BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW

BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian khususnya penelitian kuantitatif,

  perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan digunakan. Oleh karena itu, dalam bab ini, peneliti akan menguraikan skala yang digunakan dalam mengukur fear of

  

failure , perfeksionis dan prokrastinasi akademik. Bersamaan dengan itu, akan

  diuraikan pula populasi dan sampel, serta teknik analisis data yang akan digunakan.

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.1.1 Variabel Penelitian

  Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas yaitu: a.

  Fear of Failure (X1) b.

  Perfeksionis (X2) 2. Variabel tergantung yaitu: Prokrastinasi Akademik (Y)

3.1.2 Definisi Operasional

  Setelah mengidentifikasi variabel-variabel penelitian maka langkah selnjutnya adalah merumuskan definisi operasional dan variabel-variabel dalam penelitian ini.

  • Menurut Solomon & Rothblum (1984) mengatakan:

  Prokrastinasi Akademik

  “Procrastination, the act of needlessly delaying tasks to the point of experiencing subjective discomfort, is an all-too-familiar problem”.

  Pernyataan ini menjelaskan bahwa suatu penundaan dikatakan sebagai prokrastinasi apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja, menimbulkan perasaan tidak nyaman, serta secara subyektif dirasakan oleh seorang prokrastinator dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa perilaku prokrastinasi adalah perilaku yang disengaja, maksudnya faktor- faktor yang menunda penyelesaian tugas berasal dari putusan dirinya sendiri. Fear of failure

  • Menurut Conroy (2002) definisi mengenai ketakutan akan kegagalan mencakup adanya antisipasi terhadap konsekuensi negatif terhadap kegagalan, dan tidak adanya harapan untuk sukses. Ketakutan akan kegagalan bisa muncul dari konsekuensi negatif yang mengancam diri karena kegagalan atau ketidakberhasilan
  • Hill, Huelsman, Furr, Vicente, Kibler dan Kennedy (2004) mendefinisikan perfeksionisme sebagai suatu hasrat untuk mencapai kesempurnaan dimana ditandai dengan perfeksionisme adaptif (Concientius Perfectionism) yang berasal dari internal individu dan perfeksionisme maladaptif (Self evaluate Perfectionism) yang berasal dari eksternal individu.

  Perfeksionisme

3.2 Alat Pengumpulan Data

3.2.1 Skala Prokrastinasi Akademik

  Pengukuran variabel prokrastinasi akademik menggunakan Procrastination

Assesment Scale Student (PASS) oleh Solomon dan Rothblum (1984).

Kemudian dimodifikasi penulis sesuai kebutuhan penelitian dengan 33 aitem pernyataan. Semakin tinggi total skor diperoleh menunjukkan semakin tinggi tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Skala prokrastinasi akademik menggunakan skala likert dengan 5 kategori jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tudak Sesuai (STS).

  Penjabaran dari area dan ciri-ciri prokrastinasi akademik dan sebaran aitem sebagai kisi-kisi alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Prokrastinasi Akademik

  NO AREA &

  INDIKATOR Aitem TOTAL CIRI-CIRI F U

  1 Area Mengerjakan - tugas

  1

  1 prokrastinasi makalah akademik

  2 - Belajar menghadapi

  1 ujian Tugas membaca 3 -

  1

  4 - Kinerja tugas

  1 administrative 5 - Menghadiri pertemuan

  1 Penundaan kinerja

  6 1 - akademik secara keseluruhan

  2 Ciri-ciri Kecemasan - 7, 8, 26

  3 prokrastinator mengahdapi evaluasi melakukan prikrastinasi akademik

  28 - Kesempurnaan

  1 Kesulitan membuat 16,9 2 - keputusan

  • Ketergantungan 12,31

  2 dengan orang lain

  • Ancaman dari tugas 15,32

  2 Kurang percaya diri 11,20 2 -

  • Kemalasan 13,29

  2

  • Kurangnya 18, 21

  2 penerimaan diri Takut akan

  27 1 - keberhasilan Kecenderungan untuk - 17,10,22,

  4 merasa kelelahan

  25 Pemberontakan

  14 1 - terhadap aturan yang ada

  • Pengambilan resiko 23,33

  2 Pengaruh - teman 19,24,30

  3 sebaya Total

  33 Seluruh aitem asli dari Solomon dan Rothblum (1984) yang telah dimodifikasikan oleh penulis digunakan dalam proses try out. Jumlah aitem diperbanyak menjadi 48 aitem. Penjabaran dari aspek fear of failure, indikator dan sebaran total aitem untuk try out alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Prokrastinasi Akademik Untuk Try Out

  NO ASPEK

  INDIKATOR Aitem TOTAL F U

  1 Area-area Mengerjakan tugas - 1,2,3

  3 prokrastinasi makalah akademik

  Belajar menghadapi - 4,5,6

  3 ujian

  • Tugas membaca 7,8,9

  3 Kinerja tugas - 10,11,12

  3 administratif Menghadiri pertemuan 13,14,15 3 -

  Penundaan kinerja - 16,17,18

  3 akademik secara keseluruhan

  2 Alasan Kecemasan 19, 24, 3 - melakukan mengahdapi evaluasi 39 prokrastinasi akademik

  • Kesempurnaan 42,45*

  2 Kesulitan membuat 29,21 2 - keputusan

  • Ketergantungan 20,41

  2 dengan orang lain Ancaman dari tugas 28,25 2 -

  • Kurang percaya diri 23,33

  2 Kemalasan 26, 43 -

  2

  • Kurangnya 31, 34

  2 penerimaan diri Takut akan - 40,46*

  2 keberhasilan Kecenderungan untuk - 30, 22,

  4 merasa kelelahan 35, 38

  • Pemberontakan 27,47*

  2 terhadap aturan yang ada Pengambilan resiko 36,48* -

  2 Pengaruh teman - 32, 37,

  3 sebaya

  44 Total

  48 Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang ditambah

3.2.2 Skala Fear Of Failure

  Alat ukur yang digunakan untuk mengukur fear of failure adalah The

  

Performance Failure Appraisal Inventory (PFAI) berdasarkan aspek-aspek

  yang dikemukakan oleh Conroy (2002). Kemudian dimodifiksi oleh penulis sesuai kebutuhan penelitian dengan 24 aitem pernyataan. Semakin tinggi total skor diperoleh menunjukkan semakin tinggi tingkat fear of failure, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin rendah tingkat fear of failure. Skala prokrastinasi akademik menggunakan skala likert dengan 5 kategori jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tudak Sesuai (STS).

  Penjabaran dari aspek fear of failure, indikator, dan sebaran total item sebagai kisi-kisi alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Skala Fear of failure

  NO ASPEK

  INDIKATOR Aitem TOTAL F U

  1 Ketakutan Ketakutan akan 9,13 -

  2 akan mempermalukan diri penghinaan sendiri dan rasa malu

  Individu kerap - 15,

  5 mencemaskan apa yang 16,17, orang lain pikirkan 19, 20 tentang dirinya

  21 - Penghinaan serta malu

  1 yang akan didapatkan

  2 Ketakutan

  • Ketakutan ini meliputi 14,22,

  3 akan perasaan kurang dari 23 mengurangi dalam individu. penilaian diri

  • Individu merasa tidak 1,4,7

  3 cukup pintar, tidak cukup berbakat, tidak cukup berkompeten sehingga tidak dapat mengontrol performansinya dengan baik.

  3 Ketakutan Ketakutan yang hadir 2,5

  3 akan karena merasa memiliki kegagalan akan masa depan mengakibatkan yang tidak ketidakpastian dan pasti berubahnya masa depan individu. Kegagalan - ini

  8

  1 ditakutkan oleh individu akan merubah rencana yang dipersiapkan untuk masa depan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

  4 Ketakutan

  • Ketakutan ini 18, 24

  2 akan melibatkan penilaian hilangnya orang lain terhadap perhatian individu. orang-orang penting

  Individu takut apabila ia 10,12 -

  2 gagal, orang lain yang penting baginya tidak akan mempedulikan, serta tidak mau menolongnya dan pada akhirnya nilai dirinya akan menurun dimata orang lain.

