ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN INTERAKSI SO

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
INTERAKSI SOSIAL : MENARIK DIRI
A. Pengertian
Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain ( Rawlins,1993 ).
Menurut Rasmun (2001) mengatakan bahwa reaksi yang ditampilkan pada
perilaku menarik diri dapat berupa reaksi fisik yang ditunjukkan dengan individu
menghindar dari stressor dan reaksi psikologis yang ditunjukkan dengan perilaku
apatis, mengisolasi diri, tidak berminat, sering disertai rasa takut dan bermusuhan.
B. Mekanisme menarik diri
Proses terjadinya menarik adalah :
a. Faktor Biologis yaitu otak yang merupakan salah satu faktor pendukung
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial bila terdapat struktur yang abnormal
pada otak seperti akrofi otak, perubahan ukuran, dan bentuk-bentuk sel dalam limbik
dan kortikal. Hal ini terkait dengan teori neuro biologik pada skizofrenia dimana
penyakit ini merupakan gangguan perkembangan neuro yang mana bagian otak tidak
berkembang secara wajar atau fungsinnya tidak adekuat. Keburukan gejala yang
timbul tergantung pada luasnya struktur yang mengalami kerusakan. Struktur yang
mengalami masalah pada sistim limbik bisa mempengaruhi gejala – gejala positif dan
struktur yang mengalami masalah pada bagian frontal korteks, bisa mempengaruhi
gejala negatif. Penurunan volume otak dan ukuran talamus, peningkatan ukuran

ventrikular
menurunnya

dapat

menggambarkan

metabolisme

serotonin

skizofernia.
dapat

juga

Peningkatan

dopamin


menyebabkan

dan

skizofernia.

Hiperaktivitas dari 5HT2, reseptor serotonin dapat mempengaruhi reseptor dopamin
dan penurunan monoamine oxidase (MAO). Disfungsi dari 5HT2 dan Hipersensitife
pada reseptor posinaptik dikaitkan dengan gejala negatif pada skizofernia. Dan gejala
yang sering muncul pada skizofernia negatif adalah prilaku menarik diri. Pada

amigdala akan terjadi pengaturan cemas dan takut, pengalihan buah pikiran impuls
dari diri sendiri pada orang lain, terutama keinginan perasaan emosional dan motivasi
yang tidak dapat ditoleransi. Gejala klinis yang ditemui pada pasien antara lain
alogia, anhedonia, abulia, asosialitas, afek datar dan afek yang tidak sesuai.
b. Berdasarkan model konsep psikoanalisa
Model ini dikembangkan pertama kali oleh Sigmund Freud. Model
psikoanalisa bertitik tolak pada id, ego, super ego dan mekanisme pertahanan ego.
Menurut model ini gangguan jiwa terjadi sebagai akibat dari pertahanan ego tidak
dapat mengendalikan ansietas.

Gejala gangguan jiwa muncul sebagai upaya untuk mengatasi ansietas yang
berhubungan dengan konflik yang tidak terselesaikan mengahkibatkan ansietas berat,
tegang, yang diekspresikan lewat perasaan yang tidak adekuat, merasa tidak berharga,
tidak diterima oleh orang lain. Hal ini mengahkibatkan munculnya koping yang tidak
sesuai terhadap stres.
c. Berdasarkan model interpersonal
Memperkenalkan self sistem
Bad me, dipengaruhi orang tua dalam membesarkan anaknya. Jika anak selalu
dimarahi atau dilarang atau dikatakan jelek / nakal.
Good me, jika anak selalu diberi reward dan memperbaiki hal yang tidak tepat
serta selalu diberi pengertian dan dorongan maka akan terbentuk self yang baik.
Dalam hubungan interpersonal adan dua hal yang membuat kita menjadi lebih baik,
yaitu adanya kepuasan fisik maupun mental dan adanya rasa aman.
Not me, orang tua tidak konsisten dengan satu peraturan maka anak akan
berkembang dengan tidak konsisten.
Sullivan menyatakan bahwa seseorang berdasarkan perilaku atas dua kompleks, yaitu
kebutuhan akan kepuasan dan kebutuhan akan keamanan. Ketakutan mendasar pada
manusia adalah takut ditolak oleh orang lain. Kecemasan pertama kali pada waktu
bayi, selanjutnya dihubungkan dengan penolakan.


d. Dari segi psikososial
Klien yang mengalami masalah interkasi sosial cendrung sulit untuk
berhubungan dengan orang lain karena konsep diri mereka yang tidak jelas. Harga
diri rendah yang dimiliki klien menyulitkan kemampuan klien untuk berinteraksi
dengan orang lain dan lingkungan dan tidak percaya diri. Klien dengan isolasi social
mengalami kegagalan dalam membina hubungan dengan orang-orang sekitarnya
mengalami kegagalan dalam hubungan sosial dikarenakan malu untuk berinteraksi
yang mengakibatkan individu menarik diri dari lingkungan.
C. Tanda – tanda menarik diri dilihat dari beberapa aspek :
a. Aspek fisik :
1. Makan dan minum kurang
2. Tidur kurang atau terganggu
3. Penampilan diri kurang
4. Keberanian kurang
b. Aspek emosi :
1. Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
2. Merasa malu, bersalah
3. Mudah panik dan tiba-tiba marah
c. Aspek sosial
1. Duduk menyendiri

