahkan
diri dengan mencontoh YX. Beberapa problem sbb:
a. Dalam Rupa Allah: kata Yunani “morve” arti bukan hanya bentuk (form), juga menunjuk hakekat-Nya, yang
tak bisab berubah/tetap begitu. Sedangkan schema juga = form, tapi bisa berubah.
b. Tidak menganggap – sebagai milik yang harus dipertahankan; aslinya: harpacnos: sebagai suatu yang harus
dirampas. Berbagai tej tiru bhs asli, tapi versi Indonesia agak memperlembut dengan pakai terj Inggris.
c. Kesetaraan: isa (Yun) – to be equality with – maksudnya: [sebelum jadi manusia, Ia sudah Allah; tapi tak
mempertahankan kemuliaan-Nya (dilepas); pada hari kebangkitan dipulihkan.]
“Mengosongkan diri” tak berarti Dia menukar hakekat keAllahan-Nya dengan hakekat kemanusiaan.
keAllahan-Nya tetap, tapi kemuliaan-Nya dihilangkan dengan menjadi manusia. Allah tak mungkin berhenti
sebagai Allah. Mengosongkan diri bukan dari kodrat-Nya, tapi dr kemuliaan-Nya.
6
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
Karena YX taat – ikut kehendak Bapa/Allah.
Paulus dalam suratnya sering menyetarakan Yesus dengan Allah Bapa, yaitu dalam ‘Salam Pembuka’ &
‘doanya’.
5. Apakah Kristus itu Allah? Rm 9:5, teks ini sulit. Jelas YX=Allah. Problem ada beda terj NAB-RSV (NO)?
NIV(OK): “Kristus, yang adalah Allah atas sgala sesuatu, terpujilah untuk slama-lamanya” NAB-RSV:
“Allah, yang di atas sgala sesuatu, terpujilah slama-lamanya”. Mana yang lebih baik? Yesus sebagai
keturunan manusia – berasal dr keturunan Yahudi, Ia orang Yahudi. Soalnya, “Apakah Mesias hanya orang
Yahudi?” Kata ho (Yun) bisa 2 arti: who is & the.
a. Lebih masuk akal kalau sudah ada kata sebelumnya, tentu menerangkan kata sebelumnya itu.
b. Kalau tidak demikian, bentuk ke-2 [the] itu aneh, tidak sesuai dengan kebiasaan Paulus.
c. Acuan tentang X ‘secara manusia’ (dalam keadaan sebagai manusia) menantikan pernyataan kontras. Kalau
ikut NAB, terasa terkatung-katung.
d. Suasana teks ini sedih. Aneh kalau Paulus puji Allah Bapa tidak pada tempatnya.
e. Tentu akan ada perubahan subyek secara tiba-tiba, jika pujian dihubungkan dengan Allah.
Alasan paling penting: karena Paulus di tempat lain tak pernah secara tegas menyebut Kristus itu Allah. Dalam
bhs Yunani, ayat ini hanya mengacu pada satu oknum, tidak dipisahkan/diputuskan antara Kristus dan Allah.
6. Kol 1:15-20; hal pertama, Yesus itu eikon Allah; dapat berarti copy; image. Kata ini menunjukkan tak ada
bedanya Yesus dengan Allah. Hal kedua, Anak sulung dari ciptaan? Jika dikenakan pada Kristus, itu
bermaksud menekankan kedudukan YX dengan adik-adik-Nya. YX lebih tinggi dr ciptaan lain. Jadi, tak
boleh diterj: ‘Yesus dilahirkan pertama, baru yang lain’. “Yang sulung” dimengerti sebagai dominasi. Kata
arche = awal.
KASIH KRISTUS
Kristus & Allah tak terpisahkan. Kalau ada kasih Allah tentu ada kasih Kristus. Paulus sangat pribadi
merasa bahwa Kristus mengasihinya. Salib X itu penting, tempat ia mati demi kasih pada manusia berdosa. Kasih
Allah Putra terkait kasih Allah Bapa. Himbauan Paulus agar jemaat berjalan dalam kasih sebagaimana Kristus
mengasihi kita & menyerahkan diri untuk kita. Kasih & pengorbanan itu dekat. Pergorbanan itu bukti cinta. Ef
3:17-19 – betapa lebar, panjang & tingginya kasih X yang melampaui segala pengetahuan.
Kasih Allah di dalam Kristus. Kadang sifat/sikap Paulus dipandang mengabaikan kasih ini; karena agak
suka bertengkar. Tetapi harus tahu juga bahwa perhatian Paulus tentang Kasih Allah yang besar pada kita, juga
sangat berarti.
"DALAM KRISTUS" DAN "BERSAMA KRISTUS"
Salah satu ungkapan paling disukai Paulus adalah "dalam Kristus" variasi: "dalam Tuhan/Kristus
Yesus/Dia." dalam semua suratnya, kecuali ‘Titus’. Menarik: Paulus tidak pernah katakan "di dalam Yesus" –
untuk menghindari kemanusiaan-Nya yang belum bangkit; Tuhan telah bangkit. Siapa pun yang beriman/percaya
berada di "dalam Kristus." Paulus: “bukan aku sendiri yang hidup, X lah yang hidup”. Kata-kata “dalam X”
berkaitan dengan masing-masing pribadi/individu dan juga jemaat-jemaat.
