KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

  

MODUL 3

Gangguan Jiwa

Dr.Noor Yulia MM

PRODI ILMU KESEHATAN & FAKULTAS RMIK

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

  • Mahasiswa mampu menjelaskan dan menguraikan

  

terjadinya gangguan jiwa atau gangguan mental

  PENDAHULUAN

  • GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU F00 – F99
  • Diagnosis adalah kunci utama terapi
  • • Dalam ICD 10 terdapat pada CHAPTER V (F00-F99) Mental and

    behavioural disorders (Gangguan mental dan perilaku)
    • – F00-F09 Organik, termasuk, gejala gangguan mental
    • – F10-F19 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat

      psikoaktif
    • – F20-F29 Skizofrenia, schizotypal dan gangguan delusional
    • – F30-F39 Mood [afektif] gangguan
    • – F40-F48 Neurotik, gangguan stres terkait dan somatoform
    • – F50-F59 Sindrom Perilaku yang berhubungan dengan gangguan fsiologis dan faktor fsik
    • – F60-F69 Gangguan kepribadian dewasa dan perilaku
    • – F70-F79 keterbelakangan Mental – F80-F89 Gangguan perkembangan psikologis
    • – F90-F98 Perilaku dan gangguan emosional dengan onset biasanya terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja

  • M

  erupakan kelompok kelainan jiwa akibat penyakit otak, kerusakan otak, atau keadaan lain yang merusak fungsi otak.

  • Kerusakan fungsi bisa primer atau sekunder
    • – kelainan primer disebabkan oleh keadaan yang secara langsung dan selektif mengganggu otak
    • – Kelainan sekunder adalah penyakit yang melibatkan otak atau berbagai sistem – organ tubuh diserang

  • PPDGJ : Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa , merupakan alat bantu utama dalam menegakkan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia

  

Gangguan mental

  • F00 – F09
  • Gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola

    psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stres

    atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.
  • • didefnisikan sebagai Gangguan kombinasi afektif , perilaku ,kognitif

    atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.
  • Penyebab gangguan mental bervariasi dan pada beberapa kasus tidak jelas
  • Terdapat dua sistem yang mengklasifkasikan kelainan mental
    • – ICD-10 Chapter V: Mental and behavioural disorders, bagian dari International Classifcation of Diseases (ICD) yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO),
    • – Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV)

      diterbitkan oleh Psychiatric Association (APA).

GANGGUAN PSIKOTIK

  • Gangguan yang ditandai dengan ketidakmampuan atau

  hendaya berat dalam menilai realita, berupa sindroma (kumpulan gejala), yang dimanifestasikan dengan adanya halusinasi dan waham.

  • Pasien mungkin datang dengan keluhan:
    • – Sulit berpikir/sulit berkonsentrasi
    • – Tidak dapat tidur, tidak mau makan
    • – Perasaan gelisah, tidak dapat tenang, ketakutan
    • – Bicara kacau yang tidak dapat dimengerti
    • – Mendengar suara orang yang tidak dapat didengar oleh orang lain
    • – Adanya pikiran aneh yang tidak sesuai realita
    • – Marah tanpa sebab yang jelas,
    • – kecurigaan yang berat,
    • – perilaku kacau, perilaku kekerasan
    • – Menarik diri dari lingkungannya dan

  • Timbulnya keluhan tidak disertai adanya penyakit fsik seperti tidak ada demam , kejang, tauma kepala ataupun pemakaian zat psikoaktif
  • Faktor Risiko’
    • – Adanya faktor biologis yang mempengaruhi, antara lain hiperaktivitas     sistem dopaminergik dan faktor genetik.
    • – Ciri kepribadian tertentu yang imatur, seperti ciri kepribadian skizoid,     paranoid, dependen.
    • – Adanya stresor kehidupan.

  • Pemeriksaan fsik :
    • – Dapat timbul gangguan fsik akibat perawatan diri kurang
    • – Tidak ditemukan gangguan organik

  • Pemeriksaan Penunjang :
    • – Darah lengkap , tes fungsi hati, tes fungsi ginjal , Elektrolit, gula

      darah
    • – Radiologi, EKG

  • • Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

    fsik.

  Kriteria diagnosis gangguan psikotik

  • Halusinasi

  merupakan gangguan persepsi (persepsi palsu), tanpa adanya stimulus sensori eksternal.

  • • Halusinasi dapat terjadi pada setiap panca indra, yaitu halusinasi dengar,

    lihat,     cium, raba, dan rasa.
  • Waham (delusi);merupakan gangguan pikiran, yaitu keyakinan yang

  salah, tidak sesuai dengan realita dan logika, namun tetap dipertahankan dan tidak dapat dikoreksi dengan cara apapun serta tidak sesuai dengan budaya setempat.

  • Contoh: waham kejar, waham kebesaran, waham kendali, waham pengaruh.
  • Perilaku kacau atau aneh
  • Gangguan proses pikir

  (terlihat dari pembicaraan yang kacau dan tidak     dimengerti)

  • AgitatifIsolasi sosial

  (social withdrawal)

  • Perawatan diri yang buruk

  Penata laksanaan gangguan psikotik dengan cara :

  • Intervensi Psikososial – Informasi penting bagi pasien dan keluarga
  • perilaku aneh , gejala dapat hilang timbul
    • – Konseling pasien dan keluarga

  • Dukungan keluarga penting untuk ketaatan berobat • Keluarga atau teman harus menjaga pasien.
  • • Pastikan kebutuhan dasar terpenuhi (misalnya makan dan

    minum).
  • Meminimalisasi stres dan stimulasi: Sedapat mungkin hindari konfrontasi dan kritik.
  • Farmakologi – Berikan obat antipsikotik
  • Kunjungan Rumah (home visit)
    • – Memastikan kepatuhan dan kesinambungan pengobatan
    • – Melakukan asuhan keperawatan
    • – Melakukan pelatihan bagi pelaku rawat

PENGERTIAN MENTAL

  • Menurut Webster Dictionary, :
    • MENTAL adalah “ way of thinking ”, berkenaan dengan pikiran/gangguan saraf/kejiwaan.

