Laporan Praktikum Mikrobiologi id. pdf

MIKROBIOLOGI OLEH : KELOMPOK I

Anggi Kusuma Wardani

Oktavia Budiarini

Yuliana Ernawati

FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG 2013

MIKROBIOLOGI OLEH : KELOMPOK I

Anggi Kusuma Wardani

Oktavia Budiarini

Yuliana Ernawati

FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA

MALANG 2013

Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan Rahmat dan Penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Mikrobiologi dengan lancar.

Laporan ini disusun sebagai tugas akhir sebelum Ujian Akhir Semester (UAS) dilaksanakan dan sebagai bukti bahwa penulis selama ini telah mengikuti praktikum Mikrobiologi.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari akan adanya kekurangan-kekurangan dalam laporan ini, sehingga demi sempurnanya laporan ini penulis sangat mengharapkan saran-saran ataupun koreksi dari pembaca.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penyusun,

ii

Aguskrisno. 2011. Anatomi dan Morfologi Bakteri, Jamur, & Virus . http://aguskrisnoblog. wordpress.com/2011/01/14/anatomi-dan-morfologi-bakteri-jamur-virus/.Diakses tanggal 2 Januari 2014.

Anitamuina. 2013. Isolasi Bakteri . http://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/isolasi- bakteri/. Diakses tanggal 1 Januari 2014.

Anneahira. 2004. Ciri dan Bentuk Bakteri . http://www.anneahira.com/bentuk-bakteri.htm. Diakses tanggal 1 Januari 2014.

Anonymous 1 . 2013. Organisme anaerobic fakultatif . http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme _anaerobik_fakultatif. Diakses tanggal 29 Desember 2013. Anonymous 2 . 2013. Acetic acid bacteria . http://en.wikipedia.org/wiki/Acetic_acid_bacteria. Diakses tanggal 29 Desember 2013. Anonymous 3 . 2013. Ya kult . http://id.wikipedia.org/wiki/Yakult. Diakses tanggal 29 Desember 2013.

Farmasi. 2013. Laporan Sterilisasi Alat (Mikrobiologi). http://belajarfarmasi.com/laporan- sterilisasi-alat/. Diakses tanggal 26 Desember 2013.

Firebiology07. 2009. Medium dan Ca ra Pembuatan Medium . http://firebiology07.wordpress. com/2009/04/19/medium-dan-cara-pembuatan-medium/. Diakses tanggal 27 Desember 2013.

Irfa. 2011. BAKTERI . http://ir-fa.blogspot.com/2011/11/bakteri.html. Diakses tanggal 2 Januari 2014.

Jegeg, Liea. 2012. Pembuatan Media . http://liajegeg2.blogspot.com/2012/11/laporan- pembuatan-media.html. Diakses tanggal 27 Desember 2013.

Kjhoell, Acik. 2013. Pembuatan Nata de Coco . http://zunaidibiology.blogspot.com/2013/04/ nata-de-coco.html. Diakses tanggal 29 Desember 2013.

Kusnadi, dkk. _______. Bab 3. Struktur Sel Bakteri . http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/ JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_ MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB__3_sruktur_sel_bakteri.pdf. Diakses tanggal 1 Januari 2014.

Lay, B. W. dan Hastowo. 1982. Mikrobiologi . Jakarta: Rajawali Press. Martha, Fajar. Morfologi Mikroba . 2011. http://wikisains.blogspot.com/2011/01/morfologi-

mikroba.html. Diakses tanggal 1 Januari 2014.

com/2013_05_01_archive.html. Diakses tanggal 1 Januari 2014. Nirwati, Hera, _______, Pembuatan Preparat dan Pengecatan dalam Petunjuk Praktikum

Mikrobiologi, Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Paraskevi, Yuki. 2012. Makalah2 . http://www.scribd.com/doc/93461412/MAKALAH2. Diakses tanggal 29 Desember 2013.

Riyanah, Rina. 2013. Penanaman Mikroba . http://rinariyanah.blogspot.com/2013/11/ penanambiakan-mikroba.html. Diakses tanggal 1 Januari 2014.

Sari, Essy. N. 2011. Tugas Mikrobiologi Pertanian Tentang Mikrobia (Bakteri). http://echi- evitanovita.blogspot.com/2011/11/tugas-mikrobiologi-pertanian-tentang.html. Diakses tanggal 29 Desember 2013.

Satiman, Muhammad. 2012. Makalah . http://satmajalengka.blogspot.com/2012/09/makalah. html. Diakses tanggal 29 Desember 2013.

Sawittoku. 2013. Media Pertumbuhan Mikroorga nisme . http://sawittoku.blogspot.com/2013/

03/media-pertumbuhan-mikroorganisme.html. Diakses tanggal 27 Desember 2013. Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular Biologi , 3rd

Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York. Supriyanto, Joko. 2013. Macam-macam Mikroskop Beserta fungsinya. http://mansaba.sch.id/

web_saba/science-/527-macam-macam-mikroskop-beserta-fungsinya.html#macam- mikroskop. Diakses tanggal 2 Januari 2014.

Syah, Putra. 2011. Fermentasi Susu Oleh Lactobacillus bulgaricus (Fermentation of milk by Lactobacillus

bulgaricus) . http://www.scribd.com/doc/57025563/FERMENTASI- SUSU-OLEH-Lactobacillus-bulgaricus-Fermentation-of-milk-by-Lactobacillus- bulgaricus. Diakses tanggal 29 Desember 2013.

Taufik, Hedrayana. 2009. Susu . http://www.x3-prima.com/2009/08/susu.html. Diakses tanggal 29 Desember 2013.

Yudhabuntara, Doddi. 2010. Pengendalian Mikroorganisme dalam Bahan Makanan Asal Hewan . www.geocities.ws/kesmavetugm/PENGENDALIAN.doc?. Diakses tanggal 2 Januari 2014.

vi

STERILISASI

1.1 Pendahuluan Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua mikroorganisme yang terdapat dalam suatu benda untuk piaraan yang kita inginkan. Medium dan alat yang digunakan dalam inokulasi harus steril terlebih dahulu. Ada beberapa alat sterilisasi yang dikenal, sterilisasi untuk bahan atau alat yang tahan pada suhu tinggi menggunakan alat autoclave. Bahan yang tidak tahan suhu tinggi menggunakan sterilisasi dengan uap air panas dan untuk cairan yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya serum menggunakan alat sterilisasi berupa filter. Alat gelas dan logam yang tahan suhu tinggi disterilisasi dengan oven pengering. Untuk sterilisasi ruang dengan menggunakan lampu ultra violet.

Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk membunuh semua mikroorganisme yang merugikan dan menghambat proses perkembangbiakan piaraan murni yang diinginkan.

1.2 Alat dan Bahan Alat: - Autoclave - Petridish - Erlenmeyer - Pipet ukur - Tabung reaksi - Oven - Entkas - Kompor

Bahan: - Tali rafiah - Kertas payung - Kapas

1.3 Cara Kerja

1. Cuci semua alat yang digunakan sampai bersih lalu dikeringkan dengan oven.

2. Alat dibungkus dengan kertas payung dan ikat dengan tali rafiah.

a. Petridish dibungkus dengan kertas payung.

b. Tabung reaksi dan Erlenmeyer ujungnya disumbat dengan kapas lalu dibungkus dengan kertas payung.

3. Masukkan kedalam autoclave. Kemudian tutup rapat skrup autoclave, panaskan sampai air mendidih selama 15 menit ditandai dengan keluarnya uap dari pipa pengatur uap.

4. o Tutup pipa pengatur uap, kemudian naikkan suhu hingga mencapai 121 C dan tekanan 15lb.

5. Konstankan api selama 15 menit.

6. Matikan api, biarkan suhu dan tekanan turun sampai 0. Lalu pipa pengatur uap dibuka, kemudian buka skrup autoclave.

7. Keluarkan alat-alat dari autoclave dan simpan didalam entkas yang sudah disterilkan dengan alkohol 70%.

1.4 Hasil Pengamatan

1. Petridish Sebagai tempat media atau tempat pertumbuhan mikroorganisme.

2. Autoclave Tempat untuk sterilisasi alat dengan menggunakan uap air.

3. Erlenmeyer Sebagai tempat media pada saat disetrilisasi.

4. Pipet ukur Untuk mengambil sampel (bahan cair) dengan cara dihisap.

5. Tabung reaksi Sebagai tempat media (contohnya: media tauge cair dan media agar miring).

6. Oven Tempat untuk mengeringkan alat dengan cara dipanaskan sebelum alat tersebut disterilisasi.

7. Kompor Digunakan untuk memanaskan autoclave.

8. Enkas Tempat untuk menyimpan alat hasil sterilisasi.

1.5 Pembahasan Sterilisasi merupakan proses untuk membunuh mikroorganisme hidup pada alat yang akan digunakan. Jika alat atau media yang digunakan dalam inokulasi tidak steril, maka tidak

akan diperoleh biakan mikroorganisme yang diinginkan. Sterilisasi dibedakan menjadi tiga cara, yaitu secara fisik, kimia, dan mekanik. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan cara pemanasan, filtrasi (penyaringan), dan radiasi (penyinaran). Waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan cukup lama hingga diperoleh suhu yang diinginkan. Pemanasan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu panas kering dan panas basah. Panas kering merupakan cara untuk membunuh mikroorganisme dengan menggunakan udara panas yang bersuhu tinggi, sedangkan panas basah merupakan cara untuk membunuh mikroorganisme dengan menggunakan air atau uap air (Farmasi, 2013). Filtrasi dilakukan dengan mengalirkan larutan melalui alat penyaring dengan pori-pori terkecil sehingga mikroorganisme dapat tertahan. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu tinggi (serum, toksin, ekstrak sel, antibiotik, dan asam amino) (Lay, 1982). Radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar ultraviolet pada panjang gelombang antara 220 – 290 nm. Radiasi yang paling efektif terdapat pada panjang gelombang 253,7 nm sehingga

bakteri atau mikroorganisme dapat mati dengan cepat (Lay, 1982). Sterilisasi secara kimia dapat menggunakan gas (ozon, formaldehyde, ethylene oxide) atau larutan (detergen,

yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO 3 , dan merkuroklorid), sedangkan sterilisasi dengan cara mekanik, yaitu dengan menggunakan filter (Farmasi, 2013). Sterilisasi merupakan langkah utama yang dibutuhkan sebelum menumbuhkan mikroorganisme agar jamur, khamir, dan bakteri lain yang tidak diinginkan ikut tumbuh. Cara sterilisasi yang sering digunakan adalah dengan menggunakan autoclave. Autoclave merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan uap air yang terdiri dari bejana antipanas, barometer, thermometer, dan pipa pengatur uap (klep). Prinsip kerja autoclave ini, mensterilkan dengan uap panas yang bertekanan tinggi.

Pada praktikum yang telah dilakukan, sterilisasi alat sangat berpengaruh terhadap pembuatan media dan penumbuhan mikroorganisme pada bahan atau sampel yang sudah disiapkan. Alat-alat yang disterilkan, antara lain Petridish, Erlenmeyer, Pipet ukur, dan Tabung reaksi dengan tujuan agar alat-alat tersebut dapat digunakan saat penumbuhan mikroorganisme. Jika alat tidak steril, maka akan tumbuh jamur atau khamir bersama dengan mikroorganisme yang ingin dibiakan pada media. Maka dari itu sterilisasi sangat berperan penting dalam penumbuhan mikroorganisme. Sterilisasi dilakukan hingga mencapai suhu

121 o

C dengan tekanan 15lb selama 15 menit. Hal ini dilakukan agar mikroorganisme pathogen yang hidup dibawah suhu ini bisa mati. Setelah sterilisasi selesai, alat-alat yang akan digunakan dimasukkan kedalam ruang vakum yang disebut dengan entkas agar alat-alat dapat tetap steril.

1.6 Kesimpulan Sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara fisik, kimia, dan mekanik. Sterilisasi dengan cara fisik, antara lain dengan pemanasan, filtrasi (penyaringan), dan radiasi (penyinaran). Sterilisasi dengan cara kimia dapat menggunakan gas atau larutan, sedangkan cara mekanik dengan menggunakan filter.

Sterilisasi pada umumnya dengan menggunakan alat yang disebut dengan autoclave. Sterilisasi dengan menggunakan autoclave dilakukan pada suhu 121 o

C dan tekanan 15 lb selama 15 menit. Alat-alat yang disterilisasi adalah Petridish, Erlenmeyer, Pipet volume, dan Tabung reaksi. Setelah alat-alat tersebut selesai disterilkan, masukkan kedalam ruang vakum (entkas) agar tetap steril.

MEDIA

2.1 Pendahuluan Media adalah bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Media juga sebagai dasar makanan mikroba, misalnya media yang mengandung zat-zat organik, seperti perebusan daging, sayur-sayuran sisa makanan atau ramuan yang dibuat manusia. Menurut Singleton (2001), media memiliki beberapa fungsi antara lain:

1) Media basal: media dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat

nutrisi.

2) Media penghambat: media merupakan medium yang memuat unsur tertentu yang dapat

menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.

3) Medium pemeliharaan: media dapat digunakan untuk pertumbuhan awal dan

penyimpanan selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan pada suhu ruang maupun suhu dingin. Media dapat diklasifikasikan berdasarkan susunan kimia, konsistensi, dan fungsinya.

Berikut adalah klasifikasinya (Sawittoku, 2013):

1) Klasifikasi berdasarkan susunan kimia

a. Media Anorganik, yaitu media yang terdiri dari bahan-bahan anorganik.

b. Media Organik, yaitu media yang terdiri dari bahan-bahan organik.

c. Media Sintetik, yaitu media yang komposisi kimianya dapat diketahui secara pasti. Media ini berisi garam anorganik, seperti asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat atau senyawa organik, dan vitamin. Media ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan nutrisi mikroorganisme.

d. Media non sintetik, yaitu media yang komposisi kimianya tidak diketahui secara pasti.

2) Klasifikasi berdasarkan konsistensi

a. Media cair, yaitu media yang tidak mengandung agar, seperti NB ( Nutrient Broth ) dan LB ( Lactose Broth ).

b. Media padat, yaitu media yang mengandung agar sebesar 15% sehingga setelah dingin maka media akan menjadi padat.

c. Media semi padat, yaitu media yang mengandung agar sekitar 0,3 – 0,4% sehingga setelah dingin akan menjadi sedikit kenyal, tidak padat, dan tidak begitu cair. Media ini dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroorganisme dapat menyebar ke c. Media semi padat, yaitu media yang mengandung agar sekitar 0,3 – 0,4% sehingga setelah dingin akan menjadi sedikit kenyal, tidak padat, dan tidak begitu cair. Media ini dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroorganisme dapat menyebar ke

3) Klasifikasi berdasarkan fungsi

a. Media diperkaya ( enrichment ), yaitu media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroorganisme dan ditambah dengan komponen kompleks, seperti serum, darah, dan kuning telur. Mikroorganisme yang tumbuh dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar , Serum Agar , dan Bile Agar .

b. Media selektif (penghambat), yaitu media yang ditambahkan suatu zat tertentu untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme lain dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan. Contohnya, Salt broth yang ditambahkan NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.

c. Media diferensial, yaitu media yang bertujuan untuk mengidentifikasi mikroorganisme dari campurannya berdasarkan karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA ( Triple Sugar Iron Agar ) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni, dan perubahan warna media di sekeliling koloni.

d. Media penguji, yaitu media yang disusun oleh asam amino tertentu yang digunakan untuk menguji vitamin, asam amino, dan antibiotik kemudian dilakukan perhitungan jumlah mikroorganisme. .

e. Media khusus, yaitu media yang digunakan untuk menentukan tipe pertumbuhan dan kemampuan mikroorganisme untuk mengadakan perubahan kimia tertentu.

Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk membuat media agar dalam cawan petri dan media cair untuk perkembangbiakan mikroorganisme.

2.2 Alat dan Bahan Alat: - Autoclave - Petridish - Erlenmeyer - Beaker Glass

- Tabung reaksi

Bahan: - Media PDA - Agar-agar - Sukrosa - KCl - Dektrose

2.3 Cara Kerja

2.3.1 Media PDA Buatan

1. ¼ kg kentang dicuci dan dipotong seukuran dadu.

2. Didihkan 1 liter air kemudian masukkan potongan kentang tersebut.

3. Setelah mendidih, saring kentang hingga hanya air yang tersisa.

4. Masukkan dektrose dan agar-agar batang aduk hingga homogen, kemudian tunggu sampai larutan mengental.

5. Setelah terbentuk gel, masukkan PDA buatan tersebut kedalam Erlenmeyer.

6. Tutup Erlenmeyer dengan kapas dan bungkus dengan kertas payung.

7. o Sterilisasi dengan suhu 121 C dan tekanan 15lb selama 15 menit.

2.3.2 Media Tauge Cair

1. Media Tauge 100 g dan sukrosa 60 g.

2. Didihkan 1 liter air kemudian masukkan tauge yang telah dicuci.

3. Jaga volume air tetap 1 liter.

4. Saring tauge dan masukkan sukrosa aduk hingga homogen.

5. Dinginkan, kemudian masukkan cairan tauge kedalam Erlenmeyer, tutup dengan kapas dan bungkus dengan kertas payung.

6. Sterilisasi dengan suhu 121 o C dan tekanan 15lb selama 15 menit.

2.3.3 Media PDA Jadi

1. Timbang 7 sampai 7,5 g media PDA.

2. Encerkan kedalam beaker glass 200 ml aquadest.

3. Panaskan sambil diaduk hingga hancur.

4. Dinginkan, kemudian tuangkan kedalam petridish.

2.4 Hasil Pengamatan

No. Ciri-ciri

PDA Buatan

PDA Jadi

Tauge Cair

Kuning kecoklatan

2. Padat/cair

3. Jernih/keruh

5. Jenis Mikroba

Menumbuhkan yeast dan kapang. yeast dan kapang. bakteri dan jamur.

Menumbuhkan

2.5 Pembahasan Dalam mengembangbiakan mikroorganisme, perlu adanya substrat yang disebut dengan media. Media yang akan digunakan harus dalam keadaan steril agar tidak ditumbuhi bakteri yang tidak diinginkan.

Pada praktikum yang telah dilakukan, media yang digunakan ada dua, yaitu PDA ( Potato Dextrose Agar ) dan Tauge cair. Dimana PDA yang digunakan adalah PDA buatan dan PDA yang sudah jadi. Setelah kedua media PDA itu dibuat, ternyata hanya ada satu perbedaan pada kontaminasinya. Pada media PDA jadi media tidak mengalami kontaminasi, tetapi pada media PDA buatan mengalami kontaminasi. Hal ini disebabkan oleh faktor sterilisasi, pada PDA jadi tentunya lebih steril dibandingkan dengan PDA yang dibuat sendiri atau disebabkan oleh proses sterilisasi pada PDA buatan yang tidak sempurna sehingga memungkinkan adanya kontaminasi. Berbeda dengan PDA yang merupakan medium padat, media tauge cair termasuk dalam medium cair yang tidak mengandung bahan pemadat sehingga tetap berbentuk cairan. Media tauge cair memiliki perbedaan warna, tingkat kekeruhan, dan kontaminasi dengan media PDA. Media PDA memiliki warna yang lebih pekat dan cairan jernih dibandingkan dengan media tauge cair. Media tauge cair juga dapat mengalami kontaminasi karena proses sterilisasi yang kurang sempurna pula.

Setiap medium memiliki fungsi yang berbeda. Media PDA berfungsi untuk menumbuhkan yeast dan kapang. Media PDA memiliki komposisi bahan dengan fungsinya masing-masing, antara lain kentang sebagai sumber karbohidrat, vitamin, dan energi; dextrose sebagai sumber gula dan energi; agar untuk memadatkan medium PDA. Dibutuhkan aquadest Setiap medium memiliki fungsi yang berbeda. Media PDA berfungsi untuk menumbuhkan yeast dan kapang. Media PDA memiliki komposisi bahan dengan fungsinya masing-masing, antara lain kentang sebagai sumber karbohidrat, vitamin, dan energi; dextrose sebagai sumber gula dan energi; agar untuk memadatkan medium PDA. Dibutuhkan aquadest

Bakteri tidak akan tumbuh di media yang tidak mengandung nutrisi. Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan suatu mikroorganisme. Kesesuaian suhu, pH, kebutuhan nutrisi merupakan beberapa syarat perkembangbiakan mikroorganisme agar berjalan dengan baik. Sebelum mengembangbiakan mikroorganisme, perlu juga mengetahui sifat dasar dari jenis mikroorganisme sendiri, sehingga dapat menentukan nutrisi apa yang diperlukan oleh mikroorganisme tersebut. Adapun syarat media yang baik menurut Jegeg (2012), yaitu:

a. Mengandung nutrisi (bahan makanan) yang sesuai bagi mikroorganisme.

b. Mengandung oksigen yang dibutuhkan.

c. Memiliki kelembaban tertentu.

d. pH dan suhu media harus sesuai dengan jenis mikroorganisme yang dikembangkan.

e. Media yang digunakan harus steril dan tidak sedang terkontaminasi.

2.6 Kesimpulan Media PDA dan media tauge cair memiliki ciri-ciri yang berbeda, baik dari warna, sifat larutan, dan kontaminasi. Media PDA berfungsi untuk menumbuhkan yeast dan kapang, sedangkan media tauge cair berfungsi untuk menumbuhkan bakteri dan jamur.

Sebelum membuat media, perlu mengetahui sifat dari mikroorganisme yang akan dibiakan. Syarat media yang baik bagi mikroorganisme adalah mengandung nutrisi (bahan makanan) yang sesuai bagi mikroorganisme, mengandung oksigen yang dibutuhkan, memiliki kelembaban tertentu, pH dan suhu media harus sesuai dengan jenis mikroorganisme yang dikembangkan, serta media yang digunakan harus steril dan tidak terkontaminasi.

PENANGKAPAN MIKROORGANISME

3.1 Pendahuluan Penangkapan mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroorganisme dari suatu daerah tertentu pada suatu medium pertumbuhan untuk tujuan isolasi. Penangkapan mikroorganisme umumnya dilakukan dengan cawan petri berisi medium yang menyediakan nutrisi yang diperlukan mikroorganisme. Macam-macam mikroorganisme yang dapat tumbuh dapat berupa jamur, khamir, dan bakteri.

Menurut Dwidjoseputro (1986), sifat-sifat koloni yang perlu diperhatikan saat tumbuh dipermukaan medium yaitu:

1) Besar kecilnya medium

2) Bentuk

3) Kenaikan permukaan

4) Halus kasarnya permukaan

5) Wajah permukaan

6) Warna

7) Kepekatan Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk mengamati bentuk, warna, permukaan koloni mikroorganisme, jenis mikroorganisme, dan mikroorganisme yang dominan pada masing- masing media.

3.2 Alat dan Bahan Alat: - Autoclave - Petridish - Erlenmeyer - Beaker Glass - Pipet - Lampu Bunsen

Bahan: - Media PDA - Media Tauge Cair - Kertas payung

- Kapas - Tali rafiah - Susu - Air - Sirup - Air perasan ayam

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Biakan Mikroorganisme pada Media PDA

1. Ambil 1 ml susu dan encerkan dengan 9 ml aquadest. Ambil setetes suspensi dan teteskan pada petridish yang berisi media.

2. Teteskan secara merata pada permukaan media. Kemudian bungkus petridish dengan kertas payung.

3. Inkubasi selama 36 jam. Ulangi dengan perlakuan yang sama pada air dan sirup.

4. Kemudian amati jenis mikroorganisme yang dominan pada masing-masing media, bentuk, permukaan, tepi, dan warna mikroorganisme.

3.3.2 Biakan Mikroorganisme pada Media Tauge Cair

1. Ambil 1 ml susu dan encerkan dengan 9 ml aquadest. Ambil setetes suspensi dan teteskan pada tabung reaksi yang berisi media.

2. Teteskan secara merata pada permukaan media. Kemudian sumbat tabung reaksi dengan kapas dan bungkus dengan kertas payung.

3. Inkubasi selama 36 jam. Ulangi dengan perlakuan yang sama pada air dan sirup.

4. Kemudian amati jenis mikroorganisme yang dominan pada masing-masing media, bentuk, permukaan, tepi, dan warna mikroorganisme.

3.4 Hasil Pengamatan

3.4.1 Biakan Mikroorganisme pada Media PDA

Bentuk

Bahan

Jenis Mikroorganisme

Susu: Lactobacillus bulgaricus Indomilk

Datar

Titik-titik Kecoklatan

Bendera

Putih Enak

Cembung Bulat

Titik-titik Putih kecoklatan Sirup:

Datar

Leuconostoc delbrueckli Pulpy

Cembung Titik-titik Putih Marjan

Air: Escherichia coli PDAM

Putih Orange Club

Cembung Bulat

Titik-titik Kuning Cheers

Perasan Ayam: Salmonella Sp Pasar Besar

Cembung Titik-titik Putih Pasar Mergan

Putih Pasar Ijen

Datar

Bulat

Cembung Titik-titik Putih

3.4.2 Biakan Mikroorganisme pada Media Tauge Cair

Warna Susu: Indomilk

Bahan

Pola Pertumbuhan

Bentuk

Putih Bendera

Anaerob fakultatif Bulat

Putih Enak

Anaerob fakultatif Tidak beraturan

Putih Sirup: Pulpy

Anaerob fakultatif Bulat

Putih Marjan

Anaerob

Tidak beraturan

Putih Air: PDAM

Anaerob

Titik-titik

Putih Club

Anaerob fakultatif Titik-titik

Putih Sumur

Anaerob fakultatif Titik-titik

Anaerob fakultatif Tidak beraturan

Putih

3.5 Pembahasan Mikroorganisme (bakteri) adalah makhluk hidup yang berukuran kecil (mikroskopis) yang memiliki bentuk kehidupan serta karakteristik yang khas yang dapat dibedakan dari organisme lain. Mikroorganisme memiliki struktur sel yang sederhana tanpa nukleus (inti sel) dan umumnya berukuran 0,5 – 5 μm (anneahira, 2004). Bakteri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan. Contoh bakteri yang menguntungkan adalah lactobacillus bulgaricus yang dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi yogurt, sedangkan bakteri yang merugikan, seperti Salmonella typhi yang dapat menyebabkan penyakit demam.

Mikroorganisme tidak dapat tumbuh dengan baik jika media yang akan digunakan untuk pengembangbiakan tidak sesuai. Media harus berisi nutrisi yang dapat menunjang mikroorganisme untuk tumbuh. Media dan alat yang akan digunakan untuk pengembangbiakan pun harus steril dan bebas dari kontaminasi. Pada praktikum ini, yang akan diidentifikasi adalah jenis mikroorganisme yang terdapat dalam susu, sirup, air, dan air perasan ayam dengan menggunakan media PDA pada cawan petri, sedangkan pada media tauge cair hanya menggunakan tiga bahan, yaitu susu, sirup, dan air. Setiap bahan yang digunakan diambil dari sampel yang berbeda. Pada susu diambil tiga sampel, yaitu dari susu indomilk, susu bendera, dan susu enak, pada sirup diambil dari pulpy orange dan sirup marjan, pada air diambil sampel dari PDAM, air minum Club, dan Cheers, sedangkan pada air perasan ayam diambil sampel ayam dari Pasar Besar, Pasar Mergan, dan Pasar Ijen.

Agar mendapatkan biakan murni dari masing-masing bahan, Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada media, antara lain (Anitamuina, 2013):

a) Cara Sebar ( The Spread Plate Method) Cara ini dilakukan dengan cara menyebarkan suspensi bakteri di permukaan media, supaya diperoleh kultur murni.

b) Cara Tuang ( The Pour Plate Method ) Cara ini membutuhkan media yang belum padat, kemudian dituang bersama dengan suspensi bakteri kedalam cawan petri dan dihomogenkan lalu dibiarkan hingga memadat.

Setelah menggunakan salah satu dari kedua cara tersebut, media yang sudah diberi suspensi bakteri diinkubasi selama 36 jam untuk memperoleh biakan campuran yang terkandung dalam bahan. Pada praktikum yang dilakukan digunakan cara sebar untuk memperoleh biakan pada permukaan media.

Koloni bakteri yang tumbuh akan membentuk karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan morfologi setiap bakteri tersebut. Koloni bakteri yang tumbuh pada cawan petri akan menunjukkan ciri-ciri yang ditunjukkan oleh gambar berikut:

Gambar 1. Morfologi Koloni Bakteri Sumber: http://inst.bact.wisc.edu/inst/index.php?module= book&func= displayarticle&art_id= 119

a. Ukuran : bentuk titik, kecil, moderat atau sedang, dan besar.

b. Pigmentasi (Warna koloni) : putih, kuning, merah, ungu, dan lain-lain.

c. Form (Bentuk koloni) :

1) Punctiform : Titik-titik, bertepi

2) Sirkuler

: Bulat, bertepi

3) Filamen

: Bentuk seperti benang

4) Ireguler

: Tidak beraturan, bertepi

5) Rhizoid

: Bentuk seperti akar, pertumbuhan menyebar

6) Spindle

: Bentuk seperti serabut.

d. Elevasi (Ketinggian pertumbuhan koloni bakteri):

1) Flat : Ketinggian tidak terukur, nyaris rata dengan medium (datar)

2) Raised : Ketinggian terlihat, namun rata pada seluruh permukaan (timbul)

3) Convex

: Bentuk cembung

4) Pulvinate : Bentuk cembung, seperti tetesan air

5) Umbonate : Bentuk cembung, dibagian tengah lebih menonjol (seperti tombol).

e. Margin (Bentuk tepian luar ):

1) Entire

: Tepian rata

2) Lobate

: Tepian berlekuk

3) Undulate

: Tepian bergelombang

4) Serrate

: Tepian bergerigi

5) Filamentous : Tepian seperti benang-benang

6) Curled

: Tepian tak beraturan (Riyanah, 2013).

Sedangkan koloni bakteri yang tumbuh dalam media cair akan menunjukkan pola pertumbuhan seperti berikut:

Gambar 2. Pola Pertumbuhan Berdasarkan Kebutuhan O 2

Sumber: http://wikisains.blogspot.com/2011/01/morfologi-mikroba.html

Mikroorganisme anaerob fakultatif adalah mikroorganisme yang dapat menghasilkan ATP jika terdapat oksigen tetapi juga mampu melakukan fermentasi (Anonymous 1 , 2013). Artinya,

mikroorganisme yang memiliki pola pertumbuhan ini dapat tumbuh dengan menggunakan dan tanpa menggunakan oksigen. Mikroorganisme aerob adalah mikroorganisme yang memerlukan oksigen, sedangkan anaerob adalah mikroorganisme yang tidak memerlukan oksigen untuk hidup. Mikroorganisme mikroaerofilik adalah mikroorganisme yang dapat hidup dengan sedikit oksigen, tetapi akan mati jika kelebihan oksigen.

Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan biakan dalam dengan ciri-ciri: bentuk, pola pertumbuhan dan warna yang berbeda-beda pada setiap sampel. Dalam tiga sampel dari produk yang berbeda didapatkan bentuk dan warna yang berbeda meskipun berasal dari sampel yang sama, seperti pada biakan dalam susu indomilk, bila dilihat dari samping berbentuk datar, bila dilihat dari atas berbentuk titik-titik dan berwarna kecoklatan. Bentuk mikroorganisme dari susu indomilk sama dengan susu enak dan berbeda dengan susu bendera yang berbentuk cembung bila dilihat dari samping, berbentuk bulat bila dilihat dari atas, dan berwarna putih. Pola pertumbuhan mikroorganisme pada susu ( Lactobacillus bulgaricus ) bersifat anaerob fakultatif. Pada biakan sirup marjan, dari samping berbentuk cembung, Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan biakan dalam dengan ciri-ciri: bentuk, pola pertumbuhan dan warna yang berbeda-beda pada setiap sampel. Dalam tiga sampel dari produk yang berbeda didapatkan bentuk dan warna yang berbeda meskipun berasal dari sampel yang sama, seperti pada biakan dalam susu indomilk, bila dilihat dari samping berbentuk datar, bila dilihat dari atas berbentuk titik-titik dan berwarna kecoklatan. Bentuk mikroorganisme dari susu indomilk sama dengan susu enak dan berbeda dengan susu bendera yang berbentuk cembung bila dilihat dari samping, berbentuk bulat bila dilihat dari atas, dan berwarna putih. Pola pertumbuhan mikroorganisme pada susu ( Lactobacillus bulgaricus ) bersifat anaerob fakultatif. Pada biakan sirup marjan, dari samping berbentuk cembung,

Dari hasil yang didapatkan, meskipun dalam satu sampel yang sama, didapatkan hasil uji yang berbeda. Hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan uji coba, seperti kesalahan dalam pengamatan dan kesalahan dalam pengambilan biakan dan setiap produk yang berbeda memiliki komposisi yang berbeda pula.

3.6 Kesimpulan Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang berukuran kecil (mikroskopis) yang memiliki bentuk kehidupan serta karakteristik yang khas yang dapat dibedakan dari organisme lain. Mikroorganisme dapat bersifat merugikan dan menguntungkan sesuai dengan kegunaannya.

Pada praktikum yang telah dilakukan digunakan sampel susu, sirup, air, dan air perasan ayam dengan menggunakan media padat (PDA) dan media cair (tauge cair) untuk mengetahui morfologi dari tiap mikroorganisme yang tumbuh. Media padat digunakan untuk mengetahui ciri fisik dari suatu mikroorganisme, sedangkan tauge cair digunakan untuk mengetahui pola pertumbuhan berdasarkan kebutuhan oksigen dari masing-masing biakan yang tumbuh.

Hasil praktikum menunjukkan bahwa setiap sampel yang diuji menghasilkan biakan dengan morfologi yang berbeda meskipun masih dalam sampel yang sama, tetapi dalam produk (merk) yang berbeda. Serta diindikasikan telah terjadi kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan uji coba, seperti kesalahan dalam pengamatan dan kesalahan dalam pengambilan biakan.

ISOLASI MIKROORGANISME

4.1 Pendahuluan Isolasi mikroorganisme adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme dari lingkungan alamnya dan menumbuhkan sebagai piaraan murni. Mikroorganisme yang diperoleh dari biakan murni harus dipiara dalam lingkungan yang sesuai dengan syarat sebagai berikut:

a. Sifat mikroorganisme yang akan diisolasi

b. Tempat hidup atau asal mikroorganisme

c. Media yang sesuai

d. Cara penanaman mikroorganisme

e. Cara inkubasi mikroorganisme

f. Cara pengujian mikroorganisme

g. Cara memelihara agar mikroorganisme yang diisolasi tetap murni Beberapa cara untuk mendapatkan piaraan murni, yaitu:

a. Dengan pengenceran

b. Dengan penuangan

c. Dengan gesekan

d. Dengan mengucilkan satu sel

e. Dengan inokulasi hewan Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk memisahkan suatu mikroorganisme dan menumbuhkannya sebagai biakan murni pada medium buatan.

4.2 Alat dan Bahan Alat:

- Kawat inokulasi - Entkas - Lampu Bunsen

Bahan: - Media miring - Piaraan dari air perasan ayam - Piaraan dari air - Piaraan dari susu

- Alkohol 70%

4.3 Cara Kerja

1. Ambil kawat inokulasi, celupkan pada alkohol 70%, panaskan ujungnya dengan lampu bunsen.

2. Ambil tabung reaksi yang berisi media miring, lalu panasi ujung tabung reaksi dan buka kapasnya.

3. Kemudian ambil sedikit mikroorganisme dari piaraan air perasan ayam dengan ujung kawat ose dan goreskan pada media miring. Untuk media cair kawat ose yang membawa inokulum dicelupkan kedalamnya. Ulangi pada piaraan air dan susu dengan perlakuan yang sama.

4. Tutup tabung reaksi dengan kapas dan panasi kembali ujungnya dengan lampu Bunsen.

5. Media miring yang telah diinokulasi diletakkan pada rak tabung.

6. Amati setelah koloni tumbuh.

7. Semua pekerjaan dilakukan didalam entkas.

4.4 Hasil Pengamatan

Bentuk Perasan ayam:

Pasar Besar I

Serupa batang Pasar Besar II

Akar

Indomilk I

Serupa batang Pasar Besar III

Titik-titik

Indomilk II

Serupa pedang Pasar Besar IV

Akar

Bendera

Titik-titik Pasar Mergan I

Akar

Enak I

Titik-titik Pasar Mergan II

Serupa tasbih

Enak II

Serupa tasbih

Pasar Mergan III

Serupa tasbih

Air:

Titik-titik Pasar Ijen I

Pasar Mergan IV

Serupa tasbih

PDAM

Titik-titik Pasar Ijen II

Pasar Ijen III

Titik-titik

Pasar Ijen IV

Titik-titik

4.5 Pembahasan Media agar merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, tetapi agar dapat pula digunakan untuk memisahkan biakan campuran mikroorganisme. Teknik yang digunakan memungkinkan bakteri tumbuh pada jarak yang berjauhan dan membentuk koloni. Jika inokulasi dilakukan dengan benar, maka biakan murni akan terpisah secara sendirinya dari campuran. Setelah diinkubasi maka inokulum ini akan berkembang biak selama 24 jam.

Setelah mikroorganisme berkembang dan tumbuh dipermukaan media PDA, dilakukan inokulasi mikroorganisme dengan kawat ose. Mula-mula kawat ose dipanaskan agar steril, kemudian inokulasi mikroorganisme pada permukaan media dan goreskan pada permukaan agar miring dalam tabung reaksi. Kemudian diamkan selama 24 jam untuk melihat bentuk dari mikroorganisme pada sampel.

Mikroorganisme yang tumbuh pada media agar miring akan tumbuh sesuai dengan bentuknya. Berikut adalah ciri-ciri koloni yang diperoleh dengan menggoreskan kawat inokulum pada media agar miring:

Gambar 1. Bentuk Koloni pada Media Agar Miring Sumber: http://wikisains.blogspot.com/2011/01/morfologi-mikroba.html

Pada praktikum ini, digunakan empat ulangan dari air perasan ayam, yaitu masing- masing dari Pasar Besar, Pasar Mergan, dan Pasar Ijen. Digunakan sampel dari susu, yaitu susu Indomilk dan susu Enak digunakan dua ulangan dan susu Bendera hanya satu ulangan, serta sampel air dengan menggunakan masing-masing satu ulangan dari PDAM dan Club. Setelah keempat sampel bahan (air perasan ayam, susu, dan air) diinokulasi pada media agar miring dan diinkubasi, didapatkan bentuk koloni yang berbeda-beda pada setiap goresan mikroorganisme yang dibiakan.

Pada air perasan ayam, sampel dari Pasar Besar, yaitu ulangan I, III, dan IV menunjukkan bentuk seperti akar, tetapi berbeda dengan Pasar Besar II yang menunjukkan Pada air perasan ayam, sampel dari Pasar Besar, yaitu ulangan I, III, dan IV menunjukkan bentuk seperti akar, tetapi berbeda dengan Pasar Besar II yang menunjukkan

IV didapatkan bentuk koloni titik-titik. Pada air susu, didapatkan bentuk koloni dari susu Indomilk (ulangan I dan II) serupa batang, dari susu Bendera menghasilkan bentuk koloni serupa pedang dan dari susu Enak (ulangan I dan II) menghasilkan bentuk koloni titik-titik. Pada air didapatkan bentuk koloni titik-titik pada kedua sampel air.

Hasil praktikum yang didapat menunjukkan bahwa meskipun dari sampel yang sama (air perasan ayam, susu, dan sirup), koloni bakteri yang ditunjukkan pada setiap ulangan tidak menghasilkan bentuk yang sama. Hasil dari sampel Pasar Besar II menunjukkan bentuk koloni yang berbeda dari ketiga ulangan yang lain dan pada ulangan IV tumbuh jamur pada media. Hal ini dapat terjadi karena faktor dari dalam media (intrinsik), dari luar media (ekstrinsik), dan dari dalam mikroorganisme (implisit) tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi:

a) Faktor Intrinsik, seperti pH, aktivitas air ( a ctivity of water , a w ), kemampuan mengoksidasai-reduksi ( redoxpotential , Eh), kandungan nutrient, bahan antimikroba dan struktur bahan makanan (Yudhabuntara, 2010). Setiap pertumbuhan mikroorganisme membutuhkan media yang berisi nutrisi, seperti air, energi, nitrogen dan vitamin sehingga dapat tumbuh sesuai dengan morfologinya.

b) Faktor Ekstrinsik, seperti suhu penyimpanan, kelembaban, tekanan gas, dan pengaruh

ultraviolet (Yudhabuntara, 2010). Mikroorganisme membutuhkan suhu tertentu untuk dapat tumbuh dan tetap hidup, sehingga diperlukan suhu penyimpanan yang tepat dan sesuai dengan sifatnya.

c) Faktor Implisit, seperti sinergisme dan antagonisme. Ketika mikroorganisme tumbuh pada media ia akan bersaing untuk memperoleh ruang dan nutrisi, sehingga terjadi interaksi di antara mikroorganisme yang berbeda. Interaksi yang terjadi dapat saling mendukung dan saling menghambat (Yudhabuntara, 2010).

Hasil praktikum yang berbeda tersebut dapat terjadi karena faktor-faktor diatas dan adanya kontaminasi saat pengerjaan sehingga dalam media tumbuh spora atau jamur.

4.6 Kesimpulan Media agar merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, tetapi agar dapat pula digunakan untuk memisahkan biakan campuran mikroorganisme. Media yang digunakan untuk inokulasi mikroorganisme adalah media agar miring. Media ini digunakan 4.6 Kesimpulan Media agar merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, tetapi agar dapat pula digunakan untuk memisahkan biakan campuran mikroorganisme. Media yang digunakan untuk inokulasi mikroorganisme adalah media agar miring. Media ini digunakan

Hasil praktikum pada sampel menunjukkan bentuk berbeda pada setiap koloni. Pada air perasan ayam, sampel dari Pasar Besar (ulangan I, III, dan IV) menunjukkan bentuk seperti akar, tetapi pada ulangan II menunjukkan bentuk titik-titik. Sampel dari Pasar Mergan menunjukkan bentuk serupa dengan tasbih, Sampel dari pasar ijen didapatkan bentuk koloni titik-titik. Pada air susu, didapatkan bentuk koloni dari susu Indomilk serupa batang, dari susu Bendera menghasilkan bentuk koloni serupa pedang dan dari susu Enak menghasilkan bentuk koloni titik-titik. Pada air didapatkan bentuk koloni titik-titik.

Perbedaan bentuk koloni yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik, ektrinsik, dan implisit. Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap pola pertumbuhan suatu mikroorganisme. Diindikasikan terjadi kontaminasi pada sampel sehingga tumbuh jamur atau spora juga pada media pertumbuhan.

PENYIAPAN PREPARAT MIKROORGANISME HIDUP UNTUK PENGAMATAN MIKROSKOPIS

5.1 Pendahuluan Pengamatan mikroorganisme dengan menggunakan mikroskop cahaya dapat disiapkan dua macam preparat siapan yang bersifat basah ( wet mount preparation ) dan olesan yang diwarnai. Preparat yang bersifat basah ada dua macam, lengkapan basah dan tetes bergantung. Kedua preparat ini digunakan setetes cairan yang mengandung mikroorganisme hidup, sedangkan preparat olesan yang diwarnai untuk mengamati mikroorganisme yang telah mat i.

Untuk membuat preparat bakteri yang telah dimatikan, sample diambil dari medium padat maupun cair. Pengambilan dilakukan dengan menggunakan kawat ose, lalu gesekan pada kaca benda. Lewatkan pada nyala lampu bunsen sampai kering, lalu dilakukan pewarnaan bakteri.

Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk mempelajari teknik penyiapan lengkapan basah guna mengamati berbagai macam mikroorganisme hidup dibawah mikroskop.

5.2 Alat dan Bahan Alat: - Kawat ose - Mikroorganisme - Lampu Bunsen - Kaca benda ( object glass ) - Kaca benda dengan cekungan ditengah - Kaca penutup

Bahan: - Biakan murni pada air perasan ayam - Biakan murni pada air - Biakan murni pada susu

- Methylene blue - Alkohol 70% - Vaselin

5.3 Cara Kerja

5.3.1 Metode Tetesan Tidak Bergantung

1. Bersihkan kaca benda dengan alkohol 70%.

2. Panaskan kaca benda diatas nyala lampu Bunsen.

3. Berilah sedikit vaselin pada tepi kaca penutup agar tidak mudah bergerak-gerak.

4. Ambil sedikit mikroorganisme dengan ujung kawat ose dan gesekan pada tengah kaca penutup.

5. Tetesi dengan methylene blue dan tutup dengan kaca penutup.

6. Amati dengan mikroskop bentuk bakteri, khamir, dan jamur.

5.3.2 Metode Tetesan Bergantung

1. Bakteri yang sudah dipelihara dalam tauge cair, kedalamnya dicelupkan kawat ose.

2. Sentuhkan ujung kawat ose pada tengah kaca penutup.

3. Balik kaca penutup dan letakkan dengan hati-hati diatas kaca benda sehingga berada tepat ditengah cekungan.

4. Ujung kawat ose dipijarkan lagi.

5. Amati dengan mikroskop.

5.4 Hasil Pengamatan

A. Biakan murni pada air perasan ayam

Pasar Besar I Pasar Besar II

Pasar Mergan I Pasar Mergan IV

Pasar Ijen I Pasar Ijen IV

B. Biakan murni pada air

Club

C. Biakan murni pada susu

Indomilk I

Indomilk II

Bendera

Enak I

Enak II

5.5 Pembahasan Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, micros yang berarti kecil dan scopien yang berarti melihat. Jadi mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Mikroskop memiliki jenis yang beragam, seperti Mikroskop Fase kontras, Mikroskop medan-gelap, Mikroskop Pender, Mikroskop Ultraviolet, Mikroskop

Elektron, dan Mikroskop Cahaya (Supriyanto, 2013). Tetapi pada praktikum kali ini digunakan Mikroskop cahaya untuk mengamati mikroorganisme yang hidup dalam media.

Pengamatan dengan menggunakan mikroskop dilakukan untuk melihat bentuk dan jenis mikroorganisme yang hidup pada media. Berikut adalah macam-macam bentuk mikroorganisme yang dapat terlihat menurut Anneahira (2004):

a) Bakteri Kokus ( Coccus )

Gambar 1. Bentuk-bentuk Bakteri Kokus Sumber: http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/14/anatomi-dan-morfologi-

bakteri-jamur-virus/

Bakteri ini memiliki bentuk bulat seperti bola. Bakteri ini terdiri dari:  Monococcus

Monococcus adalah bakteri kokus dengan bola kecil tunggal, tidak saling bergandengan. Contohnya, bakteri Micrococcus lutea yang hidup pada jaringan kulit manusia, daging, air, atau tanah.

 Diplococcus Diplococcus adalah bakteri kokus yang bergandengan dua-dua. Contohnya, bakteri

Diplococcus pneumoniae yang menyebabkan penyakit radang paru-paru.

 Tetracoccus Tetracoccus adalah bakteri kokus yang bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar. Contohnya, bakteri Pediococcus cerevisiae yang digunakan dalam pembuatan sosis daging.

 Sarcina Sarcina adalah bakteri kokus yang bergerombol membentuk kubus. Contohnya,

bakteri Thiosarcina rosea yang sering disebut dengan bakteri belerang.

 Staphylococcus Staphylococcus adalah bakteri kokus yang bergerombol dan bentuknya menyerupai buah anggur. Contohnya, bakteri Staphylococcus aureus yang menyebabkan penyakit radang paru-paru.

 Streptococcus Streptococcus adalah bakteri kokus yang berkelompok saling berhimpitan dan

membentuk rantai. Contohnya, bakteri Streptococcus lactis yang digunakan dalam proses fermentasi susu.

b) Bakteri Basil (Bacillus)

Gambar 2. Bentuk-bentuk Bakteri Basil Sumber: http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/14/anatomi-dan-morfologi-

bakteri-jamur-virus/

Bakteri ini berbentuk batang seperti kapsul. Bakteri ini terdiri dari:  Monobacillus

Monobacillus adalah bakteri basil yang berdiri sendiri-sendiri. Contonya, bakteri Escherichia coli yang hidup pada usus besar manusia dan berperan menguraikan sisa-sisa makanan yang tidak terserap dalam proses pencernaan.

 Diplobacillus Diplobacillus adalah bakteri basil yang bergandengan dua-dua. Contohnya, bakteri Salmonella typhosa yang menyebabkan penyakit typus.

 Streptobacillus Streptobacillus adalah bakteri basil yang bergandengan membentuk rantai. Contohnya, bakteri Bacillus anthracis yang hidup pada hewan ternak dan menyebabkan penyakit antraks.

c) Bentuk Spiral (Spirilum)

Gambar 3. Bentuk-bentuk Bakteri Spiral Sumber: http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/14/anatomi-dan-morfologi-

bakteri-jamur-virus/

Bakteri ini berbentuk spiral. Bakteri spiral ini memiliki bentuk lengkung tidak beraturan, sebagian membentuk sekrup, menyerupai tanda koma, atau setengah lingkaran tidak sempurna. Bakteri ini terdiri dari:

 Spiral Spiral adalah bakteri yang bentuknya seperti gelombang. Contohnya, Thiospirillopsis floridana yang mengoksidasi belerang.

 Vibrio Vibrio adalah bakteri yang berbentuk seperti koma. Contohnya, bakteri Vibrio cholera yang menyebabkan penyakit kolera.

 Spiroseta Spiroseta adalah bakteri yang bentuknya seperti kepala sekrup. Contohnya, bakteri Treponema pallidum yang menyebabkan penyakit sifilis.

Pengamatan yang dilakukan dengan perbesaran 100x menggunakan mikroskop didapatkan bentuk mikroorganisme yang beragam. Pada air perasan ayam didapatkan jenis mikroorganisme yang berdiri sendiri-sendiri, pada susu didapatkan mikroorgansime yang berdiri sendiri dan ada pula yang bergerombol, sedangkan pada air didapatkan mikroorganisme yang berdiri sendiri-sendiri. Mikroorganisme dalam air perasan ayam, susu dan air berbentuk basil. Ini ditunjukkan oleh bentuk-bentuk yang terlihat pada mikroskop. Pada air perasan ayam terdapat mikroorganisme jenis Salmonella Sp yang hidup didalamnya, pada air terdapat mikroorganisme jenis Escherichia coli , sedangkan pada susu terdapat mikroorganisme penghasil asam laktat, yaitu Lactobacillus bulgaricus .

Dalam praktikum yang dilakukan terjadi kesalahan-kesalahan sehingga pengamatan tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan, karena pengambilan inokulum dalam media yang tidak maksimal, dalam artian bakteri yang tumbuh hanya sedikit sehingga pengamatan dengan menggunakan mikroskop tidak teliti.

5.6 Kesimpulan Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Mikroskop memiliki bermacam-macam jenis, tetapi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mikroskop Cahaya.

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk dari mikroorganisme yang tumbuh pada setiap sampel bahan. Bentuk-bentuk mikroorganisme ini dapat berupa kokus, basil, dan spiral. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ketiga sampel bahan tersebut memiliki mikroorganisme yang berbentuk basil sesuai dengan jenis mikroorganisme yang terkandung didalam bahan, yaitu Salmonella Sp pada air perasan ayam, Escherichia coli pada air, dan Lactobacillus bulgaricus pada susu.

Kesalahan yang dapat terjadi dalam proses pengamatan, yaitu pengambilan inokulum dalam media yang tidak maksimal sehingga pengamatan dengan menggunakan mikroskop tidak teliti.

PENGECATAN GRAM

6.1 Pendahuluan Pengecatan mula-mula dikembangkan oleh Christian Gram (1884). Pengecatan gram terdiri dari 4 tingkatan, yaitu:

1) Pemberian cat utama (larutan cat crystal violet)

2) Pengintesifan cat utama dengan menambahkan larutan mordan

3) Pencucian (dekolorisasi) dengan larutan alkohol

4) Pemberian cat penutup (cat lawan, counterstain), larutan cat safranin yang berwarna merah. Pengecatan gram termasuk pengecatan diferensial, karena dapat membedakan bakteri

gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif adalah bakteri yang mengikat cat utama dengan kuat sehingga tidak dapat dilunturkan oleh peluntur dan tidak diwarnai lagi dengan cat lawan. Jika diamati secara mikroskopis, bakteri berwarna biru ungu (violet).

Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mengikat cat utama dengan kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh cat lawan. Jika diamati secara mikroskopis, bakteri berwarna merah.

Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk mengetahui dan membedakan bakteri yang bersifat gram positif dan gram negatif.

6.2 Alat dan Bahan Alat: - Mikroskop - Beaker glass - Lampu Bunsen - Pipet - Kaca benda ( object glass ) - Kaca benda dengan cekungan ditengah - Kaca penutup - Pengaduk - Kawat ose - Erlenmeyer

Bahan: - Biakan murni pada air perasan ayam - Biakan murni pada air - Biakan murni pada susu - Larutan cat Hucker’s crystal violet (Gram A)

- Larutan mordan Lugol’s iodine (Gram B) - Larutan pencuci (Gram C) - Larutan cat safranin (Gram D)

6.3 Cara Kerja

6.3.1 Pembuatan Larutan Gram