Struktur Organisasi dan Tenaga kerja di

Struktur Organisasi dan Tenaga kerja di Pertambangan
Organisasi adalah suatu mekanisme pembagian kerja dan kerjasama dari orang yang berhimpun
untuk menjalankan kegiatan produksi.
Pada umumnya pelaksanaan operasi penanmbangan dapat menggunakan 2 alternative pola kerja
yang perlu di kaji, yaitu:
1. seluruh kegiatan penambangan dikerjakan sendiri.
2. seluruh kegiatan operasi penambangan oleh sub-kontraktor
Pada kegiatan pola pertama konsekuensinya akan banyak tenaga kerja yang di serap.
Organisasi penambangan di pimpin oleh seorang manajer tambang yang bertanggung jawab kepada
direksi. Manajer tambang atau kepala teknik tambang merupakan pimpinan tertinggi di lokasi
penambangan, yang membawahi 5 divisi organisasi yaitu: divisi perencanaan, divisi operasi tambang,
divisi pengolahan, divisi perawatan dan lingkungan serta divisi administrasi dan keuangan. Setiap
divisi akan didukung oleh beberapa staff untuk kelancaraan pekerjaan. Struktur organisasi alternatif
pola kerja pertama dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Fungsi tiap bagian Secara garis besar adalah sebagi berikut :
1. Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab terhadap perencanaan
tambang , laporan produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan sasaran produksi dan kualitas
produk. Divisi ini bertanggung jawab pada perencanaan tambang baik jangka pendek maupun jangka
panjang.


2. Divisi Operasi Tambang
Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi yang bertugas melakukan ekplorasi yang dibantu oleh
para staf dan bagian penambangan yang bertanggung jawab pada pembongkaran , pengangkutan,
dan pemuatan serta kualitas dari bahan galian itu sendiri.

3. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang mempunyai fungsi
menganalisa bahan galian yang akan diolah.

4. Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
a. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
b. Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena operasi tambang, mengontrol,
rekloamasi dan penghijauan daerah tambang.
c. Perawatan kendaran ringan dan alat-alat berat.
d. Sarana penerangan daerah tambang.
e. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan

5. Divisi Administrasi dan keuangan

Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer dan bertanggung jawab terhadap kegiatankegiatan yangmendukung operasi tambang, anatara lain:
a. Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
b. Administrasi dan surat-menyurat
c. Personalia dan umum.
d. Security / satpam
e. Hubungan kepada pemerintah dan masarakat setempat
f. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

http://www.realminers.com/2010/12/mechanism-of-rock-fracturing-by.html
Sistem pengajian adalah mengembangkan sekumpulan prosedur yang memungkin perusahaan untuk
menarik, menahan dan memotivasi staf yang diperlukan, serta untuk mengendalikan biaya pembayaran
gaji. Karena tidak ada satu pola yang dapat digunakan secara universal maka prosedur ini harus
disesuaikan dengan kebijakan gaji tiap-tiap organisasi, dan hendaknya didasar atas kebijakan yang

dianggap adil.
Sistem penggajian dan pengupahan adalah jaringan prosedur yang terdiri dari sebagai berikut:

1. Prosedur pencatatan waktu hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan
oleh fungsi pencatat waktu dengan mengunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor adninistrasi atau

pabrik. Pencatatan waktu hadir karyawan ini diselenggarakan untuk menentukan gaji dan upah karyawan.

2. Prosedur pencatat waktu kerja
Dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatat waktu kerja diperlukan
bagi karyawan yang berkerja di fungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya dan upah karyawan
kepada produk atau pesanan yang menikmati jasa karyawan tersebut. Jika misalnya seorang karyawan
pabrik hadir ke perusahaan selama 7 jam dalam suatu hari kerja, jumlah jam hadir tersebut dirinci menjadi
waktu kerja dalam tiap-tiap pesanan yang dikerjakan. Dengan demikian waktu kerja ini dipakai sebagai
dasar pembebanan biaya tenaga kerja langsung kepada produk yang diproduksi.

