MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP. dpf

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS VCD
Oleh
Farida
IAIN Raden Intan Lampung
ABSTRAK
Ada beberapa faktor yang dengan rendahnya hasil belajar peserta didik,
yang paling utama adalah rendahnya minat peserta didik untuk mengikuti
pelajaran dengan baik dan sungguh-sungguh. Kurang adanya motivasi yang kuat
menjadi salah satu penyebab terhadap rendahnya minat belajar peserta didik.
Dalam KTSP, kegiatan pembelajaran lebih terpusat kepada peserta didik dan
mengembangkan kreativitas peserta didik. Atas dasar itulah diperlukan adanya
variasi model pembelajaran. Dengan media VCD pembelajaran, diharapkan
peserta didik akan merasa nyaman ketika memperoleh matapelajaran matematika
sehingga secara perlahan perasaan takut terhadap matapelajaran matematika akan
luntur dan akhirnya hilang yang pada akhirnya peserta didik akan menjadi lebih
mudah mengerti matapelajaran matematika. Penelitian ini ingin mengetahui
apakah pembelajaran matematika dengan media VCD pembelajaran lebih efektif
dibandingkan pembelajaran konvensional pada kemampuan pemahaman konsep
pada materi pokok kesebangunan pada peserta didik kelas IX SMP Negeri 3
Bandar Lampung?. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep matematika materi pokok kesebangunan. Manfaat dari
penelitian ini yaitu memberikan masukan dalam memilih model pembelajaran
yang bervariasi yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik
serta sebagai bahan informasi bagi peneliti lain.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan
uji t pihak kanan dengan populasi kelas IX SMP Negeri 3 Bandar Lampung.
Dalam penelitian ini dipilih satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas IX E
dan satu kelas sebagai kelas control yaitu kelas IX F. Kelompok kelas eksperimen
dikenai pembelajaran dengan media VCD dan kelompok kelas control dikenai
pembelajaran konvensional. Selain itu, dipilih satu kelas lagi sebagai kelas uji
coba yaitu kelas IX D.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan
media VCD pembelajaran terhadap kemampuan pemahaman konsep peserta didik
kelas IX SMP Negeri 3 Bandar Lampung semester I pada materi pokok
kesebangunan lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional, hal ini
terlihat dari kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang lebih baik
dibandingkan pembelajaran konvensional. Dengan demikian pembelajaran
matematika dengan media VCD pembelajaran pada materi pokok kesebangunan
dapat dijadikan suatu metode alternative dalam pembelajaran guna menambah
variasi metode mengajar dalam upaya melatih keterampilan penalaran dan

komunikasi peserta didik dan meningkatkan hasil belajar peserta didik. Perlu
adanya penelitian lebih lanjut dalam pembelajaran matematika dengan
memanfaatkan media yang lain.

43

Kata kunci: VCD pembelajaran, pemahaman konsep.
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara
peserta didik dan guru. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi
transfer belajar yaitu materi yang disajikan guru dapat diserap ke dalam struktur
kognitif peserta didik. Peserta didik dapat mengetahui materi tersebut tidak hanya
terbatas pada tahap ingatan saja tanpa pengertian ( rote learning ) tetapi bahan
pelajaran dapat diserap secara bermakna (meaning learning ). Agar terjadi transfer
belajar yang efektif maka kondisi fisik dan psikis dari setiap individu peserta didik
harus sesuai dengan materi yang dipelajarinya.
Berdasarkan wawancara dengan guru-guru ada beberapa faktor yang
berkaitan dengan rendahnya hasil belajar peserta didik, yang paling utama adalah
rendahnya minat peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan baik dan
sungguh-sungguh. Kurang adanya motivasi yang kuat menjadi salah satu

penyebab terhadap rendahnya minat belajar peserta didik. Faktor lain yang juga
berpengaruh adalah cara mengajar guru yang kurang menarik. Selain itu
lingkungan serta sarana dan prasarana pendukung juga ikut mempengaruhi
terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik.
Dalam pembelajaran di sekolah guru merupakan salah satu faktor yang
cukup penting dalam proses pembelajaran. Guru hendaknya memilih dan
menggunakan strategi pendekatan dan media pembelajaran yang tepat. Selain
menggunakan strategi dan media pembelajaran yang tepat juga harus
memperhatikan pembelajaran yang banyak melibatkan peserta didik aktif dalam
belajar, baik mental, fisik maupun sosial dan dapat menggunakan kemampuan
bernalar maupun berpikir. Di samping itu untuk menciptakan kondisi dan situasi
yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif dalam kelas adalah
dengan memperhatikan media pembelajarannya. Untuk mencapai tujuan yang
diharapkan tersebut tidak hanya dibutuhkan kompetensi guru yang memadai,
tetapi harus didukung dengan media pembelajaran yang menarik. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut seorang guru dituntut untuk menyediakan atau
membuat media pembelajaran yang praktis dan mudah untuk digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar.

