MENJADI PUSTAKAWAN YANG BERBEDA RAHASIA

MENJADI PUSTAKAWAN YANG BERBEDA:
RAHASIA BERKARIER AGAR NAIK KELAS

Lilik Kurniawati Uswah
Pustakawan Muda Universitas Gadjah Mada

Makalah disampaikan pada Seminar dan Munas FPPTI tanggal 26 April 2012 di Yogyakarta

Pendahuluan
Dalam rangka mendukung terwujudnya perpustakaan yang handal, maka
diperlukan pustakawan yang memiliki kompetensi yang tinggi baik kompetensi
profesional maupun kompetensi personal/individu. Pengembangan pustakawan
yang berkualitas dan kompeten merupakan suatu hal yang perlu mendapatkan
perhatian serius ketika ingin membangun suatu perpustakaan yang ideal.
Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan adalah sebuah
kebijakan yang dapat memberikan inspirasi kepada pustakawan dan calon
pustakawan untuk dengan sungguh-sungguh menekuni profesinya.
Pustakawan bagi perpustakaan dapat merupakan kekayaan/aset yang sangat
berharga [the most valuable assets], karena hanya manusialah satu-satunya
makhluk Tuhan yang diberi kemampuan untuk berpikir dan menjadikan segala
sesuatu menjadi lebih bermakna dan lebih bernilai. Akan tetapi di sisi lain,

pustakawan juga dapat menjadi beban atau liability bagi perpustakaan, jika tidak
dapat memberikan yang terbaik bagi perpustakaan. Oleh karena itu dalam
menghadapi derasnya arus teknologi informasi dan meningkatkan pelayanan
kepada pemustaka, maka dibutuhkan pustakawan-pustakawan yang kompeten,
berkualitas, berperan aktif, dinamis, konseptual, dan adaptif, serta berani keluar
dari zona nyaman.

Peta Pustakawan Berdasarkan Jabatan
No

1

2

Jabatan

TOTAL
Jumlah

Prosentase


a. Pustakawan Pelaksana

299

10%

b. Pustakawan Pelaksana Lanjutan

547

18%

c. Pustakawan Penyelia

772

25%

a. Pustakawan Pertama


400

13%

b. Pustakawan Muda

590

19%

c. Pustakawan Madya

413

14%

Pustakawan Tingkat TERAMPIL

Pustakawan Tingkat AHLI


d. Pustakawan Utama
JUMLAH

13

1%

3034

100%

Data Perpustakaan Nasional RI, 2012.
Dari data tersebut, berapa pustakawan Indonesia yang berkualitas dan berani
mengembangkan ide-idenya untuk pengembangan diri maupun profesinya?

Motivasi Berprestasi Pustakawan
Nilai tambah dalam diri pustakawan sangat diperlukan agar pustakawan
memiliki kompetensi pembeda dengan yang lain. Hal ini penting bagi eksistensi
pustakawan di era kompetisi ini, yang keluar sebagai pemenang adalah mereka

yang memiliki nilai tambah [value added] sehingga menjadi berbeda. Kemampuan
mental pustakawan dengan perilaku produktif menjadikan pustakawan handal yang
bermanfaat bagi diri dan lingkungan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi merupakan dorongan yang
timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan atas perbuatannya. Motivasi
yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan
suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasaan dirinya. Motivasi orang tergantung
pada kekuatan motifnya. Motif yang dimaksud dalam hal ini adalah kebutuhan,
keinginan, dorongan atau gerak hati dalam diri individu.

Menurut Maslow, manusia akan didorong untuk memenuhi kebutuhan yang
paling kuat sesuai waktu, keadaan dan pengalaman yang bersangkutan mengikuti
suatu hirarki. Dalam tingkatan ini, kebutuhan pertama yang harus dipenuhi terlebih
dahulu

adalah


kebutuhan

fisiologi.

Setelah

kebutuhan

pertama

dipuaskan,

kebutuhan yang lebih tinggi berikutnya akan menjadi kebutuhan utama, yaitu
kebutuhan akan keamanan dan rasa aman. Kebutuhan ketiga akan muncul setelah
kebutuhan kedua terpuaskan. Proses ini berjalan

terus sampai terpenuhinya

kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan aktualisasi diri [self actualization] adalah kebutuhan dengan

menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan dan potensi optimal untuk
mencapai prestasi yang sangat memuaskan atau sulit dicapai orang lain. Inilah
kebutuhan puncak paling tinggi, sehingga seseorang ingin mempertahankan
prestasinya secara optimal.
Teori Maslow dapat digunakan untuk memperjelas dan memperkirakan tidak
hanya perilaku individual tetapi juga perilaku kelompok dengan melihat rata-rata
kebutuhan yang menjadi motivasi mereka. Bertumpu pada karya Maslow, Douglas
McGregor [1960] berpendapat bahwa ciri-ciri manusiawi adalah bahwa manusia itu
selalu mempunyai motivasi, mempunyai potensi untuk berkembang, mempunyai
kapasitas untuk memikul tanggung jawab dan memiliki tatalaku untuk mencapai
tujuan.
Motivasi berprestasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang
untuk

berusaha

sebaik-baiknya

untuk


mencapai

ukuran

keunggulan

yang

didasarkan atas kemampuan diri, tugas dan perbandingan dengan orang lain. David
McClelland dan para peneliti lainnya mengemukakan bahwa ada korelasi positif
antara kebutuhan berprestasi dengan prestasi dan sukses pelaksanaan.
McClelland, melalui riset empiriknya menemukan bahwa para usahawan,
ilmuwan, dan profesional mempunyai tingkat motivasi prestasi di atas rata-rata.
McClelland

juga

mengemukakan

bahwa


kebutuhan

prestasi

tersebut

dapat

dikembangkan pada orang dewasa. Orang-orang yang berorientasi prestasi
mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan, yaitu:

a. Menyukai pengambilan resiko yang layak [moderat] sebagai fungsi keterampilan,
bukan kesempatan; menyukai suatu tantangan; dan menginginkan tanggung
jawab pribadi bagi hasil-hasil yang dicapai.
b. Mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan pestasi yang layak
dan menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan.
c. Mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah
dikerjakannya.
d. Mempunyai keterampilan dalam perencanaan jangka panjang dan memiliki

kemampuan-kemampuan operasional.
Model

Mc

Clelland

sangat

menekankan

perhatian

pada

prestasi

[achievement] meskipun secara konseptual terdapat tiga macam kebutuhan yang
berkaitan dengan motivasi. Ketiga macam kebutuhan tersebut adalah:
1. Kebutuhan akan prestasi [Need for Achievement], merupakan daya penggerak

yang memotivasi semangat seseorang. Karena itu n-Ach akan mendorong
seseorang

untuk

mengembangkan

kreativitas

dan

mengarahkan

semua

kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi belajar yang
optimal. Hal ini dicapai dengan cara: merumuskan tujuan, mendapatkan umpan
balik [feed back], memberikan tanggung jawab pribadi, dan bekerja keras.
2. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain [Need for Affiliation]
Kebutuhan ini menjadi daya penggerak yang akan memotivasi semangat belajar
pustakawan.

Seseorang

mengembangkan

dirinya

karena
serta

kebutuhan

n-Af

memanfaatkan

akan

semua

memotivasi
energinya

dan
untuk

menyelesaikan tugas-tugasnya. Jadi seseorang termotivasi oleh n-Af. Karena nAff

yang

merangsang

gairah

belajar

seseorang,

sebab

setiap

orang

menginginkan:
-

kebutuhan akan perasaan oleh orang lain di lingkungan ia hidup dan belajar
[sense of belonging]

-

Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap orang merasa dirinya
penting [sense of importance]

-

Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal [sense of achievement]

-

Kebutuhan akan perasaan ikut serta [sense of participation]

3. Kebutuhan akan kekuasaan [Need for power]
Ego manusia yang ingin berkuasa dari manusia lainnya sehingga menimbulkan
persaingan.

Prestasi pustakawan tidak dapat lepas dari keadaan pustakawan itu sendiri
dan

lingkungan

dimana

pustakawan

tersebut

berada.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi ada 3 hal yakni: [1] Faktor latar belakang sosial [meliputi
pendidikan, jenis kelamin, dan program studi]; [2] Faktor lingkungan sosial [meliputi
keluarga, kelompok referensi, dan ahli/mentor]; dan [3] Faktor motivasi [meliputi
motivasi berprestasi dan aktualisasi diri].
Pertumbuhan

dan

perkembangan

manusia

tergantung

pada

niche

[komunitas, media, lingkungan tumbuh] dan nature [faktor bawaan dan genetis].
Bicara tentang genetis, berarti bicara tentang benih. Benih yang mengawangawang tidak akan bisa tumbuh. Dia membutuhkan media untuk berakar dan
menyerap sari untuk bertumbuh. Media ini adalah kedua orang tua, keluarga dan
lingkungan masyarakat, termasuk di dalamnya pendidikan.

Pengaruh besar

lingkungan pertumbuhan manusia menjadi penting. Ibaratnya benih juara, kalau
tumbuh di media yang keliru, tidak akan menampilkan kualitas seorang juara.

Strategi Pengembangan Karier
Sukses bukan soal uang, jabatan dan ketenaran. Sukses bukan soal menjadi
terbaik dari kompetisi. Sukses adalah proses berkelanjutan menjadikan diri sendiri
versi terbaik. (Rene, 2011).
Di dunia karier yang semakin kompetitif memang membutuhkan kecerdasan
berstrategi.

Apa

yang

kita

inginkan,

seberapa

besar

kemampuan

untuk

mencapainya dan seberapa besar kemauan kita untuk terus belajar. Perjalanan
karier seperti lari marathon. Panjang, dan butuh daya tahan cukup untuk mencapai
garis akhir. Tapi kita tetap bisa mengatur ulang strategi dengan melambatkan
langkah, bahkan mungkin berhenti sejenak. Karier sebaiknya dikendalikan oleh diri
sendiri.
#1. Passion adalah keharusan
Seseorang harus memiliki passion dalam mengerjakan apa saja. Kalau tidak,
pekerjaan semudah apa pun akan menjadi berat dan sulit.
Passion adalah segala hal sangat, sangat, sangat diminati sehingga tidak terpikir
untuk tidak mengerjakannya. Passion adalah anak tangga pertama sebuah

perjalanan karier. Pekerjaan adalah alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan
tertentu dan alat bagi individu untuk terus tumbuh sebagai

pribadi dan

professional.

ketercapaian

Karier

bicara

soal

pemenuhan

kebahagiaan

dan

(fulfillment). Siapa pun bisa dipecat dari pekerjaan, namun tidak akan bisa dipecat
dari karier. Your career is yours, your career is you.
Tanpa passion, semua aktivitas hanya sekedar untuk pemenuhan kebutuhan
minimal memperoleh gaji, pangkat, fasilitas kerja, dan atribut lain. Tidak ada
kesenengan berkarya. Tidak ada keasyikan merasakan hal-hal baru. Tidak ada
desakan dari dalam diri untuk terus menerus menjadikan diri lebih baik. Semua
dilaksanakan atas nama uang, kebutuhan dan keterpaksaan.
Dengan passion, aktivitas paling menantang sekalipun akan menyenangkan.
#2. Miliki Mentor
Mentor adalah orang yang memotivasi kita untuk maju. Mereka bisa jadi bos, rekan
kerja, ataupun keluarga sendiri. Orang-orang inilah yang bisa memberikan sudut
pandang lain saat kita ragu mengambil keputusan.
Kita perlu intensif melakukan evaluasi tindakan kita, dan hanya masukan pihak
lainlah yang bisa kita manfaatkan. Sepanjang kita bisa meyakini bahwa masukan itu
berguna, kita akan tetap bisa memanfaatkannya. Bayangkan, betapa basinya sikap
keras kepala dan tidak mau menerima feedback. Hanya orang yang aktif berburu
masukanlah yang bisa maju dan mampu menembus unpredictables, ketidakjelasan
yang memang ditakuti semua orang.
#3. Networking penting
Selain

pendidikan,

network

atau

jaringan

adalah

segalanya.

Dalam

setiap

kesempatan, berkenalanlah dengan sebanyak mungkin orang, baik yang berprofesi
sama maupun berbeda. Sesuatu yang awalnya tidak mungkin akan menjadi lebih
mudah, jika ternyata kita sudah lebih dulu kenal pada orang yang akan bekerja
sama dengan kita. Bertemu dengan banyak orang baru juga memunculkan berbagai
peluang dan kesempatan baru bagi diri kita.
Kita harus berani keluar dari dalam lingkungan tempat kita merasa nyaman dan
aman.

Jika

ingin

memperluas

pengaruh,

kita

harus

memperluas

lingkaran

pergaulan. Selain akan membuka terhadap ide-ide baru, juga mendorong kita untuk

melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Hal ini akan membantu
kita mempelajari metode kerja baru dan mendapatkan keterampilan tambahan,
juga akan membantu kita menjadi lebih inovatif.

#4. Berani Coba, Berani Beda
Berani mengeluarkan ide dan merealisasikan dalam karya disertai resiko yang ada
adalah tantangan dalam berkarier. Pustakawan juga ditantang untuk berani keluar
dari zona nyaman. Life is a daring adventure, we all should be ready. Berani
berkompetisi dalam setiap aspek kehidupan dan berani memimpin! Berani mencoba
jauh lebih baik daripada tidak mencoba sama sekali.
Untuk dapat maju dan sejajar dengan para pustakawan di negara lain kita harus
berani tampil dalam dunia kepustakawanan yang berwawasan multidisiplin dan
multi-skills. Kita harus berani merancang peran-peran baru dalam kepustakawanan.
Pustakawan harus berani keluar dari arena kepustakawanan dan memahami
kebutuhan masyarakat: memahami kebutuhan, memahami keinginan dan kemudian
melakukan perubahan.
#5. Dress for Success
Menjadi diri sendiri tidak berarti banyak apabila tidak banyak hal menarik yang bisa
ditawarkan. Ketertarikan awal memang diawali dari penampilan, namun selebihnya
tergantung pada kejujuran dan ketulusan berperilaku. Be yourself, be comfortable
and be confident.

Penutup
Naik kelas atau tidak adalah sebuah pilihan. Kita harus bertanya, dengan cara
apa? Ada profesional yang bernafsu sekali naik kelas, bahkan lari kencang dan
memacu diri. Tapi, ada juga yang naik dengan tenang, kadang-kadang berhenti,
memperhatikan keadaan sekitarnya.

Orang yang lari dalam keadaan tidak sehat dengan

koleksterol tinggi, di

kecepatan tertentu dia berpotensi mengalami serangan jantung dan mati.
Sementara, yang tenang-tenang saja justru sampai di atas, bukan hanya bertahan,
tetapi keluar sebagai pemenang. Karena, naik kelas berarti bisa beradaptasi dengan
guncangan perubahan tak terduga yang setiap saat muncul.
Selamat berkarier. Tetaplah tumbuh dengan sehat, dan keluarlah sebagai
pemenang!

Referensi:
Edie Raether. Jadilah Pemenang: Para Juara Berbicara tentang Rahasia Kemenangan
Mereka. Gramedia, 2007.
Eileen Rachman dan Sylvina Savitri. Anda Bisa! Menciptakan Masa Depan: Anda
Sutradaranya. Gramedia Pustaka Utama, 2009.
Eileen Rachman dan Sylvina Savitri. Fit & Proper: Memberdayakan Manusia,
Memenangi Persaingan. Gramedia, 2009.
Ida Fajar Priyanto. Kepemimpinan dalam Perpustakaan. Makalah Pelatihan Pengelola
Perpustakaan Bank Indonesia di Pekanbaru, 2011.
John C. Maxwell. 360 Leader: Mengembangkan Pengaruh Anda dari Posisi Manapun
dalam Organisasi. Bhuana Ilmu Poluler, 2011.
Lilik Kurniawati Uswah. Pustakawan Masa Kini: Sebuah Tantangan Profesi di Era
Global. Makalah Lomba Pustakawan Berprestasi DIY, 2010.
Lilik Kurniawati Uswah. Motivasi Berprestasi Pustakawan Mendukung Visibilitas
Perpustakaan, Maret 2011.
Rene Suhardono. Your Journey To Be The Ultimate U. Kompas, 2011.