2.1 Kerangka Teori - Presenter Talk Show “Sarah Sechan” Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh PresenterTalk Show Sarah Sechan pada Televisi NET terhadap Minat Menonton Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Un

2.1 Kerangka Teori

  Ketika suatu masalah penelitian telah ditemukan, maka peneliti mencoba membahas masalah tersebut dengan teori-teori yang dipilihnya yang dianggap mampu menjawab masalah peneliti (Bungin, 2011:31).

  Untuk itu perlu disusun beberapa kajian yang bersifat teoritis/kepustakaan yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut pandang apa masalah peneliti akan diteliti sekaligus sebagai landasan atau pondasi dari peneliti.

  Berdasarkan penelitian tersebut, maka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

  Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.

  Menurut Harold D Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2007: 10). Sementara menurut pendapat Thomas M. Scheidel(dalam Effendy, 2004: 5), manusia berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan.

  Dari pengertian komunikasi di atas, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :

  • Komunikator (communicator) : orang yang menyampaikan pesan

  : pernyataan yang didukung oleh lambang

  • Pesan ( message)

  : orang yang menerima pesan

  • Komunikan (receiver)

  : sarana atau saluran yang mendukung pesan

  • Media (channel) bila komunikan jauh tempatnya atau
banyak jumlahnya : dampak sebagai pengaruh dari pesan

  • Efek (effect)

  Yang penting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan (Effendy, 2004: 6).

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Komunikasi

  Pesan Media Penerima Sumber

  Efek Umpan Balik

  Lingkungan Sumber : (Cangara, 2007: 24)

  Sumber merupakan pengirim informasi dalam berkomunikasi atau biasa yang kita sebut dengan komunikator. Jumlahnya bisa satu orang, bahkan juga dalam bentuk kelompok seperti organisasi, partai dan lain-lain. Apabila lebih dari satu orang, relatif saling kenal dan memiliki rasa emosional yang kuat dalam kelompoknya maka dapat disebut sebagai kelompok kecil. Selanjutnya sumber mengirimkan pesan, baik secara tatap muka ataupun melalui media komunikasi. Pesan itu beragam sehingga pesan bersifat abstrak, misalnya informasi, hiburan, pujian atau yang lainnya. Dengan menggunakan lambang komunikasi, pesan dapat berwujud menjadi konkret, sehingga pesan dapat dibedakan menjadi pesan verbal (bahasa lisan dan bahasa tulisan) dan pesan nonverbal (isyarat, suara, sentuhan, raut wajah).

  Untuk sampai kepada penerima adalah melalui media atau saluran demi tercapainya komunikasi. Media merupakan alat penghubung dalam menghantarkan pesan dari komunikator kepada komunikan, dalam hal ini media yang dimaksud ialah media komunikasi. Penerima atau yang biasa kita sebut dengan komunikan merupakan orang menerima pesan komunikasi, seperti individu (perorangan), kelompok, partai atau yang lainnya. Jika dalam konteks komunikasi massa, penerima dapat berupa sasaran, khalayak, pemirsa dan lain- lain. Komunikan merupakan elemen penting dalam proses komunikasi, sebab komunikan sangat menentukan keberhasilan dari pesan komunikasi yang disampaikan oleh komunikator.

  Efek merupakan pengaruh yang ditimbulkan dari pesan komunikator kepada komunikan. Hal ini dapat terjadi pada pengetahuan, sikap, serta tindakan seseorang sebagai akibat dari proses penerimaan pesan. Maka dari itu terdapat tiga pengaruh dalam diri komunikan, yaitu kognitif (seseorang menjadi tahu mengenai sesuatu), afektif (sikap seseorang menyatakan setuju atau tidak setuju) dan konatif (tingkah laku dalam bertindak melakukan sesuatu).

  Umpan balik (feedback) sebagai jawaban atau tanggapan dari komunikan atas pesan dari komunikator. Komunikasi sulit terjadi jika tidak didukung oleh situasi yang tepat, waktu serta fasilitas yang memadai.

