Penggunaan Tumbuhan Obat Pembatasan Paka (1)

Penggunaan Tumbuhan Obat, Pembatasan
Pakan, Mikrobia Efektif dan Hasil
Fermentasi pada Ternak Monogastrik
1 Mei 2015 Urip Santoso PeternakanEM4, katuk, keji beling, mikrobia efektif, pembatasan
pakan, tumbuhan obat, unggas
Dr. Ir. Urip Santoso, MSc
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
A. Mengembangkan Tumbuhan Obat sebagai Feed Supplement untuk Menurunkan
Akumulasi Lemak dan Memperbaiki Performans dan Kualitas pada Ayam.
A.1. Katuk
Kandidat telah mengembangkan daun katuk sebagai feed supplement untuk broiler. Hasil
penelitian Santoso dan Sartini (2001) menunjukkan bahwa tepung daun katuk (yang tua dan
tidak dikonsumsi manusia) dapat diberikan kepada ayam broiler sebesar 3%. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pemberian tepung daun katuk meningkatkan efisiensi penggunaan
ransum tanpa menurunkan berat badan. Selain itu, pemberian tepung daun katuk sebesar 3%
tersebut mampu menurunkan akumulasi lemak pada ayam broiler. Penurunan lemak ini
sangat menguntungkan bagi konsumen, karena mengkonsumsi daging berlemak tinggi dapat
meningkatkan resiko terkena penyakit seperti stroke, tekanan darah tinggi, jantung koroner
dll. Kandidat juga menemukan bahwa daun katuk tua mengandung kadar lemak kasar yang
tinggi. Diketahui bahwa minyak yang berasal dari sayur-sayuran banyak mengandung asam
lemak tak jenuh yang berguna untuk menurunkan kadar lemak pada broiler.

Santoso et al. (2001) juga menemukan bahwa pemberian ekstrak daun katuk sebesar 4,5 g/l
air minum meningkatkan efisiensi penggunaan ransum, cenderung meningkatkan berat
badan, dan menurunkan akumulasi lemak pada broiler. Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa ekstrak tersebut menurunkan jumlah mikrobia patogen seperti Escherichia coli dan
Salmonella sp. tetapi meningkatkan jumlah mikrobia yang menguntungkan yaitu
Lactobacillus sp. dan Bacilus subtilis dalam kotorannya. Peningkatan jumlah mikrobia efektif
dalam kotoran menyebabkan menurunkan produksi gas amonia. Selain itu, kandidat
menemukan formula baru untuk menduga deposisi lemak. Pendugaan deposisi lemak tubuh
dapat diduga dengan mengukur jumlah mikrobia tertentu dalam feses. Kelebihan formula ini
dibandingkan dengan formula terdahulu adalah tidak perlu memotong ayam, mudah dan
murah. Ekstrak daun katuk juga mampu meningkatkan warna kuning karkas dan shank. Hal
ini disebabkan -karoten yang tinggi dalam ekstrak daun katuk. Pemberianoleh kandungan
ekstrak daun katuk juga meningkatkan rasa daging broiler. Hal ini disebabkan oleh antara lain
tingginya kalium dalam ekstrak daun katuk (0,58%). Kalium diketahui merupakan senyawa
aktif utama untuk rasa pada daging ayam. Selain itu, metilpiroglutamat – merupakan salah
satu senyawa utama dalam daun katuk – kemungkinan dikonversikan menjadi asam amino
dalam saluran pencernaan. Asam amino tertentu—terutama asam glutamat – merupakan
senyawa aktif rasa pada daging ayam. Kandidat juga menemukan bahwa ekstrat daun katuk
menurunkan kelainan kaki pada broiler. Hal ini disebabkan karena ekstrak daun katuk banyak
mengandung kalsium (0,28%) dan fosfor (0,28%0. Ekstrak daun katuk juga tinggi kadar

energinya yaitu 3700 kkal/kg dengan kadar protein 19,8%. Pemberian ekstrak tidak
menimbulkan toksisitas.
Santoso (2000, 2001a) menemukan bahwa pemberian ekstrak daun katuk sebanyak 18 g/kg

ransum meningkatkan efisiensi penggunaan ransum, cenderung meningkatkan berat badan,
dan meningkatkan tingkat keuntungan yang diperoleh peternak. Santoso (2001b) juga
menemukan bahwa pemberian ekstrak daun katuk sebesar 18 g/ransum menurunkan cooking
loss, cacat dada, cacat paha, deposisi lemak. Selain itu juga, ekstrak ini mampu meningkatkan
rasa dan menurunkan bau amis daging broiler. Fujimura et al. (1994) menunjukkan bahwa
yang menentukan rasa daging unggas adalah ion K+, asam glutamat dan IMP. Santoso
(2001c) juga menemukan bahwa pemberian ekstrak sebesar 18 g/kg ransum menekan jumlah
Salmonella sp dan Escherichia coli pada daging broiler. Selanjutnya dinyatakan bahwa
penggunaan ekstrak tidak menimbulkan tanda-tanda keracunan. Hasil penelitian Santoso et
al. (2002) menunjukkan bahwa cara pemberian ekstrak daun katuk yang terbaik adalah
melalui kombinasi ransum dan air minum, yaitu 4,5 g/kg ransum + 2,25 g/l air minum.
Penggunaan ekstrak daun katuk sebagai feed supplement pada ayam broiler telah
diperkenalkan kepada peternak di pusat peternakan ayam broiler di Propinsi Bengkulu.
Publikasi penggunaan daun katuk dan ekstraknya sebagai feed supplement pada broiler
adalah yang pertama baik di Indonesia maupun di level internasional.
Kandidat juga meneliti pengaruh ekstrak daun katuk pada ayam petelur (Hibah Bersaing

tahun 2002-2003). Hasil penelitian tahun 1 menunjukkan bahwa ekstrak daun katuk
menurunkan akumulasi lemak pada perut, kadar kolesterol dan trigliserida dalam serum,
kadar kolesterol telur (sebesar 40%), kadar nitrogen dalam feses, tetapi meningkatkan
produksi telur. Ekstrak daun katuk tidak berpengaruh secara nyata terhadap kualitas telur.
Ekstrak daun katuk mampu menurunkan jumlah Salmonella sp dalam feses dan kerabang
telur, jumlah E. coli dan Staphylococcus sp dalam feses. Oleh karena diduga senyawa
aktifnya adalah alkaloid, maka pada pebelitian tahun 2 diteliti pengaruh partisi alkaloid dari
ekstrak daun katuk (sedang berjalan).
A.2. Eucommia ulmoides, Oliver (Tu-chung)
Pemberian tepung daun Tu-chung sebanyak 5% ke dalam ransum yang mengandung
kolesterol rendah meningkatkan aktivitas enzim acetyl-CoA carboxylase tetapi menurunkan
aktivitas enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA reductase tanpa berpengaruh terhadap
aktivitas enzim fatty acid synthetase (Santoso et al., 2000b). Namun, penambahan tepung ini
kepada ransum yang mengandung kolesterol tinggi tidak berpengaruh terhadap aktivitas
ketiga enzim tersebut di atas. Penambahan tepung Tu-chung ke dalam ransum berkolesterol
rendah meningkatkan kadar trigliserida hati, sementara penambahan ke dalam ransum
berkadar kolesterol tinggi menurunkan kadar trigliserida dalam hati. Penambahan tepung ini
ke dalam ransum berkolesterol tinggi menurunkan konsentrasi kolesterol ester, kolesterol
bebas, fosfolipid dan trigliserida dalam serum. Penambahan tu-chung ke dalam ransum
berkolesterol rendah menurunkan konsentrasi kolesterol dalam serum.. Penurunan trigliserida

