SeJARAH PROMKES gerakan masyarakat menuju

SEJARAH PROMKES
Brian.,M.Kep

SEJARAH PROMKES
• Di zaman pra dan awal kemerdekaan dulu propaganda masalah
kesehatan itu sudah dilakukan. Pada waktu itu cara propaganda
itulah yang dilakukan untuk memberi penerangan kepada
masyarakat tentang kesehatan. Propaganda pada waktu itu
dilakukan dalam bentuknya yang sederhana melalui pengeras
suara atau dalam bentuk gambar dan poster.
• Juga melalui film layar tancap. Cara-cara itu kemudian berkembang,
karena propaganda dirasakan kurang efektif apabila tidak dilakukan
upaya perubahan atau perbaikan perilaku hidup sehari-hari masyarakat.

SEJARAH PROMKES
• Maka dilancarkanlah upaya pendidikan kesehatan
masyarakat (health education) yang dipadukan dengan
upaya
pembangunan
masyarakat
(community

development) atau upaya pengorganisasian masyarakat
(community organization).

SEJARAH PROMKES
• Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati
antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggitingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa
membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial
ekonominya.
• Reformasi di bidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang
berpengaruh terhadap pembangunan kesehatan.
1. Pertama, perubahan pada dinamika kependudukan.
2. Kedua, Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran.
3. Ketiga, Tantangan global sebagai akibat dari kebijakan perdagangan bebas,
revolusi informasi, telekomunikasi dan transportasi.
4. Keempat, Perubahan lingkungan .
5. Kelima, Demokratisasi.

SEJARAH PROMKES
INTERNASIONAL
• Sebelum menjadi promosi kesehatan pengertiannya di samakan dengan

pendididkan kesehatan, pada pendidikan kesehatan di tekankan pada
perubahan perilaku masyarakat dengan cara memberikan informasi
kesehatan melalui berbagai cara dan teknologi.
• Mengenai
istilah
Promosi
Kesehatan
sendiri
juga
mengalami
perkembangan. Mula-mula dicetuskan di Ottawa, Canada pada tahun
1986 merupakan konferensi Internasional promosi kesehatan yang
pertama kali dilaksanakan yang berlangsung tanggal 17 sampai dengan
21 November 1986 dikenal dengan Ottawa Charter.

SEJARAH PROMKES INTERNASIONAL
• Pada konferensi Internasional promosi kesehatan yang pertama
mengambil tema Menuju Kesehatan Masyarakat Baru, namun pada
konferensi ini tidak terlepas dari Deklarasi Alma Ata tahun 1978
tentang Pelayanan Kesehatan Dasar atau Primary Health Care oleh

WHO promosi kesehatan didefinisikan sebagai: the process of
enabling people to control over and improve their health.
• Tetapi definisi tersebut diaplikasikan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya.

KONFERENSI PROMOSI
KESEHATAN
• Lawrence Green (1984) mendefinisi promosi kesehatan
sebagai berikut: Promosi kesehatan adalah segala bentuk
kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang
terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi yang
dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

PIAGAM OTTAWA
• Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa-Canada (1986)
menghasilkan piagam Ottawa Charter yang rumusan strateginya dikelompokkan
menjadi 5 butir,yaitu: 
1) Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy)

• Adalah ͢ kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan/ penentu
kebijakan yang berwawasan kesehatan. Setiap kebijakan pembangunan di bidang
apa saja harus mempertimbngkan dampak kesehatannya bagi masyarakat.
Misalnya, orang yang mendirikan pabrik/ industri, sebelumnya harus dilakukan
analisis dampak lingkungan agar tidak tercemar dan tidak berdampak kepada
masyarakat.
2) Lingkungan Yang Mendukung (Supportive environment)
• Adalah kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang
mendukung yang ditujukan pada: pemimpin organisasi masyarakat pengelola
tempat–tempatumum.

