T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Berbantuan Media Nyata Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Sidorejo Temanggung Tahun Pelajaran 20162017 T1 BA

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Diskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) kelas 5 SDN 2 Sidorejo
Temanggung semester I setelah dilakukan pengamatan sebelum melakukan penelitian,
belum menunjukkan hasil belajar yang memuaskan atau belum mencapai target kriteria
ketuntasan minimal yang ada, dengan kriteria ketuntasan minimal 60.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru kelas 5 sudah baik akan tetapi
metode yang digunakan dengan ceramah pada saaat mengajar, guru memberikan materi
dan siswa mendengarkan sambil mencatat, pelajaran IPA menjadi serasa pelajaran
membosankan. Saat siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tak banyak dari siswa
yang mengajukan pertanyaan selanjutnya pada akhir kegiatan pembelajaraan saat diambil
penilaian ternyata hasil belajar siswa belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum.
Statistik deskriptif kondisi awal dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut.
Descriptive Statistics
N

Minimum

Skorawal


30

Valid N (listwise)

30

Maximum

40

Mean

98

Std. Deviation

61.93

16.269


Dapat terlihat dari nilai ulangan kelas 5 SD Negri 2 Sidorejo Temanggung
diperoleh hasil belajar IPA siswa yang masih belum memuaskan, masih ada sejumlah
siswa yang belum tuntas atau belum mencapai batas kriteria minimum sekolah yaitu 60.
Hasil belajar ulangan siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Hasil Belajar Prasiklus
Rentang Nilai

Keterangan

Jumlah siswa

%

40-49

Belum Tuntas

5


16,7 %

50-59

Belum Tuntas

9

30 %

35

36

60-69

Tuntas

6


20 %

70-79

Tuntas

5

16,7%

80-89

Tuntas

3

10 %

90-100


Tuntas

2

6,6 %

Jumlah

-

30

100 %

Tuntas

-

16


53,3 %

Belum tuntas

-

14

46,7 %

Dilihat dari hasil belajar kondisi awal, IPA kelas 5 mendapat hasil yang masih
rendah, hasil IPA siswa yang belum tuntas ada 14 anak atau 53,3 %. Siswa yang tuntas
batas kriteria minimum dengan mencapai nilai batas minimum ada 16 anak atau 46,7 %.
Peneliti dengan melihat kondisi pembelajaran IPA yang hasilnya belum
memenuhi target kriteria ketuntasan minimum melakukan suatu tindakan dalam
pembelajaran IPA dengan suatu model pembelajaran Group Investiogation. Suatu metode
pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.Model pembelajaran ini mengaktifkan
siswa,

dengan


dilakukan

secara

berkompetisi

dapat

menarik

perhatian

dan

membangkitkan keingintahuan siswa sehingga siswa termotivasi untuk berfikir,
mengetahui dan memperoleh pengalaman belajar.
4.2 Pelaksanaan Tindakan
4.2.1


Siklus I

a. Tahap perencanaan
Dari perolehan hasil belajar kelas 5 SD Negeri 2 Sidorejo yang masihbelum
mencapai target kriteria ketuntasan minimum dan hanya beberapa anak tuntas, peneliti
melakukan penelitian tindakan kelas, sebelumnya peneliti melakukan persiapan
diantaranya
1)

Membuat skenario pembelajaran dan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran)

2)

Menyiapkan sarana untuk melaksanakan pembelajaran seperti alat-alat
peraga yang akan digunakan guru

37

3)