2. Selalu tunduk
3. Tampak melamun
4. Tidak peduli lingkungan
5. Menghindar dari orang lain
6. Tergantung dari orang lain

d. Aspek intelektual
1. Putus asa
2. Merasa sendiri
3. Kurang percaya diri
D. Mekanisme koping
a. Regresi
Regresi adalah menghindari stres, kecemasan dengan menampilkan perilaku
kembali seperti perkembangan anak-anak atau berhubungan dengan masalah proses
informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas.
b. Supresi
Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri yang terang-terangan
ditujukan menjaga agar impuls-impuls dan dorongan-dorongan yang ada tetap terjaga
(mungkin dengan cara menahan perasaan itu secara pribadi tetapi mengingkarinya
secara umum). Individu sewaktu-waktu mengesampingkan ingatan-ingatan yang

menyakitkan agar dapat menitik beratkan kepada tugas, ia sadar akan pikiran-pikiran
yang ditindas (supresi) tetapi umumnya tidak menyadari akan dorongan-dorongan
atau ingatan yang ditekan (represi).
c. Proyeksi
Pengalihan buah pikiran impuls dari diri sendiri pada orang lain, terutama
keinginan perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.
d. Menarik diri
Reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik atau psikologis. Reaksi
fisik seperti: menjauhi polusi, sumber infeksi, gas, beracun sedangkan reaksi
psikologis : perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat, rasa takut dan
bermusuhan.

E. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1. Faktor predisposisi
a) Faktor perkembangan
1) Kegagalan pada masa tumbang
2) Kurangnya kasih sayang, perhatian dan kehangatan dari orangtua
3) Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
b) Faktor biologis

1) Genetik, kembar monozigot salah satu menderita skizofrenia 58 %
2) Atrofi otak
3) Pembesaran ventrikel
4) Penurunan berat serta volume otak
c) Faktor sosial budaya
1) Kemiskinan
2) Keluarga yang tidak stabil
3) Pendidikan yang tidak adekuat
2. Factor presipitasi :
a) Penolakan
b) Kehilangan
c) Kegagalan
d) Kurang reinforcement positif
e) Kerusakan komunikasi keluarga
f) Kurang support system dari keluarga
g) Perceraian, kegagalan

b. Masalah keperawatan
1. Menarik diri
2. Konsep diri : harga diri rendah

3. Resiko gangguan persepsi sensori halusinasi
c. Diagnosa keperawatan.
1. Resiko gangguan persepsi sensori halusinasi b.d menarik diri
2. Menarik diri b.d Konsep diri : harga diri rendah
d. Rencana keperawatan
DP 1 :
Resiko gangguan persepsi sensori halusinasi b.d menarik diri
TUM :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi
halusinasi
TUK :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria hasil :
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak
mata, mau berjabat tangan, mau memberikan salam, mau menyebutkan nama,
mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang
dihadapi.
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik.

a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji

f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
R/ Hubungan saling percaya merupakan dasar interaksi, sehingga klien
mau mengungkapkan perasaannya.
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Kriteria evaluasi : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
yang berasal dari diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Intervensi :
a) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda- tandanya
R/ mengetaui sejauhmana pengetahuan klien tentang menarik diri.
b) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul.
R/ mengetahui alasan klien menarik diri.
c) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tandanya

R/ pasien mengetahui perilaku menarik dairi dan tanda-tandanya
d) Beri pujian terhadap kemampuan klien mwngungkapkan perasaannya.
R/ reinforcement positif meningkatkan harga diri klen.
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
Kriteria hasil :
a) Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
Misalnya : banyak teman, tidak sendiri, bisa diskusi dll.
Intervensi :
1) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan
berhubungan dengan orang lain
R/ mengetahui tingkat pengetahuan klien.

2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
R/ mengetahui keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan
orang lain.
R/


meningkatkan

pengetahuan

klien

tentang

keuntungan

berhubungan dengan orang lain.
4) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
R/ reinforcement positif meningkatkan harga diri klen
b) Klien dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain. Misalnya : sendiri, tidak punya teman, sepi dll.
1) Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain.
R/ mengetahui tingkat pengetahuan klien
2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
R/ mengetahui kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
3) Diskusi bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain.
R/ meningkatkan pengetahuan klien tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
4) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
R/ reinforcement positif meningkatkan harga diri klen

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
Kriteria evaluasi :
Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap antara :
K-P, K-P-P lain, K-P-P lain-K lain, K- Keluarga/kelompok/masyarakat.
Intervensi :
a) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
R/ mengetahui pengetahuan klien dalam membina hubungan dengan
orang lain.
b) Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain mlalui
tahap : K-P, K-P-P lain, K-P-P lain-K lain, K-Kel/Klp/Masy.
R/ kemampuan berhubungan dengan orang lain menandakan
penurunan perilaku menarik diri.
c) Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
R/ reinforcement positif meningkatkan harga diri klien
d) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
e) Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam
mengisi waktu
R/ menbantu klien menyusun jadwal kegiatan harian
f) Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
R/ menstimulus klien untuk melakukan kegiatan
g) Beri reinforcement atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan.
R/ reinforcement positif meningkatkan harga diri klien
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain.
Kriteria evaluasi :
Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain untuk : diri sendiri dan orang lain.
Intervensi :

a) Dorong klien untuk menggungkapkan perasaannya bila berhubungan
dengan orang lain
R/ perasaan senang dapat menstimulus seseorang melakukan
hubungan dengan orang lain.
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga.
Kriteria hasil :
a) Menjelaskan perasaannya
b) Mejelaskan cara merawat klien menarik diri
c) Mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri
d) Berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri.
Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
Salam, perkenalan diri
Jelaskan tujuan
Buat kontrak
Eksplorasi perasaan klien
2) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
Perilaku menarik diri
Penyebab perilaku menarik diri
Akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
Cara keluarga menghadapai klien menarik diri
R/ agar keluarga kooperatif
3) Dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien
dengan orang lain.
R/ dukungan orang terdekat meningkatkan rasa aman
4) Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk
klien minimal satu kali seminggu.
R/ perhatian pada klien meningkatkan rasa aman bagi klien

5) Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga.
R/ pujian meningkatkan fungsi keluarga.
DP 2 :
Menarik diri b.d harga diri rendah
TUM :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain dengan optimal
TUK :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria evaluasi :
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak
mata, mau berjabat tangan, mau memberikan salam, mau menyebutkan nama,
mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang
dihadapi.
Intervensi :
a) Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip
komunikasi terpeutik
b) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
Tindakan :
1)

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

2)

Setiap bertemu klien hindarkan dari penilaian negatif.

3)

Utamakan memberi pujian yang realistik.

c) Klien dapat menilai kemampun yang dimiliki
Tindakan :
1) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
digunakan selama sakit
2) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkn penggunaannya.

d) Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampun yang dimiliki
Tindakan :
1) Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan
2) Tingkatkan kegiatan sesuai toleransi kondisi klien
3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan
e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan
kemampuannya
Tindakan :
1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
2) Beri pujian atas keberhasilan klien
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanan di rumah
f) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien dengan harga diri rendah
2) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Kriteria evaluasi :
Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya
dalam 2 kali pertemuan.
Intervensi :
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
R/ Agar klien menyadari kemampuan positif pada dirinya

b) Setiap kali bertemu dengan klien hindari memberikan penilaian negatif
R/ Penilaian negatif dapat membuat klien menjadi semakin HDR
c) Utamakan memberiakan pujian yang realistik.
R/ Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan
hanya karena ingin mendapatkan pujian.
d) Bantu klien untuk menyebutkan cita-citanya
R/ Membantu mengungkapkan harapannya
3. Klien dapat menilai kemampuan diri yang dapat digunakan
Kriteria evaluasi :
Klien dapat menyebutkan kegiatan yang bisa dilakukan di panti.
Intervensi :
a) Diskusikan bersama klien kegiatan -kegiatan yang bisa dilakukan
dipanti.
R/ memotivasi klien untuk mengidentifikasi kegiatan di panti.
4. Klien dapat menyusun kegiatan sehari-hari sesuai kemampuannya.
Kriteria evaluasi :
Klien dapat menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan di panti.
Intervensi :
a) Bantu klien menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan
R/ rencana kegiatan membantu mengarahkan kegiatan klien
b) Memberikan reinforcement positif
R/ meningkatkan harga diri klien.
5. Klien dapat melaksanakan kegiatan secara bertahap sesuai dengan
bimbingan.
Kriteria evaluasi :
Klien dapat melakukan kegiatan seperti yang telah disusun dalam
pertemuan sebelumnya.

Intervensi :
a) Beri contoh cara melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat bersama
klien.
R/ Contoh memberikan model pelaksanaan kegiatan yang benar dan
sesuai kemampuan klien.
b) Berikan kesempatan klien untuk mendemonstrasikan kembali contoh
yang telah diberikan
R/ Melatih kemampuan klien untuk melakukan kegiatan dan
memberikan kesempatan kepada klien untuk berkembang.
c) Beri reinforcement positif bila klien melakukan demonstrasi sesuai
contoh.
R/ meningkatkan harga diri dan rasa percaya.