IMPLEMENTASI PENERAPAN ASAS PELAYANAN PUBLIK YANG BAIK DALAM MENINGKATKAN KINERJA DI KANTOR KECAMATAN TUMIJAJAR, KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

  IMPLEMENTASI PENERAPAN ASAS PELAYANAN PUBLIK YANG BAIK DALAM MENINGKATKAN KINERJA DI KANTOR KECAMATAN TUMIJAJAR, KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT (Jurnal) Oleh MISBAHUL HAYATI 1312011197

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

  

ABSTRAK

  

IMPLEMENTASI PENERAPAN ASAS PELAYANAN PUBLIK YANG BAIK

DALAM MENINGKATKAN KINERJA DI KANTOR KECAMATAN

TUMIJAJAR, KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

Oleh

  

Misbahul Hayati, Dr. H.S. Tisnanta, S.H., M.H., Satria Prayoga, S.H., M.H.

  

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

Email : [email protected]

  Asas Pelayanan Yang Baik adalah asas yang memberikan pelayanan yang tepat waktu, prosedur dan biaya yang jelas, sesuai dengan standar pelayanan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.Dasar hukumnya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, dan lainnya. Pelayanan administrasi terpadu yang ada di Kecamatan Tumijajar belum berjalan dengan baik, walau sudah ada loketnya namun para pegawainya masih malas- malasan, jam 09.00 para pegawai masih banyak yang belum berada di kantor. Pelayanannya juga masih belum berjalan dengan maksimal, sering kehabisan blangko, dan pejabatnya sering tidak berada di tempat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (a). Bagaimana implementasi asas pelayanan yang baik dalam meningkatkan kinerja organisasi pelayanan publik di Kantor Kecamatan Tumijajar ? (b). Faktor apa sajakah yang menghambat implementasi penerapan asas pelayanan yang baik tersebut ? Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diperoleh hasil mengenai implementasi penerapan asas pelayanan yang baik dalam meningkatkan kinerja organisasi pelayanan publik di Kantor Kecamatan Tumijajar yaitu dengan adanya loket pelayanan administrasi terpadu yang baru-baru ini dimiliki oleh Kantor Kecamatan Tumijajar. Faktor yang menghambat dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik khususnya di Kantor Kecamatan Tumijajar: (a) Sering terkendalanya di alat Foto dalam pembuatan E-KTP, alat foto yang sering rusak, (b) Blangko untuk membuat E-KTP sering kehabisan, (c) Kurangnya perhatian terhadap kualitas layanan pegawai kepada masyarakat, (d) Ketidak disiplinan pegawai dalam menjalankan tugas, dapat dilihat dari banyaknya pegawai yang masih banyak telat untuk datang ke kantor, (e) Peralatan/sarana dan prasarana yang kurang memadai, dilihat dari jumlah komputer yang masih terbatas di bagian pelayanan umum.

  Kata kunci :Implementasi, Asas Pelayanan yang Baik, Pelayanan Publik,

  

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF GOOD PUBLIC SERVICE PRINCIPLE IN

  

IMPROVING WORK PERFORMANCE AT THE OFFICE OF

TUMIJAJAR DISTRICT, WEST TULANG

BAWANG REGENCY

By

  

Misbahul Hayati

  The good public service principle is a principle that provide services in a timely manner, clear in procedures and fees, meet the standard of service, and in accordance with the laws and legal constitution. This principle has been stipulted under Act No. 30/2014 regarding Public Administration, Act No. 25/2009 regarding Public Service, and others. Unfortunately, the counter of integrated administration services at Tumijajar District has not been running well, although the counter is open at 9 a.m, many of the employees were not showing up yet. Hence, the services became less effective, the blank form was run out, and the officers were wandering around.

  The problems in this research are formulated as follows: (a) how is the application of the principle of good public service in improving the work performance of public service organizations at the District Office of Tumijajar? (B). What are the inhibiting factors in the implementation of the application of the principle of good public service? Based on the results of the interviews, it can be concluded that the application of the principle of good public service in improving the work performance of public service organizations at the District Office of Tumijajar has been done by establishing an integrated administration service counter recently owned by the District Office of Tumijajar. There were several inhibiting factors in improving the performance of public services, especially at the District Office of Tumijajar: (a) the tool of photograph was out of order frequently, (b) the blank form to fill the data for Electronict-ID card (E-KTP) was run out frequently, (c) the lack of attention on the quality of service from employees to public, (d) the lack of discipline of employees in performing their duties, it could be seen from the number of employees who are still late to the office, (e) the inadequate equipment / facilities and infrastructure like the number of computers that are still restricted in the public service.

  Keywords: Implementation, Principles of Good Services, Public Services,

I. PENDAHULUAN

  Berdasarkan penjelasan umum dari Undang-Undang 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Bab I Ketentuan Umum pasal 1 Angka 24, Kecamatan adalah bagian wilayah dari Daerah kabupaten/kota yang dipimpin oleh camat. Kecamatan dibentuk dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat Desa/kelurahan.

  Menurut Pasal 99 Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tatakerja Perangkat Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kecamatan adalah merupakan Perangkat Daerah Kabupaten sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.

  Pelayanan yang diberikan instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah kepada masyarakat penggunanya merupakan salah satu fungsi aparatur sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Sebagai upaya untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas, pemerintah menetapkan adanya Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM, yang harus dipenuhi oleh masing-masing instansi, yang dalam praktiknya perlu didukung dengan ketersediaan Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP, sebagai pedoman/petunjuk bagi para aparatur dalam melaksanakan tugas pelayanan dan bagi masyarakat pengguna layanan. Keberadaan suatu standar baku dalam bentuk SOP sangat penting dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pekerjaan menjadi lebih efisien, efektif, transparan dan akuntabel serta terciptanya pelayanan prima kepada para pengguna layanan serta meningkatkan kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap instansi pemerintah. Berdasarkan analisis situasi pelayanan publik di kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat masih banyak dikeluhkan oleh masyarakat terutama jenis kelompok pelayanan administrasi kependudukan. Pelayanan yang diberikan instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah kepada masyarakat penggunanya merupakan salah satu fungsi aparatur sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Standar pelayanan adalah suatu tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji dari penyelenggara pelayanan kepada masyarakat. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan dalam Negeri di Kabupaten/Kota, Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri yang selanjutnya disingkat SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri adalah tolok ukur kinerja pelayanan Pemerintahan Dalam Negeri yang diselenggarakan Daerah Kabupaten/Kota.

  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

  52 Tahun 2011 Tentang Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah serangkaian petunjuk tertulis yang dibakukan mengenai proses penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintah Daerah. Pemberian pelayanan kepada masyarakat merupakan kewajiban bagi pemerintah. Peranan pemerintah dalam proses pemberian pelayanan adalah bertindak sebagai katalisator yang mempercepat proses sesuai apa yang seharusnya. Pelayanan sebagai katalisator akan menjadi tumpuan organisasi pemerintah dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Oleh karena itu, pelayanan yang diberikan oleh pemerintah sebagai penyedia jasa pelayanan kepada masyarakat ditentukan oleh kinerja pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat terjangkau, mudah, cepat, dan efisien.

  pisah dari Kabupaten induknya Kabupaten Tulang Bawang adalah percepatan dalam kemajuan pembangunan melalui peningkatan pelayanan publik, percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi, percepatan pelaksanaan pembangunan ekonorni, percepatan pengelolaan potensi daerah, peningkatan keamanan dan ketertiban, serta peningkatan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah guna mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat.

  Pemekaran Kabupaten Tulang Bawang yang sekarang menjadi Kecamatan Tulang Bawang Barat yang sudah bejalan masih perlu dilakukan analisis terhadap Efektifitas Pelayanan Publik tersebut khususnya di Kantor Kecamatan Tumijajar. Selama berjalan pemekaran ini mampu memberikan Efektifitas Pelayanan Publik di daerah tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian ini dengan judul “Implementasi Penerapan Asas Pelayanan yang Baik dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat ”. 1 Adrian Sutedi, Hukum Perizinan dalam Sektor

  Pelayanan Publik, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010),

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang akan diteliti adalah : a.

  Bagaimana Implementasi Penerapan Asas Pelayanan yang Baik dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat ? b. Faktor-faktor apa sajakah yang menghambat Implementasi Penerapan

  Asas Pelayanan yang Baik dalam Meningkatkan Kinerja Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat ? II.

1 Tujuan Kabupaten Tulang Bawang Barat

METODE PENELITIAN

  Pendekatan Masalah yang digunakan dalam penelitian ini penelitian hukum normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama, menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi hukum, pandangan dan doktrin- doktrin hukum, peraturan dan sistem hukum.

  2 Dan Penelitian hukum empiris

  dilakukan dengan meneliti secara langsung ke lapangan untuk melihat secara langsung penerapan peraturan perundang-undangan atau antara hukum yang berkaitan dengan penegakan hukum, serta melakukan wawancara dengan beberapa responden yang dinggap dapat memberikan informasi mengenai pelaksanaan penegakan hukum tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data yang telah di peroleh kemudian diolah dan dianalisiskan menggunakan cara analisis deskriptif kualitatif yang artinya hasil penelitian ini dideskripsikan dalam bentuk penjelasan dan uraian kalimat-kalimat yang mudah dibaca dan dimengerti untuk diinterprestasikan dan dirangkum mengenai Implementasi 2 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum , (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004), hlm.

  Penerapan Asas Pelayanan yang Baik dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat, guna pembahasan pada bab-bab selanjutnya.

III. PEMBAHASAN

3.1 Implementasi Penerapan Asas Pelayanan yang Baik dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat

  Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan Asas Pelayanan yang Baik dalam Meningkatkan Kinerja Organisai Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat.

  Implementasi prinsip-prinsip good

  governance untuk menciptakan

  pemerintahan yang baik salah satunya melalui sistem pelayanan publik yang akuntabel. Pelayanan Publik saat ini memiliki berbagai kelemahan, yaitu kurang responsif, kurang informatif, kurang koordinasi, kurang birokratis, kurang mau mendengar keluhan, saran, dan aspirasi masyarakat, kurang efisien. Sementara itu, dari sisi kelembagaan, kelemahan utama sistem pelayanan publik adalah terletak pada disain organisasi yang tidak dirancang khusus dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan pelayanan yang diberikan penuh dengan birokrasi yang berbelit-belit serta tidak terkoordinasi.

  Melihat kompleksitas masalah dan implikasinya terhadap pengembangan praktik good governance, maka pemberian prioritas pada pembenahan kinerja birokrasi pemerintah dalam pelayanan publik menjadi langkah awal yang sangat strategis. Kinerja birokrasi dipilih sebagai langkah awal karena selama ini para pejabat birokrasi lebih menempatkan diri sebagai penguasa yang membutuhkan pelayanan daripada menjadi pelayan masyarakat sehingga menyebabkan pengembangan orientasi dan tradisi pelayanan kepada warga dalam orientasi pemerintah selalu mengalami kesulitan. Pelayanan Publik merupakan kebutuhan pokok setiap warga Negara yakni pengurusan berbagai macam surat menyurat, legalitas, keterangan serta kebutuhan yang menyangkut kewarganegaraan. Setiap warga Negara diwajibkan memiliki kartu tanda penduduk, dan apabila mengurus sesuatu seperti melamar pekerjaan, sekolah harus melegalisir kartu tersebut, pelayanan ini begitu banyak ditemukan dikantor kecamatan mengingat hal ini begitu banyak diurus oleh masyarakat, maka dibutuhkan kualitas pelayanan yang maksimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Negara ini.

  Kualitas pelayanan hanya akan didapatkan apabila memenuhi seluruh item/ syarat- syarat yang dibutuhkan dalam memperlancar kegiatan pelayanan kepada masyarakat, seperti Faktor Sarana Prasarana dari pihak pemerintah yang menyiapkan peralatan guna mendukung lancarnya proses pelayanan, kemudian kualitas sumber daya manusia dibutuhkan daya tangkap yang baik guna menerima respon dari masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan serta tingginya tanggung jawab para pelaksana tugas pelayanan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

  Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Kecamatan Tumijajar, antara lain: 1.

  Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), 2. Pembuatan Kartu Kelurga (KK), 3. Surat keterangan, 4. Rekomendasi

  Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Lainnya. Di Kantor Kecamatan Tumijajar sendiri pelayanan yang diberikan hanya pembuatan E-KTP, KK, dan lainnya hanya surat rekomendasi-rekomendasi saja

  3 .

  Asas pelayanan yang baik, yaitu memberikan pelayanan yang tepat waktu, prosedur dan biaya yang jelas, sesuai dengan standar pelayanan dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Standar pelayanan publik sekurang-kurangnya meliputi : 1.

  Prosedur Pelayanan Prosedur pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik.

  Prosedur pelayanan harus dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan publik, termasuk pengaduan sehingga tidak terjadi permasalahan dikemudian hari. Prosedur pelayanan harus ditetapkan melalui standar pelayanan minimal, sehingga pihak penerima pelayanan dapat memahami mekanismenya.

  2. Waktu Penyelesaian Waktu penyelesaian merupakan salah satu dari standar pelayanan publik.

  Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. Semakin cepat waktu penyelesaian pelayanan, maka akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan yang diberikan.

  3. Produk Pelayanan Produk pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Hasil pelayanan akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan harus dipahami secara baik, sehingga memang membutuhkan sosialisasi kepada masyarakat.

  4. Biaya Pelayanan Biaya pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Biaya pelayanan termasuk rinciannya harus ditentukan secara konsisten dan tidak 3 Hasil wawancara dengan Bapak Darsani, selaku boleh ada diskriminasi, sebab akan menimbulkan ketidakpercayaan penerima pelayanan kepada pemberi pelayanan. Biaya pelayanan ini harus jelas pada setiap jasa pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat, sehingga tidak menimbulkan kecemasan, khususnya kepada pihak atau masyarakat yang kurang mampu.

  5. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan salah satu dari standar pelayanan publik.

  Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik sangat menentukan dan menunjang keberhasilan penyelenggaraan pelayanan.

  6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Kompetensi petugas pemberi pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan agar pelayanan yang diberikan bermutu.

  Menurut Sekertaris Kecamatan Tumijajar, yaitu Bapak Pramu, S.E. Implementasi Penerapan Asas Pelayanan yang Baik dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Tumijajar yaitu adanya loket pelayanan administrasi terpadu yang baru-baru ini dimiliki oleh Kantor Kecamatan Tumijajar. Menurut beliau Kantor Kecamatan Tumijajar merupakan kantor percontohan yang ada di Tulang Bawang Barat, karena baru di Kantor Kecamatan Tumijajar yang memiliki loket pelayanan administrasi terpadu.

  4 Menurut Peneliti pelayanan administrasi

  terpadu yang ada di Kecamatan Tumijajar belum berjalan dengan baik, walau sudah ada loketnya namun para pegawainya 4 Hasil wawancara dengan Bapak Pramu,S.E.,

  selaku Sekertaris Kecamatan di Kantor Kecamatan masih malas-malasan, jam 09.00 para pegawai masih banyak yang belum berada di kantor. Pelayanannya juga masih belum berjalan dengan maksimal, sering kehabisan blangko, dan pejabatnya sering tidak berada di tempat.

  Menurut Bapak Sunaryo

  5

  yang terjadi di Kantor Kecamatan Tumijajar pengawasan camat terhadap aparatur pemerintah masih belum berjalan maksimal hal ini ditandai dengan masih adanya pegawai yang datang terlambat sehingga menghambat pelak- sanaan pelayanan kepada masyarakat, waktu pelayanan yang tidak efisien sangat merugikan masyarakat yang sedang membutuhkan pelayanan. Masih banyak petugas yang menunjukkan sikap, cara berbicara, memanggil, atau memberitahu- kan sesuatu yang tidak ramah dan santun.

  Sebagian ada yang merasa berada pada posisi superior dan arogan, khusus dalam pelayanan rekam data e-KTP hal-hal tersebut sangat berpengaruh dengan pelayanan kepada masyarakat terjadinya ketidaknyamanan dan gangguan.

  Sistem penampungan pengaduan dan tindak lanjut pengaduan merupakan unsur standar pelayanan yang paling sedikit ditemukan di instansi-instansi pelayanan publik, tidak banyaknya perubahan dalam waktu sekian tahun juga mengindikasikan kurangnya sistem monitoring, evaluasi, dan perencanaan yang baik yang dilakukan oleh instansi-instansi penanggungjawab dan penyedia pelayanan publik. Di Kecamatan Tumijajar sendiri ada 1 kotak saran yang digunakan oleh Camat untuk memonitoring, dan mengevaluasi kinerja pegawai Kecamatan tersebut. Kotak saran tersebut juga jarang digunakan oleh masyarakat untuk memberi saran kepada pegawai di Kecamatan Tumijajar. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan pegawai. Pimpinan harus 5 Hasil wawancara dengan Bapak Sunaryo, selaku berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap pegawai yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani menindak tegas menerapkan hukuman bagi pegawai yang indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinan- nya oleh bawahannya. Dengan demikian, pimpinan akan memelihara kedisiplinan pegawai. Efektivitas organisasi dapat dilakukan dengan memperhatikan kepuasan, pencapaian visi organisasi, pemenuhan aspirasi, pengembangan sumber daya manusia organisasi dan aspirasi yang dimiliki, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat. Jika dihubungkan dengan Pelayanan Publik, Produksi merupakan kemampuan Pegawai Negeri Sipil dalam memberikan jasanya sebagai pelayan masyarakat. Efisiensi adalah proses dalam pelayanan publik itu sendiri. Contohnya dalam pengurusan kartu keluarga, masukan (input) dalam bagian dari kemampuan dan skill pegawai negeri sipil sedangkan proses merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan dan diupayakan pegawai Negeri sipil dalam pembuatan kartu keluarga. Terakhir keluaran adalah hasil akhir dari serangkaian masukkan dan proses yang dilakukan. Kriteria selanjutnya adalah kepuasan. Kepuasan dalam pelayanan publik berarti rasa puas terhadap produksi maupun efisiensi yang ada di dalam Pelayanan Publik. Sedangkan keadaptasian adalah cara bagaimana Pegawai Negeri Sipil dalam menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan pelayanan publik yang ada di kantor kelurahan termasuk di dalamnya keluhan-keluhan dari masyarakat. Pengembangan merupakan kriteria kelima agar organisasi dapat berjalan efektif. Pengembangan dapat diartikan sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas dalam pelayanan publik seperti pelatihan-pelatihan yang 1.

  Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dapat menunjang kompotensi Pegawai dari: Negeri Sipil. Sanksi Hukum Bagi Aparatur a.

  Teguran lisan; Sipil Negara (ASN) yang Melakukan b.

  Teguran tertulis; Pelanggaran Pada Penerapan Asas c.

  Pernyataan tidak puas secara Pelayanan yang Baik dalam Meningkatkan tertulis. Kinerja Organisasi Pelayanan Publik di 2.

  Jenis hukuman disiplin sedang terdiri Kantor Kecamatan Tumijajar, Kabupaten dari: Tulang Bawang Barat.

  a.

  Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun; Pelaksanaan disiplin pegawai di b.

  Penundaan kenaikan pangkat Kecamatan Tumijajar, kedisiplinan selama 1 tahun; merupakan suatu hal yang penting dalam c.

  Penurunan pangkat selama 1 kecamatan, karena apabila tingkat tahun. kedisiplinan pegawai semakin baik maka 3.

  Jenis hukuman disiplin berat terdiri akan semakin tinggi kinerja pegawai dan dari: pekerjaan tanpa kedisiplinan dari pegawai a.

  Penurunan pangkat setingkat lebih maka akan sulit bagi kantor kecamatan rendah selama 3 tahun; untuk mencapai hasil yang optimal. Para

  b. dalam rangka Pemindahan pegawai Kecamatan Tumijajar harus penurunan jabatan setingkat lebih mentaati prosedur kerja dan disiplin kerja rendah; yang sudah ditentukan, dan harus ditaati c.

  Pembebasan dari jabatan; oleh seluruh pegawai diantaranya, yaitu: d.

  Pemberhentiaan dengan hormat 1. tidak atas permintaan sendiri

  Setiap pegawai wajib mengenakan pakaian seragam dinas dengan segala sebagai PNS; kelengkapannya pada waktu

  e. tidak dengan Pemberhentian melaksanakan tugas sehari-hari, sesuai hormat sebagai PNS. dengan peraturan yang ada; 2.

  Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam Jam dinas atau kerja dimulai hari Senin s/d Jumat pukul 08.00 s/d 16.00 WIB; melakukan tindakan akan mempengaruhi

  3. kedisiplinan pegawai. Pimpinan harus

  Penyelenggaraan apel pagi; 4. berani dan tegas bertindak untuk

  Absensi, dengan daftar hadir diatur menurut bagian kerja di tiap-tiap menghukum setiap pegawai yang bidang. indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang

  Sanksi hukuman yang diberikan adalah berani menindak tegas menerapkan sanksi hukuman kepada pegawai yang hukuman bagi pegawai yang indisipliner dinilai melanggar ketentuan yang telah akan disegani dan diakui ditetapkan, berperan penting dalam kepemimpinannya oleh bawahannya. memelihara kedisiplinan pegawai. Dengan Dengan demikian, pimpinan akan sanksi hukuman yang semakin berat akan memelihara kedisiplinan pegawai. semakin takut melanggar peraturan, sikap, dan perilaku indisipliner pegawai akan

  3.2 Faktor–faktor yang menghambat

  berkurang. Sanksi tersebut diberikan pada Implementasi Penerapan Asas pada pegawai yang melanggar ketentuan, Pelayanan yang Baik dalam adapun tingkat dan jenis hukuman disiplin

  Meningkatkan Kinerja Pelayanan

  6

  pegawai negeri sipil, yaitu : Publik di Kantor Kecamatan

  Tumijajar, Kabupaten Tulang 6 Bawang Barat Jackson, Hukum Kepegawaian Indonesia, (Bandar

  Faktor yang menghambat dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik khususnya di Kantor Kecamatan Tumijajar sendiri menurut Bapak Rasyid,S.E. selaku Camat Tumijajar yaitu

  7

  : 1. Terkendalanya di alat Foto;

  Sering terkendalanya dalam pembuatan E-KTP yaitu alat foto yang sering rusak. Hal tersebut menjadi faktor penghambat dalam peningkatan kinerja pelayanan publik yang ada di Kecamatan Tumijajar.

  2. Blangko untuk membuat E-KTP sering habis; Blangko dalam pembuatan E-KTP juga menjadi salah satu faktor penghambat, blangko yang sering habis menjadi alasan sehingga dalam penyelesaian pembuatan E-KTP bisa jadi berhari- hari bahkan berbulan-bulan.

  3. Kurangnya perhatian terhadap kualitas layanan pegawai kepada masyarakat; Kualitas dalam pemberian pelayanan dari pegawai kecamatan kepada masyarakat kurang diperhatikan oleh atasan, sehingga para pegawai seenaknya memberikan pelayanan kepada masyarakat.

  4. Ketidak disiplinan pegawai dalam menjalankan tugas; Dapat dilihat dari banyaknya pegawai yang masih banyak yang telat untuk datang ke kantor.