Membicarakan skenario dengan guru dan membuat kesepakatan sebelum
pelaksanaan tindakan pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Setelah melakukan perencanaan dan membuat kesepakatan pelaksanaan
pembelajaran IPA dengan model Group Investigation kemudian tahap selanjutnya adalah
pelaksanaan tindakan, yang dilakukan pada tahap ini adalah :
Pertemuan pertama
a. Tahap persiapan
Pada kegiatan awal ini yang dilakukan oleh guru merupakan kegiatan
Apresepsi, yang dilaksanakan oleh guru yaitu membuka awal pembelajarandengan
memberi salam, menyiapkan siswa untuk menerima pembelajaran, mengajak berdoa,
dan melakukan presensi kehadiran siswa. Memotivasi dan memfokuskan siswa
sebelum memulai pembelajaran. Setelah memotivasi dan memfokuskan siswa guru
selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Penyajian materi pembelajaran
Kegiatan inti
Pada kegiatan penyajian materi pembelajaran atau kegiatan inti guru mencoba
memberikan sebuah persoalan dengan menayangkan sebuah video yang berhubungan

dengan pembelajaran perubahan sifat benda, guru memacing siswa untuk bertanya,
apa yang mereka dapat melalui penayangan video penyebab perubahan sifat benda,
guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru
menuliskan beberapa pertanyaan dari siswa di papan tulis lalu guru mendorong siswa
untuk mencari tahu sendiri jawabannya. .
c. Evaluasi
Kegiatan penutup
Kegiatan penutup ini yang dilakukan guru adalah memberi kesimpulan dari
materi yang sudah dipelajari dan guru memberikan penguatan materi.

38

Pertemuan kedua
a. Tahap persiapan
Pada kegiatan awal ini yang dilakukan oleh guru merupakan kegiatan
apresepsi, yang dilaksanakan oleh guru yaitu membuka awal pembelajaran dengan
memberi salam, menyiapkan siswa untuk menerima pemenbelajaran, mengajak
berdoa, dan melakukan presensi kehadiran siswa. Memotivasi dan memfokuskan
siswa sebelum memulai pembelajaran.Setelah memotivasi dan memfokuskan siswa
guru selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Penyajian materi pembelajaran
Kegiatan inti
Guru menanyakan soal materi yang berhubungan dengan perubahan sifat
benda apakah masih mengingat, guru membagi kelompok masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang anggota dan menentukan masalah yang harus dipecahkan. Saat
siswa melakukan investigasi guru bertugas sebagai fasilitator apabila ada kelompok
yang membutuhkan bimbingan.Setelah siswa selesai melakukan investigasi guru
membimbing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil investigasinya.
c. Evaluasi
Kegiatan penutup
Guru memberikan evaluasi terhadap hasil investigasi masing-masing
kelompok dan meluruskan jawaban apabila ada yang kurang tepat serta memberikan
apresiasi terhadap hasil kerja kelompok. guru memberikan refleksi terhadap
pembelajaran yang sudah dilakukan. Kemudian guru membagikan soal evaluasi dan
siswa mengerjakan soal evaluasi dengan waktu yang sudah ditentukan.
C . Pengamatan
Hasil pengamatan dari siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan
guru melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation
berbantu media nyata, terlihat siswa terlibat dalam perolehan pengalaman belajar, siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran guru menfasilitasi dan melibatkan siswa dalam tiap
pembelajaran. Akhri siklus I pembelajaran ke dua dilakukan tes untuk mengetahui hasil
belajar yang dicapai oleh siswa.

39

Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan
model pembelajaran Group Investigation pada mata pelajaran IPA selama proses
pembelajaran sebagai terlihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Tindakan Model Pembelajaran Group Investigation
Aspek Yang Diamati

Tindakan

1. Guru memberi salam,mengajak berdoa sebelum
memulai pembelajaran
2. Guru memusatkan perhatian siswa dengan tanya jawab
seputar materi yang akan dipelajari
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran



4. Guru menayangkan video mengenai berbagai penyebab
perubahan sifat benda
5. Guru memancing siswa untuk bertanya , apa yang
mereka dapat melalui penayangan video penyebab
perubahan sifat benda
6. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran
7. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 orang
anggota dan menentukan masalah yang harus
dipecahkan
8. Guru bertugas sebagai fasilitator apabila ada kelompok
yang membutuhkan bimbingan
9. Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk
mempresentasikan hasil investigasinya
10. Guru memberikan evaluasi terhadap hasil investigasi
masing-masing kelompok dan meluruskan jawaban
apabila ada yang kurang tepat serta memberikan
apresiasi terhadap hasil kerja kelompok
11. Guru memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang
sudah dilakukan
12. Guru memberi kesimpulan dari materi yang sudah
dipelajari dan guru memberikan penguatan materi
13. Guru membagikan soal evaluasi