  6

  • 5 Ketakutan Ketakutan akan

  1 akan mengecewakan harapan, menganggu dikritik orang-orang penting

  3 - Kehilangan kepercayaan

  1 dari orang lain yang penting baginya Total

  24 Seluruh aitem asli dari Conroy (2002) yang telah dimodifikasikan oleh penulis digunakan dalam proses try out. Jumlah aitem diperbanyak menjadi 39 aitem. Penjabaran dari aspek fear of failure, indikator dan sebaran total aitem untuk try out alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Sebaran Aitem Skala Fear of failure Untuk Try-Out

  NO ASPEK

  INDIKATOR Aitem TOTAL F U

  1 Ketakutan Ketakutan akan 10,26* 34*

  3 akan mempermalukan diri penghinaan sendiri dan rasa malu

  Individu 18, 20,22, 6 - kerap mencemaskan apa 24, 25,30* yang orang lain pikirkan tentang dirinya Penghinaan serta malu - 15,38*

  2 yang akan didapatkan

  2 Ketakutan Ketakutan ini meliputi 16,31*,37* 35*

  4 akan perasaan kurang dari mengurangi dalam individu. penilaian diri

  Individu merasa tidak 1,4,7, 36*

  5 cukup pintar, tidak 27* cukup berbakat, tidak cukup berkompeten sehingga tidak dapat mengontrol performansinya dengan baik.

  3 Ketakutan Ketakutan yang hadir 2,5

  12

  3 akan karena merasa memiliki kegagalan akan masa depan mengakibatkan yang tidak ketidakpastian dan pasti berubahnya masa depan individu. Kegagalan ini 8,28*,32* 3 - ditakutkan oleh individu akan merubah rencana yang dipersiapkan untuk masa depan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

  4 Ketakutan Ketakutan ini 23,39* -

  2 akan melibatkan penilaian hilangnya orang lain terhadap perhatian individu. orang-orang penting

  Individu takut apabila 11,13,17, 6 - ia gagal, orang lain 21,29*,33* yang penting baginya tidak akan mempedulikan, serta tidak mau menolongnya dan pada akhirnya nilai dirinya akan menurun dimata orang lain.

  5 Ketakutan Ketakutan akan 3,14,19

  6

  4 akan mengecewakan menganggu harapan, dikritik orang-orang penting

  9 Kehilangan 1 - kepercayaan dari orang lain yang penting baginya Total

  39 Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang ditambah

3.2.3 Skala Perfeksionisme

  Pengukuran variabel prokrastinasi akademik menggunakan The

  

Perfectionism Inventory (PI) berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan

  oleh Hill et al. (2004). Kemudian dimodifikasi oleh penulis sesuai kebutuhan penelitian dengan 29 aitem pernyataan. Semakin tinggi total skor diperoleh menunjukkan semakin tinggi tingkat perfeksionisme, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin rendah tingkat perfeksionisme. Skala perfeksionisme menggunakan skala likert dengan 5 kategori jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tudak Sesuai (STS).

  Penjabaran dari aspek, indikator dan sebaran aitem sebagai kisi-kisi alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dilihat pada Tabel

  3.5. Tabel 3.5

  

Kisi-Kisi Skala Perfeksionis

NO ASPEK

  INDIKATOR Aitem TOTAL F U

  1 Ruminasi Kecenderungan untuk - 8, 16

  2 obsesif khawatir tentang kesalahan masa lalu

  • Kurangnya kinerja 22, 24

  2 sempurna atau kesalahan akan masa depan

  2 Membutuhkan Kecenderungan untuk 10, 26 2 - Persetujuan mencari pembuktian dari orang lain

  Kecenderungan untuk - 2, 18

  2 peka terhadap kritik.

  • 3 Memikirkan Kecenderungan untuk 6, 14,

  2 kesalahan mengalami penderitaan atau kecemasan atas masalah.