Kadang-kadang ungkapan itu hanya berarti "orang Kristen." Misalnya, ketika Paulus berbicara tentang
Andronikus dan Yunias sebagai orang-orang yang di "dalam Kristus" sebelum dia sendiri (Roma 16:7), arti
mereka menjadi Kristen sebelum dia sendiri bertobat. "Orang-orang percaya dalam Kristus Yesus" jelas Kristen,
begitu juga "saudara-saudara dalam Tuhan". Juga sebagai "orang pilihan dalam Tuhan" dan hamba yang
"dipanggil oleh Tuhan". Bisa mengacu pada realisasi keselamatan orang Kristen, sebab jika ada dalam Kristus,
maka ia ciptaan baru, & yang dulu jauh, di dalam Kristus telah menjadi dekat, karena darah Kristus. Dalam
Kristus Yesus, Paulus = bapa orang Kristen.
“Rencana kekal di dalam Kristus Yesus Tuhan kita": dimiliki Allah untuk kita sebagai rencana
keselamatan-Nya. Ini maksud Paulus berkata, "Tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus
Yesus”. "di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain" dan "janji Allah dalam Kristus
Yesus".
Ini sikap harus = ciri orang Kristen. Mereka harus "sehati sepikir dalam Tuhan" pertengkaran tidak layak
bagi orang yang berada "dalam Kristus." Harus "berdiri dengan teguh dalam Tuhan", membuka jalan untuk
perselisihan juga tidak layak bagi orang yang ada dalam Kristus. Ia kutip Kitab Suci untuk menunjukkan bahwa
orang beriman yang mau bermegah harus bermegah di dalarn Tuhan; itulah suatu perasaan bangga yang berpusat
pada karya Kristus di dalam diri orang-orang yang bertobat. Orang Kristen adalah orang merdeka dengan suatu
7
__________________________________________________Ringkasan Eksegese Paulus_________________________________________________
kebebasan dalam Kristus Yesus; Kristus memerdekakan mereka "demi kemerdekaan" – kebebasan. Orang yang
beriman mempunyai "penghiburan", bersukacita, kasih kepada jemaat "dalam Tuhan/Kristus Yesus".
Pekerjaan orang Kristen sejati adalah pekerjaan yang dilakukan "dalam Kristus." pelayanan dalam Tuhan
= "teman-teman sekerja dalam Kristus Yesus". Memimpin "tiap-tiap orang kepada kesempumaan dalam
Kristus"-"buah pekerjaan"-"meterai" dari kerasulannya di dalam Tuhan. Ada banyak "pendidik dalam Kristus".
Ketika Paulus menjadi "orang yang dipenjarakan dalam Tuhan", tidak memandang pemenjaraannya sebagai
malapetaka besar, melainkan sebagai kesempatan memberikan pelayanan Kristen.
Rm 16:22 Tertius hanya menulis suatu salam di dalam Tuhan, tetapi (di dalam bahasa Yunaninya) "di
dalam Tuhan" ditempatkan pada akhir kalimat, sebaliknya "salam" pada awal kalimat. Jika yang dia maksudkan
adalah menulis surat di dalam Tuhan, apa persisnya arti "menulis di dalam Tuhan." Rupanya berarti bahwa
Tertius melihat tulisannya sebagai bagian dari pelayanan Kristen.113
Bagi Paulus segala sesuatu dalam hidup ini dijalani dalam Kristus. Pernikahan itu bagian penting dari
kehidupan: karenanya Paulus mengimbau para janda untuk menikah "di dalam Tuhan". Orang Kristen itu "bait
Allah yang kudus di dalam Tuhan"; mereka "dikuduskan dalam Kristus Yesus". Anak harus untuk menaati orang
tua "di dalam Tuhan". Orang beriman yang meninggal "tidur di dalam Kristus. Ini berarti semua orang beriman
adalah "satu di dalam Kristus Yesus" & ada tali persatuan yang kuat. Kita satu bukan dalam Gereja ini atau itu,
melainkan "dalam Kristus" persatuan sejati.
Kadang-kadang Paulus menerangkan hal ini dengan cara terbalik. Sebagaimana orang beriman tinggal
"dalam” Kristus, begitu juga Kristus memang tinggal "dalam" orang beriman. "Kristus hidup di dalam aku". Ini
keyakinan Paulus mengenai ikatan yang menyatukan Kristus dengan umat-Nya. Mereka ada di dalam Dia; Dia di
dalam mereka.
Paulus juga berbicara tentang tinggal "bersama dengan" Kristus. Dia menunjukkan pentingnya salib bagi
keselamatan kita dengan mengatakan bahwa orang percaya "telah mati bersama dengan Kristus" - dan bahwa
"manusia lama kita telah turut disalibkan bersama-Nya". Bagi Paulus penting, kita menyamakan diri dengan
kematian Kristus. Kita dikuburkan bersama Dia dalam baptisan – Simbolisme sakramen. Namun kemudian kita
pun dibangkitkan bersama dengan Kristus; Artinya: kita telah dihidupkan bersama dengan Dia.
Kematian membawa orang kepada kebangkitan.
Penderitaan = bagian tak terelakkan dari nasib orang beriman, tetapi jika menderita bersama dengan
Kristus, kita akan dimuliakan bersama Dia di dunia yang akan datang. Salib itu tanda yang amat jelas tentang
kasih Allah dan kepedulian-Nya terhadap umat-Nya. Allah yang mengerjakan sedemikian banyak hal akan juga
mengusahakan supaya karya keselamatan-Nya mencapai kepenuhannya. Orang beriman dipanggil ke dalam
persekutuan Anak Allah. Gereja-gereja di mana mereka menjadi anggota adalah gereja-gereja Kristus. Segala
sesuatu dalam kehidupan ini milik Kristus dan kesudahan segala sesuatu adalah "hari Tuhan kita Yesus Kristus".
Kristus adalah yang tertinggi; Tuhan dari segala sesuatu dan Tuhan semua orang. Kekuasaan-Nya melampaui
dunia ini dan melampaui kehidupan ini, yakni sampai kekal abadi.