Daerah Bentang Alam Karst di Seloharjo

Daerah Bentang Alam Karst di Seloharjo
Oleh : Fuad Ivan Nugraha
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Jl. Babarsari, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
SARI
Makalah ini membahas tentang morfologi bentang alam karst yang berada di daerah Seloharjo,
Pundong, Bantul, DIY. Secara umum daerah karst terdapat batu gamping yang memiliki
ketebalan lebih dari 200 meter. Pada daerah Seloharjo ditemukan batu gamping yang
berformasikan Oyo-Wonosari dan ditemukan juga batupasir di daerah tersebut.
Kata kunci : Bentang alam karst, batu gamping, formasi Oyo – Wonosari, batupasir
ABSTRACT
This paper discusses the morphology of karst landforms are located in areas Seloharjo, Pundong,
Bantul, Yogyakarta. In general, there is a limestone karst area which has a thickness of more
than 200 meters. In areas found limestone Seloharjo have formation Oyo-Wonosari and
sandstones are also found in the area.
Keywords: karst landforms, limestone, formation Oyo - Wonosari, sandstone
PENDAHULUAN
Karst adalah istilah dalam bahasa Jerman yang diambil dari istilah Slovenian kuno yang
berarti topografi hasil pelarutan (solution topography) (Blomm,1979). Menurut Jenning (1971,
dalam Blomm 197), topografi karst didefinisikan sebagai lahan dengan relief dan pola
penyaluran yang aneh, berkembang pada batuan yang mudah larut (memiliki derajat kelarutan

yang tinggi) pada air alam dan dijumpai pada semua tempat pada lahan tersebut. Flint dan
Skinner (1977) mendefinisikan topography karst sebagai daerah yang berbatuan yang mudah
larut dengan surupan (sink) dan gua yang berkombinasi membentukk topografi yang aneh
(peculiar topography) dan dicirikan oleh adanya lembah kecil, penyaluran tidak teratur, aliran
sungai secara tiba-tiba masuk kedalam tanah meninggalkan lembah kering dan muncul sebagai
mata air yang besar. Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat ditetapkan suatu pengertian
tentang topografi karst yaitu : “Suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi
berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran yang tidak teratur,
aliran sungainya secara tiba-tiba masuk kedalam tanah dan meninggalkan lembah kering untuk
kemudian

keluar

ditempat

lain

sebagai

mata


air

yang

besar”.

Dari sebaran batugamping yang ada, Indonesia merupakan wilayah yang potensial sebagai
kawasan kars. Dari kondisi geologinya Indonesia kaya akan batugamping.

Batu gamping (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium
carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah organisme
shell yang keluar ke air

dan terdeposit di lantai

laut. Organisme ini mengeluarkan

samudra sebagai pelagic ooze. Calcite


sekunder juga dapat terdeposi oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang presipitasi
material di gua). Ini

menciptakan speleothem seperti stalagmit

lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan

dan stalaktit. Bentuk yang

dapat dikenali dengan penampilannya

yang granular. Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen.
Pada formasi Oyo-Wonosari sendiri terdapat batu gamping dan napal. Dalam
penyebarannya meluas hampir setengah bagian selatan dari Pegunungan Selatan memanjang ke
arah timur, membelok ke arah utara di sebelah timur perbukitan Panggung hingga mencapai
bagian barat dari daearh depresi Wonogiri- Baturetno. Bagian terbawah dari Formasi OyoWonosari terutama terdiri dari batugamping berlapis yang menunjukkan gejala turbidit karbonat
yang diendapkan pada kondisi laut yang lebih dalam, seperti yang terlihat pada singkapan pada
daerah dekat muara sungai batugamping berlapis, menunjukkan gradasi butir dan pada bagian
yang halus banyak dijumpai fosil jejak tipe burrow yang terdapat pada bidang permukaan
perlapisan ataupun memotong sejajar dengan perlapisan. Batugamping kelompok ini disebut

sebagai Anggota Oyo dari Formasi Wonosari (Bothe, 1929) atau Formasi Oyo (Rahardjo dkk,
1977 dalam Toha dkk,1994). Ke arah lebih muda, Anggota Oyo ini bergradasi menjadio dua
Fasies yang berbeda. Di daerah Wonosari, batugamping ini makin ke arah selatan semakin
berubah menjadi batugamping terumbu yang berupa rudstone, framestone, dan floatstone,
bersifat lebih keras dan dinamakan sebagai Anggota Wonosari dari Formasi Oyo-Wonosari
(Bothe, 1929) atau Formasi Wonosari (Rahardjo dkk, 1977 dalam Toha dkk, 1994). Sedangkan
di baratdaya kota Wonosari, batugamping terumbu ini berubah fasies menjadi batugamping
berlapis yang bergradasi menjadi napal, dan disebut sebagai Anggota Kepek dari Formasi
Wonosari. Anggota Kepek ini juga tersingkap di bagian timur, yaitu di daerah depresi WonogiriBaturetno, di bawah endapan Kuarter seperti yang terdapat di daerah Erokomo. Secara
keseluruhan, Formasi Wonosari ini terbentuk selama Miosen Akhir (N9-N18).
Batu pasir adalah batuan endapan yang terutama terdiri dari mineral berukuran pasir atau
butiran batuan. Sebagian besar batu pasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineralmineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat
memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah,
abu-abu dan putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan
topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah
tertentu. Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis
batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena kekerasan dan kesamaan
ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu asah
(grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Bentukan


batuan yang terutama tersusun dari batu pasir biasanya mengizinkan perkolasi air dan memiliki
pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya sebagai akuifer yang
baik.
HASIL DAN ANALISIS
LP 1
Pada hari kamis tanggal 14 mei 2015 dengan cuaca yang cerah berawan pada pukul
11.47 WIB di koordinat S7o59’43,4904” dan E110o19’47,6328” di desa Seloharjo, Pundong,
Bantul, DIY. Aspek geomorfologi vegetasi terdapat pohon jati dan semak belukar. Penggunaan
lahan untuk perkebunan pohon jati ,pada daerah topografi pegunungan yang memiliki
kemiringan / slope 45o.
LP 2
Pada hari kamis tanggal 14 mei 2015 dengan cuaca yang cerah berawan pada pukul
13.05 WIB di koordinat S7o59’24,7092” dan E110o19'18,8544” di desa Seloharjo, Pundong,
Bantul, DIY. Jarak dari LP1 menuju LP2 sekitar ± 1 km dan ditempuh menggunakan sepeda
motor kira – kira hanya memerluhkan waktu sekitar ± 5 menit. Aspek geomorfologi vegetasi
terdapat pohon jati dan semak belukar. Penggunaan lahan untuk perkebunan pohon jati ,pada
daerah topografi pegunungan.

Lokasi


Nama
Batuan

Warna

Tekstur

Struktur

Komposisi

Ciri
Khas

Genesa

Ket.

Pengangkatan
LP 1


Batu

Hitam (lapuk)

gamping

Putih (segar)

kristalin

Berlapis

Karbonat,
kalsit

Bereaksi

oleh gaya


Gambar

dengan

tektonik dan

1.1, 1.2,

HCl

proses

1.3, 1.4

transgresi
abu gunung api

Abu – abu

yang


kehitaman
LP 2

Batupasir

(lapuk)

Berbutir

Abu – abu

kasar

keputihan

< 2mm

(segar)


Tidak

tertransportasi

Laminas

Kuarsa,

bereaksi

oleh angin dan

i

felspar

dengan

mengendap di


HCl

suatu daerah
lalu mengalami
proses litifikasi

Gambar
2.1, 2.2,
2.3

Gambar 1.1. Foto batu gamping yang terdapat bekas obak di dalam laut.

Gambar 1.2. Foto litologi batu gamping.

Gambar 1.3. Foto stalaktit.

Gambar 1.4. Foto morfologi dari kemiringan 450.

Gambar 2.1. Foto litologi batupasir.

Gambar 2.2. Foto litologi batupasir.

Gambar 2.3. Foto morfologi batupasir.
PEMBAHASAN ATAU DISKUSI
Pada Lokasi Pengamatan 1 (LP1) ditemukannya batu gamping yang berkomposisi kalsit
dan karbonat. Batu gamping tersebut terbentuk karena adanya pengangkatan oleh tektonik dan
proses transgresi yang menyebabkan batu gamping tersebut mengalami pengangkatan dan
muncul di permukaan. Batu gamping tersebut diperkirakan oleh peneliti – peneliti terdahulu
terbentuk pada zaman miosen tengah.
Pada Lokasi Pengamatan 2 (LP2) ditemukannya batupasir yang berkomposisi kuarsa dan
felspar. Batupasirtersebut tersebut terbentuk karena adanya abu letusan gunung api yang
tertransportasi oleh angin dan mengendap lalu terlitifikasikan. Batupasir tersebut diperkirakan
oleh peneliti – peneliti terdahulu terbentuk pada zaman holosen plistosen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dapat disimpulkan bahwa di daerah Seloharjo termasuk daerah formasi Oyo – Wonosari
yang terdapat batu gamping, batu gamping tersebut terbentuk karena adanya pengangkatan oleh
tektonik dan proses transgresi yang menyebabkan batu gamping tersebut mengalami
pengangkatan dan muncul di permukaan. Namun di daerah tersebut juga terdapat batupasir hasil
dari abu letusan gunung berapi. Dapat disimpulkan bahwa di daerah Seloharjo dulu adalah
daerah lautan. Batu gamping lebih awal terbentuk di daerah ini dari pada batu pasir. Menurut
penelitian terdahulu batu gamping ini terbentuk pada zaman miosen tengah, sedangkan batupasir
sendiri terbentuk pada zaman holosen plistosen. Pada daerah Seloharjo secara ekonomi dapat
dimanfaatkan untuk menjadi tempat penambangan semen karena banyaknya batu gamping di
daerah tersebut, namun akan sengat menyedihkan apabila daerah tersebut hanya dimanfaatkan

untuk penambangan saja, karena di Seloharjo ini dapat juga dimanfaatkan untuk tempat wisata
geologi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
pembuatan makalah ini. Kepada Dr. Hill G. Hartono, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah
Praktikum Petrologi dan Asisten Dosen Petrologi selaku pembimbing dan pembina dalam acara
mata kuliah Praktikum Petrologi dan Dr. Ir. Ev. Budiadi, M.S. selaku dosen mata kuliah
Geomorfologi di Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS). Dan terima kasih penulis
ucapkan kepada kakak Gusde dkk. selaku pendamping penulis dalam penelitian di lapangan.
Dan tidak lupa penulis ucapkan kepada mas Aditya Kurniawan selaku pengispirasi dari makalah
ini dan Galang Resha Az Hari Qulby selaku penasihat pribadi penulis. Tidak lupa lagi kepada
rekan - rekan jabiger.

DAFTAR PUSTAKA


http://younggeolog.blogspot.com/2013/01/geologi-regional-pegunungan-selatan.html




( 13 Mei 2015 )
http://aryadhani.blogspot.com/2009/05/bentang-alam-karst.html ( 20 Mei 2015 )
https://wingmanarrows.wordpress.com/2009/10/07/sejarah-geologi-zona-pegunungan-




selatan-jawa-timur/ ( 20 Mei 2015 )
http://www.genborneo.com/2011/12/pengertian-batu-gamping.html ( 20 Mei 2015 )
http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_pasir ( 20 Mei 2015 )