  4 Penuh Kecenderungan untuk 5,13 2 - perencanaan merencanakan

  • Kecenderungan untuk 21,

  2 membuat keputusan

  29

  5 Tekanan Kecenderungan untuk 7, 15, 4 - orang tua tampil sempurna di 19,23 yang depan orangtua dirasakan

  • 6 Dorongan Kecenderungan untuk 3,11

  2 untuk hasil mengejar hasil yang yang sangat sempurna dan standar yang tinggi.

  • 7 Standar tinggi Kecenderungan 1,9,

  4 untuk orang memiliki standar yang 25,27 lain tinggi terhadap orang lain

  • 8 Keteraturan Kecenderungan untuk 4,12,

  4 menjadi rapi dan teratur 20, 28 Total

  29 Seluruh aitem asli dari Solomon dan Rothblum (1984) yang telah dimodifikasikan oleh penulis digunakan dalam proses try out. Jumlah aitem yang digunakan tetap 59 aitem. Penjabaran dari aspek fear of failure, indikator dan sebaran total aitem untuk try out alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Sebaran Aitem Skala Perfeksionisme Untuk Try-Out

  NO ASPEK

  INDIKATOR Aitem TOTAL F U

  1 Ruminasi Kecenderungan untuk 8, 16, 4 - obsesif khawatir tentang 24, 40 kesalahan masa lalu Kurangnya kinerja - 32,

  3 sempurna atau 48, 55 kesalahan akan masa depan

  2 Membutuhkan Kecenderungan untuk 10, 4 - Persetujuan mencari pembuktian 26, dari orang lain 34, 42

  Kecenderungan untuk 2, 18, -

  4 peka terhadap kritik. 49, 59

  3 Memikirkan Kecenderungan untuk 6, 14,

  46

  8 kesalahan mengalami penderitaan 22, atau kecemasan atas 30, masalah. 38,

  53, 57

  4 Penuh Kecenderungan untuk 13,37 2 - perencanaan merencanakan Kecenderungan untuk 5, 21,

  52

  5 membuat keputusan 29, 45

  • 5 Tekanan Kecenderungan untuk 7, 15,

  8 orang tua tampil sempurna di 23, yang depan orangtua 31, dirasakan 39,

  47, 54, 58

  6 Dorongan Kecenderungan untuk 1, 9, 6 - untuk hasil mengejar hasil yang 17, yang sangat sempurna dan standar 25, yang tinggi. 33, 41

  7 Standar tinggi Kecenderungan 3, 11, 7 - untuk orang memiliki standar yang 19, lain tinggi terhadap orang 27, lain 35,

  43, 50

  8 Keteraturan Kecenderungan untuk 4,12, 8 - menjadi rapi dan teratur 20, 28, 36, 44,

  51, 56 Total

  59

3.3 Daya Diskriminasi Aitem dan Realibilitas Alat Ukur

  3.3.1 Daya Diskriminasi Aitem

  Azwar (2012) menyatakan bahwa daya diskriminasi aitem atau daya beda adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Misalnya dalam skala yang diukur untuk mengungkapkan tingkat prokrastinasi akademik maka aitem yang berdaya beda tinggi adalah aitem yang menunjukkan mana individu atau kelompok individu yang memiliki tingkat prokrastinasi akademik yang tinggi dan mana yang tidak. Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilakan koefisien korelasi aitem-total.

  Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan batasan r ix ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Jika koefisien korelasi ≤ 0,30 maka dinyatakan gugur (Azwar, 2013).

  3.3.2 Reliabilitas Alat Ukur

  Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliable. Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti kepercayaan, keterandalan, keajengan, kestabilan, dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2013). Penentuan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach. Nilai koefisien alpha yang dianggap reliabel adalah jika memenuhi nilai minimal 0.60 (Ghozali, 2009).

