PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang)

Oleh : DEKI PUTRA 05296/2008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Maret 2013

PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang)

Deki Putra

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang Email : dekiputra22@gmail.com

This research examine the effect of Public accountability and Budget goal clarity on SKPD managerial performance. The population on this research were SKPD at Padang City, and sample was determined based on judgement sampling method with 135 respondents. Primary data were used in this research, collected with a direct survey using questionnaire that sent to Top and Middle manager at every selected SKPD in the region of Padang. Multiple regression analysis are used as analysis method with using Statistical Package For Social Science (SPSS) as the tools.

This research proves that 1) Public accountability significant positive impact on SKPD managerial performance (H 1 accepted), 2) Budget goal clarity significant positive impact on SKPD managerial performance (H 2 accepted). From this research we can suggest that: 1) For all unit of government in Padang region to increase the implementation of public accountability and budget goal clarity. It will give a good impact on managerial performances at the SKPD. 2) For future research, it is better to use a direct interview method to the respondent. So that the answer collected from the respondent are more clearly. 3) For future researcher, it is better to add the other related variable.

. Keywords: Public accountability, Budget goal clarity, Manajerial performance

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji : 1) Pengaruh akuntabilitas publik terhadap kinerja manajerial SKPD, dan 2) Pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial SKPD. Jenis penelitian ini digolongkan pada penelitian yang bersifat kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah SKPD Kota Padang. Pemilihan sampel dengan metode judgment sampling, dengan jumlah responden 135. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. Teknik pengumpulan data dengan teknik survei dengan menyebarkan kuesioner kepada masing-masing Pimpinan dan Kepala Bagian pada setiap SKPD. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan bantuan Statistical Package For Social Science (SPSS).

Hasil penelitian membuktikan bahwa 1) Akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD (H 1 diterima), 2) Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial SKPD (H 2 diterima).

Dalam penelitian ini disarankan: 1) Dari hasil penelitian ini, disarankan bagi seluruh instansi pemerintah Kota Padang agar dapat meningkatkan penerapan akuntabilitas publik dan kejelasan sasaran anggaran yang nantinya akan meningkatkan kinerja manajerial SKPD itu sendiri, 2)Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan metode wawancara langsung dengan responden, sehingga jawaban responden lebih mencerminkan jawaban yang sebenarnya, 3) Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti dengan judul yang sama sebaiknya menambahkan dan menggunakan variabel lain.

Kata Kunci: Akuntabilitas Publik, Kejelasan Sasaran Anggaran, Kinerja Manajerial Kata Kunci: Akuntabilitas Publik, Kejelasan Sasaran Anggaran, Kinerja Manajerial

1. PENDAHULUAN

Akuntabilitas merupakan prinsip Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 pertanggungjawaban yang berarti bahwa tentang Pemerintah Daerah melahirkan proses

penganggaran dimulai dari paradigma baru dalam pelaksanaan otonomi perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus daerah, yang meletakkan otonomi penuh, benar-benar

dilaporkan dan luas, dan bertanggung jawab pada daerah. dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan Penyelenggaran pemerintah daerah dengan masyarakat. Masyarakat tidak hanya berdasarkan undang-undang tersebut juga memiliki hak untuk mengetahui anggaran telah melahirkan nuansa baru, yaitu tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut pergeseran kewenangan pemerintah yang pertanggungjawaban atas rencana ataupun sentralis birokratik ke pemerintah yang pelaksanaan anggaran tersebut (Mardiasmo, desentralik partisipatoris (Mardiasmo, 2006). 2002).

dapat

Sebagai organisasi sektor publik, Hal ini menegaskan pentingnya pemerintah daerah dituntut agar memiliki akuntabilitas publik dalam peningkatan kinerja yang berorientasi pada kepentingan kinerja manejerial, karena dengan adanya masyarakat dan mendorong pemerintah akuntabilitas kepada masyarakat, masyarakat untuk

dengan tidak hanya untuk mengetahui anggaran lingkungannya,

senantiasa

tanggap

berupaya tersebut tetapi juga mengetahui pelaksanaan memberikan pelayanan terbaik secara kegiatan yang dianggarkan sehingga transparan dan berkualitas serta adanya pemerintah daerah berusaha dengan baik pembagian tugas yang baik pada pemerintah dalam melaksanakan seluruh perencanaan tersebut. Tuntutan yang semakin tinggi yang ada karena akan dinilai dan diawasi diajukan terhadap pertanggungjawaban yang oleh masyarakat. diberikan oleh penyelenggara negara atas

dengan

Kualitas proses pengukuran kinerja kepercayaan yang diamanatkan kepada sangat dipengaruhi oleh kualitas proses mereka.

penganggaran karena pengukuran kinerja Kinerja sektor publik sebagian besar merupakan

rantai yang dipengaruhi oleh kinerja aparat atau berkisenambungan

mata

dengan proses manajerial. Menurut Indra (2006) kinerja penganggaran. Kenis (1979) dalam Andarias adalah gambaran pencapaian pelaksanaan (2009) mengatakan salah satu karakteristik suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan sistem penganggaran adalah kejelasan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan sasaran anggaran. Menurut Kenis (1979) visi organisasi.

kejelasan sasaran anggaran merupakan Menurut Mahoney et. al. (1963) sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan

dalam Natalia (2010), kinerja manajerial secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar adalah kinerja para individu anggota anggaran tersebut dapat dimengerti oleh organisasi dalam kegiatan manajerial, antara orang

bertanggungjawab atas lain

yang

perencanaan, investigasi, pencapaian anggaran tersebut. Kejelasan pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, sasaran anggaran berimplikasi pada aparat pengaturan staf, negoisasi, perwakilan dan untuk menyusun anggaran sesuai dengan kinerja

Kinerja sasaran yang ingin dicapai instansi manajerial satuan kerja perangkat daerah pemerintah. merupakan gambaran mengenai tingkat

secara

keseluruhan.

