Studi kelayakan pempek Di K

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

latar belakang
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur kemajuan dari

suatu daerah. Dimana sebagian besar pemacu pertumbuhan ekonomi adalah pada
sektor industri. Salah satu elemen yang memberikan sumbangan terhadap
pertumbuhan ekonomi adalah industri kecil menengah (IKM). Industri kecil dan
menengah memiliki ketahanan terhadap goncangan perekonomian global.
Disamping itu, industri kecil memiliki kemampuan menyerap tenaga kerja yang
besar, membuka peluang usaha serta dapat mewujudkan peningkatan dan
pemerataan pendapatan masyarakat.
Salah satu industri makanan yang berkembang di Kota Serang adalah
usaha Pempek “Arane 126”. Toko ini menghasilkan produk berupa pempek
dengan menu utamanya adalah Pempek Kapal Selam, Pempek Lenjer, Pempek
Adaan, Pempek Isi Telur, Pempek Kulit, tetapi pelanggan juga dapat membeli
Menu lainnya yaitu Lenggang, Rujak Tahu, Tekwan dan Model. Dimana menu
dari Toko ini cukup digemari oleh segala usia, baik anak-anak remaja maupun

dewasa. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap pempek terutama di
Kota Serang menunjukkan bahwa usaha Pempek memiliki prospek pasar yang
baik.
Bertitik tolak dari uraian diatas, kami tertarik untuk menganalisis studi
kelayakan usaha dari bisnis usaha pempek “Arane 126” di kota Serang.
1.2.

Perumusan Masalah
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak Arane 126 diketahui

bahwa belum ada analisis kelayakan usaha, sehingga perlu dilakukan analisis
kelayakan usaha ini untuk mengetahui apakah usaha ini layak atau tidak untuk
dijalankan.

1

1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahn di atas, maka tujuan penelitian adalah


sebagai berikut:
1. Menganalisis kelayakan usaha pempek Arane 126 dilihat dari Aspek finansial
meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross
Benefit Cost Ratio (Gross B/C), Provitability Indeks (PI), Payback Period
(PP), dan Internal Rate of Return (IRR).
2. Menganalisis sensitivitas kelayakan usaha apabila terjadi perubahan biaya,
dan harga output, dan harga input.
1.4.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini akan menganalisis kelayakan usaha Pempek Arane 126

selama lima tahun. Data-data terakhir yang diambil meliputi aspek-aspek
keuangan berupa data-data keuangan adalah pada akhir tahun 2014. Batasan ini
dilakukan karena keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam hal waktu, biaya, dan
tenaga.

2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pempek
Pempek adalah salah satu makanan tradisional khas dari Palembang yang
populer di Jawa, yang dapat digolongkan sebagai gel ikan. Pempek terbuat dari
adonan ikan dan tepung tapioka lalu diuleni menggunakan air es untuk membuat
tekstur pempek lebih kenyal lalu direbus, namun proses perebusan menyebabkan
pempek mudah berlendir dan tidak tahan lama. Pempek biasanya dibuat dalam
jumlah yang banyak mengingat proses pembuatannya yang sangat lama dan
pempek yang diproduksi sekaligus dalam jumlah banyak, sehingga penjualan
tidak akan habis dalam satu hari. Oleh karena itu agar pempek yang dijual tidak
mudah basi pedagang menambahkan bahan tambahan pangan ke dalam pempek.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh podusen untuk mengurangi kerugian
akibat kerusakan tekstur pempek antara lain berjamur, berlendir, sehingga
menimbulkan bentuk, warna, rasa dan bau berubah adalah dengan menambahkan
pengawet. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan masa simpan pempek yang lebih
panjang dan tidak menutup kemungkinan menambahkan zat kimia boraks sebagai
pengawet, karena boraks harganya lebih murah dan boraks juga berfungsi sebagai
pengenyal (Winarno.F.G.,1994).
2.2 Studi Kelayakan Proyek

Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan
harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan
dalam satu unit. Proyek merupakan elemen operasional yang paling kecil
yang disiapkan dan dilaksanakan sebagai suatu kesatuan yang terpisah dalam
suatu perencanaan

menyeluruh

perusahaan,

program pembangunan

pertanian

tersebut

dapat

maka proyek


perencanaan

(Gittinger,1986).

diartikan

sebagai

mengeluarkan biaya untuk mendapatkan manfaat.