3. Prosedur pembuatan daftar gaji
Dalam prosedur ini fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah karyawan. Data
yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-surat keputusan mengenai pengankatan
karyawan baru, kenaikan pangkat, penurunan pangkat, pemberhentian karyawan, daftar gaji bulan
sebelumnya dan daftar hadir.

4. Prosedur distribusi biaya gaji
Dalam prosedur ditribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemendepartemen yang menikmati manfaat tenaga kerja. Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksud untuk
pengendalian biaya dan perhitungan harga pokok produk.


5. Prosedur pembayaran gaji
Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi
membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan
upah. Fungsi keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan memasukan uang ke amplop
gaji dan upah. Jika jumlah karyawan perusahaan banyak. Pembagian amplop dan upah dapat dilakukan
dengan membagikan cek gaji dan upah kepada karyawan. (Mulyadi, 2001:385).
Untuk mendistribusikan gaji dan upah, pertama dilakukan penyusunan daftar gaji. Daftar gaji dan daftar
upah yang berfungsi sebagai jurnal gaji dan upah disusun dengan tiga metode yang terdiri dari:

A. Metode tangan (pen and ink)
Langkah-langkah untuk menyusun daftar gaji dan upah dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu

1.
Langkah persiapan. Bagian gaji dan upah menerima catatan waktu hadir dan waktu
kerja. Kemudian catatan waktu hadir digunakan sebagai dasar untuk menyusun daftar gaji
dan upah.
2.
Langkah penyusunan. Bagian gaji dan upah mencatat nama karyawan dan jam kerja
(biasa dan lembur) dalam daftar gaji. Sumber datanya adalah catatan waktu hadir. Kemudian
mencatat tarif gaji atau upah dari daftar tarif dan mengalikannya dengan lama kerja.


B. Posting langsung (direct posting) dengan mesin atau payroll
board
Proses perhitungan daftar gaji dan upah dengan mengunakan mesin penghitung khusus. Penyusunan
daftar gaji dengan cara tangan (pen and ink) berakibat adanya penulisan hal yang sama berulang-ulang.
Misalnya nama karyawan, nomor kartu hadir. Untuk menghindari cara yang berulang-ulang ini maka dapat
digunakan dengan metode mesin atau payroll board.

C. Metode tanpa buku pembantu (ledgerless)
Dengan cara ini data gaji dan upah langsung dapat dicatat kedalam cek gaji dan laporan gaji karyawan.
Sedangkan formulir-formulir lain diletakkan di bawah cek gaji, diberi karbon, sehingga data dalam cek gaji
akan tembus ke formulir lainnya. Agar tembusan yang dibuat itu sesuai dengan yang diinginkan maka
bentuk formulir-formulirnya dibuat sedemikian rupa sehingga sekali menulis dapat diperoleh beberapa
formulir. (Zaki Baridwan, 2001:152).

Pertanyaan mengenai Gaji atau Upah
Kerja
Apa itu upah minimum? Apa kita bisa complain bila gaji dibayarkan terlambat?
Gaji/Upah merupakan hal krusial dalam bekerja karena merupakan penghargaan dari
hasil pencapaian kerja kita. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita belajar mengenai

Gaji/Upah!
Apa kata Undang-Undang mengenai Upah?
Menurut Pasal 1 ayat 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Upah
adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan
dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas
suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Namun, dalam menetapkan besarnya upah, pengusaha dilarang membayar lebih
rendah dari ketentuan upah minimum yang telah ditetapkan pemerintah setempat
(Pasal 90 ayat 1 UU No. 13/ 2003). Apabila pengusaha memperjanjikan pembayaran
upah yang lebih rendah dari upah minimum, maka kesepakatan tersebut batal demi
hukum (Pasal 91 ayat 2 UU No. 13/2003)
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 88 ayat 1 No. 13/2003). Kebijakan pemerintah
mengenai pengupahan yang melindungi pekerja/buruh meliputi:






upah
upah
upah
upah

minimum
kerja lembur
tidak masuk kerja karena berhalangan
tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;









upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;

bentuk dan cara pembayaran upah
denda dan potongan upah;
hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;
struktur dan skala pengupahan yang proporsional;
upah untuk pembayaran pesangon; dan
upah untuk perhitungan pajak penghasilan.

