BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Kenakalan Remaja di Perkotaan (Studi Kasus Munculnya Fenomena Geng Motor di Kalangan Pelajar di Kota Medan)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Berkembangnya kejahatan- kejahatan yang terjadi akibat kenakalan remaja sudah menjadi problema yang sangat mengkhawatirkan. Selain mengakibatkan timbulnya keresahan masyarakat dikarenakan akibat – akibat fisik yang terjadi, kenakalan remaja juga memiliki dampak psikis yang sangat negatifbagi remaja yang melakukan tindakan tersebut.

  Laporan “United Nations Congress on the Prevention of Crime and the Treatment of

  

Offenders ” yang bertemu di London pada 1960 menyatakan adanya kenaikan jumlah juvenile

delinquency (kejahatan anak remaja) dalam kualitas kejahatan dan peningkatan dalam

  kegarangan serta kebengisannya yang lebih banyak dilakukan dalam aksi – aksi kelompok daripada tindak kejahatan individual (Midendrof dalam Kartono:2010). Fakta yang menarik disini adalah bertambahnya kejahatan yang dilakukan oleh remaja salah satunya dipengaruhi oleh semakin berkembangnya industrialisasi dan urbanisasi. Di kota – kota industri yang pada umumnya maju dan berkembang secara fisik justru semakin banyak menimbulkan kejahatan remaja dibandingkan di wilayah pedesaan.

  Pada awalnya, kenakalan remaja hanyalah perilaku “nakal” yang dilakukan oleh remaja semata –mata untuk menemukan identitas dan jati diri. Kenakalan yang seperti itu pada umumnya wajar dan tidak menimbulkan kekhawatiran di dalam masyarakat khususnya orang tua, guru, teman, dan masyarakat lainnya. Kenakalan yang dilandasi oleh pencarian jati diri secara psikologis sering terjadi di kalangan remaja karena mereka sedang mengalami masa transisi antara anak – anak ke masa kedewasaan dan dengan sendirinya kenakalan tersebut akan menghilang begitu saja ketika mereka sudah memasuki fase kedewasaan.

  Akan tetapi saat ini, kenakalan remaja yang terjadi tidak lagi berbentuk kenakalan, tetapi sudah menjadi suatu bentuk kejahatan yang sangat meresahkan, yang pada umumnya berbentuk perkelahian antar kelompok, narkoba, pergaulan bebas, aksi ugal-ugalan di jalan, dan tindakan – tindakan yang menjurus pada perbuatan – perbuatan kriminal.

  Pada umumnya kenakalan remaja terjadi karena kurangnya kasih sayang serta perhatian dari orangtua, dan kebanyakan terjadi di kalangan remaja yang orangtuanya berkehidupan mapan.Banyak orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan cenderung menjadikan materi dan uang sebagai ekspresi kasih sayang mereka kepada anaknya, padahal uang dan materi belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan kasih sayang bagi anak.Yang harus dipahami oleh orangtua adalah kebanyakan remaja sangat menginginkan perhatian dan pengakuan akan eksistensinya dari orang disekitarnya, yangmana apabila hal tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka tempat yang paling memungkinkan bagi remaja untuk mendapatkan pengakuan dan perhatian tersebut adalah lingkungan teman sebayanya, dan sayangnya kebanyakan remaja menjadi terjerumus kepada perbuatan – perbuatan negatif justru berawal dari lingkungan yang salah guna mendapatkan pengakuan akan eksistensinya.

  Salah satu bentuk kenakalan remaja yang sangat berkembang saat ini adalah munculnya geng motor, kebanyakan geng motor ini muncul karena dilandasi oleh kegemaran para remaja terhadap perilaku balap-balapan liar dan aksi – aksi yang membahayakan lainnya di jalanan yang pada umumnya dilakukan pada malam hari. Didalam geng motor ini, hubungan emosional antar sesama anggota cukup kuat terjalin, dalam melakukan aksinya mereka selalu melakukannya dengan beramai – ramai sehingga memunculkan keonaran seperti kebut – kebutan, tawuran antar geng, merampok, hingga berhadapan dengan aparat keamanan, semua perilaku tersebut kebanyakan dilatarbelakangi oleh keinginan mereka untuk menunjukkan eksistensi dirinya dan ingin tampil beda agar dapat dikenal luas.