3

nasional

atau

Berdasarkan definisi
suatu


aktifitas

yang

Kasmir (2003) menyimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan
adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu
kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak atau tidak usaha dijalankan. Umar (2007) menyatakan bahwa
studi kelayakan proyek merupakan penelitian tentang layak atau tidaknya
suatu proyek dibangun untuk jangka waktu tertentu.
Pemilihan proyek sebagian didasarkan kepada indikator, nilai dan
hasilnya. Manfaat suatu proyek didefenisikan sebagai segala sesuatu yang
membantu suatu tujuan. Sedangkan biaya suatu proyek merupakan segala sesuatu
yang mengurangi suatu tujuan (Gittinger,1986). Paling tidak ada lima tujuan
mengapa sebelum proyek dijalankan perlu dilakukan studi

kelayakan

(Kasmir,2003) yaitu: (1) menghindari resiko, (2) memudahkan perencanaan, (3)
memudahkan pelaksanaan pekerjaan, (4) memudahkan pengawasan, dan (5)

memudahkan pengendalian.
2.2.1 Aspek-aspek Analisis Kelayakan Bisnis
Dalam

menganalisis

mempertimbangkan banyak

dan

merencanakan

suatu

proyek

harus

aspek yang secara bersama-sama menentukan


bagaimana keuntungan yang dapat diperoleh dari suatu penanaman investasi
tertentu. Masing-masing aspek saling berhubungan dan saling mempengaruhi
dengan yang lainnya. Menurut Gittinger (1986) aspek-aspek tersebut terdiri dari
aspek teknis, aspek institusional-organisasi-manajerial, aspek sosial, aspek pasar,
aspek finansial, dan aspek ekonomi. Pada penelitian ini aspek yang
dipertimbangkan dan dianalisis

yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek

institusional-organisasi-manajerial, aspek finansial, dan aspek sosial/lingkungan.
Urutan penilaian aspek mana yang harus didahulukan tergantung dari
kesiapan penilai dan kelengkapan data yang yang ada. Tentu saja dalam hal ini
dengan mempertimbangkan prioritas mana yang harus didahulukan lebih dahulu
dan mana yang berikutnya.
1. Aspek Teknis
Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan
output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa (Gittinger, 1986).

4


Aspek teknis berkaitan dengan proses pembangunan proyek secara teknis seperti
lokasi proyek, kapasitas produksi, bahan baku, peralatan dan mesin, proses
produksi serta teknologi yang digunakan.
2. Aspek Pasar
Aspek-aspek pasar dari suatu proyek adalah rencana pemasaran output
yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk
kelangsungan dan

pelaksanaan proyek (Gittinger,1986). Analisis pemasaran

penting dilakukan untuk mengetahui tingkat permintaan dan penawaran terhadap
barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan dari

pelaksanaan proyek. Atau

dengan kata lain, seberapa besar potensi pasar yang ada untuk produk atau jasa
yang ditawarkan dan seberapa besar market share yang dikuasai oleh para
pesaing. Kemudian bagaimana strategi pemasaran yang akan dijalankan untuk
menangkap peluang pasar dan pasar potensial yang ada.
3. Aspek Institusional-Organisasi-Manajerial

Aspek

ini

berkaitan

sumberdaya-sumberdaya

dengan

pengorganisasian

dan

pengelolaan

yang terlibat dalam pelaksanaaan proyek. Analisis

dilakukan berkenaan dengan model dan personal manajerial yang digunakan
dalam proses pengambilan keputusan-keputusan yang


berhubungan dengan

perencanaan dan operasional harus sesuai dengan bentuk dan tujuan dari proyek.
4. Aspek Sosial dan Lingkungan
Analisis sosial berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan dan implikasi sosial
yang lebih luas dari investasi yang diusulkan, dimana pertimbangan-pertimbangan
sosial harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek
yang diusulkan tanggap (responsive) terhadap keadaan sosial (Gittinger,1986).
Sejauh mana proyek dapat memberi manfaat secara inplisit dan eksplisit terhadap
pendistribusian pendapatan serta penciptaan lapangan pekerjaan.

