TRANSMETRO JAKARTA SISTEM INFORMASI RENC (1)

TRANSMETRO JAKARTA SISTEM INFORMASI RENCANA
PERJALANAN UNTUK TRANSPORTASI UMUM
PENDAHULUAN
Transportasi merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan masyarakat. Peningkatan
jumlah kendaraan roda 4 di Jakarta meningkat dari sekitar 1,4 juta kendaraan pada tahun 1994
menjadi sekitar 2,3 juta kendaraan pada tahun 2007 (sumber : Dinas Perhubungan Provinsi
Jakarta). Bahkan menurut Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Bambang Susantono dan
pengamat transportasi dari Universitas Trisakti, Trisbiantara, secara terpisah memperingatkan
akan terjadinya kemacetan total pada tahun 2014 (Kompas, Januari 2008). Transportasi umum di
masa depan, cepat atau lambat akan menjadi alat transportasi utama. Karena merupakan solusi
dari terbatasnya luas jalan dibandingkan dengan meningkat pesatnya jumlah kendaraan.
Pengembangan transportasi umum merupakan jawaban dari masalah kemacetan yang terjadi di
kota-kota besar pada negara berkembang. Dengan berkembang pesatnya teknologi informasi,
kita dapat menciptakan sistem transportasi yang terintegrasi satu dengan lainnya sehingga
tercipta sebuah sistem transportasi yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para
penggunaanya. Dengan terpadunya sistem informasi maka akan dapat diberikan informasi
rencana perjalanan kepada pengguna sehingga akan memudahkan pengguna mengetahui
transportasi umum yang tepat untuk perjalanannya. Teknologi komputasi telah mencapai
generasi ketiga, disebut dengan ubiquitous computing. Generasi pertama adalah mainframe
dimana setiap satu buahnya digunakan
oleh banyak orang, lalu berikutnya era komputer pribadi (personal computer) dimana orang dan

mesin berhadapan melalui sebuah desktop. Ubiquitous memiliki arti ‘ada dimana-mana’,
teknologi yang menyatu dalam kegiatan sehari-hari kita. Berbanding terbalik dengan teknologi
virtual reality yang membawa manusia ke dunia maya, konsep ubiquitous computing membawa
komputer untuk hidup di dunia bersama manusia. Konsep generasi ketiga ini sangat cocok
diimplementasikan pada sistem transportasi umum yang akan dipakai oleh orang banyak pada
banyak tempat. Hal ini mendorong penulis untuk membahas sistem informasi pada transportasi
umum yang akhirnya penulis tuangkan dalam penulisan tugas akhir thesis dengan judul
“TRANSMETRO: SISTEM INFORMASI RENCANA PERJALANAN UNTUK
TRANSPORTASI UMUM”.

TINJAUAN PUSTAKA
Ubiquitous computing (atau "ubicomp") adalah sebuah model interaksi antara manusia
dan komputer yang terintegrasi dalam benda dan aktivitas sehari-hari. Kebalikan dari paradigma
desktop (seseorang secara sadar menggunakan sebuah alat untuk tujuan khusus), seseorang
menggunakan ubiquitous computing berhubungan dengan banyak alat dan sistem secara
bersamaan dalam kegiatan biasa sehari-hari dan mereka mungkin tidak sadar bahwa mereka
berinteraksi dengan komputer. Ada banyak istilah yang dipakai untuk menjelaskan paradigm ini,
sebagian berhubungan dengan institusi tertentu atau cara pandang. Beberapa merupakan istilah
umum ("pervasive computing," "ambient intelligence," dan yang paling baru, "everyware"),
sedangkan yang lain lebih mengarah kepada benda yang terlibat ("physical computing", "Internet

of things", "haptic computing" dan "things that think" (Wikipedia, 2008). Mark Weiser
mengatakan istilah “ubiquitous computing” ketika dia menjabat sebagai Chief Technologist di
Xerox Palo Alto Research Center (PARC). Sendiri dan juga bersama dengan John Seely Brown,
Weiser menulis beberapa penulisan mengenai ubiquitous computing, sebagian besar
mendefinisikannya dan menggambarkan hal-hal penting dalam ubiquitous computing. Istilah ini
kemudian tersebar lebih luas lagi setelah Weiser mempublikasikannya pada artikelnya yang
berjudul ”The Computer of the 21st Century” di jurnal Scientific American terbitan September
1991. Dalam artikelnya tersebut Weiser mendefiniskan istilah ubicomp sebagai: ”Ubiquitous
computing is the method of enhancing computer use by making many computers available
throughout the physical environment, but making them effectively invisible to the
user”( www.ubiq.com, 2008) Jaringan bernama piconet terbentuk jika sebuah transceiver
Bluetooth melakukan koneksi dengan transceiver Bluetooth lain. Pola koneksi yang terjadi
adalah hubungan master (pengatur) dengan slave (yang diatur). Sebuah transceiver master dapat
mengatur sampai tujuh transceiver slave. Tiap transceiver Bluetooth dapat menjadi master atau
slave, dan konfigurasi piconetnya (siapa yang menjadi master atau slave) ditentukan oleh formasi
waktu. Biasanya, transceiver pemanggil akan menjadi master. Walaupun demikian, bisa saja
terjadi pertukaran fungsi dari master ke slave dan sebaliknya. Untuk membentuk piconet,
transceiver Bluetooth harus punya pola hoping dan fasa hoping yang sama dengan transceiver
Bluetooth lainnya. Pada dasarnya, tiaptiap transceiver Bluetooth punya global-ID yang
membentuk pola hoping. Pada saat menghubungi transceiver lain, transceiver master

memancarkan global-ID dan offset

waktunya agar dapat diikuti oleh transceiver slave. Transceiver slave akan menyetarakan pola
hoping-nya dengan pola hoping transceiver master. Jika pola hoping telah sinkron, komunikasi
dapat terjadi dan pertukaran data dapat dilakukan. Sebuah transceiver tidak dapat menghubungi
sebuah piconet yang telah ada dalam mode standby (menunggu). Karena itu, ia harus memonitor
pesan dari transceiver master dan mendaftarkan dirinya sebagai "anggota baru" piconet. Jika
perintah persetujuan dikeluarkan oleh transceiver master, "anggota baru" tersebut akan terdaftar
sebagai anggota piconet bersangkutan. Ketika terdaftar sebagai anggota, transceiver
mengeluarkan data AMA (Active Member Address) untuk dicatat oleh transceiver lain dalam
piconet. Data AMA panjangnya 3 bit data digital. Jika terdapat delapan transceiver yang sedang
aktif (termasuk master), transceiver master akan memarkir anggota yang baru masuk ke
piconetnya. Anggota baru akan mengeluarkan data AMA-nya sebagai PMA (Passive/Parked
MemberAddress). Panjang data PMAadalah 8 bit. Jumlah transceiver yang terdapat dalam
piconet bisa mencapai 256 buah (terdiri dari delapan AMA dan sisanya adalah PMA).
Transceiver yang terdaftar sebagai PMA tidak dapat melakukan pertukaran data, tetapi selalu
memantau sinyal yang dipancarkan transceiver master. Ia bisa menjadi AMA jika telah siap
melakukan pertukaran data dan ada tempat kosong. Saat tidak melakukan pertukaran data, ia
kembali sebagai PMA. Walaupun cukup banyak pola hoping yang dapat dibangkitkan, kadang
beberapa piconet bisa tiba pada kanal frekuensi yang sama. Hal ini dapat menyebabkan

hilangnya data yang dikirim. Karena itu, piconet segera pindah ke kanal bebas lain dan
melakukan transmisi data ulang.

PEMBAHASAN
Sistem transportasi di Jakarta secara bertahap mengalami perkembangan beberapa tahun
terakhir, terutama sejak mulai dibangunnya koridor-koridor busway oleh TransJakarta. Tetapi
jalur bus TransJakarta belum meliputi seluruh jalan di Jakarta, masih banyak tujuan yang harus
dicapai dengan menggunakan bus umum. Transportasi lain yang populer adalah Kereta Api
walaupun daerah yang dilewati jauh lebih terbatas dibandingkan angkutan lain. Saat ini belum
ada fasilitas untuk meminta informasi mengenai transportasi umum, selain belum terorganisirnya
informasi tersebut juga belum ada layanan yang dibuat untuk masyarakat. Kereta api Kereta api
merupakan transportasi umum yang ekonomis di Jakarta, terutama untuk mereka yang bertujuan
cukup jauh seperti tinggal di Depok tetapi memiliki tempat kerja di Jakarta Pusat. Harga tiket
juga cukup terjangkau ditambah adanya kartu berlangganan untuk 1 bulan. Kereta api dalam kota
Jakarta meliputi stasiun-stasiun dari stasiun Kota sampai stasiun Bogor. Bagi mereka yang tidak
biasa menggunakan transportasi ini akan kesulitan mengetahui daftar stasiun yang dilewati
karena tidak tersedianya informasi pada setiap stasiun kereta dan juga tidak terdapat fasilitas
meminta informasi mengenai hal ini melalui ponsel. Sistem pembayaran umum yang berjalan
saat ini adalah dengan melakukan pembelian tiket pada loket lalu menuju peron untuk menunggu
kereta pada jalur sesuai stasiun tujuan. Pemeriksaan tiket pada stasiun dilakukan sebelum

memasuki menuju
area peron, didalam kereta hanya pada waktu-waktu tertentu kondektur kereta melakukan cek
tiket kepada penumpang kereta tersebut. Untuk jadwal kereta, terdapat papan berisi waktu-waktu
perencanaan kereta tiba pada stasiun-stasiun. Walaupun pihak management kereta berusaha
menepati jadwal ini, tentu saja pada kenyataan sering terjadi perbedaan waktu antara jadwal dan
kenyataan. Pada sistem kereta api dalam kota yang sekarang berjalan terdapat beberapa
kelemahan :
 Antrian pada loket pembelian tiket & pemeriksaan tiket. Pada jam-jam sibuk, loket pembelian
karcis akan terjadi antrian karena banyaknya pengguna kereta api yang mau membeli tiket.
Petugas loket hanya dapat melayani satu persatu pelanggan dan pemberian kembalian membuat
waktu pelayanan menjadi lebih lama. Dengan adanya tiket berlangganan bulanan hal ini sedikit
berkurang, tetapi akan terjadi antrian lagi pada pemeriksaan tiket. Pemeriksaan dilakukan oleh 12 petugas dan pelanggan harus menunjukkan tiket mereka.

 Pengguna yang tidak membeli tiket Pemeriksaan yang dilakukan secara manual sering tidak
dapat memeriksa seluruh pengguna jasa kereta api 100%, terutama pada saat jam-jam sibuk.
Bahkan pada beberapa stasiun tidak terdapat petugas yang memeriksa karcis.
 Jadwal yang tidak pasti. Jadwal kereta api saat ini tidak dapat diperkirakan, dalam
kenyataannya perbedaan waktu kedatangan 1 kereta dan kereta berikutnya sangat bervariasi.
Kadang bisa sangat dekat, kadang penumpang harus menunggu sangat lama. Dan tidak ada
informasi yang akurat mengenai kapan kereta api berikutnya tiba.


Bus TransJakarta
Angkutan umum yang baru beberapa tahun ini dengan cepat menjadi transportasi umum yang
disukai oleh warga Jakarta. Pemerintah juga dengan bertahap menambah jalur-jalur busway baru
dengan harapan mengurangi penggunaan mobil pribadi dan akan mengurangi kemacetan lalu
lintas. Pada sebagian besar halte para penumpang bus TransJakarta harus menggunakan fasilitas
jembatan penyeberangan untuk menuju/ meninggalkan halte. Lalu dapat membeli tiket pada
loket yang disediakan setelah itu memasukkan karcis didekat gerbang masuk, jika karcis masih
berlaku maka alat putar pada pintu masuk akan terbuka. Selanjutnya memasuki ruang tunggu
busway yang aman dan nyaman untuk menunggu bus berikutnya datang. Penumpang diharapkan
mengantri pada tempat yang disediakan sambil menunggu kedatangan bus.Bus akan berhenti
pada halte yang disediakan dan secara otomatis pintu bus dan halte terbuka. Waktu menaikkan
penumpang memadai sehingga tidak perlu berebut. Didalam bus udara bersih dan segar
diharapkan partisipasinya untuk menjaga kebersihan bus tersebut. Bus akan berhenti pada halte
yang disediakan dan secara otomatis pintu bus dan halte terbuka. Penumpang dapat
meninggalkan bus melewati fasilitas penyeberangan dan trotoar yang ada. Pada sistem kereta api
dalam kota yang sekarang berjalan terdapat beberapa kelemahan :
 Antrian pada loket pembelian.
Pada jam berangkat kerja dan pulang kerja merupakan waktu dimana penumpang busway
mencapai puncaknya. Hal ini akan menyebabkan antrian pada loket pembelian tiket. Pembelian

tiket yang lalu dimasukkan pada gerbang masuk tidaklah efisien karena tiket tersebut hanya
sekali pakai.