  • Menurut Purwodarminto,:
    • MENTAL merupakan “way of sense”.

  • MENTAL merupakan cara berpikir & berperasaan berdasarkan atas nurani yang tercermin pada perilaku seseorang .

KESEHATAN MENTAL

  • • Menurut Kartini Kartono dan Jenny Andary dalam Yusak (1999: 9-10),

  ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, yang bertujuan mencegah timbulnya gangguan/penyakit mental dan gangguan emosi, berusaha mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental, serta memajukan kesehatan jiwa rakyat.

  • • Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-

    prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk

    mempertinggi kesehatan ruhani (M. Buchori dalam Jalaluddin,2004).

  • • orang yang sehat mental adalah orang yang terhindar dari gangguan

    dan penyakit jiwa,dapat menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah dan kegoncangan ,adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin

  

Gangguan Mental

  • • atau penyakit mental adalah gangguan pola

  psikologis atau perilaku , pada umumnya

terkait dengan stress atau kelainan mental .

  • Gangguan tersebut didefnisikan sebagai

  kombinasi afektif , perilak u, komponen kognitif atau persepsi , yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak

atau sistem saraf yang menjalankan fungsi

sosial manusia

  PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL ORGANIK MENURUT PPDGJ III Klasifkasi gangguan mental organik adalah sebagai berikut : l. Demensia pada penyakit Alzheimer

  1.1 Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset dini.

  1.2.Demensia pada penvakit Alzheimer dengan onset lambat.

  1.3.Demensia pada penyakit Alzheimer, tipe tak khas atau tipe campuran.

  1.4. Demensia pada penyakit Alzheimer Yang tidak tergolongkan ( YTT).

2. Demensia Vaskular 2.1.Demensia Vaskular onset akut.

  2.2. Demensia multi-infark 2.3 Demensia Vaskular subkortikal.

  2.4. Demensia Vaskular campuran kortikal dan subkortikal

  2.5. Demensia Vaskular lainnya 2.6.  Demensia Vaskular YTT

  3. Demensia pada penyakit lain yang diklasifkasikan di tempat lain (YDK)

  3.1. Demensia pada penyakit Pick.

  3.2. Demensia pada penyakit Creutzfeldt – Jakob. 3. 3. Demensia pada penyakit huntington.

  3.4. Demensia pada penyakit Parkinson.

  3.5. Demensia pada penyakit human immunodeciency virus (HIV).

  3.6. Demensia pada penyakit lain yang ditentukan (YDT) dan YDK 4. Demensia YTT.

  

5. Sindrom amnestik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif

lainnya

  5.1. Tanpa gejala tambahan.

  5.2. Gejala lain, terutama waham.

  5.3. Gejala lain, terutama halusinasi

  5.4. Gejala lain, terutama depresi

  6. Delirium bukan akibat alkohol dan psikoaktif lain nya

6.1.   Delirium, tak bertumpang tindih dengan demensia

6.2.  Delirium, bertumpang tindih dengan demensia 6. 3.   Delirium lainya. 6.4    DeliriumYTT

7. Gangguan mental lain akibat kerusakan dan disfungsi otak & penyakit fsik.

  7.1. Halusinosis organik.

  7.2. Gangguan katatonik organik.

  7.3. Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)

7.4. Gangguan suasana perasaan (mood, afektif) organik.

  7.4.1. Gangguan manik organik.

  7.4.2. Gangguan bipolar organik.

  7.4.3. Gangguan depresif organik.

  7.4.4. Gangguan afektif organik campuran.

7.5. Gangguan anxietas organik 7.6. Gangguan disosiatif organik.

  7.7. Gangguan astenik organik.

  7.8. Gangguan kopnitif ringan.

  7.9. Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fsik lain YDT.

  

7.10. Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak

dan penyakit fsik YTT.

  

8. Gangguan keperibadian dan prilaku akibat penyakit, kerusakan

dan fungsi otak 8.1.  Gangguan keperibadian organik 8.2.  Sindrom pasca-ensefalitis 8.3.  Sindrom pasca-kontusio

  8.4. Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak lainnya.

  8.5. Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak YTT. Menurut DSM IV, klasifkasi gangguan mental organik sebagai berikut: 1 . Delirium 1.1. Delirium karena kondisi medis umum.

  1.2. Delirium akibat zat.

  1.3. Delirium yang tidak ditentukan (YTT) 2. Demensia.

  2.1. Demensia tipe Alzheimer.

  2.2. Demensia vaskular.

  2.3. Demensia karena kondisi umum.

  2.3.1.    Demensia karena penyakit HIV. 2.3.2.    Demensia karena penyakit trauma kepala. 2.3.3.      Demensia karena penyakit Parkinson. 2.3.4.      Demensia karena penyakit Huntington. 2.3.5.      Demensia karena penyakit Pick 2.3.6.      Demensia karena penyakit Creutzfeldt – Jakob

  2.4. Demensia menetap akibat zat

3. Gangguan amnestik

  3.1.Gangguan amnestik karena kondisi medis umum.

  

3.2 Gangguan amnestik menetap akibat zat

  3.3 Gangguan amnestik yang tidak ditentukan ( YTT ) 4 . Gangguan kognitif yang tidak ditentukan

MACAM-MACAM GANGGUAN KESEHATAN

  

MENTAL

  1.Gangguan organik otak

  • Huntington disease : Penyakit genetik
  • Multiple Sclerosis : Gangguan sistim kekebalan tubuh
  • Pikun

    - Parkinson : Gangguan saraf menyebabkan kelumpuhan

  • Intoksisasi : Mengkonsumsi obat dan alkohol

  2. Gangguan Kecemasan

  • - Depresi - Phobia - Panik - Evoidant
  • Dependent - Obsesif Kompulsif

  3. Gangguan kepribadian

  • - Odd Prilaku - Dramatis atau emosional tak menentu

  

4. Gangguan Psikotik : kumpulan penyakit yang sangat

mempengaruhi proses otak dan berpikir. 

  • Delerium • Dementia GANGGUAN
  • Sindroma Amnestik dan MENTAL halusinosis organik ORGANIK
  • Sindroma waham organik
  • Sindroma afektif organik
  • Sindroma Kepribadian organik

  GANGGUAN

  • Intoksikasi dan Sindroma Putus Zat

  PSIKOTIK

  • Skizofrenia

  GANGGUAN

  • Gangguan afektif berat

  PSIKOTIK

  • Gangguan Paranoid

  FUNGSIONAL

GANGGUAN PSIKOTIK

a. Gangguan psikotik adalah semua kondisi yang

  b. Bukti langsung hendaya dari daya nilai realitas

dapat ditentukan berdasarkan terdapatnya :

  memberi indikasi tetang terdapatnya hendaya ( kerusakan/ impairment ) yang berat di dalam kemampuan daya nilai realitas .

  • Waham • Halusinasi tanpa tilikan ( insight)
  • Inkoherensi • Disorientasi

GANGGUAN MENTAL ORGANIK

  patologi

  • sebagai gangguan dimana terdapat suatu yang dapat diidentifkasi
  • Contohnya : • tumor otak.
  • penyakit cerebrovaskuler,
  • intoksikasi obat : Intoksikasi dan Sindroma Putus Zat •Delerium
  • Dementia •Sindroma Amnestik dan halusinosis organik
  • Sindroma waham organik
  • Sindroma afektif organik

GANGGUAN PSIKOTIK FUNGSIONAL

  • gangguan psikotik fungsional

  adalah gangguan otak dimana tidak ada dasar organik yang dapat diterima secara umum

  • Contoh :
    • –Depresi
    • –Skizofrenia
    • – Gangguan afektif berat
    • –Gangguan Paranoid –Psikosis Non Organik lainnya

  Gangguan Mental Organik ( DMO )

  • • Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi berbagai

  

gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang

lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit, cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak

  • Disfungsi ini dapat
    • – primer seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang

      langsung atau diduga mengenai otak, atau
    • – sekunder,

  seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau 4 sistem tubuh

  • • Yang termasuk DMO : Delirium, Demensia, Gangguan Amnestik

SINDOMA OTAK ORGANIK (SOO)

  • PPDGJ II membedakan antara Sindroma Otak Organik dengan Gangguan Mental Organik.

  Sindrom Otak Organik yaitu sindrom (gejala) psikologik – atau perilaku tanpa kaitan dengan etiologi.

  • Misal : Delirium , dementia, intoksikasi , sindroma putus zat
  • Gambaran penyerta : gangguan emosi , gangguan motivasi, gangguan perilaku
    • Gangguan Mental Organik

  yaitu Sindrom Otak Organik yang etiologinya diketahui (diduga) jelas.

  • Misal : Demensia degeneratif primer , onset senil , tanpa komplikasi ( demensia senil, tanpa komplikasi ) , Delirium putus alkohol , delirium sub akut yang berkaitan dengan uremia ,demensia yang berkaitan dengan epilepsi atau sindroma kepribadian organik

SINDROM OTAK ORGANIK

  • Sindrom Otak Organik dikatakan akut atau menahun berdasarkan
    • – reversibel / ireversibel
    • – Lama perjalanan penyakit
    • – Penyebabnya • Gejala utama Sindrom Otak Organik akut ialah
    • – kesadaran yang menurun (delirium )dan
    • – sesudahnya terdapat amnesia,

  • • Gejala utama Sindrom Otak Organik menahun (kronik) ialah

  

KATEGORI SINDROM OTAK

ORGANIK

  1. Delirium dan demensia : terdapat hendaya / impairment kognitif yang relatif menyeluruh

  2. Sindrom amnestik dan halusinasi organik : hendaya fungsi kognitif relatif selektif

  

3. Sindrom waham organik dan sindrom afektif organik :

ciri-ciri mirip gangguan skhizofrenik / gangguan afektif

  4. Sindrom Kepribadian Organik : terdapat gangguan dalam kepribadian

  5. Intoksikasi dan sindrom putus zat : berkaitan dengan penggunaan atau pengurangan zat

  6. Sindrom Otak Organik tidak khas atau campuran :

sindrom otak organik yang tidak dapat digolongkan

dalam salah satu kategori diatas

  

1a.DELIRIUM

  • Defnisi
  • Adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada fungsi kognitif.
  • Etiologi • Delirium mempunyai berbagai macam penyebab.
  • Semuanya mempunyai pola gejala serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kognitif pasien.
  • Penyebab utama :
    • – berasal dari penyakit susunan saraf pusat

  ( contoh epilepsi),

 Area yang terutama terkena adalah formasio retikularis

  • – penyakit sistemik

  , misalnya gagal ginjal dan hati. terbanyak

  • – intoksikas i atau reaksi putus obat maupun zat toksik.
    • Neurotransmiter yang dianggap berperan adalah : asetilkolin,

  serotonin, glutamat

  • Gambaran utama delirium:
    • – Kesadaran berkabut yang berarti terdapat suatu penurunan kejernihan kesadaran( awarness) akan lingkungan ,
    • – Ditandai oleh :

    >Kesukaran memusatkan perhatian , memindahkan dan mempertahan kan perhatian pada stimulus luar dan dalam
  • Gangguan persepsi sensorik hingga terjadi salah tafsir kadang disertai keyakinan yang salah akan gangguan persepsi tersebut , misal ilusi dan halusinasi
  • Proses pikir yang tidak teratur, tidak jelas dan tak tentu arah tujuan , misal disorientasi , gangguan daya ingat , gangguan konsentrasi
  • Ditemukan juga gangguan dalam siklus tidur bangun ,

  Penyebab Delirium

  • Penyakit intrakranial
    • – Epilepsi atau keadaan pasca kejang
    • – Trauma otak (terutama gegar otak) – Infeksi (meningitis.ensetalitis).
    • – Neoplasma.
    • – Gangguan vaskular

  • Penyebab ekstrakranial
    • – Obat-obatan (di telan atau putus) :Obat antikolinergik, Antikonvulsan, Obat antihipertensi, Obat antiparkinson. Obat antipsikotik, Cimetidine, Klonidine. Disulfram, Insulin, Opiat, Fensiklidine, Fenitoin, Ranitidin, Sedatif(termasuk alkohol) dan hipnotik, Steroid.
    • Penyebab ekstrakranial lain

  • – Disfungsi endokrin (hipofungsi atau hiperfungsi) : Hipofsis, Pankreas, Adrenal, Paratiroid, tiroid
  • – Penyakit organ non endokrin.:
    • Hati (ensefalopati hepatik),
    • Ginjal dan saluran kemih (ensefalopati uremik),
    • Paru-paru (narkosis karbon dioksida, hipoksia),
    • Sistem kardiovaskular (gagal jantung, aritmia, hipotensi).
    • Penyakit defsiensi (defsiensi tiamin, asam nikotinik, B12 atau asain folat) – Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis.

    >

    – Ketidakseimbangan elektrolit dengan penvebab apapun

  • – Keadaan pasca operatif , Trauma (kepala atau seluruh

  

Diagnosis

Kriteria Diagnostik untuk Delirium Karena Kondisi Medis Umum:

  1. Gangguan kesadaran (yaitu, penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan) dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian.

  2. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat

(biasanya beberapa jam sampai hari dan cenderung berfluktuasi

selama perjalanan hari.

  

3. Perubahan kognisi ( seperti defisit daya ingat disorientasi, gangguan

bahasa) 4. disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dan kondisi medis umum ( riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan Iaboratorium )

  Pemeriksaan Laboratorium Delirium Pemeriksaan standar

  

a. Kimia darah (termasuk elektrolit, indeks ginjal dan hati, dan glukosa)

  b. Hitung darah lengkap (CBC) dengan deferensial sel darah putih

  c. Tes fungsi tiroid

  d. Tes serologis untuk sifilis

  e. Tes antibodi HIV (human Immunodeficiency virus)

  f. Urinalisa

  g. Elektrokardiogram (EKG)

  h. Elektroensefalogram (EEG) i. X ray Thoraks j. Skrining obat dalam darah dan urin k. Pemeriksaan lain : kultur darah, urin, dan cairan serebrospinalis,

  1b. DEMENSIA

  • suatu gangguan mental organik yang biasanya diakibatkan oleh proses degeneratif yang progresif dan irreversible yang mengenai arus pikir.( penyakit penuaan)
  • Demensia merupakan

  sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran.

  • Fungsi kognitif yang dipengaruhi pada demensia adalah :
    • – inteligensia umum, belajar dan ingatan,
    • – bahasa,
    • – pertimbangan, dan memecahkan masalah,
    • – orientasi, persepsi,
    • – perhatian, dan konsentrasi,
    • – kemampuan sosial, Kepribadian

  Kriteria diagnostik dementia secara umum

  • Kehilangan kemampuan intelektual yang sedemikian beratnya sehingga menghalangi fungsi sosial atau pekerjaan
  • Hendaya daya ingat
  • Paling sedikit terdapat satu dari yang berikut :
    • – Hendaya kemampuan daya pikir abstrak
    • – Hendaya daya nilai
    • – Gangguan lain dari fungsi kortikal yang lebih tinggi
    • – Perubahan kepribadian

  • Tidak ada kesadaran berkabut
  • Salah satu atau keduanya dari :
    • – Terdapat faktor organik spesifk yang mempunyai hubungan etiologik dengan gangguan tersebut
    • – Apabila tidak terbukti dan merupakan manifestasi dari gangguan fungsi kognitif dalam berbagai aspek

  Penyebab Dimentia

  • Penyakit Alzheimer •Demensia Vaskular •Infeksi
  • Gangguan nutrisional
  • Gangguan metabolik
  • Gangguan peradangan kronis
  • •Obat dan toksin (termasuk demensia alkoholik kronis)

  • •Massa intrakranial : tumor, massa subdural, abses otak

  • Anoksia
  • Trauma (cedera kepala )

  • Dementia pada Alzheimer disease Digolongkan :
  • Dementia pada Alzheimer disease dengan onset cepat ( early )
    • – Timbul sebelum usia 65 tahun
    • – Dalam kurun waktu akan memburuk dengan cepat
    • – Bermacam – macam Penyebab dari gangguan fungsi Kortikal yang

      lebih tinggi
    • – Alzheimer`s disease type 2
    • – Presenil dementia , alzheimer`s type
    • – Primary degenerative dementia of the alzheimer`s type, presenile

      onset

  • Dementia pada Alzheimer disease dengan onset lambat ( late)
    • – Onset timbul pada usia setelah usia 65 tahun , sering diusia 70 tahun
    • – Progres lambat dengan gejala utama gangguan ingatan
    • – Alzheimer`s dementia type 1
    • – Primary degenerative dementia of the Alzheimer`s type, senile onset
    • – Senile dementia ,type Alzheimers

  • Dementia pada Alzheimer disease atypikal atau tipe campuran
    • – A typical dementia, Alzheimer`s type

  • Dementia pada Alzheimer disease tidak spesifk

  Dimensia pada Alzheimer disease

  Kriteria Diagnostik untuk

DEMENSIA TIPE ALZHEIMER

  • Manifestasi Perkembangan defsit kognitif multipel :
    • – Gangguan daya ingat:

  • gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru
  • Gangguan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya
    • –Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut :

    >Afasia (gangguan bahasa)
  • Apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas motorik)
  • Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentitikasi benda)
  • Gangguan fungsi eksekutif

  • –Defsit kognitif yang menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan (menunjukkan suatu penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya).
  • –Defsit tidak terjadi semata-mata hanya selama perjalanan suatu delirium dan menetap melebihi lama yang lazim ( intoksikasi atau putus zat).
  • –Terdapat bukti riwayat penyakit, pemeriksaan fsik, laboratorium bahwa defsit secara etiologis berhubungan dengan efek menetap dari pemakaian zat (misalnya suatu obat yang disalahgunakan).

  Adalah suatu

  • Dementia pada Alzheimer disease :

  penyakit degeneratif otak primer ,dengan etiologi yang diketahui (neuropathological dan neurokimia ) biasanya onset perlahan dan berkembang perlahan tetapi akan menetap dalam beberapa tahun

  

VASCULAR

  Kriteria Diagnostik untuk DEMENTIA

  • Merupakan hasil dari infark diotak akibat ganggun pada pembuluh darah , termasuk hipertensive cerebrovascular disease.
  • Infark biasanya kecil tetapi sering menimbulkan efek yang luas
  • Onset timbul dikemudian hari
  • termasuk: Arteriosclerotic dementia
  • Digolongkan :
    • – Vascur dementia of acute onset
    • – Multi infarct dementia
    • – Subcortical vascular dementia
    • – Mixed cortical and subcortical vascular dementia
    • – Vascular dementia lain
    Perkembangan defsit kognitif multipel yang dimanifestasikan oleh baik,

  • Gangguan daya ingat (gangguan kemampuan untuk

    mempelajari informasi baru dan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya) (gangguan bahasa)
    • AfasiaApraksia (gangguan untuk mengenali atau

  melakukan aktivitas motorik ataupun fungsi motorik adalah utuh)

  • Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau

  mengidentifkasi benda walaupun fungsi sensorik adalah utuh)

  • Gangguan dalam fungsi eksekutif (yaitu,

  • Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut :
  • Defsit kognitif dalam kriteria A1 dan A2 masing-masing

    menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi

    sosial atau pekerjaan dan menunjukkan suatu penurunan bermakna dan tingkat fungsi sebelumnya.
  • • Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya, peninggian

    refeks tendon dalam, respon ekstensor plantar, palsi

    pseudo bulbar, kelainan gaya berjalan, kelemahan pada

    satu ekstremitas) atau
  • • tanda-tanda laboratorium adalah indikatif untuk penyakit

    serebrovaskular (misalnya, infark multipel yang mengenai korteks dan substansia putih di bawahnya) yang berhubungan secara etiologi dengan gangguan.
  • Defsit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan delirium

  DEMENTIA PADA PENYAKIT LAIN DIKLASIFIKASIKAN DI

TEMPAT LAIN

  • Suatu kasus demensia akibat, atau diduga disebabkan, penyebab lain selain penyakit Alzheimer atau penyakit serebrovaskular.m
  • On set mungkin di setiap saat dalam hidup, jarang pada usia tua
  • Contoh :
  • Dementia pada Picks disease
    • – Suatu progresif dementia , timbul pada usia pertengahan , karakteristik timbul dini secara perlahan terjadi perubahan karakteristik dan social deterioration , diikuti kemunduran kecerdasan , menurunnya daya ingat, dan gangguan bahasa , apatis, euphoria , occasionally, phenomena ekstra piramidal

  • Dementia pada huntington disease
    • – Dementia akibat degenerasi otak gangguan pada gen autosom dominan
    • – Gejala timbul pada usia 30-40 tahunan , Progresif lambat menyebabkan kematian biasanya dalam waktu 10 sampai 15 tahun,
    • – Dementia pada chorea Huntington • Dementia pada Parkinson disease
    • – Timbulnya dementia karena parkinson disease, Tidak terbukti adanya

      gambaran khusus
    • – Contoh : dementia pada paralyses agitans , parkinsonism

  Pemeriksaan lengkap Dementia :

