PELAYANAN PENERBITAN STNK DI KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) KABUPATEN BONE

S ATU ATAP (SAMSAT) KABUPATEN BONE

1 Herlina Sakawati, 2 Widyawati, ³Sulmiah Ahmad

Universitas Negeri Makassar

1 Email : 2 herlinamappakanro@gmail.com , wiwidyawati150305@gmail.com ,³ mya.ahmad@gmail.com

Abstrak

Kewajiban negara dalam melayani masyarakat mendorong pemerintah mempersiapkan pelayanannya, khususnya pelayanan penerbitan STNK. Permasalahan yang ada dalam pelayanan STNK menjadi beban bagi pemerintah sebab hal tersebut memberikan kesan negatif terhadap masyarakat. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui pelayanan penerbitan STNK di kantor Samsat Kabupaten Bone. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan dari 5 fokus pelayanan yaitu 1) kehandalan (reliability); 2) bukti langsung (tangibles); 3) daya tanggap (responsiviness); 4) jaminan (assurance);

5) empati (empathy), sudah mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, namun dari kelima fokus pelayanan tersebut yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut terkhusus pada fokus daya tanggap (responsiviness). Dari 7 faktor determinan yang digunakan untuk melihat proses pelayanan penerbitan STNK di Kantor Samsat Kabupaten Bone, 4 diantaranya menjadi faktor pendukung dalam proses pelayanan yaitu faktor

1) faktor kesadaran; 2) faktor pendapatan; 3) faktor keterampilan petugas; 4) faktor sarana, sedangkan dua faktor lainnya menjadi faktor penghambat dalam pelayanan penerbitan STNK di Kantor Samsat Kabupaten Bone yaitu, faktor aturan dan faktor organisasi. Dengan masih terdapatnya kekurangan dalam pemberian pelayanan penerbitan STNK, penting bagi pihak Kantor Samsat Kabupaten Bone untuk mengoptimalkan pelayanan sesuai dengan tujuan, visi, misi, dan motto yang diinginkan dalam rangka terwujudnya pelayanan prima.

Kata Kunci: Pelayanan Publik, STNK, Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)

Licensing Service Vehicle registration in Office SAMSAT Bone District

Abstract

The state's obligation to serve every citizen encourages the government to improve the service, especially the service of issuance of Vehicle Registration. All problems that exist in service vehicle registration becomes a burden for the government because it gives a negative impression on the service providers. The purpose of this research is to know the service of publication of Vehicle Registration at Samsat Bone Regency office. The method used is descriptive research method with qualitative approach. The results showed that viewed from 5 service focus are 1) reliability ; 2) tangibles; 3) responsiveness;

4) assurance; 5) empathy, has been able to provide excellent service to the community, but from the fifth focus of the service that needs to get more attention especially focused on the responsiveness, from 7 determinant factors used to see the service process of issuance of Letter of Vehicle Registration Number in Samsat Office of Regency of Bone, 4 of them become supporting factor in service process that is factor 1) awareness factor; 2) income factor; 3) officer skill factors; 4) the means factor. While the other two factors become an inhibiting factor in publication services of Vehicle Registration in Samsat Office of Bone Regency that is, factor of rule and organizational factor. With the existence of deficiencies in the provision of services publication Vehicle Registration, It is important for the Office Samsat Bone District to optimize services in accordance with the goals, vision, mission, and the desired motto in the realization of excellent service.

Keywords: Public Services, Vehicle Registration, Single One Roof Administration System

A. PENDAHULUAN

publik sesuai dengan asas-asas umum Negara berkewajiban melayani setiap

pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk warga negara untuk memenuhi hak dan kebutuhan

memberi perlindungan bagi setiap warga negara dasarnya. Salah satunya yaitu memberikan

dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di pelayanan yang berkualitas.

dalam penyelenggaraan pelayanan publik. menyelenggaraan pelayanan publik diperlukan

Untuk

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 suatu norma hukum yang memberi pengaturan

tentang Pelayanan Publik mengatur tentang secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan

prinsip-prinsip pemerintahan baik yang merupakan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan

efektivitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri.

Volume XIV | Nomor 2 | Desember 2017 Jurnal

Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi

237

Jurnal Ilmu Administrasi Jurnal

238 Media Pengembangan dan Praktik Administrasi

Herlina Sakawati dan Sulmiah Ahmad

Pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintahan atau korporasi yang efektif dapat memperdalam kepercayaan pada pemerintahan dan administrasi publik.

Pada instansi–instansi dan organisasi yang mengutamakan pelayanan publik khususnya pelayanan pada masyarakat, pada proses dan praktek pelayanan yang harus diperhatikan yaitu tingkat kepuasan terhadap masyarakat, menyangkut masalah dalam hal ini ialah pelayanan publik dalam penerbitan Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK).

Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) diterbitkan oleh Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) yakni tempat pelayanan penerbitan/pengesahan STNK oleh 3 (tiga) instansi yaitu Polri, Dinas Pendapatan Provinsi dan PT. Jasa Raharja. Samsat berfungsi sebagai sarana perlindungan masyarakat, sarana pelayanan masyarakat, sebagai deteksi guna membentuk langkah selanjutnya jika terjadi pelanggaran dan untuk meningkatkan penerimaan negara melalui sektor pajak. Dalam hal ini pihak kepolisian hanya berfungsi dalam penerbitan, perpanjangan dan pengesahan STNK. Untuk masalah pajak kendaraan beroda dua dan beroda empat diserahkan kepada Dinas Pendapatan Provinsi dan PT. Jasa Raharja.

Dalam rangka peningkatan pelayanan STNK pada kenyataannya menghadapi berbagai kendala dalam pelaksanaan di lapangan. Keluhan masyarakat terhadap kondisi penyediaan pelayanan publik yang dikelola oleh Aparatur Negara khususnya pada pelayanan penerbitan STNK masih sering terdengar. Pelayanan penerbitan STNK di berbagai wilayah di Indonesia masih terdapat banyak masalah pelayanan, mulai dari masalah tarif, penggunaan sistem online yang masih kurang efektif dengan alasan kegagalan jaringan sehingga sering menyebabkan lamanya penerbitan, dan kekosongan blanko, sehingga masyarakat mendapatkan STNK sementara yang hanya bisa digunakan paling lama 6 (enam) bulan, dan pelayanan STNK keliling yang hanya melayani perpanjangan dan pengesahan. Di daerah Bandung misalnya, dimana pada daerah tersebut sempat mengalami kekosongan blangko, dengan kendala karena masalah dalam proses lelang di Mabes Polri. Hal ini tentu menyebabkan masyarakat merasa kurang puas terhadap pelayanan tersebut (Eka, 2013,http://news.detik.com/bandung/read/2013/ 11/29/104021/2427150/486/ stnk- bpkb- dan- pelat-nomor-kosong-pelayanan-samsat-jabar- terganggu). Selain daerah Bandung, daerah yang

mengalami masalah kekosongan blangko juga terjadi pada daerah Bumirenjo, Lendah Kulonprogo. Pada daerah ini masyarakat yang ingin mengurus STNK hanya diberikan surat STNK sementara yang hanya berlaku 6 (enam) bulan, dan apabila ketersediaan blanko sudah ada maka masyarakat di minta kembali ke kantor SAMSAT untuk mengambil STNK yang asli. Ini tentu merugikan masyarakat, karena harus balik lagi untuk mengurus STNK yang sebenarnya hanya bisa selesai dalam waktu sehari.

Masalah pelayanan STNK ini juga banyak terdapat pada daerah-daerah Sulawesi Selatan seperti halnya di daerah Kabupaten Bone. Keluhan masyarakat terhadap pelayanan sampai sekarang belum mendapatkan peningkatan secara signifikan dari pihak yang bersangkutan (Supriadi, 2013. http://.com /2013/05/18/ langakah– meningkatkan–pelayanan-samsat/, diakses 23 September 2014.). Masalah pelayanan yang sering terjadi pada pelayanan penerbitan STNK di kantor Samsat Kabupaten Bone tidak jauh berbeda dengan masalah yang terjadi pada daerah–daerah di luar Sulawesi Selatan seperti, masalah tarif yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada, dan seringnya terjadi kelangkaan blangko sehingga masyarakat harus menunggu sekitar seminggu atau bahkan sampai berbulan-bulan.

Berdasarkan hasil observasi, masalah yang terlihat dalam proses pelayanan STNK seperti, informasi yang terkadang tidak relevan sehingga sering membingungkan masyarakat, pegawai kantor yang terkadang meningkalkan ruangan dijam kerja, dan sarana dan prasarana yang belum difungsikan secara optimal. Kondisi ini sangat jelas menghambat proses pelayanan STNK dan seiring berjalannya waktu masalah–masalah yang terkadang dianggap kecil ini dapat menimbulkan rasa saling curiga antara pemberi pelayanan dan penerima pelayanan yang menimbulkan ketidakpedulian masyarakat baik kepada pemerintah maupun terhadap sesama. Kejadian ini menyebabkan pelayanan publik menjadi isu kebijakan yang semakin strategis karena perbaikan pelayanan publik di Indonesia khususnya di Kabupaten Bone cenderung berjalan di tempat, sedangkan implikasinya sangatlah luas dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya, dan lain–lain. Semakin maraknya pemberitaan buruk pelayanan STNK di Kabupaten Bone dengan berbagai macam masalah yang berbeda di kalangan masyarakat selama ini menjadi salah satu variabel penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah

(Supriadi, 2013. http://.com /2013/05/18/ akan mengkaji faktor determinan pada langkah–meningkatkan

–pelayanan

-samsat/,

pelaksanaan pelayanan tersebut.

diakses 23 September 2014.). Persoalan pelayanan berkaitan dengan Masalah tersebut sesuai penelitian

bagaimana memberikan makna sebuah kata terdahulu telah dilakukan pada tahun 2012 oleh

kepuasan terhadap penerima pelayanan, Nancy Silvana Br Lumbantoruan dengan judul

maksudnya sejauh mana publik berharap penelitian, “Pelayanan Penerbitan STNK dalam

pelayanan yang diterima sesuai dengan norma atau Rangka Pelaksanaan Program Quick Wins Di

aturan yang telah diberlakukan, sehingga Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal

pengaplikasian tindakan pelayanan pada Satu Atap (SAMSAT) Palembang”. Penelitian

masyarakat dapat berjalan sesuai dengan tersebut melihat pelayanan penerbitan STNK dalam

semestinya. Dengan memberikan pelayanan atau rangka pelaksanaan program Quick Wins, yang

fasilitas yang baik, masyarakat akan merasa puas diukur dengan menggunakan lima dimensi, yaitu:

dan hubungan sosial antara pemberi pelayanan dan realibility , assurance, emphaty, tangibles, dan

pemberi pelayanan dapat tercipta dengan baik. responsiveness . Pada penelitian terdahulu ini

Berdasarkan penjelasan tersebut dilakukan menemukan hasil penelitian yaitu perbaikan

penelitian mengenai “Pelayanan Penerbitan Surat kualitas pelayanan STNK dengan sistem Quik Wins

Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) di belum mampu memberikan kepuasan kepada

Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap masyarakat, salah satu faktor penyebabnya adalah

(SAMSAT) di Kabupaten Bone”.

masih ditemukannya pegawai yang kurang Penelitian ini diharapkan dapat disiplin, dan dari kelima dimensi pengukuran

memberikan sumbangsih fikiran bagi kualitas pelayanan yang digunakan yang perlu

perkembangan ilmu administrasi Negara untuk mendapatkan perbaikan kedepannya yaitu

khususnya dalam bidang pelayanan di kantor relibiliy , responsiviness, dan empathy.

Samsat Kabupaten Bone.

Pada tahun 2013, Adriani Larasati juga melakukan penelitian dengan judul “Kualitas Pelayanan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)

B. LANDASAN TEORITIS

Melalui SAMSAT Keliling, di Kecamatan Kaliwates

1. Pelayanan Publik

Kabupaten Jember. Penelitiannya menggunakan Penggunaan istilah pelayanan publik metode kuantitatif. Hasil penelitian yang dilakukan

(public service) di Indonesia dianggap memiliki oleh Adriani tidak jauh berbeda dengan yang

kesamaan arti dengan istilah pelayanan umum atau dilakukan oleh Nancy Silvana. Pada penelitian

pelayanan masyarakat. Oleh sebab itu ketiga istilah Adriani ditemukan bahwa kualitas pelayanan

tersebut dipergunakan bersamaan dan tidak STNK melalui samsat keliling pada kelima dimensi

memiliki perbedaan yang mendasar. Pelayanan menghasilkan skor negatif pada kehandalan

publik berfungsi sebagai sebuah sistem yang (relibility) yaitu sebesar -24,7, dimensi jaminan

menyediakan apa yang dibutuhkan oleh (assurance) sebesar -1,7, dan dimensi empati

masyarakat sesuai dengan aturan pokok dan tata (emphaty) sebesar -8,6, yang berarti tingkat kualitas

cara yang telah ditetapkan.

pelayanan yang diberikan masih dirasakan kurang Hardiyansyah (2011: 12) mengemukakan apabila dibandingkan dengan apa yang

bahwa pelayanan publik sebagai pemberian diharapkan.

layanan atau melayani keperluan orang atau Hasil kedua penelitian tersebut

masyarakat dan/atau organisasi lain yang menjelaskan bahwa pelayanan yang di berikan oleh

mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai Samsat dalam pelayanan STNK baik dengan

dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan mengfokuskan pada program Quick Wins, maupun

dan ditujukan untuk memberikan kepuasan dengan mengfokuskan pada pelayanan Samsat

kepada penerima pelayanan.

keliling belum mampu memberikan kepuasan Selain itu, Saefullah (2008: 28), menyatakan kepada masyarakat sebagai pelanggan. Penelitian

“untuk memberikan pelayanan publik yang lebih yang dilakukan Nancy Silvana Br Lumbantoruan

baik perlu ada upaya untuk memahami sikap dan dan Adriani Larasati hanya berorientasi pada

perubahan kepentingan publik sendiri”, sedangkan kualitas pelayanan publik. Berbeda dengan

Akib (2013: 13) mengatakan “Pelayanan publik penelitian yang akan dilakukan selain untuk

akan terbangun manakala pelanggan atau melihat pelayanan publik yang berkualitas juga

masyarakat yang dilayani oleh birokrasi merasa

Volume XIV | Nomor 2 | Desember 2017 Jurnal

Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi

bahagia sekaligus puas atas layanan atau jasa yang

masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Pelayanan publik dilaksanakan dalam

publik dengan memperhatikan aspirasi, suatu rangkaian kegiatan yang bersifat sederhana,

kebutuhan dan harapan masyarakat. terbuka, tepat, lengkap, wajar, dan terjangkau,

e. Kesamaan hak, yaitu tidak diskriminatif dalam Sedarmayanti (dalam Hardiyansyah, 2011: 89).

arti tidak membedakan suku, ras, dan agama, Dalam Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2004

golongan, gender, serta status sosial ekonomi. ditegaskan, bahwa penyelenggaraan layanan publik

f. Keseimbangan hak dan Kewajiban: pelayanan harus mengandung unsur-unsur:

yang memperhitungkan aspek keadilan antara

a. Hak dan kewajiban bagi pemberi layanan pembeli dan penerima pelayanan. maupun penerima layanan umum harus jelas dan diketahui secara pasti oleh masing-masing.

2. Kualitas Pelayanan Publik

b. Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum Kualitas pelayanan merupakan upaya harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan dan kemampuan masyarakat untuk membayar,

ketepatan dalam berdasarkan ketentuan perundang–undangan

atau masyarakat serta

penyampaiannya untuk mengimbangi harapan yang berlaku dengan tetap berpegang pada

pelanggan atau masyarakat. Pemerintah dituntut efesiensi dan efektivitas.

untuk memberikan pelayanan publik yang

c. Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus

berkualitas.

diupayakan agar memberi keamanan, Mulyadi (1998: 98) mengemukakan bahwa kenyamanan, kelancaran dan kepastian hukum

untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, yang harus dipertanggungjawabkan.

pemerintah harus memiliki tiga aspek, yaitu:

d. Apabila pelayanan umum yang diselenggarakan

a. Memiliki tanggung jawab tinggi sebagai pelayan oleh instansi pemerintah terpaksa harus mahal,

negara dan pegawai negeri.

maka instansi pemerintah yang bersangkutan

b. Responsif terhadap permasalahan yang berkewajiban memberi peluang kepada

dihadapi masyarakat khususnya yang masyarakat untuk ikut menyelenggarakannya

membutuhkan perawatan dalam arti luas. sesuai dengan peraturan perundang–undangan

c. Komitmen dan konsisten dengan nilai standar yang berlaku.

moral dalam menjalankan kekuasaan Secara teoritis, tujuan pelayanan publik

pemerintah.

pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat, Tjiptono (2005: 56) mengemukakan bahwa untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas

“kualitas pelayanan merupakan sistem yang pelayanan yang prima yang tercermin dari asas–

strategis yang melibatkan seluruh satuan organisasi asas pelayanan publik berdasarkan Surat

dari pemimpin sampai pegawai sehingga Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

memenuhi kebutuhan yang diharapkan Negara Nomor (Kepmen PAN) No. 63 Tahun 2004

masyarakat”. Kualitas pelayanan merupakan dalam Sinambela (2006: 5) yaitu :1) Transparansi, 2)

sebuah keinginan dan kebutuhan yang harus Akuntabilitas, 3) Kondisional, 4) Partisipatif, 5)

diciptakan oleh aparatur maupun oleh masyarakat. Keesamaan Hak, 6) Keseimbangan Hak Dan

Untuk mengukur kualitas pelayanan dapat Kewajiban

dilkakukan dengan menggunakan model Total Untuk lebih jelas akan diuraikan sebagai

Quality Service, dengan demikian akan tampak berikut:

suatu sistem yang saling berkaitan seperti ditunjuk

a. Transparansi, yaitu bersifat terbuka, mudah dan

pada gambar di berikut ini :

dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas,

sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang–undangan.

c. Kondisional, yaitu sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tahap berpegang pada prinsip efesiensi dan efektivitas.

240 Jurnal

Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi

Volume XIV | Nomor 2 | Desember 2017

Berkaitan dengan kualitas layanan, Gasperz (1995: 5) juga mengatakan bahwa kualitas layanan

STRATEGI

harus mengacu pada aspek berikut:

a. Kualitas terdiri dari sejumlah fitur produk, baik secara langsung maupun istimewa fitur menarik yang memenuhi kebutuhan pelanggan pada penggunaan produk.

b. Kualitas segala sesuatu yang terbebas dari kekurangan.

Mengingat kualitas pelayanan merupakan PELANGGAN isu yang kompleks, Fitzsimmons dan Fitzsimmons

(1994: 190) mengemukakan bahwa ada lima dimensi yang dapat digunakan untuk melihat kualitas pelayanan yaitu:

a. Reliability, kemampuan untuk memberikan

SUMBER

SISTEM

DAYA MANUSIA

penuh dan benar, jenis layanan yang telah dijanjikan kepada konsumen.

b. Responsiveness: kesadaran atau keinginan Gambar 1. Model Total Quality Service (Tjiptono,2005: 56)

untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan yang cepat.

atau keterangan dari gambar model Total Quality Service

Tjiptono (2005: 56-57) menjelaskan

c. Jaminan: pengetahuan

wawasan, sopan santun, keyakinan penyedia di atas adalah:

layanan, serta menghormati konsumen.

a. Strategi merupakan pernyataan yang jelas dan

d. Empati: kemauan untuk memberikan pelayanan dikomunikasikan dengan baik mengenai posisi

kepada pendekatan, memberikan perlindungan, dan sasaran organisasi dalam hal layanan

serta mencoba untuk menentukan keinginan pelanggan.

dan kebutuhan konsumen.

b. Sistem merupakan program, prosedur dan

e. Tangibles: kinerja karyawan dan fasilitas sumberdaya yang dirancang untuk mendorong,

lainnya, seperti peralatan atau perlengkapan menyampaikan, dan menilai jasa atau layanan

yang mendukung layanan.

yang nyaman dan berkualitas bagi pelanggan. Untuk lebih jelasnya konsep Fitzsimmons

c. Sumberdaya manusia merupakan karyawan dan Fitzsimmons (1994: 190) mengenai lima disemua posisi yang memiliki kapasitas dan

dimensi kualitas pelayanan diuraikan sebagai hasrat untuk responsif terhadap kebutuhan

berikut:

pelanggan.

a. Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan dan

d. Tujuan keseluruhan merupakan kepuasan kehandalan petugas pelayanan untuk pelanggan atau masyarakat, memberikan

menyediakan pelayanan yang terpercaya tanggung jawab kepada setiap orang, dan

(pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan melakukan perbaikan yang berkesinambungan.

memuaskan). Kinerja pegawai harus sesuai Selain itu Abidin (2010: 71) mengatakan

dengan harapan masyarakat yang berarti bahwa “pelayanan publik yang berkualitas bukan

ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk hanya mengacu pada pelayanan itu semata, juga

semua masyarakat, sikap yang simpatik, dan menekankan pada proses penyelenggaraan atau

dengan akurasi yang tinggi.

pendistribusian pelayanan itu sendiri hingga ke

b. Responsiviness (daya tanggap), yaitu keinginan tangan masyarakat sebagai konsumen”. Aspek-

pemberi pelayanan untuk membantu para aspek kecepatan, ketepatan, kemudahan, dan

masyarakat dan memberikan pelayanan yang keadilan menjadi alat untuk mengukur pelayanan

cepat (responsif) dan tepat kepada masyarakat, publik yang berkualitas. Hal ini berarti, pemerintah

serta tanggap terhadap keinginan pelanggan. melalui aparat dalam memberikan pelayanan

Membiarkan masyarakat menunggu tanpa publik kepada masyarakat harus memperhatikan

adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan aspek kecepatan, ketepatan, kemudahan, dan

presepsi yang negatif dalam pelayanan. keadilan.

c. Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, keramahan, kesopanan, dan sifat dapat

Volume XIV | Nomor 2 | Desember 2017 Jurnal

Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi

mudah dipahami, dan mudah

d. Empathy (empati) yaitu sikap tegas tapi penuh

dilaksanakan.

perhatian terhadap penerima pelayanan,

b. Kejelasan dan kepastian, dalam arti ada sehingga memudahkan dalam melakukan

kepastian dan kejelasan mengenai: hubungan komunikasi yang baik dan

1) Prosedur/tata cara pelayanan, memahami kebutuhan

persyaratan secara umum baik teknis pelayanan.

para penerima

maupun administratif.

e. Tangibles (bukti langsung) yaitu kualitas

2) Unit kerja atau pejabat yang berwenang pelayanan berupa tampilan atau fasilitas fisik

dan bertanggung jawab dalam misalnya tampilan petugas, kondisi kebersihan

memberikan pelayanan. dan kenyamanan ruangan yang dimiliki.

3) Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata

cara pembayaran.

3. Standar Pelayanan Publik

4) Jadwal waktu penyelesaian pelayanan. Setiap penyelenggaraan pelayanan publik

5) Hak dan kewajiban bagi pemberi harus memiliki standar pelayanan dan

maupun penerima pelayanan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian

berdasarkan bukti-bukti penerima bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan

pelayanan.

merupakan ukuran yang dibakukan dalam

6) Pejabat yang menerima keluhan penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib

masyarakat.

ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan.

c. Keamanan, dalam arti proses serta hasil Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun

pelayanan dapat memberikan keamanan 2004, standar pelayanan, sekurang–kurangnya

dan kenyamanan serta dapat memberikan meliputi:

kepastian hukum.

a. Prosedur pelayanan

d. Keterbukaan, dalam arti prosedur/tata cara Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi

persyaratan satuan kerja/pejabat pemberi dan penerima pelayanan termasuk

penanggung jawab pemberi pelayanan, pengaduan.

waktu penyelesaian dan rincian biaya/tarif

b. Waktu penyelesaian dan lain-lain yang berhubungan dengan Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat

proses pelayanan wajib diinformasikan pengajuan

permohonan sampai dengan secara terbuka agar mudah diketahui dan penyelesaian peleyanan termasuk pengaduan.

dipahami oleh masyarakat baik diminta

c. Biaya pelayanan

maupun tidak diminta.

Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang

e. Efisiensi, dalam arti persyaratan pelayanan ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.

hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan

d. Produk pelayanan langsung dengan pencapaian sasaran Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai

pelayanan dengan tetap memperhatikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

keterpaduan antara persyaratan dengan

e. Sarana dan Prasarana produk pelayanan yang diberikan. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan

f. Ekonomis, dalam arti pengenaan biaya yang memadai oleh pelayanan publik.

pelayanan harus ditetapkan secara wajar

f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan dengan memperhatikan: nilai barang dan Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus

jasa pelayanan dan tidak menuntut biaya ditetapkan dengan tepat berdasarkan

yang tinggi di luar kewajaran. pengetahuan, keahlian keterampilan, sikap, dan

g. Keadilan yang merata, dalam arti cakupan perilaku yang dibutuhkan.

atau jangkauan pelayanan Harus diusahakan seluas mungkin dengan

4. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

distribusi yang merata dan diperlakukan Untuk memenuhi standar pelayanan maka

secara adil.

harus terus menerapkan prinsip-prinsip pelayanan.

h. Ketepatan waktu, dalam arti pelayanan Adapun prinsip-prinsip pelayanan menurut Sutopo

dapat diselesaikan dalam kurun waktu (2003: 17-19) antara lain sebagai berikut:

yang telah ditentukan.

a. Kesederhanaan, dalam arti prosedur tata cara pelayanan diselenggarakan secara

242 Jurnal

Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi

Volume XIV | Nomor 2 | Desember 2017

Dengan menerapkan prinsip-prinsip melaksanakan tugas, sehingga hasilnya dapat pelayanan maka aparatur pemerintah dalam

diharapkan memenuhi standar yang telah mengembangkan kualitas pelayanan akan tercapai.

ditetapkan.

b. Faktor Aturan. Aturan adalah perangkat penting

5. Kriteria Pelayanan Publik yang Baik

dalam segala tindakan dan perbuatan orang. Adapun kriteria pelayanan yang baik

Aturan dalam organisasi yang menjadi landasan menurut Widodo (2001: 275-276) adalah sebagai

kerja pelayanan. Aturan ini mutlak berikut:

kebenarannya agar organisasi dan pekerjaan

a. Keterbukaan, kriteria ini mengandung arti dapat berjalan teratur dan terarah. Oleh karena prosedur atau tata cara persyaratan, satuan kerja

itu, aturan ini harus dipahami oleh organisasi atau pejabat penanggungjawab pemberi

yang berkepentingan.

pelayanan, waktu penyelesaian, rincian waktu

c. Faktor Organisasi, yaitu merupakan alat serta dan tarif serta hal-hal lain yang berkaitan

sistem yang memungkinkan berjalannya dengan proses pelayanan wajib diinformasikan

mekanisme kegiatan pelayanan dalam usaha secara terbuka agar mudah diketahui dan

pencapaian tujuan.

dipahami oleh masyarakat, baik diminta

d. Faktor Pendapatan. Pendapatan adalah imbalan maupun tidak diminta.

atas tenaga, dana, serta pikiran yang telah

b. Kesederhanaan, kriteria ini mengandung arti dicurahkan seseorang untuk orang lain atau prosedur atau tata cara pelayanan

badan/organisasi. Pendapatan pegawai diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat,

berfungsi sebagai pendukung pelaksanaan tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan

pelayanan. Pendapatan yang cukup akan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang

memotivasi pegawai dalam melaksanakan meminta pelayanan.

pekerjaan yang baik.

c. Keamanan, kriteria ini mengandung arti proses

e. Faktor Keterampilan Petugas, yaitu kemampuan hasil pelayanan dapat memberikan keamanan,

dan keterampilan petugas dalam melaksanakan kenyamanan, dan dapat memberikan kepastian

pekerjaan. Dalam manajerial, ada tiga hukum bagi masyarakat.

kemampuan yang harus dimiliki yaitu

d. Keadilan yang merata, kriteria ini mengandung kemampuan manajerial, kemampuan teknis dan arti cakupan atau jangkauan pelayanan harus

kemampuan membuat konsep. diusahakan seluas mungkin dengan distribusi

f. Faktor Sarana, yaitu sarana yang diperlukan yang merata dan diberlakukan secara adil bagi

dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan seluruh lapisan masyarakat.

pelayanan. Sarana ini meliputi peralatan,

e. Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti perlengkapan, alat bantu dan fasilitas lain yang pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat

melengkapi seperti fasilitas komunikasi dan diselesaikan dalam kurun waktu yang telah

segala kemudahan lainnya. Fungsi sarana ditentukan.

pelayanan antara lain:

1) Mempercepat proses pelaksanaan

6. Faktor Pendukung dan

Penghambat

pekerjaan, sehingga dapat menghemat

Pelaksanaan Pelayanan Publik

waktu.

2) Meningkatkan produktivitas baik barang pendukung. Menurut Moenir (2002: 88) ada enam

Pelayanan tidak terlepas dari faktor-faktor

maupun jasa.

3) Kualitas produk yang lebih baik/terjamin. yaitu: 1)Faktor kesadaran, 2) Faktor aturan, 3)

faktor yang dapat mendukung pelayanan umum,

4) Menimbulkan rasa kenyamanan bagi Faktor organisasi, 4) Faktor pendapatan, 5)Faktor

orang-orang yang berkepentingan. keterampilan petugas, 6) Faktor sarana.

5) Menimbulkan perasaan puas pada orang- Untuk lebih jelas faktor pendukung

orang yang berkepentingan sehingga dapat pelayanan publik akan diuraikan sebagai berikut:

mengurangi sifat emosional mereka.

a. Faktor Kesadaran, yaitu kesadaran para pejabat Faktor yang menjadi penghambat dalam serta petugas yang berkecimpung dalam

pelaksanaan pelayanan publik di bidang STNK kegiatan pelayanan. Kesadaran pegawai pada

dikelompokkan menjadi dua, yaitu: pertama, faktor segala tingkatan terhadap tugas yang menjadi

internal birokrasi publik, kedua, faktor eksternal, tanggung jawannya, membawa dampak sangat

yakni berupa dinamika masyarakat dan tumbuh positif terhadap organisasi. Ini akan menjadi

kembangnya masalah yang dihadapi oleh sumber kesungguhan dan disiplin dalam

masyarakat sebagai pihak yang dilayani.

Volume XIV | Nomor 2 | Desember 2017 Jurnal

Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi

Masalah yang dihadapi aparatur pemerintah

D. PEMBAHASAN

daerah, baik yang berasal dari lingkungan internal

1. Pelayanan Penerbitan STNK di Kantor Samsat

maupun eksternal muaranya lebih banyak

Kabupaten Bone

diarahkan pada kinerja aparatur pemerintah daerah

a. Kehandalan (Reliability)

dalam menjalankan tugas yang diamanatkan Tujuan dari analisis data dimensi kehandalan kepadanya. Faktor lingkungan internal birokrasi

(reliability) ini yaitu untuk melihat penilaian bisa berupa situasi dan kondisi, baik berupa

masyarakat akan fokus kehandalan yang dimiliki organisasi (struktur, penempatan personel,

oleh pegawai Kantor Samsat dalam memberikan efektifitas kegiatan) efektifitas komunikasi antar

pelayanan penerbitan STNK kepada masyarakat. unit, sumber daya dan pemberdayaannya.

Agar pelayanan penerbitan STNK kendaraan Sementara itu, faktor penghambat dari lingkungan

R2 dan R4 dapat dikatakan berkualitas dilihat dari ekternal berupa situasi dan kondisi di sekeliling

dimensi kehandalan maka Kantor Samsat Bone organisasi yang berpengaruh terhadap kelancaran

harus memenuhi indikator kesederhanaan pelaksanaan pelayanan publik.

persyaratan layanan, kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan dalam menyampaikan

C. METODE PENELITIAN

informasi tentang prosedur, dan ketepatan waktu Metode penelitian yang digunakan yaitu

dalam memberikan pelayanan.

metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

1) Keserdahanaan prosedur pelayanan Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat

Kesederhanaan dalam memberikan digunakan untuk mengungkapkan dan memahami

pelayanan kepada masyarakat dinilai sangat sesuatu di balik fenomena yang belum diketahui

penting dimana dengan kesederhanaan tersebut atau fenomena yang beru sedikit diketahui. Selain

dapat mempermudah masyarakat dalam itu metode kualitatif dapat memberi rincian yang

melakukan pengurusan penerbitan STNK. kompleks tentang fenomena yang sulit

Tindakan yang dilakukan oleh pegawai Samsat diungkapkan oleh metode kuantitatif. Sumber data

dalam wujudkan pelayanan berkualitas dapat terdiri atas data primer dan sekunder yang

dilihat dengan adanya informasi yang diberikan diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan

melalui papan informasi yang terdapat pada loket dokumentasi.

yang berjumlah 3 (tiga) buah, masing-masing Pemilihan informan menggunakan tehnik

bertuliskan “Pendaftaran, Penetapan Kasir, dan purposive sampling dengan mempertimbangkan

Pengambilan STNK”. Dengan adanya papan beberapa kriteria dari Sugiyono (2009: 221).

informasi tersebut sangat memudahkan masyarakat Adapun informan pada penelitian ini terdiri 3

dalam melakukan pengurusan STNK. informan dari kanit Regident Samsat Kabupaten

Kantor Samsat Kabupaten Bone memiliki bone, dan 8 orang masyarakat yang menggunakan

prosedur pelayanan yang sederhana. jasa pelayanan di samsat kabupaten bone. Fokus

Kesederahanan prosedur yang dimiliki kantor observasi terletak pada kegiatan pelayanan di

Samsat Kabupaten Bone bertujuan untuk samsat kabupaten bone.

menciptakan pelayanan yang cepat dan tepat. Dokumentasi dalam penelitian ini perlu

Namun prosedur pelayanan yang digunakan oleh dilakukan untuk memperkuat hasil penelitian.

pegawai Samsat Kabupaten Bone tersebut tidak Dokumentasi yang dimaksud dalam hal ini berupa

sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). dokumen-dokumen, foto atau video yang diambil

Jika pegawai Samsat Kabupaten Bone dalam dalam pelaksanaan penelitian. Fakta dan data yang

memberikan pelayanan sesuai dengan SOP, maka diperoleh dalam lokasi penelitian sebagian besar

masyarakat atau Wajib Pajak dalam melakukan tersimpan dalam bentuk dokumentasi, seperti

pengesahan STNK harus mengisi formulir terlebih surat-surat dan foto.

dahulu sebelum melakukan registrasi. Dan untuk Untuk analisis data digunakan teknik

masyarakat yang melakukan perpanjangan STNK analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan

sebelum melakukan pengisian formulir harus Huberman (dalam Pawito 2007: 104) yang disebut

melakukan cek fisik kendaraan, namun ini tidak interactive model, dimana terdiri atas reduksi data

dilakukan oleh pegawai Samsat Kabupaten Bone. (data reduction), penyajian data (data display), dan

Prosedur pengesahan dan perpanjangan penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and

Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) menurut verifying concluctions ).

Standar Operasional Prosedur (SOP) dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3.

244 Jurnal

Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi

Volume XIV | Nomor 2 | Desember 2017 Volume XIV | Nomor 2 | Desember 2017

Namun yang menjadi persoalan, pegawai Samsat Kabupaten Bone belum melakukan pemberian kejelasan informasi secara lisan (langsung) bagi masyarakat yang belum mengerti akan prosedur maupun persyaratan pelayanan lainnya.

Selain bertugas menyampaikan informasi tentang prosedur pelanyanan , pegawai Samsat juga memiliki kewajiban untuk memberikan informasi mengenai tarif penerbitan STNK. Keterbukaan mengenai tarif penerbitan STNK mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Gambar 2: Skema Prosedur STNK Setiap Tahun Pengawai Samsat Kabupaten Bone dianggap tidak (Samsat Kabupaten Bone).

memberikan kejelasan informasi mengenai tarif Sumber: Hasil Olahan Penulis

penerbitan STNK. Hal ini disebabkan karena masih adanya masyarakat yang dikenakan biaya pengesahan STNK. Berdasarkan informasi yang diperoleh untuk pengesahan STNK tidak dikenakan biaya. Berikut ini diuraikan lebih jelas mengenai tarif atas jenis PNBP yang berlaku :

Tabel 1. Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kepolisian Republik Indonesia.

Jenis Penerimaan Satuan Tarif

Negara Bukan Pajak

1. Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) a.Penerbitan SIM A

1) Baru

Tiap terbit Rp. 120.000,00

Tiap terbit Rp. 80.000,00 Gambar 3: Skema Prosedur Perpanjangan STNK

2) Perpanjangan

b. Penerbitan SIM BI

Setiap Tahun (Samsat Kabupaten Bone)

1) Baru

Tiap terbit Rp. 120.000,00

2) Perpanjangan

Tiap terbit Rp. 80.000,00

2) Kemampuan pegawai dalam memberikan

c.Penerbitan SIM B II

informasi tentang prosedur dan biaya

1) Baru

Tiap terbit Rp. 120.000,00

pelayanan STNK. Rp. 80.000,00

2) Perpanjangan

Tiap terbit

Pemberian kejelasan informasi tentang d. Penerbitan SIM C

Tiap terbit Rp. 120.000,00 prosedur pelayanan STNK baik pengurusan STNK

1) Baru

Tiap terbit Rp. 75.000,00 baru, pengesahan serta perpanjangan sudah

2) Perpanjangan

e.Penerbitan SIM D

menjadi tanggungjawab pegawai Samsat

(Khusus penyandang Cacat)

Kabupaten Bone sebagai aparat pemberi pelayanan.

Tiap terbit Rp. 50.000,00 Ini juga sudah menjadi bagian dari misi kantor

1) Baru

Tiap terbit Rp. 30.000,00 Samsat yang mewujudkan aparat SAMSAT yang

2) Perpanjangan

f. Pembuatan

SIM

bersih, jujur, cakap, bertanggung jawab dan

Internasional

professional.

Tiap terbit Rp. 250.000,00 Demi mempercepat pelaksanaan penerbitan

1) Baru

Tiap terbit Rp. 225.000,00 2. Pelayanan Ujian Per Ujian

2) Perpanjangan

STNK sebagai bentuk pelayanan yang berkualitas, Rp. 50.000,00

Keterampilan

pihak Samsat telah memberikan informasi kepada

mengemudi melalui

masyarakat yang akan melakukan penerbitan

simulator

STNK tentang tata cara/prosedur pelayanan

Volume XIV | Nomor 2 | Desember 2017 Jurnal

Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi

Namun yang menjadi persoalan, pegawai Samsat Kabupaten Bone belum melakukan pemberian kejelasan informasi secara lisan (langsung) bagi masyarakat yang belum mengerti akan prosedur maupun persyaratan pelayanan lainnya.

Selain bertugas menyampaikan informasi tentang prosedur pelanyanan , pegawai Samsat juga memiliki kewajiban untuk memberikan informasi mengenai tarif penerbitan STNK. Keterbukaan mengenai tarif penerbitan STNK mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Gambar 2: Skema Prosedur STNK Setiap Tahun Pengawai Samsat Kabupaten Bone dianggap tidak (Samsat Kabupaten Bone).

memberikan kejelasan informasi mengenai tarif Sumber: Hasil Olahan Penulis

penerbitan STNK. Hal ini disebabkan karena masih adanya masyarakat yang dikenakan biaya pengesahan STNK. Berdasarkan informasi yang diperoleh untuk pengesahan STNK tidak dikenakan biaya. Berikut ini diuraikan lebih jelas mengenai tarif atas jenis PNBP yang berlaku :

Tabel 1. Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kepolisian Republik Indonesia.

Jenis Penerimaan Satuan Tarif

Negara Bukan Pajak

1. Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) a.Penerbitan SIM A

1) Baru

Tiap terbit Rp. 120.000,00

Tiap terbit Rp. 80.000,00 Gambar 3: Skema Prosedur Perpanjangan STNK

2) Perpanjangan

b. Penerbitan SIM BI

Setiap Tahun (Samsat Kabupaten Bone)

1) Baru

Tiap terbit Rp. 120.000,00

2) Perpanjangan

Tiap terbit Rp. 80.000,00

2) Kemampuan pegawai dalam memberikan

c.Penerbitan SIM B II

informasi tentang prosedur dan biaya

1) Baru

Tiap terbit Rp. 120.000,00

pelayanan STNK.

2) Perpanjangan

Tiap terbit Rp. 80.000,00

d. Penerbitan SIM C

Pemberian kejelasan informasi tentang

Tiap terbit Rp. 120.000,00 prosedur pelayanan STNK baik pengurusan STNK

1) Baru

Tiap terbit Rp. 75.000,00 baru, pengesahan serta perpanjangan sudah

2) Perpanjangan

e.Penerbitan SIM D

menjadi tanggungjawab pegawai Samsat

(Khusus penyandang Cacat)

Kabupaten Bone sebagai aparat pemberi pelayanan.

Tiap terbit Rp. 50.000,00 Ini juga sudah menjadi bagian dari misi kantor

1) Baru

Tiap terbit Rp. 30.000,00 Samsat yang mewujudkan aparat SAMSAT yang

2) Perpanjangan

f. Pembuatan

SIM

bersih, jujur, cakap, bertanggung jawab dan

Internasional

professional.

Tiap terbit Rp. 250.000,00 Demi mempercepat pelaksanaan penerbitan

1) Baru

Tiap terbit Rp. 225.000,00 2. Pelayanan Ujian Per Ujian

2) Perpanjangan

STNK sebagai bentuk pelayanan yang berkualitas, Rp. 50.000,00

Keterampilan

pihak Samsat telah memberikan informasi kepada

mengemudi melalui

masyarakat yang akan melakukan penerbitan

simulator

STNK tentang tata cara/prosedur pelayanan

Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi

Volume XIV | Nomor 2 | Desember 2017

Kendaraan (STNK)

Tiap terbit

Rp. 50.000,00

3) Ketepatan

waktu dalam memberikan

a. Kendaraan

Tiap terbit

pelayanan.

bermotor roda 2,

Waktu yang diberikan pegawai pelayanan roda 3, atau

Rp. 75.000,00

kantor Samsat Kabupaten Bone dalam melayani angkutan umum.

Rp.

masyarakat adalah 1 jam. Jika berpedoman dengan b. Kendaraan

bermotor roda 4 Standar Operasional Prosedur (SOP) waktu

atau lebih. penyelesaian penerbitan STNK adalah 15 menit. c. Pengesaan

Surat Pegawai Samsat Kabupaten Bone menjanjikan Tanda Nomor

penyelesaian STNK kepada masyarakat 1 jam dan Kendaraan (STNK)

tidak berpedoman dengan SOP disebabkan dalam 4. Penerbitan

menyelesaikan proses penerbitan STNK, pegawai Tanda

Surat Tiap terbit

Rp. 25.000,00

Coba Tiap terbit terkadang mengalami kendala seperti listrik tiba- Kendaraan (STCK)

tiba padam, sehingga untuk menjaga kepuasan 5. Penerbitan Tanda

masyarakat pegawai menjanjikan pelayanan Nomor Kendaraan

penerbitan STNK 1 jam yang didasarakan pada Bermotor (TNKB)

Per Pasang

Rp. 30.000,00

estimasi pegawai Samsat Kabupaten Bone. Data ini bermotor roda 2

a. Kendaraan

Per pasang

Rp. 50.000,00

diperkuat dengan hasil wawancara dengan Bapak atau roda 3.

Hamzah (wawancara tanggal 16 April 2015) bahwa b. Kendaraan

“Kalau kita berpedoman dengan SOP yang ada bermotor roda 4

waktu penyelesain STNK itu sebenarnya 15 menit, atau lebih.

jika pegawai tidak mampu menyelesaikan STNK 6. Penerbitan Buku

dalam waktu 15 menit pasti masyarakat akan Pemilik Kendaraan

kecewa, jadi pegawai disini menjanjikan pelayanan Bermotor (BPKB)

1 jam).

a. Kendaraan bermotor roda 2

Ketepatan waktu penyelesaian STNK oleh atau roda 3

pegawai Samsat Kabupaten Bone telah dirasakan 1)

oleh masyarkat, data ini diperkuat dengan hasil 2)

Baru

Tiap terbit

Rp. 80.000,00

Ganti

wawancara dengan Bapak Andi Ramli (wawancara Kepemilikan

Tiap terbit

Rp. 80.000,00

tanggal 22 Januari 2015) bahwa “Pengurusan STNK b. Kendaraan

sekarang tidak seperti satu tahun yang lalu, bermotor roda 4

sekarang STNK bisa cepat selesai sehingga tidak atau lebih

terlalu lama menunggu dengan waktu kurang lebih 1) Baru

45 menit sehingga bisa melanjutkan kegiatan yang 2) Ganti

Tiap terbit

Rp. 100.000,00

Tiap terbit

Kantor Samsat Kabupaten Bone telah Mutasi Kendaraan

7. Penerbitan Surat Per terbit

Rp. 75.000,00

memperhatikan ketepatan waktu dalam ke Luar Daerah

menyelesaikan segala urusan yang berkaitan Sumber: UU.No. 50 Tahun 2010 tentang Jenis dan

dengan pengurusan STNK yang memberikan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara

kontribusi pelayanan yang berkualitas kepada Bukan Pajak yang berlaku Pada

masyarakat.

Kepolisian Negara RI. Berdasarkan pendapat dan pengamatan yang Dari hasil pengamatan juga telihat, informasi

telah dilakukan, tingkat kehandalan pegawai di tarif penerbitan STNK kendaraan bermotor roda 2

Kantor Samsat Kabupaten Bone dalam memberikan dan roda 4 yang diberikan pegawai Samsat kepada

pelayanan kepada masyarakat sudah cukup baik., masyarakat dinilai masih kurang baik. Hal ini

tetapi masih perlu mendapatkan perbaikan. dikarenakan masih terdapat perbedaan informasi

tentang tarif dan tidak terperinci, dimana pada

b. Bukti Langsung (Tangibles)

papan informasi biaya pembayaran di kantor Bukti langsung atau tangibles merupakan Samsat Kabupaten Bone tidak mencantumkan besar

salah satu fokus yang sangat mempengaruhi biaya pengesahan STNK, ini dinilai sangat penting

kualitas pelayanan untuk dapat memenuhi agar masyarakat dapat mengetahui bahwa

kepuasan masyarakat. Untuk meningkatkan pengesahan STNK tidak dikenakan biaya apapun.

kualitas pelayanan Kantor Samsat Kabupaten Bone pada dimensi ini harus memenuhi indikator

Volume XIV | Nomor 2 | Desember 2017 Jurnal

Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi

Kesadaran memberikan pelayanan merupakan pendukung terciptanya pelayanan prima.

e. Empati (Emphaty)

Empati meliputi perhatian secara individual

b. Faktor Aturan

yang diberikan pemberi pelayanan terhadap Aturan yang dibuat oleh instansi merupakan masyarakat, seperti kemampuan pegawai dalam

landasan kerja para pegawai. Agar peraturan ini berkomunikasi dan keadilan dalam memberikan

dapat berjalan sesuai dengan yang daharapkan pelayanan. Kemampuan pegawai berkomunikasi

maka dalam pelaksanaannya harus disertai dengan sudah dirasa cukup baik oleh masyarakat dan dari

kedisiplinan pegawai. Kedisplinan pegawai aspek keadilan dalam pemberian pelayanan sudah

mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang cukup baik juga dirasa masyarakat karena telah

terhadap tugas-tugas yang yang diberikan diberikan nomor antrian.

kepadanya.

Memahami keinginan dari banyak orang Kedisiplinan pegawai Samsat dalam dengan latar belakang yang berbeda memang

melaksanakan tugasnya masih kurang. Berdasarkan bukan hal yang mudah. Untuk itu Samsat

pengamatan di lokasi penelitian masih banyak Kabupaten Bone selalu menempatkan masyarakat

pegawai yang terlambat masuk kerja setelah jam sebagai pihak yang harus dilayani dengan baik.

istirahat. Berdasarkan Peraturan Kapolri Negara Petugas harus dapat menunjukkan bahwa mereka

Republik Indonesia No. 6 Tahun 2011 Pasal 11 bukan birokrat yang selalu mempersulit suatu

tentang Penentuan Jam Kerja dijelaskan bahwa urusan tetapi sebagai pelayan yang memberikan

“Jam kerja di lingkungan Polri ditentukan sebagai yang terbaik bagi masyarakat. Seperti yang

berikut:

diungkapkan oleh bapak Sultan (wawancara

1) Hari senin sampai dengan kamis

tanggal 30 Januari 2015) “Untuk mewujudkan

pelayanan terbaik, saya berusahan memberikan

12.00 – 13.00 (waktu istirahat) pelayanan yang memuaskan pemohon yang

memang sudah kewajiban kita melayani sebaik-

2) Hari jum’at

baiknya”.

11.30 – 13.00 (waktu istirahat) informan dan pengamatan yang dilakukan, maka

Berdasarkan hasil wawancara dari para

dapat dikatakan bahwa indikator empathy di Kantor Kurangnya kedisiplinan pegawai Samsat Samsat Kabupaten Bone sudah cukup baik.

Kabupaten Bone menimbulkan keluhan di kalangan Pegawai Samsat Kabupaten Bone telah mampu

masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan. perhatian kepada masyarakat yang ingin

seperti yang diutarakan Muh. Arsyad (wawancara, melakukan penerbitan STNK.

23 Januari 2015), “Saya tiba di kantor Samsat kurang lebih pukul 13.30, tapi saya tidak

2. Faktor Determinan Pelayanan Penerbitan

mendapatkan pegawai di loket pendaftaran,

STNK

seharusnya sudah ada karena ini sudah pukul 13

a. Faktor Kesadaran

lewat. Karena setau saya batas istirahat pegawai di Kualitas pelayanan merupakan kantor itu jam 13.00. Apalagi aturan itu dipajang”.

permasalahan dalam persoalan organisasi publik. Keluhan juga kemukakan oleh Jumriati Kesadaran pemberian pelayanan prima perlu

(wawancara tanggal 22 Januari 2015), “Setelah jam dibangun pada jajaran pegawai pemerintah karena

istirahat pegawai baru ada setelah jam 14 lewat. sebagian dari pegawai kurang memahami perannya

Tapi kalau dilihat dari aturan yang dipajang sebagai person yang harus melayani bukan

seharusnya mereka sudah memberikan pelayanan dilayani.

pegawai dari jam 13.00”.

Kesadaran pegawai Samsat Bone dalam Jadwal pemberian pelayanan di Kantor memberikan pelayanan sudah cukup baik. Mereka

Samsat Kabupaten Bone telah diinformasikan telah memahami perannya dalam melaksanakan

kepada masyarakat secara tertulis dengan adanya tugasnya sebagai pemberi pelayanan kepada

papan informasi mengenai jadwal pelayanan masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan

pegawai Samsat Kabupaten Bone pegawai Samsat telah melaksanakan tugasnya

Masih kurangnya kedisiplinan yang dimiliki dengan baik, mereka sibuk terhadap tugas masing-

oleh pegawai Samsat menjadi hal yang perlu masing, tidak adalagi terlihat pegawai yang sibuk

mendapatkan perhatian dan teguran dari 248 Jurnal

Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi

Volume XIV | Nomor 2 | Desember 2017 Volume XIV | Nomor 2 | Desember 2017

disatukan dalam ruangan, sehingga pegawai saling memberikan pelayanan kepada masyarakat.

mengenal satu sama lain dan saling membantu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

c. Faktor Organisasi

Kecuali untuk pimpinan instansi disediakan Organisasi publik dikatakan efektif apabila

ruangan khusus masing-masing.

dalam realita pelaksanaannya birokrasi dapat berfungsi melayani sesuai dengan kebutuhan

d. Faktor Pendapatan

masyarakat (client), artinya tidak ada hambatan Pendapatan menjadi motivasi tersendiri bagi (sekat) yang terjadi dalam pelayanan tersebut, cepat

pegawai dalam melaksanakan tugas dengan sebaik- dan tepat dalam memberikan pelayanan, serta

baiknya. Semakin tinggi pendapatan seseorang, mampu memecahkan fenomena yang menonjol

semangat untuk bekerja pun harus tinggi. Setelah akibat adanya perubahan sosial (faktor eksternal)

dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 108 yang sangat cepat dan dari faktor internal.

Tahun 2014 tentang Tunjangan Kerja (Remunerasi), Dalam memberikan pelayanan seperti yang

semangat kerja para anggota Polri meningkat, diharapkan, setiap organisasi memiliki Standar

dimana gaji remunerasi ini merupakan reward pagi Operasional Prosedur (SOP). Setiap pegawai

anggota polri yang pemberiannnya berpegang organisasi publik dalam melaksanakan tugasnya

kepada bobot kerja anggota polri, seperti yang harus memperhatikan SOP. Namun yang terjadi di

diungkapkan oleh Bapak Hamzah (wawancara Kantor Samsat Bone, pegawai dalam melaksanakan

tanggal 16 April 2015) mengatakan, tugasnya tidak berdasarkan SOP yang berlaku di

“Adanya gaji remunerasi ini membuat Samsat itu sendiri seperti pada Gambar 2 dan 3, hal

semangat kerja teman-teman meningkat, ini diungkapkan oleh wakil Kanit Regident Samsat

apalagi gaji remunerasi ini di lihat dari beban Bone, Bapak Hamzah S.H. (Wawancara tangal 28

kerja, sehari saja tidak masuk kerja itu sudah Januari 2015):

mendapat potongan, tapi bukan karena ingin “Pegawai disini tidak mengikuti SOP yang

mendapatkan remunerasi saja teman-teman berlaku karena jika kita mengikuti SOP

bekerja, semangat kerja mereka juga didasari banyak masyarakat yang disusahkan dan

oleh tanggung jawab mereka akan tugas terlalu ribet. Kalau kita harus berpatokan

masing-masing yang telah diembannya”. pada SOP, masyarakat yang ingin mengurus harus mengisi formulir dan harus yang

Bapak Sultan (Wawancara tanggal 30 Januari bersangkutan sendiri yang hadir tidak bisa

2015) juga mengatakan, “Pendapatan yang diwakili, dan ini dianggap menyulitkan