LAPORAN HASIL WAWANCARA DENGAN PEDAGANG

LAPORAN HASIL WAWANCARA DENGAN PEDAGANG JAMU

FARMAKOGNOSI

DISUSUN OLEH :
AFRIDA DWIE R.A.

(125070507111006)

BAIQ ARNIL ULUM

(125070506111002)

DIAN INDRAWATI S.

(125070507111004)

LINA ZAHROTUS S.

(125070500111013)


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya makalah laporan penugasan mata kuliah farmakognosi wawancara dengan
pedagang jamu ini dapat terselesaikan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah biasa menjumpai pedagang jamu mulai dari
yang berjualan di pinggir jalan sampai yang membuka toko obat herbal di beberapa tempat.
Sebenarnya tanpa kita sadari contoh tersebut merupakan penerapan dari farmakognosi,
dimana masyarakat memanfaatkan bahan alami seperti tumbuh-tumbuhan untuk digunakan
sebagai obat pengganti obat-obatan berbahan sintetis. Kesadaran masyarakat tentang manfaat
jamu untuk kesehatan sudah lama diterapkan bahkan jauh sebelum beredarnya obat-obatan
sintetis merebak. Para nenek moyang terdahulu sudah biasa mengonsumsi jamu untuk
menunjang kesehatan mereka. Hal tersebut tidak lepas dari kekayaan alam Indonesia dimana
tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat dapat dengan mudah dijumpai bahkan bukan tidak
mungkin untuk membudidayakannya di halaman rumah sendiri. Jamu merupakan warisan

yang patut untuk dilestarikan keberadaannya, oleh karena itu di dalam laporan ini kami akan
merangkum beberapa khasiat tanaman obat yang biasa diolah menjadi jamu yang umum
dijual di masyarakat.
Akhir kata, penulis berharap laporan hasil wawancara ini dapat membawa manfaat
tidak hanya bagi penulis sendiri, tapi juga bagi yang membacanya. Semoga kesadaran
masyarakat untuk meminum jamu dapat timbul karena obat yang berbahan alami
bagaimanapun juga memiliki efek samping yang lebih sedikit dibanding obat sintetis.

Malang, 1 Oktober 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Jamu adalah obat tradisional Indonesia yang dipakai sejak dahulu dan sudah terbukti
khasiatnya. Penggunaan jamu di Indonesia didukung oleh potensi alam negeri ini yang
kaya akan keranekaragaman tanaman obat. Dinyatakan dalam laporan Menkes bahwa
Indonesia memiliki lebih kurang 7.000 spesies tanaman obat, 1.000 diantaranya telah

digunakan untuk pengobatan dan mengatasi masalah kesehatan. Jamu telah dikenal luas
dan akrab dengan masyarakat sebagai buktinya data Riskesdas 2010 menyatakan bahwa
Dari populasi di 33 provinsi, dengan sekitar 70.000 rumah tangga dan 315.000 individu,
secara nasional 59,29 persen penduduk Indonesia pernah minum jamu dan sebanyak
93,76 persen masyarakat yang pernah minum jamu menyatakan bahwa minum jamu
memberikan manfaat bagi tubuh.
Jika dilihat dari segi ekonomi, bisnis jamu merupakan bisnis yang berkembang luas di
Indonesia. Saat ini di Indonesia rantai kegiatan dan distribusi perdagangan produk
tanaman obat menyedot tenaga kerja lebih dari 3 juta orang. Angka ini belum termasuk
sebagian pelaku informal seperti pengobat tradisional, bakul jamu gendong, petani dan
pengumpul tanaman obat. Adapun nilai perdagangan jamu di Indonesia mencapai lebih
dari Rp 5 trilyun per tahun.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes)
Kementerian Kesehatan, Prof. dr. Agus Purwadianto, SH, M.Si, Sp.FF (K); selain bernilai
strategis di bidang ekonomi, tanaman obat juga berperan dalam meningkatkan ketahanan
bangsa dalam upaya swasembada bahan baku obat. Oleh karena itu, pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan bertekad untuk menjadikan jamu sebagai tuan rumah obat
tradisional di negeri sendiri. Hal ini beliau ucapkan dalam seminar Saintifikasi Jamu pada
bulan Maret 2010.
Masih menurut Prof. Agus, tantangan yang dihadapi dalam pengembangan jamu