  • Pemeriksaan fsik termasuk pemeriksaan neorologis lengkap
  • Tanda vital
  • Mini – mental state examination  ( MMSE )
  • Pemeriksaan medikasi dan kadar obat
  • Skrining darah dan urin untuk alkohol
  • Pemeriksaan fsiologis
  • Sinar-X dada
  • Elektrokardiogram (EKG)
  • Pemeriksaan neurologis
  • CT atau MRI kepala
  • Pungsi lumbal
  • >EEG

  

2a. GANGGUAN AMNESTIK

  • ditandai terutama oleh gejala tunggal suatu gangguan daya ingat yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan.
  • Diagnosis gangguan amnestik tidak dapat dibuat jika mempunyai tanda lain dari gangguan kognitif, seperti yang terlihat pada demensia, atau jika mempunyai gangguan perhatian (attention) atau kesadaran, seperti yang terlihat pada delirium
  • Sebuah sindrom penurunan memori baru dan lama ,dengan penurunan kemampuan untuk mempelajari materi baru dan disorientasi pada waktunya. Ditandai dengan gangguan bicara , tetapi persepsi dan fungsi kognitif lainnya, termasuk Intelek biasanya utuh. Prognosis bergantung pada jalannya lesi yang mendasari

  Penyebab

1. Kondisi medis sistemik

  a. Defsiensi tiamin (Sindroma Korsakof) ,

  b. Hipoglikemia

  2. Kondisi otak primer Kejang , Trauma kepala (tertutup dan tembus), Tumor serebro vaskular (terutama thalamik dan lobus

temporalis), Prosedur bedah pada otak, Ensefalitis

karena herpes simpleks, Hipoksia (terutama usaha

pencekikan yang tidak mematikan dan keracunan CO ),

Amnesia global transien , Terapi elektro konvulsif,

Sklerosis multipel

3. Penyebab berhubungan dengan zat

  a. Gangguan pengguanan alkohol

  b. Neurotoksin

  c. Benzodiazepin (dan sedatif- hipnotik lain)

  Kriteria Diagnosis untuk Gangguan Amnestik Karena Kondisi Medis Umum.

  • Perkembangan gangguan daya ingat seperti yang dimanifestasikan

    oleh gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru atau

    ketidak mampuan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari

    sebelumnya(daya ingat jangka panjang )
  • • Ganguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi

    sosial atau pekerjaan dan merupakan penurunan bermakna dan tingkat fungsi sebelumnya .
  • Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium atau suatu demensia.
  • • Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fsik, atau temuan

    laboratorium bahwa gangguan adalah akibat fsiologis langsung dari

    kondisi medis umum (termasuk trauma fsik)
  • disebut:
    • – Transien : jika gangguan daya ingat berlangsung selama 1 bulan / kurang – Kronis   :   jika gangguan daya ingat berlangsung lebih dari 1 bulan.

  

2b. HALUSINASI ORGANIK

  • Baru menggunakan halusinogenika ( LSD ; asam lisergik dietilamin , DMT ; Dimetil triptamin , zat yang berkaitan dengan katekolamin ; meskalin )
  • Perubahan persepsi timbul dalam keadaan sadar dan siaga penuh , misal ; depersonalisasi , derealisasi, ilusi, halusinasi, sinestesia,( melihat warna bila mendengar suara keras) ,
  • Paling sedikit terdapat 2 dari pemeriksaan fsik berikut : dilatasi pupil, takikardia,berkeringat,palpitasi,pandangan kabur,tremor, gangguan koordinasi
  • Efek tingkah laku mal adaptif, misal kecemasan atau depresi hebat, gagasan mirip waham , takut menjadi gila, ide paranoid, gangguan daya nilai, halangan dalam fungsi sosial
  • Tidak disebabkan oleh gangguan fsik atau mental lainnya

  3a. SINDROM WAHAM

ORGANIK

  • • Gambaran klinis yang paling menonjol adalah

    waham
  • Tidak ada kesadaran yang berkabut
  • • Tidak ada kehilangan kemampuan intelektual

    yang bermakna
  • Terdapat faktor organik spesifk yang berhubungan dengan etiologik gangguan tersebut ,
  • terbukti dari riwayat penyakit , pemeriksaan fsik atau laboratorium

  3b. SINDROM AFEKTIF

  • • Afek / mood merupakan bagian yang paling menonjol pada

  ORGANIK penyakit tersebut dan secara relatif persisten

  • Terdapat paling sedikit 3 gejala berikut yang menetap dan cukup berarti
    • – Peningkatan aktif / ketidak tenangan fsik
    • – Lebih banyak berbicara dari lazimnya ( berbicara terus

      menerus)
    • – Flight of ideas ( banyak gagasan / penghayatab subyektif dalam pikirannya yang berlomba keluar
    • – Rasa harga diri melambung
    • – Berkurang kebutuhan tidur
    • – Mudah beralih perhatian pada stimulus dari luar yang

      tidak berarti
    • – Keterlibatan berlebih dalam aktiftas yang mengandung resiko tinggi dengan akibat yang tidak

  4. Sindrom Kepribadian

Organik

  • Bila ciri-ciri kepribadian seseorang tidak feksibel dan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya
  • Mengakibatkan hendaya didalam fungsi sosial atau pekerjaannya
  • Menimbulkan penderitaan subyektif bagi dirinya
  • Manifestasi biasanya sudah tampak pada saat remaja atau usia dini dan berkelanjutan pada usia dewasa
  • Sering kali ciri-ciri karakteristik beberapa gangguan kepribadian dapat terlihat dalam suatu episode gangguan mental lain , misal depresi berat pada gangguan kepribadian dependen , paranoid atau skizotipal .
  • Contoh ; gangguan kepribadian skizoid ; menghindar ,tingkah laku, kepribadian antisosial, menentang pada remaja

  

5a. INTOKSIKASI

  • Gambaran klinis yang disebabkan oleh zat eksogen yang tidak sesuai dengan salah satu dari Sindrom Otak Organik spesifk
  • Gambaran klinik spesifk bergantung dari zat yang digunakan , paling sering mencakup :
    • – Gangguan persepsi, keadaan jaga ( wake fullness),

      perhatian ,proses berpikir, daya nilai, pengendalian

      emosi , perilaku motorik
    • – Terdapat tingkah laku mal adaptif

    >Komplikasi yang berlebihan dapat menimbulkan koma dan kematian. Zat yang bersifat simultan dapat menimbulkan kejang
  • Contoh Intoksikasi Amfetamin .Intoksikasi methil alkohol

  

Kriteria diagnostik

Intoksikasi

  • • Timbulnya sindrom zat spesifk yang terjadi segera

    sesudah memakai zat dan terdapatnya zat tersebut didalam tubuh.
  • Terdapat perilaku mal adaptif dalam keadaan jaga

    ( waking state) akibat pengaruh zat tersebut pada

    SSP , misal : handaya daya nilai , sikap perusuh .
  • • Gambaran klinis tidak sesuai dengan Sindrom Otak

    Organik Spesifk , seperti delirium , sindrom waham organik, halusinosis organik atau sindrom afektif organik

  5b. SINDROM PUTUS ZAT Kriteria diagnostik :

  • Timbulnya suatu sindrom zat spesifk yang terjadi sesudah penghentian atau pengurangan pemakaian zat yang sebelumnya digunakan secara teratur oleh individu untuk mencapai suatu keadaan intoksikasi
  • Gambaran kliniknya tidak sesuai dengan Sindrom Otak Organik spesifk seperti delirium , sindrom waham organik, halusinosis organik atau sindrom afektif organik

  6. SINDROM OTAK ORGANIK TIDAK KHAS ATAU CAMPURAN

  • Merupakan kategori sisa untuk sindrom – sindrom yang tidak memenuhi kriteria daripelbagai jenis Sindrom Otak Organik

    • Gangguan itu terjadi dalam keadaan jaga ( waking

    state ) dan tidak memenuhi kriteria dari salah satu Sindrom Otak Organik yang telah diuraikan sebelumnya .
  • Terdapat faktor organik spesifk yang dinilai mempunyai kaitan etiologik dengan gangguan tersebut , yang terbukti dari riwayat penyakit , pemeriksaan fsik atau laboratorium .

VASCULAR DEMENTIA

  • • Hasil infark diotak akibat penyakit pembuluh darah ,

    termasuk hipertensif cerebrovascular disease ,
  • Infark biasanya kecil namun dampaknya kumulatif , onset seri ng lambat
  • Vascular dementia onset acut
  • Multi infark dementia
  • Subcortical vascular dementia
  • Mixed cortical dan subcortical vascular dementia
  • Vascular dementia lain
  • • Vascular dementia yang tak ditentukan ( unspecifed)

  DEMENTIA IN OTHER DISEASES CLASSIFIED ELSEWHERE

  • kasus demensia akibat, atau diduga disebabkan, penyebab lain selain penyakit Alzheimers atau penyakit serebrovaskular. onset mungkin di setiap

    saat dalam hidup, meskipun jarang pada usia tua

  • Digolongkan dalam :
    • – Dementia pada Picks disease
    • – Dimentia Creutzfeldt-Jacob disease
    • – Dementia pada Huntington disease
    • – Dementia pada Parkinson disease
    • – Dimentia pada HIV disease
    • – Dimentia pada penyakit lain yang bukan klasifkasi diatas

  DEMENSIA YANG TIDAK

SPESIFIK

  • Demensia yang timbul pada usia Prasenile
    • – Dementia – Psikosis – Demensia degeneratif primer

  • • Demensia yang timbul pada usia Senile

    • – Demensia – Psikosis

  GANCGUAN MENTAL ORGANIK  LAIN

  • Epilepsi • Kejang umum
  • Absences (Petit Mal)

  

EPILEPSI

  • Defnisi : Suatu kejang (seizure) adalah suatu gangguan patologis paroksismal sementara dalam fungsi cerebral yang disebabkan oleh pelepasan neuron yang spontan dan luas
  • Pasien dikatakan menderita epilepsi jika mereka mempunyai keadaan kronis yang ditandai dengan kejang yang rekuren.
  • Dua kategori utama suatu sistem klasifkasi untuk kejang adalah parsial dan umum (generalized).
    • – Kejang parsial melibatkan aktivitas epileptiformis di daerah otak setempat;

KEJANG UMUM

  • Kejang tonik klonik umum mempunyai gejala klasik :
    • – hilangnya kesadaran,
    • – gerakan tonik klonik umum pada tungkai,
    • – menggigit lidah, dan – inkotinensia.

    >Walaupun diagnosis peristiwa kilat dari kejang adalah relatif langsung, keadaan pascaiktal yang ditandai oleh pemulihan kesadaran dan kognisi yang lambat dan bertahap kadang-kadang

    memberikan suatu dilema diagnostik bagi dokter psiktatrik di

    ruang gawat darurat.
  • • Periode pemulihan dan kejang tonik klonik umum terentang dari

    beberapa menit sampai berjam-jam.

  

Masalah psikiatrik yang paling sering berhubungan dengan kejang umum

adalah :

  • –gangguan neurologis kronis
  • –efek kognitif atau perilaku –obat antiepileptik. Kejang parsial diklasifikasikan sebagai :
  • –sederhana (tanpa perubahan kesadaran) atau
  • –kompleks (dengan perubahan kesadaran)

    Sedikit lebih banyak dari setengah semua pasien dengan kelainan parsial

    mengalami kejang parsial kompleks;

    istilah lain yang digunakan untuk kejang parsial kompleks adalah epilepsi

    lobus temporalis, kejang psikomotor, dan epilepsi limbik tetapi istilah tersebut bukan merupakan penjelasan situasi klinis yang akurat. Epilepsi parsial kompleks adalah bentuk epilepsi pada orang dewasa yang paling sering mengenai 3 dan 1.000 orang.

  

ABSENCES (Petit Mal)

  • Suatu tipe kejang umum yang sulit didiagnosis
  • • Sifat epileptik dari episode mungkin berjalan tanpa diketahui, karena manifestasi

    motorik atau sensorik karakteristik dari epilepsi tidak ada atau sangat ringan.
  • • Epilepsi petit mal biasanya mulai pada masa anak-anak antara usia 5 dan 7 tahun

    dan menghilang pada pubertas.
  • Karakteristik epilepsi petit mal adalah kehilangan kesadaran singkat,dimana pasien tiba-tiba kehilangan kontak dengan lingkungan, tetapi pasien tidak mengalami kehilangan kesadaran atau gerakan kejang yang sesungguhnya selama episode.
  • • Elektroensefalogerafi ( EEG) menghasilkan pola karakteristik aktivitas paku dan

    gelombang (spike and wave) tiga kali perdetik
  • • Pada keadaan yang jarang, epilepsi petitmal dengan onset dewasa dapat ditandai

    oleh episode psikotik atau delirium yang tiba-tiba dan rekuren yang tampak dan menghilang secara tiba-tiba • Gejala dapat disertai dengan riwayat terjatuh atau pingsan.

GEJALA PRAIKTAL

  • Peristiwa praiktal (aura) pada epilepsi parsial kompleks adalah termasuk :
    • – sensasi otonomik (sebagai contohnya rasa penuh di perut, kemerahan, dan perubahan pada pernafasan),
    • – sensasi kognitif(sebagai contohnya, deja vu, jamais vu, pikiran dipaksakan, dan keadaan seperti mimpi).
    • – keadaan afektif (sebagai contohnya, rasa takut, panik, depresi, dan elasi) dan secara klasik.
    • – automatisme (sebagai contohnya, mengecapkan bibir, menggosok, dan mengayah)

GEJALA IKTAL

  • Perilaku yang tidak terinhibisi, terdisorganisasi, dan singkat menandai serangan iktal.
  • • jarang sesorang menunjukkan perilaku kekerasan yang terarah dan

    tersusun selama episode epileptik
  • • Gejala kognitif termasuk amnesia untuk waktu selama kejang dan

    suatu periode delirium yang menghilang setelah kejang.
  • Pada pasien dengan epilepsi parsial kompleks, suatu fokus kejang dapat ditemukan pada pemeriksaan EEG pada 25 sampai 50 % dari semua pasien.
  • Penggunaan elektroda sfenoid atau temporalis anterior dan EEG pada saat tidak tidur dapat meningkatkan kemungkinan ditemukannya kelainan EEG.

GEJALA INTERIKTAL

  • Gangguan kepribadian Kelainan psikiatrik yang paling sering

    dilaporkan pada pasien epileptik adalah gangguan kepribadian, dan

    biasanya kemungkinan terjadi pada pasien dengan epilepsi dengan asal lobus temporalis.
  • Ciri yang paling sering adalah perubahan perilaku seksual, suatu kualitas yang biasanya disebut viskositas kepribadian, religiositas, dan pengalaman emosi yang melambung.
  • Sindroma dalam bentuk komplitnya relatif jarang, bahkan pada mereka dengan kejang parsial kompleks dengan asal lobus temporalis.
  • • Banyak pasien tidak mengalami perubahan kepribadian, yang lainnya

    mengalami berbagai gangguan yang jelas berbeda dari sindroma klasik.

GEJALA PSIKOTIK

  • Keadaan psikotik interiktal lebih sering dari psikosis iktal.
  • Episode interpsikotik mirip dengan skizofrenia
  • dapat terjadi pada pasien dengan epilepsi, khususnya yang berasal dan lobus

    temporalis , Diperkirakan 10 sampal 30 persen dari semua pasien dengan

    epilepsi partial kompleks mempunyai gejala psikotik
  • Faktor risiko untuk gejala tersebut adalah :
    • – jenis kelamin wanita
    • – onset kejang selama pubertas,
    • – dan lesi di sisi kiri ( kidal ) .

  • Onset gelala psikotik pada epilepsi adalah bervariasi.
  • Biasanya, gejala psikotik tampak pada pasien yang telah menderita epilepsi untuk jangka waktu yang lama,
  • onset gejala psikotik di dahului oleh perkembangan perubahan kepribadian yang berhubungan dengan aktivitas otak epileptik