PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULOK BERWAWASAN KEARIFAN LOKAL INDRAMAYU UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Vol. 1

PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN DASAR
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS,
KREATIVITAS, KOMUNIKASI, DAN KOLABORASI
DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21:
INOVASI PEMBELAJARAN ABAD 21

Bandung, 3 Desember 2016

Editor:
Al Jupri, S.Pd., M.Sc., Ph.D.
Dr. Isah Cahyani, M.Pd. Vina
Anggia N. Ariawan, S.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN DASAR
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreativitas,
Komunikasi, dan Kolaborasi dalam Pembelajaran Abad 21:
Inovasi Pembelajaran Abad 21

Vol. 1
Editor:
Al Jupri, S.Pd., M.Sc., Ph.D.
Dr. Isah Cahyani, M.Pd. Vina
Anggia N. Ariawan, S.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, KREATIVITAS,
KOMUNIKASI, DAN KOLABORASI

DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21:
INOVASI PEMBELAJARAN ABAD 21
ISBN 978-602-98647-5-5
Editor:
Al Jupri, S.Pd., M.Sc., Ph.D.
Dr. Isah Cahyani, M.Pd.
Vina Anggia N. Ariawan, S.Pd.
Cetakan I Desember 2016
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154
Tlp. (022) 2001197 Pesawat, 124 Fax. (022) 2001197
Email: pascasarjana@upi.edu

ii

PENGANTAR
EDITOR SEMINAR NASIONAL PRODI PENDAS SPS UPI
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreativitas, Komunikasi, dan
Kolaborasi dalam Pembelajaran Abad 21:

Inovasi Pembelajaran Abad 21
Abad 21 merupakan abad yang sarat akan teknologi serta daya saing yang kompetitif.
Pada abad 21 diharapkan generasi masa depan memiliki pola pikir kritis serta kreatif untuk
membangun bangsa Indonesia. Selain itu, kemampuan komunikasi juga menjadi kunci bagi
generasi masa depan agar mampu menjalin suatu kolaborasi. Salah satu upaya untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi dapat
diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar. Seorang pendidik wajib memiliki pola pikir
inovatif yang mampu dituangkan dalam pembelajaran sehingga menghasilkan peserta didik
yang mampu berdaya saing di masa depan.
Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia menyelenggarakan seminar nasional dengan tema Pengembangan Kemampuan
Berpikir Kritis, Kreativitas, Komunikasi,dan Kolaborasi dalam Pembelajaran Abad 21: Inovasi
Pembelajaran Abad 21. Penyelenggaraan seminar nasional didasari keinginan untuk
menampung ide-ide dari pendidik dan calon pendidik tentang inovasi pembelajaran abad 21.
Melalui kegiatan ini diharapkan partisipan memperoleh pengalaman serta inspirasi sehingga
dapat mengembangkan kualitas peserta didik sebagai generasi masa depan yang unggul dan
mampu berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.

Bumi Siliwangi, 3 Desember 2016


Editor

iii

iv

DAFTAR ISI
Pengantar Editor Seminar Nasional Pendas SPs UPI ................................................. iii
BAGIAN I
Penggunaan Model Metode dan Pendekatan Pembelajaran dalam
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas Komunikasi dan
Kolaborasi
Membangun Kemampuan Kolaborasi dan Komunikasi Matematis melalui
Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
Aa Wawan dan Hadi Gumilar ........................................................................................1
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Picture and Picture pada Pembelajaran IPS SD Kelas V
Abdul Mumin Saud .......................................................................................................8
Desain Managemen Berbasis Scientific Learning Programs sebagai Pembaharuan
Keterampilan Siswa Sekolah Dasar Abad 21

Acep Saepul Rahmat ...................................................................................................15
Peningkatan Interaksi Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Mata
Pelajaran IPS di Sekolah Dasar
Adi Dewi Sartika .........................................................................................................23
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture
Alpha Ariani, Faridah Karyati .....................................................................................29
Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dalam Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Siswa SD
Ami Roni Fahmy Ramdhany, Lukmanudin ................................................................35
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Model Quantum Learning pada
Mata Pelajaran IPS
Ani Rosidah .................................................................................................................41
STEM: Science, Technology, Engineering and Math Inovasi Pembelajaran Abad 21
Anugrah Ramadhan Firdaus ........................................................................................47
Bahan Ajar Berbicara Tingkat Lanjut pada Tema Tempat Tinggalku Berbasis Masalah
Bagi Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar
Arum Ratnaningsih ......................................................................................................52
Pengembangan Berpikir Kritis dan Kreatif Pada Pelajaran Sosiologi Melalui
Pembelajaran Dialektika
Chandra Perwira Negara ..............................................................................................58

