3.9 Mengevaluasi kehidupan Bangsa Indonesia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era kemerdekaan (sejak proklamasi sampai dengan Reformasi) 4.9 Membuat studi evaluasi tentang kehidupan Bangsa Indonesia dalam mengembangkan ilmu pengetahu
Kode UKBM Prestasi Bangsa Indonesia Dalam Mengembangkan Iptek Pada Era
Prestasi Bangsa Indonesia Dalam Mengembangkan Iptek Pada Era
KemerdekaanKemerdekaan
1. Identitas
a. Nama Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
b. Semester : VI
c. Materi Pokok : Prestasi Bangsa Indonesia Dalam Mengembangkan Iptek Pada Era Kemerdekaan
d. Alokasi Waktu : 6 Minggu x 2 Jam Pelajaran @45 Menit
e. Kompetensi Dasar :
3.9 Mengevaluasi kehidupan Bangsa Indonesia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era kemerdekaan (sejak proklamasi sampai dengan Reformasi)
4.9 Membuat studi evaluasi tentang kehidupan Bangsa Indonesia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di era kemerdekaan (sejak proklamasi sampai dengan Reformasi) dalam bentuk tulisan dan/atau media lain f. Tujuan Pembelajaran:
Melalui metode tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran dengan model discovery learning kalian dapat memahami mengidentifikasi informasi dari berbagai media tentang perkembangan IPTEK di Indonesia sejak Proklamasi sampai dengan Reformasi, mengklarifikasi perkembangan
IPTEK di Indonesia sejak Proklamasi sampai dengan Reformasi, mengolah informasi yang terkait dengan materi tentang perkembangan IPTEK di Indonesia sejak Proklamasi sampai dengan Reformasi, menyimpulkan perkembangan IPTEK di Indonesia sejak Proklamasi sampai dengan Reformasi), membuat studi evaluasi tentang kehidupan Bangsa Indonesia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di era kemerdekaan (sejak proklamasi sampai dengan Reformasi), dan melaporkan hasil studi evaluasi dalam bentuk tulisan tentang perkembangan IPTEK di Indonesia sejak Proklamasi sampai dengan Reformasi sehingga kalian dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, mengembangkan sikap jujur, disiplin, dan bertanggungjawab, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, kreativitas (4C).
g. Materi Pembelajaran M. Habib Mustopo, dkk. (2017). Sejarah Indonesia SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira.
Petunjuk Umum Petunjuk Umum 1.
Pastikan dan fokuskan apa yang akan anda pelajari hari ini.
2. Baca dan pahami Pendahuluan (Apersepsi) untuk
membantu anda memfokuskan permasalahan yang akan dipelajari.
3. Cari referensi/buku-buku teks yang terkait dengan topik/permasalahan yang anda hadapi.
4. Jangan lupa browsing internet untuk menda- patkan pengetahuan yang up to date.
5. Selalu diskusikan setiap persoalan yang ada dengan teman-teman dan atau guru.
6. Presentasikan hasil pemahaman anda agar bermanfaat bagi orang lain.
Jika tahapan-tahapan telah kalian lewati, kalian boleh meminta tes formatif kepada Bp/Ibu guru sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke UKBM berikutnya. Oke.?!
h. Kegiatan Pembelajaran
a) Pendahuluan Sebelum belajar pada materi ini silahkan kalian baca informasi di bawah ini.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (disingkat LIPI) merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian Republik Indonesia yang dikoordinasikan oleh Kementerian Negara Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Tahukah kamu kalau LIPI bermula dari kegiatan ilmiah oleh Jacob Bontius padaIndonesia dan Rompius dengan karyanya yang terkenal berjudul "Herbarium Amboinese".
Apakah kalian pernah mendengar tentang LIPI? Untuk lebih memahami tentang MIPI
b) Peta Konsep
2. Kegiatan Inti Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 1
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia
Perkembangan sebuah bangsa sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara tersebut. Pemerintah Indonesia telah berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai bagi pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Hal tersebut terlihat dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui pendirian lembaga- lembaga penelitian dan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta.
Kepedulian terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah dikembangkan sejak masa kolonial. Kegiatan ilmiah tersebut dimulai pada abad ke-16 oleh Jacob Bontius, yang mempelajari flora Indonesia dan Rhompius dengan karyanya yang berjudul Herbarium Amboinese. Pada akhir abad ke-18 pemerintah Hindia Belanda mendirikan lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi Bataviaasch Genotschap van Wetenschappen (BGWK) dan Lembaga Biologi Molekular Eijkman. BGWK sekarang lebih dikenal dengan nama Museum Gajah.
Pada 1817, C.G.L. Reinwardt mendirikan Kebun Raya Indonesia (S’Land Plantentuin) di Bogor. Pada 1928 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Natuurwetenschappelijk Raad voor Nederlandsch Indie. Pada 1948 lembaga tersebut diubah menjadi menjadi Organisatie voor Natuurwetenschappelijk onderzoek (Organisasi untuk Penyelidikan dalam Ilmu Pengetahuan Alam, yang dikenal dengan OPIPA). Badan ini menjalankan tugasnya hingga 1956.
Pada 1956, melalui UU No. 6 Tahun 1956 pemerintah Indonesia membentuk Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI) dengan tugas pokok: Membimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; Memberi pertimbangan kepada pemerintah dalam hal
Pemerintah Indonesia pada tahun 1962 membentuk Departemen Urusan Riset Nasional (DURENAS) dan menempatkan MIPI di dalamnya dengan tugas tambahan membangun dan mengasuh beberapa Lembaga Riset Nasional. Pada 1966 pemerintah merubah DURENAS menjadi Lembaga Riset Nasional (LEMRENAS).
Pemerintah pada Agustus 1967 membubarkan LEMRENAS dan MIPI melalui SK Presiden RI No. 128 Tahun 1967. Kemudian pemerintah membentuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berdasarkan Keputusan MPRS No. 18/B/1967. LIPI bertugas menampung seluruh tugas LEMRENAS dan MIPI, dengan tugas pokok membimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berakar di Indonesia agar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya; mencari kebenaran ilmiah di mana kebebasan ilmiah, kebebasan penelitian serta kebebasan mimbar diakui dan dijamin, sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945; mempersiapkan pembentukan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (sejak 1991 tugas pokok ini selanjutnya ditangani oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi dengan Keppres No. 179 Tahun 1991 sesuai amanat Undang-Undang No. 8/1990 tentang AIPI).
LIPI memiliki beberapa lembaga sebagai realisasi dari fungsi pemhinaan tenaga- tenaga penelitian yang ditujukan untuk mengembangkan potensi iptek di Indonesia. Lembaga-lembaga tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Lembaga Biologi Nasional (LBN)
2. Lembaga Geologi dan Partambangan Nasional (LGPN)
3. Lembaga Metalurgi Nasional (LMN)
4. Lembaga Oseanologi Nasional (LON)
5. Lembaga Fisika Nasional (LFN)
6. Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN)
7. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
8. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)
9. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 10. Pusat Penelitian, ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (Puspitek).
Pendirian lembaga-lembaga tersebut merupakan wujud nyata pemerintah untuk memperkuat usaha pengembangan iptek di Indonesia. Pengembangan Iptek di Indonesia juga dlsesuaikan dengan pembangunan bidang pertanian, industri, dan pertambangan. Namun, pengembangan iptek ini tidak terlepas dari keharusan memperhatikan kelestarian sumber daya alam, dan lingkungan hidup serta peningkatan taraf hidup rakyat di pedesaan. Berkaitan dengan hal tersebut, prioritas riset dan teknologi meliputi bidang- bidang sebagai berikut.
1. Bidang kebutuhan dasar manusia yang menunjang usaha peningkatan daya mampu fisik dan mental manusia Indonesia melalui usaha pemenuhan kebutuhan dasar.
Penelitian difokuskan pada masalah pangan dan kesehatan.
2. Bidang sumber alam dan energi yang menunjang pemanfaatan, pemeliharaan, penggunaan sumber alam, dan energi untuk pembangunan nasional. Semua ini diwujudkan melalui penelitian terhadap masalah sumber alam hayati, nirhayati, mineral, energi konvensional dan non-konvenslonal, serta masalah bencana alam.
3. Bidang industri untuk meningkatkan kemampuan nasional. Penelitian difokuskan pada kemungkinan pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia setelah merdeka terbagi menjadi dua dekade. Pada dekade pertama, yaitu tahun 1945-1960, bangsa Indonesia mulai mengerti arti teknologi produksi, walaupun masih dalam tingkat pasif dan penuh ketergantungan pada pihak luar negeri. Hasil dari pengenalan ilmu pabrik kertas di Blabak (Magelang), pabrik gelas dan kosmetik di Surabaya yang dibangun pada pertengahan dekade 1950-an. Pada dekade ke-2 yaitu pada tahun 1976 dengan mendirikan pabrik pesawat terbang di Bandung yang diberi nama Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) yang menggunakan teknologi yang lebih canggih lagi. Teknologi dari pabrik pesawat terbang ini mengacu pada teknologi di Jerman.
Selain lembaga-lembaga penelitian, teknologi di Indonesia juga mengalami perkembangan. Dalam bidang komunikasi, pemerintah RI membeli satelit yang diberi nama Sistem Komunikasi Satelit Domestik Palapa (SKSD Palapa). Lembaga-lembaga siaran radio dan televisi juga mengalami perkembangan pesat sejak kemerdekaan Indonesia.
Tugas Kerjakan bersama dengan kelompok Anda!
Buatlah kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang anggota, dan kemudian
buatlah makalah tentang :1. Lembaga Biologi Nasional (LBN)
2. Lembaga Geologi dan Partambangan Nasional (LGPN)
3. Lembaga Metalurgi Nasional (LMN)
4. Lembaga Oseanologi Nasional (LON)
5. Lembaga Fisika Nasional (LFN)
6. Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN)
7. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
8. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)
9. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 10. Pusat Penelitian, ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (Puspitek).
Presentasikan hasil makalah kelompok anda di depan kelas. Mintalah bimbingan
kepada guru anda. tugas kelompokApabila kalian telah mampu menyelesaikan tugas di atas, maka kalian bisa melanjutkan pada kegiatan belajar 2 berikut.
Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 2
1. Industri Dirgantara Nasional
Perkembangan teknologi di Indonesia sangat diuntungkan oleh Booming minyak yang terjadi pada tahun 1970-an. Booming minyak memberikan keuntungan tersendiri bagi pemerintah Indonesia, ketika pemerintah Orde Baru merancang alih teknologi tinggi, khususnya pembuatan industri pesawat terbang nasional. Perkembangan industri pesawat terbang berawal ketika Presiden Soeharto memanggil pulang ahli aeoronika lulusan Universitas Achen di Jerman, B.J. Habibie, pada tahun 1974. Suharto menugaskan Habibie untuk menyiapkan segala hal terkait pembangunan industri dirgantara nasional.
Untuk mendukung kerja B.J. Habibie, Presiden Soeharto menempatkan Habibie sebagai staf divisi pengembangan teknologi tinggi Pertamina. Posisi strategis ini membuat Habibie memperoleh kemudahan dalam pembiayaan (dana yang berlimpah dari booming minyak) sehingga mampu membiayai eksperimen teknologi tinggi semakin dekat membuat kemudahan bagi Habibie dalam mengembangkan ide- idenya. Habibie kemudian mengembangkan industri-industri strategis dengan mendirikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai basis awal pengembangan industri strategis. Sejarah Indonesia 185
Di BPPT inilah Habibie merancang dan mengembangkan berbagai industri strategis di Indonesia melalui Badan Perencana Industri Strategis (BPIS). Dari BPIS ini kemudian dikembangkan Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) di Bandung, Perusahaan Armada Laut (PAL) di Surabaya dan Badan Tenaga Atom Nasional di Serpong. Industri strategis ini menghasilkan berbagai karya nyata, IPTN menghasilkan pesawat sebagai sarana transportasi udara di Indonesia dan PT PAL berhasil membuat berbagai kapal laut sebagai sarana transportasi laut.
Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang bertempat di Bandung, mulai beroperasi pada tahun 1976. Dalam mengembangkan industri dirgantara ini Habibie menggandeng industri-industri pesawat terbang di Eropa di antaranya adalah MBB yang berkedudukan di Jerman dan CASA yang berkedudukan di Spanyol. Salah satu wujud dari kerja sama ini adalah diperolehnya lisensi pembuatan helikopter NBO- 105 dan CN 235. Pada awalnya IPTN hanya memperoleh penguasaan alih teknologi tinggi berdasarkan lisensi yang dimiliki. Tahap berikutnya IPTN diijinkan untuk merakit pesawat-pesawat tersebut di Indonesia. Setelah tahap perakitan berjalan dengan baik, tahap berikutnya pemberian izin untuk memproduksi komponen- komponen pesawat di Indonesia. Salah satu hasil dari IPTN adalah berhasil memproduksi berbagai jenis pesawat terbang antara lain NC-212- 100, Helikopter Nbell-412, NAS-332 Super Puma, CN 234, CN 235, CN 250 dan N2130.
Pertumbuhan IPTN yang bergitu pesat mendorong industri-industri pesawat terbang dunia bekerja sama dengan IPTN. Di antara perusahaan tersebut adalah General Elektric (industri mesin pesawat terbang) dengan didirikannya divisi Universal Maintenance Center. Kerja sama lainnya yang dijalin adalah dengan Boeing salah satu industri pesawat terbang terbesar di dunia. Kerjasama yang dijalin adalah meningkatkan kemampuan manajemen IPTN agar efisien dan mampu berproduksi secara maksimal.
Carilah informasi mengenai biografi Prof. Dr. BJ. Habibie! Tuliskan
kehidupan beliau beserta karir dan capaian prestasinya. Kamu boleh
mencari informasi di buku, majalah, atau internet!Apabila kalian telah mampu menyelesaikan tugas di atas, maka kalian bisa melanjutkan pada kegiatan belajar 3 berikut.
Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 3
2. Teknologi Komunikasi dan Transportasi
Perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia tidak bisa lepas dari kebijakan komunikasi yang dikembangkan oleh pemerintah Orde Baru. Pada tahun 1976, tepatnya tanggal 16 Agustus, merupakan awal revolusi teknologi komunikasi di Indonesia ketika pemerintah Orde Baru mengembangkan sistem tekonologi komunikasi berbasis satelit untuk menghubungkan komunikasi di wilayah Indonesia yang luas. Indonesia merupakan salah satu yang mengembangkan satelit secara mandiri untuk komunikasi lokal, nasional dan internasional.
Sistem komunikasi satelit yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia dikenal dengan sebutan Sistem Komunikasi Satelit Domestik Palapa (SKSD Palapa). Penamaan Palapa diambil dari sumpah yang dilakukan oleh Patih Gajah Mada dalam upaya menyatukan wilayah geografis Nusantara. Satelit inilah yang digunakan oleh pemerintah Orde Baru dalam menyatukan wilayah Nusantara melalui komunikasi dan informasi. Pemanfaatan satelit ini mampu mengubah hubungan komunikasi di wilayah Indonesia dan juga di wilayah regional Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri komunikasi telepon, telegrap dan teleks semakin lancar. Daya jangkau siaran TVRI dan RRI mampu menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia. Pengembangan SKSD Palapa generasi awal dalam pengoperasiannya didukung dengan pembangunan 40 stasiun komunikasi di bumi yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia dan 14 tempat- tempat strategis lainnya. Hal inilah yang menghubungkan komunikasi antarwilayah di Indonesia.
Pengembangan satelit SKSD Palapa ini mendudukan Indonesia menjadi negara berkembang pertama yang memanfaatkan satelit untuk komunikasi domestiknya yang mengintegrasikan komunikasi di seluruh wilayah Nusantara. Penerapan komunikasi satelit ini mampu memperkuat dan meningkatkan berbagai aspek persatuan di wilayah nusantara. Salah satu hal yang paling nyata adalah meningkatnya kualitas komunikasi publik seperti peningkatan kualitas penerimaan penyiaran televisi dan radio di seluruh Indonesia hingga ke tingkat desa.
Peningkatan jaringan komunikasi ini tentunya bukan hanya sebatas untuk keperluan masyarakat umum, namun dimanfaatkan juga oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) untuk meningkatakan komunikasi di tubuh ABRI sebagai lembaga pertahanan dan keamanan nasional. Hal ini mampu merekatkan persatuan wilayah Indonesia.
Satelit komunikasi yang dikembangkan Indonesia pada awalnya adalah Satelit Palapa A dan Satelit Palapa B. Satelit Palapa tersebut wilayah cakupannya mencapai seluruh wilayah Indonesia, ASEAN dan Papua Nugini. Sehingga yang menikmati manfaat Satelit Palapa ini bukan hanya Indonesia, namun juga negara-negara tetangga Indonesia di wilayah ASEAN dan Papua Nugini dengan menyewa transponder satelit kepada pemerintah Indonesia, sehingga bisa menambahkan penghasilan pemerintah. Generasi pertama Satelit Palapa (Palapa A dan Palapa B) beroperasi hingga tahun 1983. Kemudian pemerintah meluncurkan satelit generasi kedua yaitu B1 dan B2 dan diikuti oleh generasi-generasi berikutnya hingga C1 dan C2 kemudian digantikan dengan satelit Telkom1.
Selain teknologi komunikasi, pemerintah Indonesia juga mengembangkan sarana dan prasarana transportasi darat. Salah satunya adalah pembangunan jalan bebas hambatan atau dikenal dengan sebutan jalan tol. Pembangunan jalan bebas hambatan Bogor dan Ciawi yang dikenal dengan nama Jalan Tol Jagorawi. Jalan ini mampu mempercepat transportasi Jakarta ke Bogor dan juga ke Ciawi dan Puncak.
Dalam rangka memperlancar perhubungan dan pertumbuhan ekonomi baik di Jawa maupun di luar Jawa dibangun jalan trans dan jalan tol. Di Sumatra selain dibangun jalan trans Sumatra juga dibangun jalan tol yang menghubungkan pelabuhan Belawan dan Kota Medan. Di Jawa dibangun jalan tol Jakarta-Merak dan jalan Tol Jakarta Cikampek. Di Sulawesi juga dibangun jalan tol yang mengubungkan pelabuhan Makasar dan Mandar.
Pada tahun 1987, pemerintah juga membangun jalan tol dalam kota yang menghubungkan Cawang-Tanjung Priok. Pembangunan jalan tol ini memanfaatkan teknologi yang dikembangkan oleh anak bangsa, Tjokorde Raka Sukawati, yaitu teknologi Sosro Bahu. Teknologi tersebut memudahkan pembangunan jalan tol yang berada di jalur macet. Karena dalam pembuatan pilar-pilar jalan tol layang dibangun segaris dengan jalan dan diputar melintang jalan setelah pilar-pilar tersebut kering.
Teknologi Sosro Bahu menjadi kebanggaan nasional, dengan teknologi tersebut dibangunlah jalan-jalan tol di luar negeri yang memanfaatkan teknologi tersebut. Jalan tol luar negeri yang memanfaatkan teknologi tersebut adalah Amerika Serikat, Malaysia, Filipina, Thailand Singapura serta Korea.
Pembangunan jalan tol terus dikembangkan oleh pemerintah, sehingga panjang tol yang dimiliki Indonesia mencapai 553.418 km pada tahun 1997 baik dikelola oleh Jasa Marga maupun oleh swasta. Pada tahun 2014 juga dibangun jalan tol di Papua yang menghubungkan kota Sorong-Manowari dan Jaya PuraMerauke. Di Jawa juga dikembangkan jalan tol di Semarang, Surabaya dan juga Bandung (Cipularang). Jalan-jalan tol tersebut mampu menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya lebih cepat.
Selain teknologi Sosro Bahu, pembangunan jalan tol juga memanfaatkan teknologi Cakar Ayam. Teknologi ini merupakan penemuan anak bangsa, Sediyatmo. Penemuan teknologi Cakar Ayam Sedyatmo ini berawal permintaan bung Karno untuk mensukseskan Asian Games yang membutuhkan suplai listrik yang memadai. Untuk itu dibangun gardu listrik di wilayah Ancol yang merupakan rawa-rawa.
Teknologi Cakar Ayam ini yang mampu membangun 189 pondasi di wilayah rawa-rawa. Keberhasilan pembangunan gardu listrik dengan pondasi cakar ayam ini menjadi salah satu kunci sukses pelaksanaan Asian Games. Teknologi Cakar Ayam ini kemudian digunakan dalam membangun lapangan parkir pesawat di bandara Juanda Surabaya, dan di Bandara Polonia Medan. Teknologi cakar ayam semakin terkenal ketika pembangunan jalan tol menuju Bandara Sukarno Hatta yang berada di atas rawa-rawa.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar!
1. Dimulai sejak kapan awal revolusi teknologi komunikasi?
Pada tahun 1976, tepatnya tanggal 16 Agustus, merupakan awal revolusi teknologi komunikasi di Indonesia ketika pemerintah Orde Baru mengembangkan sistem tekonologi komunikasi berbasis satelit
2. Apa yang kamu ketahui tentang sistem komunikasi satelit Palapa?
Sistem komunikasi satelit yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia dikenal dengan sebutan Sistem Komunikasi Satelit Domestik Palapa (SKSD Palapa). Penamaan Palapa diambil dari sumpah yang dilakukan oleh Patih Gajah Mada dalam upaya menyatukan wilayah geografis Nusantara. Satelit wilayah Nusantara melalui komunikasi dan informasi. Pemanfaatan satelit ini mampu mengubah hubungan komunikasi di wilayah Indonesia dan juga di wilayah regional Asia Tenggara.
3. Jelaskan dampak pemanfaatan satelit oleh pemerintah Indonesia!
Pemanfaatan satelit ini mampu mengubah hubungan komunikasi di wilayah Indonesia dan juga di wilayah regional Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri komunikasi telepon, telegrap dan teleks semakin lancar. Daya jangkau siaran TVRI dan RRI mampu menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia.
4. Kemana sajakah rute Jalan Tol Jagorawi yang merupakan pembangunan jalan
bebas hambatan pertama yang dilakukan oleh pemeritah!Pembangunan jalan bebas hambatan pertama yang dilakukan oleh pemeritah adalah pembangunan Jalan Tol Jakarta-Bogor dan Ciawi yang dikenal dengan nama Jalan Tol Jagorawi. Jalan ini mampu mempercepat transportasi Jakarta ke Bogor dan juga ke Ciawi dan Puncak.
5. Siapakah yang mengembangkan teknologi Sosro Bahu dalam pembangunan jalan
tol yang berada di jalur macet?Pembangunan jalan tol ini memanfaatkan teknologi yang dikembangkan oleh anak bangsa, Tjokorde Raka Sukawati.
Apabila kalian telah mampu menyelesaikan tugas di atas, maka kalian bisa melanjutkan pada kegiatan belajar 4 berikut.
Kegiatan Belajar 4 Kegiatan Belajar 4
3. Revolusi Hijau
Revolusi Hijau merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan hasil pertanian melalui kebijakan modernisasi pertanian. Kebijakan ini secara nasional dan intens baru dilakukan pada masa Orde Baru. Namun kalau kita lihat apa yang dilakukan oleh Orde Baru, ide modernisasi pertanian pertama kali dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Indonesia pada 1960 dalam kegiatan Demonstrasi Masal (DEMAS). Demas merupakan suatu upaya untuk memaksimalkan hasil pertanian untuk memperoleh keuntungan yang tinggi dengan menerapkan prinsip- prinsip bertani modern pada sekelompok petani tradisional. Dalam pelaksanaan modernisasi pertanian ini, program Demas ini menerapkan penggunaan varietas unggul, pupuk kimia, pestisida, perbaikan tata cara bertanam dan penyediaan sarana irigasi yang baik. Aktivitas tersebut dikenal sebagai Panca Usaha Tani. Pemerintah pada tahun 1964 kemudian memformulasikan program tersebut menjadi program pembangunan pertanian dengan nama Bimbingan Massal (Bimas).
Program Bimas yang merupakan pengembangan dari Demas aktivitasnya meliputi penyuluhan pertanian dan pemberian kredit modal kepada petani. Program penyuluhan pertanian Bimas tidak ditujukan kepada individuindividu petani, namun lebih ditujukan kepada kelompok tani. Kelompok tani inilah yang menjadi objek penyuluhan pertanian yang berisi informasi bagaimana cara bertani modern dan pemberian subsidi. Program Bimas ini menerapkan ekstensifikasi pertanian, yaitu usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru, misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfaatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut.
Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah jarang penduduk seperti di luar Pulau Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti Sumatra, Kalimantan, dan Irian Jaya. Dalam upaya meningkatkan hasil pertanian lebih tinggi lagi, pemerintah Orde Baru mengembangkan program Bimas menjadi Intensifikasi Massal (Inmas) pada tahun 1969. Format pengembangan Inmas aktivitasnya hampir serupa dengan Bimas.
Pemerintah Orde Baru melaksanakan Program Inmas sebagai program modernisasi pertanian berskala nasional. Target pelaksanaan Inmas adalah pengoptimalan produktivitas lahan dan kualitas hasil pertanian, terutama pertanian padi. Untuk mensukseskan program ini pemerintah mengeluarkan kebijakan subsidi secara nasional terhadap pupuk dan pestisida, bibit unggul dan teknologi lainnya. Sistem pertanian yang dikembangkan pada pola ini adalah sistem intensifikasi pertanian, yaitu pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Intensifikasi pertanian banyak dilakukan di Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan pertanian sempit.
Program intensifikasi pertanian pada awalnya menggunakan program Panca Usaha Tani, yang dikembangkan sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan program sapta usaha tani. Program sapta usaha tani meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Pengolahan tanah yang baik
b. Pengairan yang teratur c. Pemilihan bibit unggul
d. Pemupukan
e. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
f. Pengolahan pasca panen Dalam upaya meningkatkan hasil pertanian pemerintah melakukan penataan program Inmas menjadi Intensifikasi Khusus (Insus). Kalau Inmas titik tekannya pada penerapan panca usaha tani, sedangkan Insus menekankan peningkatan hasil dari setiap hektar sawahnya melalui sapta usaha tani yang penekakannya pada pengembangan teknologi pertanian. Walaupun program Insus mampu meningkatkan hasil yang cukup siginifikan, pada Pelita I hasil produksi padi mencapai 22.464.376 juta ton padi dari lahan seluas 8.508.598 hektar sawah pada Pelita V produksi padi mencapai angka 48.181 juta ton padi dari lahan seluas 11.021.800 hektar sawah, pemerintah terus berusaha meningkatkan hasil pertanian dengan mengubah program Insus menjadi Supra Insus. Program ini mengembangkan teknologi pertanian yang sudah ada dengan penggunaan zat perangsang tumbuhan yang bertujuan meningkatkan hasil padi di setiap hektar sawahnya dan juga memfasilitasi kerja sama antarkelompok tani.
Penerapan bibit unggul yang dilakukan oleh pemerintah mampu meningkatkan jumlah hasil panen di tiap hektarnya dan mampu memperpendek masa tanam padi. Jika sebelumnya setahun hanya dua kali panen, dengan program-program yang diterapkan oleh pemerintah mampu menjadi tiga kali panen setiap tahunnya. Penggunaan bibit unggul yang ditopang teknologi hasil pertanian mampu meningkatkan jumlah hasil panen secara siginifikan. Keberhasilan ini ditopang oleh pengolahan lahan pasca panen yang menggunakan teknologi modern sehingga membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibandingkan dengan pengelolaan konvensional.
Penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama mampu menurunkan jumlah hama pengganggu. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida mendorong peningkatan produktivitas lahan semakin tinggi sehingga hasil panen pun bertambah di setiap hektarnya. Penggunaan teknologi dalam pengolahan pasca panen, terutama mesin pengolah gabah membuat gabah semakin cepat diolah menjadi beras dibandingkan dengan pengolahan tradisional. Hal ini berdampak pada orientasi pasar. Penggunaan mesin pengolah gabah menopang peningkatan stok beras nasional yang terus bertambah setiap tahunnya.
Pengolahan gabah yang menggunakan mesin pengolah merupakan salah satu upaya mekanisasi pertanian. Mekanisasi merupakan usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern. Mekanisasi pertanian banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki lahan pertanian luas. Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga utama. Mekanisasi juga terkait dengan program pasca panen, yaitu pengolahan hasil panen.
Selain program intensifikasi, ekstensifikasi, mekanisasi dikembangkan pula program diversifikasi pertanian, yaitu usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian. Diversifikasi pertanian dilakukan melalui dua cara, yaitu:
a. Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam dan beternak ikan.
b. Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi ladang.
Program pengembangan pertanian melalui Revolusi Hijau berdampak pada peningkatan hasil pertanian, terutama padi, membawa Indonesia menjadi negara swasembada beras pada tahun 1987. Keberhasilan swasembada ini merupakan dampak positif dari proses modernisasi pertanian dan merupakan salah satu prestasi yang dicapai Orde Baru.
Selain membawa keberhasilan Indonesia menjadi negara penghasil swasembada beras, revolusi hijau juga membawa dampak terhadap kehidupan petani di tingkat lokal. Di antaranya menurunnya pendapatan buruh tani karena penggunaan teknologi modern, seperti traktor untuk pengolahan lahan siap tanam. Masuknya mesin pengolah padi, heuler, mengurangi juga pendapatan petani, mereka kehilangan pendapatan buruh penumbuk padi. Hal ini menyebabkan surplus ekonomi bagi petani kaya. Di sisi lain Revolusi Hijau juga menguatkan sistem ekonomi uang dan semakin mengintegrasikan sistem ekonomi desa ke sistem ekonomi makro. Hasil pertanian sebagian di perjualbelikan di samping disimpan sebagai cadangan. Uang mulai mengalir ke pedesaan dan menghidupkan ekonomi di tingkat lokal.
Untuk mempertahankan hasil pertanian yang ada, pemerintah juga menerapkan program rehabilitasi pertanian, yaitu usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif. Dalam rangka menjalankan kebijakan rehabilitasi pertanian, pemerintah menjalankan langkah-langkah: a. Memperluas, memperbaiki, dan memelihara jaringan irigasi di seluruh wilayah Indonesia.
b. Menyempurnakan sistem produksi pertanian pangan melalui penerapan berbagai paket program yang diawali dengan program Bimbingan Massal (Bimas) pada tahun 1970, kemudian program intensifikasi massal (Inmas), Intensifikasi Khusus (Insus) dan Supra Insus yang bertujuan meningkatkan produksi pangan secara berkesinambungan.
c. Membangun pabrik pupuk serta pabrik insektisida dan pestisida yang dilaksanakan untuk menunjang proses produksi pertanian.
Langkah lain yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan hasil pertanian, antara lain: a. Membangun gudang-gudang, pabrik penggilingan padi, dan menetapkan harga dasar gabah.
b. Memberikan berbagai subsidi dan insentif modal kepada para petani agar petani dapat meningkatkan produksi pertaniannya.
c. Menyempurnakan sistem kelembagaan usaha tani melalui pembentukan kelompok tani dan Koperasi Unit Desa (KUD) di seluruh pelosok daerah yang bertujuan untuk memberikan motivasi produksi dan mengatasi hambatan- hambatan yang dihadapi para petani.
Buatlah rangkuman beserta peta konsep dari materi tentang Revolusi Hijau diatas!
Apabila kalian telah mampu menyelesaikan tugas di atas, maka kalian bisa melanjutkan pada kegiatan belajar 5 berikut.
Kegiatan Belajar 5 Kegiatan Belajar 5
4. Dampak Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi yang mendukung dan menopang aktivitas manusia, juga memberikan dampak kepada penggunanya, baik positif maupun negatif. Dampak positif teknologi terhadap masyarakat pengguna aktif teknologi, misalnya teknologi komunikasi, seperti media komunikasi sosial dan situs-situs, mereka dapat menyampaikan dan juga mendapatkan informasi secara lebih cepat dan lebih mudah. Seiring berkembangnya teknologi komunikasi di Indonesia terasa komunikasi menjadi lebih mudah seiring perkembangan teknologi.
Jika kita melihat sisi negatifnya, kemajuan teknologi terkadang membuat orang menjadi malas untuk berkomunikasi secara langsung. Orang lebih memilih berinteraksi melalui handphone-nya daripada berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Contoh, seorang anak sibuk ber-chatting dengan teman melalui handphone miliknya daripada berbicara dengan saudaranya saat acara keluarga sedang berlangsung. Kadang kemajuan teknologi ini juga membuat seseorang menjadi kurang peka dengan ekspresi saat sedang berkomunikasi dengan lawan bicaranya.
Saat kita terlalu sibuk dengan telepon atau Personal Computer kita, kita akan memakan waktu yang cukup lama untuk berinteraksi di dunia maya. Kita tidak sadar bahwa saat itu kita sedang membuang waktunya untuk berinteraksi dengan hidup sebenarnya yang berada di sekitar kita. Banyaknya pengguna sosial media dan pengakses internet ini, membuktikan bahwa masyarakat Indonesia lebih suka berinteraksi dan bergaul secara virtual dengan pengguna sosial media dan internet lainnya.
Salah satu ahli komunikasi massa yakni Harold D. Laswell dan Charles Wright pernah menyatakan fungsi sosial media massa. Fungsi sebenarnya antara lain yang pertama sebagai salah satu bentuk upaya penyebaran informasi dan interprestasi seobjektif mungkin mengenai peristiwa yang terjadi (Social Surveillance). Kedua, sebagai upaya penyebaran informasi yang dapat menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya (Social Correlation). Berikutnya sebagai upaya pewarisan nilai-nilai luhur dari satu generasi ke generasi selanjutnya (Socialization). Dan yang terakhir adalah sebagai penghibur khalayak ramai (Entertainment). (Dahlan, 2008)
Keempat fungsi menurut Harold D. Laswell dan Charles Wright ini mulai terkikis sehubungan dengan kemajuan teknologi yang sedang terjadi. Kini batasan akan komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi menjadi agak semu. Karena dengan semakin berkembangnya teknologi khususnya di Indonesia, mengikuti itu akan muncul juga cara-cara berkomunikasi yang baru, dalam hal ini misalkan melalui sosial media. Mungkin kini fungsi telepon genggam dari yang awalnya hanya berfungsi untuk mengirimkan pesan atau menelepon seseorang telah berkembang jauh menjadi ‘laptop’ yang dapat dengan mudah dibawa kemana saja. Contoh yang berhubungan dengan perkembangan tersebut adalah kini seseorang bisa saja tidak mengetahui nomor telepon seseorang padahal orang tersebut merupakan sahabat karibnya. Orang tersebut lebih memilih menyimpan pin BB dibandingkan dengan menyimpan nomor telepon orang itu.
Melihat fenomena yang sedang terjadi khususnya di Indonesia ini, sangat dikhawatirkan perkembangan teknologi itu membawa dampak buruk terhadap kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Sehubungan dengan perkembangan ini, dibutuhkan juga peningkatan akan kesadaran masyarakat mengenai lingkungan sekitarnya. Perubahan karena perkembangan teknologi yang terjadi cukup cepat ini, secara tidak sadar maupun sadar telah merubah beberapa pola hidup masyarakat khususnya Indonesia. Contohnya kini banyak sekali anakanak yang mengalami ketergantungan akan gadget mereka maupun orang tuanya.
Selain itu dampak negatif lainnya adalah perkembangan mereka dalam hal bersosialisasi menjadi sangat lamban, karena terlalu fokus dengan gadget. Hal tersebut dapat dengan mudah dan relatif cepat untuk mempengaruhi opini publik. Kemajuan teknologi memang membawa dampak positif yang banyak namun begitu juga dampak negatifnya. Misal dalam kasus buzzer di twitter, bila informasi yang disebarkan merupakan ilmu berguna maka menjadi hal yang positif, namun jika informasi yang disebarkan merupakan fitnah terhadap seseorang maka hal itu akan merugikan pihak terkait.
Oleh karena itu, kita masyarakat Indonesia harus benar-benar cerdas untuk memilah mana sisi positif dan negatifnya agar perkembangan teknologi yang ada bisa kita sikapi dengan bijak dan selayaknya dilakukan, dijalankan dengan benar dan seimbang.
Pada prinsipnya setiap perkembangan dan kemajuan dalam segi apapun baik, dan setiap manusia menginginkan perubahan dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Dari sekian banyak bidang ada dan berpacu untuk kemajuan salah satunya adalah bidang teknologi, yang menghadirkan perubahan dan kemajuan untuk selanjutnya digunakan oleh manusia. Beragam teknologi yang diciptakan memungkinkan manusia untuk bebas memilih apa yang diinginkan.
Dari berkembangnya teknologi informasi komputer yang pesat ini, peran serta masyarakat sangat besar dari perkembangannya. Hal ini dikarenakan perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah budaya sebagian besar masyarakat dunia, terutama yang tinggal di perkotaan. Masyarakat di seluruh dunia telah mampu berinteraksi dan memperoleh informasi dalam waktu singkat berkat teknologi komunikasi dan informasi yang mengalami perkembangan yang sangat luar biasa.
Teknologi komunikasi akan selalu berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan ini dikarenakan adanya pengaruh globalisasi dan dampak dari negara maju yang semakin peka terhadap teknologi komunikasi. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dapat menciptakan alatalat serta perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia berbagai kemudahan. Hal ini memungkinkan manusia dapat melakukan kegiatan dengan efektif dan efisien.
Adanya teknologi baru dapat menciptakan kebudayaan yang baru pada masyarakat serta teknologi sebagai pertanda kemajuan kebudayaan. Semakin berkembangnya teknologi, di mana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita, berarti ikut serta mempengaruhi tergesernya nilainilai budaya Indonesia ini. Banyak masyarakat Indonesia, terutama generasi muda kebanyakan lebih suka terhadap budaya asing daripada kebudayaan Indonesia sendiri. Hal ini menuntut kita untuk lebih waspada dalam menerima budaya luar/asing.
Perkembangan teknologi tentu membawa perubahan yang begitu baik dan pesat dalam kehidupan manusia. Perkembangan itu baik adanya jika sesuai dengan apa yang diharapkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar pengaruhnya dalam selalu berkembang dari zaman ke zaman. Namun, pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembentukan budaya mempunyai dampak positif maupun negatif.
Dari dampak negatif yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi informasi ini adalah terciptanya sifat dan sikap ketergantungan kepada teknologi yang semakin canggih sehingga banyak orang yang mulai melupakan nilai-nilai kebudayaan yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu contoh, anak-anak zaman sekarang lebih senang bermain dengan gadget canggih dibandingkan dengan permainan tradisional yang merupakan salah satu kebudayaan Indonesia. Dengan hal tersebut, maka anak-anak tersebut tidak dapat mengenal bahkan melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia sejak dahulu.
Berbagai informasi yang terjadi di berbagai dunia kini telah dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan teknologi (globalisasi). Tentunya kemajuan teknologi menyebabkan perubahan yang besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Saat ini di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dianut masyarakat. baik masyarakat perkotaan maupun perdesaan.
Kemajuan teknologi televisi, telepon dan telepon genggam atau yang sering disebut dengan gadget bukan hanya melanda masyarakat kota namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat-masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Dan diakui atau tidak perlahanlahan mulai mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat khususnya masyarakat perdesaan dengan segala image yang menjadi ciri khas mereka. Situasi ini telah memengaruhi gaya hidup dan pola pikir masyarakat, terutama di kalangan remaja.
Kaum remaja yang paling rentan terkena pengaruh/dampak negatif dari teknologi komunikasi. Jika dulu para siswa bersekolah dengan hanya membawa buku-buku pelajaran ataupun alat tulis, kini para siswa berangkat sekolah dengan peralatan gadget yang wajib mereka bawa. Apakah mereka benar-benar membutuhkan gadget sebagai alat komunikasi atau tidak, yang jelas bagi remaja, kadang merupakan sarana gaul yang mutlak mereka miliki.
Dari perkembangan teknologi informasi saat ini sesungguhnya sangatlah berpengaruh terhadap kebudayaan di Indonesia bahkan lebih banyak dampak negatif yang ditimbulkan, jika kesadaran manusia akan kebudayaan Indonesia sudah tidak ada maka lama kelamaan semakin canggihnya teknologi mengakibatkan semakin punahkan kebudayaan di Indonesia. Karena itu alangkah baiknya kita tidak terlalu kecanduan terhadap teknologi yang semakin canggih, dan gunakanlah teknologi tersebut dengan kebutuhannya saja dan kesadaran akan budaya yang ada sangatlah diperlukan agar kebudayaan di Indonesia bisa tetap dilestarikan dan tidak hilang begitu saja.
Pada hakikatnya, kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang tak dapat kita hindari. Tetapi, kita dapat melakukan tindakan yang bijaksana terhadap diri kita sendiri, keluarga dan juga masyarakat luas agar kemajuan teknologi tidak sampai menggeser jati diri kita sebagai manusia yang memiliki norma dan juga nilai-nilai yang luhur.
Tugas
Jelaskan secara jelas mengenai dampak-dampak yang muncul akibat Perkembangan Teknologi!
3. Penutup
Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 1, 2, 3, 4dan 5 berikut untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. Jawablah sejujurnya terkait dengan penguasaan materi pada UKBM ini di Tabel berikut.
Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah Anda dapat menjelaskan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia?
2. Apakah Anda dapat menjelaskan posisi/ jabatan yang diberikan Presiden Soeharto kepada B.J. Habibie?
3. Apakah Anda dapat menjelaskan kepanjangan dari SKSD Palapa?
4. Apakah Anda dapat menganalisis Revolusi Hijau?
5. Apakah Anda dapat menganalisis dampak negatif dan positif perkembangan teknologi? Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali materi tersebut dalam Buku Teks Pelajaran (BTP) dan pelajari ulang UKBM ini dengan bimbingan Guru atau teman sejawat. Jangan putus asa untuk mengulang lagi!. Dan apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka kalian boleh sendiri atau mengajak teman lain yang sudah siap untuk mengikuti tes formatif agar kalian
dapat belajar ke UKBM berikutnya... Oke.? Anda Pasti Bisa.!