Limbah Plastik jenis polipropilen (2)

HASIL OBSERVASI
INDUSTRI PENGOLAHAN DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK
DI BEBERAPA DAERAH

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK
PENDIDIKAN KIMIA KELAS B :
1.
2.
3.
4.

DESI ZULFIANA
EKA NURUL QOMALIYAH
ERNY ROHAYU
FATIMATUZZAHRA

(E1M012010)
(E1M0120
(E1M0120
(E1M012020)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015
A. Pengertian Limbah

Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi,
baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, yang kehadirannya pada suatu saat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena dapat menurunkan kualitas lingkungan. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa limbah merupakan suatu zat atau benda yang
bersifat mencemari lingkungan. Limbah tidak mempunyai nilai ekonomis, karena itu limbah
dibuang. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, keberadaan limbah dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah
dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga
perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan
oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Adapun karakteristik limbah adalah sebagai berikut.
1. Berukuran mikro, maksudnya ukurannya terdiri atas partikel-partikel kecil yang
dapat kita lihat.

2. Dinamis, artinya limbah tidak diam di tempat, selalu bergerak, dan berubah
sesuai dengan kondisi lingkungan.
3. Penyebarannya berdampak luas, maksudnya lingkungan yang terkena limbah
tidak hanya pada wilayah tertentu melainkan berdampak pada faktor yang
lainnya.
4. Berdampak jangka panjang (antargenerasi), maksudnya masalah limbah tidak
dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Sehingga dampaknya akan ada pada
generasi yang akan datang.
Jenis-jenis limbah yaitu:
A. Pengelompokan limbah berdasarkan kandungan jenis zatnya.
Pengelompokan jenis zat kimia ini ada 2 yaitu zat kimia organik adalah zat kimia
yang mengandung unsur hidrokarbon (unsur hidrogen dan unsur karbon), dan zat kimia
anorganik adalah zat kimia yang tidak mengandung hidrokarbon, contohnya sisa
kotoran hewan, sampah daun, sisa makanan, kertas bekas (berasal dari bahan kayu),
plastik-plastik (berasal dari faksi minyak bumi hasil pelapukan makhluk hidup dalam
waktu lama), kain bekas (dari sutra), kedua yaitu limbah anorganik adalah limbah yang
sulit diuraikan oleh organisme seperti besi, kaca, plastik, kaleng, kemasan makanan,
kertas, sisa proses pemupukan.
B. Pengelompokan limbah berdasarkan wujudnya
Pengelompokan jenis limbah ini adalah limbah padat, cair, dan gas. Limbah

padat adalah limbah yang struktur, bentuknya relatif tetap dan kalau dipegang terasa
solid, contohnya sisa makanan, kertas, kain, batang kayu, besi-besi tua, sampah kaleng.
Limbah cair contohnya cairan bekas pencelupan kain di pabrik tekstil, cairan sisa pada
industry zat kimia, seperti industri amonia, asam sulfat, sianida. Limbah berwujud gas
adalah limbah yang keberadaanya di udara atau lapisan atmosfer bumi. Berasal dari
pembakaran minyak bumi. Sebagai contoh gas hasil pembakaran bahan akar kendaraan
motor seperti SO2, gas Hidrokarbon (CxHy).
C. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak
langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup dan membahayakan
kesehatan manusia. Berdasarkan PP RI No. 18 th 1999 tentang pengolahan limbah
bahan berbahaya dan beracun yang dimaksud Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/
atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat
dan/ atau konsentrasinya dan/ atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia, serta makhluk hidup lainnya. Contohnya sisa proses, dan oli bekas kapal yang
memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan yang termasuk limbah
B3 memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah

terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif yang bila diuji
dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
Dari pengertian jenis-jenis limbah di atas, kami mengobservasi tentang pengolahan
limbah plastik yang termasuk dalam jenis anorganik. Adapun jenis limbah plastik secara teori
ilmiah adalah PETE/PET, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS dan campuran.
1. PET atau PETE (#1) adalah polyethylene terephtalate. Plastik ini digunakan untuk
membuat sebagian besar botol plastik dan kontainer dari minuman, dan juga
digunakan untuk salad dressing kontainer, botol minyak sayur dan tempat makanan
ovenproof. PET dapat didaur ulang menjadi pakaian, tote bags, furniture, karpet,
hiasan jalur, dan kontainer baru.
2. HDPE (#2) adalah polyethylene densitas tinggi, plastik serbaguna yang dapat didaur
ulang. Digunakan untuk membuat botol detergen dan pemutih, botol jus, botol oli
motor, tempat mentega dan yogurt, beberapa kantong sampah dan kotak sereal dapat
didaur ulang lagi menjadi botol dan kontainer, lantai keramik, pipa drainase, kandang
dan outdoor mebel.
3. Vinyl /PVC atau V atau Polyvinyl (#3) chloride yang keras dan tahan cuaca. PVC
mengandung khlor, yang berarti bahwa beberapa berbahaya karena dioxins diproduksi
selama manufaktur. Digunakan untuk membuat beberapa kontainer dan botol untuk
deterjen dan minyak goreng, serta jendela, pipa saluran, kawat jacketing, dan bungkus
makanan cerah.

4. LDPE (#4) adalah low density polyethylene dan memiliki banyak aplikasi. Sering
ditemukan dalam botol, tote bags. umumnya dapat di daur ulang untuk bil pesawat
milik maskapai, tong penyimpan pupuk kompos, bahan untuk lantai dan bahan
bangunan.
5. PP (#5) adalah Polypropylene umum ditemukan dalam tutup botol, yogurt kontainer,
botol saus, dan straws. Memiliki titik lebur yang tinggi dan dapat digunakan untuk
tempat cairan panas.
6. PS adalah polystyrene (#6) yang biasa dikenal dengan merek dagang Styrofoam. Agen
perlindungan lingkungan hidup AS menyatakan bahwa styrene memiliki efek yang
merugikan kesehatan. Dapat didaur ulang dan digunakan untuk membuat insulasi.

7. Other/Lainnya/Polycarbonate, klasifikasi ini meliputi berbagai plastik bukan resins
yang cocok ke dalam kategori lainnya. Produk yang sering mengandung sejumlah
plastic other adalah produk yang digunakan untuk membuat iPod, DVD, kacamata
hitam, anti-peluru dan galon air 5 liter. jenis plastik ini tidak mudah untuk didaur
ulang, namun dapat dilakukan.
Namun pada kenyataannya nama-nama jenis plastik ini sulit dihafalkan oleh para
pemulung dan pengepul oleh karena itu mereka biasanya memberikan nama tersendiri untuk
limbah plastik tersebut: Komunitas pemulung dan pengepul mengenal sampah plastik dalam
kategori:

1. Plastik Kerasan
2. Plastik Daun/Lembaran
Plastik Kerasan masih dibagi dalam kategori:
a. Emberan
b. Mainan
c. PVC
Plastik Daun/Lembaran masih dibagi dalam kaegori:
1. PP
2. PE
3. HDPE
4. OPP
Keunggulan barang-barang yang terbuat dari plastik yaitu tidak berkarat dan tahan
lama. Banyaknya pemanfaatan plastik, menyebabkan bertambahnya sampah plastik, karena
untuk hancur secara alami di tanah membutuhkan waktu yang lama. Sehingga tidak
sebanding banyaknya pengguna plastik dengan lamanya plastik tersebut hancur di dalam
tanah. Karena itu, upaya yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan limbah plastik untuk
didaur ulang menjadi barang yang sama fungsinya dengan fungsi semula maupun digunakan
untuk fungsi yang berbeda. Namun dari sekian observasi yang kami lakukan, sangat sedikit
plastik yang digunakan sebagai barang yang dapat dimanfaatkan kembali. Mereka hanya
mengumpulkan sampah-sampah tersebut dan di jual kembali.


