Era Nuklir Bermula Paska Perang Dunia II
Tugas Review Dinamika Hubungan Internasional Paska 1945
Nama
: Farhan Abdul Majiid
NPM
: 1506755473
Sumber
: Michael Burgan. 2010. Hiroshima: Birth of the Nuclear Age. New York:
Marshall Cavendish Benchmark
Era Nuklir Bermula
Peristiwa penjatuhan bom atom oleh sekutu di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945
menandai era baru dalam sains. Sebuah lompatan besar dalam sejarah manusia, yang
memberikan sumbangsih besar, baik dalam dunia sains ataupun tatanan dunia. Perjalanan para
saintis dalam menemukan sebuah senjata pemusnah massal –yang kelak disesali oleh Einstein–
membuktikan bahwa, ilmu pengetahuan dapat hadir di tengah kondisi kritis, seperti perang.
Sebelumnya, Einstein berkirim surat kepada Presiden Roosevelt mengenai penelitiannya
dalam energi nuklir. Einstein menyatakan bahwa bom atom adalah hal yang memungkinkan. Di
samping itu, Einstein memperingatkan bahwa ‘dibawa oleh sebuah kapal kecil, dapat
menghancurkan pelabuhannya dengan massif. Bahkan, daerah di sekelilingnya’ 1. Mengingat
luasnya dampak dari penggunaan bom atom, banyak hal yang dijadikan pertimbangan para
ilmuan dalam mengembangkan riset ini.
Presiden Roosevelt pun menjadi bingung dalam menghadapi dilema ini. Di satu sisi,
kemungkinan terciptanya bom atom tidak dapat dihindari. Namun, jika Jerman berhasil dalam
proyek ini, akan sangat berbahaya. Tapi di sisi lain, Roosevelt merasa bahwa Amerika belum siap
untuk menjalankan proyek ini. Mengingat kondisi perang dan besarnya dana yang dibutuhkan.
Maka dari itu, Roosevelt awalnya membentuk sebuah panitia yang bertugas untuk meneliti
bagaimana dampak jika senjata nuklir yang menggunakan uranium digunakan oleh suatu negara,
utamanya dalam bidang pertahanan. Panitia ini selanjutnya disebut sebagai The Uranium
Committee.
The Uranium Committee ini kemudian berubah menjadi Proyek Manhattan. Sejak tahun
1942, para ahli sains dari Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Kanada telah bekerja sama untuk
menciptakan sebuah bom dari uranium dan penggunaan energi sebagai senjata destruktif dalam
1 Michael Burgan, “A Special Mission”, Hiroshima: Birth of the Nuclear Age (New York: Marshall Cavendish
Benchmark, 2010) hal. 9
1
bentuk bom yang baru2. Para ahli ini tergabung dalam sebuah tim penelitian yang bertajuk
“Manhattan Project”. Proyek penelitian ini diketuai oleh Vannevar Bush. Selain dia, fisikawan
James Conant, dan Jenderal Leslie R. Grooves ikut ditunjuk oleh Presiden Roosevelt sebagai
pimpinan proyek ini. Proyek Manhattan ini kemudian dianggap berhasil pada 2 Desember 1942.
Penelitian
mengembangkan
ini
membuahkan
Plutonium-239
di
hasil.
Pada
Hanford
tahun
Works.
1945,
Para
para
peneliti
peneliti
berhasil
kemudian
terus
mengembangkan dan memperhitungkan segala macam kemungkinan. Ini berdampak pada
pembengkakan biaya. Pada waktu itu, pebiayaan untuk proyek ini yang semula hanya $6000
meningkat tajam menjadi $2 milyar3.
Keberhasilan dari penelitian ini menghatarkan pada sebuah percobaan peledakan bom
atom. Seperti yang digambarkan pada film, sebuah uji coba peledakan bom nuklir secara dahsyat
di Albuquerque, Meksiko Selatan pada tanggal 16 Juli 1945. Uji coba ini menimbulkan sebuah
ledakan dahyat yang menghasilkan pijaran api besar yang berbentuk seperti awan jamur setinggi
40.000 kaki dan kekuatannya sebanding dengan 20.000 TNT 4. Proyek uji coba ini desebut
sebagai The trinity project
Selanjutnya, melihat gejolak perang yang tak kunjung usai dan perlunya pihak sekutu
untuk segera menuntaskan pertempuran, sebuah keputusan yang cukup sulit diambil meski penuh
dengan pertentangan baik di kalangan ilmuan ataupun birokrat. Sekutu akan menjatuhkan bom
atom di Jepang, tepatnya di kota Hiroshima dan Nagasaki. Keputusan ini diambil pada
konferensi Postdam antara pihak Amerika, Inggris Raya, dan Uni Soviet setelah upaya diplomasi
dan negosiasi dengan pihak Jepang tidak membuahkan hasil. Berbagai macam upaya
perundingan tidak menemukan titik temu antara pihak sekutu dengan pihak poros. Maka dari itu,
penjatuhan bom atom dilaksanakan.
Pada tanggal 25 Agustus, pihak militer Amerika menerima perintah untuk
mempersiapkan penggunaan bom atom. Target pertama adalah kota Hiroshima. Pemilihan ini
didasari bahwa, terdapat banyak tentara Jepang yang ada di kota ini, sekira 43.000 tentara. Pada
26 Juli, bom uranium Little Boy mendarat di sebuah pulau di wilayah Pasifik, Pulau Trinian.
Pada 31 Juli, bom tersebut telah siap untuk digunakan. Rencananya, pada tanggal 3 Agustus bom
2Ibid, “The Manhattan Project”, hal. 32
3 Encyclopaedia Brittanica. “The Manhattan Project”. Diakses pada 23 September 2015.
http://www.britannica.com/event/Manhattan-Project
4 Ibid
2
tersebut akan diluncurkan. Namun, kru dari Enola Gay menganggap cuaca tidak bersahabat.
Hingga akhirnya, diputuskanlah tanggal 6 Agustus5.
Kabar mengenai bom yang menimpa Hiroshima ini menjadi simpang siur di Tokyo,
ibukota Kekaisaran Jepang. Hingga akhirnya, Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman
membuat pernyataan di radio. Ia menyatakan “ini adalah bom atom, yang berasal dari kekuatan
utama semesta”. Truman pun mengancam akan menjatuhkan kembali bom atom apabila Jepang
tidak menyerah dengan segera6.
Jepang rupanya tidak menyerah begitu saja. Kaisar Hirohito menyatakan akan tetap
berperang. Hingga akhirnya, pihak sekutu kembali menjatuhkan bom atom plutonium di
Nagasaki pada 9 Agustus 1945, yang bernama Fat Man. Bom atom yang meluluhlantahkan
Jepang kedua kalinya ini pada akhirnya membuat Jepang menyerah pada tanggal 14 Agustus
1945. Dengan demikian, perang dunia kedua, atau perang Asia Timur raya, berakhir. Namun, era
nuklir dimulai.
Sebuah kekalahan besar dari pihak Jepang pada perang ini disebabkan oleh banyak hal.
Meski demikian, bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang membuat Jepang kemudian
menyerah. Bom atom ini menimbulkan sebuah inovasi baru dalam bidang teknologi. Utamanya,
pada perkembangan dan penggunaan nuklir. Nuklir merupakan energi yang dihasilkan dari reaksi
atom yang dipicu oleh unsur-unsur tertentu. Energi yang dihasilkan oleh nuklir begitu dahsyat.
Karena itulah, dalam perkembangannya, energi nuklir selalu menjadi perbincangan hangat yang
menimbulkan pro dan kontra. Bahkan, hingga saat ini. Masyarakat dunia tentu akan selalu
mengingan kejadian ini yang menghancurkan sebuah populasi secara massal, serentak, dan
dalam waktu yang sangat singkat. Kedahsyatan energinya pun menimbulkan banyak
permasalahan. Maka dari itu, sejak ditemukannya energi nuklir, dan penggunaan untuk
kepentingan senjata yang pertama kalinya pada perang ini, sangat ditakutkan.
Setelah perang dunia kedua berakhir, penggunaan energi nuklir lebih difokuskan pada
penelitian ketimbang persenjataan. Meski demikian, ketika dunia memasuki era baru pada masa
prang dingin, senjata nuklir kembali dikembangkan. Pada 29 Agustus 1949, percobaan pertama
bom energi nuklir dilakukan oleh Uni Soviet di Kazakhstan. Akhirnya, dunia kembali disibukkan
5 Michael Burgan, “The Nuclear Age Begin”, Hiroshima: Birth of the Nuclear Age (New York: Marshall Cavendish
Benchmark, 2010) hal. 66 s.d. 67
6 Ibid, hal. 68
3
dalam perlombaan membangun persenjataan nuklir dan ditakutkan bahwa sewaktu-waktu, energi
nuklir akan kembali membuat kehancuran.
Energi nuklir merupakan salah satu ekses besar dari perang dunia kedua. Penggunaanya
yang sebelumnya hanya dilakukan di laboratorium, berubah menjadi penggunaan massal. Nuklir
pun dapat memberikan efek positif maupun negatif. Nuklir yang digunakan sebagai pembangkit
listrik maupun rektor penelitian merupakan dampak positif. Namun, ketika nuklir berubah
menjadi senjata, seperti yang dilakukan sekutu pada perang dunia kedua yang kemudian
menghancurkan, inilah dampak negatifnya. Tapi bagaimanapun, penggunaan bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki pada perang dunia kedua merupakan awal dari penggunaan Nuklir.
4
Nama
: Farhan Abdul Majiid
NPM
: 1506755473
Sumber
: Michael Burgan. 2010. Hiroshima: Birth of the Nuclear Age. New York:
Marshall Cavendish Benchmark
Era Nuklir Bermula
Peristiwa penjatuhan bom atom oleh sekutu di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945
menandai era baru dalam sains. Sebuah lompatan besar dalam sejarah manusia, yang
memberikan sumbangsih besar, baik dalam dunia sains ataupun tatanan dunia. Perjalanan para
saintis dalam menemukan sebuah senjata pemusnah massal –yang kelak disesali oleh Einstein–
membuktikan bahwa, ilmu pengetahuan dapat hadir di tengah kondisi kritis, seperti perang.
Sebelumnya, Einstein berkirim surat kepada Presiden Roosevelt mengenai penelitiannya
dalam energi nuklir. Einstein menyatakan bahwa bom atom adalah hal yang memungkinkan. Di
samping itu, Einstein memperingatkan bahwa ‘dibawa oleh sebuah kapal kecil, dapat
menghancurkan pelabuhannya dengan massif. Bahkan, daerah di sekelilingnya’ 1. Mengingat
luasnya dampak dari penggunaan bom atom, banyak hal yang dijadikan pertimbangan para
ilmuan dalam mengembangkan riset ini.
Presiden Roosevelt pun menjadi bingung dalam menghadapi dilema ini. Di satu sisi,
kemungkinan terciptanya bom atom tidak dapat dihindari. Namun, jika Jerman berhasil dalam
proyek ini, akan sangat berbahaya. Tapi di sisi lain, Roosevelt merasa bahwa Amerika belum siap
untuk menjalankan proyek ini. Mengingat kondisi perang dan besarnya dana yang dibutuhkan.
Maka dari itu, Roosevelt awalnya membentuk sebuah panitia yang bertugas untuk meneliti
bagaimana dampak jika senjata nuklir yang menggunakan uranium digunakan oleh suatu negara,
utamanya dalam bidang pertahanan. Panitia ini selanjutnya disebut sebagai The Uranium
Committee.
The Uranium Committee ini kemudian berubah menjadi Proyek Manhattan. Sejak tahun
1942, para ahli sains dari Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Kanada telah bekerja sama untuk
menciptakan sebuah bom dari uranium dan penggunaan energi sebagai senjata destruktif dalam
1 Michael Burgan, “A Special Mission”, Hiroshima: Birth of the Nuclear Age (New York: Marshall Cavendish
Benchmark, 2010) hal. 9
1
bentuk bom yang baru2. Para ahli ini tergabung dalam sebuah tim penelitian yang bertajuk
“Manhattan Project”. Proyek penelitian ini diketuai oleh Vannevar Bush. Selain dia, fisikawan
James Conant, dan Jenderal Leslie R. Grooves ikut ditunjuk oleh Presiden Roosevelt sebagai
pimpinan proyek ini. Proyek Manhattan ini kemudian dianggap berhasil pada 2 Desember 1942.
Penelitian
mengembangkan
ini
membuahkan
Plutonium-239
di
hasil.
Pada
Hanford
tahun
Works.
1945,
Para
para
peneliti
peneliti
berhasil
kemudian
terus
mengembangkan dan memperhitungkan segala macam kemungkinan. Ini berdampak pada
pembengkakan biaya. Pada waktu itu, pebiayaan untuk proyek ini yang semula hanya $6000
meningkat tajam menjadi $2 milyar3.
Keberhasilan dari penelitian ini menghatarkan pada sebuah percobaan peledakan bom
atom. Seperti yang digambarkan pada film, sebuah uji coba peledakan bom nuklir secara dahsyat
di Albuquerque, Meksiko Selatan pada tanggal 16 Juli 1945. Uji coba ini menimbulkan sebuah
ledakan dahyat yang menghasilkan pijaran api besar yang berbentuk seperti awan jamur setinggi
40.000 kaki dan kekuatannya sebanding dengan 20.000 TNT 4. Proyek uji coba ini desebut
sebagai The trinity project
Selanjutnya, melihat gejolak perang yang tak kunjung usai dan perlunya pihak sekutu
untuk segera menuntaskan pertempuran, sebuah keputusan yang cukup sulit diambil meski penuh
dengan pertentangan baik di kalangan ilmuan ataupun birokrat. Sekutu akan menjatuhkan bom
atom di Jepang, tepatnya di kota Hiroshima dan Nagasaki. Keputusan ini diambil pada
konferensi Postdam antara pihak Amerika, Inggris Raya, dan Uni Soviet setelah upaya diplomasi
dan negosiasi dengan pihak Jepang tidak membuahkan hasil. Berbagai macam upaya
perundingan tidak menemukan titik temu antara pihak sekutu dengan pihak poros. Maka dari itu,
penjatuhan bom atom dilaksanakan.
Pada tanggal 25 Agustus, pihak militer Amerika menerima perintah untuk
mempersiapkan penggunaan bom atom. Target pertama adalah kota Hiroshima. Pemilihan ini
didasari bahwa, terdapat banyak tentara Jepang yang ada di kota ini, sekira 43.000 tentara. Pada
26 Juli, bom uranium Little Boy mendarat di sebuah pulau di wilayah Pasifik, Pulau Trinian.
Pada 31 Juli, bom tersebut telah siap untuk digunakan. Rencananya, pada tanggal 3 Agustus bom
2Ibid, “The Manhattan Project”, hal. 32
3 Encyclopaedia Brittanica. “The Manhattan Project”. Diakses pada 23 September 2015.
http://www.britannica.com/event/Manhattan-Project
4 Ibid
2
tersebut akan diluncurkan. Namun, kru dari Enola Gay menganggap cuaca tidak bersahabat.
Hingga akhirnya, diputuskanlah tanggal 6 Agustus5.
Kabar mengenai bom yang menimpa Hiroshima ini menjadi simpang siur di Tokyo,
ibukota Kekaisaran Jepang. Hingga akhirnya, Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman
membuat pernyataan di radio. Ia menyatakan “ini adalah bom atom, yang berasal dari kekuatan
utama semesta”. Truman pun mengancam akan menjatuhkan kembali bom atom apabila Jepang
tidak menyerah dengan segera6.
Jepang rupanya tidak menyerah begitu saja. Kaisar Hirohito menyatakan akan tetap
berperang. Hingga akhirnya, pihak sekutu kembali menjatuhkan bom atom plutonium di
Nagasaki pada 9 Agustus 1945, yang bernama Fat Man. Bom atom yang meluluhlantahkan
Jepang kedua kalinya ini pada akhirnya membuat Jepang menyerah pada tanggal 14 Agustus
1945. Dengan demikian, perang dunia kedua, atau perang Asia Timur raya, berakhir. Namun, era
nuklir dimulai.
Sebuah kekalahan besar dari pihak Jepang pada perang ini disebabkan oleh banyak hal.
Meski demikian, bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang membuat Jepang kemudian
menyerah. Bom atom ini menimbulkan sebuah inovasi baru dalam bidang teknologi. Utamanya,
pada perkembangan dan penggunaan nuklir. Nuklir merupakan energi yang dihasilkan dari reaksi
atom yang dipicu oleh unsur-unsur tertentu. Energi yang dihasilkan oleh nuklir begitu dahsyat.
Karena itulah, dalam perkembangannya, energi nuklir selalu menjadi perbincangan hangat yang
menimbulkan pro dan kontra. Bahkan, hingga saat ini. Masyarakat dunia tentu akan selalu
mengingan kejadian ini yang menghancurkan sebuah populasi secara massal, serentak, dan
dalam waktu yang sangat singkat. Kedahsyatan energinya pun menimbulkan banyak
permasalahan. Maka dari itu, sejak ditemukannya energi nuklir, dan penggunaan untuk
kepentingan senjata yang pertama kalinya pada perang ini, sangat ditakutkan.
Setelah perang dunia kedua berakhir, penggunaan energi nuklir lebih difokuskan pada
penelitian ketimbang persenjataan. Meski demikian, ketika dunia memasuki era baru pada masa
prang dingin, senjata nuklir kembali dikembangkan. Pada 29 Agustus 1949, percobaan pertama
bom energi nuklir dilakukan oleh Uni Soviet di Kazakhstan. Akhirnya, dunia kembali disibukkan
5 Michael Burgan, “The Nuclear Age Begin”, Hiroshima: Birth of the Nuclear Age (New York: Marshall Cavendish
Benchmark, 2010) hal. 66 s.d. 67
6 Ibid, hal. 68
3
dalam perlombaan membangun persenjataan nuklir dan ditakutkan bahwa sewaktu-waktu, energi
nuklir akan kembali membuat kehancuran.
Energi nuklir merupakan salah satu ekses besar dari perang dunia kedua. Penggunaanya
yang sebelumnya hanya dilakukan di laboratorium, berubah menjadi penggunaan massal. Nuklir
pun dapat memberikan efek positif maupun negatif. Nuklir yang digunakan sebagai pembangkit
listrik maupun rektor penelitian merupakan dampak positif. Namun, ketika nuklir berubah
menjadi senjata, seperti yang dilakukan sekutu pada perang dunia kedua yang kemudian
menghancurkan, inilah dampak negatifnya. Tapi bagaimanapun, penggunaan bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki pada perang dunia kedua merupakan awal dari penggunaan Nuklir.
4