2.1.1.2 Ruang Lingkup Komunikasi

  Berdasarkan uraian diatas dapatlah disusun suatu ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi ditinjau dari beberapa hal yaitu:

  1. Komponen komunikasi:

  a) Komunikator (communicator)

  b) Pesan (message)

  c) Media (media)

  d) Komunikan (communicant)

  e) Efek (effect)

  2. Bentuk Komunikasi:

  a) Komunikasi Personal (Personal Communication)

  1. Komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication)

  2. Komunikasi antarpersona (interpersonal communication)

  b. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

  1. Komunikasi kelompok kecil

  2. Komunikasi kelompok besar

  a) Komunikasi informatif (informative communication)

  b) Komunikasi dua tahap (two step flow communication)

  a) Komunikasi satu tahap (one step flow communication)

  5. Model komunikasi

  d) Mempengaruhi (to influence)

  c) Menghibur (to entertain)

  b) Mendidik (to educate)

  a) Menginformasikan (to inform)

  4. Fungsi komunikasi

  d) Hubungan manusiawi (human relations)

  c) Komunikasi instruktif (instructive communication)

  b) Komunikasi persuasif (persuasive communication)

  3. Teknik komunikasi

  c. Komunikasi Massa

  6. Dan lain-lain

  5. Spanduk

  4. Poster

  3. Pamflet

  2. Telpon

  1. Surat

  d. Komunikasi medio (medio communication)

  5. Dan lain-lain

  4. Film

  3. Televisi

  2. Radio

  1. Pers

  c) Komunikasi multi tahap (multistep flow communication) Demikianlah ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi dipandang dari berbagai segi (Effendy, 2007: 6-9).

2.1.2 Komunikasi Massa

  2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

  Komunikasi massa adalah proses penciptaan makna bersama antara media massa dan khalayaknya (Baran, 2012: 7). Komunikasi massa kita adopsi dari istilah bahasa inggris, mass communication, kependekan dari mass media

  

communication (komunikasi media massa), artinya komunikasi yang

  menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated” (Wiryanto, 2000: 2).

  Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human

  communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat

  mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto, 2000: 1).Komunikasi massa juga dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim pesan kepada audien yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur, atau membujuk (Vivian, 2008: 450).

  Definisi lain pernah dikemukakan oleh Josep A. Devito (dalam Nurudin, 2004: 11) yakni, ”Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar, dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya yaitu televisi, radio, surat kabar, majalah, film, dan buku”.

  2.1.2.2 Fungsi Komunikasi Massa

  Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney tahun 1988 (dalam Nurudin, 2004: 62) antara lain: 1)

  To inform (menginformasikan) Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan dan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga tak terkecuali sebagai informasi. Fakta yang dimaksud adalah ada kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat.

  2) To entertain (memberi hiburan)

  Fungsi hiburan bagi sebuah media elektronik menduduki posisi paling tinggi dibanding dengan fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita memang masih menjadikan media televisi sebagai media hiburan. 3)

  To persuade (membujuk) Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. 4)

  Transmission of the culture (transmisi budaya) Transmisi budaya adalah salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit diperbincangkan.

2.1.2.3 Ciri-Ciri Komunikasi Massa

  Melalui definisi-definisi komunikasi massa tersebut, dapat diketahui ciri- ciri komunikasi massa. Menurut Effendy setidaknya terdapat lima ciri dari komunikasi massa (Fajar, 2009: 226) adalah:

  1) Komunikasi massa berlangsung satu arah

  2) Komunikator pada komunikasi massa melembaga

  3) Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

  4) Media massa menimbulkan keserempakan

  5) Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen

  Dalam komunikasi massa berlangsung satu arah (one-way

  

communication )tidak terdapat arus balik atau arus balik tertunda (delayed

feedback) kepada komunikator, karena melalui media massa maka komunikator

  dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Arus balik tidak dapat diketahui oleh komunikator dengan seketika, hanya dapat diketahui setelah proses komunikasi itu terjadi. Dan jika pun terdapat arus balik, maka hal ini jarang sekali terjadi, sehingga harus melakukan perencanaan dan persiapan.

  Pesan komunikasi massa bersifat umum (berupa fakta, peristiwa atau opini), karena disebarkan melalui media massa yang ditujukan kepada semua orang dan mengenai kepentingan umum. Sebagai contoh, stasiun televisi seperti TV One menyiarkan berita mengenai Jokowi yang meresmikan “Kartu Sehat” sebagai kartu tanda dalam berobat di puskesmas dan rumah sakit bagi penduduk Jakarta miskin.