Komponen upah sendiri terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap, maka besarnya
upah pokok sedikit-dikitnya 75% dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap (Pasal
94
UU No. 13/2003).

Apa itu Upah Minimum Propinsi (UMP)?
Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para
pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam
lingkungan usaha atau kerjanya. Karena pemenuhan kebutuhan yang layak di setiap
provinsi berbeda-beda, maka disebut Upah Minimum Provinsi.
Pasal 89 Undang-Undang Nomor 13 menyatakan bahwa penentuan upah minimum
diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan kehidupan yang layak. Upah minimum
ditentukan oleh Gubernur setelah mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan

Pengupahan Provinsi yang terdiri dari pihak pengusaha, pemerintah dan serikat
buruh/serikat pekerja ditambah perguruan tinggi dan pakar.
Apakah Upah Minimum Provinsi (UMP) sama dengan upah pokok?
UMP tidak sama dengan upah pokok, melainkan upah secara keseluruhan. Jadi,
benar bahwa UMP yang diberikan oleh pengusaha/perusahaan merupakan jumlah
keseluruhan upah yang dibawa pulang pekerjanya, atau dikenal dengan istilah take
home pay. Total upah yang dibawa pulang (take home pay) pekerja tersebut dapat
terdiri dari komponen upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap.
Apa yang dimaksud dengan pemberian upah?
Pemberian Upah merupakan suatu imbalan/balas jasa dari perusahaan kepada
tenaga kerjanya atas prestasi dan jasa yang disumbangkan dalam kegiatan produksi.
Upah kerja yang diberikan biasanya tergantung pada:
• Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya
• Peraturan perundang – undangan yang mengikat tentang Upah Minimum Regional
(UMR)
• Kemampuan dan Produktivitas perusahaan
• Jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi.
• Perbedaan jenis pekerjaan
Kebijakan komponen gaji/upah ditetapkan oleh masing-masing perusahaan. Yang
jelas, gaji tidak boleh lebih rendah dari Upah Minimum Propinsi (UMP) yang

ditetapkan pemerintah.

Bagaimana Perjanjian Kerja Bersama mengatur mengenai penggajian?
Besaran upah atau gaji dan cara pembayarannya merupakan salah satu isi dari
perjanjian kerja (Pasal 54 ayat 1 huruf e UU No. 13/2003). Akan tetapi dalam
perjanjian kerja, tidak dijabarkan secara detail mengenai sistem penggajian, hal
tersebut akan dituangkan lebih lanjut dalam Peraturan Perusahaan (PP) atau
Perjanjian Kerja Bersama (PKB), atau dibuat dalam bentuk struktur dan skala upah