Selain itu

analisis juga perlu mempertimbangkan pengaruh negatif dari pelaksanaan proyek
terhadap dampak sosial seperti kehilangan pekerjaanakibat adopsi tehnologi atau
penerapan alat-alat mekanis yang mengurangi keterlibatan tenaga kerja manusia.
Kualitas hidup masyarakat haruslah merupakan bagian dari rancangan
proyek. Analisis proyek juga harus mempertimbangkandampak lingkungan yang
merugikan dari proyek yang direncanakan. Pembangunan proyek mungkin saja

5

akan merusak sumber-sumber air bersih dari limbah yang dihasilkan oleh proyek.
Lokasi pelaksanaan proyek harus dipilih dan ditinjau secara

langsung untuk

menghindari rusaknya kelestarian lingkungan.
5. Aspek Finansial
Aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisis proyek menerangkan
pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek yang diusulkan terhadap pihakpihak yang terlibat di dalamnya. Tujuan utama analisis finansial adalah untuk
menentukan proyeksi mengenai anggaran yang akan digunakan secara efisien
dengan cara mengestimasi penerimaan dan pengeluaran pada saat pelaksanaan
proyek serta pada masa-masa yang akan datang setiaptahunnya (Gittinger,1986).
Rencana anggaran dari suatu proyeksi analisis finansial

dilakukan untuk

mengetahui berapa besar investasi yang dibutuhkan dan sumber dana yang
digunakan untuk membiayai pelaksanaan proyek. Analisis finansial dapat juga
digunakan sebagai pertimbangan dalam permohonan kredit investasi dan kredit
modal kerja serta penjadwalan pelunasan kredit yangdigunakan untuk membiayai
pembangunan proyek. Dalam analisis ini kriteria-kriteria yang digunakan adalah
payback period, net present value (NPV), internal rate return (IRR), profitability
index serta rasio-rasio keuangan.
2.2.2. Kriteria-kriteria Kelayakan Investasi
1. Net Present Value (NPV)
NPV suatu proyek adalah manfaat bersih yang diperoleh selama
umur proyek. Di dapat dari selisih antara total PV (Present Value) manfaat dan
biaya pada setiap tahun kegiatan usaha dimasa yang akan datang. Kriteria dan
keputusan dalam analisis ini adalah layak jika NPV > 0 sedangkan bila
NPV < 0, usaha tersebut tidak layak untuk di usahakan (Kadariah, 1978).
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
B −C
NPV = t¿ ¿ t
keterangan:
B = manfaat penerimaan taip tahun

i = tingkat suku bunga

C = biaya yang dikeluarkan tiap tahun

t = tahun kegiatan usaha (t= 1,2,…n)

Kriteria NPV yaitu:

6

NPV > 0, maka proyek menguntungkan dan layak dilaksanakan
NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tetapi juga tidak rugi (manfaat diperoleh
hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan sehingga pelaksanaan
proyek berdasarkan penilaian subyektif pengambilan keputusan)
NPV < 0, maka proyek rugi dan lebih baik untuk tidak dilaksanakan.
2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Menurut Gittinger (1996), Net B/C menunjukkan tingkat besarnya
tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Dapat juga
t=n

Net B/C =

NPVpositif

t=0
t=n

NPVnegatif

t=0
Kriteria kelayakan pada metode ini adalah:
Net B/C > 1, usaha dianggap layak
Net B/C = 1, merupakan titik impas
Net B/C < 1, usaha tidak layak.
3. Gross Benefit Net Rasio
Gross B/C adalah perbandingan antara jumlah Present Value Benefit (PV
Benefit) dengan Present Value Biaya ( PV cost). Cara perhitungan Gross B/C
adalah sebagai berikut:
t=n

Gross B/C =

PV ( B)

t=0
t=n

PV (C )

t=0
Kriteria kelayakan pada metode ini adalah:
Gross B/C > 1, usaha dianggap layak
Gross B/C = 1, merupakan titik impas
Gross B/C < 1, usaha tidak layak.

