BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisis Kebutuhan Kapasitas Produksi Jangka Menengah (RCCP) Dalam Sistem Make To Order di PT. Growth Sumatera Industry

  

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Umum Perusahaan

  PT. Growth Sumatra Industry adalah salah satu badan usaha penanaman

  modal dalam negeri (PMDN) yang terdapat di Sumatera Utara perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan bijih besi.

  Pada awalnya perusahaan ini bernama PT. Industry Ltd Besi dan Baja Sumatra yang berlokasi di Jln. K.L. Yos Sudarso Km. 10 Medan/ Belawan.

  Perusahaan ini didirikan tanggal 23 April 1969 dengan akte notaris no. 93. Tanggal 23 April 1969 yang ditandatangani oleh notaris Kousmulyono Ongko SH.

  Berdasarkan akte pendiriannya perusahaan ini berbentuk perseroan terbatas dan memiliki modal sektor sebanyak 1000 lembar saham, yang dijual dengan harga Rp. 100.000/ lembar saham. Sejak berdirinya hingga sekarang perusahaan ini telah mengalami perubahan nama pada tanggal 8 Februari 1971 menjadi PT. Growth Sumatra Industry.

  Pada awalnya perusahaan ini beroperasi dalam pembuatan kuali dengan menggunakan alat-alat yang masih sederhana dan terbatas jumlahnya. Ternyata produksi ini dapat bertahan selama tiga tahun. Setelah adanya perundingan antara pihak perusahaan dengan para staf dan karyawan, maka disepakati untuk mengganti usaha menjadi pengolah logam.

  Pada mulanya perusahaan ini menggunakan alat-alat sederhana seperti satu unit dapur peleburan dan satu unit mesin penggilingan. Dengan perkembangan yang terjadi perusahaan mengalami kemajuan yang sangat pesat dan keuntungan yang semakin tinggi. Perusahaan juga berusaha untuk meningkatkan aktifitasnya dengan pemanfaatan teknologi baru di bidang pengolahan logam.

  Sekarang ini perusahaan telah memiliki 3 unit tanur busur listrik , 1 unit mesin casting, dan 5 unit peralatan penggilingan. Pada tahun 1989 perusahaan 2 menambah areal pabrik seluas 58.445m .

  Perusahaan ini beroperasi kurang lebih 17 jam untuk proses peleburan logam. Energi yang digunakan selama pengoperasian adalah energi listrik yang berasal dari PLN dengan daya listrik yang terpasang sebesar 3 MVA.

2.2. Ruang Lingkup dan Pemasaran Bidang Usaha

  PT. Growth Sumatera Industry merupakan perusahaan manufaktur yang

  bergerak dibidang pengolahan besi dan baja yang menghasilkan produk besi beton, besi siku, besi as, billet, besi WF, wire rod dan lainnya sesuai pesanan.

  Pemasaran hasil produksi PT. Growth Sumatra Industry diatur oleh kantor direksi

  

PT. Growth Sumatra Industry . Pemasaran hasil produksi dilakukan baik di dalam maupun ke luar negeri. Untuk melebarkan daerah pemasaran PT. Growth Sumatra Industry juga menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain.

  2.3. Lokasi Perusahaan PT. Growth Sumatra Industry berlokasi di Jalan KL. Yos Sudarso Km.10

  2 Kawasan Industri Medan yang dibangun pada area tanah seluas 123.705 m . PT.

  Growth Sumatra Industry mempunyai batas-batas lokasi sebagai berikut :

  Sebelah timur berbatasan dengan PT. Abdi Rakyat Bakti dan pemukiman - penduduk Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman penduduk - Sebelah utara berbatasan dengan Sungai Deli - Sebelah selatan berbatasan dengan jalan Raya K.L Yos Sudarso -

  2.4. Organisasi dan Manajemen

2.4.1. Struktur Organisasi

  Struktur organisasi memberikan gambaran tentang posisi dan hubungan kerja sama antara setiap unit-unit kerja yang ada pada perusahaan. Masing-masing unit kerja tersebut mempunyai tujuan umum yang sama untuk mewujudkan suatu keberhasilan. Struktur organisasi PT. Growth Sumatra Industry adalah berbentuk fungsional dimana bagian-bagian dalam organisasi dibagi menurut fungsi dan tugas masing-masing. Segala ketentuan, keputusan atau segala kebijaksanaan ada di tangan satu orang yaitu pucuk pimpinan. Struktur organisasi PT. Growth Sumatra Industry dapat dilihat pada Gambar 2.1.

  

Direktur

Sekretaris Executive Comitee Divisi ADM/ ACC Divisi Energi Divisi Pembelian Divisi Keuangan Divisi Persediaan Divisi SDM Divisi Peleburan Divisi Gilingan Divisi Pemasaran Divisi Penunjang Pembelian Scrap Perawatan Ladle CCM EAF Proses Scrap Penerimaan Scrap Alat Berat Pemasaran Penjualan Gilingan 1 Perawatan Pembersihan Gilingan 5 Gilingan 4 Gilingan 3 Gilingan 2 Water Treatment PU Quality Control Derek Energi Listrik Pembukuan Hutang dagang Piutang dagang EDP Satpam Penggajian Personalia Transport Pengadaan Timbangan Ekspedisi Gudang SP/ BP Gudang Produksi Kasir Keuangan Pembelian Impor Pembelian lokal

Dewan Komisaris

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Growth Sumatra Industry

2.4.2. Uraian Tugas dan Tanggungjawab Pembagian tugas dan tanggungjawab setiap jabatan yang ada di PT.

  Growth Sumatra Industry secara umum adalah:

  1. Dewan Komisaris Dewan komisaris adalah para pemegang saham yang berfungsi untuk mengawasi perkembangan perusahaan. Dewan komisaris mengadakan rapat minimum sekali dalam setahun dengan dihadiri oleh seorang penengah yang biasanya adalah seorang notaris. Dewan komisaris dalam mengoperasikan perusahaan tidak langsung ikut mengurus perusahaan tetapi menunjuk seorang atau beberapa orang untuk menjalankan perusahaan dengan memberikan kuasa pada orang tersebut. Orang-orang yang ditunjuk ini umumnya menjabat sebagai direktur utama yang langsung bertanggungjawab penuh atas perkembangan perusahaan yang dengan sendirinya bertanggungjawab kepada dewan komisaris. Tugas dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris:

  a. Mengadakan pengawasan dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan yang termuat dalam dasar akte pendirian PT.Growth Sumatra Industry.

  b. Menentukan kebijakan perusahaan secara garis besar demi tercapainya tujuan utama perusahaan pada waktu diadakannya sidang tahunan.

  c. Mempertimbangkan dan mengesahkan laporan keuangan pimpinan perusahaan yang disampaikan dalam rapat tahunan.

  d. Menetapkan besarnya laba tahunan yang bakal diperleh untuk ditanam kembali demi kemajuan perusahaan.

  e. Membantu pimpinan perusahaan untuk bekerjasama dalam beberapa hal yang telah disepakati dalam anggaran dasar dalam rapat tahunan.

  f. Mengawasi dan memperhatikan tindakan pimpinan perusahaan

  2. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang diangkat oleh dewan komisaris untuk menjalankan perusahaan. Tugas dan tanggung jawab dari Direktur antara lain: a. Merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan mengenai perbaikan dan perkembangan perusahaan serta memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaannya.

  b. Mengadakan hubungan kerja dengan pihak luar, baik hubungan dengan perusahaan lain maupun kegiatan-kegiatan perusahaan.

  c. Mengkoordinasikan tugas-tugas yang didelegasikan kepada tiap-tiap direktur dan menjalin hubungan kerja yang baik dengan para direktur agar terbentuk suatu grup kerja yang harmonis.

  d. Mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang tepat demi kepentingan, kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga segala kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan.

  3. Sekretaris Tugas dan tanggungjawab sekretaris adalah sebagai berikut:

  a. Mengumpulkan informasi dari setiap bagian serta menyimpan arsip-arsip perusahaan dan melaksanakan surat-menyurat untuk kelancaran kegiatan perusahaan.

  b. Menentukan bentuk-bentuk surat, bon, rekening serta cara pengaturannya.

  c. Membantu direktur utama menyusun program pertemuan dengan tamu- tamu perusahaan d. Mencatat dan membuat arsip jalannya rapat tahunan dewan komisaris.

  4. Divisi Peleburan

  Divisi peleburan dibagi atas 9 bagian yaitu:

  1. Pembelian scrap Tugas dan wewenang adalah untuk menyediakan kebutuhan srap yang digunakan dalam produksi. Kebutuhan scrap dipasok dari para pemulung kota Medan dan luar kota Medan, serta diimpor dari luar negeri seperti Singapura.

  2. Penerimaan Scrap Tugas dan wewenang adalah menimbang, memeriksa kualitas dan kuantitas scrap.

  3. Proses Scrap Tugas dan wewenang adalah mensortir scrap dan menuang scrap ke dalam tanur (EAF) serta menentukan komposisi bahan penolong yang diperlukan untuk memproses scrap menjadi billet.

  4. CONSTEEL Tugas dan tanggungjawab bagian ini adalah menghantarkan besi scrap hingga masuk menuju mesin EAF (Electric Arc Furnance) untuk dilebur di bagian produksi dalam proses peleburan.

  5. EAF (Electric Arc Furnance) Tugas dan wewenang bagian EAF adalah mengolah scrap di dalam tanur menjadi cairan besi.

  6. CCM Tugas dan wewenang bagian CCM adalah menjadikan cairan besi diproses menjadi billet.

  7. Ladle Tugas dan wewenang adalah menentukan scrap dapat dileburkan sampai menjadi cairan besi.

  8. Perawatan Tugas dan tanggungjawab adalah merawat mesin-mesin peleburan agar tetap lancar dalam produksi.

  9. Alat Berat Tugas dan tanggungjawab adalah menyediakan alat-alat berat untuk mengangkat scrap-scrap dari pemasok ke gudang penyimpanan scrap, mengangkat slag-slag besi untuk dibuang ke tempat penampungan, dan membantu divisi-divisi lain yang memerlukan bantuan.

  5. Divisi Gilingan Divisi gilingan terbagi atas:

  1. Gilingan (Milling) Tugas dan tanggungjawab bagian gilingan adalah untuk memproses billet menjadi bahan as atau besi beton dan besi siku.

  2. Pembersihan Tugas dan tanggungjawab bagian pembersihan adalah membersihkan daerah di sekitar gilingan.

  3. Perawatan Tugas dan tanggungjawab bagian perawatan adalah melakukan perawatan mesin-mesin gilingan dan memastikan agar tetap lancar dalam produksi.

  6. Divisi Pemasaran Tugas dan tanggungjawabnya adalah memasarkan dan menjual produk yang dihasilkan oleh perusahaan baik dalam maupun luar negeri.

  7 Divisi Penunjang Divisi penunjang terbagi atas 3 bagian, yaitu :

  a. Quality Control Tugas dan tanggungjawab bagian Quality Control adalah mengawasi kualitas produk agar sesuai dengan Standar Nasional Industri (SNI).

  b. Pekerjaan Umum Tugas dan tanggungjawab bagian pekerjaan umum adalah merawat dan membangun bangunan atau merencanakan layout pabrik jika diperlukan tambahan.

  c. Water Treatment Tugas dan tanggungjawab bagian water treatment adalah menyangkut Amdal tentang kebersihan lingkungan.

  8. Divisi Energi/ Listrik Divisi energi/ listrik terbagi atas 3 bagian, yaitu :

  a. Listrik Tugas dan tanggungjawabnya adalah merawat dan memperbaiki jaringan listrik diseluruh pabrik dan kantor b. Energi Tugas dan tanggungjawabnya adalah mengawasi pemakaian air, gas dan oksigen dan bahan-bahan pelumas yang digunakan dalam pabrik.

  c. Derek Tugas dan tanggungjawabnya adalah merawat, memperbaiki atau mengganti derek yang ada dalam pabrik.

  9. Divisi Administrasi dan Pembukuan Divisi administrasi dan pembukuan terbagi atas 4 bagian, yaitu :

  a. Piutang Dagang Tugas dan tanggungjawab adalah berhubungan dengan administrasi piutang dagang dan melakukan penagihan.

  b. Hutang Dagang Tugas dan tanggungjawab adalah berhubungan dengan administrasi hutang dagang dan menginstruksikan pembayaran c. Pembukuan

  Tugas dan tanggungjawab adalah menyusun laporan keuangan secara periode atas laporan yang diterima dari masing-masing divisi.

  d. EDP Tugas dan tanggungjawab adalah merawat dan memperbaiki hardware dan software, menyediakan kebutuhan/ perlengkapan komputer.

  10. Divisi Personalia Divisi administrasi dan pembukuan terbagi atas 3 bagian, yaitu : a. Personalia Tugas dan wewenang adalah merencanakan, mengadakan, melatih dan mengembangkan sumber daya manusia.

  b. Penggajian Tugas dan tanggungjawab adalah memberikan kompensasi berupa gaji/upah, uang makan, tunjangan lembur, bonus dan kompensasi lainnya.

  c. Satpam Tugas dan tanggungjawab adalah mengawasi dan memeriksa kegiatan yang berhubungan dengan keamanan.

  11. Divisi Persediaan Divisi Persediaan terbagi atas 6 bagian, yaitu :

  a. Transportasi Tugas dan tanggungjawab adalah menyediakan, merawat dan memperbaiki kendaraan, kendaraan b. Gudang Produksi

  Tugas dan tanggungjawab adalah memeriksa hasil produksi dari gilingan, mencatat, menyimpan, mengeluarkan barang jadi dari lapangan yang telah disetujui oleh divisi pemasaran.

  c. Gudang Spare part dan Bahan Penolong

  Tugas dan tanggungjawab adalah memeriksa spare part dan bahan penolong baik dari dalam negeri maupun impor, menyimpan, mencatat, mengeluarkan sparepart dan bahan penolong sesuai dengan pemakaian, memenuhi kebutuhan pemakai dengan memproses surat permintaan kebutuhan barang dan sebagainya.

  d. Ekspedisi Tugas dan tanggungjawabnya adalah mengawasi masuk dan keluar kendaraan-kendaraan para pemasok dan langganan untuk ditimbang.

  e. Timbangan Tugas dan tanggungjawabnya adalah melakukan penimbangan terhadap para pemasok dan langganan yang masuk dan keluar.

  f. Pengadaan Tugas dan tanggungjawab adalah menyediakan kebutuhan-kebutuhan para pemakai.

  12. Divisi Keuangan Divisi Keuangan terbagi atas 2 bagian, yaitu :

  a. Kasir Tugas dan tanggungjawabnya adalah melakukan pembayaran hutang dagang dan lain, serta menyediakan kas untuk kebutuhan bagian penggajian.

  b. Keuangan Tugas dan tanggungjawabnya adalah mengatur keluar masuknya arus kas.

  13. Divisi Pembelian.

  Divisi Pembelian terbagi atas 2 bagian, yaitu :

  a. Pembelian Lokal Tugas dan tanggungjawabnya adalah membeli sparepart dan bahan penolong yang terdapat di dalam negeri.

  b. Pembelian Impor Tugas dan tanggungjawabnya adalah mengimpor sparepart dan bahan penolong dari luar negeri.

2.4.3. Jam Kerja

  Ketentuan jam kerja di PT. Growth Sumatra Industry dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu: a. Karyawan bagian kantor

  Terdiri dari 1 shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut: Untuk hari Senin-Kamis: Pukul 08.30-12.00 Wib : Kerja Aktif Pukul 12.00-13.00 Wib : Istirahat Pukul 13.00-16.30 Wib : Kerja Aktif Untuk hari Jumat: Pukul 08.30-12.00 Wib : Kerja Aktif Pukul 12.00-14.00 Wib : Istirahat Pukul 14.00-16.30 Wib : Kerja Aktif Untuk hari Sabtu:

  Pukul 08.30-12.00 Wib : Kerja Aktif (tanpa istirahat)

  b. Karyawan Bagian Produksi Terdiri dari 3 shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut: Shift A (pagi) : pukul 06.00-12.00 Wib Shift B (Sore) : pukul 14.00-22.00 Wib Shift C (Malam) : pukul 22.00-06.00 Wib Setiap karyawan bagian produksi akan mengalami pergantian shift pada setiap pertengahan bulan dan akhir bulan, yaitu karyawan dari shift A pindah ke shift B, dari shift B pindah ke shift C dan dari shift C pindah ke shift A, demikian seterusnya.

2.5. Proses Produksi

  Proses produksi merupakan suatu proses perubahan elemen-elemen input dalam sistem produksi yang terbuat dari bahan baku, manusia, mesin, peralatan, metode kerja, modal dan energi sehingga menghasilkan nilai tambah yang mengubah input menjadi output.

2.5.1. Bahan yang Digunakan

  1. Bahan Baku Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pengolahan besi dan baja adalah scrap (besi tua atau besi bekas) karbon rendah medium yang terdiri atas 3 macam: − Import scrap adalah scrap yang didatangkan dari luar negeri (Singapura dan Hongkong), misalnya scrap dari kapal-kapal tua.

  − Home scrap adalah scrap yang berasal dari pabrik-pabrik di lingkungan PT.

  Growth Sumatra Industry .

  − Local scrap adalah scrap yang berasal dari luar lingkungan PT. Growth Sumatra Industry , misalnya scrap mobil bekas dan kapal-kapal tua.

  2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah suatu bahan yang dimasukkan kedalam tanur sewaktu proses peleburan berlangsung didalam tanur. Bahan tambahan yang dipakai dalam proses pengolahan besi dan baja adalah:

  a. Batu Kapur (CaO) Fungsinya adalah mengurangi kadar fosfor dan memisahkan segala kotoran yang ada pada cairan besi sehingga cairan besi tetap bersih.

  b. Batubara, Carbon raiser fungsinya adalah mengatur kadar karbon dalam cairan besi, meningkatkan kadar karbon pada proses peleburan dan menaikkan temperatur cairan di dalam tanur.

  c. Fluorspar (CaF

  2

  ) fungsinya adalah mencairkan slag (terak) untuk memudahkan pemisahannya dengan cairan besi. Slag adalah setiap elemen- elemen logam cair yang beroksidasi dengan udara.

  d. Ferro Silikon (FeSi) fungsinya adalah membuang gas dan cairan sehingga tidak terjadi oksidasi, menyempurnakan aliran besi pada waktu penuangan dan membuat besi menjadi liat dan permukaannya mengkilat.

  e. Ferro Manganese (FeMn) fungsinya menambah kekuatan dan kekerasan besi baja dan menaikkan kadar mangan. f. Oksigen fungsinya adalah sebagai pengontrol kadar karbon dan mempercepat proses peleburan.

  g. Tepung MgO (Mangnesium Oksida) fungsinya adalah melapisi dinding tanur setelah penuangan.

  h. Silikon Karbida fungsinya adalah menaikkan kadar karbon dan silikon.

  3. Bahan Penolong Bahan penolong yaitu bahan yang tidak ikut dalam proses produksi, tetapi merupakan bagian dalam produk akhir yang akan dihasilkan. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi di PT. Growth Sumatra Industry adalah:

  a. Air Air digunakan untuk pendinginan pada CCM (Continuous Casting Machine) dan Rolling Mill. Air diambil dari sumur bor yang berada di lokasi pabrik. Air ini diolah dengan Water Treatment dan kemudian dialirkan ke pabrik dengan menggunakan pompa air.

  b. Sekam padi Sekam padi dimasukkan ke dalam ladel setelah cairan besi/ baja dituang ke dalam ladel. Sekam ini berguna untuk menjaga kestabilan suhu dalam ladel dan mencegah agar tidak terjdinya pencampuran udara luar dengan cairan baja.

  c. Minyak nabati Minyak nabati digunakan untuk mengurangi gesekan antara mould dengan cairan logam. d. Minyak pelumas (Oli) Minyak pelumas (Oli) digunakan untuk meminyaki roda gigi yang terdapat pada mesin-mesin. Pemberian minyak pelumas akan memperlancar putaran roda. Minyak pelumas yang dipakai untuk roda gigi adalah RORED HD-A (Sae 140), sedangkan untuk hidrolik sirkulasi digunakan minyak pelumas TURALIK 69 (VG 100).

  e. Bahan bakar Bahan bakar yang digunakan untuk generator adalah bahan bakar solar, generator adalah sumber listrik bagi penerangan diseluruh lingkungan pabrik pada saat arus listrik PLN terputus.

  f. Bahan bakar gas Bahan bakar gas digunakan untuk pemanasan ladel dan untuk dapur pemanas ulang. Bahan bakar yang digunakan adalah Liquefied Natural Gas (LNG).

2.5.2. Uraian Proses Produksi

  PT. Growth Sumatra Industry mempunyai tiga bagian utama proses

  produksi, yaitu proses Peleburan (Melting), proses penuangan (Continuous Casting Machine ) dan proses Penggilingan (Rolling Mill).

2.5.2.1.Proses Peleburan (Melting)

  Proses pengolahan logam pada pabrik peleburan dibagi atas dua unit, yaitu unit scrap dan unit Electric Arc Furnance (EAF)

1. Unit Scrap

  Scrap yang digunakan oleh PT. Growth Sumatra Industry adalah scrap

  impor, home scrap dan lokal scrap, impor scrap biasanya sudah dalam keadaan ditekan (dipress). Scrap ini didatangkan dengan truk dan ditimbun di dua tempat yaitu:

  1. Scrap yard , yaitu tempat penimbunan scrap dilapangan terbuka dibelakang pabrik. Ini merupakan tempat penimbunan scrap impor dan home scrap.

  Proses pengangkutan scrap dari scrap yard ke scrap bay dengan menggunakan truk dengan bantuan bucket.

  2. Scrap Bay, yaitu tempat penimbunan scrap di lapangan tertutup di samping tanur. Scrap lokal biasanya langsung dibawa ke tempat ini ditambah dengan

  scrap dari scrap yard.

  Tugas utama unit scrap adalah pemotongan scrap, pemilihan scrap dan pengangkatan scrap yang diuraikan sebagai berikut: a. Pemotongan Scrap

  Pemotongan scrap dilakukan dengan menggunakan gas alam (LNG) dan oksigen scrap yang harus dipotong adalah yang bentuknya panjang dan besar agar mudah dimasukkan dan meningkatkan efisiensi penggunaan ruang. Pemilihan tabung-tabung yang tertutup agar dibelah karena dapat menimbulkan ledakan sewaktu dilebur. Ledakan ini dapat menumpahkan cairan logam dan merusak dinding EAF. b. Pemilihan Scrap Sebelum scrap dimasukkan kedalam EAF, scrap harus dipilih sesuai dengan syarat-starat sebagai berikut:

  1) Kering dari oli dan air 2) Scrap tidak boleh berupa granat bom dan peluru 2 3 3 4

  3) Karat (Fe O dan Fe O ) pada scrap mengandung banyak oksigen 4) Tembaga harus dipisahkan dari scrap 5) Scrap berupa baja karbon rendah

  c. Pengangkatan Scrap

  Scrap mempunyai bentuk ukuran yang tidak menentu sehingga alat

  pengangkatan yang sesuai ialah magnetic crane dan bucket. Kapasitas angkat maksimum crane adalah 20 ton sedangkan bucket adalah 40 ton.

2. Unit Electric Arc Furnance (EAF)

  Electric Arc Furnance atau tanur busur listrik merupakan tanur yang

  memanfaatkan energi listrik yang diubah menjadi energi panas untuk melebur

  

scrap baja. Pada PT. Growth Sumatra Industry jenis EAF yang digunakan adalah

EAF langsung pada tanur ini ruang tanur dilapisi dengan bata tahan api.

  Tanur berlapis bata tahan api beralas serbuk ganister dan berdinding bata silika yang digunakan untuk peleburan baja karbon rendah dan baja paduan rendah. Bahan bakunya adalah scrap yang mempunyai kadar fosfor dan belerang yang rendah. Secara berkala komposisi logam cair ditentukan dan bila perlu dapat ditambah unsur paduan tertentu sehingga sewaktu logam cair dituang komposisinya telah memenuhi persyaratan. Jenis tanur yang digunakan pada PT.

  Growth Sumatra Industry adalah EAF langsung dengan dinding magnesia.

  EAF langsung memiliki tanur yang dapat dibuka dengan memutar kesamping untuk memasukkan elektroda. Elektroda yang digunakan adalah grafit (bahan dasar karbon) berdiameter 14 inci dengan berat 375 kg/buah dan diperkirakan akan habis 5 kg/ton pada saat scrap dilebur.

2.5.2.2. Proses Penuangan

   Proses penuangan logam pada pabrik terdiri atas unit ladle dan unit continuous casting machine (CCM).

1. Unit Ladle

  Scrap yang dicairkan di unit EAF kemudian dituangkan kedalam ladel dan

  diangkut oleh Bridge Crane ke CCM. Ladel tersebut dari pelat baja dengan ketebalan 22 mm dan dilapisi dengan batu tahan api. Saluran keluar cairan logam (cairan baja/ logam cair) dibuat di dasar ladel. Mekanisme pembukaan dan penutupan saluran diatur melalui sliding gate yang digerakkan secara manual.

  Batu tahan api yang digunakan adalah:

  1. Type LW 151 lama/ baru LW 152 lama/ baru dan K6 yang terbuat dari bahan yang sama.

  Jenis : High aluminat ladle bricks − − Komposisi : Al

  2 O

3 (65-75%) Fe

  2 O 3 (maksimum 2%)

  2. Type SK 32 − Jenis : Fire Bricks Clay − Komposisi : Al

  2 O

3 (32-35%)

  SiO

  2 (60-65%)

  3

  − Massa jenis : 1,95-2,00 gr/cm

  

3

  − Crushing Strength : 200 kg/ cm Batu tahan api LW 151 dan LW 152 disusun berselang-seling sehingga diperoleh lingkaran bulat sesuai dengan bentuk ladle. Untuk merekatkan batu tahan api digunakan morter jenis M-80 SLP yang mempunyai komposisi Al

  2 O 3 85% dan SiO 2 10% sebagai pengisi antara batu tahan api LW dengan batu

  tahan api SK 22 digunakan lapisan MgO (Magnesium Oksida). Lapisan MgO ini berfungsi sebagai penyerap panas. Cairan logam akan keluar melalui Weel Block yang terpasang didasar ladle. Weel block ini juga terbuat dari batu tahan api, dimana pada bagian bawahnya dipasang sliding gate. Batu tahan api dalam ladle dapat dipakai dalam ± 70 kali tuang sedangkan sliding gate dapat dipakai empat kali tuang. Sebelum digunakan untuk menampung cairan logam, terlebih dahulu dipanaskan dengan gas alam (LNG) sekitar 30 menit tujuannya agar temperatur cairan logam pada saat dituang kedalam ladle tidak menurun.

2. Unit Continuous Casting Machine (CCM)

  Unit CCM adalah suatu mesin yang dapat melaksanakan pengecoran secara terus-menerus, dimana cairan logam yang dimasukkan kedalam mesin ini akan keluar langsung sebagai billet. CCM merupakan satu kesatuan unit-unit yang terdiri atas beberapa komponen, yaitu:

1. Tundish 2.

   Kereta tundish

  3. Saluran pembuangan cairan dan tong penampung baja cair 4.

   Box bending mould 5. Bending Mould 6. Oscillating machine 7. Cooling chamber 8. Dummy bar 9. Roll conveyor dan collecting table 10.

   Extraction machine 11. Shearing machine

2.5.2.3. Proses Penggilingan (Rolling Mill)

  Gilingan merupakan proses pengolahan billet dengan menggilingnya menjadi baja tulangan polos, baja tulangan as, besi siku ataupun WF. Dimana penggilingan dilakukan untuk memperkecil ukuran sesuai yang diinginkan dan melakukan pembentukan. Billet yang telah dicetak dikirim ke setiap rolling mill untuk digiling sesuai dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan. Sebelum masuk ke rolling mill, ujung dan pangkal billet akan dipotong oleh rotary shear untuk mendapatkan ujung yang sempurna. Hal yang perlu diperhatikan adalah semakin kecil ukuran billet yang diinginkan maka akan semakin banyak rolling

  

strand yang digunakan, sebaliknya bila semakin besar billet yang digunakan maka

akan semakin sedikit rolling strand yang digunakan.

  Pada PT. Growth Sumatra Industry terdapat lima buah gilingan dengan fungsi yang berbeda-beda.

  Diagram alir proses pembuatan besi beton, besi siku, besi as, dan besi WF dapat dilihat pada Gambar 2.2. di bawah ini:

  Pembentukan di mesin Milling I Pembentukan

  Besi di mesin Beton Milling II

  Logam Pembentukan Billet

  Peleburan di cair Pencetakan di Besi As di mesin

  Scrap mesin EAF mesin CCM Milling III

  Pembentukan Besi di mesin Siku

  Milling IV Pembentukan Besi di mesin

  WF Milling V

Gambar 2.2. Diagram Alir Produk

2.5.3. Mesin dan Peralatan

2.5.3.1.Mesin Produksi

  Mesin produksi yang digunakan yaitu:

  1. Nama Mesin : Electric Arc Furnance (EAF)

  Fungsi : Tempat bahan baku utama untuk dilebur Jumlah : 3 Unit Merek : SS 3600-L Tipe : Steel Marketing Kapasitas : 20 Ton/ proses Sistem Kontrol Suhu : Otomatis Power : 697 kwh/ ton; 220/380 V Ukuran Dapur : 4 m x 9 m Diameter dalam : 3,6 m Tinggi : 2,8 m Operating Temperatur : 1680 C Penggerak : Hidrolik

  2. Nama Mesin : Ladle Fungsi : Tempat penuangan cairan dari tanur ke

  CCM Jumlah : 12 Unit Kapasitas : 20 ton Sistem Kontrol Operasi : Manual Diameter : 1,5 m Tinggi : 2,5 m Tebal : 10 cm Maksimum Temperatur : 1700 C

  3. Nama Mesin : Continuous Casting Machine Fungsi : Tempat pencetakan baja secara continuous Merek : Daniel 2 BLC – 501 / 2

  Power : 697 kwh /ton, 220/380 V Jumlah : 1 unit Sistem operasi : Manual Ukuran CCM : 130m x 130 m

  4. Nama mesin : Tundish Fungsi : Sebagai penampung cairan baja ladle

  Flowing speed : 10 ton / 15 menit

  Sistem Kontrol : Manual Jumlah : 8 unit

  5. Nama mesin : Hydrolic Shear Machine Fungsi : Memotong billet sesuai ukuran

  Model : Hidrolik Power : 6 Hp Tegangan : 380 V Kapasitas : 2,6 m/menit Jumlah : 2 Unit

  6. Nama mesin : Reheating Furnance

  Fungsi : Tempat pemanasan ulang billet Kapasitas : 200 batang billet Power : 500 kwh / ton ; 220/380 V Sistem Kontrol : Otomatis Jumlah : 4 Unit

  7. Nama Mesin : Rolling Mill Machine Fungsi : Membentuk baja billet sesuai cetakan Jumlah : 5 unit Merek : NKC Taiwan, RDC Power : 500 – 1.200 HP Kuat Arus : 100-200 Ampere Sistem control suhu : Otomatis

  8. Nama Mesin : Flying Shear Machine Fungsi : Memotong bagian ujung billet setelah dicetak Jumlah : 5 unit Merek : SI 132 M-6-A Tegangan : 380 V Sistem kontrol : Otomatis

  9. Nama Mesin : Cooling Bed

  Fungsi : Tempat penampungan baja beton keluar dari rolling mill dan sekaligus tempat pendinginan

  Jumlah : 6 unit Power : 250 kwh /ton ; 220V Kapasitas : 200 batang billet Sistem kontrol : Otomatis Penggerak : Elektromotor

  10. Nama Mesin : Shapping Machine Merek : HU DONG Model : B 6050 Jumlah : 3 Unit Penggerak : Otomatis

2.5.3.2. Peralatan (Equipment)

  Peralatan yang digunakan yaitu:

  1. Electric Crane Fungsi : Mengangkat charging bucket dan tundish ke tempat peleburan

  Kapasitas : 30 ton Jumlah : 10 Unit

  2. Charging Bucket Fungsi : Pembuatan scrap baja yang akan dimasukan ke tanur Kapasitas : 7 ton Jumlah : 10 unit

  3. Compressor Fungsi : Angin untuk keperluan pneumatic pada mesin CCM

  Jumlah : 6 unit Power : 100 Hp

2 Tekanan : 5 kg/cm

  4. Trafo Fungsi : Supply daya keseluruhan pabrik Tipe : Indoor Sistem Pendingin : ONAN Daya : 6000 KVA Rating Arus : 173,2 A Massa Total : 9.000 kg Jumlah : 4 Unit

  5. Blower Fungsi : Untuk menyediakan udara pada Reheating Furnance Penggerak : Elektromotor

  Tipe : Sentrifugal Jumlah : 2 unit

  6. Gap-Bed Lathe Machine (Mesin Bubut) Fungsi : Mebuat gigi pada rolling Merek : CROWB-4 Tipe : C40271 Jumlah : 7 Unit

  7. Roll Conveyor Tipe : Horizontal Merek : AEE/50 Hz Tipe : B 6050 Jumlah : 5 unit

2.5.4. Utilitas

  Utilitas adalah alat perlengkapan yang mendukung pelaksanaan produksi dalam kegiatan perusahaan. Beberapa utilitas yang digunakan antara lain :

  1. Fasilitas Penyediaan Sumber Tenaga Listrik Sumber arus listrik pada PT. Growth Sumatera Industry berasal dari PLN

  (Perusahaan Listrik Negara) dan generator. Sumber listrik dari PLN digunakan dalam kegiatan proses produksi dalam perusahaan, selain itu juga digunakan penerangan pada area kerja 30 MW, 20 KV, sedangkan arus listrik yang dibangkitkan dari generator hanya berfungsi sebagai supply cadangan apabila ada gangguan pada PLN.

  2. Fasilitas Penyediaan Air Air merupakan unit pendukung yang sangat penting pada proses produksi yaitu sebagai media pendingin tanur maupun rolling machine. Sumber air berasal dari air sungai dan PAM (Perusahaan Air Minum) .

  3. Dust Collector

  Dust collector merupakan tempat penyaringan partikel-partikel debu yang

  berasal dari asap dan debu pabrik peleburan. Asap dan debu ini tidak langsung dibuang begitu saja, tetapi dialirkan terlebih dahulu ke dust collector melalui pipa asap, selanjutnya asap dan debu diproses atau disaring dalam dust collector sehingga kadar debunya memenuhi nilai ambang batas (NAB) yang ditetapkan oleh Departemen Perindustrian dan Kesehatan.

  4. Bengkel Untuk perawatan korektif dan fasilitas produksi, perusahaan membentuk unit perbaikan dan perawatan (repairing and maintenance) yaitu fasilitas perbengkelan. Dengan adanya bengkel ini maka perusahaan dapat menekan biaya perbaikan dan reparasi seminimum mungkin dan waktu perbaikan alat yang lebih singkat bila dikerjakan oleh pihak orang lain.

  5. Laboratorium Laboratorium digunakan sebagai tempat pengujian komposisi kimia dan pengujian sifat mekanik baja dari proses produksi. Laboratorium pengujian komposisi kimia telah dilengkapi dengan sistem pemeriksaan sampel dan sistem komputasi, sehingga dengan adanya ini proses analisis kimia dapat diketahui secara cepat dan akurat.

2.5.5. Safety and Fire Protection

  Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

  Bahaya kecelakaan kerja dalam pabrik dapat dihindari dengan memperhatikan hal berikut :

  1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari :

  • Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
  • Lingkungan kerja
  • Proses kerja
  • Sifat pekerjaan
  • Cara kerja

  2. Perbuatan berbahaya yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi antara lain karena :

  • Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
  • Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect) - Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
  • Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik.

  Dengan memperhatikan hal tersebut, maka diharapkan keselamatan kerja akan lebih terjamin sehingga produksi dapat berjalan dengan lancar. Apabila terjadi kecelakaan kerja maka tindakan penyelamatan dilakukan melalui unit Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) pada poliklinik sebelum dibawa ke rumah sakit.

  Pencegahan terhadap kebakaran pabrik dapat diatasi dengan cara :

  • Konstruksi bangunan yang tahan api
  • Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar
  • Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
  • Sistem tanda kebakaran yang manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya segera dan memberikan tanda secara otomatis - Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.
  • Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.

  Adapun sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan yaitu:

  1. Helm Helm digunakan sebagai pengaman kepala dari benda-benda yang jatuh dari atas.

  2. Pelindung Telinga (Ear Protection)

  Pelindung telinga digunakan sebagai pelindung suara-suara yang bising.

  3. Pakaian Seragam Sebagai baju kerja untuk melindungi diri dari panas dan debu dilapangan.

  4. Sepatu Boot Sebagai pelindung kaki dari ancaman benda-benda yang jatuh dari atas.

  5. Kaca Mata Sebagai pelindung mata dari debu, sinar ultraviolet dan radiasi.

  6. Dust Mask (Masker debu) Masker debu digunakan untuk mencegah masuknya debu dan bau-bauan zat kimia kedalam saluran pernapasan.

  7. Sarung Tangan Sarung tangan sebagai pelindung dari bahan-bahan panas dan bahan kimia yang beracun.

2.5.6. Waste Treatment

  PT. Growth Sumatera Industry melakukan pengawasan secara regular

  dengan pengambilan sampel dari bahan yang berdekatan dengan pabrik untuk melihat pengaruh limbah dan gas dari proses produksi baja. Proses pengolahan limbah yang dihasilkan pada proses produksi telah disesuaikan dengan standar lingkungan dan telah menggunakan teknologi ramah lingkungan. Proses pengolahan limbah terdiri dari 3 bagian yaitu :

  1. Proses Pengolahan Limbah Padat

  Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan operasi pabrik dikumpulkan pada tempat penyimpanan sementara, dan ditutup dengan baik. Limbah padat umumnya ditempatkan pada tempat yang telah disediakan

  2. Proses Pengolahan Limbah cair Limbah cair diolah dengan cara pengolahan atau pemurnian air industri pada

  

water purifying . Setelah dimurnikan maka air kemudian digunakan kembali

untuk keperluan industri.

  3. Proses Pengolahan Limbah Gas Proses pengolahan limbah gas adalah proses dry scrubbling system dimana bahan gas hasil reaksi dibuang kedalam sebuah reactor. Gas yang dilepas dari tungku reduksi termasuk karbon dan debu diisap kedalam sistem pembersihan gas kering dan ventilator pengisapan melalui pipa gas. Fasilitas utama untuk pembuangan limbah gas melalui dry scrubing system dan reacted chloride handing system.

Dokumen yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Karakteristik Individu, Konsumsi Zat Gizi dan Sosial Budaya terhadap Kejadiaan Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Motivasi - Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperwatan Universitas Sumatera Utara

0 0 17

Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperwatan Universitas Sumatera Utara

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Rumah Tangga 2.1.1 Definisi Limbah Rumah Tangga - Fitoremediasi Limbah Rumah Tangga oleh Tanaman Wlingen (Scirpus grossus), Kiapu (Pistia stratiotes), dan Teratai (Nymphea firecrest)

0 1 33

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota - Fitoremediasi Limbah Rumah Tangga oleh Tanaman Wlingen (Scirpus grossus), Kiapu (Pistia stratiotes), dan Teratai (Nymphea firecrest)

0 0 8

Gambaran Pola Asuh Orang Tua Pada Remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan

0 0 44

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh - Gambaran Pola Asuh Orang Tua Pada Remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan

0 0 11

Perbaikan Rancangan Infant Incubator dengan Mengintegrasikan Metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering di RSU Kabanjahe

0 0 24

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan - Mekanisme Jabatan Struktural Dan Manajemen Pengembangan Karir Pegawai Dalam Perspektif Hukum Administrasi Negara(Studi Pada Lingkungan Sekretariat Daer

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Mekanisme Jabatan Struktural Dan Manajemen Pengembangan Karir Pegawai Dalam Perspektif Hukum Administrasi Negara(Studi Pada Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara)

0 1 19