PIAGAM OTTAWA
3) Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)
•  Memberikan pemahaman ketika ada kesalahan persepsi mengenai
pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan kesehatan kadang hanya
untuk pemberi pelayanan (health provider ), tetapi  pelayanan kesehatan 
juga merupakan  tanggung jawab  bersama antara pemberi pelayanan
kesehatan ( health provider ) dan pihak yang mendapatkan pelayanan.

4) Gerakan Masyarakat (Community Action)

•  Derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur yang ada
di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dari kutipan piagam
Ottawa, dinyatakan bahwa: Promosi Kesehatan adalah upaya yang
dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri. 

PIAGAM OTTAWA
5) Keterampilan Individu (Personal Skill)
•  Promosi
kesehatan
mendukung
pengembangan
personal dan sosial melalui penyediaan informasi,
pendidikan
kesehatan,
dan
pengembangan
keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini
meningkatkan pilihan yang tersedia bagi masyarakat
untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan

lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang
kondusif bagi kesehatan. Keterampilan Individu adalah
kemapuan petugas dalam menyampaikan informasi
kesehatan dan kemampuan dalam mencontohkan
(mendemostrrasikan). Contoh : melalui penyuluhan
secara individu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK.
Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter

SEJARAH PROMOSI KESEHATAN NASIONAL
1. Masa Penjajahan.
Mula-mula Belanda, untuk kepentingan mereka sendiri, membentuk
Jawatan Kesehatan Tentara (Militair Geneeskundige Dienst) pada tahun
1808. Itu terjadi pada waktu pemerintahan Gubernur Jendral H.W.
Daendels, yang terkenal dengan pembuatan jalan dari Anyer sampai
Banyuwangi, yang membawa banyak korban jiwa penduduk. Pada
waktu itu ada tiga RS Tentara yang besar, yaitu di Batavia (Jakarta),
Semarang dan Surabaya. Usaha kesehatan sipil mulai diadakan pada
tahun 1809, dan Peraturan Pemerintah tentang Jawatan Kesehatan Sipil
dikeluarkan pada tahun 1820.


SEJARAH PROMOSI KESEHATAN
NASIONAL
“Medisch Hygienische Propaganda”
•           Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas

Higiene. Kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing
tambang di daerah Banten..Lambat laun pemberantasan cacing
tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan “Medisch
Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas pada
penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan
penyuluhan di sekolah-sekolah dan pengobatan kepada anak-anak
sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk mendirikan “brigade
sekolah” dimana-mana.

SEJARAH PROMOSI KESEHATAN
NASIONAL
• Baru pada tahun 1933 dapat dimulai organisasi higiene tersendiri, dalam
bentuk Percontohan Dinas Kesehatan Kabupaten di Purwokerto. Dinas ini
terpisah dari Dinas Kuratif tetapi dalam pelaksanaannya bekerjasama
erat.

• Sebagai pelaksana kegiatan pendidikan kesehatan dalam bidang Hygiene
dan Sanitasi, seorang dokter pribumi bernama Dr. Soemedi, kemudian
mendirikan Sekolah Juru Hygiene di Purwokerto. Usaha ini kemudian
dilanjutkan oleh Dr. R. Mochtar yang kemudian menjabat sebagai Kepala
Bagian Pendidikan Kesehatan Rakyat (Medisch Hygienische Propaganda
Dienst).

SEJARAH PROMOSI KESEHATAN
NASIONAL
“Prevention is better than cure”
•           Apa yang telah dirintis oleh Hydrick tersebut kemudian ternyata
dilanjutkan oleh Pemeritah (Belanda). Perhatian Pemerintah Belanda terhadap
usaha preventif dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, tindakan dan
peraturan (perundang-undangan). Motto yang berbunyi “Prevention is better
than cure” diwujudkan dalam berbagai kegiatan a.l. :
1. Vaksinasi cacar, typus, cholera, desentri, pes
2. Pendaftaran kelahiran, kematian
3. Pelaporan tentang penyakit menular, sakit jiwa
4. Pengawasan : air minum, pabrik, tempat pembuatan makanan dan
minuman, saluran limbah ait/riolering, pembuangan sampah, perumahan.

5. Termasuk upaya pendidikan kepada rakyat tentang peraturan dalam
pemeliharaan kesehatan diri dan lingkungan.

MASA PENDUDUKAN JEPANG DAN
AWAL KEMERDEKAAN
• Disorganisasi Usaha Kesehatan Masyarakat yang sejak zaman
pendudukan Jepang sudah kacau, berlangsung terus dalam periode
revolusi fisik (1945 – 1949). Banyak fasilitas Kesehatan tidak dapat
dipergunakan karena rusak, bahkan para petugas kesehatan pun banyak
yang meninggalkan posnya, bergabung dalam barisan gerilyawan
melawan Belanda, Amerika dan Inggris.
• Dalam periode revolusi fisik itu (Agustus 1945 – Desember 1949), masih
ada dua sistem pemeritahan, yaitu Belanda yang berpusat di Jakarta, dan
Republik Indonesia yang berpusat di Yogyakarta. Dengan demikian maka
selama 8 tahun (1942 – 1949), Indonesia mengalami masa yang sangat
memprihatinkan. Banyak fasilitas kesehatan yang tidak dapat
dipergunakan, karena rusak, ditinggalkan.

MASA KEMERDEKAAN
• Baru setelah penyerahan Kedaulatan (27 Desember 1949), Pemerintah

memberikan perhatian pada kesehatan rekyat. Pemerintah (RI) juga
memberikan perhatiannya pada kesehatan masyarakat di desa. Pada
waktu itu dikembangkan Usaha Pembangunan Masyarakat Desa yang
antara lain melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Pada
waktu itu ada yang disebut Gerakan Kebersihan, Pekan Kerja Bakti, dll.

ERA PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN KESEHATAN
(KURUN WAKTU 1960-1980)
• Istilah Pendidikan Kesehatan dan UU Kesehatan 1960
• Pasal 1, yang menyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya dan perlu diikut
sertakan dalam usaha-usaha Kesehatan Pemerintah.
• Pasal 4, yang menetapkan Tugas Pemerintah untuk memelihara dan
mempertinggi derajat kesehatan rakyat dengan menyelenggarakan dan
menggiatkan usaha-usaha dalam lapangan......... butir c. Penerangan dan
Pendidikan Kesehatan Rakyat......dst

ERA PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN
KESEHATAN
• Pendidikan kesehatan merupakan upaya yang ditekankan pada terjadinya

perubahan perilaku, baik pada individu maupun masyarakat. Bahkan
dalam salah satu jargonnya, yang bermula dari Ruskin sebagaimana
dikutip di awal bab ini, ditegaskan bahwa fokus Health Education adalah
pada

perubahan

perilaku

itu,

bukan

hanya

pada

peningkatan

pengetahuan saja. Oleh karena itu area Pendidikan Kesehatan adalah
pada Knowledge (Pengetahuan), Attitude (Sikap) dan Practice (Perilaku),
yang disingkat menjadi K.A.P.

PENETAPAN HARI KESEHATAN
NASIONAL
• Pada sekitar tahun 1960-an malaria merupakan salah satu penyakit
rakyat yang berkembang dengan subur. Ratusan ribu jiwa mati akibat
malaria. Berdasarkan penyelidikan dan pengalaman, sebenarnya penyakit
malaria di Indonesia dapat dilenyapkan. Untuk itu cara kerja harus
dirubah dan diperbarui. Maka pada September 1959 dibentuk Dinas
Pembasmian Malaria (DPM) yang kemudian pada Januari 1963 dirubah
menjadi Komando Operasi Pembasmian Malaria (KOPEM). Pembasmian
malaria tersebut ditangani secara serius oleh pemerintah dengan dibantu
oleh United States Agency for International Development (USAID) dan
WHO. Direncanakan bahwa pada tahun 1970 malaria hilang dari bumi
Indonesia.

ERA PKMD, POSYANDU DAN
PENYULUHAN KESEHATAN MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
(KURUN WAKTU 1975 - 1995)

• Banyak batasan pengertian tentang peran serta masyarakat. Berdasarkan
pertemuan Alma Ata (1978), WHO memberi rumusan tentang peran serta
masyarakat adalah suatu proses dimana individu dan keluarga:
1. Bertanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan diri, keluarga dan
masyarakat.
2. Berkembang kemampuannya untuk berkontribusi dalam pembangunan.
3. Mengetahui keadaannya dengan lebih baik dan termotivasi untuk
memecahkan masalahnya.
4. Memungkinkan menjadi penggerak pembangunan (agent of
develepment).

KESEHATAN DALAM GBHN
• Undang-Undang

Kesehatan

No.

9/1960

yang

menyebutkan

bahwa

Kesehatan bukan hanya sekedar bebas penyakit dan cacat, tetapi
merupakan keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial. Kesehatan
adalah hak setiap warga Negara untuk mecapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan derajat kesehatan seperti ini,
maka perlu dilaksanakan pembangunan kesehatan masyarakat desa,
sebagai bagian dari

pembanguan nasional.

PKMD DAN DEKLARASI ALMA
ATA
•           PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan
dengan berazaskan gotong royong dan swadaya. PKMD dilaksanakan
dalam rangka menolong diri (masyarakat) sendiri untuk mengenal dan
memecahkan masalah/kebutuhan yang dirasakan mayarakat. Kegiatan
PKMD ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuaan masyarakat
dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang berkaitan dengan
kesehatan.
• Tujuan umum PKMD adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
menolong diri mereka sendiri dibidang kesehatan dalam rangka
meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.

PKMD DAN DEKLARASI ALMA
ATA
• Sedangkan tujuan khusus PKMD adalah:
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki untuk
menolong diri sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka.
2. Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan
serta aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka
sendiri.
3. Menghasilkan tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu,
trampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan.
4. Meningkatnya kesehatan masyarakat.

ERA PROMOSI KESEHATAN
DAN PARADIGMA SEHAT
• Suatu ketika pada sekitar akhir tahun 1994, Dr. Ilona Kickbush, yang baru
saja menjabat sebagai Direktur Health Promotion WHO Headquarter
Geneva, datang ke Indonesia. Sebagai direktur baru ia mengunjungi
beberapa negara, termasuk Indonesia. Kebetulan pada waktu itu Kepala
Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes juga baru saja diangkat, yaitu Drs.
Dachroni MPH, yang menggantikan Dr. IB Mantra yang purna bakti
(pensiun).
• Dari serangkaian pertemuan itu serta perbincangan selama kunjungan
lapangan ke Bandung, kita banyak belajar tentang Health Promotion
(Promosi Kesehatan). Barangkali karena terkesan dengan kunjungannya ke
Indonesia, ia kemudian menyampaikan usulan agar Indonesia dapat
menjadi tuan rumah Konferensi International Health Promotion yang
keempat

KONFERENSI INTERNASIONAL HEALTH
PROMOTION IV DAN DEKLARASI JAKARTA
• Konferensi ini bertema: “New players for a new era: Leading Health
Promotion into the 21st century” dan menghasilkan Deklarasi Jakarta, yang
diberi nama: “The Jakarta Declaration on Health Promotion into the 21st
Century”. Selanjutnya Deklarasi Jakarta ini memuat berbagai hal, antara lain
sebagai berikut:
1. Bahwa Konferensi Promosi Kesehatan di Jakarta ini diselenggarakan hampir
20 tahun setelah Deklarasi Alma Ata dan sekitar 10 tahun setelah Ottawa
Charter, serta yang pertama kali diselenggarakan di negara sedang
berkembang dan untuk pertama kalinya pihak swasta ikut memberikan
dukungan penuh dalam konferensi.
2. Bahwa Promosi Kesehatan merupakan investasi yang berharga , yang
mempengaruhi faktor-faktor penentu di bidang kesehatan guna mencapai
kualitas sehat yang setinggi-tingginya.

3. Bahwa Promosi Kesehatan sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai
tantangan dan perubahan faktor penentu kesehatan. Berbagai tantangan
tersebut
seperti:
adanya
perdamaian,
perumahan,
pendidikan,
perlindungan sosial, hubungan kemasyarakatan, pangan, pendapatan,
pemberdayaan perempuan, ekosistem yang mantap, pemanfaatan
sumber daya yang berkelanjutan, keadilan sosial, penghormatan terhadap
hak-hak azasi manusia, dan persamaan, serta kemiskinan yang
merupakan ancaman terbesar terhadap kesehatan, selain masih banyak
ancaman lainnya.
4. Bahwa untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul terhadap
kesehatan diperlukan kerjasama yang lebih erat , menghilangkan sekatsekat penghambat, serta mengembangkan mitra baru antara berbagai
sektor, di semua tingkatan pemerintahan dan lapisan masyarakat.

5. Bahwa prioritas Promosi Kesehatan abad 21 adalah :
• Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan;
• Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan;
• Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan;
• Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat;
• Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.

6. Selanjutnya menyampaikan himbauan untuk bertindak, dengan
menyusun rencana aksi serta membentuk atau memperkuat aliansi
promosi kesehatan di berbagai tingkatan, mencakup. :
7. Membangkitkan kesadaran akan adanya perubahan faktor penentu
kesehatan;
8. Mendukung pengembangan kerjasama dan jaringan kerja untuk
pembangunan kesehatan;
9. Mendorong keterbukaan dan tanggungjawab sosial dalam promosi
kesehatan.

PROMOSI KESEHATAN DI ERA REFORMASI
DAN DESENTRALISASI
• Departemen Kesehatan dalam hal ini Promosi Kesehatan menyelenggarakan
pertemuan dengan Bupati dan Walikota seluruh Indonesia pada bulan Juli
2000 yang menyepakati tentang perlunya perhatian Daerah secara lebih
sungguh-sungguh terhadap program kesehatan, kelembagaan, ketenagaan
serta anggaran yang mendukungnya. Berbagai pertemuan khusus untuk
menjelaskan dan mendiskusikan tentang Paradigma Sehat dan Visi Indonesia
sehat 2010 juga diselenggarakan kepada partai-partai politik dan anggota
DPR kkhususnya komisi yang mengurusi bidang kesehatan.

DEFINISI PROMOSI KESEHATAN
• Promosi kesehatan adalah proses advokasi kesehatan yang dilaksanakan
untuk meningkatkan kemampuan baik di tingkat personal, swasta,
maupun pemerintah.


Promosi Kesehatan adalah suatu kegiatan penyampaian ilmu dan
informasi kesehatan kepada individu kelompok, keluarga dan komunitas
dengan tujuan dari tidak mampu menjadi mampu merubah kebiasaan
yang

sesuai

dengan

prinsip

kesehatan

dalam

berbagai

aspek

kehidupannya secara mandiri dan menerapkan sepanjang hidupnya.

KONSEP PROMOSI KESEHATAN
• Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dan konsep pendidikan
kesehatan, yang berkembang sejalan dengan perubahan paradigm kesehatan
masyarakat ( Public Health ). Perubahan padigma kesehatan masyarakat
terjadi antara lain akibat perubahan pola penyakit, gaya hidup kondisi
kehidupan lingkungan kehidupan demografi dan lain – lain.
• Sejak saaat itu, pendidikan kesehatan menjadi perhatian dan merupakan
bagian dari upaya kesehatan masyarakat yang difokuskan kepada :

a. Perilaku beresiko seperti : Merokok, Makanan rendah serat, dan Kurang gerak
b. Pelayanan kedokteran pencegahan
c. Deteksi dini pencegahan.

SELAMAT BELAJAR