B. HASIL OBSERVASI
Pada Industri Pengolahan Daur Ulang Plastik, kelompok kami melakukan observasi
ke berbagai tempat seperti di daerah Swakarya, Kekalik ; Karangpule, Sekarbela ; Jalan Gora
1, Selagalas ; Dasan Jangkrik, Selagalas ; Bageq Nunggal, Pentuan Indah, Lingsar ; dan Desa
Sesait, Lombok Utara. Dimana sebagian besar pengolahan limbah plastik ini merupakan
industri rumahan.
Perjalanan observasi berawal dari Universitas Mataram yang kami lakukan pada
seorang pemulung yang sedang mengumpulkan plastik. Pemulung tersebut mengumpulkan
dan menjualnya pada pengumpul plastik atau biasa disebut sebagai pengepul.
1. Di daerah Swakarya, Kekalik terdapat banyak pengepul plastik dan kardus. Rata-rata
kepala keluarga bekerja sebagai pengepul plastik dan kardus yang selanjutnya akan di
distribusikan atau di jual kepada pengepul yang lebih besar.
2. Pengepul yang lebih besar yang kami temui terdapat di daerah Karangpule, Sekarbela.
Di daerah ini terdapat sekitar 6 pengepul yang besar. Pada pengepul ini, banyak
pemulung yang menjual plastik dan kardus. Dimana harga per kilogramnya untuk
plastik adalah Rp 2.000,00 dan kardus Rp 1.200,00. Dari pengepul ini akan menjual
kembali plstik dan kardus yang telah didapatkan kepada pengepul yang lebih besar
untuk dilakukan proses pengolahan limbah plastik.
3. Selain itu terdapat pengepul plastik di daerah Jalan Gora 1, Selagalas. Dimana di

daerah ini sebagian besar masyarakat adalah pengepul plastik. Setelah terkumpul,
plastik ini akan dibawa ke daerah Dasan Jangkrik untuk di jual.
4. Di daerah Dasan Jangkrik, Selagalas terdapat pengepul besar plastik dan kardus. Di
daerah ini selain mengumpulkan plastik juga terdapat kardus. Limbah plastik hanya
sampai pada proses penggilingan saja kemudian dikeringkan dan serpihan plastik
dimasukkan ke dalam karung. Kemudian dilakukan proses pengiriman limbah plastik
sampai beberapa ton plastik ke daerah Surabaya. Proses penggilingan limbah plastik
di daerah ini tidak dapat kami lakukan karena kami tidak mendapatkan ijin untuk
melakukan observasi pada pengolahannya. Hanya saja, kami diperbolehkan untuk
melihat proses pengeringan plastik di lahan yang cukup luas lalu dikemas dengan
menggunakan karung dan siap untuk dikirim ke daerah Surabaya menggunakan mobil
puso. Terdapat kecurigaan kami pada observasi ini saat tidak diperbolehkan untuk
melihat proses penggilingan limbah plastik. Pekerja beralasan bahwa terdapat banyak
ular di sana sehingga tidak memungkinkan untuk kami dapat melihat prosesnya. Akan
tetapi, kami berasumsi kemungkinan alasan tidak diperbolehkan adalah terdapatnya
limbah yang dihasilkan dari proses ini dimana di daerah ini merupakan pengepul yang
terbesar yang kami observasi.
Berdasarkan hasil observasi sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh negatif pada
industri pengolahan limbah plastik. Namun masih ada daerah yang dapat menyikapi limbah


plastik ini menjadi sesuatu yang lebih positif yaitu dengan menghasilkan produk. Seperti
pada daerah Desa Sesait, Lombok Utara. Di daerah ini terdapat sekitar 5 kelompok PKK
(Pemerdayaan Kesejahteraan Keluarga) yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga kreatif yang
memanfaatkan limbah plastik (botol atau gelas plastik) ini menjadi tas belanja. Hanya saja,
pada kelompok ini tidak memanfaatkan semua bagian plastik tetapi hanya memanfaatkan
cincin plastik sebagai bahan pembuatan tas. Sehingga produk tas yang dihasilkan jauh lebih
kuat dan tahan lama. Hal ini juga menjadi alasan tas hasil kreasi ibu rumah tangga ini di
pasarkan sampai ke Bali dan sekitarnya. Bagian plastik yang lain seperti badan botol plastik
tidak dimanfaatkan dan di kembalikan kepada pengepul untuk di lakukan pengiriman ke
daerah Surabaya.
Berdasarkan hasil observasi langsung di tempat penggilingan dan pengeringan plastik
didaerah Bageq nunggal, Pentunan Indah, Lingsar, yang merupakan usaha home industry
pengolahan plastik menjadi serbuk plastik, adapun tahap yang dilakukan di tempat ininyakni:
1. Memisahkan / menyortir limbah plastik, berdasarkan jenis plastiknya. Di tempat
penggilingan dan pengeringan plastik Bageq nunggal ini, terdapat 4 orang pekerja yang
memisahkan atau menyortir sampah plastik, kedalam beberapa jenis dan diletakkan
dalam wadah penyimpanan yang berbeda. Adapun jenis plastik yang mereka sebutkan
antara lain :
 PP Hitam
 PP Hijau

 PP bening tebal
 Bluing merah
 Bluing biru
 Bluing bening
 Bluing cebok
 Masron
 LD
Adapun tujuan dari penyortiran ini, agar warnanya tidak bercampur dan merusak
kulaitas hasil penggilingan nantinya.
2. Pencucian awal dan Perajangan / penggilingan
Plastik yang telah dipisahkan tadi, siap memasuki tahap pencucian dan
perajangan. Jumlah pekerja yang berperan dalam perajangan dan pencucian ini yakni 3
orang, adapun tahpannya, yakni dilakukan pencucian awal terlebih dahulu, untuk
membersihkan plastik dari kotoran yang menempel yang akan mengganggu proses
perajangan, tahap selanjutnya, plastik ini dimasukkan kedalam celah masuk alat
perajang / pemotong plastik, didalam alat ini terdapat dua pisau pemotong, yang
berputar ketika mesin ini dinyalakan, selain itu dalam mesin ini juga terdapat sebuah
tempat penyimpan air yang dialirkan dari keran ke pipa dan dihubungkan ke bagian
penyimpan air pada mesin atau bagian ini, dikenal dengan istilah friction water. Oleh
karena itu pengecilan ukuran/penggilingan plastik ini juga melibatkan proses

pencucian tahap kedua yang dilakukan sekaligus dalam satu mesin. Hasil perajangan

3.

dan pencucian ini langsung dialirkan kedalam sebuah bak, berukuran 1x 1 m, yang
berisikan air.
Pembersihan / pencucian
Plastik yang telah berukuran kecil-kecil dari hasil perajangan oleh mesin dalam
bak yang berukuran 1x1m ini, diambil menggunakan Mangkok plastik berukuran besar
oleh para pekerja, kemudian dimasukkan ke bak air yang berukuran 1x1m yang ada
disebelahnya lagi. Selanjutnya, plastik ini akan diambil lagi menggunakan mangkok
yang berukuran besar, dan disaring airnya didalam bak lain yang ada disebelahnya,
juga berukuran 1x1m. Setelah proses penyaringan potongan kecil-kecil plastik ini
diletakkan dalam wadah yang sesuai, berdasarkan jenis plastik yang dibedakan tadi.

4.

Pengeringan / penjemuran
Potongan kecil-kecil plastik terdapat dalam wadah hasl penyaringan tadi.
Memasuki tahap pengeringan. Pada tahap pengeringan ini, plastik tetap dipisahkan
berdasarkan jenis plastik, yang telah pemilik dan pekerja home industry daur plastik ini
sepakati. Penjemuran dilakukan diatas tarpal besar, kemudian para pekerja akan
membedakan letak dari masing-masing jenis plastik. Penjemuran plastik ini dilakukan
selama tiga hari.

5.

Pembungkusan
Setelah potongan kecil plastik ini dibiarkan kering selama 3 hari, tahap
selanjutnya, para pekerja akan memasukkannya kedalam karung putih besar, setiap
karungan putih besar ini akan diberi tanda, sesuai dengan nama-nama plastik yang
telah mereka sepakati. sehingga potongan plastik tidak akan tercampur, dan tetap
terpisah berdasarkan jenisnya seperti sejak tahap awal. Setelah proses pembungkusan
ini, sekitar 5-20 ton plastik siap dikirim dalam satu kali pengirimannya, setiap bulan
paling tidak terdapat satu kali pengiriman. Pengiriman potongan plastik ini
menggunakan Truk Fuso, dan daerah yang dituju adalah Surabaya, untuk diolah
menjadi produk plastik kembali.

Proses Pengolahan lanjutan berdasarkan study literarur yang dilakukan dalam pabrik besar,
diantaranya :
1. Pemanasan / dilelehkan
Potongan plastik kering dan bersih yang dikirim dari berbagai tempat, termasuk NTB,
oleh home industry, salah satunya di daerah Bageq nunggal, Lingsar, Lombok Barat ini,
oleh pabrik besar yang mengolah limbah plastik, akan melelehkannya. Proses
pemananasan / pelelehan ini dilakukan pemanasan material pada suhu 20 ℃ , suhu ini
dihasilkan oleh sebuah alat heater. Hasil lelehan plastik ini dialirkan ke tempat
penyaringan.
2. Penyaringan dan pembentukan biji plastik
Hasil lelehan plastik yang dialirkan menuju penyaringan, selanjutnya disaring
menggunakan lembaran besi yang memiliki lubang-lubang seperti saring/jaring sebesar
4mm. Lelehan plastik yang perlahan mulai mengeras memasuki saringan ini dan akan
berbentuk slinder setelah panjang keluar dari penyaring ini.

3. Pemotongan menjadi pelet / biji plastik
Hasil lelehan berbentuk slinder yang telah memadat, dipotong oleh sebuah alat
pemotong besar, pemotongan ini biasanya dipabrik-pabrik besar hingga ukurannya
0,5cm tiap, hasil potongan ini memberi bentuk seperti pelet atau disebut biji plastik.
Proses pengolahan menjadi produk plastik baru, sesuai industry kemasan.
Biji-biji plastik yang dihasilkan oleh pabrik besar, juga membedakan plastik
berdasarkan jenisnnya, baik PET (Polyethylene terepthalate) dalam perspektif ilmu kimia,
PET memiliki rumus : (-CO-C6H5 CO-OCH2-CH2-O)-n, PET dapat ditemukan pada botol air,
botol plastik soda, jus, minyak goreng.. HDPE (High Density Polyethylene) yang memiliki
rumus kimia (CH2-CH2-)n, HDPE, dapat ditemukan pada botol oli mesin, botol detergen,
botol shampo, botol sabun cair, kemasan kopi. Jenis berikutnya, yakni PVC (Polyvinyl
Chloride), rumus molekulnya (-CH2-CHCl-)n, dapat ditemukan pada kabel listrik, botol
minyak goren, pipa air. Lalu, PP (Polyprophylene), rumus molekulnya (-CHCH 3-CH2-)n,
dapat dijumpai sebagai kemasan makanan, tutup botol, pot bunga, sedotan, tutup mentega.
Selanjutnya, LDPE ( Low Density Polyethilene) rumus molekulnya (-CH 2-CH2-)n, dapat
dijumpai sebagai tas plastik, tempat minum, kotak makan, bentuk LDPE, merupakan plastik
dengan mutu terbaik dan tidak bereaksi terhadap zat kimia lainnya. Kemudian bentuk
berikutnya adalah, PS (Polysterene), rumus molekulnya (-CH-C 6H5-CH2-)n, dapat dijumpai
sebagai kotak CD, Gelas plastik, nampan, dan wadah makanan.
Berdasarkan, sebuah jurnal yang ditulis oleh Suharto, jurusan teknik mesin politeknik
semarang “Rancangan Produk Bahan Plastik Daur Ulang sebagai Peningkatan Industri
Kreatif”, disebutkan beberapa tahapan pengelolaan biji plastik menjadi produk plastik baru,
yakni berdasarkan bagan berikut ini :

Biji Plastik

Pencairan Biji plastik melalui pemanasan
kembali
Penginjeksian kedalam cetakan

Pengambilan produk dari cetakan dan
penempelan label kemasan
Dampak pengolahan limbah plastik berdasarkan hasil observasi di Desa Baguq Nunggal,
Pentuan Indah, Lingsar.

Dalam home industry, pengolahan plastik dari pencucian, perajangan hingga
penjemuran. Dilakukan cukup baik dan tertata, dari proses pemisahan jenis plastik yang
disepakati, pencucian yang dilakukan hingga 2x melalui bak yang disediakan dengan air
leding. Hingga tahap pengeringan yang dipisahkan berdasarkan jenis plastiknya. Pembuangan
air bekas pencucian plastik dialirkan menuju resapan, yang ada tepat dibagian belakang
lokasi utama home industry ini, terdapat 2 buah bak (lubang yang telah disemen rapi), satu
lubang dengan ukuran 2x0,5 m, lubang sebelahnya hanya 0,5x0,5m. Bak yang berukuran 2x
0,5m merupakan wadah penampungan bekas air cucian dari plastik yang masih menyisahkan
kotoran-kotoran plastik dan serbuk-serbuk plastik/potongan plastik kecil didalamnya, yang
akan disaring oleh sebuah penyaring yang ada didalam bak/lubang ini, penyaringan ini
menghasilkan air tanpa kotoran/ potongan kecil botol, air hasil penyaringan ini akan dialiri
kesungai secara langsung. Namun, bekas kotoran dan potongan kecil plastik yang masih
tertinggal didalam lubang / bak besar, akan dikeluarkan dan dibuang, Berdasarkan pengakuan
salah satu pekerja tetap di home industry ini, kotoran ini akan dibuang sekitar jam 11 atau
tengah malam ke sungai agar tidak diketahui masyarakat. Sehingga walaupun cukup tertata
dalam pengolahannya, tetap masih ada sisa potongan plastik dan kotoran –kotoran lain dari
hasil pencucian plastik yang dialirkan kesungai, sehingga mencemari lingkungan air sungai /
kali, yang perlahan dapat menghambat aliran air sungai, dan dapat menyebakan banjir..
Terlebih banyak dari masyarakat sekitar daerah ini, masih menggunakan air sungai untuk
keperluan hidupnya. Selain itu, limbah berupa kantong plastik, tali rafia, Sedotan, karung,
dan plastik kemasan penutup air gelasan yang dibawa dari pengepul dan tidak digunakan
dalam proses pengolahan di home industry ini akan dibuang pula, kadang ke sungai atau
terkadang dibuang ke pembuangan sampah atau dibakar, namun sebelumnya disimpan dan
dikumpul terlebih dahulu dihalaman belakang home industry ini. Plastik jenis PVC, HDPE,
PS, PP merupakan bahan yang cukup lama terdegradasi oleh tanah, jika ditimbun atau
dibiarkan begitu saja sehingga dapat menjadi bahan pencemar tanah, karena banyaknya
sampah ini. Namun jika dibakar maka akan mengakibatkan pencemaran udara, terutama
plastik PVC yang akan menghasilkan DHE suatu senyawa yang dapat mencemari udara, dan
berbahaya bagi kesehatan.
C. Solusi Dalam Mengatasi Limbah Plastik
1. Daur Ulang
Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan mendaur ulang.
Akan tetapi, hal itu tampaknya tidak mudah dijalankan. Proses daur ulang melalui
tahap-tahap pengumpulan, pemisahan (sortir), pelelehan, dan pembentukan ulang.
Tahapan paling sulit adalah pengumpulan dan pemisahan. Kedua tahapan ini akan
lebih mudah dilakukan jika masyarakat dengan disiplin ikut berpartisipasi, yaitu
ketika membuang sampah plastik. Dewasa ini, plastik yang cukup banyak didaur
ulang adalah jenis HDPE dan botol-botol plastik.

2. Sampah Plastik di Incinerasi Sebagai Sumber Energi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu
tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat

digunakan sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa teknologi bisa
digunakan untuk mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar diantaranya
yaitu:
a. Konversi ke bahan bakar padat
Dilakukan dengan mencacah sampah plastik dan kemudian membriketnya untuk
nantinya menjadi bahan bakar briket. Bahan bakar ini kemudian bisa digunakan
untuk pembakaran di tungku-tungku industri.
b. Konversi ke bahan bakar cair
Dengan menggunakan prinsip pirolisis dimana sampah plastik dipanaskan pada
suhu sekitar 500oC sehingga fasenya akan berubah menjadi gas dan kemudian
akan terjadi proses perengkahan (cracking). Setelah itu didinginkan kembali dan
bisa mendapatkan bahan bakar cair setara dengan bensin dan solar.

Gambar 3. Contoh minyak yang dihasilkan dari plastik jenis HDPE (dokumen
pribadi)
c. Konversi ke bahan bakar gas
Ini bisa dilakukan dengan teknologi gasifikasi dimana sampah plastik dipanaskan
pada suhu yang sangat tinggi mencapai 900 oC dengan prinsip oksidasi parsial.
Sehingga akan dihasilkan gas hidrokarbon yang bisa dimanfaatkan untuk
keperluan industri. Sudah sepatutnya sampah plastik tidak lagi menjadi
permasalahan yang rumit dan bahkan bisa mendatangkan manfaat dengan
menghasilkan bahan bakar. Sekarang tinggal bagaimana mendorong pemerintah
daerah untuk menerapkan teknologi yang ada dan tentunya didukung oleh seluruh
masyarakat di dalam pengelolaan sampah yang berbasis komunitas.

Akan tetapijika kita tinjau lebih jauh lagi, pembakaran sebenarnya
menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti
PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas
menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif.
Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius
adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran
senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus
dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.
3. Plastik Biodegradable
Sekitar separo dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu,
sangat baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah
diupayakan dan telah dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar
zat tepung. Aka tetapi, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat
enggan untuk membayar lebih. Boidegradable sendiri artinya harus sepenuhnya
terdegradasi oleh mikroba yang ada dalam tanah dan hanya menghasilkan senyawa
berupa karbondioksida, air, gas methan, serta cell biomass. Plastik biodegradable
merupakan plastik yang dapat terdegradasi secara alami dan biasanya berbahan dasar
material organik, misalnya pati. Plastik biodegradable terbuat dari polimer alami.
Jenisnya antara lain polyhidroksialkanoat acid (PHA) dan poli-asam amino yang
berasal dari sel bakteri, polylactic acid (PLA) yang merupakan modifikasi asam
laktat hasil perubahan zat tepung/pati oleh mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis
yang dapat terdegradasi. Kelebihan dari plastik biodegradable adalah:
1) Biodegradable plastik lebih mudah untuk mendaur ulang
Plastik biodegradable dibuat dari bahan-bahan yang sepenuhnya biodegradable .
Ini berarti bahwa mereka dapat memecah lebih cepat dan daur ulang mereka
membutuhkan lebih sedikit energi. Plastik biodegradable dapat digunakan
kembali lebih efisien, yang memberikan mereka keuntungan yang jelas .
2) Biodegradable plastik tidak beracun
Plastik tradisional penuh berbahaya oleh-produk dan bahan kimia , yang
dilepaskan selama proses pemecahan mereka . Plastik biodegradable benar-benar
aman dan tidak memiliki bahan kimia atau racun . Plastik ini membahayakan
rusak dan akan diserap ke dalam bumi . Keuntungan seperti bioplastik yang
sangat penting, karena beban plastik beracun di bumi tumbuh dan pada tingkat ini
akan menyebabkan berbagai macam masalah untuk generasi mendatang.
3) Biodegradable plastik yang terbarukan
Plastik biodegradable terbuat dari biomassa , yang merupakan sumber daya
terbarukan sepenuhnya . Ini adalah senyawa organik , yang memecah . Ada
banyak hal di seluruh dunia . Biomassa meliputi pohon, tanaman , rumput , dan
semua bahan organik yang terurai. Ini bahkan mungkin termasuk lemak hewan ,
daging , dan jaringan lain.

Tips dan Trik Pengelolaan Sampah Plastik Melalui 3R ( Reuse, Reduce, Recycle)
Penanggulangan sampah plastik yang paling efektif adalah memperbaiki perilaku.
Perilaku hemat, sederhana, dan cinta lingkungan. Orang yang sederhana akan menerapkan
prinsip reuse, misalkan memanfaatkan kembali botol dan plastik bekas. Orang yang hemat
akan menerapkan prinsip reduce, misalnya mengurangi pemakaian barang-barang dari
plastik. Sedangkan orang yang cinta lingkungan akan menerapkan prinsip recycle yaitu
membuang sampah plastik pada tempat sampah anorganik. Inilah penanggulangan sampah
plastik yang paling efektif. Semuanya akan berjalan apabila 3 prinsip ini disertai sikap
sadar dan peduli terhadap lingkungan.
a. Reuse
 Biasakan untuk tidak membuang kantong plastik yang kita dapat dari pasar,
warung, mall, ataupun supermarket. Kantong plastik tersebut sebaiknya
dikumpulkan agar dapat digunakan kembali apabila kita membutuhkan kantong
untuk membawa barang..
 Memanfaatkan plastik bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap),
maupun berbagai keperluan lainnya.
 Botol plastik dibuat tempat sabun cair, detrgent, pencuci lantai dan sebagainya.
b. Reduce
 Ketika berbelanja, sebaiknya membawa tas belanja sendiri sehingga tidak perlu
lagi menggunakan kantong plastik.
 Kurangi membeli minuman yang menggunakan kemasan botol plastik.
 Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol
baru tiap kali habis.
 Membeli makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar daripada
membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama.
c. Recycle
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh
industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat
diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai
kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak
terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut,
sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu

pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan
sebagainya (Sasse et al.,1995). Beberapa contoh produk daur ulang dari sampah
palstik adalah sebagai berikut:

Lampiran Hasil Observasi

Pemulung
(di sekitar
FKIP)

Jalur Observasi
Kekalik
Swakarya
Pengep
ul kecil
Pengepul Besar
(pengolahan/penge
pres plastik)
Pengepul Besar
(pengolahan/pengep
ress plastik)

1. Universitas Mataram (FKIP)

Karang
Pula,
Sekarbe
6la
Pengepul
kecil

Jalan
Gora 1,
Selagala
s

Jalan Gora
1, Dasan
Jangkrik,
Selagalas
Bagek
Nunggal,
Lingsar

2.

Kekalik Swakarya (Pemulung)

3.

3. Karang Pule, Sekarbela (Pengepul Kecil)

4. Jalan Gora 1, Selagalas (Pengepul Kecil)

5. Dasan

Jangkrik,

(Pengepul Besar)

6. Bageq Nunggal, Lingsar (Pengepul Besar dan
Pengolahan)
7.

7. Desa Sesait, Lombok Utara (Pemanfaatan Limbah Plastik Menjadi Tas)

Selagalas