menjadi lampiran yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan
dari PP/PKB. PP dan PKB merupakan kesepakatan tertulis dan hasil perundingan
antara pekerja/serikat pekerja dengan pengusaha
Berdasarkan pasal 14 ayat (3) Permenaker No. 1 Tahun 1999, Peninjauan besarnya
upah pekerja dengan masa kerja lebih dari 1 (satu) tahun, dilakukan atas
kesepakatan tertulis antara pekerja/serikat pekerja dengan pengusaha. Kesepakatan
tertulis tersebut ditempuh dan dilakukan melalui proses perundingan bipartit antara
pekerja/serikat pekerja dengan pengusaha di perusahaan yang bersangkutan. Dari
perundingan bipartit tersebut kemudian melahirkan kesepakatan, yang selanjutnya
kesepakatan tersebut dituangkan secara tertulis Peraturan Perusahaan (PP), atau
Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Apa saja yang termasuk dalam komponen upah?
Yang termasuk dalam komponen upah berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga
Kerja Republik Indonesia No. SE-07/MEN/1990 Tahun 1990 tentang Pengelompokan
Komponen Upah Dan Pendapatan Non Upah, yaitu:
1. Upah Pokok: adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut
tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan
kesepakatan.
2. Tunjangan Tetap: adalah suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan
pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk pekerja dan keluarganya serta
dibayarkan dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran upah pokok,
seperti Tunjangan Isteri; Tunjangan Anak; Tunjangan Perumahan; Tunjangan
Kematian; Tunjangan Daerah dan lain-lain. Tunjangan Makan dan Tunjangan
Transport dapat dimasukan dalam komponen tunjangan tetap apabila
pemberian tunjangan tersebut tidak dikaitkan dengan kehadiran, dan diterima
secara tetap oleh pekerja menurut satuan waktu, harian atau bulanan.
3. Tunjangan Tidak Tetap adalah suatu pembayaran yang secara langsung
atau tidak langsung berkaitan dengan pekerja, yang diberikan secara tidak
tetap untuk pekerja dan keluarganya serta dibayarkan menurut satuan waktu
yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok, seperti Tunjangan
Transport yang didasarkan pada kehadiran, Tunjangan makan dapat
dimasukan ke dalam tunjangan tidak tetap apabila tunjangan tersebut
diberikan atas dasar kehadiran (pemberian tunjangan bisa dalam bentuk uang
atau fasilitas makan).
Apa ada Undang – Undang yang mengatur mengenai Tunjangan pekerja?
Ada Tunjangan yang diatur ada juga yang tidak. Undang – Undang tidak mengatur
mengenai tunjangan tidak tetap (tunjangan makan, transportasi, dll). Kebijakan
mengenai tunjangan jenis ini, tergantung perusahaan masing-masing. Untuk
Tunjangan Kesejahteraan/Kesehatan, dalam UU no 13 pasal 99 mengatur
adanya Jaminan Sosial untuk para pekerja.
Adapula Tunjangan Hari Raya (THR), pemberian THR Keagamaan bagi pekerja di
perusahaan diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.PER.04/MEN/1994 tentang Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan Bagi Pekerja di
Perusahaan. Menurut peraturan tersebut, pengusaha diwajibkan untuk memberi THR
Keagamaan kepada pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan atau
lebih secara terus-menerus. Pekerja yang bermasa kerja 12 bulan secara terus
menerus atau lebih, mendapat THR minimal satu bulan gaji. Sedangkan
Pekerja/buruh yang bermasa kerja tiga bulan secara terus-menerus tetapi kurang

dari 12 bulan, mendapat secara proporsional, yaitu dengan menghitung masa kerja
yang sedang berjalan dibagi 12 (dua belas) bulan dikali satu bulan upah.
Apa yang dimaksud dengan tunjangan keahlian?
Tunjangan keahlian merupakan salah satu bentuk tunjangan yang diterimakan
kepada pekerja berkenaan dengan posisi, kondisi atau suatu penilaian tertentu, bisa
dalam bentuk uang, dan dapat berbentuk natura. Tunjangan tersebut, adalah bagian
dari komponen upah disamping upah pokok dan pendapatan non-upah, seperti:
fasilitas, bonus dan/atau THR.
Tunjangan keahlian diklasifikasikan tunjangan tetap karena dibayarkan secara
teratur bersamaan dengan upah pokok sesuai dengan jenjang keahlian dan
kompetensi serta profesionalisme seseorang pekerja. Sebab, menurut ketentuan
Pasal 18 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) UU No. 13/2003, seseorang pekerja berhak
memperoleh pengakuan kompetensi (sesuai dengan keahlian dan
profesionalismenya) yang diperoleh melalui sertifikasi kompetensi kerja atau melalui
pengalaman kerja.
Dengan demikian, bagi pekerja yang memiliki suatu keahlian atau kompetensi
tertentu, disamping berhak atas pengakuan kompetensi sesuai keahliannya, juga
dengan sendirinya berhak memperoleh hadiah berupa tunjangan keahlian.
Berapa besaran dan apa tolok ukur untuk menentukan tunjangan keahlian
tersebut ?
Tidak ada pengaturannya dalam peraturan perundang-undangan. Sepanjang tidak
melanggar prinsip-prinsip kebijakan pengupahan, besaran dan tolok ukur penentuan
tunjangan (termasuk tunjangan keahlian) merupakan domain para pihak untuk
mengaturnya atau memperjanjikan secara sukarela berdasarkan atas azas
kebebasan berkontrak dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian
kerja bersama.
Apa saja yang dimaksud dengan pendapatan non-upah?
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. SE07/MEN/1990 Tahun 1990 tentang Pengelompokan Komponen Upah Dan Pendapatan
Non Upah, komponen pendapatan non upah adalah sebagai berikut ini:
1. Fasilitas: adalah kenikmatan dalam bentuk nyata/natura yang diberikan
perusahaan oleh karena hal-hal yang bersifat khusus atau untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerja, seperti fasilitas kendaraan (antar
jemput pekerja atau lainnya); pemberian makan secara cuma-cuma; sarana
ibadah; tempat penitipan bayi; koperasi; kantin dan lain-lain.
2. Bonus: adalah bukan merupakan bagian dari upah, melainkan pembayaran
yang diterima pekerja dari hasil keuntungan perusahaan atau karena pekerja
menghasilkan hasil kerja lebih besar dari target produksi yang normal atau
karena peningkatan produktivitas; besarnya pembagian bonus diatur
berdasarkan kesepakatan.
3. Tunjangan Hari Raya (THR), Gratifikasi dan Pembagian keuntungan lainnya.