7

4. Profitability Index
Profitability index adalah perbandingan antara Present Value dari Net
Benefit Positif (PV Benefit diluar Investasi) dengan Present Value dari Investasi
( PV Investasi). Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
Profitability Index =

PVnetbenefit (+)
PVInvestasi

Kriteria kelayakan pada metode ini adalah:
PI > 1, usaha dianggap layak
PI = 1, merupakan titik impas
PI < 1, usaha tidak layak.
5. Payback Period (PP)
Penghitungan PP untuk mengetahui jumlah periode (tahun) yang
diperlukan untuk mengembalikan (menutup) ongkos investasi awal dengan tingkat
pengembalian

tertentu

(Giyatmi

et

al. 2003).

Perhitungan

PBP

ini

menggunakan rasio keuntungan dan biaya dengan nilai sekarang. Jika nilai
perbandingan keuntungan dengan biaya lebih besar atau sama dengan 1,
proyek tersebut dapat dijalankan (Umar 1997). Notasinya sebagai berikut:
1
PP=
AB
Keterangan:
I
= besarnya biaya investasi yang diperlukan
Ab

= Rata-rata benefit bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya

6. Rasio Internal Rate of Return (IRR)
Tingkat

pengembalian

internal

(IRR)

merupakan

tingkat

bunga

maksimum yang dapat dibayar oleh kegiatan usaha untuk sumber daya yang
digunakan dan ditunjukkan dengan persentase serta menunjukkan tolak ukur
keberhasilan proyek (Gittinger 1996). IRR adalah tingkat bunga yang membuat
arus penerimaan bersih sekarang (NPV) sama dengan nol (Kadariah et al.
1999). Notasinya sebagai berikut :

8

IRR(i ¿ )=i 1

NPV positif
(i −i )
NPV positif −NPV Negatif 2 1

Keterangan :
NPV1 = Nilai NPV yang positif (Rp)
NPV2 = Nilai NPV yang negatif (Rp)
i1 = tingkat suku bunga nilai NPV yang positif (%)
i* = IRR (%)
Kriteria IRR yaitu :
IRR > tingkat suku bunga, berarti usaha layak dilaksanakan
IRR < tingkat suku bunga, berarti usaha tidak layak dilaksanakan.

9

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Profil Perusahaan
Pempek Arane 126 merupakan salah satu pelaku usaha yang bergerak di
bidang makanan yang berbahan baku ikan dan tepung tapioka. Usaha ini berdiri
sejak 5 tahun lalu dengan modal sendiri, tepatnya pada 26 Juni 2010 dengan
pemiliknya adalah Bunda Nurhikmah Imani. Pintar membaca peluang, Bunda
Nurhikmah Imani telah menjadi wirausahawan yang sukses di bidang makanan
pempek. Merek dagang Arane 126 sendiri diambil bahasa jawa serang yang
artinya namanya, alasannya karena Bunda Nurhikmah Imani ingin memadukan
makanan khas palembang dengan lokalitas masyarakat Serang, sementara 126
adalah nama toko ini. Selain itu, semua anak perempuan Bunda Nurhikmah Imani
diberi nama Arane diakhir namanya. Dan Araku untuk anak berjenis kelamin lakilaki.
Pempek Arane 126 berlokasi di Jl. TB. Suwandi No. 126 C (Lingkar
Selatan) Serang-Banten yang merupakan tempat yang strategis. Sedangkan rumah
produksinya berlokasi di Gria Permata Asri, Dalung Serang. Sasaran pasarnya
adalah masyarakat menengah ke atas dengan harga Rp 14.000 per poprsi. Usaha
ini memperkejakan tenaga kerja sebanyak 10 orang, merupakan warga atau
penduduk sekitar lokasi dengan upah tenaga kerja sebesar Rp 1.000.000 s.d Rp
2.000.000.
Salah satu kunci sukses dari usaha ini yang membedakan dengan bisnis
pempek yang lain adalah dengan melayani pelanggan sepenuh hati. Menyediakan
fasilitas-fasilitas yang membuat nyaman dan menarik para pelanggan, diantaranya
terdapat live music di lantai atas, ada rak buku, selain itu juga Arane 126
menyediakan mobil Arane Car Advanture, dan juga motor untuk keperluan
layanan Delivery Order.

10

3.2. Aspek-aspek Analisis Kelayakan
1. Aspek Teknis
Aspek teknik yang diteliti pada usaha pempek ini meliputi lokasi usaha,
teknologi, dan proses penyajian. Perusahaan ini beralamatkan di Jl. TB.Suwandi
No.126 C (Lingkar Selatan) Serang – Banten. Lokasi ini terletak di Ciracas Kota
Serang. Teknologi dan proses penyajian sudah menggunakan peralatan modern,
yaitu menggunkan bantuan alat blender. Alat dan perlengkapan yang digunakan
dalam kegiatan penyajian sebagai berikut:
Etalase
Blender
Kulkas
Freezer
Kompor
Gas
Baskom
Gilingan daging
Panci
Kenceng
Spatula
Nampan

Serokan
Lap
Kursi dan meja
Piring
Mangkuk
Sendok
Garpu
Pisau
Tempat tisu
Tempat sendok
Tempat sambel

Komposisi Pempek
a. 500 gram daging ikan tenggiri yang sudah digiling.
b. 250 ml air es/dingin.
c. 50 gram tepung sagu atau tepung kanji / tapioka.
d. 3 sendok teh garam.
Perbandingan antara Ikan dan tepung yang digunakan dalam pembuatan
pempek ini adalah 90: 10.
Komposisi kuah pempek
a. Gula pasir

f. Jamur

b. Gula merah

g. Telur

c. Cabai

h. Soun

d. Bawang putih

i. Cuka

e. Mentimun

j. Lada

11

Proses pembuatan pempek
Proses pembuatan pempek adalah sebagai berikut:
a. Tahap penggilingan daging ikan sebagai bahan dasar adonan.
1) Ikan segar, disiangi dan dibersihkan terlebih dahulu.
2) Dilepaskan kulit ikan dari dagingnya.
3) Dibuang seluruh tulangnya.
4) Dipotong kecil, siap untuk dipirik/digiling.
b. Tahap pembuatan adonan pempek
Daging ikan yang sudah giling dicampurkan dengan 250 ml air es.
Kemudian ditambah garam secukupnya dan penyedap rasa agar rasanya
menjadi lebih gurih. Sambil terus diaduk, ke dalam campuran ikan dan air
tersebut ditambahkan 50 g tepung tapioka sedikit demi sedikit sampai
terbentuk adonan yang kalis dan tidak lengket di tangan.
c. Pencetakan bentuk pempek
Setelah adonan terbentuk, adonan tersebut dibuat menjadi pempek lenjer.
d. Pemasakan
Pemasakan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu perebusan,
pengukusan, penggorengan, dan pemanggangan.
e. Tahap penyajian
Pempek yang sudah matang disajikan di piring dengan kuah cuka yang
asam dan pedas serta ditambahkan mie kuning sebagai pendamping.
2. Aspek Manajemen
Tenaga

kerja

yang

dipekerjakan

berasal

dari

masyarakat

dan

memperkerjakan 10 orang tenaga kerja. Perekrutan tenaga kerja, perusahaan tidak
memiliki standar khusus karena perusahaan lebih mengutamakan kejujruan dan
rajin dalam bekerja daripada tingkat pendidikan.
Setiap hari usaha pempek Arane 126 memulai usaha pada pukul 09.0022.00 WIB. Sistem penggajian untuk tenaga kerja tetap dari masyarakat sekitar
berjumlah 10 orang sebesar Rp. 1.000.000,- per orang.