v

Penerapan PAIKEM untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Matematika (Pokok Bahasan Bangun Ruang di Kelas V Sekolah Dasar)
Dian Anggraeni Maharbid, Fariz Rizal Abdul Gani ....................................................64
Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Dian Widiani ...............................................................................................................70
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Self Confidence Siswa melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation di Sekolah Dasar
Edison ..........................................................................................................................76
Penggunaan Metode Inkuiri Sosial Berbasis Masalah Sosial pada Jenjang Sekolah
Dasar
Eliana Yunitha Seran ...................................................................................................83
Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Penggunaan Media Liquid
Crystal Display dan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Game
Tournament
Elly Sukmanasa ...........................................................................................................89
Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan GI terhadap Peningkatan
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Dasar

Fadhilaturrahmi ...........................................................................................................95
Efektivitas Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Komunitas Lokal
Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Dan Kreatif Siswa
Fani Julia Putri ...........................................................................................................102
Pembelajaran Multikultural dalam Peningkatan Critical Thinking, Creativity,
Communication, and Collaboration.
H.A.R Tilaar ..............................................................................................................108
Pengembangan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dengan Menerapkan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Pada Mata Pelajaran
IPS
Hendri Mahardi, Erlisnawati .....................................................................................118
Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Melalui Value Clarification Technique
(VCT) untuk Menghadapi Tantangan Abad 21
Ian Fitriliani ...............................................................................................................125
Penerapan Strategi Joyful Learning dengan Metode Permainan Treasure Clue dalam
Peningkatan Membaca Pemahaman di Kelas IV Sekolah Dasar
Inne Marthyanne Pratiwi, Vina Anggia Nastitie Ariawan .........................................130

vi


Efektivitas Metode Steinberg dengan Media Big Book Terhadap Keterampilan
Membaca Pemahaman
Krisna Anggraeni .......................................................................................................137
Pembelajaran Berbasis Etnomatematika untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Laely Farokhah ..........................................................................................................143
Pengembangan Kreativitas Melalui Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan
Model Concept Sentence
Lolita Kurnia Febriasari ............................................................................................148
BAGIAN II
Penggunaan Media dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis
Kreativitas Komunkasi dan Kolaborasi
Pengembangan Media Pop Up Book pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar
Ahmad Valinsky Jalius ..............................................................................................153
Prezi Presentation sebagai Media Pembelajaran
Benny Hidayat, Khaerullah Syafaruddin ...................................................................158
Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sekolah Dasar
Menggunakan Media Kertas Karton dan Sterefoam
Dede Tri Guntoro ......................................................................................................164

Penerapan Media Komik Matematika Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep
Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah di Sekolah Dasar
Dedi Kurniawan .........................................................................................................167
Penerapan Metode Permainan dengan Media Kartu Domino dalam Pembelajaran
Matematika untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
Erika Nur Amalina ....................................................................................................171
BAGIAN III
Pembelajaran Literasi dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis
Kreativitas Komunkasi Dan Kolaborasi
Sustained Silent Reading Modifikasi untuk Meningkatkan Literasi Membaca dan
Minat Baca Siswa Sekolah Dasar di Indonesia
Ayundha Nabilah .......................................................................................................177
Menumbuhkan Literasi Media Sejak Dini, Itu Penting!
Fauzan .......................................................................................................................183

vii

Membangun Budaya Literasi Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar
Feby Inggriyani .........................................................................................................189

Paradigma Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Isah Cahyani, Dewi Fauziah ......................................................................................194
Pentingnya Perpustakaan Kelas dalam Meningkatkan Keterampilan dan Minat
Membaca Siswa
Laila Mega Wardhani ................................................................................................199
BAGIAN IV
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal dalam Pengembangan Kemampuan
Berpikir Kritis Kreativitas Komunkasi Dan Kolaborasi
Pengembangan Permainan “Galah Asin” sebagai Fasilitas Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Sekolah Dasar
Desiani Natalina M, Seni Apriliya, Anggi Lestari ....................................................203
Pengembangan Bahan Ajar Mulok Berwawasan Kearifan Lokal Indramayu untuk
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Devi Afriyuni Yolanda ..............................................................................................210
Implementasi Pendidikan Multikultural Berbasis Kearifan Lokal Melalui Eksplorasi
Batik Nusantara
Intan Kusmayanti, Epon Nuraeni L ...........................................................................216
BAGIAN V
Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Abad 21
Teknik Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar

Abdul Talib T.S. Mamu .............................................................................................222
Laboratorium Demokrasi sebagai Payung Pembentuk Karakter Peserta Didik pada
Abad 21
Anis Fuadah Z ...........................................................................................................228
Pembinaan Bahasa Indonesia dan Pembentuk Karakter Bangsa (Tantangan Abad 21)
Ari Wirahadi ..............................................................................................................232
Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Abad 21 di Jenjang Pendidikan Dasar
Asep Ediana Latip .....................................................................................................237
Pembelajaran Sastra sebagai Pembentuk Karakter Anak
Badrudin ....................................................................................................................243

viii
viii

Peran Orang Dewasa dalam Pendidikan Karakter Anak di Era Globalisasi
Chindy Siti Nur Annisa, Dita Hardiyanti, Ummu Fauzi Saja’ah ..............................249
Pendidikan Karakter dan Pengajaran Sastra
Elnida Saldaria, Caroline Enita Ginting ....................................................................253
Peran Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar
Kuswara, Yena Sumayana .........................................................................................258
Analisis Prososial Siswa Cerdas Istimewa Ditinjau dari Segi Kognisi pada Usia
Remaja Awal di Yogyakarta
Lucky Nindi Riandika Marfu’I ..................................................................................262
Integrasi Nilai Jujur dalam Bacaan Melalui Metode Guide Reading
Nady Febri Ariffiando ...............................................................................................266
BAGIAN VI
Kurikulum dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas
Komunkasi dan Kolaborasi
Pembelajaran Elektronik (E-Learning) Abad 21
Fauzan, Fatkhul Arifin ...............................................................................................272
Rancang Bangun Aplikasi Perangkat Pembelajaran Online
Isma Nastiti Maharani, Dendy Ramdani, Ana Setiani ...............................................278
Kemampuan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Abad 21 di Sekolah Dasar
Nurul Fazriyah ...........................................................................................................285
BAGIAN VII
Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Abad 21
Tuntutan Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Bagi Guru di Abad
21
Abdul Wahab, Usman ...............................................................................................291
Membangun Kompetensi Guru melalui Praktik Pembelajaran yang Baik (PAKEM)
dalam menghadapi Abad 21
Ali Nurdin ..................................................................................................................297
Pengembangan Karakter Guru Pembelajar melalui Tindakan Reflektif dan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
Alpin Herman Saputra ...............................................................................................304
Pendidik dan Pendidikan Di Abad 21
Gina Dwi Fitriana, Kinanti Jatining Ati ....................................................................312

ix

Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru
Hadijah Lelasari .........................................................................................................318
BAGIAN VIII
Permasalahan di Sekolah Dasar pada Pembelajaran Abad 21
Analisis Kesalahan Jawaban Siswa Sekolah Dasar pada Materi Nilai Tempat
Dessi Selvianiresa, Lies Kusmini, Errie Subhekti Setyati .........................................324
Hypothetical Learning Trajectory Perkalian Bilangan Cacah di Kelas 2 Sekolah Dasar
Ejen Jenal Mutaqin ....................................................................................................328
Identifikasi Miskonsepsi Materi Listrik Statis pada Mahasiswa Calon Guru Sekolah
Dasar
Neni Hermita, Andi Suhandi, Ernawulan Syaodih ....................................................335
Kesulitan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa Sekolah Dasar Dalam Soal Cerita
Aritmetika
Noor Fatimah Azzahro, Anissa Rosalia ....................................................................340