Apa saja jenis pemotongan gaji yang bisa dilakukan perusahaan?
Upah kotor adalah gaji pokok dan tunjangan tetap yang kita terima sebelum
dilakukan pemotongan-pemotongan. Upah bersih yang didapat pekerja tiap bulan
biasa kita kenal dengan istilah “take home pay”. Perbedaan antara upah kotor dan

upah bersih disebabkan oleh adanya pemotongan-pemotongan gaji, seperti :
1. Pemotongan Pajak Penghasilan
Menurut pasal 4 ayat 1 huruf a UU No.36/2008 tentang Pajak Penghasilan, “Yang
menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, termasuk:
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus,
gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain
dalam Undang-undang ini”
Jadi, perusahaan wajib melakukan pemotongan pajak penghasilan dari gaji kotor
karyawannya. Jumlah pajak penghasilan yang harus dipotong, besarnya tergantung
dari :
• Jumlah penghasilan kotor karyawan
• Status perkawinan (single, menikah, jumlah anak)
• Adanya penghasilan yang tidak boleh dikenakan pajak penghasilan
• Tarif pajak yang berlaku
2. Pemotongan Pembayaran Iuran Jaminan Sosial (Asuransi kesehatan, jaminan
pensiun, dll)
Pemotongan upah pekerja karena suatu pembayaran terhadap negara atas iuran
keanggotaan/peserta untuk suatu dana yang menyelenggarakan jaminan sosial dan
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, maka secara hukum
pemotongan tersebut merupakan kewajiban dari pekerja (Pasal 22 ayat 2 PP No. 8
Tahun 1981).
3. Pemotongan Lainnya
• Pemotongan upah karena absen tanpa alasan yang jelas
Secara hukum, apabila pekerja tidak bekerja, maka upah tidak dibayar (Pasal 93 ayat
1 UU No.13/2003). Namun, pemotongan upah pekerja yang tidak masuk kerja tidak
dapat dilakukan begitu saja, karena berdasarkan Undang-Undang 13 tahun 2003,
pekerja dilindungi haknya untuk mendapatkan upah penuh untuk hari atau hari-hari
ia tidak masuk bekerja, antara lain dalam hal pekerja tidak masuk kerja karena sakit,
menjalani cuti yang merupakan haknya, menikah, menikahkan anaknya, sedang haid
bagi pekerja perempuan, atau ada anggota keluarga (orang tua, mertua, keluarga
dalam satu rumah) meninggal dunia.
• Pemotongan upah karena pekerja melakukan pelanggaran
Pemotongan upah mengenai denda atas pelanggaran yang dilakukan pekerja dapat
dilakukan apabila hal tersebut diatur secara tegas dalam suatu perjanjian tertulis
atau perjanjian perusahaan (Pasal 20 ayat 1 PP No. 8 Tahun 1981 tentang
Perlindungan Upah)
• Pemotongan upah karena membayar cicilan
Cicilan ini bisa mencakup berbagai hal seperti membayar cicilan rumah, cicilan
mobil, dsb.

