MASA DEPAN BANGSA dan NEGARA DALAM TANGA

MASA DEPAN BANGSA dan NEGARA
DALAM TANGAN PEMUDA
MAKALAH
MASA DEPAN BANGSA dan NEGARA DALAM TANGAN PEMUDA
Di ajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti
“ INTERMEDIATE TRAINING ( LK II ) “
TINGKAT NASIONAL
CABANG PEKALONGAN

OLEH
FEBRI PRIHADIYONO
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG JAKARTA SELATAN
2013
E-MAIL : Febri_Prihadiyono@yahoo.com
No. Telp : 0838 1993 6264

KATA PENGANTAR
Bismillahirahmannirahim,
Puji serta syukur penyusun panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Tuhan semesta alam dan Tuhan

Yang Maha Esa, yang dengan segala rahmat dan inayah-Nya kita semua dapat menjalani segala
aktivitas dengan penuh kenikmatan. Tak lupa shalawat dan salam penyusun hanturkan kepada
junjungan besar umat islam, kekasih Allah dan utusan-Nya pula, Nabi Muhammad SAW, beserta
para keluarga, sahabat dan para umat nya termasuk kita semua.
Dan dengan keyakinan penuh kepada Allah SWT dan komitmen untuk mengangkat harkat dan
martabat hidup manusia pada umumnya, dan orang Indonesia asli pada khususnya, makalah
tentang MASA DEPAN BANGSA DAN NEGARA DALAM TANGAN PEMUDA, penyusun
selesaikan dan persembahkan dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi persyaratan menjadi
peserta yang diberikan dalam rangka pelaksanaan Intermediate Training ( LK II ) cabang
Pekalongan, serta agar kita mengetahui pengaruh dan peran pemuda dalam menentukan masa
depan bangsa dan negara dalam aspek Hukum, politik dan lain sebagainya.
Tak lupa Penyusun mengucapkan terima kasih kepada ALLAH SWT yang telah meridhoi dan
melapangkan jalan untuk penyusun, kedua orang tua penyusun, rekan – rekan sesama kader HmI,
dan beberapa pihak lainnya, yang telah membantu dan memotivasi penyusun dalam penyelesaian
makalah ini dalam berbagai segi dan aspek. Dan penyusun menyadari, semaksimal apapun
penyusun untuk menyajikan makalah ini dengan baik, namun dapat dipastikan tidaklah makalah
ini luput dari sebuah kesalahan dan kekurangan, baik dari data dan informasi yang disajikan
maupun kata per kata yang mungkin ada kesalahan dalam sisi redaksional. Maka dari itu, selaku
pihak penyusun memohon maaf dan memohon kritik serta saran yang akan sangat berarti bagi
penyusun dalam makalah – makalah berikut.

Wassalamualaikum, Wr, Wb.
Jakarta, Desember 2013
Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI. ii
BAB I. PENDAHULUAN.. 1
BAB II. PEMBAHASAN.. 3
PEMUDA dan ARTI PENTING PEMUDA.. 3
HUKUM DAN TATA HUKUM INDONESIA.. 5
HUBUNGAN HUKUM DAN POLITIK DALAM SUATU NEGARA.. 7
PEMUDA DALAM MASA DEPAN INDONESIA MERDEKA 100%… 11
BANGSABAB III. PENUTUP. 15
BAB III. PENUTUP. 15
KESIMPULAN.. 15
DAFTAR PUSTAKA.. 17

BAB I. PENDAHULUAN
Bangsa dan Negara Indonesia yang telah merdeka sejak tahun 1945, dari awal perjalanan prakemerdekaan, masa kemerdekaan, masa pasca kemerdekaan, dan hingga kini masa – masa yang

sudah jauh dari kemerdekaan ( Reformasi dan Pasca Reformasi ), banyak sekali momentum –
momentum yang terjadi yang tidak lepas dari peran serta para pemuda bangsa ini. Para pemuda
yang memiliki hasrat yang tinggi untuk memerdekakan bangsanya yang dijajah bangsa asing
hingga harkat dan martabat rakyat Indonesia pada jaman itu menjadi terinjak-injak, menjadi
termiskinkan, terbodohkan, tertindas hingga menjadi benar – benar terjajah. Berdasarkan pada
kondisi itulah para pemuda bangkit dan bergerak untuk memperjuangkan kembali hak yang
seharusnya bagi bangsa ini, merebut kembali apa yang telah dicuri, mengangkat kembali harkat
dan martabat hidup bangsa ini menjadi tinggi dan semakin tinggi.
Para pemuda yang pada saat itu menyulut semangat nasionalisme dan menyulut semangat
persatuan, kesatuan dan tercapainya kemerdekaan bangsa ini, bangsa dimana tempat mereka
lahir, tumbuh, berkembang dan meninggal, bangsa yang menjadi tanah air mereka sendiri,

bangsa yang memiliki bahasa tersendiri, dan bangsa yang memiliki harkat dan martabat nya
sendiri yang tidak bisa direndahkan dan dilecehkan. Para pemuda denga tekad tingginya
berkumpul, bermusyawarah, bertemu dengan satu tujuan, satu semangat, dan satu hasrat,
tecapainya Indonesia Merdeka. Para Pemuda memantapkan niat bulat mereka dengan
mengadakan hentakan awal yaitu Momentum Sumpah Pemuda yang terjadi pada 28 Oktober
1928 yang merupakan ikrar para pemuda akan tanah air yang satu, akan bangsa yang satu, akan
bahasa yang satu, INDONESIA.
Setelah ikrar pemuda yang bersejarah tersebut terjadi, para pemuda indonesia tak hanya berhenti

pada satu titik yang belum benar – benar bisa membawa bangsa ini kepada impian dan cita – cita
yang sesungguhnya, baru hanya sebagai garis start untuk menuju Indonesia Merdeka. Maka para
pemuda terus bergerak, terus mengawal dan terus mengawasi tiap langkah yang diambil bagi
bangsa ini untuk merdeka. Dan hingga pada akhirnya sebuah momentum yang lebih istimewa
pun terjadi, dibacakannya teks proklamasi oleh Dwi Tunggal Indonesia, Soekarno – Hatta, yang
menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah merdeka dari Penjajahan Bangsa asing, tepatnya pada
tanggal 17 Agustus 1945.
Langkah – langkah pengawalan Bangsa dan Negara Indonesia oleh pemuda tak hanya sebatas
mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang bersatu,
yang berdaulat, yang adil dan makmur, tetapi juga ikut memasuki gerbang kemerdekaan itu
hingga dapat terus mengawal dan mengawasi jalan nya arah kemerdekaan Bangsa dan Negara ini
yang dinahkodai oleh Pemerintah yang mengemban tugas untuk lebih mengangkat Harkat dan
martabat bangsa dan negara Indonesia. Pemuda terus mengawal dan mengawasi segala aspek dan
nilai – nilai kehidupan berbangsa dan bernegara, baik dari nilai budaya, nilai hukum, nilai sosial,
nilai politik, nilai ekonomi hingga nilai lingkungan, agar tidak keluar dari jalur yang menjadi cita
– cita rakyat bangsa Indonesia untuk menuju Indonesia Merdeka 100%. Tongkat estafet
pengawalan dan pengawasan terus selalu diberikan dari pemuda kepada pemuda dan oleh
pemuda, dari satu generasi ke generasi, dari generasi lalu ke generasi saat ini, dan dari generasi
saat ini kepada generasi yang akan datang.
Tugas pemuda memang berat, memang harus keras, memang menuntut rasa cinta tanah air yang

tinggi karena pemuda lah yang akan menentukan nasib bangsa dan negara kedepannya, pemuda
lah yang akan menjaga kultur bangsa yang ada, menegakkan hukum seperti yang seharusnya,
membangun interaksi sosial yang utuh, membangun dinamika politik yang sehat, menjaga dan
membuat kestabilan ekonomi, dan melestarikan lingkungan yang ada sesuai dengan kultur yang
seharusnya. Pemuda adalah perubahan, pemuda adalah pengontrol, pemuda adalah pemegang
tonggak kehidupan, dan pemuda lah yang akan menciptakan keadilan dan kemakmuran serta
mewujudkan impian rakyat Indonesia yang menjadi impian bangsa dan negara Indonesia untuk
mengangkat harkat dan martabat hidup Indonesia dan menjadi merdeka 100%.
Rumusan Masalah
1. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mendapatkan beberapa rumusan
masalah,yaitu:
2. Apa itu peranan pemuda?

3. Bagaimana Tata Hukum di Indonesia

4. Apa Hubungan Hukum dan Politik dalam suatu
Negara ?
5.

Bagaimana Pemuda dalam masa depan Indonesia ?


BAB II. PEMBAHASAN
PEMUDA dan ARTI PENTING PEMUDA
Pemuda yang merupakan agen perubahan yang kehadirannya selalu dinantikan dalam masa krisis
bangsa dan negara. Prinsip idealisme yang selalu menggebu – gebu dalam diri pemuda, kerap
kali mengantarkan para pemuda menjadi sosok yang serba berani, siap melakukan dobrakan dan
juga berpandangan revolusioner. Pemuda juga berani keluar dari perputaran sejarah yang ada dan
membuat sejarah baru. Pemuda – pemuda seperti inilah yang dikenal dalam istilah Julien Benda
dalam buku karangannya sebagai para kaum intelektual pengubah zaman, dan menurut Ali
Syari’ati sebagai istilah musyan fikr. Maka tidaklah menjadi sebuah pertanyaan lagi, apa yang
pernah dinyatakan oleh tokoh proklamsi Bangsa dan Negara Indonesia, Soekarno, yang dimana
dia pernah mengatakan “ Berilah aku sepuluh pemuda yang mencintai negerinya, maka akan ku
goncangkan dunia.[1]
Dalam perjalanan sejarah Bangsa dan Negara Indonesia, seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya, bahwa pemuda telah menciptakan sejarah yang berarti dengan adanya momentum
Sumpah Pemuda yang merupakan titik puncak dari jiwa nasionalisme yang tinggi dan menjadi
kehendak untuk bersatu sebagai sebuah bangsa. Semua kehendak dan tekad itu tumbuh karena
adanya dorongan akan sebuah kesadaran tentang adanya riwayat atau pengalamn hidup yang
sama dan dijalani bersama.[2] Momentum itu menjadi sebuah manifestasi tumbuhnya
nasionalisme untuk membebaskan dan memerdekakan bangsa Indonesia.

Hingga kini Sumpah dan Ikrar Pemuda itu masih sangat teringat dan menjadi hal yang “sakral’
bagi Bangsa dan Negara Indonesia, menjadi pedoman untuk pemuda – pemuda bangsa ini, yang
selalu dipegang teguh sebagai landasan untuk membangun kembali kesadaran agar tetap
mengabdi kepada bangsa dan negara, meskipun negara ini mengalami ketidak stabilan “jati
diri”nya sendiri. Sumpah pemuda yang harus dipegang teguh dan menjadi pedoman sangatlah
penting pada dewasa ini, masa baru yang dialami dan dilalui oleh generasi muda yang baru, yang
mengalami masalah – masalah dan pendegradasian yang luar biasa, yaitu :
1. Krisis moral dengan berbagai pelanggaran dalam masyarakat,

2. Hilangnya kesadaran berbangsa
3. Ketidak perdulian terhadap persoalan masyarakat, cenderung individualis, dan juga
enggan berorganisasi dan berkumpul,
4. Cenderung demotivasi
5. Hilangnya kesadaran akan nasib bangsa dan pemuda itu sendiri kedepannya.[3]

Masalah – masalah pendegradasian pribadi pemuda ini menjadi suatu masalah yang sangat akut
dan sulit diselesaikan, jikalau para pemuda itu sendiri tidak mau berusaha untuk memecahkan
masalah – masalah pendegradasian itu sendiri. Ruh dari sumpah pemuda sendiri, harus benar –
benar dipegang teguh dan benar – benar dijadikan pedoman untuk pemuda dapat membangun
kesadarannya aka peran pentingnya bagi bangsa ini. Pemuda akan menyadari bahwa ialah

penerus tongkat kepemimpinan bangsa dan negara ini, dalam segala hal dan aspek serat nilai –
nilai kehidupan, termasuk Hukum dalam negeri ini.

HUKUM DAN TATA HUKUM INDONESIA
Hukum yang merupakan salah satu aspek kehidupan yang memiliki andil yang besar dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, juga merupakan suatu acuan dan pegangan bagi para
aparatur negara untuk merumuskan kebijakan yang bertujuan mengangkat harkat dan martabat
hidup rakyat yang telah memberikan amanat kepadanya. Tanpa adanya hukum dalam suatu
bangsa dan negara, maka akan menjadi kacau balau kehidupannya, maka akan hilang arahan lah
aparatur negara, maka akan hilang pula tanggung jawab mereka untuk dapat mengangkat harkat
dan martabat hidup rakyat Indonesia. Hukum menjadi sebuah alat untuk mengatur, menjadi
sebuah kaidah dan norma yang menjadi acuan bagi mengontrol masyarakat Indonesia yang
majemuk dan heterogen.
Hukum menurut Imam Syaukani adalah sebuah entitas yang sangat kompleks, meliputi
kenyataan, menyangkut yang majemuk, mempunyai banyak aspek, dimensi dan fase, bahkan bila
diibaratkan benda ia bagaikan permata, yang tiap irisan dan sudutnya akan memberikan kesan
berbeda bagi setiap orang yang melihatnya atau memandangnya.[4] Dikarenakan hukum bersifat
komplek dan berdimensi ganda hingga dapat diamati dari sudut – sudut pandang yang berbeda
dan juga kajian – kajian mengenai hukum yang berbeda, membuat hukum tidak memiliki definisi
yang bersifat tunggal dan universal, dan menimbulkan definisi hukum yang berbeda – beda

karena diangkat dari sudut pandang dan kajian yang berbeda – beda.[5] Meskipun belum ada
definisi hukum secara utuh, tunggal dan universal, yang benar – benar diterima secara baik dan
benar oleh dunia internasional, tetapi hukum telah benar – benar menjadi sebuah aspek penting
dalam kehidupan manusia, yang akan terus berlaku, baik ia berlaku saat ini dengan bentuk
Undang – Undang ( ius constitutum ), maupun yang berlaku di masa yang akan datang dengan

bentuk Rancangan Undang – Undang yang akan menjadi Undang – Undang ( Ius Consituendeum
).[6]
Di Indonesia sendiri, Pancasila yang menjadi ideologi negara, sekaligus menjadi sumber dari
segala sumber hukum yang ada di Indonesia, dimana di jabarkan dalam Pembukaan dan Batang
Tubuh Undang – Undang Dasar 1945 dan akhirnya menjadi acuan di tetapkannya Undang –
Undang yang berlaku kini. Itulah Tata Hukum Indonesia, yang mana menurut Soedirman
Kartihadiprodjo, tata hukum Indonesia adalah hukum yang berlaku di Indonesia yang memeberi
akibat hukum kepada peristiwa dalam pergaulan hidup yang ada pada saat ini, buka yang ada
pada saat lampau dan juga bukan kehidupan yang akan ada pada nantinya, dan pergaulan hidup
itu merujuk pada kehidupan yang ada di Indonesia itu sendiri.[7] Tata hukum Indonesia pun
dapat tersusun dengan baik dan benar, tak secara instant, tetapi dengan perjalanan panjang yang
dimulai pada zaman kolonialisme Belanda yang awal nya di pegang oleh VOC selaku kantor
dagang Belanda, kemudian yang diambil langsung oleh Pemerintah Belanda, dan beralih lagi
kepada masa kolonialisme jepang, hingga akhirnya pada masa kemerdekaan serta pasca

kemerdekaan, yang mana dari zaman ke zaman tidak banyak yang berubah dalam tata hukum
yang ada dalam Indonesia.[8]
Diakui memang hingga kini Indonesia masih belum bisa membuat Tata Hukum Indonesia yang
benar – benar Indonesia, karena berdasarkan perjalanan terbentukny tata hukum yang ada saat
ini, Hukum di Indonesia masih menyadur dari Hukum yang dulu berlaku pada zaman
kolonialisme Belanda, walaupun tidak sepenuhnya diterapkan karena ada beberapa yang telah
diamandemen dan dihapuskan. Memang sangat sulit membuat satu tatanan hukum yang baku
dalam Indonesia yang memiliki berbagai macam hukum, norma, dan kaidah – kaidah yang sulit
untuk dicari titik temu dan agar bisa dibakukan.

HUBUNGAN HUKUM DAN POLITIK DALAM SUATU
NEGARA
Hukum dengan politik memiliki hubungan yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya,
dimana hukum menjadi pijakan dalam politik untuk dapat berdinamika sesuai arah yang
ditetapkan oleh hukum itu sendiri, namun hukum juga merupakan sebuah hasil dari proses dalam
politik. Apabila kita masukkan dalam sebuah prinsip dasar sistem, yaitu input-proses-output,
maka bisa dikatakan, hukum menjadi sebuah input yang kemudian diproses dalam sebuah
dinamika politik, hingga pada akhirnya proses berdinamika politik itu meghasilkan sebuah
hukum, yang ketika di feedback terhadapa hukum yang menjadi input, tidak akan bertentangan
secara langsung. Selain itu, hukum dengan politik memiliki hubungan dalam kehidupan suatu

negara, politik yang merupakan cara pandang yang melihat suatu pencapaian tujuan harus
dilakukan bersama oleh berbagai orang yang berbeda – beda, dan hukum lah yang merupakan
cara untuk mengatur perbedaan agar tercapainya politik.
Politik yang merupakan bermacam – macam kegiatan yang ada dalam suatu negara menyangkut
proses menetukan dan melaksanakan tujuan –tujuan yang telah ditetapkan.[9] Penentuan dan

pelaksananaan tujuan – tujuan itu membutuhkan suatu susunan negara yang menjadi alat
perlengkapan bagi negara yang menjadi alat untuk pencapaian tujuan – tujuan itu beserta
peraturan bagi alat perlengkapan negara itu, disinilah hukum memberikan peran dalam politik,
terutam hukum tata negara, yang mana hukum tata negara merupakan sekumpulan peraturan
yang mengatur tentang susunan negara, organisasi daripada negara, hubungan antar alat
perlegkapan negar dalam garis vertikal horizontal serta kedudukan warga negara dan hak
asasinya.[10] Dengan kata lain hukum tata negara yang merupakan hukum yang paling
berhubungan erat dengan dinamika politik yang ada dalam suatu negara.
Tidak hanya hukum yang mempengaruhi politik, tetapi politik pun mempengaruhi hukum yang
berlaku dalam suatu negara. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, bahwasannya hukum
juga merupakan produk dari proses politik. Karena hukum merupakan produk dari proses politik
yang berjalan, maka kebijakan dan peraturan yang ditetapkan dan diudangkan, merupakan hasil
dinamika politik yang mana dapat dipastikan kebijakan – kebijakan itu menjadi sebuah
kepentingan politik. Hukmum di produksi oleh elite yang memeliki kepentingan untuk
mengukuhkan dan mengelola kekuasaan politik agar hanya didistribusi hanya diantara kaum elite
tersebut, sedangkan kaum publik menjadi korban dari proses – proses elitis yang menafikkan
keberpihakan pada publik yang lebih luas. [11] Itulah yang biasa disebut politik hukum.
Menurut Mahfud MD, politik hukum merupakan kebijaksanaan hukum ( legal policy ) yang akan
atau telah dilaksanakan secara nasioanl oleh pemerintah: mencakup pula bagaimana politik
mempengaruhi hukum dengan cara melihat konfigurasi kekuatan yang ada dibelakang
pembuatan dan penegakkan hukum itu.[12] Hal ini menegaskan bahwasannya hukum dengan
politik memeilik keterkaitan hubungan yang sangat kuat. Dalam kondisi faktual saat in, politik
selalu mengintervensi perumusan, pengesahan, dan penetapan hukum. Maka dari itu tidak salah
apa yang di pandang oleh Mahfud MD, jika hukum merupakan produk politik yang memandang
hukum sebagai formalisasi atau kristalisasi dari kehendak – kehendak politik yang saling
berinteraksi dan saling bersaingan.[13]
Berdasarkan perjalan sejarah Indonesia, politik hukum Indonesia telah ada landasan konstitusi
yang jelas, seperti yang pernah disebutkan sebelumnya, yaitu Pembukaan dan Batang Tubuh
Undang – Undang Dasar yang menjabarkan tiap sila dari Pancasila, dimana Sila pertama yaitu
“Ketuhanan Yang Maha Esa” yang merupakan dasar pijakan yang jelas untuk tercapainya suatu “
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” yang menjadi sila terakhir dalam pancasila.
Itulah yang menjadi cita – cita bangsa dan negara ini, yang bisa dikatakan sebagai Negara
Pancasila, negara yang memiliki cita – cita menjadi Negara yang menjunjung tinggi hukum,
Kedaulatan rakyat, dan tecapainya kesejahteraan sosial. Disisi lain, pancasila juga merupakan
identitas berpikir bangsa dan negara ini yang digali dari kearifan lokal yang majemuk dari
seluruh tradisi, budaya, dan pengetahuan masyarakat Indonesia yang pada akhirnya akan mampu
mewujudkan rasa dan karsanya menjadi suatu ideologi, pandangan hidup, koridor, serta kaidah
dalam bergaul dan bermasyarakat yang kemudian akan digunakan oelh tiap generasi dalam
mencapai tujuan yang sudah dicita- citakan.
Namun dalam konteks fenomenal saat ini, cita – cita tersebut yag diharapkan dapat diwujudkan
dengan dipahami dan diamalkannya nilai – nilai Pancasila yang dijabarkan dalam Pembukaan
dan Batang Tubuh Undang – Undang Dasar 1945 seolah menjadi hal yang semakin menjadi

mimpi belaka. Dewasa ini dikalangan sebagian intelektual dan aktivis menganggap hal yag kuno
jikalau membicarakan soal Pancasila dan UUD 1945. Maka tak heran jika kini Pancasila dan
Undang – Undang Dasar 1945 dikhianati secara besar – besaran oleh para elite negara, hal ini
terjadi karena makna dari Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 telah terkaburkan dan
pencapaian cita – cita pun semakin menjadi mimpi semu belaka.
Dan ketika pengkhianatan itu terjadi, maka munculah kejahatan hukum yang akan menghabisi
peradaban Bangsa dan Negara Indonesia hingga sampai ke titik nadirnya. Kejahatan – kejahatan
hukum tersebut dilakukan oleh para pemegang tongkat kekuasaan yang menjadi aktor – aktor
dalam negara ini, yang mana menjadi produsen dalam membuat kebijakan – kebijakan hukum
yang tergiur akan penlobian para investor asing untuk melancarkan keinginan dan jalan mereka
untuk meraup dan meneksploitasi sumber daya yang ada dalam bangsa ini, maka tak heran
banyak muncul kasus suap menyuap dan juga korupsi.
Kejahatan hukum yang lebih parah akibat dari pengaruh politik yaitu timbulnya Negara Hukum
Bayangan ( Shadow Rechtsstaat ), yang dimana negara hukum bayangan adalah citraan, image,
dan ilusi yang menyatakan diri “seolah – olah” negara hukum hadir dengan prima menindak
kejahatan, tetapi kenyataannya dibalik itu semua, negara hukum dinistakan, dimanipulasi, dan
diperalat untuk menghukum kaum lemah dan memproteksi kaum elite yang memiliki
kepentingan tersendiri didalam negara hukum itu. Telah dikatakan sebelumnya, bahwa negara
hukum bayangan yang merupakan dampak dari pengaruh perilaku politik yang ada, pengaruh
politik yang dimaksud adalah pemerintah bayangan, yang dimana maksud dari pemerintah
bayangan adalah gejala – gejala yang sekaligus praktik politik dimana seseorang kandidat
pejabat publik yang mencalonkan diri untuk mengisi jabatan publik strategis, dimodali oleh
pengusaha hitam yang memberikan uang atau modal yang berlimpah. Ketika kali dapat
menduduki jabatan publik yang dijadikan target atau telah tercapai jabatannya, maka “sang
pemodal” menagih hasil investasi politik yang ia tanam tadi, dengan mendapatakan hak
istimewa, perlindungan ekonomi dan politik, dan dapat mengendalikan proyek pemerintah yang
ada dibawah kuasa si pejabat tadi.[14]
Memang sangat kompleks masalah yang ada dalam bangsa dan negara ini, termasuk masalah
dalam penegakkan hukum dan sterilisasi perilaku politik dari perilaku – perilaku “ busuk ‘ dari
aktor – aktor yang saat ini bermain dalam ranah politik dan memangku jabatan dalam
pemerintahan. Terlebih lagi, generasi muda yang merupakan agen perubahan dan agen
pengontrol yang dimilik bangsa ini, kini telah mulai melupakan makna dari dasar hukum banga
dan negara ini, yaitu Pancasila dan Undang – Undang Dasar, yang dimana kedua – duanya
merupakan konstitusi yang menjadi pedoman bagi bangsa ini untuk melangkah kedepan. Namun
bagaimanapun cara pemecahan masalah yang kompleks itu, tidak akan pernah berarti jikalau
moral dan etika para pemangku jabatan bangsa dan negara ini adalah moral penghancur dan etika
pengrusak. Jika masalah utamanya berawala dari moral dan etika, maka para pemuda yang akan
menjadi penerus tongkat kepemimpinan nantinya, harus memilik moral dan etika yang menjadi
standar seorang pemimpin yang seharusnya, dengan begitu diharapkan permasalahan bangsa dan
negar ini dapat mulai terselesaikan.

PEMUDA DALAM MASA DEPAN INDONESIA
MERDEKA 100%
Sudah lebih dari setengah abad, momentum sumpah pemuda diikrarkan dan kini telah menjadi
ruh dan api semangat bagi pemuda untuk kembali memperjuangkan bangsa ini menjadi bangsa
yang mau merdeka 100%. Akhir – akhir ini kembali banyak dikumandangkan lagi oleh banyak
pemuda melalui forum – forum aspirasi untuk kita ( Bangsa Indonesia ) kembali kepada jati
dirinya sendiri, yang pernah sempat dilupakan, untuk kembali kepada falsafah bangsa yang
seharusnya, untuk kembali kepada konstitusi yang sesungguhnya, yaitu Pancasila dan Undang –
Undang Dasar 1945 ( Asli ). Kini para pemuda bangsa ini sudah mulai menyadari untuk
melakukan pembaharuan dalam gerakan mereka, yang selama ini telah ditarik dan digiring untuk
masuk ke dalam ranah politik yang lebih identik dengan kaum tua.
Gerakan pembaharuan pemuda masa kini ( pasca reformasi ) tidaklah lagi menghadapi
otoritarianisme dan diktatorianisme politik, tetapi dihadapkan pda problem sosiokemasyarakatan yang mulai lemahnya kesadaran dan kepekaan sosial masyarakat, ditambah pula
dengan menguatnnya tirani kapitalistik yang dipraktekkan melalui budaya konsumtif dan
hedonis. Dihadapakan pula pada pudarnya identitas kebangsaan dalam bingkai nasionalisme dan
lunturnya rasa kebersamaan serta terciderai oleh prularisme.[15] Maka dari itu, gerakan
pembaharuan yang dilakukan oleh pemuda pasca reformasi dapat menajdai gagasan – gagasan
yang konstruktif dalam memecahkan masalah – masalah yang ada. Selain itu, tak lupa masalah –
masalah kompleks lainnya, seperti masalah penegakkan hukum dan sterilisasi perilaku politik,
juga merupakan tantangan pemuda.
Gerakan pembaharuan pemuda kini juga merupakan sebuah tanggung jawab atas apa yang telah
dilakukan pemuda dalam melakukan sebuah reformasi, dimana reformasi yang dipelopori
pemuda dan juga mahasiswa malah menuai pengkhianatan dan keluar dari cita – cita yang
seharusnya. Maka dari itu, pemuda melakukan gerakan pembaharuan untuk mengembalikan jalur
reformasi kepada yang seharusnya, jalur yang menjadi cita – cita bangsa ini. Tanggung jawab
yang dilakukan dalam gerakan pembaharuan saat ini adalah bangkit, bersatu dan bergerak
menempuh jalan revolusi untuk menegakkan kembali Pancasila dan Uud 1945 sebagai landasan
ideologis dan landasan konstitusional dalam penyelenggaran negara.[16] Tanggung jawab yang
besar atas apa yang telah menjadi keharusan atas apa yang pemuda telah kerjakan dan lakukan,
meski berbeda generasi, tetapi tanggung jawab itu harus terus dilakukan oleh generasi pemuda,
baik generasi yang sama ataupun generasi selanjutnya bahkan hingga beberapa generasi pemuda
kedepannya.
Tanggung jawab pemuda yang dalam arti ini adalah tanggung jawab politik yang merupakan
sebuah tindakan fungsional, bukan struktural untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari
rezim yang terbukti telah mengkhianati bangsa dan negara, yang telah mengkhianati Pancasila
dan UUD 1945. Tanggung jawab menjadi panggilan nurani dan kehendak subyektif setiap orang
untuk berkorban tanpa pamrih menyelamatkan suatu keadaan yang sedang menuju pada sebuah
kehancuran. Dimana tanggung jawab politik juga merupakan imbas dari sebuah tanggung jawab
kebangsaan, dimana maksud dari tanggung jawab kebangsaan merupakan sebuah perasaan
memiliki atau sebuah dedikasi secara sukarela bertindak untuk menempuh jalan penyelamatan

yang penuh resiko.[17] tanggung jawab demi menyelamatkan bangsa dan negara agar tidak
mengalami kehancuran, walaupun penuh resiko dan perlu pengorbanan serta tanpa pamrihlah
yang benar – benar menjadi suatu tanggung jawab yang wajib diemban bagi Pemuda Indonesia
masa kini dan akan terus menjadi tanggung jawab pribadi pemuda kedepannya.
Tanggung jawab yang selalu diemban pemuda akan menghasilkan inspirator – inspirator politik
dari kalangan kaum muda, yang selalu akan bergerak tanpa menunggu komando untuk membela
bangsa dan negaranya, dalam kondisi apapun, hanya berbekal jiwa nasionalis yang tinggi. Akan
munculnya para revolusioner yang artinya ia dapat melihat jauh kedepan dan mampu memimpin
rakyat untuk mendobrak rezim yang berkhianat dengan segala kekangan yang ada. tidak hanya
mampu memimpin untuk meruntuhkan rezim poengkhianat, tetapi juga mampu memimpin untuk
membentuk dan membangun kembali sistem tatanan kenegaraan yang adil dan beradab.[18]
Maka dari itu, kaum muda kini telah saatnya untuk menjadi pemimpin ditengah – tengah bangsa
dan negara yang sedang krisis ini. Sudah lebih dari 10 tahun pasca mementum reformasi, tidak
ada kaum pemuda yang memimpin secara langsung untuk melakukan dan memjadikan nyata
perubahan – perubahan yang menjadi keinginan dan cita – cita bangsa. Kini bukan lagi saatnya
kaum tua yang bermain dan kaum muda hanya sebagai penonton diluar arena yang hanya asyik
melihat akting – akting para kaum tua. Kini saatnya kepemimpinan kaum muda di gagas dan
nasionalisme dalam kaum muda harus direkonstruksi.
Perekonstruksian ini dilakukan karena kaum muda yang harusnya memimpin, malah terjebak
dalam pragmatisme dan hedonisme, hingga akhirnya mengalami krisis nasionalisme dan
mengalami pergeseran orientasi pemikiran. Kaum muda haru meninggalkan cara pandang bahwa
nasionalisme bukan lagi hanya sekedar kehendak bersatu sebagai sebuah negara-bangsa.
Nasionalisme yang utuh adalah ide dan cita – cita tentang sebuah masa depan bangsa yang
memiliki karakter yang kukuh dan merdeka ditengah – tengah arus globalisasi.[19] Oleh karena
itu, nasionalisme kaum muda haruslah di rekonstruksi, karena kaum muda kedepannya akan
semakin mengahadapi tantangan – tantangan dalam bangsa yang akan semakin kompleks dan
beragam. Rekonstruksi nasionalisme kaum muda sangatlah penting dilakukan dikarenakan isu –
isu yang menjadi tantangan bergeser dari isu – isu lama kepada isu – isu yang kontemporer dan
membutuhkan nilai – nilai baru yang dikonstruksikan dengan tantangan zaman.[20]
Tantangan zaman yang dihadapi ini juga mengancam kedaulatan bangsa ini. Jikalau tantangan itu
bisa dihadapi kaum muda, maka kedaulatan Indonesia akan semakin bisa ditegakkan, namun jika
tidak bisa dihadapi tantangan – tantangan itu, maka kedaulatan bangsa ini akan berada dalam
ambang kehancuran dan penindasan. Kedaulatan Bangsa Indonensia berarti menguasai sekuruh
sumber daya alam dan cabang – cabang produksi yang penting yang menyangkut hajat hidup
Rakyat Indonesia dan dipergunakan untuk sebesar – besarnya kemakmuran Rakyat Indonesia.
Berdauulat juga berarti harkat dan martabat hidup Orang Indonesia Asli menjadi terangkat dan
semakin terangkat dan kesejahteraan sosial pun dapat terwujud. Karena itu, tugas pemuda tak
hanya mengambil alih kekuasaan dari kaum tua, namun juga harus menyiapkan manifestasi
kaum muda masa kini dalam langkahnya memimpin bangsa dan negara ini untuk mencapai
tujuan, cita – cita dan kedaulatan yang sejati.

Kaum Muda menjadi penggagas, penggagas masa dpan bangsa dengan mempercepat terciptanya
masyarakat yang adil dan makmur. Pemuda, khususnya mahasiswa memiliki dan harus
menjalankan gerakan moral yang merupakan kekuatan yang independen, yang tidak terkait
dengan kepentingan agenda dan politk orang per orang. Gerakan moral tidak menanggapi
berbagai isu sinis yang ditujukan unutk membelah kekuatan dan menyurutkan semangat
idealisme. Gerakan moral tidak berkepentingan dengan siapa yang akan dimundurkan dan siapa
yang akan menggantikan, namun sejauh dapat diterima dengan rasionalitas kosntitusional.
Gerakan moral yang sudah melampaui proses rasionalisasi dalam waktu cepat akan masuk ke
setipa sudut dan sanubari seluruh Rakyat Indonesia yang masih mendambakan kebenaran untuk
turut mendukung apa yang tengah dilakukan oleh mahasiswa yang memilik idealisme yang tidak
akan pernah dapat dihalangi oleh rintangan dan tantangan. Namun gerakan moral yang rasional
ini harus pula ditunjukkan dengan sikap yang demokratis dan antanarkis, hingga pada akhirnya
gerakan moral dan idealisme mahasiswa khususnya, dan para pemuda pada umumnya, akan
mampu mengembalikan ruh perjuangan reformasi yang berawal dari tangan para pemuda dan
harus tetap ditangan pemuda.[21]
Pada akhirnya adalah, bahwa banga ini memerlukan para pemimpin muda yang memiliki ruh
perjuangan dan jiwa nasionalisme yang tinggi, yang ia memaknai secara benar Pancasila dan
UUD 1945, yang menjadi acuan dan pandangan hidup, demi tercapainya tujuan dan cita – cita
Bangsa dan Negara Indonesia, yaitu tercapainya keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
hingga pada akhirnya nanti Bangsa dan Negara ini menjadi Bangsa dan Negara Indonesia yang
merdeka seutuhnya atau merdeka 100%.

BAB III. PENUTUP

KESIMPULAN
Bangsa dan Negara Indonesia sepanjang sejarah perjalanan kemerdekaan, beberapa kali sejarah
membuktikan bahwa betapa pentingnya peran pemuda dalam arah bangsa dan negara ini. Mulai
dari 28 Oktober 1928, dengan momentum sumpah pemuda yang berhasil menyatukan Bangsa
Indonesia dengan Sumpah Pemuda, kemudian pada 17 Agustus 1945, bangsa ini di proklamirkan
kemerdekaannya oleh Soekarno dan Hatta yang umurnya masih terbilang sebagai pemuda. Dan
yang masih segar dalam ingatan kita adalah momentum reformasi, dimana pemuda dan
mahasiswa menjadi motor penggerak yang melakukan gagasan dan tuntutan akan harus
diadakannya perubahan sistem pemerintahan, dari orde baru dengan sistem otoritariannya ke
dalam masa baru, masa berdemokrasi.
Namun jerih payah pemuda yang menuntut perubahan sistem pemerintahan dari otoriter kedalam
ranah demokrasi mengalami pengkhianatan oleh kaum tua yang menduduki kursi pemerintahan.
Pasca reformasi banyak pengkhianatan konstitusi yang dilakukan oleh para pemangku jabatan,
mulai dari kejahatan hukum, KKN, hingga negara dan pemerintah bayangan. Pengkhianatan ini
timbul karena kepentingan – kepentingan elite semata, ditambah dengan kepentingan asing yang
ingin mengeksploitasi sumber daya bangsa ini. Hal yang dilakukan pun sangat busuk, dengan

memberi modal kampanye kepada kaum tua yang ingin memilik jabatan dalam pemerintahan,
dengan catatan memberikan jalan yang lancar bagi pihak asing terhadap semua kepentingannya.
Selain itu, bangsa dan negara kita ini, mengalami erosi nasionalisme dalam kalangan kaum
muda. Kaum muda kini telah meninggalkan dan melupakan ruh dan arti serta makna dari sumpah
pemuda 28, sudah tidak menghiraukan makna Pancasila dan UUD 1945, yang mana merupakan
pandangan hidup bangsa dan negara ini dalam mencapai tujuan dan cita – citanya, yaitu
tercapainya keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia dan juga kemerdekaan yang 100%.
Namun demikian, pada akhir-akhir ini, jiwa nasionalisme kaum muda bangsa dan negara ini
mulai direkonstruksi, kaum muda kini mulai menyadari betapa pentinganya peran mereka dalam
perjalanan dan nasib Bangsa dan Negara Indonesia.
Bangsa dan Negara Indonesia kini memang sangat membutuhkan sosok pemimpin dari kalangan
kaum muda, rakyat telah jengah akan kepemimpinan kaum tua yang selalu berkhianat kepada
rakyat. Kaum muda diharapkan dapat mencapai tujuan dan cita – cita bangsa. Dengan gerakan
moral, independensi dan idealisme yang dimiliki pemuda, serta jiwa nasionalisme yang
direkonstruksi, maka bukan hal yang mustahil, Bangsa dan Negara Indonesia dapat mencapai
tujuan dan cita – citanya.

Namun hal yang tidak bisa dilupakan adalah penetapan kembali falsafah bangsa dan ideologi
negara yaitu pancasila, yang tiap sila nya harus bisa dimaknai oleh tiap anak negeri dibangsa ini,
dan pemberlakuan kembali Undang – Undang Dasar 1945, yang menjadi konstitusi yang
merupakan hasil dari perahan sejarah bangsa dan negara ini. Itu semua kembali kepada tangan
pemuda. Karena pemuda adalah agen perubahan, agen penggagas, agen pengontrol, dan pemuda
lah penerus tongkat estafet perjuangan Bangsa dan Negara Indonesia demi menuju Indonesia
Merdeka 100%. Atau dengan kata lain adalah Masa depan Bangsa dan Negara ada didalam
tangan pemuda. Hancur atau bertahan, berdaulat atau tidak, merdeka atau terjajahnya suatu
bangsa ada dalam tangan pemuda.

DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 1989, Dasar – Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia
Sinamo, Nomensen. 2011, Pengantar Hukum Indonesia (PHI). Jakarta: Bumi Inititama Sejahtera
Ilyas Indra Damar Jati, dkk. 2010, Pemuda!!! Dimana Kau Berada “ Trilogi Pemikiran
Mendobrak Pemuda Untuk Indonesia”. Jakarta: Forum OKP Tingkat Nasional
Petisi 28. 2011, SBY Mundur : Pertanggungjawaban Politik Pemuda Indonesia. Jakarta:
Doekoen Coffee

Chrisnandi, Yuddy. 2008, Beyond Parlemen: Dari Politik Kampus Hingga Suksesi
Kepemimpinan Nasional. Jakarta: Ind Hill Co
Mihardi, R Muhammad. 2012¸Republik Tanpa Publik: Retaknya Relasi Negara, Hukum dan
Demokrasi. Bogor: Pusat Studi Hukum dan Demokrasi Fakultas Hukum Universitas Pakuan

[1] Aan Rukmana, MA., “ pahlawan dan pemuda”, wacana utama, INSPIRASI: menuju
masyarakat ekonomi ASEAN 2015, 2013, hlm.6
[2] Ilyas Indra Damar Djati, dkk., Pemuda!!! Dimana Kau Berada “ trilogi pemikiran
mendobrak pemuda untuk Indonesia” ( Jakarta: Forum OKP Tingkat Nasional, 2010), hlm. 40

[3] Ibid, hlm. 55
[4] Dr. Nomensen Sinamo, SH., MH., Pengatar Hukum Indonesia, ( Jakarta: Bumi Intitama
Sejahtera, 2011), hlm. 1
[5] Ibid, hlm.9
[6] Ibid, hlm.12
[7] Ibid, hlm.23
[8] Ibid, hlm.24-25
[9] Prof. Miriam Budiardjo, Dasar – Dasar Ilmu Politik, ( Jakarta: Gremdia, 1989 ), hlm.8
[10] Dr. Nomensen Sinamo, SH., MH., Pengatar Hukum Indonesia, ( Jakarta: Bumi Intitama
Sejahtera, 2011), hlm.42
[11] R Muhammad Mihradi, Republik Tanpa Publik Pasca Reformasi: Retaknya Relasi Negara,
Hukum dan Demokrasi, ( Bogor: Pusat Studi Hukum dan Demokrasi Fakultas Hukum
Universitas Pakuan, 2012), hlm 60
[12] Ibid, hlm 63
[13] Ibid
[14] Ibid, hlm.6
[15] Ilyas Indra Damar Djati, dkk., Pemuda!!! Dimana Kau Berada “ trilogi pemikiran
mendobrak pemuda untuk Indonesia” ( Jakarta: Forum OKP Tingkat Nasional, 2010), hlm. 256

[16] Petisi 28, SBY MUNDUR: Pertanggungjawaban Politik Pemuda Indonesia, ( Jakarta:
Doekoen Coffe, 2011), hlm. 57
[17] Ibid, hlm. 58
[18] ibid
[19] Dr Yuddy Chrisnandi, Beyond Parlemen: Dari Politik Kampus Hingga Suksesi
Kepemimpinan Nasional, ( Jakarta: Ind Hill Co, 2008), hlm. 107
[20] Ibid, hlm. 108
[21] Ibid, hlm.122-123