Konsep Model Pengembangan Telaah Materi Ajar Biologi Berdasarkan Hasil Penelitian

ISBN: 978-602-72412-0-6

  

Konsep Model Pengembangan Telaah Materi Ajar Biologi Berdasarkan

Hasil Penelitian

Muhammad Joko Susilo, M.Pd Dosen Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia Email :

  

Abstrak

Biologi merupakan ilmu pengetahuan yang di dalamnya memuat pengetahuan

yang berhubungan dengan alam sekitar. Pengetahuan tersebut dijabarkan melalui materi

ajar. Materi ajar biologi hakikatnya adalah alam sekitar yang menjadi obyek studi untuk

mendukung pencapaian kompetensi siswa.

  Pengembangan keilmuan biologi harus senantiasa dilakukan dalam rangka untuk

mengupdate atau memperbaharui konsep or temuan fakta melalui serangkaian kegiatan

penelitian yang dalam tulisan ini diusulkan dalam bentuk wacana pengembangan model

penelaahan yang bisa digunakan sebagai acuan untuk memberikan nilai manfaat lebih besar

pada dunia sekolah dalam memanfaatkan hasil hasil penelitian biologi. Penulisan ini

dilakukan berdasarkan studi literature dari pengalaman dalam proses pembimbingan dan

pengembangan konsep penelitian pendidikan biologi.

  Model pengembangan telaah hasil penelitian menjadi materi ajar dapat dilakukan

dengan model 3 langkah langkah yang diambil dari unsur-unsur penyusun materi ajar.

yaitu: 1) telaah unsur pengetahuan (fakta, konsep), 2) telaah unsur nilai/afektif dan

ketrampilan (skill), dan 3) telaah unsur prinsip dasar (relevansi, adequasi, dan konsistensi).

  Kata kunci: model pengembangan, telaah materi ajar, biologi

PENDAHULUAN I.

  IPA (Biologi) memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan dengan ilmu lainnya. Obyek biologi yang berupa makhluk hidup menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa. Fenomena biologi yang dipelajari merupakan fenomena alam yang mungkin saja pernah dialami atau dihadapi siswa.

  Objek biologi meliputi seluruh makhluk hidup (tumbuhan, hewan, protista, monera, dan fungi). Oleh karena itu, objek yang dipelajari dalam biologi hendaknya meliputi kelima tersebut. Pemilihan tema persoalan biologi perlu memperlihatkan tingkat perkembangan mental anak, kebutuhan masyarakat, dan perkembangan keilmuan. Science Technologycal

  

and Society (SIS), energi, serta bioteknologi perlu diajarkan di SMA mengingat tuntutan

tersebut.

  Menurut Campbell dkk (2002), biologi memiliki objek berupa kerajaan (kingdom) yang terdiri dari: monera, protista, fungi, plantae, dan animalia. Kelima objek tersebut dikaji dari tingkat molekul, sel, jaringan dan organ, individu, populasi, komunitas, sampai tingkat bioma. Dengan demikian, biologi merupakan ilmu yang mempelajari objek dan persoalan gejala alam. Semua benda dan kejadian alam merupakan sasaran yang dipelajari dalam biologi. Sudjoko (2003) lebih menegaskan lagi bahwa objek biologi adalah makhluk hidup dan permasalahannya yaitu fenomena kehidupan yang terjadi pada objek tersebut. Fenomena

  

Konsep Model Pengembangan Telaah Materi Ajar Biologi

  kehidupan meliputi fenomena struktural dan fungsional. Secara alami, sains dibangun dari pola fikir deduktif. Walaupun demikian perkembangan ilmu yang paling mendalam dan meluas dalam menggunakan pola fikir deduktif, sehingga antara deduktif dan induktif dapat merupakan proses yang tidak berujung pangkal namun terjadi perkembangan pada setiap putaran

  Untuk itu pengembangan keilmuan biologi harus senantiasa dilakukan dalam rangka untuk mengupdate atau memperbaharui konsep or temuan fakta melalui serangkaian kegiatan penelitian. Biologi memiliki karakteristik yang sama dengan ilmu sains lainnya, yaitu sebagai berikut:

  1. Obyek kajian yaitu berupa benda konkret dan dapat ditangkap indera.

  2. Biologi dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata).

  3. Biologi memiliki langkah-langkah sistematis yang bersifat baku, menggunakan cara berfikir logis, yang bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus Hasilnya bersifat obyektif atau apa adanya, terhindar dari kepentingan pelaku (subyektif).

  4. Menjadi ketentuan yang berlaku umum menjadi ketentuan khusus.

  5. Hasil berupa hukum-hukum yang berlaku umum.

  Fakta dilapangan yang terjadi di perguruan tinggi hasil penelitian biologi lebih banyak berhenti diperpustakaan saja, sehingga perlu dipikirkan alternative solusi untuk mengembangkan sebuah model dalam menelaah hasil-hasil penelitian tersebut menjadi sesuatu yang lebih berguna dan memberikan nilai manfaat dalam duani pendidikan khususnyya di sekolah. Untuk itu dalam tulisan ini diusulkan dalam bentuk wacana pengembangan model penelaahan yang bisa digunakan sebagai acuan untuk memberikan nilai manfaat lebih besar pada dunia sekolah dalam memanfaatkan hasil hasil penelitian biologi, sehingga hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk kepentingan proses belajar mengajar.

METODE II.

  Penulisan ini dilakukan berdasarkan studi literatur, dan didasarkan pada pengalaman selama lebih dari 5 tahun dalam melakukan proses pembimbingan penelitian dan pengujian mahasiswa untuk mendapatkan nilai manfaat yyang tepat dan sesuai dengan karakteristik pendidikan biologi dalam pengembangan materi ajar biologi dari hasil-hasil penelitian. Standar acuan ang diajadikan pijakan adalah tentang unsur-unsur yang harus ada dalam materi ajar biologi yaitu: 1) unsur pengetahuan (fakta dan konsep), 2) unsur nilai (afektif) dan ketrampilan/prosedur/skills, dan 4) unsur prinsip mataeri ajar (relevansi, adequasi, dan konsistensi) Susilo (2014).

III. Konsep Model Pengembangan Telaah Materi Ajar dari Hasil Penelitian 1. Konsep Materi Ajar

  Materi ajar adalah materi pokok yang harus dipelajari dan dibangun oleh peserta didik sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar. Materi pokok mencakup nilai, pengetahuan, sikap, fakta, konsep, prinsip, teori, hokum, dan prosedur yang dibangun

ISBN: 978-602-72412-0-6

  dengan pola urutan prosedur, hierarkis, atau kombinasi (Akbar, 2013: 9). Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam suatu pendidikan tertentu.

  Menurut Susilo (2014), materi pembelajaran adalah pokok-pokok materi pelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kemampuan dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrument penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar. Selanjutnya, materi pembelajaran atau pokok-pokok materi tersebut perlu dirinci atau diuraikan kemudian diurutkan untuk memudahkan kegiatan pembelajaran.

  Materi pelajaran menjadi bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam pembelajaran yang berpusat pada materi (subject-centered learning), materi ajar merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Menurut Sanjaya (2013:141), dalam

  subject-centered learning keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat menguasai materi kurikulum.

  Materi pelajaran terdiri dari unsur pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap (attitude), dan memenuhi 3 prinsip dasar relevansi, adequasi, konsistensi (Susilo, 2014:125). Pengetahuan menunjuk pada informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) siswa, dengan demikian pengetahuan berhubungan dengan berbagai informasi yang harus dihafal dan dikuasai oleh siswa, sehingga manakala diperlukan siswa dapat mengungkapkan kembali. Cakupannya meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambing, peristiwa, sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengetahuan, definisi, hakikat, inti (isi). Materi prinsip berupa: dalil, rumus, postulat adagium, paradigma. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut. Keterampilan (skill) menunjuk pada tindakan-tindakan (fisik dan non fisik) yang dilakukan seseorang dengan cara yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu. Sikap menunjuk pada kecenderungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang diyakini kebenarannya oleh siswa (Sanjaya, 2013: 142).

  Materi pelajaran dapat dikembangkan sesuai substansi standar kurikulum, kompetensi dasar, dan indikator yang bisa digali, dielaborasi, dan dikonfirmasi dari berbagai sumber belajar. Misalnya dari laporan hasil penelitian, buku pelajaran, peristiwa, lingkungan belajar dan lainnya. Materi pembelajaran juga dapat diangkat melalui pengalaman belajar siswa dalam model pembelajaran yang dijalankan selama proses pembelajaran, termasuk dibangun melalui media pembelajaran (Akbar, 2013: 9).

2. Model Pengembangan Telaah Materi Ajar

  Materi pembelajaran juga dapat dikembangkan dari hasil penelitian keilmuan (eksperiment), dimana hasil riset eksperimen selanjutnya dianalisis sesuai dengan prosedur penelaahan untuk mendapatkan potensi materi ajar dengan indicator pada tiga unsur yaitu: pengetahuan, sikap dan ketrampilan, serta memenuhi tiga prinsip

  Konsep Model Pengembangan Telaah Materi Ajar Biologi

  dasar (relevansi, adequasi, konsistensi). Pengembangan telaah potensi materi ajar dari hasil penelitian dapat dimodelkan dengan langkah pengembangan sebagai berikut: a.

  Telaah unsur pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terkandung dalam laporan hasil penelitian Hasil penelitian ini yang berupa unsur pengetahuan mencakup fakta dan konsep dari hasil pelaksanaan penelitian ekperimen atau eksplorasi dapat disajikan pada tabulasi berikut.

  Komponen materi pembelajaran selain memiliki unsur pengetahuan, juga terdapat komponen penting lainnya, yaitu unsur nilai (sikap), dan keterampilan. Hasil penelahaan dua unsur tersebut dapat disajikan pada tabulasi tabel contoh berikut.

  Aspek Afektif Aspek Psikomotorik

  a) Peserta Didik dapat mengembangkan kemampuan dalam bekerja sama dengan anggota kelompok maupun anggota kelas pada kegiatan praktikum pembuatan tempe benguk.

  b) Peserta didik dapat melatih tanggung jawab, kedisiplinan dan keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran dan mengikuti langkah-langkah kerja ilmiah dengan benar sehingga siswa dapat memahami materi secara optimal.

  a) Peserta Didik mampu melakukan prosedur ilmiah b)

  Peserta Didik terampil dalam menggunakan alat pada saat melakukan praktikum

  c) Peserta Didik dapat meningkatkan kemampuan proses dasar sains dengan langkah-langkah kerja ilmiah meliputi: identifikasi masalah sampai menarik kesimpulan.

  b.

  Telaah unsur prinsip-prinsip dasar materi pembelajaran Prinsip-prinsip dasar yang dijadikan sebagai acuan untuk melihat potensi materi pembelajaran dari hasil penelitian yaitu prinsip kesesuaian (relevansi), prinsip keajegan (konsistensi), dan prinsip kecukupan (adequacy).

  1. Relevansi Relevansi artinya kesesuaian, materi pembelajaran harus memiliki

  keterkaitan serta terdapat hubungan antara materi pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku dan juga harus relevan dengan tingkat perkembangan peserta didik khususnya dari aspek perkembangan psikologisnya. Untuk memudahkan hasil

  Fakta Konsep

ISBN: 978-602-72412-0-6

  penelaahan unsur ini data yang ditemukan dapat disajikan dalam table tabulasi berikut ini :

  Relevansi Hasil

  Isi/Content Penelitian dengan No Indikator Penjelasan

  Materi Kompetensi Dasar …..

  Keterangan: X : Tidak relevan dengan KD….. √ : Relevan dengan KD…..

2. Konsistensi

  Konsistensi dimaknai dengan keajegan, sistematis dan runtut dalam penyajianna. Materi ajar yang ditemukan dari hasil penelitian haruslah disajikan secara baik dan benar sesuai dengan hirarki materi pokok yang sudah ditetapkan dalam kurikulum yang digunakan di sekolah. Untuk memudahkan hasil penelaahan unsur ini data yang ditemukan dapat disajikan dalam table tabulasi berikut ini.

  No Temuan Konsistensi Halaman Penjelasan 3.

   Adequacy

  Prinsip Adequacy (kecukupan) artinya materi yang diajarkan cukup memadai dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dari materi pokok yang akan diajarkan. Materi yang diajarkan tidak terlalu sedikit, dan tidak terlalu banyak. Untuk memudahkan hasil penelaahan unsur ini data yang ditemukan dapat disajikan dalam table tabulasi berikut ini:

  No Temuan Adequasi Halaman Penjelasan Selanjutnya dilakukan Langkah rekapitulasi pengembangan telaah potensi Materi Pembelajaran dalam tabulasi berikut.

  Kriteria Perolehan Materi Ajar Hasil Prinsip Materi Ajar Pengetahuan

  Riset Sikap Skill

Fakta Konsep Relevansi Adequasi Konsistensi

  

Konsep Model Pengembangan Telaah Materi Ajar Biologi

  Selanjutnya dapat dilakukan rekapituasi hasil dari prinsip dasar materi pembelajaran yang bisa dimasukan dalam tabulasi berikut.

  Tabel Persentase Relevansi Jumlah

  Hasil Hasil penelitian Prinsip materi komponen penelitian yang yang tidak sesuai Persentase pelajaran kompetensi sesuai prinsip prinsip dasar/hasil

  Relevansi Konsistensi

  Adequacy

  Berdasarkan kesesuaian dengan prinsip relevansi, konsistensi, dan adequacy, maka secara keseluruhan nilai persentase kesesuaian hasil penelitian terhadap prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

  (Persentase Relevansi + Persentase Konsistensi + Persentase Adequacy)

3 KESIMPULAN IV.

  Pengembangan telaah hasil penelitian menjadi materi ajar dapat dilakukan dengan model 3 langkah langkah yang diambil dari unsur-unsur penyusun materi ajar. yaitu: 1) telaah unsur pengetahuan (fakta, konsep), 2) telaah unsur nilai/afektif dan ketrampilan (skill), dan 3) telaah unsur prinsip dasar (relevansi, adequasi, dan konsistensi).

DAFTAR PUSTAKA V.

  Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Anonim. 2007. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik

Indonesia.

  

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta:

Penerbit Erlangga. Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Sanjaya, Wina. 2013. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Kencana.

Sudjoko. 2000. Pembelajaran Biologi Berbasis Sekolah. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Susilo, M.J. 2014. Pengebangan Buku Suplemen Materi Ajar biologi SMP Berbasis Pada Potensi

Lokal Di Kabupaten Bantul. Penelitian Hibah Kompetitif . Yogyakarta: UAD.