x

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULOK BERWAWASAN KEARIFAN
LOKAL INDRAMAYU UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Devi Afriyuni Yonanda
deviyonanda1990@gmail.com
Universitas Majalengka
ABSTRAK
Berdasarkan hasil studi pendahuluan awal adalah: tidak adanya buku pada kelas IV untuk
mengenalkan kearifan lokal Indaramayu,, siswa cepat bosan karena tidak adanya kegiatan
praktik, guru kurang maksimal dalam memanfaatkan bahan ajar yang menghubungkan
dengan lingkungan alam siswa. Penelitian ini adalah sebuah penelitian dan pengembangan
dengan menggunakan model penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall.
Pengmbangan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu ini diuji cobakan paada 18
siswa kelas IV sekolah dasar di Indramayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan
ajar yang dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan guru dan siswa adalah materi
yang dikembangkan dalam bentuk buku dan materi tidak hanya bersifat hafalanmelainkan
materi praktis. Hasil uji validasi sangat valid dengan kriteria keterbacaan mudah
dipahamani. Bahan ajar tersebut juga sangat praktis digunakan oleh guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Hasil uji keefektifan bahan ajar tersebut adalah efektif.
Berdasarkan paparan penelitian yang dilakukan, maka pengambangan bahas ajar mulok
berwawasan kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar dinyatakan
valid, praktis dan efektif mengenalkan kearifan lokal Indramayu.
Kata kunci: bahan ajar, kearifan lokal Indramayu, muatan lokal
PENDAHULUAN
Pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari bahan ajar. Oleh karena itu, bahan ajar
mempunyai peran sebagai media dan sumber pembelajaran sehinggga mampu
mentransformasikan ilmu pengetahuandan nilai-nilai kehidupan yang berkaitan dengan
kompetensi dasar yang diajarkan kepasa siswa. Dengan demikian, pemilihan bahan ajar
yang tepat dalam pembelajaran sangatlah penting dilakukan yaitu dengan memerhatikan
kualitas bahan ajar dengan kompetensi yang akan dicapai. Sejalan dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 pasal 1 tentang Buku Teks Pelajaran
menyatakan bahwa ”buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di
sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan
ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun
berdasarkan standar nasional pendidikan”.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan awal pada tanggal 23-25 November 2014
dengan guru kelas IV, di beberapa sekolah di Indramayu banyak ditemukan permasalahan
yang terjadi dalam pembelajaran muatan lokal (mulok) antara lain: (1) tidak adanya buku
pada kelas IV untuk mengenalkan kearifan lokal Indaramayu; (2) guru kurang
mengembangkan materi yang diajarkan karena hanya sebatas pengenalan bahasa saja; (3)
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran lebih menekankan pada hafalan; (4) siswa
cepat bosan karena tidak adanya kegiatan praktik; (4) guru kurang maksimal dalam
memanfaatkan bahan ajar yang menghubungkan dengan lingkungan alam siswa. Hasil ini
dapat dilihat dari setiap kali guru menerangkan selama pembelajaran berlangsung siswa

210

yang aktif hanya sebagian kecil saja, sedangkan siswa yang lainnya hanya diam sebagai
pendengar dan mencatat.
Analisis kebutuhan guru yang didapatkan dari wawancara dapat disimpulkan
bahwa guru membutuhkan pengembangan bahan ajar muatan lokal yang dapat membantu
siswa mempelajari kearifan lokal yang ada di Indramayu, sehingga pembelajaran tidak
hanya terpaku di dalam kelas sehingga tidak adanya suasana menyenangkan di kelas. Hasil
wawancara juga menegaskan bahwa perlu adanya materi lain selain hanya pengenalan
bahasa Indramayu saja yang dipelajari di kelas sehingga pembelajaran lebih aktif dan
menyenangkan.
Prastowo (2014 hlm.17) menyimpulkan bahwa,”bahan ajar adalah segala bahan
baik informasi, alat, ataupun teks yang disusun secara sistematis dan menampilkan secara
utuh untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Soegiranto (2010) menyimpulkan bahwa
bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara sistematis yang
digunakan siswa dalam pembelajaran. Bahan dapat dikemas dalam bentuk cetakan dan
bersifat visual. Bahan ajar disusun dalam bentuk buku dan sebagainya. Bahan ajar adalah
seperangkat bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran yang didesain untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Sungkono, dkk, 2008). Suatu pembelajaran memuat
materi, pesan atau isi mata pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah, atau
teori yang mencakup dalam mata pelajaran sesuai disiplin ilmu serta informasi lain dalam
pembelajaran. Atas dasar batasan tersebut, dapat diketahui bahwa pengertian bahan
pembelajaran adalah desain suatu materi atau isi pelajaran yang diwujudkan dalam bentuk
benda yang dapat digunakan untuk belajar siswa dalam proses pembelajaran. Bahan
pembelajaran dapat berbentuk alat peraga, media pembelajaran, dan sumber belajaran yang
membantu guru dan siswa dalam pembelajaran, serta dalam bentuk pembelajaran untuk
belajar mandiri dalam pembelajaran jarak jauh.
Bahan ajar menurut Dick & Carey (1996 hlm.229) merupakan “seperangkat
materi/substansi pelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis,
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa dalam kegiatan
pembelajaran”. Bahan pembelajaran perlu dikembangkan dan diorganisasikan secara
mantap dan matang agar pembelajaran tidak melenceng dari tujuan yang hendak dicapai.
Mengembangkan bahan pembelajaran adalah suatu aktivitas mendessain materi pelajaran
menjadi bahan yang siap disampaikan/digunakan dalam proses pembelajaran. dengan
bahan pembelajaran yang didesain baik akan mempermudah siswa dalam belajar.
Pengembangan bahan pembelajaran dimaksudkan agar aktivitas pembelajaran lebuh
meningkatkan efektivitas dan efisiensinya. Efektivitas suatu pembelajaran akan terlihat
pada hasil pembelajaran yang dicapai.
Berdasarkan uraian di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu: (1)
mendeskripsikan menganalisis kebutuhan bahan ajar MULOK berwawasan kearifan lokal
Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah dasar menurut guru dan siswa; (2)
mendeskripsikan hasil uji validasi pengembangan bahan ajar MULOK berwawasan
kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah dasar; (3) mendeskripsikan
kepraktisan pengembangan bahan ajar MULOK berwawasan kearifan lokal Indramayu
untuk siswa kelas IV sekolah dasar, dan ;(4) mendeskripsikan keefektifan pengembangan
bahan ajar MULOK berwawasan kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah
dasar.
Proses pembelajaran membutuhkan bahan ajar, memberikan contoh-contoh
langsung pada kehidupan siswa memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna,