antara lain belum terintegrasinya obat tradisional/jamu dengan pelayanan kesehatan
formal karena belum adanya pengakuan dari profesi tenaga kesehatan seperti dokter dan
dokter gigi; bahwa jamu aman, berkhasiat, dan terjamin mutunya. Untuk memperoleh

pengakuan tersebut harus didasarkan pada bukti-bukti empirik yang akan didapatkan
melalui proses saintifikasi jamu.
Selain itu lemahnya koordinasi dan kerjasama lintas sektor terkait, belum adanya
standarisasi penyediaan bahan baku (penanaman, pemanenan, pengolahan paska panen),
belum dilaksanakannya standar untuk menjamin mutu, manfaat, dan keamanan, lemahnya
data tentang akses obat tradisional yang bermutu, aman, dan efikasi, serta kurangnya
informasi terkait penggunaan rasional obat tradisional adalah tantangan yang dihadapi
jamu untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan mewawancarai pedagang jamu ini antara lain untuk :
1. Mengetahui apa itu jamu secara luas.
2. Mengetahui jamu yang biasanya dijual oleh para pedagang jamu keliling.
3. Mengetahui manfaat atau khasiat jamu yang diperjualkan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Jamu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jamu diartikan sebagai obat yang dibuat dari
akar-akaran, daun-daunan, dan sebagainya bahan obat-obatan tradisional. Sedangkan obat
tradisional menurut KEMENKES No.0584/MENKES/SK/VI/1995 adalah merupakan bahan
atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun, dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Di Indonesia jamu telah dikenal sejak zaman dahulu, dapat dibuktikan dengan
catatan resep-resep yang ditemukan dalam literatur-literatur kuno yang ditulis dalam bahasa
sansekerta seperti serat centhini, dalam relief seperti yang terdapat di candi Borobudur, dan
dalam ungkapan-ungkapan bahasa seperti usada yang berarti kesehatan dalam bahasa Bali,
bahkan jamu dapat kita temukan dalam literatur asing, terutama Belanda yang ditulis pada
masa penjajahan.
2. Sejarah Jamu
Jamu sudah dikenal sudah berabad-abad di Indonesia yang mana pertama kali jamu
dikenal dalam lingkungan Istana atau keraton yaitu Kesultanan di Djogjakarta dan Kasunanan
di Surakarta. Jaman dahulu resep jamu hanya dikenal dikalangan keraton dan tidak
diperbolehkan keluar dari keraton. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman, orang-orang
lingkungan keraton sendiri yang sudah modern, mereka mulai mengajarkan meracik jamu

kepada masyarakat diluar keraton sehingga jamu berkembang sampai saat ini tidak saja hanya
di Indonesia tetapi sampai ke luar negeri.
Bagi masyarakat Indonesia, Jamu adalah resep turun temurun dari leluhurnya agar
dapat dipertahankan dan dikembangkan. Bahan-bahan jamu sendiri diambil dari tumbuhtumbuhan yang ada di Indonesia baik itu dari akar, daun, buah, bunga, maupun kulit kayu.
Hal ini didukung dengan potensi alam Indonesia yang dikenal sebagai negara nomor 2
dengan kekayaan tanaman obat tradisional setelah Brazilia.

Sejak dahulu kala, Indonesia telah dikenal akan kekayaannya, tanah yang subur
dengan hamparan bermacam-macam tumbuhan yang luas.

