Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana

  Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana

STUDI KELAIKAN FUNGSI JALAN DARI ASPEK TEKNIS

(STUDI KASUS : RUAS JALAN KAMBANG – INDRAPURA. N-033 )

  

ARTIKEL

Oleh :

DEWI HERAWITA BOER

  

NIM. 1210018312013

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana

STUDI KELAIKAN FUNGSI JALAN DARI ASPEK TEKNIS

(STUDI KASUS : RUAS JALAN KAMBANG – INDRAPURA. N-033 )

  1

  2

  3 Dewi Herawita Boer , Zaidir , Nursyaifi Yulius

  1

  2 Program Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Bung Hatta, Jurusan Teknik Sipil, FT-Universitas Andalas,

3 Jurusan Teknik Industri, FTI-Universitas Bung Hatta

  Email-dewi_herawita@yahoo.com

  

Abstract

Traffic accidents are caused by human factors, vehicle factors as well as road and environmental factors.

  Factors that do not meet the road-worthy aspect of the function also contributes to the cause of the accident One of the efforts to reduce the number of accidents is the planning, design, construction, and maintenance of roads good and right. Along with the development of the national economy, the island of Sumatra, has had a ground trasportation lines such as cross-east, across western and central cross then increase the volume of traffic in the form of the flow of goods and passengers, both coming in and out.Traffic The density in the cross-track economic development in the eastern and western regions of Sumatra needs to be accompanied by adequate road infrastructure. The Government of Indonesia has programmed handling highway west of Sumatra in the form of capacity building across the street west of Sumatra (winrip).Increase in road capacity is technically done in order to fulfill the eligibility function. Kambang - Indrapura (N-033) roads is part of the western segment of the enhanced cross section capacity, also one of the entrances to the Prov. West Sumatra from Java, Prov. Lampung and Prov. Bengkulu to Sumatra Island. Besides topographical conditions, developing social activities, the development of transport by road segment becomes very signikan to be more focused on the road worthiness especially the technical feasibility of roads Kambang - Indrapura (N-033).

  This is the background for writing, the research aims to determine whether the road Kambang - Indrapura (N- 033) fulfills the function of road-worthy and to determine the factors that affect the condition of existing roads Kambang - Indrapura (N-033). The research methodology used in this study is the observation and questionnaire. The results showed segments Kambang - Indrapura (N-033) is declared unconditional feasibility function, because there are some components that do not fulfill feasibility aspect of the function performed by direct observation spaciousness, comparing with the standards . In addition to field observation made also questionnaires to the respondents to determine the perceptions of road worthiness. Analysis through validation, correlation analysis , reliability analysis and factor analysis with SPSS version 21, found 6 new factors affecting the condition of existing roads Kambang - Indrapura (N-033) is a field and financial factors, management factors, human factors and environmental, planning factors, factors management, planning, and environmental factors. From the results of this study can be recommended to include a factor - a new factor in the study of factors such as culture and human behavior in subsequent research.

  Keywords: Accidents, Existing Condition, Technical Aspects, Geometric Road.

  

Abstrak

Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh faktor manusia, faktor kendaraan serta faktor jalan dan lingkungan.

  Faktor jalan yang tidak memenuhi aspek laik fungsi jalan juga memberikan kontribusi penyebab terjadinya kecelakaan. Salah satu upaya untuk mengurangi jumlah kecelakaan adalah dengan perencanaan, perancangan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan yang baik dan benar. Seiring dengan perkembangan perekonomian nasional, pulau Sumatera yang telah memiliki jalur transportasi darat seperti jalan raya lintas timur, lintas barat dan lintas tengah maka meningkat pula volume traffik berupa arus barang dan penumpang, baik yang masuk dan keluar. Kepadatan traffik di jalur lintas timur dan perkembangan perekonomian di wilayah barat Sumatera perlu diiringi dengan pembangunan infrastruktur jalan yang memadai. Pemerintah RI telah memprogramkan penanganan jalan lintas barat Sumatera berupa kegiatan peningkatan kapasitas jalan lintas barat Sumatera (winrip). Peningkatan kapasitas jalan ini secara teknis dilakukan dalam rangka memenuhi kelaikan fungsi jalan. Ruas Jalan Kambang – Indrapura (N-033) merupakan bagian segmen ruas lintas barat yang ditingkatkan kapasitasnya, juga merupakan salah satu pintu masuk ke Prov. Sumatera Barat dari pulau Jawa, Prov. Lampung dan Prov. Bengkulu menuju utara pulau Sumatera. Selain kondisi topografinya, sosial masyarakat yang sedang berkembang maka perkembangan aktifitas transportasi melalui segmen jalan menjadi sangat

  Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana

  signikan untuk lebih difokuskan pada kelayakan jalan tersebut terutama kelaikan teknis dari ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033). Hal inilah yang melatar belakangi penulisan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033) telah memenuhi aspek laik fungsi jalan dan untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033). Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan ruas Kambang - Indrapura (N-033) dinyatakan laik fungsi bersyarat, karena masih terdapat beberapa komponen yang tidak memenuhi aspek laik fungsi jalan yang dilakukan dengan observasi langsung kelapangan, membandingkan dengan standar dan aturan yang berlaku. Disamping observasi lapangan dilakukan juga kuisioner kepada responden untuk mengetahui persepsi terhadap kelaikan jalan tersebut. Analisis melalui analisa validasi, analisa korelasi, analisa realibilitas, dan analisa faktor dengan bantuan program SPSS versi 21 didapatkan 6 faktor baru yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033) yaitu faktor lapangan dan keuangan, faktor manajemen, faktor SDM dan lingkungan, faktor perencanaan, faktor manajemen dan perencanaan dan faktor lingkungan. Dari hasil penelitian ini dapat direkomendasikan dengan memasukkan faktor – faktor baru dalam penelitiannya seperti faktor budaya dan perilaku manusia pada penelitian berikutnya.

  Kata Kunci : Kecelakaan, Kondisi Eksisting, Aspek Teknis, Geometrik Jalan.

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

  Tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas jalan yaitu sebanyak 2036 kejadian kecelakaan dengan jumlah korban kecelakaan meninggal dunia sebanyak 1500 orang, luka berat sebanyak 1341 orang, luka ringan sebanyak 1562 orang dan kerugian materiil sebesar Rp. 9,5 Miliar ( Data Mabes Polri, 2009), hal ini menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan faktor utama penyebab kematian dan kerugian ekonomi di Indonesia.( Laporan Audit Keselamatan Jalan (Lanjutan), BBPJN II,2012)

  Secara ekonomis kecelakaan di jalan sangat merugikan dan menghambat pembangunan ekonomi dan dapat menghancurkan kesejahteraan keluarga bila salah seorang anggota keluarga (khususnya pencari nafkah) tewas dalam kecelakaan lalu lintas. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 63% dari keluarga korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, mengalami penurunan tingkat perekonomian ( sumber : Serial Rekayasa Keselamatan Jalan, Panduan Teknis I, Rekayasa Keselamatan Jalan )

  Berdasarkan data dari Global Road Safety (2003), dalam Ditjen Hubdat (2006), menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat pertama dalam jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di tingkat ASEAN. WHO (2006), dalam Ditjen Hubdat (2006), menyatakan bahwa 85% dari 1,5 juta jiwa meninggal disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (Silvanus Nohan R, Tri Tjahjono, Agus Taufik M , jurnal : upaya penurunan tingkat fatalitas titik rawan kecelakaan di Kabupaten Gunung Kidul DI. Yogyakarta ).

  Salah satu upaya untuk mengurangi jumlah kecelakaan adalah dengan perencanaan, perancangan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan yang baik dan benar. Berdasarkan UU RI No. 22/2009 tentang jalan pasal 22 ayat 1 semua jalan yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan laik fungsi jalan secara teknis dan administratif dan ayat

  2 penyelenggara jalan wajib melaksanakan uji kelaikan fungsi jalan sebelum pengoperasian jalan. Berdasarkan hal diatas pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/ 2010 tentang standar Pemeriksaan Kelaikan Jalan untuk Jalan – Jalan di Indonesia dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/PRT/M/ 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis.

  Seiring dengan perkembangan perekonomian nasional, pulau Sumatera yang telah memiliki jalur transportasi darat seperti jalan raya lintas timur, lintas barat dan lintas tengah maka meningkat pula volume trafik berupa arus barang dan penumpang, baik yang masuk dan keluar. Kepadatan trafik di jalur lintas timur dan perkembangan perekonomian di wilayah barat Sumatera perlu diiringi dengan pembangunan infrastruktur jalan yang memadai. Pemerintah RI telah memprogramkan penanganan jalan lintas barat Sumatera berupa kegiatan peningkatan kapasitas jalan lintas barat Sumatera (winrip). Peningkatan kapasitas jalan ini secara teknis dilakukan dalam rangka memenuhi kelaikan fungsi jalan berupa arus barang dan penumpang baik yang masuk dan keluar. Jalan Kambang – Indrapura (N-033) dengan panjangnya 58,254 km, merupakan bagian segmen ruas lintas barat yang ditingkatkan kapasitasnya, juga merupakan salah satu pintu masuk ke Prov. Sumatera Barat dari

  • Kondisi alam (cu
  • Desain ruas jalan (alinyemen vertikal dan
  • >Jarak pandang penge
  • Kondisi kerusakan perkerasan
  • Kelengkapan rambu atau petunjuk jalan
  • Pengaruh budaya dan pendidikan masyarakat sekitar jalan
  • Bahkan peraturan/ kebijakan lokal yang berlaku, dapat secara tidak langsung memicu terjadinya kecelakaan di jalan raya (Mulyono dkk, 2009)

  • – Indrapura (N-033)?
    • Mengidentifikasi potensi permasalahan keselamatan bagi pengguna jalan dan yang pengaruh-pengaruh lainnya dari proyek ja
    • Memastikan bahwa semua perencanaan atau
    • >Manfaat yang dapat diperoleh dari suatu audit keselamatan jalan adal
    • Pengurangan/pencegahan kemungkinan
    • >Pengurangan tingkat fatalitas korban kecelak
    • Penghematan pengeluaran negara untuk
    • Pengurangan biaya penanganan lokasi kecelakaan suatu ruas jalan melalui pengefektifan desain jalan.

  terjadinya suatu kecelakaan pada suatu ruas jalan.

  desain jalan baru dapat beroperasisemaksimal mungkin secara aman dan selamat.

  Audit keselamatan jalan dilakukan dengan tujuan untuk :

  Menurut Pedoman Audit Keselamatan Jalan (Anonim, 2005), audit keselamatan jalan merupakan bagian dari strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas dengan suatu pendekatan perbaikan terhadap kondisi desain geometri, bangunan pelengkap jalan fasilitas pendukung jalan yang berpotensi mengakibatkan konflik lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas melalui suatu konsep pemeriksaan jalan yang komprehensif, sistematis dan independen. Austroads (1994) mendefinisikan audit keselamatan jalan raya sebagai sebuah pengujian formal terhadap proyek jalan raya atau lalu lintas yang ada dan yang akan datang, atau proyek tertentu yang berinteraksi dengan para pengguna jalan raya, di mana pemeriksa independen berkualifikasi membuat laporan tentang potensikecelakaan dan kinerja keselamatan proyek.

  Audit Keselamatan Jalan

  horizontal)

  Secara umum keselamatan jalan dapat diartikan sebagai upaya dalam menanggulangi kecelakaan yang terjadi di jalan raya (road crash), yang tidak hanya disebabkan oleh faktor kondisi kendaraan maupun pengemudi, namun disebabkan pula oleh banyak faktor, antara lain :

  Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan peleengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/ atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Ruas jalan adalah sepenggal jalan umum yang diawali dari kilometer tertentu dan diakhiri di kilometer tertentu, memiliki nomor ruas sebagai identitasnya yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan

  2. KAJIAN PUSTAKA Keselamatan Jalan

  Dengan diketehuinya kelayakan fungsi jalan dan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting pada ruas ini, diharapkan hasilnya menjadi dasar pertimbangan dan dapat memberikan kontribusi dalam perencanaan berikutnya sehingga ruas jalan tersebut dapat memenuhi aspek kelayakan jalan.

  Manfaat Penelitian

  berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033).

  2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang

  Indrapura (N-033) telah memenuhi aspek laik fungsi jalan.

  1. Untuk mengetahui ruas jalan Kambang –

  Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  Jalan dari Aspek Teknis ( Studi Kasus Ruas Jalan Kambang – Indrapura . N-033) “ Tujuan Penelitian

  Berdasarkan kenyataan tersebut, hal inilah yang menyebabkan ketertarikan melakukan penelitian mengenai “Studi Kelaikan Fungsi

  terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang

  2. Apa saja faktor – faktor yang berpengaruh

  Indrapura (N-033) telah memenuhi aspek laik fungsi jalan?

  1. Apakah kondisi eksisting ruas jalan Kambang –

  Adapun permasalahan yang menjadi latar belakang dalam penelitin ini yaitu

  pulau Jawa, Prov. Lampung dan Prov. Bengkulu menuju utara pulau Sumatera. Selain kondisi topografinya, sosial masyarakat yang sedang berkembang maka perkembangan aktifitas transportasi melalui segmen jalan menjadi sangat signikan untuk lebih difokuskan pada kelaikan jalan tersebut terutama kelaikan teknis dari ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033).

  Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana

  kerugian yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas.

  Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana

  Pendekatan keselamatan, baik untuk jalan baru maupun jalan eksisting, diharapkan ada tindakan menghindari kecelakaan secara pro-aktif. Untuk jalan baru, biasanya diawali dengan berbagai kajian wilayah, yang antara lain pengaruh keberadaan jalan tersebut terhadap keselamatan pengguna jalan maupun penduduk di tempat tersebut. Pendekatan ini dikenal dengan Road Safety Impact Assesment. Di dalam terminologi keselamatan jalan ada dua strategi peningkatan keselamatan jalan, yaitu strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas dan pengurangan kecelakaan lalu lintas.

  • Pencegahan kecelakaan yang berorientasi kepada peningkatan keselamatan lalu lintas melalui perbaikan disain geometri jalan;
  • Pengurangan kecelakaan yang berorientasi kepada penanganan masalah yang bersifat eksisting.

  Laik Fungsi Jalan

  Laik Fungsi Jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan administratif yang memberikan kepastian hukum bagi penyelenggara jalan dan pengguna jalan, sehingga jalan tersebut dapat dioperasikan untuk umum. Dimana persyaratan teknis laik fungsi jalan meliputi : teknis geometri jalan, teknis struktur perkerasan jalan, teknis struktur bangunan pelengkap jalan, teknis pemanfaatan bagian – bagian jalan, teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas meliputi pemenuhan terhadap kebutuhan alat – alat manajemen dan rekayasa lalu lintas yang mewujudkan petunjuk, perintah, dan larangan dalam berlalu lintas dan teknis perlengkapan jalan meliputi pemenuhan terhadap spesifikasi teknis konstruksi alat – alat manajemen dan rekayasa lalu lintas sedangkan persyaratan administrasi laik fungsi jalan meliputi pemenuhan kelengkapan dokumen – dokumen jalan yang terdiri atas : dokumen penetapan petunjuk, perintah, dan larangan dalam pengaturan lalu lintas bagi semua perlengkapan jalan, dokumen penetapan status jalan, dokumen penetapan kelas jalan, dokumen penetapan kepemilikan tanah dan dokumen penetapan leger jalan. Tujuan persyaratan laik fungsi jalan antara lain : tersedianya jalan yang memenuhi ketentuan keselamatan, kelancaran, ekonomis dan ramah lingkungan. Kelaikan fungsi suatu ruas jalan dapat dinyatakan dalam 3 kategori :

  Kondisi suatu ruas jalan, baik baru maupun jalan yang sudah dioperasikan, yang memenuhi semua persyaratan teknis sebagaimana disyaratkan dan memiliki semua persyaratan administrasi sebagaimana disyaratkan sehingga laik untuk dioperasikan kepada umum.

  2. Laik Fungsi Bersyarat Kondisi suatu ruas yang memenuhi sebahagian persyaratan teknis laik fungsi jalan sebagaimana disyaratkan tetapi masih mampu memberikan keselamatan bagi pengguna jalan dan laik dioperasikan kepada umum bersamaan dengan perbaikan teknis.

  3. Tidak Laik Fungsi Kondisi suatu ruas jalan yang sebagian komponen jalannya tidak memenuhi persyaratan teknis sebagaimana disyaratkan sehingga ruas jalan tersebut tidak mampu memberikan keselamatan bagi pengguna jalan dan dilarang dioperasikan untuk umum .

  Berdasarkan buku Panduan Teknis Pelaksanaan Laik Fungsi yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2012 yang berpedoman kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan, penilaian dan pemenuhi persyaratan suatu ruas jalan harus memenuhi :

  • Penilaian tabel A1 Teknis Geometrik Jalan adalah unsur keberfungsian setiap komponen geometrik dan besaran dimensi yang ada terhadap pemenuhan keselamatan jalan.
  • Penilaian tabel A2

  Struktur perkerasan jalan adalah kondisi perkerasan jalan dan kondisi konstruksi jalan. Fokus penilaian adalah kesesuaian struktur perkerasan jalan dengan fungsi jalan, kerataan jalan, lubang pada jalan, drainase permukaan, dll.

  • Penilaian tabel A3 Struktur bangunan pelengkap jalan adalah keberfungsian struktur bangunan pelengkap jalan.
  • Penilaian tabel A4 Teknis pemanfaatan bagian – bagian jalan. Fokus penilaian adalah adalah ukuran dimensi yang dihubungkan dengan keberfungsian dan kesesuaian pemanfaatannya.

  Dan dalam Penilaian Kelaikan Fungsi Jalan ini juga mengacu kepada kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kinerja Perencanaan Teknis.

3. METODOLOGI PENELITAN Pendekatan Penelitian

  2. Obsevasi (observation) Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), obyek (benda), atau kegiatan yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu

  Untuk mengetahui kondisi eksisting apakah telah memenuhi aspek laik fungsi jalan, data yang didapat merupakan data mentah dan harus diolah kembali melalui proses pengolahan data. Proses pengolahan ini dapat dilakukan dengan menganalisa data yang didapat dilapangan dan membandingkannya dengan UU atau aturan – aturan laik fungsi jalan berlaku yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kinerja Perencanaan Teknis sehingga dapat ditarik kesimpulan.

  Instrumen Pengolahan Data Kondisi eksisting

  = Chi Kuadrat yang harganya tergantung derajat kebebasan dan tingkat kesalahan. Untuk Derajat kekebasan 1 dan kesalahan 5% harga Chi Kuadrat = 3,841 N = Jumlah Populasi P = Peluang benar (0,5) Q = Peluang salah (0,5) d = Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi. Perbedaan bisa 0,01; 0,05; 0,10

  Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Sampel adalah sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi dengan jumlah tertentu. Penentuan sampel penelitian digunakan teknik sampling random sederhana. Cara ini dimaksudkan karena anggota populasi homogen. Ukuran sampel dalam penelitian mengacu pada Isaac dan Icheal sebagai berikut : Keterangan : s = Jumlah Sampel

  Populasi dan Sampel Penelitian

  3. Kuisioner Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar kegiatan menjadi sistematis dan mudah (Suharimi 1998 dalam menggunakan kuisioner tertutup dengan menggunakan skala Likert. Dalam peneliti ini, peneliti tidak memberikan alternatif jawaban dan pertanyaan dengan jawaban tertutup adalah sebaliknya, yaitu semua alternatif jawaban responden sudah disediakan oleh peneliti. Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggapnya sesuai.

  1. Kajian Pustaka Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan

  Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana

  Terdapat 2 jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti selama proses penelitian dilaksanakan, yaitu data sekunder dan data primer. Dimana data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian seperti data kecelakaan, volume dan komposisi lalu lintas sedangkan data primer adalah data yang secara langsung diambil dari dari objek penelitian seperti data kondisi geometrik, fasilitas jalan dan kecepatan kendaraan (spot speed). Adapun instrumen yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu :

  Instrumen Pengumpulan Data

  Dalam penulisan tesis ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

  2. Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik. Penelitian yang sering menggunakan cara ini adalah studi kasus dan historical.

  1. Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Penelitian yang sering menggunakan cara ini adalah eksperimen.

  Dalam menyelesaikan penelitian ini diperlukan metode penelitian yang sesuai. E.G. Carmines, dan R.A. Zeller (2006) membagi dua penelitian ditinjau dari pengukuran dan analisis data penelitian yaitu :

  • – individu yang diteliti ( Indriantoro 2006 ).

  Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana Faktor yang berpengaruh pada kondisi diukur menggunakan jarak (range) 0 sampai eksisting

  dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan Analisis statistik deskriptif adalah statistik pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi yang digunakan untuk menganalisis data dengan searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa negatif, korelasi disebut tidak searah. bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Peneliti ini Tabel 3.1 Acceptable treshold menggunakan strategi penelitian kuantitatif yang bersifat deskritif dan termasuk dalam statistik deskriptif antara lain distribusi frekuensi, distribusi

  Index Acceptable Keterangan

  persen dan pengukuran tendensi sentral. Untuk Alpha

  >0.7 Reabilitas mengolah berbagai type statistik analisa ini Cronbath menggunakan bantuan program SPSS versi 21.

  Pearson >0.4 Correlation

  Data yang didapat merupakan data mentah dan Correlation harus diolah kembali yaitu proses pengolahan data, proses pengolahan ini dapat dilakukan dengan beberapa metode agar hasil yang diperoleh lebih

  Analisis Faktor

  valid dan mendekati kebenaran. Dalam penelitian Analisis Faktor pada dasarnya bertujuan untuk ini akan digunakan beberapa metode dalam mendapatkan sejumlah kecil faktor-faktor yang penyelesaiannnya yaitu : memiliki sifat-sifat :

  • Mampu menerangkan semaksimal mungkin

  Uji Validasi keragaman data.

  Validitas menunjukkan sejauh mana suatu

  • Faktor-faktor tersebut saling bebas.

  alat pengukur dapat mengukur variabel yang ingin

  • Tiap-tiap faktor dapat diinterpretasikan sejelas- diukur. Sedangkan reabilitas menunjukkan jelasnya.

  kemampuan suatu alat ukur untuk dapat dipercaya. Setiap alat ukur harus memiliki kemampuan untuk

  Dalam analisis faktor ini seluruh variabel yang memberikan hasil pengukuran yang konsisten. ada akan dilihat hubungannya (interdependent

  Pada penelitian kali ini, uji validitas dan reabilitas

  antar variabel), sehingga akan menghasilkan

  digunakan untuk mencari variabel mana yang pengelompokan atau tepatnya abstraction dari sesuai dengan objek penelitian, agar data yang banyak variabel menjadi hanya beberapa variabel dihasilkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. baru atau faktor. Dengan sedikit faktor ini

  Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid sebenarnya akan menjadi lebih mudah untuk atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikelola. dapat dikatakan valid jika mampu mengukur objek

Tabel 3.2 Variabel Penelitian yang diukur. Pengujian ini untuk menentukan

  signifikan atau tidak signifikan dengan membandingkan nilai.

  Variabel Sub-Variabel Pengalaman dan Kompetensi

  Realibilitas x1 Manajer Proyek

  Uji reliabilitas digunakan untuk

  Kurangnya Personil yang

  menggambarkan kemantapan dan ke layakan alat

  x2 berpengalaman dalam dunia Faktor

  ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat di

  konstruksi

  X1 Sumber Daya

  andalkan dan konsisten jika pengukuran tersebut di Tidak memperhatikan faktor resiko

  Manusia x3 pada lokasi dan konstruksi.

  ulang , dimana alat ukur tersebut memiliki

  Tidak dilaksanakannya review

  reliabilitas yang tinggi dan dapat dipercaya jika

  x4 design sebelum pelaksanaan

  alat ukur stabil memberikan hasil penelitian

  konstruksi

  apabila digunakan berkali-kali. Pertanyaan dalam

  Tidak tersedianya bahan secara x5 cukup yg sesuai dengan kebutuhan

  kuisioner menjadi alat ukur yang dikatakan reliabel

  Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, apabila jawaban dari koresponden konsisten. Faktor x6 tenaga kerja) yang lambat

  X2 Material Pengajuan contoh bahan oleh x7

  Analisa Korelasi kontraktor yang tidak terjadwal

  Korelasi bermanfaat untuk mengukur

  x8 Kontrol kualitas bahan yang buruk

  X3

  kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang x9 Ketersediaan Peralatan

  Faktor

  lebih dari dua variabel) dengan skala-skala

  x10 Kualitas Peralatan Peralatan

  tertentu, misalnya Pearson data harus berskala

  x11 Penempatan Peralatan dilapangan

  interval atau rasio; Spearman dan Kendal

  X4 Faktor x12 Estimasi harga yang kurang akurat Keuangan

  menggunakan skala ordinal. Kuat lemah hubungan

  Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana terduga (kontijensi)

  direncanakan di Sumatera Barat secara umum bisa

  Kurangnya kemampuan dalam

  terpenuhi. Sebelum melakukan pengisian

  x14 penanganan keuangan

  kuisioner, terlebih dahulu dijelaskan maksud dan

  Buruknya komunikasi dan tujuan dari penelitian ini. x15 koordinasi antar bagian-bagian dalam organisasi kerja

  Dari sejumlah kuesioner yang disebarkan karena

  Rencana urutan kerja yang tidak

  luasnya daerah dan terbatasnya waktu, kuesioner

  x16 tersusun dengan baik

  yang bisa terkumpul sejumlah 40 buah kuesioner.

  Banyak hasil pekerjaan yang harus x17 diperbaiki/diulang karena cacat atau tidak benar Ketidakpahaman aturan pembuatan

  Analisis Data X18 gambar kerja

  Tingginya frekwensi perubahan X19 Kondisi Eksisting pelaksanaan Faktor

  Untuk menjawab pertanyaan kondisi

  X5 Tidak efektifnya atau tidak adanya Manajemen x20 prosedur manajemen kualitas

  eksisting “Ruas Kambang – Indrapura (N.033),

  Penujukan hanya berdasarkan

  apakah telah memenuhi aspek laik fungsi jalan

  x21 penawaran terendah tidak

  dilakukan dengan observasi kelapangan dan

  memperhitungkan hal-hal lain

  membandingkan dengan mengacu kepada aturan

  Dokumen lelang tidak lengkap dan x22 kurang jelas dan standar yang berlaku”. yaitu Peraturan Menteri Rencana kerja pemilik yang sering

  Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2010

  x23 berubah-ubah

  tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi

  Adanya permintaan perubahan atas x24

  Jalan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

  pekerjaan yang telah selesai

  Nomor : 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan

  Perubahan desain/detail pekerjaan x25 pada waktu pelaksanaan

  Teknis Jalan dan Kinerja Perencanaan Teknis

  Perencanaan (gambar/spesifikasi) sehingga dapat ditarik kesimpulan. X26 yang salah/tidak lengkap

  Buruknya koordinasi dalam masalah X27 Faktor desain

  X6 Perencanaan X28 Design tidak dapat dilaksanakan Perencana tidak mengerti mengenai X29 material Perubahan situasi atau x30 kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah

  Faktor Pertentangan kepentingan dan faktor x31 Keadaan sosial serta lingkungan

  X7 Alam/Lingku Kondisi dan peristiwa yang tidak ngan terduga x32 (kebakaran,banjir,badai,angin ribut,gempa bumi, tanah longsor, cuaca amat buruk)

4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

  Pada bab ini akan dibahas tentang proses pengolahan data yang berlangsung selama penelitian dilaksanakan. Proses penelitian tujuan pertama dilakukan dengan observasi kelapangan. Berdasarkan kondisi eksisting yang ada dan dibandingkan dengan aturan dan standar yang ada dapat diketahui apakah jalan tersebut telah memenuhi laik fungsi jalan. Sedangkan proses penelitian kedua dilakukan dengan SPSS. Tahapan pertama melakukan pendataan jumlah kuisioner, jumlah populasi dan sampel, analisis dan pembahasan uji validasi, analisa reabilitas dan analisis faktor Pada penelitian ini respondennya adalah Owner, Konsultan dan Kontraktor yang menangani proyek yang sedang berlangsung dan yang telah selesai, sehingga diharapkan jawabannya lebih aktual. Adapun jumlah penyebaran kuisioner yang

  Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana Tabel 4. 1 Hasil Laik Fungsi Jala

  L Kondisi Perkerasan Jalan

  2 Alinemen Horizontal Bagian Lurus √

  L Bagian Tikungan √

  L Persimpangan sebidang √

  LS Aksis persil √

  LS

  3 Alinemen Vertikal Bagian Lurus √

  LS Lajur pendakian √

  LS Persimpangan sebidang √

  L Lengkung vertikal √

  L

  4 Koordinasi Alinemen Horizontal dan Vertikal Posisi kurva vertikal jalan pada bagian jalan yang lurus

  √ L A2 STRUKTUR PERKERASAN JALAN

  Jenis Perkerasan Jalan

  √ LS

  √ LS Alat alat Pengaman Lalu

  Kekuatan Konstruksi Jalan

  LS A3 STRUKTUR BANGUNAN PELENGKAP JALAN Jembatan, Lintas Atas, Lintas Bawah

  √ LS

  Ponton

  L Gorong-gorong

  √ LS

  Tempat Parkir

  LS Tembok Penahan Tanah

  √ LS

  Saluran Tepi Jalan

  LS A4 PEMANFAATAN

  Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) √ LS

  Ruang Milik Jalan (Rumija) √ LS

  Ruang Pengawasan jalan (Ruwasja) √ LS

  Lintas √ LS

  √ L Ambang Pengaman

  Sumber : Penelitian 2014

  Tidak memperhitungkan biaya tak terduga (kontijensi) 0,831 X15

  Faktor yang berpengaruh pada kondisi eksisting

  Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang digunakan untuk awal variabel penelitian dan data primer yang diperoleh dari hasil kuisioner.

  Untuk Tujuan Pertama pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung kelapangan dan kajian pustaka. Sedangkan untuk tujuan kedua dilakukan penyebaran angket kuisioner yang berisi variabel-variabel penelitian kepada Owner, Konsultan dan Kontraktor, pada pengumpulan data ini responden memberikan penilaian terhadap faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang-Indrapura (N-033)

  Berdasarkan rumus, didapatkan hasil populasi dan sampel

  Uji Validasi

  Pengujian validitas data digunakan dengan menggunakan corrected itemtotal correlation yang menggunakan nilai r dari tabel. Berikut adalah output pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.

Tabel 4.2 Perhitungan Validasi

  Variabel Cronbach's Alpha

  X2 Kurangnya Personil yang berpengalaman dalam dunia konstruksi 0,833

  X3 Tidak memperhatikan faktor resiko pada lokasi dan konstruksi.

  0,828

  X5 Tidak tersedianya bahan secara cukup yg sesuai dengan kebutuhan 0,827

  X6 Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga kerja) yang lambat 0,827

  X8 Kontrol kualitas bahan yang buruk 0,833 X10 Kualitas Peralatan 0,833 X12 Estimasi harga yang kurang akurat 0,824 X13

  Buruknya komunikasi dan koordinasi antar bagian-bagian dalam organisasi kerja 0,832

  √ L Selokan Samping

  X16 Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik 0,829

  X18 Ketidakpahaman aturan pembuatan gambar kerja 0,831

  X20 Tidak efektifnya atau tidak adanya prosedur manajemen kualitas 0,840

  X23 Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah 0,830

  X26 Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah/tidak lengkap 0,824

  X27 Buruknya koordinasi dalam masalah desain 0,827

  X28 Design tidak dapat dilaksanakan 0,832 X29 Perencana tidak mengerti mengenai material

  0,831 X30 Perubahan situasi atau kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah

  0,830 X31 Pertentangan kepentingan dan faktor sosial serta lingkungan 0,824

  X32 Kondisi dan peristiwa yang tidak 0,829

  Penilaian No Komponen Meme nuhi Tidak Memenuhi Ket. A1 GEOMETRI JALAN

  1 Potongan Melintang Badan Jalan Lajur Lalu Lintas

  √ LS Bahu

  √ LS Median

BAGIAN-BAGIAN JALAN

  Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana ribut, gempa bumi, tanah longsor, cuaca amat buruk)

  Sig. (2-tailed) 0,013 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,498 Berkolerasi

  X9 Sig. (2-tailed) 0,046 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,474 Berkolerasi

  X10 Sig. (2-tailed) 0,002 Signifikan Pearson Correlation -0,147 Tidak berkolerasi X11

  Sig. (2-tailed) 0,365 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,586 Berkolerasi

  X12 Sig. (2-tailed) 0,000 Signifikan Pearson Correlation 0,510 Berkolerasi X13

  Sig. (2-tailed) 0,001 Signifikan Pearson Correlation 0,371 Tidak berkolerasi

  X14 Sig. (2-tailed) 0,018 Tidak Signifikan

  Pearson Correlation 0,437 Berkolerasi X15 Sig. (2-tailed) 0,005 Signifikan Pearson Correlation 0,448 Berkolerasi

  X16 Sig. (2-tailed) 0,004 Signifikan Pearson Correlation 0,391 Tidak berkolerasi X17

  X18 Sig. (2-tailed) 0,001 Signifikan Pearson Correlation 0,398 Tidak berkolerasi X19

  Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,485 Berkolerasi

  Sig. (2-tailed) 0,011 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,415 Berkolerasi

  X20 Sig. (2-tailed) 0,008 Signifikan Pearson Correlation 0,307 Tidak berkolerasi X21

  Sig. (2-tailed) 0,054 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,240

  Tidak berkolerasi X22 Sig. (2-tailed) 0,136

  Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,480 Berkolerasi X23

  Sig. (2-tailed) 0,002 Signifikan Pearson Correlation 0,328 Tidak berkolerasi

  X24 Sig. (2-tailed) 0,039 Tidak Signifikan

  Pearson Correlation 0,245 Tidak berkolerasi X25

  X8 Sig. (2-tailed) 0,001 Signifikan Pearson Correlation 0,318 Tidak berkolerasi

  X7 Pearson Correlation 0,395 Tidak berkolerasi Sig. (2-tailed) 0,012

  Sumber : Penelitian 2014

  Dari hasil analisa korelasi memperlihatkan korelasi positif antara faktor-faktor resiko utama dengan keterlambatan proyek, dengan demikian didapat bahwa faktor-faktor resiko meningkatkan keterlambatan penyelesaian proyek. Dari 12 faktor

  Uji Reabilitas

  Realibilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur (Nazir, 2005). Dalam menganalisa data digunakan metode

  cronbach alpha dengan harga koefisien berkisar

  antara 0 sampai dengan 1. Alat ukur dapat dikatakan reliable apabila nilai alpha > 0,7 (Nunnally, 1978).

Tabel 4.3. Reliability Statistics

  Cronbach's Alpha N of Items .837

  20 Sumber : Penelitian 2014 Hasil pengujian yang terlihat pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach alpha sebesar 0.837. Hal ini berarti bahwa kuesioner reliabel karena dalam penelitian berdasarkan pendapat Nunnaly (1978), instrumen dikatakan reliabel apabila bahwa nilai alpha>0.7.

  Analisa Korelasi

  interface yang termasuk dalam kategori resiko

  X6 Sig. (2-tailed) 0,000 Signifikan

  tinggi dan 51 variabel yang telah valid dimana nilai r > 0,4. variabel tidak memiliki korelasi positif tetapi tidak cukup signifikan.