  Kehadiran geng motor sebagai bentuk kejahatan remaja merupakan salah satu permasalahan sosial yang harus ditangani secara serius dan tidak bisa dipandang sebelah mata.

  Banyak pihak yang sebenarnya menjadi penyebab munculnya kejahatan remaja seperti ini mulai dari orang tua, sistem pendidikan dan sistem hukum. Kejahatan remaja pada umumnya merupakan produk sampingan dari: 1.

  Pendidikan massal yang tidak menekankan pendidikan watak dan kepribadian anak.

  2. Kurangnya usaha orangtua dan orang dewasa menanamkan moralitas dan keyakinan beragama pada anak –anak muda.

  3. Kurang ditumbuhkannya tanggung jawab sosial pada anak – anak remaja (Kartono, 2010:8).

  Di Indonesia, kehadiran geng motor awalnya muncul di tahun 1978 di Kota Bandung dengan nama Moonraker, setelah itu mulai berkembanglah secara pesat hingga merambah ke kota – kota lain seperti Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Ciamis, Cirebon dan sekarang yang menjadi fenomena menarik adalah geng motor akhirnya juga merambah ke kota Medan.

  Khusus di Kota Medan sendiri, kemunculan geng motor begitu sangat meresahkan masyarakat dan menjadi perbincangan menarik. Apalagi tindakan – tindakan anarkis yang mereka lakukan terus berlangsung tanpa pandang bulu dan tidak jarang menimbulkan banyak korban.Beberapa kasus yang terjadi di Kota Medan yang melibatkan geng motor adalah sebagai berikut: 1.

  Tindakan terror yang dilakukan oleh sekelompok kawanan geng motor di kawasan jalan Pattimura, Medan pada hari Minggu (24/7/2011) dini hari. Dikawasan tersebut mereka merampas 4 buah sepeda motor yang ditinggalkan pemiliknya, selain itu juga mereka melakukan tindak penganiayaan terhadap pengendara sepeda motor di kawasan tersebut dan beberapa personel Brimob. Puluhan personel Polsek Medan Baru menyusuri jalanan di Medan menggunakan sepeda motor dan mobil. Setelah berkeliling sekitar satu jam tak ada satu pun ditemukan geng motor. Puluhan polisi itu pun berhenti di SPBU jalan Pattimura Medan.Tiba-tiba sekitar pukul 02.00 WIB, segerombolan geng motor membawa bendera, kayu, dan benda tajam melintasi Jalan Pattimura. Petugas pun langsung melakukan pengejaran. Geng motor itu pun berhamburan dan berbalik arah. Beberapa sepeda motor berjatuhan ke aspal.Dari sekitar 20 sepeda motor yang terlihat, petugas berhasil mengamankan tiga sepeda motor dan empat orang anggota geng motor.

  Kayu dan bendera yang tertinggal akibat pengejaran itu pun diamankan ke Mapolsek Medan Baru. Selain itu petugas juga berhasil menyelamatkan satu warga bernama Esra

  

  yang mengaku disekap geng motor pada saat pengejaran itu 2. Kemudian geng motor melakukan keonaran dan aksi anarkis lainnya di kawasan