12

3. Aspek Hukum
Perusahaan ini secara hukum sudah terdaftar pada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Deperindag) Kota Serang, untuk sertifikat halam dari MUI sendiri
sedang di proses.
4. Aspek Ekonomi dan Sosial
Keberadaan perusahaan ini tidak menimbulkan dampak negatif bagi
masyarakat sekitar karena usaha ini tidak menggunakan mesin-mesin yang
menimbulkan kebisingan dalam proses produksi hingga finishingnya, bahkan
memberi dampak positif karena dengan keberadaan perusahaan ini membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
5. Aspek Lingkungan
Penanganan limbah dari sisa hasil pengolahan sudah baik, karena sudah
mempunyai tempat pembuangan sampah sendiri sehingga tidak menimbulkan
efek bau ataupun sampah yang berserakan.
6. Aspek Pasar
Kegiatan pemasaran usaha pempek Arane 126 ini sudah merambah ke
media televisi, radio, koran, serta media online seperti facebook. Selain itu,
pemasaran dari mulu ke mulut tidak kalah penting dalam memasarkan produk
pempek ini. Sasaran pasar yaitu masyarakat menengah ke atas karena memang
produk dan fasilitas yang ditawarkan lebih mengutamakan kualitas dan
kenyamanan pelanggan. Usaha ini menetapkan harga jual berdasarkan
perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) yang akhirnya ditetapkan harga jual
untuk satu porsi pempek sebesar Rp. 14.000,- untuk semua jenis menu.
7. Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini meliputi sumber dana yang
diperoleh, kebutuhan investasi dan biaya investasi, kebutuhan modal kerja,

13

estimasi penerimaan, dan kriteria penilaian investasi. Aspek ini sangat penting
untuk menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.
3.3. Analisis Biaya Dan Pendapatan
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam analisis usaha jus buah ini terdiri dari
biaya investasi dan biaya operasional. Jumlah biaya investasi awal yang
diperlukan untuk memulai usaha jus buah ini adalah sebesar Rp. 93.476.000,dana tersebut digunakan untuk sewa tempat lengkap dengan listrik, dan untuk
membeli peralatan-peralatan yang diperlukan. Sedangkan biaya operasional
digunakan untuk membiayai operasional perusahaan selama usaha ini beroperasi
atau selama kegiatan usaha berlangsung sehingga untuk jumlah biayanya dapat
berubah-ubah setiap tahunnya dikarenakan adanya penambahan produksi dan
berubahnya harga bahan-banah pokok.
Selanjutnya untuk lebih lengkap mengenai biaya dan pendapatan dari
tahun pertama hingga tahun ke lima akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 1. Biaya dan Pendapatan
Biaya-biaya
Biaya Inevestasi
Sewa tempat
Etalase
Blender
Kulkas
Freezer
Kompor
Gas
Baskom
Gilingan daging
Panci
Kenceng
Spatula
Nampan
Serokan
Lap
Kursi dan meja
Piring
Mangkuk
Sendok
Garpu
Pisau
Tempat tisu

Tahun
0
27000000
30000000
300000
7500000
2500000
1500000
2000000
125000
2000000
200000
135000
45000
30000
45000
30000
7500000
120000
120000
75000
75000
50000
70000

1
27000000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

2
42000000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

14

3
42000000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

4
42000000
0
0
0
0
300000
400000
0
0
40000
45000
15000
15000
15000
0
0
0
0
0
0
0
0

5
42000000
0
0
0
0
300000
400000
0
0
40000
45000
15000
15000
15000
0
0
0
0
0
0
0
0

Tempat sendok
Tempat sambel
Motor
Mobil
Total biaya
investasi
Biaya operasional
Tenggiri
Tepung sagu tani
Garam
Penyedap
Gula pasir
Gula merah
Cabai
Bawang putih
Mentimun
Ebi
Lada
Jamur
Telur
Soun
Mie
Minyak goreng
Cuka
Mika
Tenaga kerja
Gas
Listrik
Transportasi
Total biaya

35000
21000
12000000
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
12000000
140000000

0
0
12000000
140000000

93476000

27000000

42000000

42000000

194835000

42000000

162000000
2880000
360000
180000
1980000
22680000
7200000
10800000
4320000
600000
900000
14400000
1200000
5400000
3600000
2160000
720000
7200000
8000000
5100000
4800000
810000

162000000
2880000
360000
180000
1980000
22680000
7200000
10800000
4320000
900000
900000
14400000
1200000
5400000
3600000
2160000
720000
7200000
8000000
5100000
4800000
810000

270000000
5400000
1080000
180000
1980000
52920000
14400000
16200000
7200000
900000
2200000
28800000
3600000
10800000
7200000
8640000
720000
7200000
10000000
5100000
7200000
1170000

360000000
7200000
1080000
180000
1980000
52920000
28800000
16200000
7200000
900000
2200000
28800000
3600000
10800000
7200000
8640000
720000
9000000
10000000
5100000
7200000
1170000

450000000
9000000
1080000
180000
1980000
52920000
28800000
16200000
14400000
900000
2200000
28800000
3600000
10800000
7200000
8640000
720000
9000000
10000000
6000000
7200000
1530000

267290000

267590000

462890000

570890000

671150000

294290000
36000
10000
360000000
65710000

309590000
36000
10000
360000000
50410000

504890000
39600
14000
554400000
49510000

765725000
54000
14000
756000000
-9725000

713150000
54000
14000
756000000
42850000

operasional
Total Biaya
Produksi
Harga jual
Penerimaan
Pendapatan

3.4. Analisis Kelayakan Investasi
Hasil perhitungan dari kriteria kelayakan investasi meliputi NPV, net B/C
Ratio, Gross B/C Ratio, Profitability Index, Payback Period dan IRR.
Asumsi yang digunakan adalah:
 Discount rate sebesar 14%, mengikuti kredit bunga bank BRI 2013
 Nilai ekonomis barang-barang inventaris selama 5 tahun jadi dihitung
pada biaya awal
Tabel 2. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 100% Modal Sendiri

15

Th

Benefit

0
1
2
3
4
5

360.000.0
00
360.000.0
00
554.400.0
00
756.000.0
00
756.000.0
00
Total

Cost

Net Benefit

93.476.000

93.476.00
0
65.710.00
0
50.410.00
0
49.510.00
0
9.725.000
42.850.00
0

294.290.00
0
309.590.00
0
504.890.00
0
765.725.00
0
713.150.00
0

DF
14%
1
0,877
0,769
0,675
0,592
0,519

a. NPV
n

NPV =∑
t=0

Net Benefit
−I 0
t
( 1+i )

NPV =52.868.015
NPV > 0  Usaha layak
b. Net B/C
Net B /C=

ε NPV Positif
ε NPV Negatif

Net B /C ¿

152.101.996
99.233.980

Net B /C = 1,53  1  Usaha layak

c. Gross B/C
ε PV Benefit
Gross B/C = ε PV Cost
1. 807 . 257 .392
Gross B/C = 1.754 .389 .377
Gross B/C = 1,03  1  Usaha layak
d. Profitability Indeks (PI)
PI = PVnetbenefit (+)

PVInvestasi

16

NPV
93.476.00
0
57.640.35
0
38.788.85
8
33.417.83
9
5.757.980
22.254.94
7
52.868.01
5

PV Benefit

PV Cost
-

93.476.000

315.789.473

258.149.12
2
238.219.45
2
340.786.36
8
453.370.67
0
370.387.76
3
1.754.389.3
77

277.008.310
374.204.208
447.612.689
392.642.710
1.807.257.3
92

152.101.996
PI = 99.233.980
PI = 1,53  1  Usaha layak
Payback Period (PP)
I
PP = AB
93.476 .000
198.755
.000
PP =
5
93.476 .000
PP = 39.751.000

= 2,35
(0,35 X 12 = 4,2 bulan)  2 tahun 4 bulan

e. Internal Rate of Return
Tabel 3. Internal Rate of Return
Tahun
0
1
2
3
4
5
Total