Tanah yang subur dengan

kekayaan tanaman sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia karena mereka
bergantung dari alam dalam usahanya untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan.
Pengolahan tanah, pemungutan hasil panen, proses alam tidak hanya menghasilkan makanan,
tetapi juga berbagai produk yang berguna untuk perawatan kesehatan dan kecantikan.
Leluhur kita menggunakan resep yang terbuat dari daun, akar dan umbi-umbian
untuk mendapatkan kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit, serta persiapanpersiapan lain yang menyediakan perawatan kecantikan muka dan tubuh yang lengkap.
Campuran tanaman obat tradisional ini di kenal sebagai jamu.
3. Bentuk Jamu

Ada beberapa bentuk formula jamu yang siap pakai. Bentuk bubuk/powder
merupakan bentuk yang paling umum. Namun adanya perkembangan teknologi membuat
bentuk Jamu tidak terkesan tradisonal lagi. Banyak produsen jamu yang sudah
memproduksinya dalam bentuk, pil, kapsul, kaplet, maupun cair.
 Perbedaan Jamu dengan Obat Modern
Perbedaan yang paling mencolok antara jamu dengan obat modern terletak dari bahan
pembuatnya. Jamu menggunakan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang langsung
diambil dari alam. Sedangkan Obat moderen dihasilkan dari senyawa bahan-bahan kimia
sintetis. Oleh karena itu, tingkat efek samping jamu relatif sangat minim dibanding dengan
obat modern. Jamu merupakan obat alami yang bebas efek samping.
 Jamu di Negara Lain
Pada dasarnya, setiap negara atau wilayah mempunyai tradisi yang serupa dengan tradisi
Jamu di Indonesia. Ramuan kesehatan tradisonal dari Negara India, Cina, atau Arab. Telah
terkenal sejak dulu. Tradisi ini juga sudah berlangsung sejak lama. Namun ‘Jamu’
Indonesia mempunyai keistimewaan tersendiri. Ramuan ‘Jamu’ Indonesia sangat variatif
dan bahan bakunya berkualitas sangat baik. Indonesia merupakan tempat yang sangat
subur untuk hidupnya berbagai macam jenis dan varietas tanaman obat-obatan. Banyak
tanaman langka untuk keperluan obat-obatan yang tumbuh subur di Indonesia.

BAB III

HASIL LAPORAN

Selasa, 1 Oktober 2013 sekitar pukul 16.00 kami melakukan wawancara dengan
salah satu pedagang jamu keliling yang berada disekitaran jalan pujasera disamping MX
Mall. Pedagang jamu tersebut seorang ibu yang berumur 55 tahun bernama Ibu Muryani.
Berdasarkan penuturannya Ibu Muryani sudah 25 tahun berjualan jamu keliling. Biasanya,
Ibu Muryani berjualan jamu didalam area kampus UM, tetapi dikarenakan adanya peraturan
tidak boleh berjualan di dalam area kampus, saat ini Ibu Muryani berjualan jamu disekitaran
jalan pujasera disamping MX Mall.
Ibu Muryani yang sehari-harinya berjualan jamu ini berasal dari Sulokarjo, Semarang.
Di Malang Ibu Muryani bertempat tinggal di Jalan Panjaitan. Menurut penuturannya, Ibu
Muryani tinggal sendiri di Malang sejak 25 tahun lalu, sejak beliau memulai usahanya
sebagai pedagang jamu keliling. Beliau pulang kekampung halamannya dalam satu bulan
sebanyak tiga kali dengan menggunakan bus. Beliau memiliki 6 orang anak yang beliau
tinggalkan di kampung halamannya di Semarang.
Awal dari usahanya sebagai penjual jamu keliling, beliau memulai usahanya yang
berawal 25 tahun yang lalu dengan berjualan jamu gendong. Seiring dengan berjalannya
waktu dan usia beliau yang semakin tua, hingga saat ini beliau berjualan jamu keliling
dengan menggunakan gerobak dorong yang beliau gunakan sehari-harinya untuk berjualan.
Beliau menjalani usahanya sebagai penjual jamu keliling ini diawali karena ibu beliau