Tabel 4.4. Tabel Korelasi

  Pearson Correlation 0,361 Tidak berkolerasi

  X1 Sig. (2-tailed) 0,022 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,421 Berkolerasi

  X2 Sig. (2-tailed) 0,007 Signifikan Pearson Correlation 0,463 Berkolerasi

  X3 Sig. (2-tailed) 0,003 Signifikan Pearson Correlation 0,174 Tidak berkolerasi

  X4 Sig. (2-tailed) 0,282 Tidak Signifikan Pearson Correlation 0,537 Berkolerasi

  X5 Sig. (2-tailed) 0,000 Signifikan Pearson Correlation 0,545 Berkolerasi

  Sig. (2-tailed) 0,128 Tidak Signifikan X26 Pearson Correlation 0,559 Berkolerasi Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana Sig. (2-tailed) 0,000 Signifikan Pearson Correlation 0,534 Berkolerasi

  X27 Sig. (2-tailed) 0,000 Signifikan Pearson Correlation 0,427 Berkolerasi X28

  VI Lingkungan

  X18 Ketidakpahaman aturan pembuatan gambar kerja

  X29 Perencana tidak mengerti mengenai material

  IV Perencanaan

  V X15 Buruknya komunikasi dan koordinasi Perencanaan X28 Design tidak dapat dilaksanakan X23

  Perubahan situasi atau kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah X30

  Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal

  Sumber : Penelitian 2014

  X31 Pertentangan kepentingan dan faktor sosial serta lingkungan

  5. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

  Pada bab ini kesimpulan akan dicantumkan kesimpulan dan saran berdasarkan analisa terhadap data penelitian atas informasi yang diperoleh dari responden, serta analisa data dan pembuatan model. berdasarkan hasil analisis pengolahan data, temuan-temuan, dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1.

  Ruas Jalan Kambang – Indrapura (N.033) dinyatakan Laik Fungsi Bersyarat, karena masih terdapat beberapa komponen yang tidak memenuhi aspek laik fungsi jalan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/ 2010 tentang standar Pemeriksaan Kelaikan Jalan untuk Jalan – Jalan di Indonesia dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/PRT/M/ 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis.

  2. Berdasarkan hasil penelitian , dari tujuh faktor yang diteliti, diperoleh enam faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033) yaitu: Faktor Lapangan dan Keuangan , Faktor Manajemen, Faktor SDM dan Lingkungan, Faktor Perencanaan, Faktor Manajemen dan Perencanaan dan Faktor Lingkungan.

  SARAN

  Beberapa saran yang dapat diusulkan setelah dilakukan penelitian yang di hasilkan melalui tahapan–tahapan penelitian yang telah dikerjakan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

  1. Dengan diketehuinya hasil uji laik ruas jalan ini, diharapkan hasilnya menjadi dasar pertimbangan dan dapat memberikan kontribusi dalam perencanaan sehingga ruas jalan tersebut nantinya dapat memenuhi aspek jalan yang berkeselamatan bagi penggunanya.

  III SDM dan Lingkungan

  Kurangnya personil yang berpengalaman dalam dunia konstruksi

  Sig. (2-tailed) 0,006 Signifikan Pearson Correlation 0,498 Berkolerasi X29 Sig. (2-tailed) 0,001 Signifikan

  No . FAKTOR BARU KO DE SUB. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAHAPAN PELAKSANAAN

  Pearson Correlation 0,480 Berkolerasi X30 Sig. (2-tailed) 0,002 Signifikan Pearson Correlation 0,548 Berkolerasi

  X31 Sig. (2-tailed) 0,000 Signifikan Pearson Correlation 0,461

  Berkolerasi X32 Sig. (2-tailed) 0,003 Signifikan

  Sumber : Penelitian 2014

  Analisis Faktor

  Dari hasil analisis faktor didapatkan 6 kelompok faktor baru yang terdiri dari 16 variabel. Faktor inilah yang merupakan faktor yang mempengaruhi tahapan pelaksanaan jalan. faktor baru tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah

Tabel 4.5 Analisis Faktor

  X3 Tidak memperhatikan faktor risiko pada lokasi dan konstruksi

  Buruknya koordinasi dalam masalah desain X16

  X5 Tidak tersedianya bahan secara cukup yg sesuai dengan kebutuhan

  X12 Estimasi harga yang kurang akurat

  I Lapangan dan Keuangan

  X32 Kondisi dan peristiwa yang tidak terduga(kebakaran,banjir,badai,angin ribut,gempa bumi, tanah longsor, cuaca amat buruk)

  X10 Kualitas Peralatan X13 Tidak memperhitungkan biaya tak terduga (kontijensi)

  X20 Tidak efektifnya atau tidak adanya prosedur manajemen kualitas

  II Manajemen X27

  2. Agar penelitian ini dapat lebih optimal, diharapkan penelitiannya berikutnya dapat melanjutkan dengan memasukkan faktor – faktor baru dalam penelitiannya seperti faktor budaya dan perilaku manusia. Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana

  Bubshait, A., A., and Al-Atiq, T., H., 1999, ISO

  

DAFTAR PUSTAKA 9000 Quality Standards in Construction,

Journal of Management in Engineering, Volume 15, Number 6: 41-46, American

  Ditjen Bina Marga, 2012, Serial Rekayasa Keselamatan Jalan , Jakarta : Kementerian Society of Civil Engineers (ASCE).

  Pekerjaan Umum. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional