3.1 Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Jigsaw bagi Siswa Kelas V SDN 1 Tawangharjo Tahun Pelajaran 2016/2017

  

BAB III

METODE PENELITIAN Pada bab III ini akan membahas diantaranya tentang Jenis penelitian, setting

penelitian, variabel penelitian, prosedur penelitian, data dan cara pengumpulanya, uji

validitas dan reabilitas instrumen, taraf kesukaran, indikator kinerja, dan teknik analisis data

cara lebih rinci akan dijelaskan seperti berikut.

  3.1 Setting Penelitian

  Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada Semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2016.

  Pelaksanaan penelitian melalui 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Masing-masing siklus terdapat 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu @ 2 x 35 menit.

  3.2 Karakteristik Subjek Penelitian

  Subjek penelitian adalah siswa kelas 3 SD Negeri Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas 3 mayoritas berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang pekerjaan sebagai petani dan sebagian kecil sebagai pedagang. Rata-rata siswa kelas 5 belajar secara mandiri di rumah tanpa didampingi dan dibimbing oleh kedua orang tuanya. Hal ini dikarenakan kesibukan pekerjaan dan kemampuan orang tua terhadap materi pelajaran yang kurang. Kondisi tersebut berdampak terhadap sikap, mental, dan tingkat belajar siswa. Sehingga dalam pembelajaran di sekolah, guru hendaknya menggunakan model pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa dan memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran berdasarkan karakteristik masing-masing siswa.

  3.3 Waktu Penelitian

  Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Juli sampai dengan bulan September tahun pelajaran 2016-2017. Penelitian diawali dengan kegiatan persiapan yang dilakukan pada minggu ke 1 dan minggu ke 2 bulan Juli 2016, pelaksanaan penelitian pada bulan Juli sampai dengan Agustus, sedangkan penulisan laporan hasil penelitian dilakukan

  3.4 Variabel Penelitian

  Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Secara jelas, variabel penelitian diuraikan sebagai berikut.

  1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran

  jigsaw .Jigsaw merupakan suatu metode pembelajaran Cooperatif Learning. Metode

  pembelajaran jigsaw adalah tipe pembelajaran yang menekankan pada kerja kelompok. Dalam jigsaw terdapat kelompok asal dan kelompok ahli, sebagai kelompok ahli siswa bertugas menyampaikan materi dalam diskusi. Jigsaw digunakan oleh peneliti pada mata pelajaran IPA tentang perubahan sifat-sifat benda di kelas V SDN 1 Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Pati pada semester 1 tahun pelajaran 2016-2017.

  2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak berdiri sendiri. Variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA. Setelah menerapkan metode pembelajaran jigsaw dalam mata pelajaran IPA, maka akan diperoleh hasil belajar yang meningkat. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah berupa nilai tes formatif yang dilakukan pada akhir pembelajaran pertemuan ketiga masing-masing siklus. Instrumen penilaian berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 butir, soal isian sebanyak 3 butir, dan soal uraian sebanyak 2 butir soal.

3.5 Rencana Tindakan

  Prosedur penelitian ini menggunakan desain model penelitian yang dikemukakan oleh C. Kemmis & Taggart . tindakan penelitian terdiri dari tiga komponen kegiatan, yakni; 1) perencanaan (planning), implementasi tindakan

  

(acting) dan pengamatan (observing); refleksi (reflecting). Secara jelas prosedur

  tindakan penelitian menurut C.Kemmis dan Taggart sebagaimana tersaji pada gambar bagan berikut ini.

  

Gambar 2 Gambar model Spiral PTK C.Kemmis dan Taggart

  Menurut gambar diatas, penelitian dilakukan dalam 2 siklus yakni siklus 1 dan siklus 2. Tahapan yang dilakukan dalam siklus 1 dan 2 secara prinsip sama, yaitu dimulai dari tahap perencanaan, implementasi tindakan dan observasi, serta refleksi.

  Adapun tahapan pelaksanaan tindakan pada tiap-tiap siklus adalah sebagai berikut.

3.5.1 Siklus 1

1. Tahap Perencanaan

  Pada tahap ini peneliti membuat RPP dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dengan Kompetensi Dasar (KD): Mengumpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Komponen-komponen RPP meliputi; SK, KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran dan Evaluasi.

2. Tahap Pelaksanaan

  Tahapan-tahapan pelaksanaan tindakan pada siklus1 secara rinci adalah sebagai berikut.

  a. Kegiatan Awal Mengucap salam

  • Berdoa bersama dan persensi
  • Guru memberikan motivasi
  • Guru melakukan Apersepsi -

  b. Kegiatan Inti 1)

  Eksplorasi: Dalam kegiatan eksplorasi, langkah-langkah yang dilakukan guru dan siswa antara lain adalah sebagai berikut.

  • tentang topik/ tema materi IPA tentang sifat-sifat cahaya

  Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dandalam

  • cahaya

  Menyampaikan materi pembelajaran mata pelajaran IPAtentang

  Membagi siswa menjadi kelompok asal dan kelompok ahli

  • Meminta siswa yang telah dibagi menjadi menjadi tim ahli melakukan
  • diskusi
  • perubahan sifat benda akibat pembakaran.

  Masing-masing kelompok tim asal berdiskusi tentang materi

  • anggota kelompok asal diminta untuk belajar bersama tim ahli.

  Setelah berdiskusi dengan kelompoknya maasing-masing, perwakilan

  • tentang perubahan sifat-sifat benda akibat perkaratan dan pembusukan kepada anggota kelompok asal

  Siswa dalam tim ahli berdiskusi dan menyampaikan hasil diskusi

  • perubahan sifat-sifat benda dengan bimbingan guru.

  Meminta siswa membuka buku dalam melakukan diskusi tentang

  2) Elaborasi

  Dalam kegiatan elaborasi, guru: Meminta siswa menulis laporan tentang perubahan sifat-sifat benda

  • yangtelah mereka diskusikan.
  • mempresentasikan laporan hasil diskusi di depan kelas.

  Meminta masing-masing kelompok (asal dan ahli) diminta untuk

  • meluruskan jawaban/laporan diskusi.

  Meminta kelompok siswa lain untuk memberikan tanggapan dan

  3) Konfirmasi

  Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Meminta siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum

  • dimengerti
  • cahaya

  Meminta siswa menulis rangkuman dari hasil diskusi tentang sifat-sifat

  • merekakerjakan

  Memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang

  • berpatisipasi aktif.

  Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum

  c. Kegiatan Akhir Guru melakukan evalusi terhadap hasil diskusi

  • Guru memberikan kesimpulan
  • Siswa mengerjakan soal-soal
  • Selama implementasi tindakan siklus 1, dilakukan kegiatan observasi oleh teman sejawat yang bertindak selaku observer dengan menggunakan lembar observasi. Kegiatan observasi dilakukan dengan cara mengamati aktifitas guru dan siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. observasi dilakukan dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan. Kegiatan
observasi bertujuan untuk mengetahui respon siswa dan aktifitas guru terhadap pembelajaran kooperatif jigsaw.

3. Tahap Refleksi

  Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan diakhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan implementasi tindakan penelitian siklus 1. Kegiatan refleksi dilakukan peneliti dengan observer dengan cara mengkaji, menganalisis dan mendiskusiakn hasil temuan-temuan selama implementasi tindakan penelitian. Hasil refleksi akan digunakan sebagai acuan/dasar perencanaan dan pelaksanaan pada siklus berikutnya.

3.5.2 Siklus 2

  Pelaksanaan peelitian siklus II mengacu pada hasil observasi dan refleksi siklus 1. Berdasarkan permasalahan pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran sebagai berikut.

  1. Perencanaan

  Pada tahap perencanaan siklus 2, hal-hal yang dilakukan sama seperti siklus 1 yaitu antara lain sebagai berikut.

  1. Mempersiapkan RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan mengacu hasil refleksi siklus I.

  2. Mempersiapkan perangkat pembelajaran, meliputi; materi ajar, media, alat peraga, sumber belajar, instrumen evaluasi, dan lembar observasi.