 Jadwal yang tidak pasti.
Waktu bus transjakarta berikutnya, saat ini tidak dapat diperkirakan. Kadang bisa sangat dekat,
kadang penumpang harus menunggu sangat lama. Dan tidak ada informasi yang akurat mengenai
kapan kereta api berikutnya tiba.
 Tidak terdapatnya penjualan tiket pada semua halte.
Loket penjualan tiket tidak terdapat pada semua halte. Hal ini sangat disayangkan karena
sebagai calon kendaraan transportasi umum terbesar di Jakarta akan diharapkan bahwa jasa bus
transjakarta akan dapat dinikmati dari seluruh bagian Jakarta.

Angkutan Umum
Berbeda dengan bus TransJakarta dan kereta api, informasi mengenai angkutan umum di Jakarta
masih berlum terorganisir dengan baik. Tetapi angkutan umum yang berupa metromini, patas,
kopaja dan mikrolet merupakan transportasi umum yang paling banyak di Jakarta. Pengguna
transportasi angkutan umum saat ini dapat menghentikan angkutan umum pada halte-halte yang
dilalui oleh trayek angkutan umum tersebut dan membayar sesuai tarif yang berlaku. Tetapi
karena kurangnya kedisiplinan dari pengguna dan sopir dari bus umum sering berhenti pada
sembarang tempat. Saat ini belum ada sistem informasi yang mendata seluruh angkutan umum

yang beroperasi di Jakarta, sehingga sulit untuk mencari informasi mengenai jalur yang dilalui
oleh sebuah angkutan umum. Bahkan bagi warga Jakarta sendiri akan kesulitan bila mencari
informasi angkutan umum untuk perjalanannya ke daerah yang jarang mereka lalui. Sistem
informasi terpadu tentang angkutan umum yang digunakan oleh sebagian warga Jakarta akan
memberikan layanan yang dibutuhkan warga Jakarta Walaupun saat ini proyek Monorel Jakarta
dalam keadaan terhenti tetapi bila dilanjutkan dan diselesaikan maka monorel akan menjadi
transportasi umum yang besar dan cepat. Dan akan sangat cocok untuk disertakan dalam
penelitian ini. Belum banyak informasi yang dapat dibahas mengenai monorel ini, karena belum
ada kepastian lebih detail mengenai sistem informasi dan pembayaran yang akan dipakainya

TransMetro
Untuk tercapainya sebuah informasi yang terpadu antara sistem transportasi umum yang sudah
ada dan akan ada di Jakarta diperlukan sebuah sistem informasi yang menampung dan
menganalisis data mengenai transportasi umum di Jakarta. Dan peran TransMetro adalah
mewujudkan hal tersebut. Tidak terorganisirnya informasi transportasi umum menyebabkan
masyarakat kebingungan dalam mengunakan jasa transportasi umum, terutama bagi pendatang
dari kota lain. Padahal transportasi umum merupakan solusi bagi kemacetan yang semakin
meningkat dan harga BBM yang terus naik. Dengan meningkatkan fasilitas dan efisiensi
angkutan umum maka akan meningkatkan jumlah pemakai angkutan umum. Tujuan dari
TransMetro adalah membuat sistem informasi transportasi umum yang dapat memberikan

layanan yang berguna kepada pengguna transportasi umum. Pengembangan awal adalah
memberikan layanan-layanan:
 Membantu pengguna dalam memilih dan membuat rencana perjalanan tetapi menyembunyikan
proses rumit dibaliknya.
 Memberikan informasi mengenai trayek transportasi umum.
 Informasi dapat diakses oleh umum melalui:
 WEB browser
 WAPbrowser
 SMS system
 Smart client pada PC
 Smart client pada ponsel
 IVR system.
Pengembangan selanjutnya :
 Memberikan informasi mengenai perkiraan waktu perjalanan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan. Informasi ini dapat diberikan oleh sistem dengan mengintergrasikan AVL (Automatic
Vechicle Location) kepada seluruh transportasi umum

.  Memberikan informasi mengenai biaya yang diperlukan dalam perjalanan. Dan juga
mengembangkan sistem pembayaran digital, dengan menggunakan smart card seperti kartu
RFID.

Arsitektur TransMetro terdiri dari 3 bagian.
 Antar Muka Dalam mengakses informasi pengguna dapat menggunakan ponsel & komputer.
Melalui komputer pengguna dapat menggunakan aplikasi browser untuk mengakses website
TransMetro dan meminta rencana perjalanan berdasarkan sumber dan tujuan akhir perjalanan.
Melalui ponsel pengguna dapat mengakses informasi melalui WAP site, SMS & aplikasi ponsel.
WAP site mempunyai fitur yang lebih minim dibandingkan dengan WEB site, karena
keterbatasan tampilan & kecepatan pada ponsel. Informasi pada WAP site akan diringkas
sehingga nyaman dibaca pada layar ponsel. SMS sebagai fitur yang pasti dimiliki oleh seluruh
pengguna ponsel merupakan media yang akan banyak digunakan oleh masyarakat. Jenis layanan
yang ditawarkan adalah ‘Information On Demand’, dimana pengguna mengirimkan SMS
permintaan informasi untuk setiap informasi yang mereka butuhkan. Aplikasi ponsel yang dibuat
dengan J2ME ataupun Symbian C++ memberikan tampilan yang user friendly sehingga akan
memudahkan pengguna dalam mengakses informasi. Dalam menghubungi server terdapat dua
pilihan yaitu melalui internet atau melalui server Bluetooth didekat ponsel.
 Sistem Informasi TransMetro Sistem Informasi TransMetro terdiri dari server-server yang
berkomunikasi dengan bagian interface, lalu menerjemahkan permintaan dari pengguna kepada
management server. Management server merupakan server utama yang melakukan proses
pencarian rencana perjalanan bagi pengguna. Management server menyediakan interface/API
bagi server-server lain dan client interface untuk berkomunikasi. Management server
menggunakan format XML dalam API yang disediakannya sehingga akan memberikan

skalabilitas yang luas. Setiap permintaan informasi ke Management Server akan menggunakan
spesifikasi TransMetro XML dan juga akan direspon dengan format TransMetro XML yang
sesuai dengan jenis permintaan. Hal ini memungkinkan ponsel yang memiliki keterbatasan dapat
menampilkan sesuai dengan format yang sesuai. Protokol yang digunakan dalam berkomunikasi
adalah HTTP, pada setiap permintaan informasi akan dikirimkan tipe client dan jenis informasi
yang diminta.

 Pihak ketiga Pihak ketiga adalah pihak lain yang menyajikan informasi atau ingin mendapatkan
informasi melalui TransMetro. Bila perusahaan transportasi memiliki sistem informasi yang telah
atau akan dibangun, TransMetro akan menyediakan server untuk berkomunikasi sesuai dengan
protokol sistem perusahaan sehingga akan selalu saling mengupdate.

Rencana perjalanan kombinasi jarak dan perpindahan angkutan umum yang
minimal
Contoh untuk rencana perjalanan dari titik C ke titik J maka system akan memberikan rencana
perjalanan menggunakan angkutan umum ‘ungu’, ‘hijau’ dan ‘merah’dan jalur perjalanan : C – D
– E – I – J. Algoritma untuk mencari solusi ketiga ini adalah mengembangkan algoritma
pencarian jalur terpendek ditambahkan dengan perhitungan perpindahan angkutan umum akan
menyebabkan pilihan tersebut lebih tidak efisien. Sehingga akan menghasilkan solusi yang relatif
cepat dan tidak sering berpindah angkutan umum.
Pada setiap kali ada perubahan atau penambahan jalur angkutan umum maka sistem TransMetro
akan melakukan pencarian solusi rencana perjalanan ulang. Proses ini dilakukan sebagai
background process, setiap ada solusi rencana perjalanan baru maka akan memperbaharui data
pada database, sehingga pengguna tetap dapat menggunakan TransMetro selama proses analisa
berjalan dan setelah ada solusi baru maka pengguna akan mendapatkan solusi yang sudah
diperbaharui. Semakin banyak jalur bus yang terdata akan menyebabkan proses analisis ini
berjalan lebih lama, maka secara bertahap setiap 1 jalur solusi (misalkan dari perhentian C ke
perhentian J) selesai dianalisis akan langsung diperbaharui ke database. WEB site & WAPsite
Dalam mengakses informasi TransMetro, website merupakan media yang paling lengkap. Hal ini
disebabkan komputer dan aplikasi browser memiliki kemampuan interaksi lebih besar
dibandingkan ponsel. Informasi yang disediakan di Web site adalah
 Membuat rencana perjalanan. Dalam membuat rencana perjalanan 2 data yang perlu
dimasukkan oleh pengguna adalah sumber dan tujuan perjalanan. Pengguna dapat memilih
kabupaten, kecamatan lalu memasukkan nama jalan dari awal perjalanan serta tujuan perjalanan.
Lalu sistem akan memberikan pilihan-pilihan rencana perjalanan terbaik, sehingga pengguna
dapat memilih rencana yang paling sesuai keinginannya. Pada layar ini pengguna dapat melihat
jenis angkutan umum apa yang dipakai oleh setiap rencana perjalanan. Bila pengguna memilih