  5. Peralatan/sarana dan prasarana yang kurang memadai; Dilihat dari jumlah komputer yang masih terbatas di bagian pelayanan umum. Hanya ada 2 komputer, dimana komputer tersebut digabung dalam pembuatan E-KTP maupun dalam pelayanan umum lainnya. Masalah yang dihadapi aparatur pemerintah daerah, baik yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal lebih banyak diarahkan pada kinerja aparatur pemerintah daerah dalam menjalankan tugas yang diamanatkan kepadanya. Faktor 7 Hasil wawancara dengan Bapak Rasyid, S.E., lingkungan internal birokrasi bisa berupa situasi dan kondisi, baik berupa organisasi (struktur, penempatan personel, efektifitas kegiatan) efektifitas komunikasi antar unit, sumber daya dan pemberdayaannya. Contoh spesifik diantara faktor penghambat dari lingkungan internal dalam hal pelayanan adalah Terbatasnya sarana dan prasarana Dalam menjalankan tugasnya, petugas pelayanan di Kecamatan Tumijajar telah memanfaatkan teknologi komputer. Komputer merupakan satu-satunya sarana pendukung yang digunakan dalam proses pelayanan. Data yang telah di isi dalam blanko pengisian di isikan kembali ke dalam form yang ada di komputer, untuk selanjutnya dicetak sesuai dengan permohonan. Dapat dipastikan hanya dalam waktu sekitar 5 sampai dengan 10 menit. Akan tetapi tidak begitu halnya dikarenakan kurangnya sarana seperti komputer itu sendiri, dan lagi jika listrik tiba-tiba padam, maka proses akan terhambat. Listrik sebagai satu satunya sumber tenaga yang menghidupkan komputer seringkali mengalami pemadaman dan itu seringkali terjadi tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu dan Begitu juga dengan Internet, sebagai sarana komunikasi langsung yang dilakukan oleh petugas kecamatan dengan kabupaten untuk melakukan registrasi kependudukan seringkali mengalami jaringan yang terputus-putus. Karena memang Kecamatan Tumijajar terletak di daerah pedesaan yang saluran telekomunikasinya sering mengalami gangguan. Sehingga secara tidak langsung kelancaran dalam melayani sering terhambat dan memakan waktu yang lama. Sementara itu, faktor penghambat dari lingkungan ekternal berupa situasi dan kondisi disekeliling organisasi yang berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan kinerja aparat di Kecamatan. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang diberikan oleh kantor kecamatan, sosial dan budaya masyarakat, selama ini masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dari kantor kecamatan lebih banyak yang melakukan pengurusan secara kolektif, sehingga hal tersebut memacu keinginan dari aparat khususnya aparat desa untuk membebani pemohon dengan biaya yang lebih tinggi. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM memiliki arti yang sangat penting dalam pelayanan publik. Standar Pelayanan Minimal merupakan suatu komitmen penyelenggara pelayanan untuk menyediakan pelayanan dengan suatu kualitas tertentu yang ditentukan atas dasar perpaduan harapan- harapan masyarakat dan kemampuan penyelenggara pelayanan. Penetapan standar pelayanan yang dilakukan melalui proses identifikasi jenis pelayanan, identifikasi pelanggan, identifikasi harapan pelanggan, perumusan visi dan misi pelayanan, analisis proses dan prosedur, sarana dan prasarana, waktu dan biaya pelayanan. Proses ini tidak hanya akan memberikan informasi mengenai standar pelayanan yang harus ditetapkan, tetapi juga informasi mengenai kelembagaan yang mampu mendukung terselenggaranya proses manajemen yang menghasilkan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Informasi lain yang juga dihasilkan adalah informasi mengenai kuantitas dan kompetensi-kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan serta distribusinya beban tugas pelayanan yang akan ditanganinya. Untuk memastikan bahwa proses pelayanan dapat berjalan secara konsisten diperlukan adanya Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP. Dengan adanya Standar Operasional Prosedur, maka proses pengolahan yang dilakukan secara internal dalam unit pelayanan dapat berjalan sesuai dengan acuan yang jelas, sehingga dapat berjalan secara konsisten.

  Penerapan Standar pelayanan harus didukung adanya budaya pelayanan yang secara konsisten dikembangkan pada organisasi pelayanan publik. Dalam penyelenggaraaan pelayanan publik selama ini, penyelenggara pelayanan publik seringkali mendapatkan citra yang negatif karena proses yang panjang, dan berbelit- belit serta ketidakjelasan biaya pelayanan. Bagaimana mungkin seorang pemberi pelayanan dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan baik, bila nilai- nilai, norma dan prinsip-prinsip organisasi tempatnya bekerja ternyata mengabaikan kearifan dan tanggungjawab terhadap banyak orang. Pihak kecamatan Tumijajar sebenarnya mengerti apa yang dimaksud dengan Standar Pelayanan Minimal dan apa yang dimaksud dengan Standar Operasional Prosedur, yang digunakan sebagai pedoman/ petunjuk bagi para aparatur dalam melaksanakan tugas pelayanan dan bagi masyarakat pengguna layanan. Namun Standar Pelayanan Minimal dan Standar Operasional Prosedur tersebut masih belum berjalan di kecamatan Tumijajar.

  III. PENUTUP

  3.1 Kesimpulan

  Berdasarkan pembahasan diatas maka yang dapat di simpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

  Implementasi Penerapan Asas

  Pelayanan yang Baik dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Tumijajar yaitu asas yang memberikan pelayanan yang tepat waktu, prosedur, dan biaya yang jelas sesuai dengan standar pelayanan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  2. Faktor yang menghambat dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik khususnya di Kantor Kecamatan Tumijajar, antara lain: a.

DAFTAR PUSTAKA

  Sering terkendalanya di alat Foto dalam pembuatan E-KTP, alat foto yang sering rusak, Jackson. 2014. Hukum Kepegawaian b.

  Indonesia . Bandar Lampung: Justice

  Blangko untuk membuat E-KTP sering kehabisan, Publisher.

  c.

  Kurangnya perhatian terhadap kualitas layanan pegawai kepada Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum masyarakat, dan Penelitian Hukum . Bandung: d.

  Citra Aditya Bakti Ketidak disiplinan pegawai dalam menjalankan tugas, dapat dilihat dari banyaknya pegawai yang Sutedi, Adrian. 2010. Hukum Perizinan masih banyak telat untuk datang ke dalam Sektor Pelayanan Publik. kantor, Jakarta: Sinar Grafika, e.

  Peralatan/sarana dan prasarana yang kurang memadai, dilihat dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 jumlah komputer yang masih tentang Penyelenggaraan Negara terbatas di bagian pelayanan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, umum. Kolusi, dan Nepotisme

3.2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Saran

  Berdasarkan kesimpulan diatas maka tentang Pelayanan Publik penulis menyarankan beberapa hal yakni:

  1. Undang-Undang 23 Tahun 2014 Tentang Sebaiknya mengupayakan hal-hal yang baru guna menunjang keberhasilan di Pemerintahan Daerah

  Kecamatan Tumijajar.

  2. Umam, Khaerul. 2012. Manajemen Sebaknya dalam menjalankan tugasnya, aparatur pemerintah Kecamatan Organisasi. Bandung. Pustaka Setia.

  Tumijajar perlu memperhatikan kendala-kendala yang berhubungan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 dengan Pelayanan Publik dan Tentang Administrasi Pemerintahan masyarakat tidak hanya mengeluarkan pendapat namun bisa bekerjasama Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor dengan aparatur Pemerintah di kantor

  52 Tahun 2011 Tentang Standar Kecamatan Tumijajar sebab masyarakat Operasional Prosedur di Lingkungan sebagai sasaran utama dalam pelayanan Pemerintah Provinsi Dan Kabupaten/ publik.

  Kota 3. Sebaiknya Bagi aparatur Pemerintah di kantor Kecamatan Tumijajar dalam melaksanakan tugas pelayanan, hendaknya melakukan perubahan yang menyangkut semua aspek, dalam hal ini aparatur pemerintah di kantor kecamatan ikut berperan dalam pembentukan perilaku, disiplin kerja dan kesadaran dalam tanggung jawab pelayanan yang menyentuh kebutuhan masyarakat di kecamatan dan mempersiapkan strategi serta upaya- upaya untuk menunjang pekerjaan.