  2. Pelaksanaan Tindakan

a. Kegiatan Awal Guru mengucap salam.

  • Berdoa bersama siswa.
  • Persensi -
  • Memberikan motivasi belajar siswa terkait dengan materi pembelajaran.

  • Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

  b. Kegiatan Inti 1)

  Eksplorasi: Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

  • Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/ tema materi IPA tentang perubahan sifat benda yang bersifat sementara dan tetap.
  • Menyampaikan materi pembelajaran mata pelajaran IPA tentang perubahan sifat benda yang bersifat sementara dan tetap.
  • Membagi siswa menjadi kelompok asal dan kelompok ahli.
  • Masing-masing kelompok baik kelompok asal maupun kelompok mendiskusikan materi yang berbeda.
  • Setelah berdiskusi dengan kelompok asalnya, perwakilan siswa diminta untuk belajar bersama kelompok ahli.
  • Meminta siswa dalam tim ahli mengajarkan dan menyampaikan hasil diskusi kepada tim asal.
  • Perwakilan kelompok asal kembali kekelompoknya untuk menyampaikan materi yang diperoleh dari kelompok ahli.

  2) Elaborasi

  • Meminta siswa menulis laporan tentang perubahan sifat benda yang telah mereka diskusikan.
  • Siswa mempresentasikan, dan menanggapi laporan diskusi kelompok lain.

  3) Konfirmasi

  • Meminta siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti/sulit.
  • Meminta siswa menulis rangkuman dari hasil diskusi tentang perubahan sifat benda

  • Memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang merekakerjakan
  • Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

  c. Kegiatan Akhir

  • Guru melakukan evalusi terhadap hasil diskusi
  • Guru memberikan kesimpulan
  • Siswa mengerjakan soal-soal

  Observasi dilakukan oleh observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran jigsaw dalam mata pelajaran IPA tentang cahaya. Observer menggunakan lembar observasi untuk mencatat kegiatan pembelajaran.

3. Refleksi

  Hasil observasi dan temuan-temuan pada pelaksanaan siklus 2 kemudian dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan selama tindakan siklus 2. Kemudian peneliti melakukan refleksi diri untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus 2. Hasil refleksi secara rinci dapat dikemukakan sebagai berikut.

  a. Respon siswa terhadap pelaksanaan tindakan siklus 2 sudah menunjukkan adanya peningkatan, b. Aktifitas guru dalam melaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan perencanaan.

  c. Aktifitas siswa meliputi, menganalisa, mendiskusikan, menanyakan, mempresentasikan, menanggapi, dan evaluasi meningkat optimal.

  d. Hasil belajar IPA siswa meningkat.

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

  Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data observasi (data kualitatif) dan hasil tes evaluasi. Teknik pengumpulan data pada tindakan penelitian ini meliputi:

  1. Tes Guru memberi tes sebagai sarana mengevaluasi siswa guna mengukur tingkat keberhasilan siswa belajar tentang gaya melalui metode jigsaw.Tes hasil belajar diselenggarakan setelah pembelajaran IPA usai. Alat pengumpulan data berupa teknis tes tertulis di bagi menjadi dua yaitu butirsoal tes untuk siklus 1 dan butir soal tes untuk siklus 2 berbentuk tes pilihan ganda, isian dan uraian . Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif. Adapun kisi-kisi soal siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4 halaman berikut.

  

Tabel 4

Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Siklus I

  Iten Soal Standar

  Kompetensi Dasar Indikator Soal Nomor Bentuk Kompetensi

  Soal Soal

  • 4. Memahami

  4.2 Mengumpulkan

  1 PG Siswa mampu

  menjelasakan

  hubungan hasil penyelidikan

  pengertian

  antara sifat tentang perubahan

  tentang proses,

  bahan dengan sifat benda, baik

  menguap,

  penyusunnya sementara maupun

  membeku atau dan perubahan tetap. menyublim 2, 3, 4, PG

  sifat benda

  • 5, 6 Siswa

  sebagai suatu

  memahami proses. perubahan sifat 11, 12, Isian benda akibat

  13 pemanasan, pembakaran, 7, 9 PG dan perkaratan

  Siswa dapat

  • menjelaskan perubahan sifat benda akibat proses 8, 10 PG perkaratan Siswa dapat
  • memberikan contoh perubahan wujud benda