salah satu rencana maka akan ditampilkan langkah-langkah yang lebih detail. Setiap jenis
kendaraan akan mempunyai icon sendiri untuk mempermudah pengguna memilih lalu akan
melihat lebih detail tentang rencana perjalanan tersebut. Icon ini akan bertambah dengan adanya
transportasi umum baru.
Di layar detail rencana perjalanan akan menjelaskan dimana pengguna harus naik dan turun
rencana perjalanan, juga dijelaskan bila pengguna harus berjalan untuk menuju tempat
perhentian yang dekat.
 Melihat trayek-trayek bus. Web site TransMetro juga menyajikan informasi mengenai trayek
angkutan umum, sehingga pengguna dapat melihat jalur yang dilewati oleh transportasi umum
tertentu.
 Tentang TransMetro. Bagian ini memberikan gambaran umum mengenai perusahaan
TransMetro, serta misi dan visinya.
SMS
Pada permintaan rencana perjalanan melalui SMS dapat bekerja sama dengan operator sehingga
pengguna dapat mengirim SMS ke short number (nomor 4 digit). Layanan yang disediakan
TransMetro melalui SMS tidak sebanyak layanan pada media lainnya, karena keterbatasan
informasi yang dapat dikirim dan tidak terdapat tampilan yang interaktif. Walaupun jenis layanan
yang tidak sebanyak yang lain tetapi semua ponsel mendukung SMS. Pengguna dapat meminta
rencana perjalanan dengan mengirimkan SMS berisi sumber perjalanan dan tujuan perjalanan,
dengan format “TM BINARIAKOTA” Sms akan dikirimkan oleh operator dari SMS Center
mereka menuju Sms Gateway TransMetro, yang berikutnya akan merequest rencana perjalanan
kepada Manajemen Server. Lalu mengirim SMS pada pengguna berisi rencana perjalanan yang
diinginkan.
Bila pengguna ingin mendapatkan informasi perhentian apa saja yang dilalui oleh sebuah
angkutan umum pengguna dapat mengirim SMS dengan format: “TM BUS PATAS 905” Sama
seperti permintaan meminta rencana perjalanan, SMS akan sampai pada SMS Gateway lalu SMS
Gateway akan meminta data angkutan umum dan mengirimkan informasi trayek kepada
pengguna. Dengan melalui USSD TransMetro dapat menyajikan informasi mengenai trayek
angkutan umum. Pengguna hanya perlu melakukan telepon misalkan ke nomor ‘*848#’ lalu akan

muncul tampilan kategori angkutan umum yang diinginkan oleh pengguna. Pengguna dapat
memilih dengan memilih reply lalu memasukkan nomor yang dia inginkan. Aplikasi ponsel
bertujuan memberikan layanan dengan gratis melalui server yang diletakkan pada halte-halte.
Dengan mengirim dan menerima data melalui Bluetooth maka aplikasi dapat berkomunikasi
dengan server. Kelebihan utama pada penggunaan aplikasi ini adalah dengan menjalankan
aplikasi pada background server dapat mengetahui keberadaan aplikasi ini pada jarak tertentu
dan membuat aplikasi ini secara otomatis muncul dan menampilkan selamat datang serta
menanyakan tujuan pengguna secara interaktif. Salah satu tujuan komunikasi menggunakan
media Bluetooth adalah supaya pengguna dapat mendapatkan informasi dengan gratis.
Layanan yang dapat diakses melalui aplikasi hampir sama dengan website walaupun lebih
sederhana. Hal ini dikarenakan layar ponsel yang tidak terlalu besar, sehingga tidak akan dapat
menampilkan seluruh detail informasi. Sama seperti website dengan aplikasi ponsel pengguna
dapat melihat pilihan rencana perjalanan yang berikan oleh server.Aplikasi akan mengirimkan
request kepada Bluetooth server untuk mendapatkan pilihan rencana perjalanan, pada Bluetooth
server tidak terdapat data rencana perjalanan tetapi data tersebut tersimpan pada server pusat.
Setiap Bluetooth server harus terhubung dengan jaringan internet sehingga dapat meminta
informasi pada server pusat pada setiap request.
Untuk mengefisiensikan koneksi kepada server pusat, pada Bluetooth server akan dilakukan
cache. Server akan menyimpan 50 jenis perjalanan terakhir yang diminta dan tidak lebih dari 4
jam, sehingga bila ada permintaan yang responnya terdapat pada cache Bluetooth server tidak
perlu meminta data kepada server pusat.

Analisa SWOT TransMetro
Penulis menggunakan analisa SWOT untuk mengevaluasi faktor-faktor internal dan eksternal
yang menguntungkan dan merugikan dari sistem informasi TransMetro. Strengths / Kekuatan:
 Sebagai pelopor pertama untuk jenis layanan ini. Salah satu kelebihan utama dari sistem
informasi TransMetro adalah belum ada sistem informasi seperti ini di Jakarta, sehingga akan
memberikan layanan yang belum ada saingannya.

 Dapat diakses dengan media populer. Selain itu TransMetro juga menyajikan informasi melalui
beberapa media, ponsel sebagai alat komunikasi yang hampir dimiliki semua orang akan
memudahkan siapa saja mengakses informasi TransMetro
 Data selalu terupdate. Menjaga data yang selalu diperbaharui akan menjadi kekuatan sistem
informasi TransMetro, maka harus tetap dapat menjaga kelebihan tersebut.
 Layanan gratis melalui aplikasi ponsel. Informasi akan dapat diakses gratis melalui aplikasi
ponsel, sehingga pengguna dapat menggunakannya dengan leluasa tanpa memikirkan biaya sms
atau GPRS. Weaknesses / Kelemahan:
 Perlu sosialisasi kepada masyarakat. Karena TransMetro adalah sebuah sistem informasi yang
baru dimasyarakat maka diperlukan proses sosialisasi supaya masyarakat mengenal TransMetro
dan mengerti cara penggunaannya. Seperti penggunaan Bluetooth perlu disosialisasi karena
masyarakat cenderung mematikan Bluetooth ponsel bila tidak dipakai.
 Aplikasi ponsel tidak disupport semua tipe ponsel. Kekurangan lain adalah tipe ponsel yang
mendukung rancangan aplikasi ponsel TransMetro adalah ponsel-ponsel baru yang memiliki
library untuk komunikasi dengan Bluetooth. Hal ini menyebabkan tidak semua pengguna dapat
menggunakan aplikasi ini.
 Stabilitas komunikasi melalui Bluetooth. Sinyal Bluetooth bukanlah media komunikasi yang
stabil seperti kabel ataupun wireless. Jarak yang terbatas dan sinyal yang tidak kuat menjadi
masalah dalam mengirim informasi.
 Belum meratanya penggunaan internet & GPRS. Walaupun ponsel telah menjadi alat
komunikasi yang dimiliki mayoritas penduduk Jakarta tetapi baru sebagian yang mengaktifkan
dan memakai GPRS. Walaupun operator selular gencar mengkampanyekan fitur 3G tetapi
fasilitas ini belum banyak dipakai penggunanya.
Opportunities / Kesempatan:
 Transportasi umum di Jakarta semakin teratur.
Dengan mulainya bus TransJakarta beroperasi, bus ini mengajarkan keteraturan dalam
transportasi umum. Trayek yang tetap, perhentian pada tempatnya, keamanan, dan lain lain. Hal
ini membuat penduduk Jakarta semakin banyak menggunakan angkutan umum. Hal ini akan

mendukung TransMetro untuk diterima dimasyarakat karena semakin banyak pengguna
transportasi umum akan semakin besar pula pasar pengguna TransMetro.
 Naiknya harga BBM. Harga BBM yang meningkat tajam akan menyebabkan penggunaan
transportasi massal sebagai solusi. Pemerintah juga akan mendukung perbaikan fasilitas
transportasi umum sehingga masyarakat semakin nyaman menggunakannya.
 Rute transportasi umum yang semakin banyak dan beragam. Tidak mungkin seseorang
menghafal seluruh rute bus, sehingga akan diperlukan sebuah sistem informasi yang memberikan
mereka solusi yang tepat dalam memilih transportasi umum yang tepat untuk mereka.
 Teknologi informasi yang berkembang dengan pesat. Banyak kesempatan yang dapat
dilakukan dengan sistem informasi TransMetro ini, banyak pengembangan yang dapat dilakukan
untuk membuat sistem informasi ini menjadi lebih baik dan menyajikan informasi yang
dibutuhkan masyarakat. Beberapa contohnya adalah menyajikan waktu perjalanan dengan tepat
dan membuat sistem pembayaran lebih mudah serta terintegrasi. Pada sub bab 4.4 penulis
menjelaskan lebih jauh mengenai pengembangan ini. Threats /Ancaman:
 Biaya investasi yang tinggi. Pengembangan awal dan pengembangan selanjutnya dari
TransMetro tidak rendah. Dari persiapan hardware & software, lalu juga kerjasama dengan
pihak-pihak transportasi umum serta penyediaan fasilitas di halte atau stasiun.
 Loyalitas dari pelanggan. Kepuasan pelanggan akan menentukan apakah masyarakat akan
terus memakai layanan TransMetro. Tanpa adanya loyalitas dari pelanggan maka layanan ini
tidak akan berkembang dan akan ditinggalkan oleh seluruh pelanggan.
 Sistem informasi yang sejenis dari saingan. Tidak menutup kemungkinan adanya perusahaan
lain yang berusaha memberikan layanan yang mirip terutama bila layanan ini dapat berkembang
dan populer dimasyarakat.
 Perilaku pengrusakan. Dengan meletakkan peralatan umum seperti server Bluetooth pada
tempat umum akan menyebabkan adanya kemungkinan rusaknya asset tersebut karena
pengrusakan. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Jakarta tentang merawat dan menjaga
fasilitas umum perlu ditingkatkan.

KESIMPULAN Pendekatan dengan ubiquitous computing merupakan pendekatan yang sesuai
untuk mengembangkan sistem transportasi umum di Jakarta. Pengembangan transportasi umum
yang merupakan solusi kemacetan harus memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi
masyarakat Jakarta. Banyak negara-negara lain yang sudah mengembangkan sistem transportasi
umum
dengan teknologi maju. Beberapa dari teknologi dapat kita adopsi untuk Indonesia serta kita
dapat mengembangkan konsep ubiquitous yang baru sehingga tercipta sistem yang dapat
diterima oleh masyarakat dengan mudah. Informasi rencana perjalanan merupakan informasi
yang diperlukan masyarakat Jakarta terutama dengan berkembangnya transportasi umum di
Jakarta. Sosialisasi merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan supaya
masyarakat menjadi mengenal TransMetro serta mempopulerkan pemakaian transportasi umum
terutama dengan meningkatnya harga minyak dunia.

DAFTAR PUSTAKA :
Brennan, Shane, 2007, STIS: Smart Travel PlanningAcross Multiple Modes of Transportation,
Trinity College Dublin, Irlandia.
Jogiyanto, H.M., 1999,Analisis & Disain Sistem Informasi, Cetakan Pertama, Edisi Kedua,Andi
Offset,Yogyakarta.
Lin Liu, Chao, 2001, Path-PlanningAlgorithms for Public Transportation Systems, The Fourth
International Ieee Conference On Intelligent Transportation Systems, USA.
Naughton, Patrick, 2004, Prediction Model of BusArrival and Departure Times Using
AVLandAPC Data, Journal of Public Transportation.
Nummenmaa, Jyrki, 2007, On Constructive Research In Computer Science.
Pakpahan, Suhardi, 2005, Jaringan Workgroup, Lan & Wan, Jakarta.
PT KeretaApi, 2008, www.kereta-api.com.
Quan,Alec, 2007, Project Report of RFID in Electronic Payments, UCLAMAE.
TransJakarta Busway, 2008, trans.jakarta.go.id.
Weiser, Mark, 1993, Some Computer Science Issues in Ubiquitous Computing, CACM