14. Guru menutup pembelajaran dengan doa


















40

Hasil belajar siklus I
Sebelum pembelajaran dilakukan pretes, selanjutnya pada akhir pertemuan siklus
I dilakukan postes untuk melihat pencapaian materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan sejauh mana tujuan pembelajaran dapat tercapai.Statistik deskriptif hasil
pretes dan postes dapat dilihat pada tabel 4.4.berikut
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Pretes dan Postes Siklus I
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

skorpretes1

30

40

98

59.90

15.994

skorpostes1

30

40

90

71.67

15.555

Valid N (listwise)

30

Postes dilakukan dengan menggunakan soal tes pilihan ganda , 20 soal pilihan
ganda , hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut:
Tabel 4.5
Skor Postes Hasil Belajar Siklus I
Rentang nilai

Keterangan

Jumlah siswa

%

40-49

Belum Tuntas

2

6,7 %

50-59

Belum Tuntas

8

26,7 %

60-69

Tuntas

-

70-79

Tuntas

5

16,67 %

80-89

Tuntas

11

36,7 %

90-100

Tuntas

4

13,2 %

Jumlah

-

30

100 %

Tuntas

-

20

66,7 %

Belum tuntas

-

10

33,3 %

41

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti diperoleh nilai hasil
belajar yang dapat dilihat pada tabel 4.3, hasil data sebagai subyek penelitian kelas 5
SDN 2 Sidorejo Temanggung dari jumlah siswa satu kelas ada 30 siswa, terdapat 20
siswa yang tuntas atau 66,7 %, dan terdapat 10 siswa yang belum tuntas atau 33,3 %
c.

Refleksi
Siklus I yang sudah dilaksanakan kemudian di amati untuk melihat kekurangan

yang ada dalam sikuls I dan di perbaiki pada siklus II, hal-hal yang perlu diberbaiki
dalam melaksanakan pembelajaran dengan model Group Investigation berbantu media
nyata kelas 5 SD Negeri 2 Sidorejo Temanggung untuk pembelajaran pada siklus
berikutnya yaitu:
1. Memberikan pola atau aturan tempat duduk untuk siswa, antara siswa yang
pintar atau siswa yang bisa dengan siswa yang kurang pintar atau kurang bisa
2. Guru memberikan bimbingan saat permainan di mulai
3. Guru tidak bertugas sebagai fasilitator apabila ada kelompok yang
membutuhkan bimbingan
Dilihat dari indikator kinerja dimana penelitian PTK ini berhasil jika 80% siswa
mencapai ketuntasan belajar ≥ 60, maka Siklus I ini belum berhasil.
4.2.2 Siklus II
a.

Tahap Perencanaan
Hasil refleksi siklus I dijadikan acuan untuk mengambil tindakan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada siklus II. Pada siklus II yang dilakukan
sebelum melaksanakan tindakan yang perlu disipakan yaitu
a.

Membuat sekenanrio pembelajaran dan RPP (rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

b.

Menyiapkan sarana untuk melaksanakan pembelajaran

c.

Membicarakan sekenario dengan guru dan membuat kesepakatan sebelum
pelaksanaan tindakan pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Setelah melakukan perencanaan dan membuat kesepakatan pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Group Investigation kemudian
tahap selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan, yang dilakukan pada tahap ini adalah:

42

Pertemuan pertama
a. Tahap persiapan
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan siklus II dilaksanakan pada bulan November.Pada kegiatan awal ini
yang dilakukan oleh guru merupakan kegiatan apresepsi, yang dilaksanakan oleh guru
yaitu membuka awal pembelajaran, mengajak berdoa siswa-siswa, melakukan presensi
siswa, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Penyajian materi pembelajaran
Kegiatan inti
Pada kegiatan penyajian materi pembelajaran atau kegiatan inti guru mencoba
memberikan sebuah persoalan dengan menayangkan sebuah video yang berhubungan
dengan pembelajaran perubahan sifat benda, guru memacing siswa untuk bertanya,
apa yang mereka dapat melalui penayangan video penyebab perubahan sifat benda,
guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru
menuliskan beberapa pertanyaan dari siswa dipapan tulis lalu guru mendorong siswa
untuk mencari tahu sendiri jawabannya.
c. Evaluasi
Kegiatan penutup
Kegiatan penutup ini yang dilakukan guru adalah memberi kesimpulan dari materi
yang sudah dipelajari dan guru memberikan penguatan materi.
Pertemuan kedua
a. Tahap persiapan
Kegiatan pendahuluan
Pada kegiatan awal ini yang dilakukan oleh guru merupakan kegiatan apresepsi,
yang dilaksanakan oleh guru yaitu membuka awal pembelajaran dengan memberi
salam, menyiapkan siswa untuk menerima pemenbelajaran, mengajak berdoa, dan
melakukan presensi kehadiran siswa. Memotivasi dan memfokuskan siswa sebelum
memulai pembelajaran.Setelah memotivasi dan memfokuskan siswa guru selanjutnya
menyampaikan tujuan pembelajaran.

43

b. Penyajian materi pembelajaran
Kegiatan inti
Guru menanyakan soal materi yang berhubungan dengan perubahan sifat
benda apakah masih mengingat, guru membagi kelompok masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang anggota dan menentukan masalah yang harus dipecahkan. Saat
siswa melakukan investigasi guru bertugas sebagai fasilitator apabila ada kelompok
yang membutuhkan bimbingan.Setelah siswa selesai melakukan investigasi guru
membimbing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil investigasinya.
c. Evaluasi
Kegiatan penutup
Guru memberikan evaluasi terhadap hasil investigasi masing-masing kelompok
dan meluruskan jawaban apabila ada yang kurang tepat serta memberikan apresiasi
terhadap hasil kerja kelompok. guru memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang
sudah dilakukan. Kemudian guru membagikan soal evaluasi dan siswa mengerjakan
soal evaluasi dengan waktu yang sudah ditentukan.
c.

Tahap Pengamatan
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama dan ke dua pada siklus ke II

selanjutnya diamati, hasil dari siklus II guru melaksanakan proses pembelajaran dengan
model pembelajaran Group Investigation, pada pertemuan terakhir di adakan tes untuk
mengetahui sejauh mana pengalaman siswa dan perolehan materi yang siswa dapat.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan model
pembelajaran Group Investigation pada mata pelajaran IPA selama proses pembelajaran
siklus II sebagai terlihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Tindakan Model Pembelajaran Group Investigation
Aspek Yang Diamati
1. Guru memberi salam,mengajak berdoa sebelum memulai
pembelajaran
2. Guru memusatkan perhatian siswa dengan tanya jawab
seputar materi yang akan dipelajari
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Tindakan




44

4. Guru menayangkan video mengenai berbagai penyebab
perubahan sifat benda
5. Guru memancing siswa untuk bertanya , apa yang mereka
dapat melalui penayangan video penyebab perubahan sifat
benda
6. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
7. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok masingmasing kelompok terdiri dari 4-5 orang anggota dan
menentukan masalah yang harus dipecahkan
8. Guru bertugas sebagai fasilitator apabila ada kelompok yang
membutuhkan bimbingan
9. Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk
mempresentasikan hasil investigasinya
10. Guru memberikan evaluasi terhadap hasil investigasi
masing-masing kelompok dan meluruskan jawaban apabila
ada yang kurang tepat serta memberikan apresiasi terhadap
hasil kerja kelompok
11. Guru memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang
sudah dilakukan
12. Guru memberi kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari
dan guru memberikan penguatan materi
13. Guru membagikan soal evaluasi



14. Guru menutup pembelajaran dengan doa
















Hasil belajar siklus II
Sebelum pembelajaran dilakukan pretes, selanjutnya pada akhir pertemuan siklus
II dilakukan postes untuk melihat pencapaian materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan sejauh mana tujuan pembelajaran dapat tercapai. Statistik deskriptif hasil
pretes dan postes dapat dilihat pada tabel 4.7.berikut

45

Tabel 4.7
Statistik Deskriptif Pretes dan Postes Siklus II
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

skorpretes2

30

40

98

61.57

16.139

skorpostes2

30

45

100

78.67

14.440

Valid N (listwise)

30

Pada akhir pertemuan siklus II juga dilakukan tes evaluasi untuk melihat
pencapaian materi pembelajaran yang telah dilaksanakan sejauh mana tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Tes evaluasi siklus ke II dilakukan dengan menggunakan
soal tes pilihan ganda 20 soal pilihan ganda, hasil belajar yang diperoleh siswa setelah
mengerjakan soal tes evaluasi siklus ke II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Nilai Hasil Belajar Siklus II
Rentang nilai

Keterangan

Jumlah siswa

%

40-49

Belum Tuntas

1

3,3 %

50-59

Belum Tuntas

4

13.3 %

60-69

Tuntas

1

3,3 %

70-79

Tuntas

5

16,7 %

80-89

Tuntas

9

30.0 %

90-100

Tuntas

10

33,4 %

Jumlah

30

100 %

Belum tuntas

5

16,7 %

Tuntas

25

83,3 %

Berdasarkan tabel perolehan hasil belajar siswa kelas V SD N 2 Sidorejo
Temanggung tersebut menunjukkan 25 siswa tuntas, dan 5 siswa belum tuntas dari 30
keseluruhan siswa kelas 5 ada 30 anak saat di ambil tes pengambilan nilai siklus II,

46

83,3% siswa mencapai batas minimum atau tuntas dan ada 5 siswa belum mencapai batas
tuntas atau 16,7 % belum mencapai batas kriteria minimum, dengan batas kriteria
minimum 60.
d. Refleksi
Siklus I dan siklus II yang sudah dilaksanakan kemudian kembali di amati dan di
refleksikan. Dari siklus I pembelajaran IPA dengan materi perubahan sifat benda, dari 30
siswa anak pada kondisi awal ada 16 siswa yang sudah tuntas dan 14 siswa yang belum
tuntas, setelah guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Group Investigation yang belum tuntas meningkat menjadi 10 anak yang belum tuntas

pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 5 anak yang belum tuntas atau tidak
mencapai target kriteria minimum.
Berikut ini merupakan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada kondisi awal,
siklus 1, dan siklus 2 yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.9
Kondisi awal, Posttest siklus 1, dan Posttest Siklus 2.
Kondisi Awal

Siklus 1

Siklus 2

F

Persen
(%)

Posttest
Persen
F
(%)

Posttest
Persen
F
(%)

No

Nilai

1

Tuntas

16

53,3 %

20

66,7 %

25

83,3 %

2

Belum Tuntas

14

46,6 %

10

33,3 %

5

16,6 %

Jumlah

30

100 %

30

100 %

30

100 %

Berdasarkan tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA dapat dilihat bahwa
ada peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari jumlah siswa sebanyak 30 dalam mata
pelajaran IPA, terbukti dari kondisi awal masih banyak siswa yang belum mencapai
ketuntasan dan setelah dilakukakan tindakan di siklus I jumlah siswa yang sudah tuntas
ada 20 siswa. Kemudian pada siklus II juga terjadi peningkatan hasil belajar jumlah siswa
yang tuntas 25 siswa.Dilihat dari indikator kinerja dimana penelitian PTK ini berhasil
jika 80% siswa mencapai ketuntasan belajar ≥ 60, maka Siklus II ini telah berhasil. Hal

47

ini membuktikan bahwa pembelajaran bila dilakukan dengan model pembelajaran yang
menarik dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa.
4.3

Pembahasan
Hasil analisis data penelitian yang telah dilaksanakan terdapat peningkatan hasil

belajar IPA siswa pada siklus I dan sikuls II siswa kelas 5 SDN 2 Sidorejo Temanggung.
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group
Investigation berbantu media nyata di dapatkan hasil belajar siswa meningkat dari kondisi

awal 14 siswa yang belum tuntas, 16 siswa yang tuntas dari jumlah keseluruhan siswa 30,
meningkat menjadi 10 siswa yang belum tuntas dan 20 siswa yang tuntas atau telah
mencapai batas kriteria minimum 60 pada mata pelajaran IPA pokok bahasan perubahan
sifat benda,

pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Group

Investigation berbantu media nyata pada mata pelajaran IPA pokok bahasan perubahan

sifat benda yang bersifat semantara dan tetap pada kelas 5 SDN 2 Sidorejo Temanggung
setelah dilaksanakan pembelajaran hasil belajar siswa meningkat dari kondisi awal 14
siswa yang belum tuntas, siklus I ada 10 siswa belum tuntas pada siklus II hasil belajar
siswa meningkat menjadi 5 siswa yang belum tuntas dan 25 siswa tuntas.
Setelah pelaksanaan siklus I dan siklus II selain hasil belajar siswa kelas 5 SD
Negeri 2 Sidorejo Temanggung pada mata pelajaran IPA, juga terjadi perubahan cara
belajar pada siswa. Siswa menjadi tertarik dengan pelajaran IPA setelah di adakan model
pembelajaran Group Investigation, selain itu dengan media nyata mempermudah siswa
dalam memahami materi, sehinggga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran,
kegiatan belajar mengajar bisa terjadi antara siswa dengan guru, siswa dengan teman atau
siswa lain dan sumber-sumber pembelajaran yang lain. hasil belajar siswa juga menjadi
meningkat dari 16 siswa dari 30 siswa yang tuntas, pada siklus I menjadi 10 siswa yang
meningkat 66,6%, pada siklus II siswa yang mencapai batas minimum 60 meningkat
menjadi 20 atau 83,3% siswa dari 30 siswa.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Group
Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa, tidak hanya hasil belajar saja yang
meningkat sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran juga meningkat, setelah dilakukan
penelitian siswa lebih aktif selama mengikuti pelajaran, sebelum ada penelitian hanya
beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran. Dengan melakukan Investigation pada

48

pembelajaran IPA, pengalaman belajar menjadi bertambah, sumber belajar didapat siswa
tidak hanya dari guru saja tetapi siswa dapat temukan di sumber-sumber lain seperti buku
atau dapat di temukan dari temannya sendiri
Temuan keefektifan model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar
merupakan kontribusi sintak pembelajaran Group Investigation. Langkah penyajian
masalah atau situasi rumit memancing siswa untuk mengeksplorasi materi pembelajaran
sehingga menarik perhatian siswa. Perhatian siswa terhadap materi merupakan titik awal
dari pengetahuan siswa akan materi tersebut.
Selanjutnya penerapan sintak eksplorasi reaksi dalam pembelajaran IPA akan
menimbulkan rasa ingin tahu siswa yang tinggi terhadap materi yang disajikan.
Dampaknya siswa mampu mengungkapkan ide atau gagasan materi yang dipahami.
Kontribusi sintak berikutnya adalah siswa melakukan perumusan masalah.
Aktifitas ini memberikan sumbangan terhadap kemampuan siswa dalam melihat
permasalahan utama yang akan diselesaikan atau dipecahkan secara demokratis.
Permasalahan inilah kemudian yang akan menjadi titik pijak pelaksanaan langkah
pembelajaran berikutnya.
Langkah pembelajaran berikutnya adalah pemecahan masalah secara mandiri,
artinya secara kelompok siswa akan berlatih bertanggung jawab dalam menyelesaikan
tugas dan memecahkan masalah.Pemecahan masalah mandiri yang diselesaikan secara
berkelompok ini akan menimbulkan saling tukar menukar pengetahuan antar anggota
kelompok sehingga siswa yang tadinya belum mengerti menjadi mengerti.
Langkah selanjutnya secara berkelompok siswa akan melakukan analisis
kemajuan dan proses.Pada langkah ini siswa akan melakukan refleksi terhadap proses dan
hasil kerja yang telah dilakukan dan akan diperbaiki pada kegiatan berikutnya.
Pengelaman yang diperoleh dari hasil ini adalah siswa berusaha mengkoreksi kesalahankelasahan yang dilakukan sehingga akan mengulang materi yang sedang dipelajari, dan
tentu saja akan semakin memperkuat pemahaman akan materi yang di sajikan
Langkah terakhir selanjutnya adalahmendaur ulang aktifitas dimana siswa
akanlebih memperdalam pemahaman materi mata pelajaran IPA dari hasil kegiatan
merencanakan dan melaksanakan percobaan.

49

Langkah model pembelajaran Group Investigasi itu menjadi satu kesatuan yang
dapat mengantarkan siswa memahami materi tentang perubahan sifat benda sehingga
dapat mengerjakan tes secara baik. Dalam hal ini akan terjadi peningkatan hasil belajar.
Temuan ini berarti sejalan dengan pandangan Joyce, Weil dan Calhoun (2009) dan Aris
Shoimin (2014 : 81-82)

yang menyatakan bahwa model pembelajaran GI terbukti

memiliki kelebihan, yaitu siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang
diberikan, bekerja secara sistematis, merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya,
mengecek kebenaran jawaban sementara (hipotesis) yang mereka buat, dan selalu berfikir
tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang
berlaku umum.
Temuan keberhasilan model GI ini selain sejalan dengan teori tentang kelebihan
model tersebut juga mendukung berbagai penelitian terdahulu seperti :
Penelitian yang dilakukan oleh Karnawati (2013) menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan GI. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil posttest siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD diperoleh rata-rata hasil belajar
siswa 58,75 yang berada dalam kategori hampir cukup dengan standar deviasi 11,981.
Sedangkan hasil posttest siswa yang diajar dengan menggunakan model GI diperoleh ratarata hasil belajar siswa 68,85 yang berada dalam kategori lebih dari cukup dengan standar
deviasi 7,659.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu Setyorini (2014) menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kledung Semester II
Tahun Pelajaran 2012/2013 yang dibuktikan dengan adanya perbedaan hasil belajar antara
kedua kelas. Hasil posttest siswa kelas VIIA (kelas kontrol) yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional diperoleh rata-rata hasil belajar matematika
kelas 76,30. Sedangkan hasil posttest siswa kelas VIIB (kelas eksperimen) yang diajar
menggunakan model pembelajaran Group Investigation diperoleh rata-rata hasil belajar
matematika kelas 89,60.
Penelitian yang dilakukan oleh Prih Utami (2012) menunjukkan hasil analisis data yang
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00175 (aspek kognitif) dan pada aspek afektif
diperoleh hasil keaktifan kelas sebesar 74,44%.
Penelitian yang dilakukan oleh Dina Maharani Arumsari (2013) menunjukkan bahwa
model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD
Negeri 02 Kupen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Hal ini dibuktikan dengan
hasil ketuntasan belajar sebelum menggunakan model Group Investigation sebesar 36%
yakni hanya 8 siswa yang tuntas dari jumlah keseluruhan sebanyak 22 siswa. Setelah
diterapkan model Group Investigation pada siklus I diperoleh peningkatan sebesar 72,73%
atau 16 siswa dan pada siklus II meningkat lagi sebesar 100% atau 22 siswa. Persentase
ketuntasan belajar yaitu dari pra siklus 8 siswa, siklus I menjadi 16 siswa, dan siklus II
menjadi 22 siswa dengan presentase 36%, 72,73%, dan menjadi 100 %. Sedangkan nilai rata
kelas pada mata pelajaran IPA sebelum menggunakan model group investigation sebesar
62,86, setelah menggunakan model group investiation pada siklus I menjadi 78,40 dan siklus
II 85,22.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5