  14 Uraian yang bersifat sementara/tetap Siswa dapat

  • mendeskripsika n perubahan

  15 Uraian wujud benda jika dibiarkan diuadara terbuka

  • menyebutkan faaktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sifat

  Siswa dapat Sedangkan kisi-kisi soal evaluasi yang dipergunakan pada tes tertulis siklus 2 dapat dilihat pada tabel 5 halaman berikut.

  

Tabel 5

Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Siklus II

Iten Soal Standar

  Kompetensi Dasar Indikator Soal Nomor Bentu Kompetensi Soal k Soal

4. Memaha

  4.2

  • mi hubungan hasil menjelaskan perubahan antara sifat penyelidikan benda yang bersifat tetap 14, 15 Uraian bahan tentang dan sementara dengan - perubahan sifat

  1 PG Mengumpulkan Siswa mampu

  2 PG Siswa memahami penyusunnya benda, baik perubahan sifat-sifat jika dan sementara dipanaskan, didinginkan perubahan maupun tetap. dan dibiarkan ditempat sifat benda terbuka sebagai suatu

  • proses. mendeskripsikan perubahan sifat benda jika diletakkan di tempat terbuka 4 - PG Siswa mampu membedakan perubahan benda akibat pembakaran, pemanasan, pendinginan dan perkaratan 5 - PG Siswa mampu memberikan contoh perubahan sifat benda jika dibekukan/didinginkan 6, 7 PG Siswa dapat

  3 PG Siswa dapat

  • menunjukkan benda yang mengalami perubahan sementara/tetap

  8 PG Siswa mampu

  • – mendeskripsikan sifat

  13 Isian sifat benda akibat perkaratan 9 - PG

  Siswa memberikan contoh kejadian alam yang berkaitan dengan perubahan sifat benda

  10 11, 12 PG Isian

  • Siswa mampu mengklasifikasikan perubahan benda yang bersifat sementara/tetap.
  • Siswa dapat menceritakan/menjelas- kan peristiwa perubahan benda yang bersifat jika dipanaskan.

  2. Observasi Data observasi sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti melakukan pengamatan danmencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar instrumen observasi/ evaluasi yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario pembelajaran dari waktu kewaktu dan dampaknya terhadap hasil belajar siswa. Adapun kisi-kisi observasi metode pembelajaran jigsaw terdapat pada tabel 6 dan 7 berikut.

  

Tabel 6

Kisi-kisi Instrumen Observasi Metode Pembelajaran Jigsaw

Mata Pelajaran IPA untuk Guru

  No Aktivitas 1. Guru melakukan apersepsi.

  2. Guru memberikan motivasi pembelajaran.

  

3. Guru melakukan pengkondisian kelas (tempat duduk siswa, alat peraga dan media

pembelajaran)

  4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  5. Guru menjelaskan materi pembelajaran.

  

6. Guru menggunakan media, alat peraga dan sumber belajar yang relevan dengan

tujuan pembelajaran

  

7. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model

kooperatif tipe jigsaw.

  8. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok @ 4-5 siswa.

  9. Guru menentukan satu kelompok sebagai tim ahli 10.

  Guru memberikan tugas yang berbeda melalui LKS

  11. Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi kelompok.

  12. Guru mengarahkan masing-masing anggota kelompok asal untuk belajar bersama tim ahli.

  13. Guru memantau kegiatan belajar siswa bersama kelompok ahli 14.

  Guru meminta siswa mempresentasikan dan menanggapi laporan diskusi 15. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang sulit dan belum dipahami

  16. Guru mengapresiasi kinerja siswa 17.

  Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari.

  18. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.