Kejelasan sasaran anggaran akan pencapaian sasaran atau tujuan sebagai membantu pegawai untuk mencapai kinerja penjabaran dari visi, misi, dan strategi yang diharapkan, dimana dengan mengetahui instansi

yang sasaran anggaran maka tingkat kinerja dapat mengindikasikan tingkat keberhasilan atau tercapai. Adanya sasaran anggaran yang kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan jelas, maka akan mempermudah untuk

pemerintah

daerah daerah

Ketidakjelasan sasaran menggunakan variabel permoderasi yaitu anggaran akan menyebabkan pelaksana pengawasan internal. anggaran menjadi bingung, tidak tenang dan

Sedangkan penelitian yang dilakukan tidak puas dalam bekerja. Hal ini akan oleh Samuel (2008) tentang pengaruh menyebabkan pelaksana anggaran anggaran partisipasi penyusunan anggaran dan tidak termotivasi untuk mencapai kinerja kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja yang diharapkan (Kenis, 1979 dalam manajerial yang mana berdasarkan hasil Syafrial, 2009).

analisisnya disimpulkan bahwa variabel Adapun fenomena yang terjadi saat independen pada penelitian ini berpengaruh ini, berdasarkan pemantauan dari Wakil secara signifikan terhadap kinerja manajerial Walikota Padang terkait realisasi keuangan dengan

sebagai variabel lima Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) intervening. yaitu Dinas Pendidikan, Dinas Pasar, Badan

motivasi

dengan penelitian Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),

Berbeda

sebelumnya, perbedaan penelitian ini terletak Kantor Pol PP dan Disperindagtamben. pada waktu, tempat serta variabel independen Kinerja dari dari kelima SKPD ini belum yang digunakan, dalam penelitian yang maksimal dikarenakan realisasi keuangan dilakukan oleh Andarias, yang menguji belum mencapai target, maksudnya belum tentang

partisipasi dalam sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan penyusunan anggaran, kejelasan sasaran pada awal tahun sehingga. Keadaan ini juga anggaran dan struktur desentralisasi terhadap membuktikan bahwa kinerja manajerial kinerja manajerial SKPD. Bedanya adalah SKPD kota Padang khususnya kelima SKPD pada waktu penelitian Andarias melakukan di atas belum bisa bekerja sesuai dengan penelitian pada tahun 2007, sedangkan harapan. ”Pimpinan SKPD haruslah orang penelitian ini dilakukan pada tahun 2012. yang cakap dan memiliki kapabilitas. Tanpa Andarias melakukan penelitian pada itu, kinerja SKPD akan buruk. Baik buruknya pemerintah

pengaruh

kabupaten Deliserdang, kinerja suatu SKPD, tergantung dari gaya sedangkan penelitian ini dilakukan pada kepemimpinan dari pimpinan . SKPD SKPD kota Padang,

tersebut ,” (www.padangekspres.co.id) Tujuan dari penelitian ini adalah Adapun penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas Citra (2010) menguji pengaruh partisipasi publik terhadap kinerja manajerial SKPD, penyusunan anggaran, akuntabilitas dan pengaruh kejelasan sasaran anggaran transparansi kebijakan publik terhadap terhadap kinerja manajerial SKPD. kinerja manajerial pada Satuan Kerja

Adapun manfaat dari penelitian ini Perangkat Daerah (SKPD) Dinas se-Kota adalah untuk menambah pengetahuan serta Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan memahami tentang pengaruh akuntabilitas bahwa partisipasi penyusunan anggaran dan public terhadap kinerja manajerial SKPD, akuntabilitas

berpengaruh signifikan menambah pengetahuan tentang pengaruh sedangkan tranparansi tidak berpengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD manajerial SKPD. Dapat memberikan Dinas se-Kota Semarang.

kontribusi bagi dunia pendidikan yan Andarias (2009) telah melakukan berkaitan dengan kinerja manajerial SKPD penelitian tentang pengaruh partisipasi dalam dan juga dapat memberikan mamfaat sebagai penyusunan anggaran, kejelasan sasaran masukanbagi

pemerintah dalam anggaran dan struktur desentralisasi terhadap memaksimalkan kinerja manajerial SKPD kinerja manajerial SKPD yang mana serta dapat dijadikan refrensi yang bagi pemerintah dalam anggaran dan struktur desentralisasi terhadap memaksimalkan kinerja manajerial SKPD kinerja manajerial SKPD yang mana serta dapat dijadikan refrensi yang bagi

kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang

2. TELAAH LITERATUR

DAN

diperlukan.

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

5. Pengawasan, yaitu penilaian atas usulan

1. Kineja Manajerial Satuan Kerja

kinerja yang diamati dan dilaporkan atau

Perangkat Daerah

untuk mengarahkan, Kinerja jika dilihat dari bahasa

kemampuan

memimpin, membimbing, menjelaskan artinya adalah performance yang berarti

segala aturan yang berlaku, memberikan prestasi. Jadi kinerja merupakan prestasi

dan menagani keluhan pelaksanaan tugas kerja seorang pegawai. Menurut Mahsun

bawahan. (2006), kinerja (performance) adalah 6. Pemilihan Staff, yaitu memelihara dan

gambaran mengenai tingkat pencapaian, mempertahankan bawahan dalam suatu pelaksanaan suatu kegiatan /program

unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru, /kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

menempatkan dan mempromosikan tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang

pekerjaan tersebut dalam unitnya atau dalam strategic planning suatu organisasi.

unit kerja lainnya. Menurut Mahoney et. al (1963) 7. Negoisasi,

usaha untuk dalam Natalia (2010) kinerja manajerial

yaitu

memperoleh kesepakatan dalam hal adalah kinerja para individu anggota

pembelian, penjualan atau kontrak untuk organisasi dalam kegiatan manajerial, yang

barang-barang dan jasa. diukur dengan menggunakan indikator :

8. Perwakilan,

yaitu menyampaikan

1. Perencanaan adalah penentuan kebijakan informasi tentang visi, misi, dan dan

sekumpulan kegiatan untuk kegiatan-kegiatan organisasi dengan selanjutnya

menghadiri pertemuan kelompok bisnis mempertimbangkan

dilaksanakan

dengan

dan konsultasi dengan kantor-kantor sekarang dan yang akan datang.

Menurut Wayan (1997) dalam Septi memberikan pedoman dan tata cara (2010), kinerja pemerintah daerah dapat pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, dipahami sebagai tingkat pencapaian hasil penganggaran dan program kerja dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi sehingga terlaksana sesuai dengan yang dibebankan kepada organisasi tersebut, sasaran yang telah ditetapkan.

bertujuan

untuk

atau dapat pula disimpulkan bahwa kinerja

2. Investigasi merupakan kegiatan untuk organisasi merupakan suatu tingkatan sejauh melakukan

pemeriksaan melalui mana proses kegiatan organisasi itu pengumpulan

penyampaian memberikan hasil atau mencapai tujuan. informasi sebagai bahan pencatatan,

dan

Sistem pengukuran kinerja sektor pembuatan

sehingga publik adalah suatu sistem yang bertujuan mempermudah

laporan,

dilaksanakannya untuk membantu manajer publik untuk pengukuran hasil dan analisis terhadap membantu manajer publik untuk menilai pekerjaan yang telah dilakukan.

pencapaian suatu strategi melalui alat ukur

3. Koordinasi, menyelaraskan tindakan finansial dan non finansial (Mardiasmo, yang meliputi pertukaran informasi 2002). Sistem pengukuran kinerja dapat dengan

alat pengendalian organisasi

orang-orang

dalam

unit dijadikan

sebgai

dapat organisasi, karena pengukuran kinerja berhubungan dan menyesuaikan program diperkuat dengan menetapkan reward and yang akan dijalankan.

lainya,

guna

punishment system.

4. Evaluasi adalah

penilaian

yang 2. Akuntabilitas Publik

dilakukan oleh pimpinan terhadap Akuntabilitas dalam arti sempit dapat rencana yang telah dibuat, dan ditujukan dipahami

sebagai bentuk sebagai bentuk

Kejujuran dan dapat dipahami sebagai kewajiban pihak

jawab. Dalam pengertian luas akuntabilitas 1. Akuntabilitas

Akuntabilitas Hukum pemegang

kejujuran memberikan

pertanggungjawaban, (accountability for probity) terkait dengan menyajikan,

dan penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse mengungkapkan segala aktifitas dan kegiatan of power), sedangkan akuntabilitas hukum yang menjadi tanggung jawabnya kepada (legal accountability) terkait dengan jaminan pihak pemberi amanah (principal) yang adanya kepatuhan terhadap hukum dan memiliki hak dan kewenangan untuk peraturan lain yang disyaratkan dalam meminta

melaporkan

pertanggungjawaban tersebut penggunaan sumber dana publik. (Mahsun, 2006).

2. Akuntabilitas Proses

Akuntabilitas proses terkait dengan pertanggungjawaban kepada publik atas apakah prosedur yang digunakan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Akuntabilitas melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam publik adalah kewajiban pihak pemegang hal kecukupan sistem informasi akuntansi, amanah

Akuntabilitas

adalah

memberikan sistem informasi manajemen, dan prosedur pertanggungjawaban,

(agent)

untuk

Akuntabilitas proses melaporkan, dan mengungkapkan segala termanifestasikan

menyajikan, administrasi.

melalui pemberian aktivitas dan kegiatan yang menjadi pelayanan publik yang cepat, responsif, dan tanggungjawabnya kepada pihak pemberi murah biaya. Pengawasan dan pemeriksaan amanah (principal) yang memiliki hak dan terhadap pelaksanaan akuntabilitas proses kewenangan

meminta dapat dilakukan, misalnya dengan memeriksa pertanggungjawaban tersebut (Mardiasmo ada tidaknya mark up dan pungutan- 2002). Akuntabilitas publik terdiri atas dua pungutan lain di luar yang ditetapkan, serta macam, yaitu:

untuk

sumber-sumber inefisiensi dan pemborosan

1) Akuntabilitas

mahalnya biaya accountability) pelayanan publik dan kelambanan dalam Pertanggungjawaban

Vertikal

(vertical yang

menyebabkan

vertikal pelayanan.

(vertical accountability) adalah 3. Akuntabilitas Program pertanggungjawaban atas pengelolaan dana

Akuntabilitas program terkait dengan kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah kepada

pemerintah daerah, mempertimbangkan alternatif program yang pertanggungjawaban pemerintah daerah memberikan hasil yang optimal dengan kepada pemerintah pusat, dan pemerintah biaya yang minimal. pusat kepada MPR.

4. Akuntabilitas Kebijakan

2) Akuntabilitas Horizontal (Horizontal

kebijakan terkait Accountability) .

Akuntabilitas

dengan pertanggungjawaban pemerintah, Pertanggungjawaban

horizontal baik pusat maupun daerah, atas kebijakan- (horizontal

accountability) adalah kebijakan yang diambil pemerintah terhadap pertanggungjawaban kepada masyarakat DPR/DPRD dan masyarakat luas. luas. Lingkup Akuntabilitas Publik

3. Kejelasan Sasaran Anggaran

Beberapa bentuk

Anggaran merupakan kata benda, pertanggungjawaban publik oleh pemerintah yaitu hasil yang diperoleh setelah daerah disampaikan oleh Ellwood (1993) menyelesaikan tugas perencanaan, yang

dimensi dimensi

yang ingin dicapai. rencana, pengumpulan berbagai data dan 4. Jangka Waktu, menetapkan jangka

informasi yang perlu dan akhirnya tahap

dibutuhkan untuk pengawasan (Gunawan, 2003).

waktu

yang

pengerjaan. Menurut Dedi (2008), anggaran 5. Sasaran Prioritas, menetapkan sasaran

adalah sebuah proses yang dilakukan oleh

yang prioritas.

untuk 6. Tingkat Kesulitan, menetapkan sasaran mengalokasikan sumber daya yang dimiliki

organisasi sektor

publik

berdasarkan tingkat kesulitan dan pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak

pentingnya. terbatas ( the process of allocating resources 7. Koordinasi, menetapkan kebutuhan

to unlimited demands ).

koordinasi.

individu dalam mengemukakan bahwa anggaran merupakan penyusunan anggaran akan membuatnya alat penting untuk perencanaan dan memahami sasaran yang akan dicapai oleh pengendalian jangka pendek yang efektif anggaran tersebut, serta bagaimana akan dalam organisasi.

Anthony dan Govindarajan (2005)

Keterlibatan

mencapainya dengan menggunakan sumber Kenis (1979) dalam Syafrial (2009) yang ada. Selanjutnya target-target anggaran mengatakan kejelasan sasaran anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran disengaja untuk mengatur perilaku karyawan. yang akan dicapai. Ketidakjelasan sasaran anggaran akan

meyebabkan pelaksana anggaran menjadi Penelitian Terdahulu

bingung, tidak tenang dan tidak puas dalam Berdasarkan penelitian sebelumnya bekerja. Hal ini meyebabkan pelaksana yang terkait dengan penelitian ini yang anggaran tidak termotivasi untuk mencapai dilakukan oleh Fakih (2011) menguji kinerja yang diharapkan.

Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Locke dan Lathan (1984) dalam Penyusunan Anggaran, dan Transparansi Samuel (2008) menyatakan bahwa sasaran Kebijakan

terhadap Kinerja adalah apa yang hendak dicapai oleh Manajerial pada Satuan Kerja Perangkat karyawan. Jadi kejelasan sasaran anggaran Daerah (SKPD) se-Kabupaten Wonosobo. akan mendorong manajer lebih efektif dan Hasil

Publik

ini menunjukkan melakukan yang terbaik dibandingkan akuntabilitas publik, partisipasi penyusunan dengan sasaran yang tidak jelas.

penelitian

anggaran, dan transparansi kebijakan publik Menurut Steers dab Porter (1976) dalam berpengaruh positif signifikan secara Samuel (2008) bahwa dalam menentukan simultan maupun parsial terhadap kinerja sasaran anggaran mempunyai karakteristik manajerial. utama yaitu:

Penelitian yang dilakukan Citra

1. Sasaran harus spesifik bukan samar- (2010) menguji pengaruh partisipasi samar.

penyusunan anggaran, akuntabilitas dan

2. Sasaran harus menantang namum dapat transparansi kebijakan publik terhadap dicapai.

kinerja manajerial pada Satuan Kerja Menurut Locke dan Latham (1984) Perangkat Daerah (SKPD) Dinas se-Kota dalam Samuel (2008), agar pengukuran Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan sasaran efektif ada 7 indikator yang bahwa partisipasi penyusunan anggaran diperlukan:

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

1. Tujuan, membuat secara terperinci manajerial SKPD Dinas se-Kota Semarang, tujuan umum tugas-tugas yang harus akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap dikerjakan.

kinerja manajerial SKPD Dinas se-Kota

2. Kinerja, menetapkan kinerja dalam Semarang dan ransparansi kebijakan publik bentuk pertanyaan yang diukur.

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

menunjukkan seberapa besar kinerja Andarias (2009) telah melakukan manajerial dicapai, seberapa bagus kinerja penelitian tentang pengaruh partisipasi dalam finansial organisasi, dan kinerja lainnya yang penyusunan anggaran, kejelasan sasaran menjadi dasar penilaian akuntabilitas. anggaran dan struktur desentralisasi terhadap Kinerja tersebut harus diukur dan dilaporkan kinerja manajerial SKPD yang mana dalam bentuk laporan kinerja. Pelaporan berdasarkan hasil analisisnya disimpulkan informasi kinerja tersebut sangat penting, bahwa secara simultan seluruh variabel baik bagi pihak internal maupun eksternal. independen berpengaruh terhadap kinerja Bagi pihak internal, manajer membutuhkan manajerial SKPD, pada penelitian ini laporan kinerja dari stafnya untuk menggunakan variabel permoderasi yaitu meningkatkan akuntabilitas manajerial dan pengawasan internal.

akuntabilitas kinerja. Bagi pihak eksternal, Sedangkan penelitian yang dilakukan informasi kinerja tersebut digunakan untuk oleh Samuel (2008) tentang pengaruh mengevaluasi kinerja organisasi, menilai partisipasi penyusunan anggran dan kejelasan tingkat transparansi dan akuntabilitas publik sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial (Deddi, 2010). yang mana berdasarkan hasil analisisnya

Akuntabilitas merupakan prinsip disimpulkan bahwa variabel independen pada pertanggungjawaban yang berarti bahwa penelitian ini berpengaruh secara signifikan proses

penganggaran dimulai dari terhadap kinerja manajerial dengan motivasi perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus sebagai variabel intervening.

dilaporkan dan Helni (2011) telah melakukan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan penelitian tentang pengaruh strategic vision , masyarakat. Masyarakat tidak hanya transparansi, dan akuntabilitas publik memiliki hak untuk mengetahui anggaran terhadap kinerja instansi pemerintah daerah tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut yang mana berdasarkan hasil analisisnya pertanggungjawaban atas rencana ataupun disimpulkan bahwa variabel independen pada pelaksanaan anggaran tersebut (Mardiasmo, penelitian ini berpengaruh secara signifikan 2002). Hal ini menegaskan pentingnya terhadap kinerja pemerintah daerah.

benar-benar

dapat

akuntabilitas publik dalam peningkatan Sedangkan penelitian yang dilakukan kinerja manejerial, karena dengan adanya Syafrial (2009) tentang pengaruh ketepatan akuntabilitas kepada masyarakat, masyarakat skedul penyusunan anggaran, kejelasan tidak hanya untuk mengetahui anggaran sasaran anggaran, dan partisipasi penyusunan tersebut tetapi juga mengetahui pelaksanaan anggaran terhadap kinerja manajerial satuan kegiatan yang dianggarkan sehingga kerja perangkat daerah yang mana pemerintah daerah berusaha dengan baik berdasarkan hasil analisisnya disimpulkan dalam melaksanakan seluruh perencanaan bahwa variabel independen yaitu ketepatan yang ada karena akan dinilai dan diawasi skedul penyusunan anggaran, kejelasan oleh masyarakat. sasaran anggaran, dan partisipasi penyusunan

Kinerja pemerintah daerah yang anggaran secara simultan berpengaruh dilihat dalam laporan kinerja, akan signifikan terhadap kinerja manajerial satuan memperlihatkan sejauhmana pemerintah kerja perangkat daerah.

daerah dalam menjalankan kegiatan yang telah direncanakan. Menurut Deddi (2010),

Hubungan Antar Variabel

pelaporan kinerja sangat penting karena

a. Hubungan Akuntabilitas

Publik kinerja pemerintah daerah diukur dan dinilai dengan Kinerja Manajerial Satuan melalui laporan kinerja, untuk itu dalam

peningkatan kinerja pemerintah daerah, Pengukuran kinerja merupakan salah diperlukan adanya akuntabilitas manajerial satu alat untuk mendorong terciptanya dan akuntabilitas kinerja. Hal ini menegaskan

Kerja Perangkat Daerah.

dengan adanya

publik, yang akan dicapai oleh pemerintah daerah, pemerintah

akuntabilitas

daerah memberikan sebaliknya apabila tidak adanya kejelasan pertanggungjawaban atas semua kegiatan sasaran anggaran aparat akan memiliki yang

kinerja sedikit informasi mengenai keberhasilan atau pemerintah daerah dapat diniai baik oleh kegagalan pelaksanaan organisasi untuk pihak internal, maupun pihak eksternal, mencapai tujuan dan target-target telah dengan demikian akuntabilitas publik ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu mempengaruhi

dilaksanakan

sehingga

peningkatan kinerja dengan adanya sasaran anggaran yang jelas pemerintah daerah.

diharapkan aparat pemerintah daerah dalam

Sasaran hal ini masing-masing SKPD mampu Anggaran dengan Kinerja Manajerial meningkatkan kinerjanya sesuai dengan

b. Hubungan

Kejelasan

Satuan Kerja Perangkat Daerah.

target yang telah ditetapkan sebelumnya. Anggaran daerah harus bisa menjadi

tolak ukur pencapaian kinerja yang Kerangka Konseptual

pemerintah daerah daerah harus bisa menggambarkan sasaran merupakan hasil kerja atau prestasi kerja kinerja secara jelas. Kejelasan sasaran aparat pemerintah daerah suatu organisasi anggaran merupakan sejauh mana tujuan publik dalam rangka mencapai tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik organisasi dalam periode waktu tertentu dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat Akuntabilitas publik merupakan salah satu dimengerti oleh orang yang bertanggung pendekatan umum dapat meningkatakan jawab atas pencapaian sasaran tersebut. Oleh kinerja. Akuntabilitas merupakan prinsip karena itu, sasaran anggaran daerah harus pertanggungjawaban yang berarti bahwa dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat proses

diharapkan, sehingga perencanaan angggaran

Kinerja

penganggaran dimulai dari dimengerti oleh mereka yang bertanggung perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus jawab

dilaporkan dan melaksanakannya.

untuk

menyusun

dan benar-benar

dapat

dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan Kenis (1979) dalam Syafrial (2009) masyarakat. Hal ini menegaskan pentingnya menemukan bahwa pelaksana anggaran akuntabilitas publik dalam peningkatan memberikan reaksi positif dan secara relatif kinerja manejerial, karena dengan adanya sangat kuat untuk meningkatkan kejelasan akuntabiliatas

kepada masyarakat, sasaran anggaran. Reaksi tersebut adalah masyarakat tidak hanya untuk mengetahui peningkatan kepuasan kerja, penurunan anggaran tersebut tetapi juga mengetahui ketegangan kerja,

peningkatan sikap pelaksanaan kegiatan yang dianggarkan karyawan terhadap anggaran, kinerja sehingga pemerintah daerah berusaha dengan anggaran dan efisiensi biaya pada pelaksana baik

melaksanakan seluruh anggaran secara signifikan, jika sasaran perencanaan yang ada karena akan dinilai anggaran dinyatkan secara jelas. Dengan dan diawasi oleh masyarakat. demikian karakteristik sasaran anggaran

dalam

kejelasan sasaran dapat berimplikasi pada kinerja aparat anggaran pada konteks pemerintah daerah, pemerintah daerah yang berpartisipasi baik sasaran anggaran tercakup dalam Rencana dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran Strategik Daerah (Renstada) dan Program sesuai kebijakan umum APBD.

Sedangkan

Pembangunan Daerah (Propeda). Kejelasan Dengan adanya kejelasan sasaran sasaran anggaran berimplikasi pada aparat anggaran kinerja suatu unit kerja organisasi untuk menyusun anggaran sesuai dengan dinilai baik secara finansial. Sasaran sasaran yang ingin dicapai instansi anggaran yang jelas akan memudahkan pemerintah. Aparat akan memiliki informasi aparat untuk

menyusun target-target yang cukup untuk memprediksi masa depan anggaran. Selanjutnya target-target anggaran secara tepat. Selanjutnya, hal ini akan yang disusun akan sesuai dengan sasaran menurunkan perbedaan antara anggaran yang menyusun target-target yang cukup untuk memprediksi masa depan anggaran. Selanjutnya target-target anggaran secara tepat. Selanjutnya, hal ini akan yang disusun akan sesuai dengan sasaran menurunkan perbedaan antara anggaran yang

SKPD, sehingga responden berjumlah 135 Untuk lebih jelasnya pengaruh antar orang. variabel independen dengan variabel

dependen dapat dilihat pada gambar dibawah Jenis dan Sumber data

ini: Jenis data yang dipakai dalam

Gambar Kerangka Konseptual

penelitian ini adalah data subyek ( Self-Report data ). Data subyek adalah jenis data

Hipotesis

penelitian yang berupa opini, sikap Berdasarkan latar belakang dan pengalaman atau karakteristik dari seseorang rumusan masalah dapat dilakukan hipotesis atau kelompok orang yang menjadi subyek sebagai berikut:

penelitian (responden).

H 1 : Akuntabilitas Publik berpengaruh Sumber data dalam penelitian ini signifikan positif terhadap kinerja adalah data primer. Data primer merupakan manajerial SKPD.

data penelitian yang diperoleh secara

H 2 : Kejelasan

anggaran langsung dari sumber yang asli (tidak melalui berpengaruh signifikan positif terhadap media perantara). Data primer dikumpulkan kinerja manajerial SKPD.

sasaran

secara khusus oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer diperoleh

3. Metode Penelitian

dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

Jenis Penelitian

telah terstruktur dengan tujuan untuk Berdasarkan rumusan masalah, maka mengumpulkan

informasi dari para jenis penelitian ini tergolong pada penelitian responden. kausatif. Penelitian kausatif berguna untuk

menganalisis pengaruh antara satu variabel Teknik Pengumpulan Data

dengan variabel lainnya. Penelitian ini Teknik pengumpulan data adalah cara bertujuan untuk melihat seberapa jauh yang digunakan untuk memperoleh data variabel bebas mempengaruhi variabel terikat penelitian. Teknik Pengumpulan data dalam (Umar, 2005). Penelitian ini menjelaskan dan penelitian ini dilakukan dengan cara survey menggambarkan

serta memperlihatkan lapangan yang menggunakan semua metode pengaruh akuntabilitas publik dan kejelasan pengumpulan data original. Data untuk sasaran

variabel penelitian ini dikumpulkan dengan cara independen dengan kinerja manajerial Satuan menyebarkan kuesioner tertutup. Kuesioner Kerja Perangkat Daerah sebagai variabel disebarkan secara langsung ke responden, dependennya.

anggaran

sebagai

demikian pula pengembalianya dijemput sendiri sesuai dengan janji pada kantor

Populasi, Sampel Dan Responden

instansi pemerintah tersebut. Responden Populasi dalam penelitian ini adalah diharapkan

mengembalikan kembali Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di kuesioner kepada peneliti dalam waktu yang Provinsi Sumatera barat. Adapun teknik telah ditentukan. pengambilan sampel yang digunakan adalah

judgement sampling . Judgement sampling Variabel Penelitian

merupakan teknik pengambilan sampel yang Variabel yang digunakan dalam berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia penelitian ini terdiri atas dua variabel antara adalah pihak yang paling baik untuk lain:

dijadikan sampel penelitiannya. Dimana yang 1. Variabel Terikat (Y) menjadi sampel dalam penelitaian ini adalah

Variabel terikat (dependent variabel) seluruh SKPD yang ada di kota Padang yang adalah variabel yang menjadi perhatian terdiri dari 45 SKPD. Responden dalam utama

sebuah pengamatan. penelitian ini adalah pimpinan SKPD dan 2 Pengamatan akan dapat mendeteksikan

dalam dalam

penelitian ini adalah kinerja manajerial Uji Validitas

satuan kerja perangkat daerah. Uji validitas digunakan untuk untuk

2. Variabel Bebas (X) mengukur sah atau valid tidaknya suatu Variabel

(independent kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid variable) adalah variabel yang dapat jika pertanyaan mampu mengungkapkan mempengaruhi perubahan dalam variabel sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner terikat (dependent variable) dan mempunyai tersebut. Uji validitas pada penelitiam ini pengaruh positif ataupun negatif bagi menggunakan Corrected Product Moment. variabel terikat nantinya. Dalam penelitian Jika r hitung > r table dan bernilai positif ini yang menjadi variabel bebas adalah:

bebas

maka butir peryataan atau indikator tersebut

a. Akuntabilitas Publik (X 1 )

dinyatakan valid. Pilot test akan dilakukan

b. Kejelasan Sasaran Anggaran (X 2 ) pada mahasiswa akuntansi FE UNP Konsentrasi sektor publik.

Pengukuran Variabel

Uji Reliabilitas

Pengukuran variabel dalam penelitian ini Reliabilitas adalah alat untuk menggunakan skala likert dengan lima mengukur suatu kuesioner yang merupakan alternatif jawaban masing-masing diberi skor indikator dari variabel. Suatu kuesioner yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu- dikatakan reliable atau handal jika jawaban Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak seseorang terhadap pertanyaan adalah Setuju (STS), yang digunakan untuk konstan atau stabil dari waktu ke waktu. mengukur variabel independen, sedangkan Dalam penelitian ini, uji reliabilitas untuk variabel dependen adalah kuesioner menggunakan Cronbach Alpha (α). (self rating) yang dikembangkan oleh Sekaran (2003) menyatakan cara mengukur

Mahoney et. al (1963). Setiap responden reliabilitas dengan Cronbach Alpha’s dengan diminta untuk mengukur sendiri kinerjanya criteria sebagai berikut : dengan memilih dan/atau menuliskan skala

a. Kurang dari 0,6 tidak reliabel antara 1-9. Skala 1-3 mewakili kinerja di

b. 0,6-0,7 akseptabel bawah rata-rata, skala 4-6 mewakili kinerja

c. 0,7-0,8 baik

rata-rata dan skala 7-9 mewakili kinerja di

d. Lebih dari 0,8 reliabel atas rata-rata. Menurut Sugiyono (2008) dengan skala likert variabel yang akan diukur

Jika semakin dekat koefisien alpha dijabarkan menjadi indikator variabel, pada nilai berarti butir pertanyaan dalam kemudian indikator tersebut dijadikan koefisien ini semakin reliable. sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau Hasil Uji Coba Instrumen

pertanyaan. Hasil pengujian ini bertujuan untuk melihat seberapa kuat butir-butir variabel

Instrumen Penelitian

yang ada pada penelitian ini. Untuk melihat Instrumen penelitian merupakan alat validitas dari masing-masing item kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel digunakan Corrected Item-Total Correlation . dalam

data. Jika r hitung besar dari r tabel maka dapat Instrumen penelitian yang digunakan dalam dikatakan valid. Uji coba instrumen penelitian ini adalah kuisioner. Variabel- dilakukan pada mahasiswa Akuntansi variabel yang diukur dalam kuisioner Fakultas Ekonomi UNP dengan syarat telah mencakup: 1) Akuntabilitas Publik, 2) mengambil mata kuliah Akuntansi Sektor Kejelasan Sasaran Anggaran. Kuisioner Publik, Anggaran dan Audit Kinerja terdiri dari sejumlah pertanyaan tertutup yang

rangka

mengumpulkan

Manajemen dengan jumlah responden a. Jika nilai Sig ≥ 0,05 maka dikatakan sebanyak 30 orang.

berdistribusi normal. Untuk melihat validitas dari masing-masing b. Jika nilai Sig < 0,05 maka dikatakan

item kuesioner digunakan Corrected Item- berdistribusi tidak normal.

Total Correlation . Jika r hitung besar dari r tabel 2) Uji Multikolenearitas

adalah situasi untuk n = 30-2 = 28 adalah 0.306. adanya korelasi variabel-variabel bebas Berdasarkan hasil pengolahan data didapat diantara satu dengan lainnya, maka salah satu nilai Corrected Item-Total Correlation untuk variabel bebas tersebut dieliminir. Untuk

maka dapat dikatakan valid. Dimana r tabel Multikolinearitas

masing-masing item variabel X 1 , X 2 , dan Y menguji adanya multikolinearitas dapat semuanya di atas r tabel . Jadi dapat dikatakan dilihat melalui nilai Variance Inflantion bahwa semua item pertanyaan variabel X 1 , Factor (VIF) < 10 dan tolerance > 0.1.

X 2 , dan Y adalah valid.

3) Uji Heterokedastisitas

Uji ini dilakukan untuk menguji

Model Analisis

apakah dalam sebuah model regresi terjadi Alat analisis regresi berganda ketidaksamaan varians dari residual atas digunakan untuk melihat pengaruh beberapa suatu pengamatan ke pengamatan lain. variabel independen terhadap variabel Konsep

heterokedatisitas atau dependen. Persamaan regresi untuk menguji homokedastisitas

didasarkan pada hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

penyebaran varians variabel dependen

diantara rentang nilai variabel independen. (Ghozali,2006:85)

Y (KMSKPD) = a + b 1 AP + b 2 KJS + e

Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas Dimana:

dapat menggunakan uji glejser. Apabila sig ≥ Y

terdapat gejala Perangkat Daerah (SKPD)

= Kinerja Manajerial Satuan Kerja 0,05

maka

tidak

heteroskedastisitas. Model yang baik adalah

a = Konstanta tidak terjadi heteroskedastisitas.

b 1,2 = Koefisien regresi dari variabel

independen Uji Model (Goodness F it of Model)

e = erorr term

1) Uji F (F-test)

AP = Akuntabilitas Publik Uji F pada dasarnya menunjukkan KJS

= Kejelasan Sasaran Anggaran apakah semua variabel bebas dalam model berpengaruh secara bersama-sama terhadap

Teknik Analisis Data

variabel terikat. Selain itu, uji F dapat

a. Uji Asumsi Klasik

digunakan untuk melihat model regresi yang

1) Uji Normalitas Residual

digunakan sudah signifikan atau belum, Sebelum

melakukan pengujian dengan ketentuan bahwa jika p value < ( α)= terhadap hipotesis, terlebih dahulu dilakukan 0,05 dan f hitung >f tabel , berarti model tersebut uji normalitas residual untuk mengetahui signifikan dan bisa digunakan untuk menguji metode statistik yang akan digunakan. Uji ini hipotesis. Dengan tingkat kepercayaan untuk bertujuan untuk menguji apakah model pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) = regresi variabel terikat dan variabel bebas 5% (0.05).

keduanya mempunyai distribusi normal atau 2) Koefisien Determinasi ( Adjusted R

tidak. Uji normalitas residual dilakukan

Square)

dengan menggunakan One Sample Koefisien determinasi (R Square) pada Kolmogorov-Smirnov test dengan taraf intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

signifikan 5%. Dasar pengambilan keputusan model dalam menerangkan variansi variabel sebagai berikut:

terikat. Adjusted R Square berarti R Square sudah disesuaikan dengan derajat masing- masing jumlah kuadrat yang tercakup dalam perhitungan Adjusted R Square . nilai terikat. Adjusted R Square berarti R Square sudah disesuaikan dengan derajat masing- masing jumlah kuadrat yang tercakup dalam perhitungan Adjusted R Square . nilai

empat unsur Nilai Adjusted R Square yang kecil bararti akuntabilitas publik yang harus dipenuhi, kemampuan variabel-variabel independen diantaranya adalah akuntabilitas kejujuran dalam menjelaskan variasi variabel dependen dan akuntabilitas hukum, akuntabilitas sangat terbatas.

Terdapat

program,

akuntabilitas proses, dan

3) Uji Hipotesis (t-Test)

akuntabilitas kebijakan.

Uji t bertujuan untuk menguji 3. Kejelasan Sasaran Anggaran

sasaran anggaran terhadap variabel tidak bebas dengan variabel merupakan sejauhmana tujuan anggaran lain dianggap konstan, dengan asumsi bahwa ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan jika signifikan nilai t hitung yang dapat tujuan agar anggaran tersebut dapat dilihat dari analisa regresi menunjukkan kecil dimengerti

pengaruh secara parsial antara variabel bebas

Kejelasan

orang yang dari α = 5%, berarti variabel independen bertanggungjawab atas pencapaian sasaran berpengaruh terhadap variabel dependen.

oleh

anggaran tersebut. Oleh sebab itu sasaran Dengan tingkat kepercayaan untuk anggaran

daerah harus pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) = dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat

pemerintah

0.05 (5%). Dengan kriteria sebagai berikut: dimengerti oleh mereka yang bertanggung

a) Jika tingkat signifikansi < α 0,05 dan jawab untuk melaksanakannya. koefisien regresi ( β) positif maka

hipotesis diterima yang berarti tersedia 4. HASIL

PENELITIAN DAN

cukup bukti untuk menolak H 0 pada

PEMBAHASAN

pengujian hipotesis 1,2 atau dengan kata Gambaran Umum Objek Penelitian

lain tersedia bukti untuk menerima H 1 Jumlah populasi pada penelitian ini dan H 2 .

adalah 45 Satuan Kerja Perangkat Daerah

b) Jika tingkat signifikansi < 0,05 dan (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota koefisien regresi ( β) negatif maka Padang yang terdiri dari Dinas, Kantor, hipotesis ditolak dan berarti tidak Badan, dan inspektorat daerah. Sampel pada tersedia cukup bukti untuk menerima penelitian ini yaitu Kepala SKPD (Satuan Hipotesis.

Kerja Perangkat Daerah), Kepala bagian

c) Jika tingkat signifikansi > α 0,05 dan keuangan dan Kepala bagian perencanaan koefisien regresi ( β) positif maka yang ada pada setiap SKPD di lingkungan hipotesis ditolak yang berarti tidak Pemko Padang, sehingga jumlah responden tersedia cukup bukti untuk menerima adalah 135 responden. hipotesis.

Dari kuesioner yang dibagikan ada 5 SKPD yang menolak diberikan kuesioner sehingga

Definisi Operasional

kuesioner yang disebar sebanyak 40 SKPD

1. Kinerja Manajerial Satuan Kerja atau sebanyak 120 responden. SKPD yang

menolak diberikan kuesioner yaitu: 1) Kinerja manajerial Satuan Kerja Sekretaris Daerah, 2) Dinas Pendidikan, 3) Perangkat Daerah adalah hasil dari proses Dinas Kesehatan, 4) Kantor Kecamatan aktivitas manajerial sektor publik yang Kuranji dan 5) Rumah Sakit Umum Daerah. efektif dalam melaksanakan kegiatan Dinas-dinas dan kantor ini menolak manajerial mulai dari proses perencanaan, memberikan kuesioner karena alasan investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, kesibukan.

Perangkat Daerah (SKPD)

responden yang pengawasan, pengaturan staff, negoisasi, mengembalikan kuesioner adalah sebanyak perwakilan, dan kinerja secara keseluruhan.

Jumlah

103 responden dan semuanya mengisi

2. Akuntabilitas Publik

dengan lengkap .

Akuntabilitas publik merupakan suatu Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian

bentuk pertanggung jawaban pemerintah 1. Uji Validitas

kepada publik atas kinerja yang telah

Untuk melihat validitas dari masing- Sample Kolmogorov-Smirnov Test , dengan masing item kuesioner, digunakan Corrected taraf signifikan 0,05 atau 5%. Jika signifikan Item-Total Correlation . Jika r hitung > r tabel, yang dihasilkan > 0,05 maka distribusi maka data dikatakan valid, dimana r tabel

datanya dikatakan normal. Sebaliknya jika untuk N = 103 adalah 0,1630. Berdasarkan signifikan yang dihasilkan < 0,05 maka data hasil pengolahan didapatkan nilai Corrected tidak terdistribusi secara normal.

Item-Total Correlation untuk masing- Tabel masing variabel X 1, X 2, dan Y semuanya di

Dari Tabel terlihat bahwa hasil uji atas r tabel. Jadi dapat dikatakan bahwa seluruh normalitas menyatakan nilai Kolmogorov- item pernyataan variabel X 1, X 2, dan Y Smirnov sebesar 0,977 dengan signifikan adalah valid.

0,296. Berdasarkan hasil tersebut dinyatakan

Tabel

data yang digunakan dalam penelitian Dari tabel dapat dilihat nilai terkecil dinyatakan berdistribusi normal dan bisa dari Corrected Item-Total Correlation untuk dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut. masing-masing instrumen. Untuk instrumen

2. Uji Multikoleniaritas

kinerja manajerial SKPD diketahui nilai Uji multikolinearitas bertujuan untuk Corrected Item-Total Correlation terkecil menguji apakah model regresi ditemukan 0,842, untuk instrumen akuntabilitas publik adanya korelasi antar variabel bebas nilai terkecil 0,393 dan untuk instrumen (independen). Untuk menguji adanya kejelasan sasaran anggaran nilai terkecil multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai 0,519.

Variance Inflantion Factor (VIF) dan

2. Uji Reliabilitas

tolerance value untuk masing-masing Untuk menguji reabilitas instrument, variabel independen. Apabila tolerance

semakin dekat koefisien keandalan dengan value di atas 0,10 dan VIF < dari 10 maka 1,0 maka akan semakin baik. Nilai reabilitas dikatakan

terdapat gejala dinyatakan reliable jika mempunyai nilai multikolinearitas.

tidak

Cronbach’s Alpha dari masing-masing Tabel

instrument yang dikatakan valid lebih besar Hasil nilai VIF yang diperoleh dalam dari 0,6. Berikut ini merupakan tabel nilai tabel 17 di atas menunjukkan variabel bebas

cronbach’s alpha masing-masing instrumen: dalam model regresi tidak saling berkorelasi.

Tabel

Diperoleh nilai VIF untuk masing-masing Keandalan konsistensi antar item atau variabel bebas kurang dari 10 dan tolerance koefiesien keandalan Cronbach’s Alpha value berada diatas 0,10. Hal ini yang terdapat pada tabel di atas yaitu untuk menunjukkan tidak adanya korelasi antara instrumen variabel kinerja manajerial SKPD sesama variabel bebas dalam model regresi 0,972.

variabel dan disimpulkan tidak terdapat masalah akuntabilitas publik 0,827 dan untuk multikolinearitas diantara sesama variabel instrumen variabel kejelasan sasaran bebas dalam model regresi yang dibentuk. anggaran 0,862. Data ini menunjukkan nilai

Untuk

instrumen

3. Uji Heterokedastisitas

yang berada pada kisaran di atas 0,8. Uji heteroskedastisitas bertujuan Dengan

demikian semua instrumen untuk menguji apakah dalam sebuah model penelitian dapat dikatakan reliabel.

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas satu pengamatan ke

Uji Asumsi Klasik

pengamatan yang lain. Jika varians dari

residual suatu pengamatan ke pengamatan Uji normalitas bertujuan untuk lain tetap, maka disebut homoskedatisitas menguji apakah dalam sebuah regresi, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. variabel pengganggu atau residual memiliki Untuk

1. Uji Normalitas Residual

adanya heteros- distribusi normal. Pengujian normalitas kedastisitas

mendeteksi

penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan One menggunakan uji Glejser . Pengujian ini

pada pada

di luar model yang tidak terdeteksi dalam

Tabel

penelitian ini.

Berdasarkan Tabel di atas, dapat

3. Model Analisis

dilihat tidak ada variabel yang signifikan

mengungkap pengaruh dalam regresi dengan variabel AbsUt. variabel

Untuk

yang dihipotesiskan dalam Tingkat signifikansi > α 0.05, sehingga penelitian ini dilakukan melalui analisis

dapat disimpulkan bahwa model regresi regresi berganda. Model ini terdiri dari dua yang digunakan dalam penelitian ini variabel bebas yaitu akuntabilitas publik terbebas dari heteroskedastisitas.

(X 1 ), kejelasan sasaran anggaran (X 2 ) dan satu variabel terikat yaitu Kinerja Manajerial

Analisis Data

SKPD (Y).

1. Uji F (F -test)

Tabel

Uji F dilakukan untuk menguji Berdasarkan Tabel 21 diatas dapat apakah secara bersama-sama variabel dianalisi model estimasi sebagai berikut :

independen mampu menjelaskan variabel Y = -82,553 + 2,449 X 1 + 1,340 X 2 + e dependen secara baik atau untuk menguji Keterangan:

apakah model yang digunakan telah fix atau Y = Kinerja Manjerial SKPD tidak. Patokan yang digunakan yaitu dengan X 1 = Akuntabilitas Publik membandingkan nilai F hitung dengan F table X 2 =Kejelasan Sasaran Anggaran apabila F hitung > F tabel maka persamaan e = Standar error

regresi yang diperoleh dapat diandalkan, atau dengan membandingkan nilai sig. yang

Dari persamaan diatas dijelaskan didapat dengan derajat signifikansi α = 0,05. bahwa:

sebesar -82,553 signifikansi maka persamaan regresi yang