Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko Terhadap Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Pada Bank Syariah di Indonesia
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko Terhadap Pembiayaan
Mudharabah dan Musyarakah Pada Bank Syariah di Indonesia
Rina Destiana
Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon
(destirin@gmail.com)
ABSTRAK
Pembiayaan mudharabah dan musyarakah termasuk ke dalam pembiayaan
dengan prinsip bagi hasil. Pembiayaan mudharabah dan musyarakah lebih menyentuh
pada sektor riil dan menggerakkan perekonomian. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji dan menganalisis pengaruh dana pihak ketiga dan risiko terhadap pembiayaan
mudharabah dan musyarakah pada bank syariah di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan dalam situs resmi Bank
Indonesia. Data yang disajikan dalam Statistik Perbankan Syariah tersebut bersumber
dari laporan bulanan bank umum syariah (BUS) sehingga data penelitian ini
merupakan data gabungan BUS dan unit usaha syariah (UUS) yang terdaftar di Bank
Indonesia. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Hipotesis
penelitian diuji menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik DPK
maupun risiko, kedua-duanya berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah
dan musyarakah pada bank syariah di Indonesia.
Kata kunci : dana pihak ketiga, mudharabah, musyarakah, pembiayaan, risiko
tersebut terletak pada prinsip-prinsip
PENDAHULUAN
Perbankan
sebagai
lembaga
keuangan utama dalam sistem keuangan
berperan
sebagai
intermediary.
Baik
financial
bank
syariah
ataupun bank konvensional, keduanya
memiliki fungsi dan peran yang sama
dalam hal penghimpunan dana dari
masyarakat kemudian menyalurkannya
kembali dalam bentuk pembiayaan.
Adapun
yang
menjadi
perbedaan
mendasar antara kedua jenis bank
dalam
transaksi
keuangan
atau
operasionalnya.
Pada bank konvensional, sistem
bunga
(interest)
tujuan
untuk
pemenuhan
digunakan
dengan
mengoptimalkan
kepentingan
pribadi
sehingga kurang mempertimbangkan
dampak sosial yang ditimbulkannya.
Sedangkan sistem bagi hasil (profit
sharing) pada bank syariah berorientasi
pada pemenuhan kemaslahatan hidup
umat manusia (Sudarsono, 2008).
42
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
Pada
dasarnya,
produk
yang
ditawarkan oleh bank syariah meliputi
ISSN: 1978-2560
bersama
oleh
kedua
belah
pihak
(Antonio, 2001).
mudharabah
dan
pembiayaan, penghimpunan dana dalam
musyarakah lebih menyentuh
pada
bentuk simpanan yang disebut DPK,
sektor
dan jasa. Dewasa ini, pembiayaan pada
perekonomian. Bank syariah terbukti
perbankan
efektif memainkan perannya sebagai
penyaluran
dana
dalam
syariah
bentuk
mengalami
Pembiayaan
riil
dan
menggerakkan
perkembangan yang sangat signifikan.
lembaga
Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip
mengembangkan sektor riil melalui
syariah adalah untuk meningkatkan
pembiayaan
kesempatan kerja dan kesejahteraan
musyarakah serta instrumen profit and
ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam
loss sharing, secara alamiah memiliki
(Rimadhani dan Erza, 2011).
andil dalam menahan laju inflasi dan
Secara
intermediasi
dan
dan
mudharabah
garis besar, produk pembiayaan pada
mendorong
bank syariah diklasifikasikan menjadi
Meskipun demikian pembiayaan dengan
empat: pembiayaan dengan prinsip jual
prinsip ini belum tumbuh optimal dan
beli, pembiayaan dengan prinsip sewa,
konsentrasi pembiayaan masih terpusat
pembiayaan dengan akad pelengkap dan
pada pembiayaan murabahah (Rama,
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
2013).
ekonomi.
Dalam praktiknya, bank syariah
(Karim, 2007).
Pembiayaan
musyarakah
pertumbuhan
mudharabah
termasuk
ke
dan
dalam
lebih
banyak
menggunakan
skim
murabahah (pembiayaan dengan prinsip
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.
jual-beli)
Dalam prinsip bagi hasil, penentuan
pembiayaan. Karakteristik murabahah
besarnya nisbah bagi hasil dibuat pada
yang pasti dalam besaran angsuran dan
waktu akad dengan berpedoman pada
margin juga melahirkan persepsi bahwa
kemungkinan untung rugi, besarnya
penggunaan akad murabahah dapat
nisbah tergantung dari untung yang
mengurangi tingkat risiko pembiayaan
diperoleh
(Yuliani, 2015).
dimana
jumlah
dalam
penyaluran
keuntungannya akan meningkat sesuai
Data yang dihimpun oleh Bank
dengan peningkatan keuntungan, dan
Indonesia melalui Statistik Perbankan
bila usaha merugi kerugian ditanggung
Syariah (www.bi.go.id) menunjukkan
43
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
bahwa di Indonesia, dari tahun ke
terjadinya moral hazard dan biaya
tahun, pembiayaan murabahah pada
transaksi
bank
Kurniawasih, 2014).
syariah
masih
mendominasi
dibanding pembiayaan dengan akad
lainnya.
Perkembangan
komposisi
tinggi
(Arnan
dan
Fenomena rendahnya pembiayaan
berbasis
bagi
hasil
merupakan
pembiayaannya dapat dilihat pada tabel
permasalahan
berikut.
dibahas dan dicari solusi yang tepat.
penting
yang
perlu
Rendahnya pembiayaan berbasis bagi
Tabel 1
hasil cenderung merupakan masalah
Komposisi Pembiayaan Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah
(dalam milyar Rp)
Akad
2010
2011
2012
multi dimensi yang telah terjadi sejak
lama dan tidak ada kecenderungan
untuk berubah. Implikasi dari tingginya
2013
Mudharabah
8.631
10.229
12.023
13.625
pembiayaan non bagi hasil ini adalah
Musyarakah
14.624
18.960
27.667
39.874
terbentuknya persepsi publik bahwa
Murabahah
37.508
56.365
88.004
110.565
0
0
0
0
bank syariah hampir tidak ada bedanya
347
326
376
582
dengan bank konvensional (Ascarya
Ijaroh
2.341
3.839
7.345
10.481
Qordh
4.731
12.937
12.090
8.995
Salam
Istishna
Sumber: Statistik Perbankan Syariah (www.bi.go.id)
dan Yumanita, 2005).
Melihat fenomena bahwa masih
rendahnya pembiayaan berbasis bagi
Masih rendahnya porsi pembiayaan
hasil, yaitu pembiayaan mudharabah
bagi hasil atau dominasi pembiayaan
dan musyarakah, maka perlu dikaji
nonbagi hasil terutama murabahah pada
faktor-faktor apa yang berpengaruh
portofolio pembiayaan bank syariah
terhadap pembiayaan mudharabah dan
ternyata merupakan fenomena global,
musyarakah.
Dengan
tidak terkecuali di Indonesia. Fenomena
faktor-faktor
yang
ini
pembiayaan
tersebut,
disebabkan
karena
pembiayaan
mengetahui
mempengaruhi
pihak
bank
berbasis bagi hasil cenderung memiliki
syariah bisa mengoptimalkan faktor-
risiko lebih besar jika dibandingkan
faktor tersebut agar terjadi peningkatan
dengan pembiayaan lainnya. Walaupun
porsi pembiayaan mudharabah dan
prinsip bagi hasil menjadi ciri khas
musyarakah.
bank
syariah,
namun
risiko
yang
Beberapa hasil penelitian terdahulu
dihadapi cukup besar yaitu risiko
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
44
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
mempengaruhi
volume
pembiayaan
mudharabah dan musyarakah adalah
dana pihak ketiga dan tingkat risiko
ISSN: 1978-2560
keuangan yang dihadapi khususnya dari
dana yang disalurkan (Wibowo, 2007).
Penelitian
menemukan
bank. Menurut Wibowo (2007), besar
bahwa
kecilnya
yang
volume pembiayaan mudharabah pada
sangat
perbankan syariah (Faikoh, 2008 dalam
penyaluran
diberikan
bank
dana
syariah
NPF
empiris
berpengaruh
terhadap
dipengaruhi oleh besar kecilnya dana
Andraeny 2011).
pihak ketiga (DPK). Maryanah (2008)
(2009) juga membuktikan bahwa NPF
menjelaskan bahwa DPK berpengaruh
berpengaruh
terhadap pembiayaan bagi hasil di Bank
pembiayaan pada perbankan syariah di
Syariah
(2011)
Indonesia. Purwidianti dan Hidayah
menemukan bahwa DPK berpengaruh
(2014) juga telah membuktikan bahwa
terhadap volume pembiayaan berbasis
NPF berpengaruh terhadap pembiayaan
bagi hasil pada perbankan syariah di
perbankan
Indonesia.
UMKM.
Mandiri.
Andraeny
Siswati
(2013)
dalam
penelitiannya juga membuktikan bahwa
Penelitian Haryadi
terhadap
syariah
Penelitian
ini
penyaluran
untuk
sektor
dilakukan
untuk
DPK berpengaruh terhadap penyaluran
menguji dan menganalisis bagaimana
dana Bank Syariah Mega Indonesia.
pengaruh DPK dan risiko terhadap
Demikian halnya Qolby (2013) yang
pembiayaan
juga
musyarakah pada bank syariah. Dalam
menemukan
berpengaruh
bahwa
terhadap
DPK
pembiayaan
Hasil penelitian juga menunjukkan
faktor
lain
yang
ini
dirumuskan
dan
masalah
bagaimana pengaruh DPK dan risiko
perbankan syariah di Indonesia.
bahwa
penelitian
mudharabah
juga
terhadap pembiayaan mudharabah dan
musyarakah.
mempengaruhi penyaluran dana bank
syariah
adalah
risiko.
Risiko
pembiayaan yang diukur dengan Non
Performing
merupakan kondisi yang sering terjadi
untuk
mengukur
LITERATUR
DAN
PERUMUSAN HIPOTESIS
(NPF)
Financing
dalam bank syariah. NPF
TELAAH
digunakan
besarnya
risiko
Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah
adalah
akad
kerjasama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (shahibul maal)
menyediakan seluruh modal, sedangkan
45
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
pengelola.
suatu usaha tertentu dimana masing-
Keuntungan usaha secara mudharabah
masing pihak memberikan kontribusi
dibagi menurut kesepakatan, dan bila
dana dengan keuntungan dan risiko
mengalami
akan ditanggung bersama sesuai dengan
pihak
lainnya
menjadi
rugi
ditanggung
oleh
pemilik modal selama kerugiannya
bukan disebabkan kelalaian si pengelola
dana (Sudarsono, 2008).
bentuk
equity
Bentuk kerjasama kedua belah
pihak
merupakan
Mudharabah
kesepakatan (Sudarsono, 2008).
suatu
dimana
financing
dapat
dagangan,
berupa
peralatan,
dana,
barang
properti,
dan
barang lainnya yang dapat dinilai
hubungan kontraknya bukan antara
dengan uang.
pemberi modal melainkan antara pihak
Ascarya
penyedia dana dalam hal ini adalah
pembiayaan
bank dan pihak pengelola dana yaitu
kerjasama
nasabah
atau
pengusaha bekerjasama sebagai mitra
enterpreneur (Sari, Sugiarti dan Wulan,
usaha dalam bisnis. Masing-masing
2012).
pihak menyertakan modalnya dan ikut
sebagai
pengusaha
(2011)
menjelaskan
adalah
musyarakah
dimana
dua
atau
lebih
Pembiayaan mudharabah adalah
mengelola usaha tersebut. Keuntungan
pembiayaan atau penanaman dana dari
dan kerugian akan dibagi berdasarkan
pemilik dana (shahibul maal) kepada
persentase penyertaan modalnya.
pengelola
dana
(mudharib)
untuk
melakukan kegiatan usaha tertentu yang
sesuai syariah, dengan pembagian hasil
usaha
antara
berdasarkan
kedua
nisbah
Dana Pihak Ketiga
Dendawijaya (2005) menyatakan
belah
pihak
bahwa DPK yang dihimpun merupakan
yang
telah
dana
yang
terbesar
yang
paling
disepakati sebelumnya, dimana modal
diandalkan oleh bank (bisa mencapai
usaha seluruhnya berasal dari pihak
80% hingga 90% dari seluruh dana
atau
yang dikelola oleh bank). Menurut
shahibul
maal
pemilik
dana
(Giannini, 2013).
Antonio (2001), salah satu sumber dana
yang
pembiayaan
Pembiayaan Musyarakah
digunakan
adalah
untuk
simpanan
kerjasama
masyarakat (DPK). Semakin besar DPK
antara kedua pihak atau lebih untuk
yang berhasil dihimpun oleh bank maka
Musyarakah
adalah
dapat
46
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
semakin besar pula pembiayaan yang
juga mendukung temuan Maryanah
disalurkan oleh bank. Suyatno (2001)
(2008), Andraeny (2011) dan Siswati
juga menyatakan bahwa salah satu
(2013)
sumber dana yang digunakan untuk
pengaruh positif terhadap pembiayaan
pembiayaan adalah dana simpanan atau
perbankan
dana dari nasabah (DPK). Volume DPK
Berdasarkan pemaparan tersebut maka
yang berhasil dihimpun bank akan
dalam penelitian ini diajukan hipotesis:
sangat menentukan volume dana yang
Ha1 : DPK
bahwa
DPK
syariah
mempunyai
di
Indonesia.
berpengaruh
positif
dapat dikembangkan dalam penyaluran
terhadap
pembiayaan
pembiayaan.
mudharabah dan musyarakah
Kegiatan menghimpun dana dan
menyalurkan kembali dana tersebut
Risiko
kepada masyarakat merupakan fokus
Risiko pembiayaan yang diterima
utama kegiatan bank syariah. Dengan
bank merupakan salah satu risiko usaha
demikian, untuk dapat memberikan
bank, yang diakibatkan dari tidak
pembiayaan secara optimal, bank harus
dilunasinya kembali pinjaman yang
mempunyai kemampuan menghimpun
diberikan atau investasi yang sedang
DPK karena DPK merupakan sumber
dilakukan
utama pembiayaan bank syariah.
(Muhammad, 2005 dalam Firmansyah,
Penelitian
Maryanah
(2008)
oleh
Salah satu risiko yang dihadapi
terhadap pembiayaan bagi hasil di Bank
oleh
Syariah
ketidakmampuan
adalah
Andraeny (2011) telah
bahwa
variabel
positif terhadap
positif.
membuktikan
DPK
berpengaruh
volume pembiayaan
bank
2014).
menunjukkan bahwa pengaruh DPK
Mandiri
pihak
bank
memenuhi
syariah.
adalah
adanya
nasabah
perjanjian
untuk
dengan
Ketidakmampuan
bank
nasabah
untuk memenuhi kewajibannya kepada
berbasis bagi hasil pada perbankan
bank
syariah di Indonesia. Demikian halnya
pembiayaan
dengan
Performing Financing (NPF). NPF
Siswati
(2013)
yang
mengakibatkan
bermasalah
indikator
adanya
atau
risiko
Non
menemukan bahwa DPK berpengaruh
sebagai
bank
positif terhadap penyaluran dana Bank
menunjukkan kondisi dimana nasabah
Syariah Mega Indonesia. Qolby (2013)
sebagai debitur sudah tidak sanggup
47
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
memenuhi
sebagian
kewajibannya
atau
kepada
seluruh
pihak
bank
menyebabkan bank akan menaikan
pembiayaan (Antonio, 2001).
Christie (2007) menjelaskan bahwa
sebagaimana yang telah tertuang dalam
jika
kontrak perjanjian.
ISSN: 1978-2560
terjadi
Tingkat NPF suatu bank dapat
pembiayaan
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
Performing
pembiayaan
menurunkan
kurang
lancar
peningkatan
jumlah
bermasalah
(Non
jumlah
(substandard), diragukan (doubtful) dan
mudharabah.
macet (loss). Menurut Bank Indonesia
diajukan hipotesis:
dalam
Ha2 : Risiko
Sari
dkk
pembiayaan
(2012),
dalam
mudharabah
dan
maka
Financing)
akan
pembiayaan
Dengan
demikian
berpengaruh
negatif
terhadap pembiayaan mudharabah
musyarakah, pembiayaan dikategorikan
dan
kurang lancar apabila tunggakan sampai
syariah.
musyarakah
pada
bank
dengan 90 hari, realisasi bagi hasil di
atas 30% hingga 90% dari proyeksi
pendapatan. Pembiayaan dikategorikan
Kerangka
pemikiran
penelitian
dapat digambarkan sebagai berikut:
diragukan apabila tunggakan lebih dari
90 hari sampai dengan 180 hari,
realisasi bagi hasil kurang dari 30% dari
proyeksi
pendapatan.
+
DPK (X1)
Pembiayaan
Mudharabah dan
Musyarakah (Y)
Kemudian
dikategorikan macet apabila tunggakan
Risiko (X2)
_
lebih dari 180 hari, realisasi bagi hasil
kurang
dari
30%
dari
proyeksi
pendapatan lebih dari tiga periode
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Penelitian
pembayaran.
NPF sangat berpengaruh terhadap
pengendalian
biaya
dan
sekaligus
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
berpengaruh juga terhadap kebijakan
pendekatan
pembiayaan yang akan dilakukan oleh
menunjukkan pengaruh DPK dan risiko
bank.
Semakin
semakin
disalurkan.
NPF
untuk
NPF
maka
terhadap pembiayaan mudharabah dan
pembiayaan
yang
musyarakah. Data penelitian berupa
tinggi
kecil
kuantitatif
yang
rendah
48
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
angka-angka dianalisis menggunakan
berdasarkan kolektibilitas pembiayaan
software SPSS 18.
kategori kurang lancar, diragukan dan
dalam
macet pada periode pengamatan. Data
penelitian ini adalah data sekunder yang
NPF yang disajikan merupakan NPF
diperoleh
gross yaitu tanpa memperhitungkan
Data
yang
dari
digunakan
Statistik
Perbankan
Syariah yang dipublikasikan dalam situs
penyisihan
resmi
mengantisipasi
Bank
www.bi.go.id.
dalam
Indonesia
Data
Statistik
yang
Perbankan
melalui
disajikan
Syariah
yang
dibentuk
risiko
untuk
kerugian.
Variabel dependen penelitian adalah
pembiayaan
mudharabah
dan
tersebut bersumber dari laporan bulanan
musyarakah. Variabel tersebut diukur
bank umum syariah (BUS) sehingga
dengan
data penelitian ini merupakan data
diberikan BUS dan UUS berdasarkan
gabungan BUS dan UUS yang terdaftar
akad
di Bank Indonesia. Adapun periode
musyarakah
yang diamati yaitu dari tahun 2012
pengamatan.
jumlah
pembiayaan
mudharabah
dan
selama
yang
akad
periode
sampai dengan 2014, dimana data yang
Hipotesis penelitian diuji dengan
diamati adalah data bulanan. Untuk
model regresi linear berganda. Untuk
tahun 2012 yang diamati adalah bulan
menentukan ketepatan model, terlebih
Juli hingga Desember dan untuk tahun
dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang
2013 dan 2014, data yang diamati yaitu
meliputi
bulan
Desember
multikolinearitas,
periode
dan autokorelasi.
Januari
sehingga
hingga
diperoleh
30
pengujian
normalitas,
heteroskedastisitas
pengamatan.
Variabel independen penelitian
a. Uji Normalitas
Berdasarkan
adalah DPK dan risiko. Variabel DPK
diukur dengan jumlah tabungan akad
wadiah
dan mudharabah
ditambah
jumlah giro akad wadiah ditambah
jumlah deposito akad mudharabah.
Sedangkan untuk variabel risiko diukur
dengan NPF. NPF dalam penelitian ini
diukur
dengan
jumlah
pembiayaan
uji
Kolmogorof-
Smirnov yang diperoleh dari output
SPSS
diperoleh
nilai
signifikansi
residual dari model regresi adalah
0,688. Karena nilai signifikansi 0,688
lebih besar dari
= 0,05 atau 5% maka
disimpulkan bahwa model regresi sudah
memenuhi asumsi normalitas.
49
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
e. Analisis Regresi
b. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan
hasil
multikolinearitas
ISSN: 1978-2560
pengujian
diperoleh
bahwa
kedua variabel independen memiliki
Berdasarkan hasil uji t, dapat
disusun
persamaan
regresi
linear
berganda sebagai berikut.
nilai tolerance 0,169 dan nilai VIF
(Varian Infloating Factor) 5,933. Nilai
Y = -5405,988 + 0,285X1 + 1,187X2 + e
tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF
kurang dari 10 menunjukkan bahwa
dimana:
tidak terjadi multikolinearitas antar
Y = Pembiayaan Mudharabah dan
Musyarakah
variabel independen.
X1 = DPK
X2 = Risiko
c. Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan
hasil
pengujian
e = error
heteroskedastisitas dengan uji glejser,
nilai signifikansi variabel DPK sebesar
0,067
dan
nilai
signifikansi
NPF
sebagai indikator variabel risiko sebesar
0,521. Nilai ini lebih besar dari
= 0,05
atau 5% sehingga dapat disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
gejala
heteroskedastisitas dalam model regresi.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Uji Hipotesis
Koefisien regresi DPK sebesar
0,285, nilai thitung sebesar 12,756 dan
tingkat
signifikansinya
sebesar
0.
Karena koefisien regresinya lebih besar
dari 0, nilai thitung (12,756) lebih besar
d. Uji Autokorelasi
Pada output SPSS diperoleh nilai
asymtotic significant uji Runs Test
adalah sebesar 0,094. Nilai ini lebih
besar dari
= 0,05 atau 5% sehingga
dikatakan bahwa data yang digunakan
cukup
random.
disimpulkan
Dengan
bahwa
tidak
demikian
terjadi
gangguan autokorelasi pada data yang
diuji.
dari nilai
ttabel (1,70) dan tingkat
signifikansinya sama dengan 0 maka
hipotesis diterima. Dapat disimpulkan
bahwa
DPK
berpengaruh
positif
terhadap pembiayaan mudharabah dan
musyarakah.
Koefisien regresi NPF (indikator
dari risiko) sebesar 1,187, nilai thitung
sebesar
4,177
signifikansinya
dan
sebesar
tingkat
0.
Karena
50
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
koefisien regresinya lebih besar dari 0,
ini mendukung penelitian Andraeny
nilai thitung (4,177) lebih besar dari nilai
(2011), Siswati (2013) dan Qolby
ttabel (1,70) dan tingkat signifikansinya
(2013).
sama dengan 0 maka hipotesis ditolak.
Hipotesis ke dua yang diajukan
Dapat disimpulkan bahwa NPF yang
ditolak. Hasil penelitian menunjukkan
menjadi
bahwa risiko yang diukur dengan NPF
indikator
berpengaruh
pembiayaan
variabel
positif
risiko
terhadap
berpengaruh
dan
pembiayaan
mudharabah
positif
terhadap
mudharabah
dan
musyarakah. Jika terjadi peningkatan
musyarakah.
NPF sebagai indikator variabel risiko,
maka pembiayaan mudharabah dan
Pembahasan
Hipotesis pertama diterima, yaitu
DPK
berpengaruh
akan
mengalami
terhadap
peningkatan. Jika terjadi penurunan
dan
NPF maka pembiayaan mudharabah
musyarakah. Hal ini menjadi tanda
dan musyarakah juga akan mengalami
bahwa naik turunnya DPK selama
penurunan. Hal ini mengindikasikan
periode
mempengaruhi
bahwa tingginya NPF tidak menjadi
dan
penghalang bagi bank syariah untuk
pembiayaan
positif
juga
musyarakah
mudharabah
penelitian
pembiayaan
mudharabah
musyarakah
secara
signifikan.
tetap
memberikan
pembiayaan
Meningkatnya DPK berarti meningkat
mudharabah dan musyarakah. Terbukti
pula
dari hasil penelitian ini bahwa sekalipun
pembiayaan
mudharabah
dan
musyarakah. Jika terjadi penurunan
terjadi
DPK berarti menurun pula pembiayaan
pembiayaan
mudharabah dan musyarakah. Hasil
musyarakah yang diberikan oleh bank
penelitian ini menunjukkan bahwa DPK
syariah tetap mengalami peningkatan.
merupakan sumber pendanaan bank
Temuan
syariah yang paling utama, semakin
penelitian
Faikoh
besar jumlah DPK yang dihimpun oleh
Andraeny
(2011)
bank syariah dari masyarakat maka
berpengaruh positif terhadap volume
semakin
pembiayaan
besar
juga
pembiayaan
peningkatan
ini
pada
NPF,
mudharabah
dan
sejalan
dengan
(2008)
bahwa
mudharabah
hasil
dalam
NPF
pada
mudharabah dan musyarakah yang
perbankan syariah. Akan tetapi hasil
diberikan oleh bank syariah. Temuan
penelitian ini tidak sependapat dengan
51
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
Christie (2007) bahwa jika terjadi
ATM, serta melakukan promosi melalui
peningkatan
jumlah
pembiayaan
media cetak dan elektronik yang bisa
bermasalah
(Non
Performing
menjangkau masyarakat luas.
Financing) maka akan menurunkan
itu,
pihak
jumlah pembiayaan mudharabah.
berbagai
bank
hadiah
bisa
Selain
memberikan
menarik
kepada
nasabah yang memiliki simpanan di
bank, memberikan diskon menarik di
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Hasil
penelitian
menunjukkan
berbagai
merchant
ataupun
diskon
bahwa baik DPK maupun risiko, kedua-
untuk pembelian produk tertentu di
duanya berpengaruh positif
terhadap
pusat perbelanjaan bagi pemegang kartu
dan
ATM bank syariah. Cara lain yang bisa
hasil
dilakukan untuk menarik minat nasabah
untuk
yaitu dengan memberikan keringanan
meningkatkan pembiayaan mudharabah
dalam hal biaya administrasi bank,
dan musyarakah pada suatu periode
biaya ATM yang murah, memberikan
maka bank syariah perlu meningkatkan
margin atau bagi hasil yang kompetitif,
penghimpunan
pembiayaan
mudharabah
musyarakah.
Mengacu
penelitian
ini,
pada
maka
pada
periode
memberikan pelayanan sebaik mungkin
syariah
dapat
kepada nasabah agar nasabah menjadi
DPK
loyal dan tidak beralih kepada bank
jumlah
lain. Untuk memperluas jaringan dan
promosi-promosi
jangkauan kepada masyarakat, bank
produk simpanan kepada masyarakat,
syariah bisa membuka kantor-kantor
baik melalui pameran-pameran di pusat
cabang ataupun kantor-kantor unit ke
perbelanjaan ataupun dalam berbagai
pelosok-pelosok daerah agar mudah
tersebut.
DPK
Bank
meningkatkan
penghimpunan
dengan
meningkatkan
nasabah
cara
melalui
banyak
dijangkau oleh masyarakat. Dengan
pengunjung, mengadakan promosi ke
berbagai upaya tersebut diharapkan
sekolah-sekolah
perguruan
jumlah nasabah meningkat yang tentu
tinggi dimana nantinya pihak bank
saja akan meningkatkan jumlah DPK
syariah bisa bekerja sama dengan pihak
yang nantinya akan dimanfaatkan salah
sekolah dan perguruan tinggi untuk
satunya
pembuatan kartu pelajar ataupun kartu
pembiayaan
mahasiswa yang juga berfungsi sebagai
musyarakah.
event
yang
dihadiri
oleh
ataupun
sebagai
sumber
dana
mudharabah
dan
52
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
Mengingat penelitian ini hanya
menggunakan dua variabel independen,
periode pengamatan kurang luas dan
data yang digunakan merupakan data
gabungan
BUS
dan
UUS,
ada
kemungkinan hasil penelitian tidak
dapat digeneralisasi. Untuk penelitian
yang
akan
datang
dapat
lebih
mengeksplor variabel independen yang
bukan hanya bersifat internal tetapi juga
bersifat
eksternal,
menambahkan
variabel moderating atau intervening
serta memperluas periode penelitian
sehingga diperoleh temuan baru yang
dapat digeneralisasi.
Daftar Pustaka
Andraeny, D. 2011. Analisis Pengaruh
DPK, Tingkat Bagi Hasil dan Non
Performing Financing Terhadap
Volume Pembiayaan Berbasis
Bagi Hasil Pada Perbankan
Syariah di Indonesia. Paper
dipresentasikan Pada Simposium
Nasional Akuntansi XIV Aceh.
Antonio, M. S. 2001. Bank Syariah,
Dari Teori ke Praktek. Jakarta:
Gema Insani.
Arnan, S. G. dan I. Kurniawasih. 2014.
Pengaruh Jumlah DPK Dan
Tingkat
Non-Performing
Financing Terhadap Pembiayaan
Mudharabah Pada Bank Umum
Syariah Di Indonesia. Prosiding
Seminar Nasional Ekonomi dan
Bisnis 2014 Universitas Jenderal
ISSN: 1978-2560
Achmad Yani, 9 Oktober 2014,
hal. 364-368.
Ascarya. 2011. Akad dan Produk Bank
Syariah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Ascarya dan D. Yumanita. 2005.
Mencari
Solusi
Rendahnya
Pembiayaan Bagi Hasil di
Perbankan Syariah Indonesia.
Buletin Ekonomi dan Moneter
Perbankan 8(1): 7-43.
Christie, A. 2007. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Jumlah
Pembiayaan Mudharabah di Bank
Muamalat
Indonesia.
Tesis.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Dendawijaya, L. 2005. Manajemen
Perbankan Edisi 2. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Firmansyah, I. 2014. Determinant of
Non Performing Loan: The Case
of Islamic Bank in Indonesia.
Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan 17(2): 241-258.
Giannini, N. G. 2013. Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Mudharabah Pada Bank Umum
Syariah Di Indonesia. Accounting
Analysis Journal 2(1): 96-103.
Haryadi. 2009. Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Penyaluran
Pembiayaan Pada Perbankan
Syariah di Indonesia (Periode
2004:3–2009:04). Tesis Program
Pascasarjana
Universitas
Indonesia.
Karim, A. 2007. Bank Islam: Analisis
Fiqih dan Keuangan, Edisi
Ketiga. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
53
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
Kurniawanti, A. dan Zulfikar. 2014.
Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Berbasis Bagi Hasil Pada Bank
Umum Syariah di Indonesia.
Paper pada Seminar Nasional
Program Studi Akuntansi FEB
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta, 25 Juni 2014, hal. 145164.
Maryanah. 2008. Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Pembiayaan Bagi
Hasil di Bank Syariah Mandiri.
Ekesis, Jurnal Ekonomi Keuangan
dan Bisnis Islami 4(1): 1 – 19.
Purwidianti, W., A. Hidayah. 2014.
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Alokasi
Pembiayaan Perbankan Syariah
Untuk Usaha Mikro Kecil dan
Menengah di Indonesia. Prosiding
Seminar Hasil Penelitian LPPM
Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto: 75-80.
Qolby, M.L. 2013. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah di Indonesia.
Economics Development Analysis
Journal 2(4): 367-383.
Rama, A. 2013. Perbankan Syariah dan
Pertumbuhan Ekonomi (Studi
Kasus Perbankan Di Indonesia).
Jurnal ETIKONOMI, Vol. 12,
No.1.
ISSN: 1978-2560
Sari, S. I. N., D. Sugiarti, T. Sariwulan.
2012. Pembiayaan Mudharabah
dan Kaitannya Dengan Non
Performing Financing dan Bagi
Hasil. EconoSains X(2): 231-250.
Siswati. 2013. Analisis Penyaluran
Dana Bank Syariah. Jurnal
Dinamika Manajemen 4 (1): 8292.
Sudarsono, H. 2008. Bank dan
Lembaga Keuangan Syariah,
Deskripsi
dan
Ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia.
Wibowo, M. G. 2007. Potret Perbankan
Syariah Indonesia Terkini (Kajian
Kritis Perkembangan Perbankan
Syariah). Yogyakarta: Biruni
Press.
Yuliani, N. 16 Desember 2015.
Pembiayaan di Bank Syariah,
Kenapa Didominasi Murabahah?
Artikel on-line, diunduh melalui
http://www.kompasiana.com/nanay
uliani/pembiayaan-di-bank-syariahkenapa-didominasimurabahah_566e4ff75f23bda80697
1189 pada 16 Maret 2016.
Statistik Perbankan Syariah. Diakses
melalui www.bi.go.id
Suyatno, T. 2001. Kelembagaan
Perbankan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Rimadhani, M. dan O. Erza. 2011.
Analisis Variabel-Variabel Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Murabahah Pada Bank Syariah
Mandiri
Periode
2008.01–
2011.12. Media Ekonomi Vol. 19,
No. 1, 27-52.
54
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko Terhadap Pembiayaan
Mudharabah dan Musyarakah Pada Bank Syariah di Indonesia
Rina Destiana
Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon
(destirin@gmail.com)
ABSTRAK
Pembiayaan mudharabah dan musyarakah termasuk ke dalam pembiayaan
dengan prinsip bagi hasil. Pembiayaan mudharabah dan musyarakah lebih menyentuh
pada sektor riil dan menggerakkan perekonomian. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji dan menganalisis pengaruh dana pihak ketiga dan risiko terhadap pembiayaan
mudharabah dan musyarakah pada bank syariah di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan dalam situs resmi Bank
Indonesia. Data yang disajikan dalam Statistik Perbankan Syariah tersebut bersumber
dari laporan bulanan bank umum syariah (BUS) sehingga data penelitian ini
merupakan data gabungan BUS dan unit usaha syariah (UUS) yang terdaftar di Bank
Indonesia. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Hipotesis
penelitian diuji menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik DPK
maupun risiko, kedua-duanya berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah
dan musyarakah pada bank syariah di Indonesia.
Kata kunci : dana pihak ketiga, mudharabah, musyarakah, pembiayaan, risiko
tersebut terletak pada prinsip-prinsip
PENDAHULUAN
Perbankan
sebagai
lembaga
keuangan utama dalam sistem keuangan
berperan
sebagai
intermediary.
Baik
financial
bank
syariah
ataupun bank konvensional, keduanya
memiliki fungsi dan peran yang sama
dalam hal penghimpunan dana dari
masyarakat kemudian menyalurkannya
kembali dalam bentuk pembiayaan.
Adapun
yang
menjadi
perbedaan
mendasar antara kedua jenis bank
dalam
transaksi
keuangan
atau
operasionalnya.
Pada bank konvensional, sistem
bunga
(interest)
tujuan
untuk
pemenuhan
digunakan
dengan
mengoptimalkan
kepentingan
pribadi
sehingga kurang mempertimbangkan
dampak sosial yang ditimbulkannya.
Sedangkan sistem bagi hasil (profit
sharing) pada bank syariah berorientasi
pada pemenuhan kemaslahatan hidup
umat manusia (Sudarsono, 2008).
42
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
Pada
dasarnya,
produk
yang
ditawarkan oleh bank syariah meliputi
ISSN: 1978-2560
bersama
oleh
kedua
belah
pihak
(Antonio, 2001).
mudharabah
dan
pembiayaan, penghimpunan dana dalam
musyarakah lebih menyentuh
pada
bentuk simpanan yang disebut DPK,
sektor
dan jasa. Dewasa ini, pembiayaan pada
perekonomian. Bank syariah terbukti
perbankan
efektif memainkan perannya sebagai
penyaluran
dana
dalam
syariah
bentuk
mengalami
Pembiayaan
riil
dan
menggerakkan
perkembangan yang sangat signifikan.
lembaga
Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip
mengembangkan sektor riil melalui
syariah adalah untuk meningkatkan
pembiayaan
kesempatan kerja dan kesejahteraan
musyarakah serta instrumen profit and
ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam
loss sharing, secara alamiah memiliki
(Rimadhani dan Erza, 2011).
andil dalam menahan laju inflasi dan
Secara
intermediasi
dan
dan
mudharabah
garis besar, produk pembiayaan pada
mendorong
bank syariah diklasifikasikan menjadi
Meskipun demikian pembiayaan dengan
empat: pembiayaan dengan prinsip jual
prinsip ini belum tumbuh optimal dan
beli, pembiayaan dengan prinsip sewa,
konsentrasi pembiayaan masih terpusat
pembiayaan dengan akad pelengkap dan
pada pembiayaan murabahah (Rama,
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
2013).
ekonomi.
Dalam praktiknya, bank syariah
(Karim, 2007).
Pembiayaan
musyarakah
pertumbuhan
mudharabah
termasuk
ke
dan
dalam
lebih
banyak
menggunakan
skim
murabahah (pembiayaan dengan prinsip
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.
jual-beli)
Dalam prinsip bagi hasil, penentuan
pembiayaan. Karakteristik murabahah
besarnya nisbah bagi hasil dibuat pada
yang pasti dalam besaran angsuran dan
waktu akad dengan berpedoman pada
margin juga melahirkan persepsi bahwa
kemungkinan untung rugi, besarnya
penggunaan akad murabahah dapat
nisbah tergantung dari untung yang
mengurangi tingkat risiko pembiayaan
diperoleh
(Yuliani, 2015).
dimana
jumlah
dalam
penyaluran
keuntungannya akan meningkat sesuai
Data yang dihimpun oleh Bank
dengan peningkatan keuntungan, dan
Indonesia melalui Statistik Perbankan
bila usaha merugi kerugian ditanggung
Syariah (www.bi.go.id) menunjukkan
43
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
bahwa di Indonesia, dari tahun ke
terjadinya moral hazard dan biaya
tahun, pembiayaan murabahah pada
transaksi
bank
Kurniawasih, 2014).
syariah
masih
mendominasi
dibanding pembiayaan dengan akad
lainnya.
Perkembangan
komposisi
tinggi
(Arnan
dan
Fenomena rendahnya pembiayaan
berbasis
bagi
hasil
merupakan
pembiayaannya dapat dilihat pada tabel
permasalahan
berikut.
dibahas dan dicari solusi yang tepat.
penting
yang
perlu
Rendahnya pembiayaan berbasis bagi
Tabel 1
hasil cenderung merupakan masalah
Komposisi Pembiayaan Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah
(dalam milyar Rp)
Akad
2010
2011
2012
multi dimensi yang telah terjadi sejak
lama dan tidak ada kecenderungan
untuk berubah. Implikasi dari tingginya
2013
Mudharabah
8.631
10.229
12.023
13.625
pembiayaan non bagi hasil ini adalah
Musyarakah
14.624
18.960
27.667
39.874
terbentuknya persepsi publik bahwa
Murabahah
37.508
56.365
88.004
110.565
0
0
0
0
bank syariah hampir tidak ada bedanya
347
326
376
582
dengan bank konvensional (Ascarya
Ijaroh
2.341
3.839
7.345
10.481
Qordh
4.731
12.937
12.090
8.995
Salam
Istishna
Sumber: Statistik Perbankan Syariah (www.bi.go.id)
dan Yumanita, 2005).
Melihat fenomena bahwa masih
rendahnya pembiayaan berbasis bagi
Masih rendahnya porsi pembiayaan
hasil, yaitu pembiayaan mudharabah
bagi hasil atau dominasi pembiayaan
dan musyarakah, maka perlu dikaji
nonbagi hasil terutama murabahah pada
faktor-faktor apa yang berpengaruh
portofolio pembiayaan bank syariah
terhadap pembiayaan mudharabah dan
ternyata merupakan fenomena global,
musyarakah.
Dengan
tidak terkecuali di Indonesia. Fenomena
faktor-faktor
yang
ini
pembiayaan
tersebut,
disebabkan
karena
pembiayaan
mengetahui
mempengaruhi
pihak
bank
berbasis bagi hasil cenderung memiliki
syariah bisa mengoptimalkan faktor-
risiko lebih besar jika dibandingkan
faktor tersebut agar terjadi peningkatan
dengan pembiayaan lainnya. Walaupun
porsi pembiayaan mudharabah dan
prinsip bagi hasil menjadi ciri khas
musyarakah.
bank
syariah,
namun
risiko
yang
Beberapa hasil penelitian terdahulu
dihadapi cukup besar yaitu risiko
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
44
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
mempengaruhi
volume
pembiayaan
mudharabah dan musyarakah adalah
dana pihak ketiga dan tingkat risiko
ISSN: 1978-2560
keuangan yang dihadapi khususnya dari
dana yang disalurkan (Wibowo, 2007).
Penelitian
menemukan
bank. Menurut Wibowo (2007), besar
bahwa
kecilnya
yang
volume pembiayaan mudharabah pada
sangat
perbankan syariah (Faikoh, 2008 dalam
penyaluran
diberikan
bank
dana
syariah
NPF
empiris
berpengaruh
terhadap
dipengaruhi oleh besar kecilnya dana
Andraeny 2011).
pihak ketiga (DPK). Maryanah (2008)
(2009) juga membuktikan bahwa NPF
menjelaskan bahwa DPK berpengaruh
berpengaruh
terhadap pembiayaan bagi hasil di Bank
pembiayaan pada perbankan syariah di
Syariah
(2011)
Indonesia. Purwidianti dan Hidayah
menemukan bahwa DPK berpengaruh
(2014) juga telah membuktikan bahwa
terhadap volume pembiayaan berbasis
NPF berpengaruh terhadap pembiayaan
bagi hasil pada perbankan syariah di
perbankan
Indonesia.
UMKM.
Mandiri.
Andraeny
Siswati
(2013)
dalam
penelitiannya juga membuktikan bahwa
Penelitian Haryadi
terhadap
syariah
Penelitian
ini
penyaluran
untuk
sektor
dilakukan
untuk
DPK berpengaruh terhadap penyaluran
menguji dan menganalisis bagaimana
dana Bank Syariah Mega Indonesia.
pengaruh DPK dan risiko terhadap
Demikian halnya Qolby (2013) yang
pembiayaan
juga
musyarakah pada bank syariah. Dalam
menemukan
berpengaruh
bahwa
terhadap
DPK
pembiayaan
Hasil penelitian juga menunjukkan
faktor
lain
yang
ini
dirumuskan
dan
masalah
bagaimana pengaruh DPK dan risiko
perbankan syariah di Indonesia.
bahwa
penelitian
mudharabah
juga
terhadap pembiayaan mudharabah dan
musyarakah.
mempengaruhi penyaluran dana bank
syariah
adalah
risiko.
Risiko
pembiayaan yang diukur dengan Non
Performing
merupakan kondisi yang sering terjadi
untuk
mengukur
LITERATUR
DAN
PERUMUSAN HIPOTESIS
(NPF)
Financing
dalam bank syariah. NPF
TELAAH
digunakan
besarnya
risiko
Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah
adalah
akad
kerjasama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (shahibul maal)
menyediakan seluruh modal, sedangkan
45
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
pengelola.
suatu usaha tertentu dimana masing-
Keuntungan usaha secara mudharabah
masing pihak memberikan kontribusi
dibagi menurut kesepakatan, dan bila
dana dengan keuntungan dan risiko
mengalami
akan ditanggung bersama sesuai dengan
pihak
lainnya
menjadi
rugi
ditanggung
oleh
pemilik modal selama kerugiannya
bukan disebabkan kelalaian si pengelola
dana (Sudarsono, 2008).
bentuk
equity
Bentuk kerjasama kedua belah
pihak
merupakan
Mudharabah
kesepakatan (Sudarsono, 2008).
suatu
dimana
financing
dapat
dagangan,
berupa
peralatan,
dana,
barang
properti,
dan
barang lainnya yang dapat dinilai
hubungan kontraknya bukan antara
dengan uang.
pemberi modal melainkan antara pihak
Ascarya
penyedia dana dalam hal ini adalah
pembiayaan
bank dan pihak pengelola dana yaitu
kerjasama
nasabah
atau
pengusaha bekerjasama sebagai mitra
enterpreneur (Sari, Sugiarti dan Wulan,
usaha dalam bisnis. Masing-masing
2012).
pihak menyertakan modalnya dan ikut
sebagai
pengusaha
(2011)
menjelaskan
adalah
musyarakah
dimana
dua
atau
lebih
Pembiayaan mudharabah adalah
mengelola usaha tersebut. Keuntungan
pembiayaan atau penanaman dana dari
dan kerugian akan dibagi berdasarkan
pemilik dana (shahibul maal) kepada
persentase penyertaan modalnya.
pengelola
dana
(mudharib)
untuk
melakukan kegiatan usaha tertentu yang
sesuai syariah, dengan pembagian hasil
usaha
antara
berdasarkan
kedua
nisbah
Dana Pihak Ketiga
Dendawijaya (2005) menyatakan
belah
pihak
bahwa DPK yang dihimpun merupakan
yang
telah
dana
yang
terbesar
yang
paling
disepakati sebelumnya, dimana modal
diandalkan oleh bank (bisa mencapai
usaha seluruhnya berasal dari pihak
80% hingga 90% dari seluruh dana
atau
yang dikelola oleh bank). Menurut
shahibul
maal
pemilik
dana
(Giannini, 2013).
Antonio (2001), salah satu sumber dana
yang
pembiayaan
Pembiayaan Musyarakah
digunakan
adalah
untuk
simpanan
kerjasama
masyarakat (DPK). Semakin besar DPK
antara kedua pihak atau lebih untuk
yang berhasil dihimpun oleh bank maka
Musyarakah
adalah
dapat
46
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
semakin besar pula pembiayaan yang
juga mendukung temuan Maryanah
disalurkan oleh bank. Suyatno (2001)
(2008), Andraeny (2011) dan Siswati
juga menyatakan bahwa salah satu
(2013)
sumber dana yang digunakan untuk
pengaruh positif terhadap pembiayaan
pembiayaan adalah dana simpanan atau
perbankan
dana dari nasabah (DPK). Volume DPK
Berdasarkan pemaparan tersebut maka
yang berhasil dihimpun bank akan
dalam penelitian ini diajukan hipotesis:
sangat menentukan volume dana yang
Ha1 : DPK
bahwa
DPK
syariah
mempunyai
di
Indonesia.
berpengaruh
positif
dapat dikembangkan dalam penyaluran
terhadap
pembiayaan
pembiayaan.
mudharabah dan musyarakah
Kegiatan menghimpun dana dan
menyalurkan kembali dana tersebut
Risiko
kepada masyarakat merupakan fokus
Risiko pembiayaan yang diterima
utama kegiatan bank syariah. Dengan
bank merupakan salah satu risiko usaha
demikian, untuk dapat memberikan
bank, yang diakibatkan dari tidak
pembiayaan secara optimal, bank harus
dilunasinya kembali pinjaman yang
mempunyai kemampuan menghimpun
diberikan atau investasi yang sedang
DPK karena DPK merupakan sumber
dilakukan
utama pembiayaan bank syariah.
(Muhammad, 2005 dalam Firmansyah,
Penelitian
Maryanah
(2008)
oleh
Salah satu risiko yang dihadapi
terhadap pembiayaan bagi hasil di Bank
oleh
Syariah
ketidakmampuan
adalah
Andraeny (2011) telah
bahwa
variabel
positif terhadap
positif.
membuktikan
DPK
berpengaruh
volume pembiayaan
bank
2014).
menunjukkan bahwa pengaruh DPK
Mandiri
pihak
bank
memenuhi
syariah.
adalah
adanya
nasabah
perjanjian
untuk
dengan
Ketidakmampuan
bank
nasabah
untuk memenuhi kewajibannya kepada
berbasis bagi hasil pada perbankan
bank
syariah di Indonesia. Demikian halnya
pembiayaan
dengan
Performing Financing (NPF). NPF
Siswati
(2013)
yang
mengakibatkan
bermasalah
indikator
adanya
atau
risiko
Non
menemukan bahwa DPK berpengaruh
sebagai
bank
positif terhadap penyaluran dana Bank
menunjukkan kondisi dimana nasabah
Syariah Mega Indonesia. Qolby (2013)
sebagai debitur sudah tidak sanggup
47
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
memenuhi
sebagian
kewajibannya
atau
kepada
seluruh
pihak
bank
menyebabkan bank akan menaikan
pembiayaan (Antonio, 2001).
Christie (2007) menjelaskan bahwa
sebagaimana yang telah tertuang dalam
jika
kontrak perjanjian.
ISSN: 1978-2560
terjadi
Tingkat NPF suatu bank dapat
pembiayaan
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
Performing
pembiayaan
menurunkan
kurang
lancar
peningkatan
jumlah
bermasalah
(Non
jumlah
(substandard), diragukan (doubtful) dan
mudharabah.
macet (loss). Menurut Bank Indonesia
diajukan hipotesis:
dalam
Ha2 : Risiko
Sari
dkk
pembiayaan
(2012),
dalam
mudharabah
dan
maka
Financing)
akan
pembiayaan
Dengan
demikian
berpengaruh
negatif
terhadap pembiayaan mudharabah
musyarakah, pembiayaan dikategorikan
dan
kurang lancar apabila tunggakan sampai
syariah.
musyarakah
pada
bank
dengan 90 hari, realisasi bagi hasil di
atas 30% hingga 90% dari proyeksi
pendapatan. Pembiayaan dikategorikan
Kerangka
pemikiran
penelitian
dapat digambarkan sebagai berikut:
diragukan apabila tunggakan lebih dari
90 hari sampai dengan 180 hari,
realisasi bagi hasil kurang dari 30% dari
proyeksi
pendapatan.
+
DPK (X1)
Pembiayaan
Mudharabah dan
Musyarakah (Y)
Kemudian
dikategorikan macet apabila tunggakan
Risiko (X2)
_
lebih dari 180 hari, realisasi bagi hasil
kurang
dari
30%
dari
proyeksi
pendapatan lebih dari tiga periode
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Penelitian
pembayaran.
NPF sangat berpengaruh terhadap
pengendalian
biaya
dan
sekaligus
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
berpengaruh juga terhadap kebijakan
pendekatan
pembiayaan yang akan dilakukan oleh
menunjukkan pengaruh DPK dan risiko
bank.
Semakin
semakin
disalurkan.
NPF
untuk
NPF
maka
terhadap pembiayaan mudharabah dan
pembiayaan
yang
musyarakah. Data penelitian berupa
tinggi
kecil
kuantitatif
yang
rendah
48
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
angka-angka dianalisis menggunakan
berdasarkan kolektibilitas pembiayaan
software SPSS 18.
kategori kurang lancar, diragukan dan
dalam
macet pada periode pengamatan. Data
penelitian ini adalah data sekunder yang
NPF yang disajikan merupakan NPF
diperoleh
gross yaitu tanpa memperhitungkan
Data
yang
dari
digunakan
Statistik
Perbankan
Syariah yang dipublikasikan dalam situs
penyisihan
resmi
mengantisipasi
Bank
www.bi.go.id.
dalam
Indonesia
Data
Statistik
yang
Perbankan
melalui
disajikan
Syariah
yang
dibentuk
risiko
untuk
kerugian.
Variabel dependen penelitian adalah
pembiayaan
mudharabah
dan
tersebut bersumber dari laporan bulanan
musyarakah. Variabel tersebut diukur
bank umum syariah (BUS) sehingga
dengan
data penelitian ini merupakan data
diberikan BUS dan UUS berdasarkan
gabungan BUS dan UUS yang terdaftar
akad
di Bank Indonesia. Adapun periode
musyarakah
yang diamati yaitu dari tahun 2012
pengamatan.
jumlah
pembiayaan
mudharabah
dan
selama
yang
akad
periode
sampai dengan 2014, dimana data yang
Hipotesis penelitian diuji dengan
diamati adalah data bulanan. Untuk
model regresi linear berganda. Untuk
tahun 2012 yang diamati adalah bulan
menentukan ketepatan model, terlebih
Juli hingga Desember dan untuk tahun
dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang
2013 dan 2014, data yang diamati yaitu
meliputi
bulan
Desember
multikolinearitas,
periode
dan autokorelasi.
Januari
sehingga
hingga
diperoleh
30
pengujian
normalitas,
heteroskedastisitas
pengamatan.
Variabel independen penelitian
a. Uji Normalitas
Berdasarkan
adalah DPK dan risiko. Variabel DPK
diukur dengan jumlah tabungan akad
wadiah
dan mudharabah
ditambah
jumlah giro akad wadiah ditambah
jumlah deposito akad mudharabah.
Sedangkan untuk variabel risiko diukur
dengan NPF. NPF dalam penelitian ini
diukur
dengan
jumlah
pembiayaan
uji
Kolmogorof-
Smirnov yang diperoleh dari output
SPSS
diperoleh
nilai
signifikansi
residual dari model regresi adalah
0,688. Karena nilai signifikansi 0,688
lebih besar dari
= 0,05 atau 5% maka
disimpulkan bahwa model regresi sudah
memenuhi asumsi normalitas.
49
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
e. Analisis Regresi
b. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan
hasil
multikolinearitas
ISSN: 1978-2560
pengujian
diperoleh
bahwa
kedua variabel independen memiliki
Berdasarkan hasil uji t, dapat
disusun
persamaan
regresi
linear
berganda sebagai berikut.
nilai tolerance 0,169 dan nilai VIF
(Varian Infloating Factor) 5,933. Nilai
Y = -5405,988 + 0,285X1 + 1,187X2 + e
tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF
kurang dari 10 menunjukkan bahwa
dimana:
tidak terjadi multikolinearitas antar
Y = Pembiayaan Mudharabah dan
Musyarakah
variabel independen.
X1 = DPK
X2 = Risiko
c. Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan
hasil
pengujian
e = error
heteroskedastisitas dengan uji glejser,
nilai signifikansi variabel DPK sebesar
0,067
dan
nilai
signifikansi
NPF
sebagai indikator variabel risiko sebesar
0,521. Nilai ini lebih besar dari
= 0,05
atau 5% sehingga dapat disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
gejala
heteroskedastisitas dalam model regresi.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Uji Hipotesis
Koefisien regresi DPK sebesar
0,285, nilai thitung sebesar 12,756 dan
tingkat
signifikansinya
sebesar
0.
Karena koefisien regresinya lebih besar
dari 0, nilai thitung (12,756) lebih besar
d. Uji Autokorelasi
Pada output SPSS diperoleh nilai
asymtotic significant uji Runs Test
adalah sebesar 0,094. Nilai ini lebih
besar dari
= 0,05 atau 5% sehingga
dikatakan bahwa data yang digunakan
cukup
random.
disimpulkan
Dengan
bahwa
tidak
demikian
terjadi
gangguan autokorelasi pada data yang
diuji.
dari nilai
ttabel (1,70) dan tingkat
signifikansinya sama dengan 0 maka
hipotesis diterima. Dapat disimpulkan
bahwa
DPK
berpengaruh
positif
terhadap pembiayaan mudharabah dan
musyarakah.
Koefisien regresi NPF (indikator
dari risiko) sebesar 1,187, nilai thitung
sebesar
4,177
signifikansinya
dan
sebesar
tingkat
0.
Karena
50
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
koefisien regresinya lebih besar dari 0,
ini mendukung penelitian Andraeny
nilai thitung (4,177) lebih besar dari nilai
(2011), Siswati (2013) dan Qolby
ttabel (1,70) dan tingkat signifikansinya
(2013).
sama dengan 0 maka hipotesis ditolak.
Hipotesis ke dua yang diajukan
Dapat disimpulkan bahwa NPF yang
ditolak. Hasil penelitian menunjukkan
menjadi
bahwa risiko yang diukur dengan NPF
indikator
berpengaruh
pembiayaan
variabel
positif
risiko
terhadap
berpengaruh
dan
pembiayaan
mudharabah
positif
terhadap
mudharabah
dan
musyarakah. Jika terjadi peningkatan
musyarakah.
NPF sebagai indikator variabel risiko,
maka pembiayaan mudharabah dan
Pembahasan
Hipotesis pertama diterima, yaitu
DPK
berpengaruh
akan
mengalami
terhadap
peningkatan. Jika terjadi penurunan
dan
NPF maka pembiayaan mudharabah
musyarakah. Hal ini menjadi tanda
dan musyarakah juga akan mengalami
bahwa naik turunnya DPK selama
penurunan. Hal ini mengindikasikan
periode
mempengaruhi
bahwa tingginya NPF tidak menjadi
dan
penghalang bagi bank syariah untuk
pembiayaan
positif
juga
musyarakah
mudharabah
penelitian
pembiayaan
mudharabah
musyarakah
secara
signifikan.
tetap
memberikan
pembiayaan
Meningkatnya DPK berarti meningkat
mudharabah dan musyarakah. Terbukti
pula
dari hasil penelitian ini bahwa sekalipun
pembiayaan
mudharabah
dan
musyarakah. Jika terjadi penurunan
terjadi
DPK berarti menurun pula pembiayaan
pembiayaan
mudharabah dan musyarakah. Hasil
musyarakah yang diberikan oleh bank
penelitian ini menunjukkan bahwa DPK
syariah tetap mengalami peningkatan.
merupakan sumber pendanaan bank
Temuan
syariah yang paling utama, semakin
penelitian
Faikoh
besar jumlah DPK yang dihimpun oleh
Andraeny
(2011)
bank syariah dari masyarakat maka
berpengaruh positif terhadap volume
semakin
pembiayaan
besar
juga
pembiayaan
peningkatan
ini
pada
NPF,
mudharabah
dan
sejalan
dengan
(2008)
bahwa
mudharabah
hasil
dalam
NPF
pada
mudharabah dan musyarakah yang
perbankan syariah. Akan tetapi hasil
diberikan oleh bank syariah. Temuan
penelitian ini tidak sependapat dengan
51
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
ISSN: 1978-2560
Christie (2007) bahwa jika terjadi
ATM, serta melakukan promosi melalui
peningkatan
jumlah
pembiayaan
media cetak dan elektronik yang bisa
bermasalah
(Non
Performing
menjangkau masyarakat luas.
Financing) maka akan menurunkan
itu,
pihak
jumlah pembiayaan mudharabah.
berbagai
bank
hadiah
bisa
Selain
memberikan
menarik
kepada
nasabah yang memiliki simpanan di
bank, memberikan diskon menarik di
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Hasil
penelitian
menunjukkan
berbagai
merchant
ataupun
diskon
bahwa baik DPK maupun risiko, kedua-
untuk pembelian produk tertentu di
duanya berpengaruh positif
terhadap
pusat perbelanjaan bagi pemegang kartu
dan
ATM bank syariah. Cara lain yang bisa
hasil
dilakukan untuk menarik minat nasabah
untuk
yaitu dengan memberikan keringanan
meningkatkan pembiayaan mudharabah
dalam hal biaya administrasi bank,
dan musyarakah pada suatu periode
biaya ATM yang murah, memberikan
maka bank syariah perlu meningkatkan
margin atau bagi hasil yang kompetitif,
penghimpunan
pembiayaan
mudharabah
musyarakah.
Mengacu
penelitian
ini,
pada
maka
pada
periode
memberikan pelayanan sebaik mungkin
syariah
dapat
kepada nasabah agar nasabah menjadi
DPK
loyal dan tidak beralih kepada bank
jumlah
lain. Untuk memperluas jaringan dan
promosi-promosi
jangkauan kepada masyarakat, bank
produk simpanan kepada masyarakat,
syariah bisa membuka kantor-kantor
baik melalui pameran-pameran di pusat
cabang ataupun kantor-kantor unit ke
perbelanjaan ataupun dalam berbagai
pelosok-pelosok daerah agar mudah
tersebut.
DPK
Bank
meningkatkan
penghimpunan
dengan
meningkatkan
nasabah
cara
melalui
banyak
dijangkau oleh masyarakat. Dengan
pengunjung, mengadakan promosi ke
berbagai upaya tersebut diharapkan
sekolah-sekolah
perguruan
jumlah nasabah meningkat yang tentu
tinggi dimana nantinya pihak bank
saja akan meningkatkan jumlah DPK
syariah bisa bekerja sama dengan pihak
yang nantinya akan dimanfaatkan salah
sekolah dan perguruan tinggi untuk
satunya
pembuatan kartu pelajar ataupun kartu
pembiayaan
mahasiswa yang juga berfungsi sebagai
musyarakah.
event
yang
dihadiri
oleh
ataupun
sebagai
sumber
dana
mudharabah
dan
52
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
Mengingat penelitian ini hanya
menggunakan dua variabel independen,
periode pengamatan kurang luas dan
data yang digunakan merupakan data
gabungan
BUS
dan
UUS,
ada
kemungkinan hasil penelitian tidak
dapat digeneralisasi. Untuk penelitian
yang
akan
datang
dapat
lebih
mengeksplor variabel independen yang
bukan hanya bersifat internal tetapi juga
bersifat
eksternal,
menambahkan
variabel moderating atau intervening
serta memperluas periode penelitian
sehingga diperoleh temuan baru yang
dapat digeneralisasi.
Daftar Pustaka
Andraeny, D. 2011. Analisis Pengaruh
DPK, Tingkat Bagi Hasil dan Non
Performing Financing Terhadap
Volume Pembiayaan Berbasis
Bagi Hasil Pada Perbankan
Syariah di Indonesia. Paper
dipresentasikan Pada Simposium
Nasional Akuntansi XIV Aceh.
Antonio, M. S. 2001. Bank Syariah,
Dari Teori ke Praktek. Jakarta:
Gema Insani.
Arnan, S. G. dan I. Kurniawasih. 2014.
Pengaruh Jumlah DPK Dan
Tingkat
Non-Performing
Financing Terhadap Pembiayaan
Mudharabah Pada Bank Umum
Syariah Di Indonesia. Prosiding
Seminar Nasional Ekonomi dan
Bisnis 2014 Universitas Jenderal
ISSN: 1978-2560
Achmad Yani, 9 Oktober 2014,
hal. 364-368.
Ascarya. 2011. Akad dan Produk Bank
Syariah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Ascarya dan D. Yumanita. 2005.
Mencari
Solusi
Rendahnya
Pembiayaan Bagi Hasil di
Perbankan Syariah Indonesia.
Buletin Ekonomi dan Moneter
Perbankan 8(1): 7-43.
Christie, A. 2007. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Jumlah
Pembiayaan Mudharabah di Bank
Muamalat
Indonesia.
Tesis.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Dendawijaya, L. 2005. Manajemen
Perbankan Edisi 2. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Firmansyah, I. 2014. Determinant of
Non Performing Loan: The Case
of Islamic Bank in Indonesia.
Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan 17(2): 241-258.
Giannini, N. G. 2013. Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Mudharabah Pada Bank Umum
Syariah Di Indonesia. Accounting
Analysis Journal 2(1): 96-103.
Haryadi. 2009. Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Penyaluran
Pembiayaan Pada Perbankan
Syariah di Indonesia (Periode
2004:3–2009:04). Tesis Program
Pascasarjana
Universitas
Indonesia.
Karim, A. 2007. Bank Islam: Analisis
Fiqih dan Keuangan, Edisi
Ketiga. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
53
JURNAL LOGIKA, Vol XVII, No 2, Agustus 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
Kurniawanti, A. dan Zulfikar. 2014.
Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Berbasis Bagi Hasil Pada Bank
Umum Syariah di Indonesia.
Paper pada Seminar Nasional
Program Studi Akuntansi FEB
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta, 25 Juni 2014, hal. 145164.
Maryanah. 2008. Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Pembiayaan Bagi
Hasil di Bank Syariah Mandiri.
Ekesis, Jurnal Ekonomi Keuangan
dan Bisnis Islami 4(1): 1 – 19.
Purwidianti, W., A. Hidayah. 2014.
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Alokasi
Pembiayaan Perbankan Syariah
Untuk Usaha Mikro Kecil dan
Menengah di Indonesia. Prosiding
Seminar Hasil Penelitian LPPM
Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto: 75-80.
Qolby, M.L. 2013. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah di Indonesia.
Economics Development Analysis
Journal 2(4): 367-383.
Rama, A. 2013. Perbankan Syariah dan
Pertumbuhan Ekonomi (Studi
Kasus Perbankan Di Indonesia).
Jurnal ETIKONOMI, Vol. 12,
No.1.
ISSN: 1978-2560
Sari, S. I. N., D. Sugiarti, T. Sariwulan.
2012. Pembiayaan Mudharabah
dan Kaitannya Dengan Non
Performing Financing dan Bagi
Hasil. EconoSains X(2): 231-250.
Siswati. 2013. Analisis Penyaluran
Dana Bank Syariah. Jurnal
Dinamika Manajemen 4 (1): 8292.
Sudarsono, H. 2008. Bank dan
Lembaga Keuangan Syariah,
Deskripsi
dan
Ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia.
Wibowo, M. G. 2007. Potret Perbankan
Syariah Indonesia Terkini (Kajian
Kritis Perkembangan Perbankan
Syariah). Yogyakarta: Biruni
Press.
Yuliani, N. 16 Desember 2015.
Pembiayaan di Bank Syariah,
Kenapa Didominasi Murabahah?
Artikel on-line, diunduh melalui
http://www.kompasiana.com/nanay
uliani/pembiayaan-di-bank-syariahkenapa-didominasimurabahah_566e4ff75f23bda80697
1189 pada 16 Maret 2016.
Statistik Perbankan Syariah. Diakses
melalui www.bi.go.id
Suyatno, T. 2001. Kelembagaan
Perbankan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Rimadhani, M. dan O. Erza. 2011.
Analisis Variabel-Variabel Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Murabahah Pada Bank Syariah
Mandiri
Periode
2008.01–
2011.12. Media Ekonomi Vol. 19,
No. 1, 27-52.
54