  Kategori tingkatan reliabilitas dengan koefisien alpha yang dikutip dari Sugiyono (2005) dan akan menjadi pedoman dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7 Pedoman Penilaian Reliabilitas

  

Alpha Kriteria

  0.00-0.199 Sangat rendah 0.20-0.399 Rendah 0.40-0.599 Sedang 0.60-0.799 Kuat 0.80-1.000 Sangat Kuat

3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.4.1 Populasi

  Populasi merupakan subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Arikunto (2002) populasi adalah keseluruhan subjek. Sebagai suatu populasi, kelompok subjekini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek lainnya. ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat pula terdiri dari karakteristik individu (Azwar, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW angkatan 2013 yang berjumlah 139 mahasiswa tahun ajaran 2016-2017. (Staf

  

Kepengurusan Data mahasiswa TA/Skripsi Fakultas Teknologi Informasi

UKSW, 2017 )

  3.4.2 Teknik sampling

  Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik Nonprobability Sampling dengan Sampling Jenuh, yaitu penetuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2005).

  3.4.3 Sampel

  Sampel adalah sebagiandari populasi, karena sampel merupakan bagian dari populasi dan memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi (Azwar, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berstatus skripsi khususnya angkatan 2013 dan diperoleh dari Staf Kepengurusan Data mahasiswa TA/Skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW (2017) yang memenuhi persyaratan tersebut diatas berjumlah 139 orang.

  3.5 Teknik Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket yang disusun berdasarkan skala likert dengan 5 alternatif jawaban, yakni: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS) da nada yang bersifat favorable dan unfavorable .

  3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

  Agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien, perlu dilakukan uji asumsi klasik. Supramono dan Haryanto (2005) menyatakan bahwa sebelum melakukan pengujian hipotesis, data perlu terlebih dahulu diuji agar memenuhi Criteria Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), sehingga dapat menghasilkan parameter penduga yang sahih.

  3.6.1.1 Uji Normalitas

  Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu berdistribusi normal, selain itu hasil pengujian normalitas juga dapat hampir berdistribusi normal (Arikunto, 2006). Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 untuk melihat grafik histogram, P-P Plot

  

Test , dan uji one sample Kolmogorov smirnov. Uji Kolmogrov-Smirnov

  apabila nilai signifikan > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Normalitas P-P Plot Test dideteksi dengan melihat titik- titik yang mengikuti garis linear yang bergerak dari bawah kekanan atas, sehingga bila titik-titikyang mengikuti garis linear, berarti data terdistribusi normal dan analisis data dilanjutkan (Santoso, 2000).

  3.6.1.2 Uji Multikolinearitas

  Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independen. Sebab jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas. Pengujian akan dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance > 0.10 dan VIF < 10 (Ghosali, 2009).

  3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

  Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians tetap maka terjadi problem heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat scatterplot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID). Apabila titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Santoso, 2000).

3.6.1.4 Uji Linearitas

  Uji linearitas dilakuakan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Jika penyimpangan tersebut tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear (hadi, 2000). Hasil uji linearitas dengan p< 0.05 maka dapat dikatakan adanya hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variable terikat.

3.6.2 Uji Hipotesis

  Untuk menguji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 16.0. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu fear of failure (X1) dan perfeksionisme (X2) secara simultan terhadap variabel terikatnya yaitu prokrastinasi akademik (Y).

  Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh secara simultan antara fear of failure dan perfeksionisme terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 0 67

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ponta dan Persembahan: Kajian Sosio – Teologis terhadap Ponta sebagai Persembahan di Desa Long Gelang

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ponta dan Persembahan: Kajian Sosio – Teologis terhadap Ponta sebagai Persembahan di Desa Long Gelang

0 0 10

BAB III PONTA SEBAGAI PERSEMBAHAN 3.1. Orang Kristen Protestan pelaku Ponta - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ponta dan Persembahan: Kajian Sosio – Teologis terhadap Ponta sebagai Persembahan di Desa Long Gelang

0 0 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Implementasi Kurikulum 2013 2.1.1. Pengertian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Prakarya

0 0 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil SMP Negeri 7 Salatiga - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Prakarya

0 2 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Prakarya

0 0 14

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN

0 0 49

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW

0 1 11

2.1 PROKRASTINASI AKADEMIK 2.1.1 Definisi Prokrastinasi Akademik - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi d

0 1 21