  Universitas Sumatera Utara yang pada saat itu bertepatan dengan adanya kegiatan pergelaran musik di kawasan tersebut pada Sabtu (17/9/2011). Kelompok tersebut membuat ulah dengan melakukan penyerangan terhadap mahasiswa USU yang tengah menggelar acara musik di Pendopo USU. Akibatnya, sempat terjadi baku hantam antara kedua kelompok.Salah seorang mahasiswa USU, Bambang Riyanto, di Medan, Minggu (18/9/2011), mengatakan, kejadian tersebut berawal ketika kelompok bermotor tersebut datang ke acara musik yang sudah digelar sejak Sabtu pagi. Begitu datang, anggota geng langsung membuat keributan.Panitia bersama beberapa mahasiswa USU lainnya berusaha mengingatkan kelompok bermotor tersebut agar tidak membuat keributan. Namun, peringatan tersebut tidak diacuhkan oleh anggota geng. Mereka bahkan semakin memancing keributan dengan menggeber knalpot sepeda motor hingga mengeluarkan suara yang lebih kuat."Mereka datang dengan menggeber-geber kereta dan langsung merusuh dan menyerang sejumlah mahasiswa yang ada di sini. Tentunya kami tidak tinggal diam dan melakukan pembalasan," kata Bambang.Akibat kejadian tersebut, sejumlah polisi turun ke lokasi kejadian. Polisi juga mengamankan sepeda motor yang tidak memiliki surat-surat. Adapun para pelaku sudah melarikan diri terlebih dahulu.Kepala Bagian Ketertiban dan Keamanan USU Muktar mengatakan, pihaknya belum tahu secara persis mengapa acara pergelaran musik tersebut berujung pada baku hantam. Menurutnya, keributan tersebut terjadi antara geng motor dan kelompok anak- anak punk yang juga turut menyaksikan acara musik tersebut."Yang ribut itu antara geng motor dengan kelompok anak punk, bukan dengan mahasiswa USU. Tetapi, keributan cepat diredam dan langsung kami bubarkan bersama dengan pihak kepolisian hingga

   tidak sampai mengganggu ketertiban kampus," katanya.

  3. Segerombolan anak muda yang diduga kelompok geng motor pada Minggu (21/8/2011) dinihari merusak sebuah pos polisi lalu lintas di persimpangan Jalan Iskandar Muda dan Jalan Pattimura, Kota Medan. Akibatnya, kaca-kaca pos polisi tersebut hancur berantakan. Peristiwa ini terjadi sekira pukul 01.00 wib dinihari saat puluhan anak muda melintas di ruas jalan tersebut dengan belasan sepeda motor. Petugas kepolisian sektor Medan yang mendapat informasi perusakan pos polisi tersebut langsung melakukan olah TKP. Menurut Ridho, seorang warga mengatakan gerombolan pemuda tersebut datang dari arah jalan Pattimura dengan membawa kayu dan senjata tajam jenis kelewang dan samurai. Usai merusak pos polisi mereka kabur ke arah Padang Bulan, Medan. Warga Kota Medan memang sudah meresahkan ulah gerombolan geng motor yang kerap berbuat rusuh itu. Warga berharap pihak aparat kepolisian dapat segera menangkap dan

   menindak para anggota geng motor tersebut.

  4. Sedikitnya 40 orang remaja anggota kelompok geng motor membuat onar dengan merusak Klinik Kesehatan Hayam Wuruk Center (HWC), di Jalan Hayam Wuruk, Medan Baru, Sumatera Utara, Minggu (21/8/2011). Akibat tindakan brutal kelompok geng motor itu, kaca depan ruangan klinik kesehatan tersebut pecah sepanjang 40 cm yang diduga akibat lemparan batu. Salah seorang pedagang di Jalan Hayam Wuruk, Muhammad Iqbal (45), mengaku keributan kelompok geng motor itu setelah diberitahu Nasir, penjaga malam di Klinik Kesehatan Hayam Wuruk yang dirusak tersebut. Saat terjadinya pengrusakan itu, kata Iqbal, Nasir sedang berada di dalam dan takut keluar, karena kelompok geng motor itu berjumlah lebih kurang 50 orang. Anggota kelompok geng motor itu juga kelihatan brutal dengan cara menggas knalpot sepeda motor mereka sekuat-kuatnya sehingga menimbulkan suara memekakkan telinga," ujarnya. Bahkan, kata Iqbal, kelompok geng motor itu cukup ganas dan tidak segan-segan menabrak masyarakat yang mencoba menghalangi aksi mereka. "Masyarakat takut dan resah dengan kelompok geng motor itu. Aksi kelompok geng motor itu menurut informasi

   diduga ada yang merusak pos polisi lalu lintas dan sekolah," kata Iqbal.