2.1.3 Teori S-M-C-R

  Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah: S adalah Source yang berarti sumber atau komunikator

  • M adalah Message yang berarti pesan
  • C adalah Channel yang berarti saluran atau media
  • R adalah Receiver yang berarti penerima atau komunikan.
  • Jangan keliru dengan singkatan pada teori S-O-R, dimana S adalah

  Stimulus yang berarti pesan, R adalah response yang dalam bahasa indonesia diartikan respon atau tanggapan atau reaksi. Baik S-M-C-R maupun S-O-R adalah proses komunikasi. Khusus mengenai istilah channel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu yang berarti saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua pengertian, yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer adalah lambang, misalnya bahasa, gesture, gambar atau warna, yaitu lambang-lambang yang dipergunakan khusus dalam komunikasi tatap muka (face-to-face communication), sedangkan media sekunder adalah media yang berwujud, baik media massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media massa, misalnya surat, telepon, atau poster.

  Jadi, komunikator pada komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu media saja. Misalnya bahasa, sedangkan pada komunikasi bermedia seorang komunikator, misalnya wartawan, penyiar atau reporter menggunakan dua media, yakni media primer dan media sekunder, jelasnya bahasa dan sarana yang ia operasikan. (Effendy, 2003: 256).

  Di dalam penelitian ini, peneliti mengaitkan teori tersebut terhadap pengaruh presenter acara talk show Sarah Sechan di televisi NET agar dapat mempengaruhi hal yang baik dan positif kepada masyarakat. Sumber menyampaikan suatu pesan melalui media massa yang ditonton oleh masyarakat, diharapkan pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat dipahami dengan baik.

2.1.4 Presenter

  Makna Master of Ceremony (MC) yang juga biasa disebut dengan

  

presenter adalah seseorang yang memiliki keterampilan seni dalam bidang

  improvisasi untuk menghantarkan acara dengan teratur, baik, dan memiliki karakteristik yang khas. Seorang presenter harus mampu membaca situasi, menciptakan suasana sesuai dengan karakteristik acaranya, dan memungkinkan adanya dialog dengan audience (Rumpoko, 2013: 90).

  Adapun fungsi dari presenter sendiri yakni orang yang bertugas memandu acara dan bertanggung-jawab atas lancar dan suksesnya acara. Seringkali fungsi ini ditampilkan dan diaktualisasikan ketika acara-acara hiburan yang menuntut kreativitas dan improvisasi sesuai dengan jenis acaranya (Rumpoko, 2013: 91).

  Ada standart yang cocok untuk profesi ini yang tertuju berdasakan kepribadian. Kepribadian tersebut antara lain:

  • Ekstrovert : Orang yang suka mengekspresikan apa yang dipikirkan, dirasakan, kepada orang lain; pendek kata orang yang suka memperbincangkan berbagai hal dengan orang lain secara terbuka.

  : Orang yang memiliki banyak pengetahuan umum, yang

  • Generalis akan memungkinkan dia untuk “bicara apa saja”.

  : Orang yang luwes, mudah menyesuaikan diri dengan

  • Fleksibel situasi.

  : Orang yang mudah bergaul, dan karena pembawaannya

  • Friendly disenangi banyak orang (Rumpoko, 2013: 92).

  Menurut RM Hartoko, ada beberapa pra-syarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu: a.

  Penampilan yang baik dan perlu didukung pula oleh watak dan pengalaman.

  b.

  Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum, penguasaan bahasa, daya penyesuaian, dan daya ingatan yang kuat.

  c.

  Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat menjengkelkan dan menjadi tidak wajar. Penampilan penyiar di layar televisi harus tetap disertai dengan sopan-santun perjumpaan supaya tidak menyinggung perasaan rata-rata pemirsa.

  d.

  Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak, menyenangkan untuk didengar dan memiliki wibawa yang cukup mantap, yaitu suara yang menimbulkan kepercayaan, meyakinkan bagi yang mendengarnya, sehingga membuat pemirsa memperhatikan apa yang dikatakan.

2.1.5 Minat Banyak orang yang tidak mengerti arti sebenarnya istilah minat (interest).

  Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat (Hurlock, 1992: 114).

  adalah sebagai sebab, yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktivitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktivitas Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan (Effendi, 2003: 103).

  Minat terjadi dari perhatian dari obyek yang dianggap menarik atau berharga bagi dirinya, dan tidak hanya berlangsung sekali. Dengan kata lain, kecenderungan untuk menyelidiki apa yang dilakukan oleh seseorang lama- kelamaan akan menimbulkan minat (Iskandar, 2010: 48).

  Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong proses belajar selanjutnya (Slameto, 2010: 103).

  Menurut Umi Chulsum, dkk dalam Kamus Bahasa Indonesia, minat ialah keinginan yang kuat, gairah; kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan momen dari kecenderungan–kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting. Pada minat ini terdapat pengenalan (kognitif), emosi (afektif) dan kemauan (konasi), baik dalam perubahan sikap maupun tindakan (Ahmadi, 2009: 65):

a. Pengenalan (Kognitif)

  Sejak seseorang dilahirkan, sejak itu pula ia secara langsung berhubungan dengan dunia luarnya. Mulai saat itu ia menerima stimulus atau rangsangan dari luar disamping menerima rangsangan dari dalam dirinya sendiri. Efek ini membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.

  Agar ia dapat menyadari sesuatu, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu:

  • Adanya obyek yang diamati.
  • Alat indra atau reseptor yang cukup baik, yaitu merupakan alat yang menerima stimulus.
  • Untuk menyadari atau untuk mengadakan pengamatan sesuatu diperlukan pula adanya perhatian.

  b. Emosi (Afektif)

  Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif.Afek merupakan peristiwa psikis yang dapat diartikan sebagai rasa ketegangan hebat dan kuat, yang timbul dengan tiba-tiba dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejala jasmaniah yang hebat pula.

  Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih daripada itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa.

  c. Kemauan (Konasi)

  Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktivitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan.

  Dalam istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan kehendak atau hasrat. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Dalam berfungsinya kehendak ini bertautan dengan pikiran dan perasaan. Kehendak dibagi atas:

  • Dorongan • Keinginan • Kemauan
Adapun ciri-ciri minat yang dapat dilihat dari uraian tersebut adalah: 1.

  Minat tidak dibawa sejak lahir. Minat timbul dari perasaan senang terhadap suatu objek.

  2. Minat dapat berubah-ubah (situasional dan temporer).

  3. Minat tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek.

  4. Objek minat itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan-kumpulan dari hal-hal tersebut.

  Dari definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa minat adalah sikap yang menimbulkan perhatian, rasa ingin tahu dan hasrat untuk melakukan sesuatu dalam diri seseorang yang muncul akibat adanya objek tertentu.

2.1.6 Televisi

2.1.6.1 Sejarah Media Televisi

  Setelah mesin cetak, penemuan terpenting dalam teknologi komunikasi adalah televisi. Televisi telah mengubah bagaimana guru mengajar, mengubah pemerintah dalam memerintah, dan mengubah pemimpin agama dalam berkhotbah. Komputer, dengan kekuatan jaringan yang dimilikinya, dapat saja mengambil alih posisi televisi sebagai medium komunikasi massa, namun televisi bahkan sudah menentukan masa depannya sendiri (Baran, 2012: 303).

  Kritikus sosial Michael Novak (dalam Vivian, 2008: 226) mengatakan: “Televisi adalah pembentuk geografi jiwa. Televisi membangun struktur ekspektasi jiwa secara bertahap. Televisi melakukan hal itu persis seperti sekolah memberi pelajaran secara bertahap, selama bertahun-tahun. Televisi mengajari pikiran yang belum matang dan mengajari mereka cara berpikir”.

  Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar telvisi rumah dengan menggunakan wire yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa (Ardianto dan Erdinaya, 2004: 125).

  Televisi adalah suatu media komunikasi yang selalu mencari bahan hiburan. Hampir semua orang dapat memanfaatkan informasi yang disajikan secara massal oleh televisi (Bland, dkk, 2001: 88).

  Kemunculan televisi pada tahun 1939 awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk disaksikan. Presenter televisi ketika itu, harus mengenakan make-up biru tebal agar dapat terlihat normal ketika muncul di layar televisi. Kemunculan televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962 dan masih siaran percobaan (Morissan, 2008: 6-9).

2.1.6.2 Fungsi Media Televisi

  Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi karena pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi (Ardianto dan Erdinaya, 2004: 128).

  Televisi mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut (Effendy, 2007: 27): a.

  Fungsi Penerangan (The Informational Function) Ada dua faktor yang mampu menyiarkan informasi yang memusatkan.

  Faktor yang pertama adalah faktor immediacy (langsung dan dekat) dan faktor yang kedua adalah realism (kenyataan).

  1) Immediacy (Kesegaran)

  Pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsanya pada saat peristiwa itu berlangsung. 2)

  Realism (Kenyataan) Ini berarti televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual melalui perantaraan mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan. b.

  Fungsi Pendidikan (The Educational Function) Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan yang sifatnya menambah pengetahuan khalayak.

  c.

  Fungsi Hiburan (The Entertainment Theory) Televisi juga menyuguhkan acara yang bersifat hiburan kepada masyarakat. Tayangan-tayangan yang bersifat hiburan misalnya sinetron, kuis, film, komedi dan lain sebagainya. Pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan dan selajutnya untuk memperoleh informasi.

2.1.6.3 Jenis-jenis Tayangan Televisi

  Program acara yang ada di televisi dapat digolongkan menjadi beberapa kategori, antara lain: a. Buletin berita nasional, seperti : siaran berita atau buletin berita regional yang dihasilkan oleh stasiun-stasiun televisi swasta lokal.

  b. Liputan-liputan khusus yang membahas berbagai masalah aktual secara lebih mendalam.

  c. Program-program acara olahraga, baik olahraga di dalam atau di luar ruangan, yang disiarkan langsung atau tidak langsung dari dalam negeri atau luar negeri.

  d. Program acara mengenai topik khusus yang bersifat informatif, seperti: acara memasak, berkebun, kuis, feature, dan magazine.

  e. Acara drama, terdiri dari: sinetron, sandiwara, komedi, film, dan sebagainya.

  f. Acara musik, seperti konser musik pop, rock, dangdut, klasik, maupun penayangan video musik.

  g. Acara bagi anak-anak seperti film kartun dan dongeng televisi.

  h.

  Acara keagamaan, seperti siraman rohani, mimbar agama, acara yang berhubungan dengan hari besar keagamaan, dan sebagainya. i. Program acara yang membahas tentang ilmu pengetahuan dan pendidikan. j. Acara bincang-bincang atau sering disebut talk show.

2.2 Kerangka Konsep

  Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirkan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Berdasarkan operasional penelitian, adapun variabel penelitian yang digunakan ada dua yaitu:

  1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah variabelyang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah presentertalk show Sarah Sechan.

  2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Suwardi, 1998: 11).

  Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat menonton di Departemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik .

  Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dibentuk menjadi model teoritis: Model Teoritis

  Gambar 2.2

  Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dibuat operasional variabel untuk mempermudah proses penelitian, yaitu sebagai berikut: Variabel Bebas (X)

  Presentertalk show Sarah

  Sechan Variabel Terikat (Y)

  Minat menonton

2.3 Operasional Variabel

  • Presenter -

  Penampilan

  Kemauan 3. Variabel Z

  Keingintahuan

  Emosi yang ditimbulkan

  Pengamatan

  Variabel Terikat (Y) Minat menonton

  Frekuensi Tayang

  Ketepatan media

  Keramahan

  Presenter talk show

  Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)

  • Kecerdasan -

  • Jenis suara
    • Isi pesan

  • Informasi dalam acara
  • Ketertarikan pesan
    • Media -

  • Waktu Tayang -

  • Durasi Tayang 2.

  • Kognitif -

  • Alat penerima stimulus
    • Afektif -
    • Konasi -

  • Gejala jasmaniah
  • Dorongan -

  • Jenis Kelamin • Usia

  Karakteristik Responden

2.4 Definisi Operasional

  Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara- cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2008: 46).

  Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (X), yaitu presentertalk showSarah Sechan, yang terdiri dari: a.

  Presenter, yaitu seseorang yang bertugas membawakan acara Sarah Sechan di NET TV. Penampilan, yaitu visualisasi menarik yang ditunjukkanpresenter

  • program acara Sarah Sechan.
  • dalam setiap program acara.

  Kecerdasan, yaitu kemampuan presenter menguasai berbagai materi

  Keramahan, yaitu cara presenter menyapa pemirsa.

  • Jenis suara, yaitu intonasi, artikulasi suara dan gaya bicara khas yang
  • dimiliki oleh presenter.

  b.

  Isi pesan Informasi dalam acara : kejelasan informasi yang disampaikan

  • presenter kepada penonton.
  • acara.

  Ketertarikan pesan : ketertarikan penonton terhadap isi pesan dalam

  c.

  Media Ketepatan media : apakah media televisi NETyang digunakan ini

  • sudah tepat dalam menyampaikan berbagai informasi dalam acara Sarah Sechan.
  • presenter kepada penonton sudah menarik atau tidak.

  Ketertarikan penyampaikan pesan : apakah cara penyampaian pesan d.

  Waktu Tayang Frekuensi Tayang : intensitas penayangan acara talk show Sarah

  • Sechan di televisi NET dalam satu minggu.
  • Sechan di televisi NET.

  Durasi Tayang : rentang waktu penayangan acara talk show Sarah

2. Variabel Terikat (Y), yaitu minat menonton mahasiswa Ilmu Komunikasi

  FISIP USU, yaitu: a.

  Kognitif Pengamatan, yaitu pengenalan responden terhadap acara talk show

  • Sarah Sechan Alat penerima stimulus, yaitu rangsangan yang dirasakan responden
  • saat menonton acara talk show Sarah Sechan.

  b.

  Afektif Emosi yang ditimbulkan, yaitu emosi responden yang timbul saat

  • menonton acara talk show Sarah Sechan, seperti iba, terharu, gembira.
  • menegang hebat atau tertawa lepas.

  Gejala jasmaniah, yaitu refleks tubuh yang berbeda, seperti

  c.

  Konasi Keingintahuan, yaitu rasa penasaran responden terhadap acara talk

  • show Sarah Sechan.
  • acara talk showSarah Sechan.

  Dorongan, yaitu hal yang memicu responden untuk menonton

  • Sarah Sechan.

  Kemauan, yaitu keinginan responden untuk menonton acara talk

  show 3.

  Variabel Karakteristik Responden (Z), yang terdiri dari: a.

  Jenis kelamin : jenis kelamin responden (laki-laki atau perempuan) yang dijadikan sampel. b.

  Usia : tingkatan usia dari responden yang mengisi kuesioner.

2.5 Hipotesis Secara etimologis, hipotesis terbentuk dari dua kata, yaitu hypo dan thesis.

  

Hypo berarti kurang dan thesis berarti pendapat. Jadi, hipotesis merupakan

  kesimpulan yang belum sempurna, sehingga disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis, yaitu dengan menguji hipotesis dengan data di lapangan (Bungin, 2011: 90). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengaruh presentertalk show Sarah Sechan terhadap minat menonton mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Ha : Terdapat hubungan antara pengaruh presentertalk show Sarah Sechan terhadap minat menonton mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dokumen yang terkait

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep - Upacara Adat Kematian Masyarakat Tionghoa di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo

0 1 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesimetrisan - Gambaran Kesimetrisan Lengkung Gigi Pada Mahasiswa Fkg Usu Berdasarkan Jenis Kelamin

0 2 20

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Gambaran Kesimetrisan Lengkung Gigi Pada Mahasiswa Fkg Usu Berdasarkan Jenis Kelamin

0 1 6

Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nelumbo Nucifera) 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 2 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak dental 2.1.1 Definisi - Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nelumbo Nucifera) 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 2 14

Komunikasi Yang Efektif Antara Remaja Dengan Orangtua Yang Bertugas Jarak Jauh(Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Yang Efektif Antara Remaja Dengan Orangtua Yang Bertugas Jarak Jauh Di Kota Medan)

0 0 38

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PerspektifParadigma Kajian - Komunikasi Yang Efektif Antara Remaja Dengan Orangtua Yang Bertugas Jarak Jauh(Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Yang Efektif Antara Remaja Dengan Orangtua Yang Bertugas Jarak Jauh Di Kota Medan)

0 0 44

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Komunikasi Yang Efektif Antara Remaja Dengan Orangtua Yang Bertugas Jarak Jauh(Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Yang Efektif Antara Remaja Dengan Orangtua Yang Bertugas Jarak Jauh Di Kota Medan)

0 0 5

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF ANTARA REMAJA DENGAN ORANGTUA YANG BERTUGAS JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi yang Efektif Antara Remaja dengan Orangtua yang Bertugas Jarak Jauh di Kota Medan)

0 1 14

Presenter Talk Show “Sarah Sechan” Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh PresenterTalk Show Sarah Sechan pada Televisi NET terhadap Minat Menonton Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Ut

0 0 17