disebabkan sebagian oleh turunnya aktivitas acetyl-CoA carboxylase, sementara turunnya
konsentrasi kolesterol disebabkan oleh turunnya aktivitas enzim 3-hydroxy-3-methylglutarylCoA. Paper ini merupakan publikasi pertama di level internasional.
A.3. Keji beling
Kandidat menemukan bahwa ekstrak daun keji beling menurunkan deposisi lemak pada perut
dan karkas (Santoso, 2000a). Ekstrak diperoleh dengan cara merebus 50 g daun keji beling
dalam satu liter air, dan diperas. Hasil perasan kemudian ditambahkan air sampai volumenya
satu liter, dan diberikan kepada broiler sebagai air minum. Wijayakusuma (1996) menyatakan
bahwa daun keji beling mengandung flavonoid dan saponin. Telah diketahui bahwa flavonoid
dan saponin mempunyai kemampuan menekan deposisi lemak.
Selain itu, pemberian ekstrak ini dapat mencegah terjadinya fatty liver syndrome pada ayam
(Santoso, 2000a). Namun, pemberian ekstrak harus dibatasi karena dapat meningkatkan suhu

tubuh dan menurunkan efisiensi penggunaan ransum. Dikarenakan kandungan kaliumnya
tinggi, maka daun keji beling dapat digunakan untuk meningkatkan rasa daging ayam.
Ekstrak ini meningkatkan berat hati dan rempelo tetapi menurunkan berat limfa.
Belum ada publikasi tentang pemberian daun keji beling sebagai feed supplement pada ayam
broiler.
B. Mengembangkan Teknologi Pembatasan Pakan untuk Menurunkan Akumulasi
Lemak dan Memperbaiki Performans pada Broiler
Terdapat tekanan dari konsumen agar produsen menghasilkan daging rendah lemak, karena

mengkonsumsi daging tinggi lemak akan menimbulkan kelainan-kelainan pada manusia
(Jones and Farrell, 1992). Selain itu, karkas broiler mengandung lemak yang berlebihan pada
bagian perut dan viseral. Lemak-lemak ini harus dibuang dan diproses kembali menjadi
tepung limbah unggas yang mempunyai harga yang jauh lebih rendah jika dibandingkan
dengan karkas (Goodwin, 1979).
Pembatasan pakan di awal pertumbuhan telah terbukti memeperbaiki performans dan
menurunkan akumulasi lemak pada broiler (Plavnik dan Hurwitz, 1985, 1988, 1989; Santoso
et al., 1993a,b; Santoso et al., 1995a,b). Keberhasilan program ini bergantung pada strain
(Santoso, 2000f), level dan lama pembatasan (Santoso, 1992, 2000b; Santoso et al., 1995b),
tipe pakan yang diberikan selama periode refeeding (Santoso, 1995, 2001d,e,2002a,b;
Santoso et al., 1995b), dan umur dimulainya program pembatasan (Santoso, 2002c,d).
Program pembatasan dapat menurunkan hiperplasia sel lemak, sehingga membatasi
pertumbuhan lemak. Santoso et al. (1993b, 1995a,b) menemukan bahwa pembatasan pakan di
awal pertumbuhan menurunkan aktivitas enzim acetyl-CoA carboxylase activity di hati, suatu
enzim pembatas pada sintesis asam lemak, namun tidak menurunkan aktivitas enzim fatty
acid synthetase dalam hati. Hal ini mengakibatkan terbatasnya sintesis trigliserida dalam hati
dan menyebabkan turunnya konsentrasi trigliserida dalam darah. Akibat selanjutnya adalah
turunnya akumulasi lemak pada karkas dan bagian lainnya.
Pada kondisi pemeliharaan di farm, broiler dipelihara pada kondisi dicampur antara jantan
dan betina. Broiler yang dipelihara dengan jenis kelamin yang terpisah mempunyai respon

yang berbeda jika dibandingkan dengan yang dipelihara secara campur. Ini diperkuat oleh
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa broiler betina dan jantan merespon berbeda
terhadap pembatasan pakan (e.g. Plavnik and Hurwitz, 1988; Santoso et al., 1993a,b).
Sayangnya, kebanyakan penemuan yang dipublikasi menggunakan jenis kelamin terpisah,
sehingga program pembatasan pakan ini belum bisa diterapkan di lapangan (farm).
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kandidat mengembangkan program pembatasan pakan
di awal pertumbuhan untuk memecahkan masalah tersebut di atas. Kandidat menemukan
bahwa program ini dapat digunakan sebagai alat untuk memperbaiki produktivitas broiler dan
untuk menurunkan akumulasi lemak pada broiler yang dipeliharan secara campur. (Santoso,
2001d). Jika broiler disembelih pada umur 42 hari, broiler harus diberi pakan sebanyak 75%
ad libitum selama 6 hari untuk Arbor Acres (Santoso, 2002e). Mereka dapat diberi pakan
sebanyak 25% ad libitum selama 6 hari untuk strain Ross I (Santoso, 2000f). Jika broiler
disembelih pada umur 56 hari, broiler dapat diberi pakan sebanyak 25% ad libitum selama 6
hari yang dimulai umur 7 hari. Selanjutnya dinyatakan bahwa level dan lama pembatasan
mempengaruhi terjadinya “catch-up growth” (suatu pertumbuhan cepat di atas normal) dan
konsumsi ransum, tetapi tidak berpengaruh terhadap akumulasi lemak dan konversi ransum.
Santoso (2002a,b) menemukan bahwa meal feeding merupakan metode yang terbaik dan
termudah jika program ini diterapkan pada broiler campur. Kandidat juga menemukan bahwa
pemberian kultur Bacillus subtilis setelah program pembatasan dapat memecahkan masalah
rendahnya berat badan pada umur 42 hari dan dapat menurunkan akumulasi lemak (Santoso,

2002d). Program pembatasan ini telah diperkenalkan di pusat peternakan broiler di Propinsi

Bengkulu dan menghasilkan berat badan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih tinggi
(Santoso et al., 1998). Kandidat juga menemukan bahwa pemberian ransum tinggi protein
plus lemak selama refeeding mampu memecahkan masalah rendahnya berat badan pada umur
28 hari (Santoso, 2001e). Pemberian Bacillus subtilis sebanyak 1% selama refeeding
menurunkan akumulasi lemak dengan berat badan yang lebih baik (Santoso, 2002d).
Kandidat juga menemukan bahwa pemberian ransum berlemak tinggi selama refeeding
mempengaruhi performans broiler dan akumulasi lemak (Santoso, 2002e).
C. Mengembangkan Sakura Block sebagai Feed Supplement pada Ternak Ruminansia.
Kandidat telah mengembangkan Sakura Block, suatu feed supplement untuk ruminansia.
Sakura Block merupakan modifikasi Urea Molasses Multinutrient Block yang diproduksi
oleh Batan. Sakura Block disusun oleh bahan-bahan lokal yang banyak tersedia seperti sagu,
dedak, gula kelapa, kapur, premiks, ragi tape, ragi tempe, semen, urea, TSP, garam dapur.
Gula kelapa atau gula aren merupakan pengganti molase. Selain itu, penerapan UMMB
produksi Batan terbukti meningkatkan lemak bawah kulit. Oleh sebab itu, Sakura Block
diformulasi untuk menekan deposisi lemak tersebut. Hasilnya, Sakura Block dapat
menurunkan lemak bawah kulit (kadar lemak hanya 0,01%) dengan pertambahan berat badan
0,6 kg/hari pada sapi Bali. Sakura Block telah diperkenalkan dan diterapkan pada peternak
binaan PT Agricinal, Bengkulu, dan telah diperkenalkan di pusat produksi sapi Bali di

Bengkulu. Pemberian Sakura Block pada kambing kacang juga meningkatkan berat badan
sebanyak 275% jika dibandingkan dengan yang tidak diberi Sakura Block (Santoso et al.,
1999a). Kandidat bersama dengan koleganya telah mengembangkan Sakura Block untuk sapi
Bali laktasi dan untuk sapi perah yang diberi nama dengan “Tabut”.
D. Membuktikan efektivitas produk fermentasi dari ekstrak makerel
D.1. Pada unggas
Tanaka et al. (1992, kandidat penulis ketiga) menemukan bahwa pemberian produk
fermentasi dari ekstrak chub mackerel sebanyak 2% menurunkan lemak abdomen, trigliserida
dan kolesterol daging paha tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar lemak hati dan serum.
Selain itu, aktivitas enzim acetyl-CoA carboxylase dan fatty acid synthetase dalam hati tidak
menurun. Namun, aktivitas Malic enzyme, citrate cleavage enzyme dan HMG-CoA reductase
dalam hati menurun. Pemberian produk fermentasi ini juga menurunkan kadar lemak karkas.
Penurunan aktivitas HMG-CoA reductase, yang merupakan enzim pembatas pada sintesis
kolesterol, menurunkan kadar kolesterol bebas dalam serum, daging dan hati. Produk
fermentasi ini diperoleh dengan cara memfermentasi ekstrak chub mackerel extracts dengan
enzim proteolitik. Senyawa utama produk ini adalah peptide dengan 20-50 asam amino.
D.2. Pada Tikus
Kandidat menemukan bahawa produk fermentasi tersebut memperbaiki performans, dan
mampu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida (Santoso et al., 2000a,d, 2001d).
Kandidat menemukan bahwa produk ini menurunkan fatty acid synthesis dan

cholesterogenesis pada tikus. Kejadian ini diikuti oleh turunnya kadar trigliserida, kolesterol,
fosfolipid dan LDL-kolesterol dan naiknya kadar HDL-kolesterol. Peningkatan HDLkolesterol yang diikuti dengan penurunan LDL-kolesterol menunjukkan pengaruh positif
produk ini untuk mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah (atherosclerosis). Produk
ini tidak berpengaruh terhadap kadar asam empedu kotoran.
Produk ini juga dapat menurunkan sintesis asam lemak pada tikus yang terkena kencing
manis yang ditunjukkan turunnya aktivitas enzim acetyl-CoA carboxylase (Santoso et al.,
2001b). Selanjutnya, produk ini -hydroxylase (suatu enzimmeningkatkan aktivitas enzim
cholesterol 7 pembatas pada sintesis asam empedu) dan tidak berpengaruh terhadap aktivitas
HMG-CoA reductase. Jadi, produk ini meningkatkan pengeluaran kolesterol dari darah

dengan tidak berpengaruh terhadap cholesterogenesis dalam hati. Produk ini tidak
berpengaruh terhadap kadar trigliserida, kolesterol bebas dan fosfolipid dalam hati.
Pemberian sebanyak 1% menurunkan trigliserida dalam serum. Produk ini meningkatkan
HDL-kolesterol dan tidak menurunkan LDL+VLDL-kolesterol, dan menurunkan indeks
aterogenik pada tikus yang menderita diabetes. Disimpulkan bahwa produk fermentasi
ekstrak chub mackerel dapat menurunkan obesitas yang disebabkan oleh penyakit diabetes
mellitus, dan menurunkan resiko penyakit penyempitan pembuluh darah (atheroclerosis).
Senyawa aktif dalam produk ini yang berperan adalah peptida.
E. Menggunakan Mikrobia Efektif untuk Menurunkan Akumulasi Lemak pada
Broiler.

E.1. Bacillus subtilis
Belum ada publikasi tentang pengaruh kultur Bacillus subtilis terhadap akumulasi lemak.
Kandidat menemukan bahwa Bacillus subtilis menurunkan akumulasi lemak pada broiler
(Santoso et al., 1995c, 2001c). Kandidat menemukan bahwa kultur ini menurunkan
akumulasi lemak dengan cara menurunkan sintesis asam lemak di hati yang ditunjukkan oleh
rendahnya aktivitas enzim acetyl-CoA carboxylase activity.Aktivitas enzim fatty acid
synthetase tidak menurun. Kadar trigliserida dalam hati menurun oleh pemberian 20 g
kultur/kg ransum, sementara kadar trigliserida serum dan karkas menurun pada broiler yang
diberi 10 atau 20 g/kg ransum (Santoso et al., 1995c). Kadar kolesterol karkas dan hati juga
menurun. Turunnya kadar kolesterol dapat dijelaskan dengan turunnya aktivitas enzim HMGCoA reductase (Youn et al., 1993a,b). Santoso et al. (2001c) menemukan bahwa kultur ini
menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol dalam hati. Penurunan trigliserida ini
disebabkan antara lain oleh turunnya aktivitas enzim acetyl-CoA carboxylase.
Sebagai tambahan, kultur ini juga memperbaiki berat badan dan efisiensi penggunaan ransum
(Santoso et al., 1995c, 2001c) dan menurunkan produksi gas amonia dalam kotoran (Santoso
et al., 1999, 2001c). Mekanisme yang mungkin turunnya gas ammonia juga diteliti (Santoso
et al., 1999, 2001c).
E.2. EM4
Santoso dan Kurniati (2000) menemukan bahwa kotoran yang difermentasi oleh EM4
mengandung serat kasar dan protein rendah, tetapi tinggi kadar lemak, energi dan mineralnya.
Pemberian produk ini sebesar 10% memperbaiki performans, mutu karkas, menurunkan

angka kematian jika dibandingkan dengan kotoran tanpa fermentasi (Santoso et al.,
unpublished results). Daun ubi kayu yang difermentasi dengan EM4 juga menghasilkan
perubahan yang sama (Santoso et al., unpublished results).
F. Membuktikan Efektivitas Metionin-Sistin untuk Menurunkan Akumulasi Lemak yang
Disebabkan oleh Pemberian Ransum Rendah Protein.
Kandidat (penulis kedua) juga meneliti pengaruh suplementasi metionin + sistin ke ransum
rendah protein (Bunchasak et al., 1997). Kami menemukan bahwa suplementasi metionin +
sistin mencegah peningkatan deposisi lemak oleh ransum berprotein rendah. Penurunan ini
disebabkan antara lain oleh rendahnya aktivitas enzim acetyl-CoA carboxylase dalam hati.
REFERENCES
Goodwin, H. M. Jr. 1979. Genetics, nutrition, sex involved in excessive abdominal fat
problem. Cobl. Res. Worlds. Vol. 2 no. 2.

Jones, G. P. D. and D. J. Farrell. 1992. Early life food restriction of broiler chickens. II.
Effects of food restriction on the development of fat tissue. Bri. Poultry Sci. 33: 589601.
Kato, N., N. Tora, T. Doudou and T. Imamura. 1983. Effects of dietary quercetin on serum
lipids. Agric. Biol. Chem. 47: 2119-2120.
Plavnik, I. and S. Hurwitz. 1985. The performance of broiler chicks during and following a
severe feed restriction at an early age. Poultry Sci. 68: 1118-1125.
Plavnik, I. and S. Hurwitz. (1988) Early feed restriction in chicks: effect of age, duration, and
sex. Poultry Sci. 67: 1407-1413.
Plavnik, I. and S. Hurwitz. 1989. Effect of dietary protein, energy and feed pelleting on the
respone of chicks to early feed restriction. Poultry Sci. 68: 1118-1125.
Santoso, U. 1992. Effects of Early Feed Restriction in Broilers on Weight Gain, Feed
Conversion, Abdominal Fat and Carcass Composition. Thesis (S2), Gifu University,
Gifu, Japan.
Santoso, U. 1995. Studies on Effects of Early Feed Restriction on Growth and Body
Composition of Broiler Chickens. Dissertation (S3), Gifu University, Gifu, Japan.
Santoso, U. 1999. Pengaruh tipe kandang dan pembatasan pakan di awal pertumbuhan
terhadap performans dan akumulasi lemak pada broiler unsexed. Laporan Penelitian,
Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Santoso, U. 2000a. Effect of Keji Beling Extract on Growth and Fat Deposition in Broiler
Chickens. Jurnal Peternakan dan Lingkungan 6: 10-14.
Santoso, U. 2000b. Reduction of triglyceride content by early feed restriction in broiler
chicks. Bulletin of Animal Science 24: 57-63.
Santoso, U. 2000c. Effect of sex on growth, body composition and fat deposition in broiler
strain Chunky. Jurnal Peternakan dan Lingkungan 6: 51-56.

Santoso, U. 2000d. Effect of fermented chub mackerel extract on cholesterol metabolism of
rats. Seri Akta Agrosia 4: 279-282.
Santoso, U. 2000e. Pengaruh strain terhadap aktivitas enzim lipogenik, kadar fraksi lipid dan
komposisi kimia karkas pada broiler. Seri Akta Agrosia 4: 282-284.
Santoso, U. 2001. Effect of Sauropus androgynus extract on the carcass quality of broiler
chicks. Buletin Ilmu Peternakan dan Perikanan, 7: 22 28.
Santoso, U. 2001. Effect of Sauropus androgynus extract on the performance of broiler.
Buletin Ilmu Peetrnakan dan Perikanan, 7: 15 21.
Santoso, U. 2001. Effect of Sauropus androgyrius extract on organ weight, toxicity and
number of Salmonella sp and Escherichia coli of broiler meat. Buletin Ilmu
Peternakan dan Perikanan, 7 (2): 162 169.
Santoso, U. 2001d. Effects of early feed restriction on growth, fat deposition and meat
composition in unsexed broiler chickens. Asian-Australasian Journal of Animal
Science
Santoso, U. 2001e. Pengaruh pemberian pakan berprotein tinggi plus berlemak tinggi selama
refeeding terhadap pertumbuhan dan akumulasi lemak pada broiler umur duapuluh
delapan hari. Jurnal Peternakan dan Lingkungan, 7 (3): 1-5.
Santoso, U. 2001f. Pengaruh strain dan pembatasan pakan terhadap performans dan
akumulasi lemak pada broiler mixed-sex. Prosiding Seminar Perguruan Tinggi
BKS-Barat. Bandarlampung, Indonesia.
Santoso, U. 2001g. Studi perbandingan karakteristik performans dan metabolisme lemak
pada ayam bertumbuh yang dipelihara pada musim panas dan musim semi.
Prosiding Seminar Perguruan Tinggi BKS-Barat. Bandarlampung, Indonesia.

Santoso, U. 2001h. Pengaruh pemberian pakan berprotein tinggi selama refeeding terhadap
akumulasi lemak pada broiler. Seminar Nasional, Peternakan UGM, Yogyakarta.
Santoso, U. 2014i. Katuk, Tumbuhan Multi Khasiat. BPFP, Unib, Bengkulu.
Santoso, U. 2002a. Effects of early feed restriction on the occurrence of compensatory
growth, feed conversion efficiency and mortality in unsexed broiler chickens reared
in cages. Asian-Aust. J. Anim. Sci. (in press).
Santoso, U. 2002b. Effects of early feed restriction on breast and leg meat composition, and
serum lipid concentration in unsexed broiler chickens reared in cages. Asian-Aust. J.
Anim. Sci. (in press)
Santoso, U. 2002c. Effects of early feed restriction on internal organ and carcass weights of
unsex broilers. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis 27: 61-66.
Santoso, U. 2002d. Effects of Dried Bacillus subtilis Culture during Refeeding on the
Performance and Chemical Carcass Composition of Broiler Chicken. Media
Veteriner (in press).
Santoso, U. 2002e. Effects of early feed restriction and high-fat realimentation diet on growth
and fat deposition in broiler chicks. Media Veteriner (in press).
Santoso, U. and D. Kurniati. 2000. Chemical compositional change of layer feces fermented
by Lactobacillus. International Congress and Symposium on Southeast Asian
Agricultural Science. Bogor, Indonesia.
Santoso, U. J. Setianto and H. Prakoso. 1998. Aplikasi Teknologi Diet Dilution pada
Peternakan Broiler Rakyat. LPPM-Universitas Bengkulu, Bengkulu, Indonesia.

Santoso, U., Suharyanto and E. Handayani. 2001a. Effects of Sauropus androgynus (Katuk)
leaf extract on growth, fat deposition and fecal microorganisms in broiler chickens
(JITV, in press).
Santoso, U., K. Tanaka, and S. Ohtani. 1993a. Effects of early skip day feeding on growth
performance and body composition in broilers. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 6: 451461.
Santoso, U., K. Tanaka, S. Ohtani, and B. S. Youn. 1993b. Effects of early feed restriction on
growth performance and body composition in broilers. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 6:
401-410.
Santoso, U., K. Tanaka, and S. Ohtani. 1995a. Early skip-a-day feeding of female broiler
chicks fed high-protein realimentation diets. Performance and body composition.
Poultry Sci. 74: 494-501.
Santoso, U., K. Tanaka and S. Ohtani. 1995b. Does feed-restriction refeeding program
improve growth characteristics and body composition in broiler chicks? Anim. Sci.
Technol. 66: 7-15.
Santoso, U., K. Tanaka and S. Ohtani. 1995c. Effect of dried Bacillus subtilis culture on
growth and lipogenic enzyme activity in female broiler chicks. Br. J. Nutr. 74:523529.
Santoso, U., M. Ishikawa and K. Tanaka. 2001b. Effect of Fermented Chub Mackerel Extract
on Lipid Metabolism of Diabetic Rats (Research Report).
Santoso, U., M. Ishikawa and K. Tanaka. 2000a. Effects of fermented chub mackerel extract
on lipid metabolism of rats fed a high-cholesterol diet. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 13:
516-520.

Santoso, U., I. Badarina and Warnoto. 1999a. Effect of modified UMMB on growth of native
goat. Research Report, UNIB-Batan, Bengkulu-Jakarta.
Santoso, U., S. Ohtani, K. Tanaka and M. Sakaida. 1999b. Dried Bacillus subtilis reduced
ammonia gas release in poultry house. Asian-Aus. J. Anim. Sci. 12: 806-809.
Santoso, U., J. Setianto and H. Prakoso. 1999c. Aplikasi Teknologi Kikriki dan Mesin Tetas
Termodifikasi

untuk Meningkatkan Efisiensi Penetasan. LPPM-Universitas

Bengkulu, Bengkulu, Indonesia.
Santoso, U., S. Ohtani and K. Tanaka. 2000b. Tu-chung leaf meal supplementation reduced
an increase in lipid deposition of chickens stimulated by dietary cholesterol. AsianAust. J. Anim. Sci. 13: 1758-1763.
Santoso, U. and Sartini. 2001. Reduction of fat deposition in broiler chickens by Sauropus
androgynus (Katuk) leaf meal supplementation. Asian-Aust. J. Anim. Sci.
Santoso, U and K. Tanaka. 2001. Effect of age on hepatic lipogenic enzyme activities and fat
deposition in broiler chicks. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 6: 89-93.
Santoso, U., K. Tanaka, S. Ohtani and M. Sakaida. 2001c. Effect of fermented product from
Bacillus subtilis on feed conversion efficiency, lipid deposition and ammonia
production in broiler chicks. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 14: 333-337.
Santoso, U, M. Ishikawa and K. Tanaka. 2001d. Effect of fermented chub mackerel extract on
lipid metabolism of rats fed diets without cholesterol. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 14:
535-539.
Santoso, U. and Warnoto. 2000. Teknologi Sakura Block untuk Meningkatkan Efisiensi
Produksi Sapi Potong. LPPM-Universitas Bengkulu, Bengkulu, Indonesia.

Tanaka, K., B. S. Youn, U. Santoso, S. Ohtani and M. Sakaida. 1992. Effects of
fermented products from chub mackerel extracts on growth and carcass
composition, hepatic lipogenesis and on contents of various lipid fractions in the
liver and the thigh muscle of broiler. Anim. Sci. Technol. 63: 32-37.
Wijayakusuma, H. M, S. Dalimartha and A. S. Wirian. 1996. Tanaman Berkhasiat Obat di
Indonesia. Pustaka Kartini. Jakarta.