Upah tidak perlu dibayarkan bila pekerja tidak melakukan pekerjaan,
kecuali dalam situasi tertentu. Dalam situasi apa saja pengusaha tetap
wajib memberikan gaji/upah?


Pekerja sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan



Pekerja perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa
haidnyasehingga tidak dapat melakukan pekerjaan



Pekerja tidak masuk bekerja karena menikah, menikahkan,mengkhitankan,
membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran kandungan, suami
atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota
keluarga dalam satu rumah meninggal dunia



Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan
kewajiban terhadap negara



Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah
yang diperintahkan agamanya



Pekerja bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha
tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan
yang seharusnya dapat dihindari pengusaha



Pekerja melaksanakan hak istirahat/cuti



Pekerja melaksanakan tugas serikat pekerja atas persetujuan pengusaha



Pekerja melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan

Apakah kita bisa mengajukan keluhan terhadap perusahaan yang
terlambat membayar upah tiap bulannya atau bila kita tidak mendapat
upah seperti yang dijanjikan?
Tentu saja bisa. Dalam pasal 95 Undang – Undang Nomor 13 ditulis bahwa
penguasaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan
keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase
tertentu dari upah pekerja.
Gaji/ Upah adalah hak pekerja, kita berhak menanyakan ke bagian manajemen
sumber daya manusia (HRD) mengenai upah. Jika negosiasi penyelesaian masalah
dengan pihak HRD tidak berhasil, kita bisa melaporkan perusahaan ke polisi/
Departemen Tenaga Kerja. Pasal 169 Undang-Undang Ketenagakerjaan menyatakan
bahwa pekerja bisa mengajukan permintaan resmi kepada pemerintah untuk
mendapatkan penetapan terhadap berbagai perselisihan industri mengenai
pemutusan hubungan kerjanya dengan pengusaha ketika pengusaha tidak
membayar upahnya pada waktu yang disepakati selama tiga bulan berturut-turut
atau lebih.

Bagaimana prosedur memperkarakan masalah keterlambatan pembayaran
gaji oleh perusahaan?
Apabila Anda ingin memperkarakan masalah keterlambatan pembayaran gaji, maka
Anda harus menggunakan proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial
seperti yang diatur dalam UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial. Prosedurnya adalah:
1. Mengadakan perundingan bipartit (antara pekerja dan pengusaha) secara
musyawarah untuk mencapai mufakat.

2. Apabila dalam waktu 30 hari setelah perundingan dimulai tidak tercapai
kesepakatan, upaya selanjutnya adalah perundingan tripartit, yaitu dengan
melibatkan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi setempat. Pada tahap ini,
anda perlu mengajukan bukti-bukti bahwa perundingan bipartit telah
dilaksanakan, namun gagal mencapai kesepakatan.
3. Apabila perundingan tripartit tetap tidak menghasilkan kesepakatan, maka
salah satu pihak dapat mengajukan perselisihan ini kepada Pengadilan
Hubungan Industrial.

Bagaimana bila perusahaan terlambat memberi upah? Apakah perusahaan
akan dikenakan sanksi?
Apabila upah terlambat dibayar, maka mulai dari hari keempat sampai hari
kedelapan terhitung dari hari pembayaran upah, perusahaan wajib membayar sanksi
keterlambatan yakni sebesar 5% dari gaji untuk tiap hari keterlambatan. Diatas hari
kedelapan, sanksi keterlambatan menjadi 1%/hari keterlambatan.
Apabila sesudah satu bulan upah masih belum dibayar, maka disamping
berkewajiban untuk membayar tambahan upah, perusahaan diwajibkan membayar
bunga yang ditetapkan oleh bank untuk kredit perusahaan yang bersangkutan.