  19. Guru memberikan evaluasi / tes formatif 20.

  Guru memberikan tindak lanjut berupa perbaikan dan pengayaan 21. Guru memotivasi siswa untuk lebih tekun dalam belajar dan meningkatkan prestasi hasil belajar

  .

  

Tabel 7

Kisi-kisi Instrumen Observasi Metode Pembelajaran Jigsaw

Mata Pelajaran IPA (Respon Siswa)

  No Aktivitas

  1. Siswa menjawab pertanyaan appersepsi

  2. Siswa antusias dan semangat untuk belajar

  3. Siswa kondusif dan tertib dalam pembelajaran 4. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

  5. Siswa menyimak materi pembelajaran.

  6. Siswa menyimak langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw

  7. Siswa membentuk kelompok sesuai arahan dari guru

  8. Siswa yang berperan sebagai tim ahli menempati tempat yang telah disediakan

  9. Siswa melakukan kegiatan diskusi bersama kelompok asal 10.

  Siswa aktif dan tertib dalam mengikuti kegiatan diskusi kelompok 11. Perwakilan siswa masing-masing kelompok asal menuju kelompok ahli untuk mempelajari materi baru.

12. Perwakilan siswa menjelaskan materi baru pada anggota kelompok asal 13.

  Siswa mempresentasikan laporan hasil diskusi 14. Siswa saling menanggapi hasil laporan diskusi 15. Siswa menanyakan materi yang dianggap sulit 16. Siswa mengumpulkan LKS 17. Siswa menyimpan LKS dalam portofolio/artefak 18. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi pembelajaran 19.

  20. Siswa mengerjakan tes formatif dengan tertib 21.

  Siswa mengerjakan tes perbaikan dan pengayaan.

  22. Siswa menyimak informasi yang diberikan guru mengenai materi yang akan dipelajari selanjutnya.

3.7 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

3.7.1 Uji Validitas

  Uji validitas terhadap instrumen tes digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan soal yang akan di ujikan kepada siswa. Instrument tes dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian Yun Nugraheni (2011: 23), tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to totalcorrelation). Adapun kriteria tingkat kevalidan soal menurut Arikunto (2007:75) adalah sebagaimana terlihat pada tabel 9 berikut.

  

Tabel 9

Tingkat Validitas Instrumen

  No Indeks Kriteria 1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi 2. 0,600-0,800 Tinggi 3. 0,400-0,600 Cukup 4. 0,200-0,400 Rendah 5. 0,00-0,200 Sangat Rendah

  Uji validitas dan reabilitas instrumen siklus 1 dan 2 dilaksanakan di kelas 6 SDN Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa. Instrumen yang akan diujikan terdiri dari 10 soal pilihan ganda, 3 soal isian, dan 2 soal uraian. Hasil uji validitas instrumen siklus 1 maupun siklus 2 kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS 16.0

  for windows. Berdasarkan Tabel 3.6

  digunakan indeks ≥ 0,200 untuk menyatakan bahwa soal valid. Jadi soal dikatakan valid apabila corrected item total correlation dalam SPSS ≥ 0,200. Berikut hasil uji validitas soal evaluasi siklus 1 yang termuat pada tabel 10 berikut.

  

Tabel 10

Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Siklus 1

  VAR00008 .353 Valid

  VAR00015 -.130 Tidak Valid Pada Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa 13 item soal (1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

  VAR00014 .218 Valid

  VAR00013 .480 Valid

  VAR00012 .535 Valid

  VAR00011 .371 Valid

  VAR00010 .273 Valid

  VAR00009 .442 Valid

  VAR00007 .317 Valid

  Nomor Item Corrected Item-

  VAR00006 .558 Valid

  VAR00005 .193 Valid

  VAR00004 .368 Valid

  VAR00003 .284 Valid

  VAR00002 -.053 Tidak Valid

  VAR00001 .262 Valid

  Total Correlation Keterangan

  12, 13, dan 14) masuk pada kategori soal yang valid, sedangkan 2 item soal (2 dan 15) masuk dalam kategori tidak valid. Namun tidak semua item soal tersebut digunakan sebagai soal evaluasi siklus 1, hanya 13 item yang digunakan untuk mewakili indikator yang ingin dicapai. Adapun hasil uji validitas terhadap soal evaluasi siklus 2 dapat dilihat dalam tabel 11 berikut:

  

Tabel 11

Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Siklus 2

  VAR00010 .529 Valid

  yang ditulis oleh Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:88) seperti tersaji melalui Tabel 12 berikut:

  Cronbach’s Alpha, terdapat dalam buku Evaluasi Proses dan Hasil Belajar

  dalam

  

16.0 for windows , dan interpretasi terhadap koefisien reliabilitas yang dinyatakan

  Uji reliabilitas tes formatif dalam penelitian ini dilakukan dengan SPSS versi

  VAR00015 .341 Valid Tabel 11 menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji validitas terhadap 15 butir soal tes siklus 2, terdapat 14 butir soal dinyatakan valid dan hanya 1 soal tidak valid, yakni soal nomor 9.

  VAR00014 .489 Valid

  VAR00013 .543 Valid

  VAR00012 .361 Valid

  VAR00011 .407 Valid

  VAR00009 -.152 Tidak Valid

  Nomor Item

  VAR00008 .309 Valid

  VAR00007 .443 Valid

  VAR00006 .577 Valid

  VAR00005 .374 Valid

  VAR00004 .306 Valid

  VAR00003 .443 Valid

  VAR00002 .403 Valid

  VAR00001 .230 Valid

  Keterangan

  

Corrected Item-

Total Correlation

3.7.2 Uji Reliabilitas

  

Tabel 12

Indeks Reliabilitas

No Indeks Interpretasi

  1 0,80 sangat reliabilitas

  • – 1,00 2 0,60 - 0,80 reliabilitas 3 0,40 - 0,60 cukup reliabel 4 0,20 agak reliabel
  • – 0,40 Uji reliabilitas untuk butir soal siklus 1 yang dilakukan pada siswa kelas 6

  SDN 1 Tawangharjo Wedarijaksa Kabupaten Pati. Hasil uji reliabilitas soal evaluasi siklus 1 nampak pada tabel 13 berikut.

  

Tabel 13

Indeks Reliabilitas Siklus I

  Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori Pilihan Ganda 0,709 Releabilitas

  Sama halnya tes pada siklus 1, tes pada siklus 2 juga dimasukkan dalam SPSS versi 16.0 for windows. Adapun hasil uji reliabilitas instrumen siklus 2 secara jelas tersaji dalam tabel 14 berikut.

  

Tabel 14

Indeks Reliabilitas Siklus II

  Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori Pilihan Ganda 0,769 Releabilitas

  Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen siklus 1 dan siklus 2, maka dapat diketahui bahwa alpha hitung pada siklus 1 dan siklus 2 lebih besar dari r tabel dan

  

alpha hitung tersebut bernilai positif sehingga instrumen ini dapat disebut reliabel.

  Adapun koefisien reliabilitas pada siklus 1 yaitu 0,709 dan koefisien reliabilitas pada siklus 2 yaitu 0,769 yang semuanya berada pada kategori reabilitas.

3.7.3 Taraf Kesukaran

  Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 210), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauan. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah:

  P = Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.

  Dalam penelitian ini, untuk menentukan apakah soal itu dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu direvisi, menurut Ngalim Purwanto (1996), kriterianya adalah seperti pada tabel 15 berikut ini.

  Tabel 15 Tingkat Kesukaran dan Kriteria

  Rentang Nilai Tingkat No Klasifikasi

  Kesukaran

  1. Mudah 0,70 ≤ TK ≤ 1,00

  2. Sedang 0,30 ≤ TK ≤ 0,70

  3. 0,00 ≤ TK ≤ 0,30 Sukar Hasil uji tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas soal siklus 1 dan siklus 2. Secara rinci hasil uji tingkat kesukaran soal disajikan melalui tabel 16 berikut ini.

  

Tabel 16

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1

No Soal Jumlah Siswa(Js) B P Kriteria

1.

  

Tabel 17

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1I

No Soal Jumlah Siswa (Js) B P Kriteria

1.

  24 17 0,70 Mudah 14.

  24 20 0,83 Mudah 13.

  24 22 0,91 Mudah 12.

  24 19 0,79 Mudah 11.

  24 20 0,83 Mudah 10.

  24 19 0,79 Sedang 9.

  24 18 0,75 Sedang 8.

  24 17 0,70 Sedang 7.

  24 17 0,70 Mudah 6.

  24 18 0,75 Sedang 5.

  24 18 0,75 Mudah 4.

  24 13 0,54 Mudah 3.

  24 14 0,58 Mudah 2.

  Berdasar tabel 3.13, terdapat 9 soal dengan kriteria mudah yakni soal nomor 1, 2, 3, 5, 9, 10, 11, 12, 14, dan 15, dan terdapat 6 soal dengan kategori sedang yaitu soal nomor 4, 6, 7, 8, 9,dan 13. Sedangkan hasil uji tingkat kesukaran soal siklus 2 secara rinci terlihat dalam tabel 17 berikut.

  24 22 0,92 Mudah 2.

  24 21 0,88 Mudah

  24 18 0,75 Mudah 15.

  24 16 0,67 Sedang 14.

  24 18 0,75 Mudah 13.

  24 20 0,91 Mudah 12.

  24 17 0,71 Mudah 11.

  24 16 0,67 Sedang 10.

  24 13 0,54 Sedang 9.

  24 14 0,58 Sedang 8.

  24 16 0,67 Sedang 7.

  24 21 0,88 Mudah 6.

  24 16 0,67 Sedang 5.

  24 19 0,79 Mudah 4.

  24 23 0,96 Mudah 3.

  24 15 0,62 Mudah Berdasar tabel 17 diatas, nampak bahwa dari hasil uji tingkat kesukaran soal siklus 2 terdapat 11 soal dengan kategori mudah yakni soal nomor 1,2, 3, 5,9,10, 11, 12,13,14,dan 15, sedangkan 4 soal yakni, 4, 6, 7, dan 8 termasuk soal dengan kategori sedang. Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal sebagaimana tersaji pada tabel 16 dan 17, maka soal instrumen siklus 1 dan siklus 2 dapat dipergunakan untuk pelekasanaan penelitian.

  3.8 Indikator Keberhasilan

  Indikator kinerja adalah harapan terjadinya peningkatan pemahaman dan hasil belajar siswa berdasarkan kenaikan nilai rata

  • – rata dikelas dari siklus 1 kesiklus 2 dan berdasarkan jumlah siswa yang tuntas juga yang belum tuntas. Dengan metode pembelajaran jigsaw diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang nilainya masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65.

  3.9 Teknik Analisis Data

  Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Data yang diolah adalah nilai mata pelajaran IPA tentang perubahan sifat benda dengan menggunakan metode jigsaw.

  Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes pada setiap akhir putaran. Analisis ini menggunakan statistik sederhana yaitu:

  1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti melakukan penjumlahan terhadap hasil tes siswa setelah itu dibagi dengan jumlah siswa sehingga memperoleh rata-rata tes formatif.

  2. Untuk ketuntasan belajar terdapat dua kategori dalam ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65. Proses pembelajaran dinyatakan berhasil jika terdapat 85% siswa mencapai ketuntasan belajar lebih dari atau sama dengan 65. Persentase ketuntasan belajar diperoleh dengan menghitung jumlah siswa tuntas belajar dikalikan 100%.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Pengimplementasian Aplikasi Pencatatan Servis Mobil pada Android Platform (Studi Kasus: PT. Armada International Motor, Magelang)

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Aplikasi Pemantauan Kegiatan Promosi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Berbasis Mobile Platform

0 0 25

1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 6

2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA 2.1.1.1 Hakekat IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 18

3.1 Setting dan Waktu Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 23

4.1 Deskripsi Siklus I - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 86

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Jigsaw bagi Siswa Kelas V SDN 1 Tawangharjo Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 7

2.1 Kajian Teori 2.1.1 IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Jigsaw bagi Siswa Kelas V SDN 1 Tawangharjo Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 21