merupakan seorang dukun bayi, kemudian dalam keluarga beliau juga sangat suka
mengonsumsi jamu deplok. Beliau juga menuturkan resep jamu yang beliau dapatkan

merupakan resep turun-temurun dari keluarga beliau dan tidak ada takaran tertentu dalam
peracikan jamu yang beliau buat. Jamu yang beliau jual merupakan jamu yang beliau racik
sendiri, tidak memiliki efek samping, segar saat diminum, alami dan tanpa bahan pengawet.
Saat berjualan, beliau juga menambahkan es pada setiap bungkus jamu yang beliau jual.
Setiap bugkus dari jamu yang beliau jual dihargai sebesar 2000 rupiah dan untuk satu
botolnya beliau menjualnya dengan harga 10.000 rupiah. Dulunya, beliau menjual jamu
seharga 1000 rupiah dan mendapatkan keuntungan yang lumayan banyak, serta mendapatkan
peminat yang lumayan banyak juga. Saat ini peminat dari jamu yang beliau jual menurun
lumayan drastis sejak mulai obat sintetis dikenal khalayak umum dan tidak se-ramai dulunya,
ketika awal beliau menjual jamu. Ibu Muryani yang selalu setia menjajakkan jamunya
disekitaran jalan pujasera disamping MX Mall ini biasanya memiliki konsumen dari kalangan
anak-anak SMA, SMP yang baru pulang sekolah, kemudian ada juga dari kalangan anak
kuliahan, ibu-ibu serta bapak-bapak yang menyukai jamu pada umumnya. Beliau juga
menuturkan bahwa jamu yang beliau jual bisa bertahan selama 2 hari. Secara garis besar cara
pembuatan jamu yang beliau jual sebagai berikut yaitu dengan cara ditumbuk terlebih dahulu,
kemudian direbus, setelah itu hasil rebusannya ditumbuk lagi, terakhir hasilnya diperas
kemudian ditumbuk lagi, dan terakhir disaring, hasilnya kemudian dimasukkan kedalam

botol. Bahan pemanis yang digunakan biasanya dengan menggunakan gula merah, gula pasir
dan ditambahkan sedikit garam. Biasanya untuk 6 botol jamu dibutuhkan kurang lebih 1kg
bahan jamu. Dari penuturan beliau, macam-macam jamu yang beliau jajakan yaitu beras
kencur yang menurut beliau untuk menghilangkan pegal-pegal dibadan dan untuk
menghilangkan rasa capek, Jamu Sinom yang menurut beliau berguna untuk menghilangkan
lemak, kemudian Jamu Kunir Luntas yang menurut beliau untuk menghilangkan bau badan,
dan untuk menurunkan tekanan darah, Kunir Asam yang berguna untuk melancarkan haid dan
mengobati asam urat, Kunir Madu yang menurut penuturan beliau untuk mengobati cacar air,
Kunci Suruh untuk keputihan serta Gula Asam untuk melancarkan darah.
Berikut ini merupakan ulasan dari kelompok kami mengenai beberapa jamu yang dijual
oleh Ibu Muryani, dari segi manfaat hingga cara pembuatannya, sebagai berikut:
a. Beras kencur
Berdasarkan dari tinjauan pustaka yang kami dapat, manfaat Jamu Beras Kencur ini pun
sudah banyak diketahui oleh banyak orang. Manfaat jamu beras kencur tidak bisa lepas dari
kandungan jamu yang bermacam-macam. Antara lain protein, karbohidrat, minyak atsiri, dan

mineral. Selain menyegarkan, meminum jamu beras kencur yang terasa enak ternyata banyak
manfaatnya. Berikut ini adalah beberapa contoh manfaatnya.
 Minyak atsiri yang dikandung kencur diklaim memiliki banyak senyawa bermanfaat.
Senyawa ini berfungsi sebagai zat analgesik, yaitu zat yang memiliki kemampuan untuk