44


Media menurut Hamidjojo merupakan semua bentuk perantara yang
digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau
pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai
kepada penerima yang dituju (Arsyad, 2005:4). Dalam kegiatan pembelajaran,
media merupakan salah satu sumber belajar yang dapat menyampaikan pesanpesan pendidikan kepada para peserta didik. Perbedaan gaya belajar, minat,
intelegensi, keterbatasan indera, hambatan jarak dan waktu dan lain-lain dapat
dibantu dengan memanfaatkan media. Oleh karena itu kehadiran media dalam
pembelajaran tidak mungkin diabaikan, kehadiran media sangat penting terutama
dalam menyajikan model kompetensi target yang ingin dicapai (modelling).
Media juga diperlukan untuk mengembangkan kemampuan bertanya peserta
didik (questioning) dalam menggali informasi, mengecek pemahaman dan
meningkatkan respon peserta didik.
Pemilihan media yang tepat sangat memberikan peranan dalam
pembelajaran. Selama ini media pembelajaran yang dipakai adalah buku-buku
panduan atau dengan alat peraga. Tetapi seiring dengan berkembangnya
teknologi, media pembelajaran tersebut kurang menarik perhatian dan minat
peserta didik. Untuk itu diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat lebih
menarik perhatian dan minat peserta didik tanpa mengurangi fungsi media
pembelajaran secara umum. Dalam hal ini media pembelajaran yang dibutuhkan

juga harus sudah populer di masyarakat, khususnya di kalangan peserta didik dan
guru.
Menurut KBBI (Balai Pustaka, 1993:1120) visualisasi diartikan sebagai
pengungkapan gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar grafik,
dan sebagainya atau suatu proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk
disajikan lewat televisi oleh produsen. VCD adalah alat yang digunakan untuk
menyajikan gambar atau tulisan dan animasi melalui TV. VCD adalah sebuah alat
yang sudah cukup populer di kalangan masyarakat umum. Penggunaan media
pembelajaran matematika yang berbentuk VCD memungkinkan digunakan dalam
berbagai keadaan tempat, baik di sekolah maupun di rumah, serta yang paling
utama adalah dapat memenuhi nilai atau fungsi media pembelajaran secara umum.
Dengan media VCD, diharapkan peserta didik akan merasa nyaman ketika

45

memperoleh mata pelajaran matematika. Setelah itu tentunya peserta didik akan
menjadi tertarik sehingga secara perlahan perasaan takut terhadap mata pelajaran
matematika akan luntur dan akhirnya hilang. Selain itu dengan media VCD
diharapkan peserta didik akan menjadi lebih mudah mengerti dengan mata
pelajaran matematika.

Menurut guru kelas IX, berpendapat bahwa peserta didik kelas IX SMP
Negeri 3 Bandar Lampung mengalami banyak kesulitan pada materi
kesebangunan. Kenyataan ini dapat dilihat dari hasil belajar pada materi pokok ini
pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu masih banyak peserta didik yang belum
mencapai batas tuntas yaitu 65. Kesulitan yang dialami dikarenakan kurangnya
pemahaman dan kekurangtertarikan peserta didik pada pelajaran matematika.
Sebagian besar peserta didik hanya menghafal rumus saja sehingga mereka
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal aplikasi khususnya dalam aspek
pemahaman konsep. Salah satu faktor kekurangtertarikan peserta didik adalah
suasana kelas yang pasif serta sebagian peserta didik terlanjur menganggap bahwa
matematika adalah pelajaran yang sulit sehingga kecenderungan kelas menjadi
tegang, karena itulah diperlukan guru yang aktif dan kreatif dalam kegiatan
pembelajaran sehingga peserta didik dapat menguasai materi dan mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan.