Apakah saya tetap mendapat upah apabila saya tidak masuk kerja karena
melakukan pernikahan?
Ya, pekerja tetap berhak mendapatkan upah apabila tidak masuk kerja karena sakit,
menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, istri melahirkan,
atau ada anggota keluarga yang meninggal.
Untuk perhitungan upah berbayar saat sakit bisa Anda lihat di Pertanyaan mengenai
Pekerja Yang Sakit dan perhitungan upah berbayar saat sakit bisa Anda lihat di
Seputar Cuti Tahunan
Dalam pasal 93 ayat 4 UU no.13/2003 tentang Tenaga Kerja, upah tidak masuk kerja
karena halangan adalah sebagai berikut :


Pekerja menikah, dibayar untuk 3 (tiga) hari



Menikahkan anaknya, dibayar untuk 2 (dua) hari



Mengkhitankan anaknya, dibayar untuk 2 (dua) hari



Membaptiskan anaknya, dibayar untuk 2 (dua) hari



Istri melahirkan/mengalami keguguran kandungan, dibayar untuk 2 (dua) hari



Suami/istri, orang tua/mertua, anak atau menantu meninggal dunia, dibayar
untuk 2 (dua) hari



Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk 1 (satu)
hari.

Pengaturan pelaksanaan tentang upah tidak masuk kerja karena berhalangan
ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama (PKB).

Apakah upah kerja selalu harus dalam bentuk uang?
Ya, upah yang diterima pekerja umumnya dalam bentuk uang.Akan tetapi, ada
kalanya perusahaan membayar sebagian dari upah dalam bentuk lain, dengan
ketentuan nilainya tidak boleh melebihi 25% dari nilai upah yang seharusnya
diterima.

Bagaimana tata cara pembayaran upah?
Pembayaran upah harus dilakukan dengan alat pembayaran yang sah. Bila
pembayaran upah tidak ditentukan dalam perjanjian atau peraturan perusahaan,
maka pembayaran upah dilakukan di tempat kerja atau kantor perusahaan.
Jangka waktu pembayaran upah secepat-cepatnya bisa dilakukan seminggu sekali
atau selambat-lambatnya sebulan sekali, kecuali dalam perjanjian kerja tertulis
waktu pembayaran kurang dari satu minggu.

Saya bekerja di perusahaan asing. Bagaimana tata cara pembayaran upah
apabila gaji yang saya terima dalam bentuk mata uang asing?
Apabila upah ditetapkan dalam mata uang asing, maka pembayaran dilakukan
berdasarkan kurs resmi pada hari dan tempat pembayaran.

Apabila pekerja melanggar peraturan perusahaan yang ada, apakah juga
dikenakan denda/pemotongan upah?
Dalam pasal 95 UU no 13/2003 tentang Tenaga Kerja, pemerintah mengatur
pengenaan denda kepada perusahaan dan/atau pekerja dalam pembayaran upah.
Perusahaan dapat mengenakan denda kepada pekerja yang melakukan pelanggaran,
sepanjang hal itu diatur dalam secara tegas dalam suatu perjanjian
tertulis/peraturan perusahaan. Besarnya denda untuk setiap pelanggaran harus
ditentukan dan dinyatakan dalam perjanjian tertulis/peraturan perusahaan.
Apabila untuk satu perbuatan sudah dikenakan denda, perusahaan dilarang untuk
menuntut ganti rugi terhadap pekerja yang bersangkutan. Ganti rugi dapat diminta
oleh perusahaan dari pekerja, apabila terjadi kerusakan barang/kerugian lainnya baik
milik perusahaan maupun milik pihak ketiga oleh pekerja karena
kelalaian/kesengajaan. Ganti rugi harus diatur terlebih dahulu dalam perjanjian
tertulis/peraturan perusahaan dan setiap bulannya tidak boleh lebih dari 50% dari
upah
Denda yang dikenakan oleh perusahaan kepada pekerja tidak boleh dipergunakan
untuk kepentingan pengusaha atau orang yang berwenang untuk menjatuhkan
denda tersebut.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24