mengurangi rasa sakit atau nyeri.
 Jamu beras kencur memiliki kemampuan untuk menambah tenaga karena memiliki sifat
stimultan.
 Manfaat jamu beras kencur yang lain adalah sebagai minuman penambah nafsu makan. Ini
cukup efektif pada anak kecil yang kebanyakan memang susah makan.
 Jamu beras kencur bisa dimanfaatkan sebagai minuman penghilang rasa capek, pegalpegal karena kelelahan.
 Jamu beras kencur dipercaya bisa menghilangkan beberapa penyakit, seperti batuk,
radang lambung, sariawan, keracunan makanan, memperlancar siklus menstruasi,
mengeluarkan dahak atau ekspektoran, mengurangi rasa pusing, mual, atau perut
kembung.
Bahan yang digunakan pun cukup mudah. Bahan-bahan yang digunakan yaitu :
a). 3 sendok makan beras, jahe, dan kunyit;
b). gula jawa 125 gram;
c). 1 sendok makan asam jawa dan garam;
d). 1 butir jeruk nipis; dan
e). sedikit daun pandan.
Langkah pembuatan :
 Beras direndam selama 3 jam.
 Gula, kunyit, jahe, asam, dan daun pandan direbus dengan 3 gelas air. Lalu, saring.
 Kencur, jahe, dan, kunyit yang diambil setelah direbus digiling dengan beras.
 Setelah halus, air rebusan, sedikit demi sedikit, dicampurkan pada gilingan rempahrempah tadi.
 Saring dengan kain bersih.
 Peraslah air jeruk nipis dan bubuhi garam secukupnya. Kalau kurang manis, tambahkan
gula pasir.
 Beras kencur siap diminum.

b. Sinom
Bahan yang digunakan :
- Daun asam muda ( sinom )
- Kunyit, iris tipis
- Asam jawa mentah
- Asam jawa matang
- Gula merah
- Gula pasir
- Air
Langkah pembuatan :
- Rebus sinom, kunyit, asam jawa (yang mentah & yang matang) dengan api sedang, kirakira 30 menit.
- Kemudian masukkan gula merah dan gula pasir, aduk rata dan masak kembali sekitar 15
menit angkat dan dinginkan.
- Setelah dingin, saring sinom dan kemas dalam wadah tertutup.

c. Kunir Asam
Kunir Asam berkhasiat menghilangkan bau badan, menurunkan berat badan, merampingkan
dan menghilangkan lemak di sekitar pinggang dan perut, menghaluskan kulit dan menjadikan
aroma kulit harum alami, dan menjaga kebersihan kewanitaan juga sebagai pelancar haid
bagi wanita. Bahan yang digunakan untuk membuat jamu kunir asam adalah :
Adapun bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan jamu kunyit asam antara lain:
1.

Asam jawa.

2.

Kunyit.

3.

Gula jawa.

4.

Air matang.

5.

Sedikit garam.

Langkah pembuatan :
1.

Pertama, cuci bersih kunyit dengan air mengalir. Selanjutnya kupas kulitnya dan
kembali cuci bersih, kemudian haluskan.

2.

Setelah kunyit halus, saringlah dan simpan airnya di dalam wadah untuk kemudian
dicampur dengan air dan direbus dengan api sedang.

3.

Setelah air kunyit tersebut panas, masukkan gula jawa, asam jawa, dan juga garam.
Aduk hingga mendidih. Angkat dan dinginkan.

4.

Bisa dinikmati dalam keadaan hangat ataupun dingin, semua tergantung selera Anda.

d. Gula Asam
Minuman gula asem sangat nikmat untuk pelepas dahaga. Selain menyegarkan, minuman
gula asem juga sangat baik untuk kesehatan karena mengandung kalsium, vitamin A dan
sedikit vitamin C. Buah asam sendiri juga dikenal dapat membantu menurunkan panas,
meredakan batuk dan menyembuhkan sariawan. Cara membuat minuman gula asem sangat
mudah sekali :
- Pertama buah asam jawa direbus dengan air hingga mendidih.
- Saring airnya hingga didapatkan sari buah asam segar.
- Tambahkan gula aren atau gula merah dan gula pasir secukupnya.
- Tambahkan es batu untuk kesegaran lebih sempurna, maka minuman gula asem pun siap
dinikmati.
e. Kunir Madu

Jamu kunir madu banyak dikonsumsi masyarakat untuk mengobati penyakit maag, menurut
ibu Muryani kunir madu juga berkhasiat dalam menyembuhkan cacar air. Bahan yang
digunakan untuk membuat kunir madu adalah :
1.

Kunir empu (kunir yang tua, atau umbi kunir) kalau dipotong biasanya berwarna
kuning tua.

2.

Madu

3.

Gula pasir

4.

Air mendidih

Cara membuat :
1.

Parut kunir empu tersebut kira-kira 2-3 empu

2.

Sambil marut kunir rebus air kira-kira setengah gelas

3.

Peras kunir dan ambil airnya kira-kira 2 sendok makan (jangan dikasih air)

4.

Masukkan madu satu sendok

5.

Masukkan gula pasir sekitar sepucuk sendok

6.

Aduk-aduk sampai rata

7.

Tambahkan air mendidih kira-kira 75 ml (1/3 gelas kecil atau gelas belimbing)

8.

Aduk-aduk sampai rata

f. Kunci Suruh
Jamu kunci suruh memiliki banyak manfaat khususnya bagi para wanita, antara lain untuk
mengobati keluhan keputihan, merapatkan bagian intim wanita, menghilangkan bau badan
dan mengecilkan rahim serta perut. Bahan yang digunakan untuk membuat jamu kunci suruh
adalah :


Rimpang kunci



Daun sirih



Buah asam yang masak.



Bisa ditambahkan Buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan.



Sebagai pemanis digunakan gula pasir, gula merah, dan garam secukupnya.



Jumlah bahan sesuai kebutuhan

Proses Pembuatan Jamu Kunci Suruh


Didihkan air biarkan agak dingin



Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar atau diiris tipistipis (kunyit), diperas, disaring,



Masukkan ke dalam air matang yang sudah didinginkan.



Tambahkan gula dan garam secukupnya.

FOTO HASIL WAWANCARA

Ket : Gula Asam

Ket : Kunci Suruh

Ket : Kunir Asam

Ket : Kunir Luntas

Ket : Kunir Madu

Ket : Sinom

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jamu adalah resep turun temurun dari leluhurnya agar dapat dipertahankan dan
dikembangkan. Perbedaan yang paling mencolok antara jamu dengan obat modern terletak
dari bahan pembuatnya. Jamu menggunakan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang
langsung diambil dari alam. Sedangkan Obat moderen dihasilkan dari senyawa bahan-bahan
kimia sintetis. Oleh karena itu, tingkat efek samping jamu relatif sangat minim dibanding
dengan obat modern.
Banyak pedagang jamu yang menjajakan produknya di pinggir jalan menggunakan
gerobak atau jamu gendong, salah satunya yakni Ibu Muryani. Setelah dilakukan wawancara,
dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu yang dimilikinya didapatkan dari warisan turuntemurun keluarganya dan tidak diperlukan takaran khusus dalam meracik jamu buatannya.
Adapun jamu yang biasa dijajakan ibu Muryani adalah jamu beras kencur, sinom, kunir asam,
kunir madu, kunir luntas, gula asam dan kunci suruh. Menurut Ibu Muryani, konsumen jamu
menurun drastis dewasa ini jika dibandingkan dengan zaman terdahulu sejak obat sintetis
banyak bermunculan.

3.2 Saran
Jamu merupakan warisan kekayaan alam Indonesia yang wajib untuk kita lestarikan.
Dibanding dengan obat-obatan sintetis, jamu tidak kalah ampuh untuk menyembuhkan suatu
penyakit bahkan jamu memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit. Oleh karena itu,
kebiasaan meminum jamu perlu untuk ditingkatkan.