DF (14%)
1
0,877
0,769
0,675
0,592
0,519

Net Benefit
-93.476.000
65.710.000
50.410.000
49.510.000
-9.725.000
42.850.000
198755000

NPV
-93.476.000
57.640.350
38.788.858
33.417.839
-5.757.980
22.254.947
52.868.015

DF 43%
1
0,699
0,489
0,342
0,239
0,167

IRR=i1 + NPV ¿ ¿
52.868 .015
(43 %−14 %)
52.868 .015 — (−1.102.050,5)
52.868 .015
IRR=14 %+
(29 %)
52.978 .265,5
IRR=14 %+

IRR=14 %+ 0 ( 29 % )
IRR=14 %+ ¿ 29%=¿ 43 %

17

NPV
-93.476.000
45.951.048,95
24.651.572,2
16.931.085,93
-2325.655,91
7.165.898,28
-1.102.050,5

IRR > discount rate,  Usaha layak

Tabel 4. Tabulasi Hasil Analisis Kelayakan Finansial
No
1
2
3
4
5
6

Alat Analisis
Net Present Value (NPV) pada DF 14%
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C)

Profitability Indeks (PI)
Payback Period (PP)
Internal Rate of Return (IRR)

Hasil Analisis
52.868.015

1,53
1,03
1,53
2 tahun 4 bulan
43 %

Keterangan
Layak
Layak
Layak
Tdk Layak

Layak
Layak

Berdasarkan Tabel 4 ditunjukkan bahwa dengan tingkat diskonto 14%
akan diperoleh nilai Net Present Value (NPV) sebesar 52.868.015 yang berarti
akan memberikan keuntungan sebesar Rp. 52.868.015,- selama umur proyek 5
tahun menurut nilai waktu uang sekarang. Kemudian nilai Internal Rate of Return
(IRR) sebesar 43 % dan lebih besar dari tingkat suku yang berlaku (14%) yang
berarti bahwa usaha ini akan memberikan keuntungan yang lebih besar
dibandingkan dengan mendepositokan modalnya di Bank dengan suku bunga
yang berlaku. Nilai Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) sebesar 1,53

yang berarti

bahwa setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan akan memberikan keuntungan
sebesar Rp. 1,53,- dan hasil analisis Payback Period (PP) menunjukkan bahwa
untuk mengembalikan nilai reinvestasi sebesar Rp. 93.476.000,- memerlukan
waktu 2 tahun 4 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa secara finansial usaha
pempek Arane 126 tersebut layak dilaksanakan pada tingkat diskonto 14 persen.

18

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Hasil analisis kelayakan finansial dapat disimpulkan bahwa menggunakan
sumber dana modal 100% sendiri selama 5 tahun dinyatakan layak yang ditandai
dengan nilai NPV pada DF 14% positif, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku
bunga Bank (14%), dan nilai Net B/C lebih besar dari satu.
4.2. Saran
1. Usaha ini sebaiknya dikembangkan ke arah industri minuman yang lebih besar
mengingat citra produk sudah baik di mata masyarakat. Namun perlu
diwaspadai saat terjadi kenaikan harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan
kemasan serta penurunan penerimaan karena sangat mempengaruhi kelayakan
finansial perusahaan.
2. Usaha ini dapat dijadikan contoh dan model yang baik untuk diadopsi oleh
berbagai pihak yang ingin menekuni usaha sejenis, khususnya para
wiraushawan muda yang ingin mebuka usahanya sendiri.

19

DAFTAR PUSTAKA

Boyd, Walker, dan Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan
Strategis dengan Orientasi Global. Jakarta : Erlangga
Fatah, N. 1994. Evaluasi Proyek Financial Pada Proyek Mikro. Jakarta : CV.
Asona
Ibrahim, H. M. Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi Revisi). Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Jumingan. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta :Bumi Aksara
Suratman. 2002. Studi Kelayakan Proyek. Jakarta : Gramedia

20

LAMPIRAN
Dokumentasi Foto

21

(penampilan toko Pempek Arane 126)

(Bunda Bunda Nurhikmah Imani (Owner Pempek Aarane 126)

22

(kemasan Pempek Special)

23