Hasil wawancara dengan dinas perindustri

Program Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sangihe
Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam beberapa tahun terakhir ini sudah
mencanangkan program -program yang berkaitan dengan bidangnya. Namun
program -program yang dicanagkan cenderung mengikuti petunjuk teknis dari
Kementerian Perindustran dan Perdagangan secara nasional. Disampaikan juga oleh
salah seorang pejabat yang menaungi bidak industry bahwa Dinas kabupaten
sendiri sangat bergantung penuh dari sisi pendanaan ataupun anggaran ke Dinas
Provinsi.

Salah

satu

yang

menjadi

prioritas

dari


dinas

Perindustrian

Dan

Perdagangan dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat adalah pengrajin
pandai besi yang diolah menjadi jenis parang, pedang dan pisau. menurutnya
bahwa pemerintah sejak tahun 2016 sudah mengkucurkan anggaran kurang lebih
2,8 miliar untuk dijadikan sentra pembuatan kerajinan pandai besih menjadi pedang
dan sejenisnya. Dan salah satu wilayah yang dijadikan sentra adalah kampung
lenganeng, kecamatan tabukan utara. Sebelumnya desa ini masi merupakan satu
desa namun beberapa tahun yang lalu sudah dimekarkan menjadi 2 desa, masingmasing desa Lenganeng 1 dan 2. Anggaran yang dikucurkan oleh Dinas ini berasal
dari pemerintah pusat melalui upaya lobi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian
Dan Perdagangan Sangihe. Bahkan optimisme dari Dinas kabupaten tersebut
sesungguhnya dalam pengusulan anggaran ke pemerintah pusat sekitar sepuluh
miliar namun yang terkabulkan dan terealisasikan hanya 2,8 miliar. saat ini pihak
Dinas sendiri sementara mempersiapkan pengusulan anggaran tentang olah sagu.
Sagu yang menurutnya merupakan ciri khas konsumsi masyarakat Sangihe
setidaknya tidak hanya diolah menjadi satu jenis makanan namun harus diolah

menjadi beberapa jenis pruduk. pernah dilakukan pengolahan ikan

dan kelapa

melalui program Dinas tersebut, namun setelah dievaluasi tingkat pemasaran
bahkan pemesanan cukup lumayan tinggi, namun sangat terkendalai dengan
infrastruktur seperti transportasi pengangkutan barang produksi yang masi
terhitung tinggi dari sisi tariff ataupun biaya. Setidaknya persoalan transportasi laut
jika ada pemesanan dari luar daerah seperti dari kota manado menjadi kendala.
Kelompok pengolah yang disebutkan diatas merasa kesulitan dalam pembiayaan
transportasi laut untuk mengirimkan produksi yang dihasilkan. Disebutkan juga
beberapa jenis kue kering yang dilakukan oleh ibu-ibu dengan berbahan dasarnya
dari buah kenari menjadi halua kenari seakan merupakan oleh-oleh kegemaran

masyarakat dan pengunjung dari luar daerah. Bahkan para turis mancanegara juga
sering membeli jenis kue ini untuk dibawa pulang kenegaranya. Biasanya pesanan
juga datang dari Jakarta sedikitnya lima ribu pak perbulannya. Namun sekali lagi
distribusi yang dilakukan oleh kelompok ini dikendalai oleh biaya pengiriman.
Contohnya jika pengiriman melalui kapal terbang perkilonya mencapai Rp. 24.000
dan jika dikirim melalui jasa Pos harga pengiriman naik menjadi Rp. 30.000. Hal ini

menjadi penyebab menurunya tingkat produksi dan distribusi pengrajin kue halua
kenari. Namun ada juga beberapa kelompok yang memasarkan produk ini kepasarpasar lokal dan keibukota Tahuna. Kue jenis ini juga banyak ditemukan disekitaran
pelabuhan tahuna yang menjadi pusat berkumpulnya penumpang kemanado.
Sehingga tak jarang para penumpang membeli produk ini untuk dijadikan oleh-oleh
bagi keluarga masing –masing. Setelah dimintai keterangan tentang kelompok olah
produksi yang terbaik menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan diakui bahwa
program yang dinilai terbaik adalah pandai besi yang diolah menjadi pedang dan
pisau. Menurut keterangan dari Dinas ini bahwa dalam skala investasi daerah para
pengarajin ini menarik omset pendapatan hingga sekurang-kurangnya Rp.51 Juta
setiap hari masuk ke kas Daerah. Pesanan datang dari berbagai daerah luar sangihe
bahkan diluar Sulawesi utara diantaranya ternate, dan Kalimantan. Pihak dinas
Perindustrian sering melaksanakan pelatihan bagi para pelaku ekonomi kreatif.
pelatihan yang dilakukan oleh dinas menghadirkan narasumber dari Dinas-dinas
terkait dengan bidang program. contohnya jika diadakan tentang pelatihan
pengelolaan ikan maka yang diundang sebagai narasumber adalah mereka yang
dianggap berkompeten dari dinas kelautan dan periakanan kabupaten. Jika
berkenaan dengan pelatihan wirausaha bidang pertanian maka yang diundangpun
pihak Dinas Pertanian Kabupaten. Kegiatan seperti ini diungkapkan oleh dinas
perindustrian sendiri diadakan sejak tahun 2012. Kegiatan ini berlangsung setiap
tahun bahkan dalam setahun bisa beberapa kali dilakukan. Pelatihan tentang

pengembangan Produksi olahan dilakukan di Ibu Kota Tahuna dengan mengundang
50 orang dari setuiap perwakilan kelompok usaha beberapa Kecamatan. Berkaitan
dengan penilaian capaian kemandirian dan keberhasilan pelaku ekonomi kelompok
disampaikan bahwa masi terbilang sulit. Hal ini dikarenakan para pengrajin yang
terdapat dalam kelompok diatas melakukan kegiatan ekonomi hanya sebatas
memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari namun tidak sedikit hasil yang diperoleh
dapat digunakan untuk keperluan pembangunan rumah dan pembelian kendaraan

transportasi yang rata-rata roda dua. Dan yang paling menonjol adalah 91 pengrajin
pandai besi yang ada dilenganeng seperti yang dijelaskan diatas. Rata-rata mereka
juga memiliki hasil untuk digunakan sebagai biaya pendidikan anak-anak apalagi
yang sudah berada di Perguruan Tinggi.

Pelatihan yang dilakukan melibatkan

peserta yang berasal dari kelompok pelaku kegiatan wira usaha dari beberapa
kecamatan yang produksinya dianggap strategis untuk diolah dan dikembangkan.
tentunya peserta berasal dari semua kalangan pemeluk agama bahkan kalangan
kelompok laki-laki dan perempuan. Biasanya lembaga yang dilbatkan dari kalangan
permepuan adalah ibu-ibu PKK. Narasumber yang dilibatkan juga diundang dari

Badan Riset Kota Manado dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi. Ada
dua narasumber yang berasal dari dinas Perindustrian dan Perdagangan Sangihe
yang sering menjadi instruktur ataupun narasumber dalam beberapa pelatihan
masing- masing berlatar belakang sarjana teknik industri dengan kapasitas selaku
kepala seksi usaha dan industry dan yang satunya lagi sarjana pertanian dengan
kapasitas selaku kepala seksi promosi. Pada tahun 2015 para pengrajin kursi bambu
yang tapatnya berada didesa bowongkulu juga pernah berikan bantuan dana
sebesar sertus juta rupiah dan langsung ditransfer kerekening kelompok sehingga
dengan dana yang ada telah dibangun sebuah bangunan permanen sebagai pusat
pembuatan kursi bambu yang bahan dasarnya terbuat dari bulu cina menurut istilah
masyarakat Sangihe yakni sebuah bambu yang bermotif secara alami seperti batik.
Tujuan kegiatan yang dilakukan berdasarkan program-program diatas adalah:
1. Meningkatkan akses pemasaran local dan luar Daerah
2. Mengembangkan minat pengolah produksi
3. Menunjang kebutuhan kegaiatan Usaha Produksi.
Berikut

gambar

diantara


pejabat

teknis

program

dinas

perindustrian

dan

perdagangan ibu Roos Bawoolye selaku Kepala Seksi PRomosi dan Ibu dan ibu Ferra
Massora selaku Kepala Seksi Produksi dan Bimbingan Sarana pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Sangihe