211

bahan ajar yang bermuatan lokal memeksimalkan daya serap siswa pada materi
pembelajaran. Teori belajar kognitif menyatakan proses belajar akan berjalan dengan baik
apabila materi pembelajaran yang baru beradaptasi secara tepat dengan struktur kognitif
yang telah dimiliki siswa. Sejalan dengan teori belajar kognitif yang dikemukakan di atas
adalah teori belajar konstektualyang menyatakan bahwa belajar itu terjadi hanya ketika
siswa memproses pengetahuan dan informasi baru sedemikian rupa, sehingga dapat
dipertimbangkannya dalam kerangka acuan mereka sendiri (memori mereka sendiri,
pengalaman, dan tanggapan), dan fokus belajar kontekstual itu sendiri adalah pada
berbagai aspek yang ada di lingkungan belajar (Soekamto dan Udin, 1997).
Penjelasan teori-teori belajar di atas menjelaskan bahwa belajar akan lebih
bermakna ketika contoh yang diberikan dari kehidupan nyata siswa yang bersifat
kontekstual. Pembelajaran yang dilakukan bersifat kontekstual pada kehidupan sehari-hari
siswa. Muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekalpengetahuan, keterampilan dan
perilaku kepada siswa agarmereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan
lingkungan dankebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di
daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah sertapembangunan
nasional. Berdasarkan penjelasan kajian penelitian yang relevan maupun teori-teori belajar,
maka peneliti mengembangkan bahan ajar berwawasan kearifan lokal Indramayu sebagai
salah satu upaya pengenalan dan pelestarian budaya lokal sejak dini.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan, yang merupakan
salah satu model penelitian dapat digunakan peneliti untuk melakukan penelitian.
Penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall pada dasarnya merupakan suatu
proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang
dikembangkan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian pengembangan dapat
dimaknai sebagai penelitian yang di dalamnya terdapat proses mengembangkan dan
menguji keefektifan suatu produk dengan kreteria validasi tertentu.
Rancangan uji coba menggunakan Pre-experimental design dipilih bentuk One –
Shoot Case Study. Desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment
(perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Subjek coba dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IV sekolah dasar di Indramayu.Waktu pelaksanaan uji coba bahan ajar
berwawasan kearifan lokal Indramayu dilaksanakan pada semester genap tahun
2014/2015.Data penelitian dapat berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
adalah data yang diperoleh dari skor tiap analisis data seperti, uji validasi dan kepraktisan
bahan ajar, dan uji reliabilitas dan validitas angket. Data kualitatif adalah data yang
diperoleh dari hasil wawancara kepada guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yaitu
wawancara, angket, dokumentasi, dan tes.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Apabila data telah terkumpul kemudian diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data kuantitatif
yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dengan kata-kata. Data
deskriptif ini dilakukan dengan cara mengelompokkan informasi dari data yang berupa
masukan, saran, tanggapan dan kritik yang terdapat pada instrumen pengumpulan data.
Analisis ini digunakan untuk acuan merevisi produk. Analisis data angket kebutuhan guru
dan siswa akan bahan ajar muatan lokal menghasilkan data berupa skor yang menyatakan
pilihan atas kehendak responden dalam penyediaan dan pengembangan bahan ajar.
Analisis kevalidan data yang diperoleh dari angket validasi yang diberikan kepada para

212

ahli dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif statistik dengan persentase.
Analisis kepraktisan angket respon guru dan siswa yang diberikan setelah pembelajaran
dengan ketentuan kategori praktis. Keefektifan bahan
yaitu nilai rata-rata hasil tes
kemampuan siswa ≥KKM (75), dan ketintasan klasikal 75% dari jumlah keseluruhan
siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang akan dipaparkan dalam bab ini meliputi (1) deskripsi
kebutuhan pengembangan bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu
menurut persepsi guru dan siswa; (2) hasil uji validari pengembangan bahan ajar mulok
berwawasan kearifan lokal Indramayu; (3) hasil uji kepraktisanpengembangan bahan ajar
mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu menurut persepsi guru dan siswa kelas IV
SD. Secara keseluruhan bagian-bagian tersebut dipaparkan sebagai berikut:
Hasil dari angket analisis kebutuhan guru dan siswa dapat disimpulkan menjadi
prinsip-prinsip bahan ajar berwawasan kearifan lokal Indramayu dirumuskan sesuai hasil
analisis kebutuhan pendidik dan peserta didik yang telah diuraikan sebelumnya. Berikut ini
penjelasan dari masing-masing aspek yang mencakup aspek dilihat dari kebutuhan guru
dan siswa: (1) materi yang dikembangkan dalam bentuk buku; (2) materi tidak hanya
bersifat hafalanmelainkan materi praktis; (3) sampul buku terdapat gambar tugu manga; (4)
judul buku adalah Mari Belajar Mengenal Indramayu; (5) terdapat
glosarium untu
menjelaskan istilah yang sulit dipahami.
Hasil uji validasi terhadap produk pengembangan bahan ajar mulok berwawasan
kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah dasar memperoleh skor 86,45%
dengan kategori sangat valid. Tes keterbacaan bahan ajar dalam penelitian ini dilakukan
dilakukan sebelum bahan ajar digunakan.. Hasil analisis bahan ajar pada penelitian
menunjukkan bahwa keterbacaan pada buku ajar ini mudah dipahami dengan rata-rata nilai
siswa adalah 89 dengen kriteria mudah.
Kepraktisan bahan ajar dilakukan untuk mengetahui respons guru dan siswa
sebagai pengguna bahan ajar tersebut. Pemberian angket respon pada guru dan siswa
diberikan setelah pembelajaran muatan lokal menggunakan produk pengembangan bahan
ajar. Kepraktisan diperlukan agar peneliti mengetahui respons pengembangan bahan ajar
tesebut. Hasil respon siswa dan guru dalah sangat praktis. Hasil angket respon yang
diberikan kepada guru maka dapat disimpulkan bahawa respons guru sangat praktis dengan
persentase 91,67% dan siswa 86,57%. Berdasarkan hasil uji keefektifan bahan ajar mulok
berwawasan kearifan lokal Indramayu yang diujikan kepasa siswa kelas IV sekolah dasar,
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar tesebut efektif mengenalkan kearifan lokal Indramayu
dengan persentase nilai rata-rata siswa adalah 89,81dengan ketuntasan klasikal siswa
100%. Penelitian Meliono (2011) dengan judul Understanding the Nusantara Thought and
Local Wisdom as an Aspect of the Indonesia Education menyatakan bahwa pentingnya
wawasan tentang Nusantara, kearifan lokal, dan multikultural sebagai materi pelajaran
sejak pendidikan anak usia dini yang bertujuan membangun identitas suatu bangsa.
Teori belajar kognitif menyatakan proses belajar akan berjalan dengan baik apabila
materi pembelajaran yang baru beradaptasi secara tepat dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki siswa. Sejalan dengan teori belajar kognitif yang dikemukakan di atas adalah teori
belajar konstektualyang menyatakan bahwa belajar itu terjadi hanya ketika siswa
memproses pengetahuan dan informasi baru sedemikian rupa, sehingga dapat
dipertimbangkannya dalam kerangka acuan mereka sendiri (memori mereka sendiri,

213

pengalaman, dan tanggapan), dan fokus belajar kontekstual itu sendiri adalah pada
berbagai aspek yang ada di lingkungan belajar (Soekamto dan Udin, 1997).
Berdasarkan paparan di atas, menurut peneliti seiring dengan pentingnya
pembelajaran yang bermakna dan manfaat muatan lokal dari hasil penelitian sebelumnya
maka bahan ajar muatan lokal yang disusun untuk siswa sekolah dasar perlu disusun
dengan melibatkan lingkungan sekitar sehingga membangun pengetahuan tentang
lingkungan sekitar mereka dan menjadi awal pelestarian kearifan lokal masing-masing
daerah.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pengembangan dalam mengimplementasikan
bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah
dasar, dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan bahan ajar mulok berwawasan
kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah dasar dikembangkan berdasarkan
analisis kebutuhan guru dan siswa. Hasil analisis kebutuhan selanjutnya dirumuskan
prinsip pengambangan bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu. Pada
prinsip-prinsip pengambangan bahan ajar mulok secara umum yang berisikkan muatan
lokal Indramayu dangan gambar yang menarik, bahasa yang mudah dipahami dan memuat
materi praktik.
Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal
Indramayu untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Bahan ajar tersebut telah divalidasi oleh
beberapa ahli dan diuji keterbacaannya kemudian diuji cobakan pada siswa kelas IV
sekolah dasar di Indramayu. Hasil uji validasi ahli adalah 86,45% dengan kategori sangat
valid dan keterbacaan dengan hasil 89,00 dengan kategori mudah dipahami. Dari hasil
analisis respon guru dapat disimpulkan bahwa bahan ajar memperoleh respon sangat
praktis dengan persentase 91,67% sedangkan hasil respons siswa diperoleh persentase ratarata yaitu 86,57%. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa guru dan siswa menyatakan bahwa
bahan ajar tersebut sangat praktis.
Berdasarkan penjelasan teori kognitif, bahan ajar muatan lokal ini efektif
mengenalkan kearifan lokal Indramayu karena pembelajaran melibatkan lingkungan siswa.
Berdasarkan hasil uji keefektifan bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu
yang diujikan kepada siswa kelas IV sekolah dasar, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
tesebut efektif mengenalkan kearifan lokal Indramayu dengan persentase nilai rata-rata
siswa adalah 89,81 dengan ketuntasan klasikal siswa 100%.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukkan kepraktisan penggunaan
bahan ajar mulok berwawasan kearifan lokal Indramayu untuk siswa kelas IV SD.
Berdasarkan hasil tersebut maka penulis memberikan sumbangan pikiran berupa saransaran kepada guru, pengamat pendidikan, dan penulis yang dipaparkan sebagai berikut: (1)
guru dan peneliti hendaknya mengembangkan bahan ajar muatan lokal yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dengan melakukan berbagai pengumpulan data; (2) guru, pemerintah,
peneliti hendaknya mengambangkan bahan ajar dengan memerhatikan keterbacaan dengan
menggunakan tes rumpang sebagai salah satu tes keterbacaan bahan ajar; (3) peneliti dapat
menggunakan hasil penelitian ini sebagai pembanding dalam kegiatan penelitian lain yang
sejenis dengan tujuan mendapatkan produk yang dapat meningkatkan proses pembelajaran
dan meningkatkan pengetahuan kearifan lokal.

214

DAFTAR PUSTAKA
Dick, W., & Carey, L. (1996). The Sistematic Design of Instruction. New York: Longman.
Meliono, I. (2011). Understanding the Nusantara Thought and Local Wisdom as an Aspect
of the Indonesia Education. International Journal for Hitorical Studies, 2 (3),
pp.221-234.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 pasal 1 tentang Buku Teks
Pelajaran.
Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA
Press.
Prastowo, A. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik.
Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.
Soekamto & Udin. (1997). Teori Belajar Kognitif. Jakarta: PT Gramedia.
Soegiranto, R,E. (2010). Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul. Pokja
Kurikulum dan Sprevisi Pusat Pengembangan Madrasah Kementrian Agama
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sungkono,dkk. (2008). Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Depdikbud.

215