  3 http://news.okezone.com/read/2011/08/21/340/494385/geng-motor-rusak-pos-polantas-di-medan, Diakses

  Selain kasus – kasus diatas masih banyak lagi kasus – kasus kebrutalan geng motor yang akhir – akhir ini terjadi Kota Medan. Suatu hal yang mengejutkan adalah untuk beberapa kasus geng motor di Kota Medan banyak sekali melibatkan para pelajar khususnya anak – anak SMA. Seperti yang kita ketahui bahwa kenakalan remaja khususnya geng motor justru banyak melibatkan pelajar – pelajar yang rata-rata orangtuanya berpenghasilan menengah keatas dan kawasan perkotaan merupakan tempat yang rentan bagi para remaja untuk melakukan kejahatan.

  Beberapa contoh kasus keterlibatan pelajar di dalam geng motor ini adalah seperti pada kasus penyerangan pergelaran musik di kampus USU, kesepuluh pelaku yang tertangkap

  

  merupakan pelajar – pelajar di Kota Medan , Selain itu hasil penyergapan polisi di kawasan setia budi juga berhasil menangkap beberapa anggota geng motor yang tergabung dalam “Berani Mati

6 Bro” (BMB) yang kebanyakan pelajar SMA

  Atas dasar itulah maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai fenomena kenakalan remaja khususnya geng motor dengan judul “Kenakalan Remaja di Perkotaan (Studi Kasus Munculnya Fenomena Geng Motor Di Kalangan Pelajar Di Kota Medan)”.

1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana geng motor ini dapat berkembang luas di kalangan pelajar di Kota Medan dan apa akar permasalahan yang melatarbelakanginya?

  5

http://www.polrestamedan.com/auto-ping/berita-polresta-medan/10-pelajar-sma-anggota-geng-motor-dibekuk-

  2. Bagaimana strategi yang selama ini dilakukan oleh pihak keluarga, kepolisian dan masyarakat dalam mengatasi berkembangnya geng motor di kalangan pelajar di Kota Medan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1.3.1 Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka yang akan menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan geng motor mampu mempengaruhi perilaku para pelajar di Kota Medan sehingga memunculkan berbagai macam perilaku kejahatan.

  2. Apa motif dibalik banyaknya para pelajar terlibat di dalam geng motor tersebut serta dampak psikologis dan sosiologis yang dihasilkan dari berkembangnya geng motor di Kota Medan.

  3. Untuk mengetahui sejauh apa usaha yang dilakukan oleh pihak keluarga, kepolisian dan masyarakat dalam mengatasi permasalahan geng motor di kalangan pelajar di Kota Medan.

  1.3.2 Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah:

  1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan kajian dan referensi bagi kalangan mahasiswa dan akademisi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang berkaitan tentang permasalahan kenakalan remaja khususnya masalah geng motor.

  2. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk mempertajam pemahaman dan kemampuan penulis dalam penulisan karangan ilmiah serta menambah pengetahuan dan mengasah kemampuan berpikir terhadap fenomena dan gejala sosial secara kritis. Sehingga dapat di followup kan dalam dunia nyata bagi penulis.

  3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan masukan dan kontribusi bagi beberapa pihak dalam mengatasi berkembangnya geng motor di Kota Medan, serta menghasilkan beberapa solusi yang nantinya dapat dijadikan bahan pembelajaran sekaligus bahan evaluasi khususnya bagi orangtua, guru dan kepolisian dalam menangani berkembangnya geng motor di kalangan pelajar di Kota Medan.

1.4 Sistematika Penulisan

  Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah: