Apakah Kita Tidak Bisa Bikin Sosmed Send

Apakah Kita Tidak Bisa Bikin Sosmed
Sendiri?
Oleh Cak Mat

Andil sosmed seperti FB dan sejenisnya dalam penyebaran dan penguatan hoaks sudah begitu kentara. Upaya
Menkominfo sejak bulan Februari 2017 untuk melakukan denda kepada penyelenggara sosmed juga belum kelihatan
hasilnya, buktinya hoaks masih tetap merajalela saat ini. Penyusunan UU untuk mendenda perusahaan OTT
semacam FB dkk juga belum kelihatan akan di ratifikasi dan diluncurkan. Sosmed mendapatkan keuntungan berlipat
ganda dan luar biasa karena ada penggunanya. Ada usernya. Tanpa adanya user/pengguna FB dan sosmed
lainnya tidak punya kekuatan apa-apa.

Basis pengguna yang besar secara otomatis akan mendongkrak pendapatan iklan yang bersangkutan.
Ketergantungan dan kenyamanan dengan adanya sosmed memaksa pengguna untuk tetap menggunakan aplikasi
ini. Seakan-akan tidak ada alternatif lain selain yang sudah ada sekarang ini. Iklan adalah darah bagi
keberlangsungan sebuah sosmed dan platform sejenisnya. Sosmed adalah mesin pengeruk uang bagi pemilik
platform dan para pemegang sahamnya. Para penggunanya ibarat sapi perah yang terus menerus mengisikan
konten dan status bagi kemeriahan dan daya tarik suasana platform tersebut. Para pengguna adalah korban juga
bagi viral konten tidak bertanggungjawab dan hoaks yang merugikan diri mereka.

Laporan yang masuk kepada Menkominfo sejumlah 25.179 laporan sudah lebih dari cukup akan buruknya efek
sosmed tinimbang baiknya kontribusi sosmed terhadap kedaulatan dan kebaikan sebuah bangsa dan negara.

Tidakkah lebih baik, jika kita berusaha membuat sosmed platform sendiri yang lebih mudah di awasi dan di kontrol?
Pesona dan manfaat sosmed yang menghilangkan jarak memang sangat bermanfaat dan penyampaian informasi,
namun seyogyanya digunakan demi kemaslahatan yang lebih besar daripada sekedar untuk merusak tatanan sosial
sebuah negara. “Perusahaan seperti Facebook seharusnya membayar mahal untuk berita hoax apabila mereka
tidak berhasil menghentikan penyebarannya. Facebook dan perusahaan sejenis semestinya bisa jadi lebih dari
sekadar perusahaan pencetak uang," kata Schulz. (taken from here)

Ada banyak SDM di negara kita untuk membuat sebuah platform semacam FB dan sejenisnya. Saya sangat yakin
ada banyak SDM kita yang belum di gunakan sebagaimana mestinya demi kebaikan dan iklim bernegara yang lebih
baik bagi negeri ini. Rasa nasionalisme kita yang masih strong menurut versi lembaga riset SMRC adalah modal
untuk bisa mengambil alih kedaulatan bersosmed di negeri sendiri. Marilah kita mencoba berfikir out of box dan
meninggalkan secara pelan-pelan budaya ketergantungan terhadap segala sesuatu di luar negara kita. Marilah kita
mencoba untuk menjadi bangga dengan menggunakan teknologi dan aplikasi buatan anak negeri sendiri. Negara
berdaulat dengan sosmed lokal saya kira bukan hal yang mustahil untuk dilakukan. Proyek semacam itu bisa

direalisasikan dengan pengawasan dan akuntabilitas yang bisa dipertanggungjawabkan. FB dan perusahaan OTT
lainnya tidak berniat dan enggan mendirikan BUT (Badan Usaha Tetap) adalah indikasi betapa platform dan
perusahaan sejenis ini hanya ingin mengeruk keuntungan tanpa ingin memberikan kontribusi positif pada negara dan
bangsa ini. Tidak perlu ragu-ragu dan berlama-lama merealisasikan adanya UU untuk memberikan denda kepada
mereka atau memblokirnya.


Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bangrachmad/apakah-kita-tidak-bisa-bikin-sosmedsendiri_593d2e85f87e614144ad64d2