Ekonomi kesehatan udinus repository i

Table of Contents
1. Pengantar
2. Apa Itu Ekonomi Kesehatan
3. Asuransi Kesehatan
4. Layanan Kesehatan: Permintaan
5. Peran Teknologi
6. Fungsi Produksi
7. Belanja Kesehatan

Pengantar
Hingga saat buku ini pertama ditulis, masih belum ditemui buku ekonomi kesehatan berbahasa Indonesia yang fokus
membicarakan konteks dunia kesehatan di Indonesia sendiri. Buku ini saya tulis untuk memenuhi celah tersebut.
Penulisan buku ini masih berlangsung, saya akan terus melengkapi isi buku ini setiap mendapat kesempatan. Kritik,
masukan, dan pertanyaan dari pembaca akan membantu penulis mengembangkan dan memperbaiki isi buku ini.

Apa Itu Ekonomi Kesehatan
Ekonomi kesehatan adalah bidang ilmu di ekonomi yang membahas perilaku kesehatan dan layanan kesehatan. Artikel
Kenneth J. Arrow tahun 1963 di American Economic Review bisa dipandang sebagai titik awal munculnya cabang
ekonomika kesehatan. Akan tetapi, di saat itu Arrow hanya menekankan analisis di industri layanan kesehatan, bukan
pada kesehatan secara menyeluruh. Pembahasan kesehatan oleh ekonomika terakselerasi setelah Michael Grossman
mengembangkan model kesehatan sebagai modal manusia yang memodifikasi model modal manusia dari Gary S. Becker

yang diterapkan pada pendidikan.
Ekonomi kesehatan menjadi satu bidang terapan ilmu ekonomi yang berdiri sendiri karena banyak aspek dalam analisis
ekonomika kesehatan yang berbeda dari asumsi standar ilmu ekonomi.
Penyimpangan dari standar asumsi ilmu ekonomi terjadi pada aspek-aspek berikut.
1. Informasi tak lengkap (imperfect information). Tidak seperti di kebanyakan industri lainnya, informasi harga di industri
layanan kesehatan tidak mudah diketahui. Kebanyakan konsumen baru mengetahui harga setelah perawatan
dilakukan. Pengetahuan tentang harga pasca perawatan sering tidak berguna lagi karena konsumen belum tentu
melakukan pembelian ulang layanan atau barang yang sama persis.
2. Ketidakpastian (uncertainty). Kebutuhan akan perawatan kesehatan tidak diketahui sejak awal, sehingga orang tidak
bisa melakukan perencanaan yang pasti sejak awal. Diagnosis dan perawatan kesehatan juga mengandung
ketidakpastian.
3. Eksternalitas. Sebagian penyakit dapat menular ke orang lain, sehingga sakitnya seseorang dapat mengakibatkan
eksternalitas negatif pada orang lain yang tertular. Sebaliknya, pengobatan atau pencegahan penyakit pada seseorang
dapat mencegah orang lain terkena sakit tersebut. Karena dampak buruk penyakit dan manfaat perawatan kesehatan
tidak seluruhnya terhitung dalam perhitungan untung-rugi personal, perawatan kesehatan cenderung dilakukan kurang
dari level yang efisien dimana tambahan manfaat tidak lagi lebih besar dari tambahan biaya.
4. Nonmarketabilitas, yakni ketidakmampuan sistem harga menciptakan permintaan dan atau pasokan. Misalnya,
pasokan obat dari satu jenis penyakit baru mungkin tidak tersedia walaupun jumlah permintaan dan harga yang
bersedia dibayar sangat tinggi.


Asuransi Kesehatan
Menurut data

Permintaan pada Kesehatan
Kesehatan merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat dengan mudah dipenuhi hanya dengan ketersediaan
pendapatan. Uang bisa membeli layanan kesehatan, namun tidak bisa membeli kesehatan secara langsung. Karena
kesehatan cenderung bersifat stok yang bisa naik maupun turun tergantung dari aktivitas yang mempengaruhinya secara
berangsur, kesehatan ini cocok dimodelkan sebagai modal manusia. Sebagaimana keterdidikan, kesehatan sebagai modal
manusia tidak bisa dibeli dari orang lain, namun investasi untuk meningkatkan stoknya bisa dibeli.

Model Grossman
Permintaan pada Layanan Kesehatan
Permintaan pada layanan kesehatan merupakan turunan dari permintaan pada kesehatan itu sendiri. Orang
mengkonsumsi layanan kesehatan karena ingin sehat. Layanan kesehatan bisa dibedakan jadi dua kelompok besar, yang
bersifat pencegahan (preventif) dan pengobatan (kuratif).
Permintaan pada layanan kesehatan kuratif hanya tercipta ketika seseorang sakit yang tidak terjadi secara reguler dan
tidak dapat diprediksi. Memang ketika sakit sudah diderita, pengobatan bisa dilakukan secara reguler. Akan tetapi, seorang
yang sehat tidak dapat memprediksi kapan ia akan mengalami sakit dan membutuhkan pengobatan.
Sementara permintaan pada layanan kesehatan preventif cenderung lebih reguler. Orang melakukan olahraga dan
mengkonsumsi jamu atau multi vitamin secara reguler dalam rangka menjaga kesehatan.


Peran Teknologi
Literatur empiris dari metodologi riset berbeda nampaknya tidak memiliki kesepakatan mengenai manfaat dari perawatan
intensif seperti bedah atau perawatan intensif teknologi lainnya. Penelitian klinis acak cenderung menunjukkan bahwa
pasien mendapatkan manfaat dari perawatan intensif ini. Sementara, penelitian yang membandingkan antar wilayah
cenderung menemukan tidak ada peningkatan hasil, kepuasan, atau penurunan angka kematian dari penerapan
perawatan intensif ini, walaupun biaya meningkat drastis.
Karena penelitian klinis secara acak dianggap lebih kuat secara metodologi, temuan yang bertolak belakang dari penelitian
komparatif antar wilayah coba dijelaskan dengan argumen sisi datar kurva return yang mengalami pelandaian akibat return
marjinal yang terus berkurang (diminishing marginal return), yakni bahwa dokter cenderung menjalankan perawatan hingga
return marjinalnya nol.
Kelemahan dari penjelasan return marjinal yang terus menurun ini adalah ia tidak bisa menjelaskan variasi perawatan
antar wilayah yang mirip. Selain itu, model ini masih memprediksi hubungan positif antara hasil dengan belanja kesehatan,
yang tak pernah ditemukan di literatur cross-section. Masalah ketiga adalah model ini memprediksi bahwa manfaat marjinal
akan lebih rendah di area yang lebih intensif menerapkan perawatan, padahal terdapat temuan bahwa perawatan intensif
teknologi di Amerika Serikat justru menunjukkan manfaat marjinal lebih besar dari Kanada yang tidak menerapkan
teknologi perawatan seintensif AS.
Model yang dibuat Chandra menghindari kelemahan ini dengan mengijinkan peluberan (spillover) produktivitas berupa
peluberan pengetahuan, atau migrasi selektif dokter ke area tertentu. Peluberan produktivitas ini memungkinkan terjadinya
ekuilibria jamak. Dalam situasi ekuilibrium tunggal sekalipun, peluberan produktivitas ini dapat menyebabkan variasi besar

dalam spesialisasi antar area. Hal ini disebabkan sekumpulan pasien yang cocok untuk suatu jenis perawatan intensif akan
meningkatkan return untuk perawatan intensif di area tersebut.

Fungsi Produksi

Belanja Kesehatan
Belanja kesehatan menjadi komponen besar dari anggaran pemerintah di negara-negara maju. Negara berkembang
termasuk Indonesia cenderung membelanjakan porsi yang lebih kecil dari belanja negara untuk keperluan kesehatan.
Pertanyaan kunci dalam kebijakan belanja kesehatan adalah apakah tambahan belanja ksehatan menghasilkan manfaat
yang sebanding. Studi cross section di negara maju menghasilkan kesimpulan berbeda dengan studi time series atau
panel. Studi cross section cenderung tidak menemukan perbedaan hasil antar wilayah yang memiliki selisih besar dalam
belanja. Sementara studi time series dan panel menemukan bahwa manfaat yang dihasilkan lebih besar dari biaya.
Perbedaan hasil antara metodologi studi yang berbeda ini mungkin disebabkan karena masing-masing metodologi
mengukur hal yang berbeda. Studi cross section mengukur manfaat dari suatu belanja yang terjadi di satu area namun
tidak terjadi di area lainnya. Sementara studi time series mengukur manfaat akumulatif dari peningkatan belanja sepanjang
waktu, karena hasil yang diukur di suatu waktu merupakan hasil gabungan dari berbagai macam perubahan yang terjadi
sebelumnya..