B. Landasan Teori
1.

Pembelajaran Matematika
Pengertian belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada orang


yang belajar sebagai akibat dari pengalaman. Ada banyak definisi belajar dari para
ahli yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena sudut pandang dan penekanan
masing-masing ahli berbeda. Belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi akan lebih
bermakna jika mengalami apa yang dipelajarinya. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan, melainkan pengetahuan tingkah laku (Hamalik,
2003:27). Dengan kata lain belajar merupakan proses menuju perubahan dengan
cara mengalami atau sebagai akibat pengalaman. Pengertian belajar secara khusus
adalah sebagai berikut.

46

a. Menurut

pandangan

behavioristik,

pembelajaran


adalah

usaha

guru

membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan
(stimulus).
b. Menurut pandangan kognitif, pembelajaran adalah cara guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir agar mengenal dan
memahami apa yang sedang dipelajari.
c. Menurut pandangan Gestalt, pembelajaran adalah usaha guru untuk
memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik
lebih muda mengorganisirnya (pola bermakna).
d. Menurut pandangan humanistik, pembelajaran adalah memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya
sesuai dengan minat dan kemampuannya. (Darsono dkk, 2000:24-25).
Menurut Darsono dkk (2000:25), ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan
sebagai berikut.

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi peserta didik dalam
belajar.
c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang
bagi peserta didik.
d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
e. Pembelajaran

dapat

menciptakan

suasana

belajar

yang

aman


dan

menyenangkan bagi peserta didik.
f. Pembelajaran dapat membuat peserta didik siap menerima pelajaran baik fisik
maupun psikologis.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran (Hamalik, 1995:57).
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka dalam pembelajaran unsurunsur minimal yang harus dipenuhi adalah peserta didik, tujuan, dan prosedur
kerja untuk mencapai tujuan.
Guru yang bertugas sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
harus mempersiapkan rencana awal pembelajaran, kemudian menyusun rencana

47

lengkap sebagai persiapan pelaksanaan di lapangan. Selain itu guru juga dituntut
memiliki motivasi untuk membelajarkan peserta didik, yaitu memiliki sikap
tanggap serta kemampuan untuk mendorong motivasi dengan beberapa upaya
pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran ada tiga ciri khas yang terkandung di

dalamnya, yaitu:
a. rencana, pemantauan ketenangan, material, dan prosedur yang merupakan
unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus,
b. saling ketergantungan antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi
dalam suatu keseluruhan, dan
c. tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.
2.

Media Pembelajaran Matematika
Media menurut Hamidjojo merupakan semua bentuk perantara yang

digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau
pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai
kepada penerima yang dituju (Arsyad, 2005:4). Media pembelajaran adalah
sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Salah satu usaha untuk memberikan variasi dalam hal pembelajaran
matematika adalah dengan menggunakan media pembelajaran matematika. Ada
perbedaan mendasar dari istilah alat peraga matematika dengan media
pembelajaran secara umum. Media pembelajaran adalah sarana dan prasarana
yang dapat berupa software atau hardware yang digunakan untuk membantu
proses pembelajaran. Hardware yang dimaksud antara lain: OHP, radio, tape,
recorder , TV, slide , proyektor, dan film. Sedangkan software yang dimaksud

adalah informasi atau cerita yang terdapat dalam film dan bahan pelajaran yang
terdapat dalam slide . Beberapa pengertian media pendidikan adalah sebagai
berikut.
a. Media Pendidikan Umum yaitu segala jenis sarana
digunakan

pendidikan yang

sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pendidikan. Yang
termasuk pengertian media pendidikan dalam arti umum yaitu media grafis,
media yang menggunakan alat penampil, pita, model dan globe.
48

b. Media Pendidikan Khusus, yaitu segala jenis sarana pendidikan yang
digunakan sebagai perantara dengan menggunakan alat dalam proses belajar
mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
pendidikan. Yang termasuk pengertian media dalam arti khusus antara lain
program radio kaset, slide, focus strep , transparansi, OHP, film, kaset video,
radio dan televisi.
c. Pengertian perangkat lunak (software ) yaitu segala jenis bahan atau program
yang disajikan dalam media pendidikan seperti kaset video, film, slide, dan
lain-lain. Perangkat lunak media pendidikan terdiri dari isi/materi pelajaran
yang berupa pesan-pesan yang akan disampaikan.
d. Perangkat

keras

(hardware) yaitu

alat

penampil

elektronik

menampilkan/menayangkan program media pendidikan dalam

untuk
kegiatan

belajar mengajar. Perangkat keras tersebut antara lain OHP, projekctor slide ,
tape recorder , video, VCD Player , dan projector film.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan secara garis besar
bahwa media adalah suatu perantara yang dapat digunakan untuk mengantarkan
pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan,perhatian dan kemampuan peserta
didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik.
3.

PenggunaanVCD

(Video

Compact

Disk)

dalam

Pembelajaran

Matematika
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
berkembang pula jenis-jenis media pembelajaran yang lebih menarik dan dapat
digunakan baik di sekolah maupun di rumah. Salah satunya adalah media
pembelajaran yang berbentuk VCD (Video Compact Disk).
CD menurut PP No.29 tahun 2004 merupakan cakram optik yaitu segala
macam media rekam berbentuk cakram yang dapat diisi atau berisi data informasi
berupa suara, musik, film atau data lainnya yang dapat dibaca dengan mekanisme
teknologi pemindaian (scanning) secara optik menggunakan sumber sinar yang
intensitasnya tinggi seperti laser. VCD adalah video yang disimpan dalam CD.
Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh ahli psikologi Jerome Bruner
(Maningrum, 2007:62) bahwa kalau dalam belajar peserta didik dapat diberi
pengalaman langsung (melalui media, demonstrasi, ‖field strip‖, dramatisasi),
49

maka situasi pengajarannya itu akan meningkatkan kegairahan dan minat peserta
didik tersebut dalam belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Heinich, Molenda,
dan Russel (Maningrum, 2007:62) yang menyatakan bahwa media pengajaran
dalam membelajarkan dapat mengkonkritkan ide-ide atau gagasan yang bersifat
konseptual,

sehingga

mengurangi

kesalahpahaman

peserta

didik

dalam

mempelajari dan memberikan pengalaman-pengalaman yang nyata yang
merangsang aktivitas diri sendiri untuk belajar, sehingga peserta didik tergugah
untuk melakukan kegiatan belajar, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik.
Cara menggunakan VCD ini adalah dengan menayangkan di proyektor
dan ditonton bersama-sama serta diarahkan oleh guru. VCD ini berisi tentang
permasalahan tentang masalah kehidupan sehari-hari pada materi pokok
kesebangunan. Di dalamnya ada penjelasan-penjelasan berupa tanya jawab
interaktif yang mempermudah peserta didik dalam mempelajari materi pokok
kesebangunan. Selain itu ada tampilan soal yang dapat digunakan untuk latihan
peserta didik.
Penggunaan VCD dapat digunakan sebagai alternatif pemilihan media
pembelajaran matematika yang cukup mudah untuk dilaksanakan. Hal ini
dikarenakan akhir-akhir ini di lingkungan akademis atau pendidikan penggunaan
media pembelajaran yang berbentuk VCD bukan merupakan hal yang baru lagi
dan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran baik di sekolah maupun di
rumah. Penggunaan media pembelajaran matematika yang berbentuk VCD
memungkinkan digunakan di rumah karena VCD player sekarang ini sudah bukan
merupakan barang mewah lagi dan dapat ditemukan hampir di setiap rumah
peserta didik.
4.

PemahamanKonsep
Pemahaman berarti proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan

(KBBI, 1990:636), sedangkan konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita
dapat mengelompokan objek kedalam contoh dan non contoh (KBBI, 1990:33).
Menurut Gagne dalam Suherman (2003:33) dalam belajar matematika ada dua
objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung.
Objek tak langsung yaitu kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah,

50

belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika, dan tahu bagaimana
semestinya belajar. Sedangkan objek langsung berupa fakta, keterampilan, konsep
dan aturan. Jadi, berdasarkan uraian di atas, konsep merupakan objek tak langsung
dari matematika yang dapat diperoleh oleh siswa.
Kemampuan pemahaman konsep dalam peneltian ini adalah kesanggupan
atau kecakapan siswa kelas VIII SMP dalam menyelesaikan soal-soal tes yang
memuat indikator kemampuan pemahaman konsep. Pada petunjuk teknis
peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No 506/C/PP/2004 tanggal 11 November
2004 (dalam Tim PPPG Matematika, 2005:86) tentang penilaian perkembangan
anak didik SMP dicantumkan indikator dari kemampuan pemahaman konsep
sebagai hasil belajar matematika, indikator tersebut adalah sebagai berikut.
a. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari.
b. Menerapkan konsep secara algoritma ke pemecahan masalah.
c. Memberikan contoh atau contoh kontra dari konsep yang dipelajari.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis.
e. Mengaitkan berbagai konsep (internal atau eksternal matematika).
C. Metode Penelitian

1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 3
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagian dari peserta didik SMP Negeri 3 Bandar Lampung.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan memilih beberapa kelas dan
dipilih secara acak.
Dalam penelitian ini dipilih satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu
kelas IX E dan satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas IX F. Kelompok kelas
eksperimen dikenai pembelajaran dengan media VCD dan kelompok kelas kontrol
dikenai pembelajaran konvensional. Selain itu, dipilih satu kelas lagi sebagai kelas
uji coba yaitu kelas IX D.
2. Analisis Instrumen Penelitian.
a. Validitas Tes
Validitas tes diketahui dengan menggunakan rumus korelasi product
moment yaitu :

51

r xy 

N  XY  ( X )( Y)

[ N  X 2  ( X ) 2 }{N  Y 2  ( Y) 2

b. Reliabilitas Tes

Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus:
2
 k   b 
r11  
 1   2 
 k  1 
t


c. Taraf Kesukaran

Jawaban terhadap soal bentuk uraian secara teoritis tidak ada yang salah
mutlak, sehingga derajat kebenaran jawaban tersebut akan berperangkat sesuai
dengan mutu jawaban masing-masing peserta didik.
Rumus yang digunakan:
TK =

Banyaknya siswa yang gagal
x 100 %
Banyaknya siswa yang mengikuti tes

(Sudjana, 1996:239).
d. Daya Pembeda (Soal Uraian)
Untuk menentukan daya pembeda soal untuk tes yang berbentuk uraian
menggunakan rumus uji t, yaitu sebagai berikut.
t=

MH  ML

x
{

2

  x2

ni (ni  1)
1

2

}

3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji sebagai berikut.

H 0 : 1   2 : Rata-rata skor tes kemampuan pemahaman konsep matematika

pada materi pokok kesebangunan pada pembelajaran dengan
media VCD pembelajaran sama atau lebih jelek dibanding
pembelajaran konvensional.

H 1 : 1   2 : Rata-rata skor tes kemampuan pemahaman konsep matematika

pada materi pokok kesebangunan pada pembelajaran dengan
media VCD pembelajaran lebih baik dibanding pembelajaran
konvensional.

52

H0 diterima jika t hitung  t ta bel , rumus t hitung yang digunakan sangat
ditentukan hasil uji kesamaan variansi antar kedua kelompok, maka kemungkinan
rumus t hitung yang digunakan adalah:

H0 diterima jika t hitung  t ta bel , rumus t hitung yang digunakan sangat

ditentukan hasil uji kesamaan variansi antar kedua kelompok, maka rumus t hitung
yang digunakan adalah:
t hitung 
S2 

X1  X 2

1
1
S

n1 n 2

, t ta bel  t 0,95( dk n1  n2  2)

n1  1S12  n 2  1S 22
n1  n 2  2

Keterangan:
X1 : rata-rata nilai kelompok eksperimen

X 2 : rata-rata nilai kelompok kontrol
n1 : jumlah anggota kelompok eksperimen

n 2 : jumlah anggota kelompok kontrol

S12 : varian kelompok eksperimen
S 22 : varian kelompok kontrol
S 2 : varian gabungan

(Sudjana, 1996:239).
Dari hasil perhitungan uji student yang dilakukan diperoleh nilai thitung =
2,375. Harga ini dikonsultasikan dengan taraf signifikan 5% dan dk = 39 + 39 - 2
= 76, diperoleh ttabel = 1,99, dengan demikian thitung> t

1
1 
2

. Ini berarti

kelaseksperimenlebihbaikdaripadakelaskontrol.
D. Pembahasan
Dari analisis data awal diperoleh data yang berdistribusi normal dan
homogen serta dari hasil uji kesamaan rata-rata menunjukkan bahwa F hitung ttabel maka Ho ditolak artinya rata-rata pemahaman

konsep kelas eksperimen ≥ 65 maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep kelas eksperimen telah melebihi minimal nilai ketuntasan belajar 65.
Dari hasil perhitungan uji student yang dilakukan diperoleh nilai thitung =
2,375. Harga ini dikonsultasikan dengan taraf signifikan 5% dan dk = 39 + 39 - 2
= 76, diperoleh ttabel = 1,99 dengan demikian thitung>ttabel.. Berdasarkan data di atas
dapat diketahui bahwa pemahaman konsep matematika peserta didik kelas IX F
yang menerapkan pembelajaran dengan media VCD pembelajaran lebih baik
daripada kemampuan matematika peserta didik kelas IX E yang dalam
pembelajarannya menerapkan pembelajaran konvensional.

55

Pembelajaran dengan media VCD pembelajaran pada kelas eksperimen
memiliki peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol,
hal ini terjadi karena adanya penggunaan suatu media pembelajaran berupa VCD
pembelajaran. Media VCD pembelajaran ini sangat berguna bagi guru dan peserta
didik. Bagi guru alat ini mempermudah dalam penyampaian materi pembelajaran.
Penerapan pembelajaran dengan media VCD pembelajaran adalah alternatif
pendekatan bagi peserta didik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media VCD
pembelajaran efektif terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika materi
kesebangunan pada peserta didik kelas IX SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun
Ajaran 2014/2015.
E. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran matematika dengan media
VCD pembelajaran lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional pada
kemampuan pemahaman konsep pada materi pokok kesebangunan pada peserta
didik kelas IX SMP Negeri 3 Bandar Lampung.
F. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat
mengemukakan saran-saran sebagaiberikut.
(1) Hendaknya guru dapat menerapkan pembelajaran dengan media VCD
pembelajaran untuk lebih mengkonkritkan ide atau gagasan.
(2) Guru dapat memvariasikan media pembelajaran lainnya sehingga diperoleh
metode yang lebih sesuai karakteristik materi pokok dan kondisi peserta didik.
(3) Bagi semua pihak yang berkompeten diharapkan untuk mengembangkan
penelitian ini, baik sebagai penelitian lanjutan maupun penelitian lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2002. KamusBesarBahasa Indonesia . Jakarta: BalaiPustaka.
Arsyad, Azhar. 2005. Media pembelajaran. Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Instruksional. Bandung: Depdiknas.

56

Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
_________________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
________________.
BumiAksara.

2003.

Dasar-dasar

Evaluasi

Pendidikan .

Jakarta:

Darhim. 1993. Work Shop Matematika . Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP
Setara DIII.
Darsono dkk. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Echols, J.M. dan Shadly, H. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang:
Gramedia.
Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Kasnudan Monica. 2007. Matematika. Solo: Deriko.
Maningrum, Lusia. 2007. Keefektifan Pendekatan PAKEM dengan Media CD
Pembelajaran dalam Pembelajaran Matematika Sub Materi Pokok
Keliling dan Luas Lingkaran pada Peserta didik Kelas VII SMP Panguri
Luhur Giriwoyo Wonogiri. Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No.29 tahun 2004 . Tersedia di
http://www.dgip.go.id/ebhtml/hki/filecontent.php?fid=7526 [30/05/2007].
Sudjana. 1996. MetodeStatistika . Bandung: Tarsito.
_______. 1999. MetodeStatistika . Bandung: Tarsito.
______. 2002. MetodeStatistika . Bandung: Tarsito.
Sugandi, Achma ddkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: Unnes Press.
Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontempor . Bandung:
JICA-IMSTEP
Sujatmiko, Ponco. 2005. Matematika Kreatif 3. Solo: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta.
Sumarmo, Utari. 2003.’Pembelajaran Matematika untuk mendukung pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi’. Makalah disajikan dalam pelatihan guru
matematika di jurusan matematika ITB, April.
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar Proses Pembelajaran Matematika I.
Semarang: Matematika UNNES.
Tim penyusun KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia . 1990. Jakarta : Balai
Pustaka.
Tim PPPG matematika Yogyakarta. 2005. Materi Pembinaan Matematika SMP
di Daerah. Yogyakarta:Depdiknas.

57

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

HASIL UJI KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA MAHASISWA BARU FMIPA TAHUN 2015 DAN ANALISA BUTIR SOAL TES DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS POINT BISERIAL

2 67 1

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA

34 139 204

HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN BACK OVER DALAM SENAM PADA SISWA SMA NEGERI 05 BANDAR LAMPUNG

0 42 1

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

ANALISIS KEMAMPUAN LABA OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA OPERASI, ARUS KAS OPERASI DAN DIVIDEN KAS MASA DEPAN ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI 2009-2011)

10 68 54

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

4 56 61

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 1 LABUHAN RATU LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

3 41 108

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60