Khutbah Jumat Bulan Muharram Mengambil H

‫‪Khutbah Jum’at Bulan Muharram: Mengambil Hikmah‬‬
‫‪Dari Peristiwa Hijrah‬‬

‫ب ال طنطاصئصعي ينن‪ .‬نوأبينغنض النعاصصي ينن‪.‬‬
‫حيمدد لصل طصه الصذي نجنزى النعاصملصي ينن‪ .‬وأنح طن‬
‫حيمدد لصل طصه‪ .‬أل ن‬
‫ل ن‬
‫عنلى‬
‫حطمددا نردسيودل اللصه‪ .‬نالل طدهطمن نص ط صل نونسلص طيم نونباصريك ن‬
‫أيشنهدد أين ل ن صالنه صالاللده‪ .‬نوأيشنهدد أ طنن دم ن‬
‫جاصهصدي ينن صفي نسصبي يلصنك‬
‫عنلى آلصصه نونص ي‬
‫حطمدد النهاصدي اصنلى صنراصطنك الدميستنصقي يصم‪ .‬نو ن‬
‫حصبصه نوالدم ن‬
‫دم ن‬
‫عل ندموا أ طنن اللنه أنمنرك ديم‬
‫ال ينقصوي يصم‪ .‬أ طنما بنيعدد‪ .‬نفنيا صعنبانداللصه اتطندقيواللنه ال طصذي ل صالنه صسنواده نوا ي‬
‫خيسنراصنك ديم نونهللصك ديم‪.‬‬
‫عصة وال يصعنباندصة‪ .‬نون ننهاك ديم صبال طدظل يصم نوال ينميعصصي نصة‪ .‬نفل ي نك ديودن ذلصنك اصل طن لص د‬
‫صبال طنطا ن‬
‫عصن‬

‫عل ني يك ديم‪ .‬نفأ نصطي يدعيوده نوا ي‬
‫حاصت نوايجتنصندبوا ن‬
‫نول نصكصطن اللنه ي نيرنحدمك ديم نوأن ينزنل صننعنمده ن‬
‫عنمدلوا ال طنصالص ن‬
‫ع طنذبنك ديم صبنسطيصء أ نيفنعالصك ديم‬
‫عنمال نك ديم‪ .‬أ ننثابنك ديم صبنصالصصح أ ن ي‬
‫‪.‬ال طنس صي طنئاصت‪ .‬لصأ ن طنن اللنه نجنزى أ ن ي‬
‫عنمالصك ديم‪ .‬نو ن‬
‫عيودذصباالل طنصه صمنن ال طنشي ينطاصن ال طنرصجي يصم‪ ،‬صبيسصم الل طنصه ال طنريحنمصن ال طنرصحي يصم‪ ،‬نفال طنصذينن‬
‫نقانل الل طنده تننعانلى ‪:‬أ ن د‬
‫عن يدهيم نس صي طنئاصتصهيم‬
‫نهانجدروا ي نوأ ديخصردجوا ي صمن صدنياصرصهيم نودأودذوا ي صفي نسصبيصلي نونقاتندلوا ي نودقصتدلوا ي ل دك نصطفنر طنن ن‬
‫حصتنها ال نن ينهادر ث ننوابا د صطمن صعنصد الل طصه نوالل طده صعنندده دحيسدن‬
‫جصري صمن تن ي‬
‫نول ديدصخل نن طندهيم نج طننادت تن ي‬
‫ب‬
‫الثطننوا ص‬
‫‪Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah,‬‬
‫‪Melalui mimbar khutbah ini, saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada para jama’ah‬‬
‫‪sekalian, marilah kita bersama-sama senantiasa meningkatkan kadar ketaqwaan kepada Allah‬‬

‫‪SWT. Taqwa dalam arti yang sebenarnya. Yaitu dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan‬‬
‫‪meninggalkan semua laranganNya. Bahwasannya tidak ada perbedaan antara seseorang dengan‬‬
‫‪seorang yang lainnya. Maka alangkah bahagia dan beruntungnya orang yang termasuk dalam‬‬
‫‪golongan muttaqin. Karena kelak akan mendapat tempat dan maqam yang mulia di sisi Ilahi.‬‬
‫‪Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah,‬‬
‫‪Masih di bulan Muharram ini memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah‬‬
‫‪memberikan nikmatnya kepada kita semua. Yaitu dengan menggunakan nikmat itu ke jalan yang‬‬
‫‪di ridloi-Nya. Bersyukur atas nikmatnya, maka Allah pun akan menambah nikmat itu.‬‬
‫‪Sebagaimana dalam surat Ibrahim ayat 7 Allah SWT berfirman:‬‬

‫عنذاصبي ل ننشصديدد‬
‫نوصإيذ تنأ نطذننن نربطدك ديم ل نصئن نشك نيرتديم ل نصزيندن ط نك ديم نول نصئن ك ننفيرتديم صإ طنن ن‬

Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), Maka sesungguhnya azab–Ku sangat pedih.”
Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah,
Sebagai upaya memningkatkan iman dan taqwa kepada-Nya, maka melalui datangnya Tahun
Baru Hijriyah ini kita menengok sejarah masa silam, masa perjuangan Nabi SAW dan para
sahabat-sahabat beliau menegakkan agama Allah.
Sebagaimana di ketahui dalam catatan sejarah, bahwa Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat

beliau mengembangkan risalah Islam di Mekkah banyak menemui tantangan dan hambatan yang
tidak ringan. Orang-orang Quraisy menentangnya. Mereka melakukan penganiayaan terhadap
sahabat-sahabat beliau dengan tujuan agar Nabi SAW menghentikan dakwahnya.
Semakin hari kekejaman dan penganiayaan semakin keras, namun sungguh suatu keajaiban,
semakin keras penindasan dan dan semakin keras penganiayaan, Islam pun semakin
berkembang. Tidak satupun orang yang begitu masuk Islam lalu sudi keluar atau menjadi murtad
bagaimanapun kerasnya kekejaman dan penganiayaan yang mereka lakukan.
Makin hari kekejaman itu semakin menjadi-jadi, dan kemudian mencapai puncaknya. Mereka
sepakat untuk menangkap dan membunuh Nabi SAW. Dalam keadaan genting itulah, Rasulullah
mendapat perintah hijrah ke Madinah. Maka berhijrahlah Beliau bersama para sahabat menuju
kota Yatsrib, yang sekarang menjadi kota Madinah.
Peristiwa hijrah ini terjadi tonggak perjuangan umat Islam untuk selanjutnmya mereka tidak
hanya dikagumi oleh kawan tapi juga disegani oleh lawan. Peristiwa hijrah akan tetap relevan
atau cocok dikaitkan dengan konteks ruang dan waktu sekarang ataupun yang akan datang. Nilainilai yang terkandung dalam peristiwa hijrah itu akan tetap cocok dijadikan rujukan kehidupan.
Banyak sekali hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut. Diantaranya:
Pertama, hijrah merupakan perjalanan mempertahankan keimanan. Karena iman, para sahabat
sudi meniggalakan kampung halaman, meninggalkan harta benda mereka. Karena iman, mereka
rela berpisah dengan orang yang dicintainya yang berbeda akidah. Iman yang mereka
pertahankan melahirkan ketenangan dan ketentraman batin, kalau batin sudah merasa tentram
dan teraasa bahagia, maka bagaimanapun pedihnya penderitaan dzahir yang mereka alami tidak

akan terasa. Itulah mengapa sebabnya para sahabat mau berjalan di gurun pasir yang panas.
Mereka melakukan perjalanan dari Mekkah menuju Madinah dengan bekal iman. Oleh karena
itu, dalam memperingati tahun baru hijriyah ini, perlulah kita tanamkan keimanan dalam diri kita
sebagaimana imannya para sahabat. Dan diwujudkan dalam bentuk amal-amal saleh dalam
kehidupan ini.
Para jamaah, iman akan membuat hidup seseorang jadi terarah. Kekuasaan dan kebebasan
berfikir harus ada imbangannya. Allah tidak harus ada imbangannya. Allah tidak hanya
menganugerahkan akal pada amnesia, tapi juga hati. Kita memang butuh ilmu pengetahuan dan

teknologi yang diimbangi dengan keimanan akan membuat manusia semakin sadar akan hakikat
dirinya, timbul pengakuan sebagaimana tersebut dalam surah Ali Imran ayat 191:

‫ت نهذا نباصطل‬
‫نربطنننا نما نخل نيق ن‬
Artinya: “Ya Tuhan kami, tiada sia-sia Engkau menciptakan ini.”
Iman juga berfungsi untuk mengendalikan nafsu. Makhluk yang bernama Malaikat cuma
dianugerahakan akal saja tanpa nafsu, karena itu tidak ada malaikat yang mendurhakai Allah,
sehingga wajar kalau kita tiap hari berbuat salah. Sedangkan manusia diberi kedua-duanya akal
sekaligus nafsu. Jika akal yang menguasai dirinya maka kebenaran akan menang dan meningkat
ke derajat malaikat. Namun kalau nafsu yang mengendalikan dirinya maka sifat-sifat binatang

yang menghiasi perilakunya. Sehingga ia turun derajat ke tataran binatang. Hal ini seperti yang
difirmankan oleh Allah dalam suarh At-Tin ayat 4 dan 5 yang berbunyi:

‫ ث دطمن نرنديدنناده أ نيسنفنل نساصفصلينن‬.‫ل ننقيد نخل نيقننا ال يصإننسانن صفي أ نيحنسصن تنيقصويدم‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.”
Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah,
Hikmah kedua adalah bahwasanya hijrah merupakan perjalanan ibadah. Pada waktu hijrah,
dorongan sahabat untuk ikut tidak sama. Oleh karena itu Rasulullah SAW sebagaimana dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori menyatakan bahwa amal-amal perbuatan itu
tergantung pada niatnya dan bagi tiap orang apa yang diniatkannya.
Oleh karena itu, semangat ibadah inilah yang harus menjiwai peringatan hijrah dan langkah
memasuki tahun baru hijriah.
Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah,
Kemudian hikmah ketiga adalah bahwa hijrah adalah perjalanan ukhuwah.
Para jamaah, kita bisa menyimak bersama bagaimana penduduk Madinah menyambut orangorang Mekkah sebagai saudara. Kemudian mereka bergaul dalam suasana ukhuwah yang
berlandaskan satu keyakinan bahwa semua manusia berasal dari Nabi Adam dan beliau
diciptakan dari tanah. Maka bersatulah orang-orang muhajirin dan orang ansharsebagai saudara
yang diikat oleh akidah. Dalam surah Al-Hujarat ayat 10 Allah Swt berfirman :


‫صإن ط ننما ال يدميؤصمدنونن صإيخنوةد‬
Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.”

Dan kaum muhajirin dan anshar ini mendapat jaminan dari Allah akan masuk surga.
Sebagaimana dalam surah At-taubah ayat 100 Allah Swt berfirman :

‫نوال نساصبدقونن ال ن ط نودلونن صمنن ال يدمنهاصجصرينن نوا ن‬
‫لننصاصر نوال طنصذينن اتطنبندعودهم صبصإيحنسادن طنرصضني الل طده‬
‫ط‬
‫ن‬
‫ي‬
‫حتننها ال نن ينهادر نخالصصدينن صفينها أ ننبدا د نذلصنك ال ينفيودز‬
‫ت‬
‫ري‬
‫ج‬
‫ت‬
‫ت‬
‫نا‬
‫ج‬
‫م‬

‫ه‬
‫ل‬
‫د‬
‫ع‬
‫أ‬
‫و‬
‫ه‬
‫ن‬
‫ع‬
‫ا‬
‫ضو‬
‫ر‬
‫و‬
‫م‬
‫ه‬
‫ن‬
‫ن‬
‫د‬
‫عن ي د ي ن ن د ن ي د ن ن طن د ي ن ط‬
‫ن يص ن ي‬

‫ن‬
‫ال ينعصظيدم‬
Artinya: “Dan orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orangorang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridla
kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga
yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah
kemenangan yang besar.”
Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah
Demikianlah sekelumit tentang hikmah hijrah Nabi SAW yang dapat saya sampaikan dalam
khutbah ini. Sebegai penutup saya ingin menyampaikan dua kisah penting yang dapat kita petik
dalam menyikapi kondisi bangsa Indonesia saat ini.
Perjalanan Nabi dari Makkah ke Madinah, sekitar 416 kilometer, ditempuh selama 16 hari
dengan mengendarai onta. Nabi mengistirahatkan onta pada saat matahari hampir tepat di atas
kepala dan baru melanjutkan perjalanan sore harinya. Betapa Nabi sangat menaruh belas kasih
kepada sesama mahluk Allah.
Dalam perjalanan itu, Nabi diikuti oleh pembunuh bayaran dari Makkah bernama Suroqoh bin
Malik yang mengendarai kuda pilihan. Dia mendapatkan iming-iming hadiah seratus unta dan
wanita cantik untuk bisa membunuh Nabi, minimal bisa menggagalkan perjalanan ke Madinah.
Namun ketika hendak mendekati Nabi, kuda Suroqoh mendadak terpeleset dan jatuh. Riwayat
lain menyebutkan, kuda Suroqoh terperosok masuk kedalam tanah, dan itu terjadi sampai tiga
kali.

Nabi yang mengetahui hal itu lalu mendekati Suroqoh dan menolongnya. Suroqoh yang
penasaran dengan perilaku Nabi itu lantas menanyakan sesuatu perihal Tuhan Muhammad.
Terjadilah dialog. Lalu turunlah ayat Al-Quran surat Al-Ihlas. Pada ayat pertama berbunyi,

‫دقيل دهنو الل طنده أ ننحدد‬
“Kakanlah Dialah Allah Yang Maha Esa.”
Suroqoh tertegun, tidak bisa berkata apapun. Bahkan kemudian dia menawarkan barang-barang
perbekalannya untuk keperluan perjalanan Nabi, namun Beliau menolak.

Inilah pelajaran pertama, bahwa seorang pemimpin tidak mudah menerima sesuatu dari orang
lain karena kepemimpinannya.
Peristiwa selanjutnya adalah ketika Nabi kehabisan perbekalan. Nabi bersama Sahabat Abu
Bakar dan dua orang pengawal singgah di sebuah perkemahan, hendak membeli perbekalan.
Perkemahan itu dihuni oleh seorang perempuan bernama Umi Ma’bad yang ternyata dalam
keadaan serba berkekurangan.
Ada seekor hewan perahan tapi dalam keadaan kurus kerontang. “Jangankan susu Tuan, air
kencing hewan itu pun sudah tidak ada,” kata Umi Ma’bad kepada Nabi.
Namun kemudian Nabi mendekati hewan itu, memeras kantong susunya dan dengan izin Allah
hewan itu keluar air susunya. Pertama-tama Nabi memberikan gelas berisi susu kepada Abu
Bakar, kedua kepada Sahabat yang menuntun onta Nabi, ketika kepada Sahabat yang menuntun

onta Abu Bakar, baru kemudian Nabi meminumnya.
Banyak perintiwa penting dalam hijrah, namun dari peristiwa yang barusan kita diajarkan bahwa
semestinya pemimpin mendahulukan kepentingan rakyatnya.
Umi Ma’bad yang keheranan lalu bertanya kepada Nabi. “Kenapa Anda tidak minum terlebih
dahulu?” Nabi menjawab:

‫نخاصددم ا يل دنمصم آصخدردهيم دشيربا د‬
Nabi mengajarkan bahwa, pelayan umat itu semestinya minumnya belakangan, mendahulukan
kepentingan umat dari pada kepentingan pribadi.

‫ نون ننفنعصني نواصصطياك ديم بما فيه صمنن النياصت نوالصطذك يصر‬.‫نبانرنك اللده صلي نول نك ديم صفي ال يدقيرآصن ال ينعصظي يصم‬
‫حصكي يصم‬
‫ال ي ن‬