HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENDIDIKAN SEKS DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA

  

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG

PENDIDIKAN SEKS DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM

PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA

Emi Agustina*, Risma Widya Hapsari**

  • *) Dosen Akper Pamenang Pare – Kediri

    **) Perawat Puskesmas Puncu – Kediri

  Sex education is an information regarding human sexual problems clearly and correctly, including the

process of fertilization pregnancy until birth, sexual behavior and health aspects, psychological and social

problems associated with proper sex education, the prevailing norms in society. The purpose of this research is

to know is there any correlation between family knowledge about sex education with family behavior in the

provision of sex education on teenagers.

  In this study using cross sectional study design. Population of more than 30 people and taken 30 samples

in Orchard Village Templek Gadungan. The experiment was conducted at 10 to 15 May 2010 with a total

sampling techniques. Collecting data for the independent and dependent variables are family knowledge about

sex education with family behavior in the provision of sex education in adolescents by using questionnaires and

then analyzed using a descriptive cross-tabulations.

  The results obtained by respondents with better knowledge behavioral fairly good knowledge of the

behavior as much as 6.7% to 6.7%, enough, enough knowledge of the behavior of 36.7% with 13.3% and less

adequate 23.3%, and 56 lack of knowledge, 7% to 56.7% less behavior. And proved it shows that there is

correlation between knowledge about sex education, family with family behavior in the provision of sex

education on teenagers.

  We can conclude that a person's actions must be based on knowledge of the role of nurses as educators are expected to provide sex education to families and young adolescents. Key words: Knowledge, family, sex education, Behavior, Teenagers

  dimasyarakat lantaran adanya anggapan bahwa

  Latar Belakang

  Kita baru menyadari betapa pentingnya pembicaraan tentang seks adalah hal yang tabu. Masa pengetahuan tentang seks karena banyak kasus remaja adalah masa dimana mereka mencari jati diri pergaulan bebas muncul dikalangan remaja dewasa dan arti dari hidup. Pada masa ini pula remaja ini pergaulan bebas remaja remaja saat ini juga memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar. Data dipicu dengan semakin canggihnya kemajuan kehamilan remaja di Indonesia menunjukan hamil teknologi. Kebanyakan orang menganggap bahwa diluar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2% karena seks education tidak pantas untuk diterapkan di sama-sama mau sebanyak 12,9% dan tidak terduga Indonesia. Menurut Searlito dalam bukunya 45% dan seks bebas sendiri mencapai 22,6% (Boy, Psikologi Remaja (1994) secara umum pendidikan 2009) lebih memprihatinkan, sekitar 54,3% diantara seks adalah sesuatu informasi mengenai persoalan rakyat Indonesia yang sudah berada dalam fase AIDS, seksual menusia yang jelas dan benar-benar yang berada dalam kisaran usia 15 sampai 29 tahun. meliputi proses terjadinya pembuahan kehamilan (Samsul, 2008). Sementara di Kediri sendiri menurut sampai kelahiran, tingkah laku seksual dan aspek- Dinas kesehatan Kabupaten Kediri mencatat jumlah aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan total pengidap HIV/AIDS saat ini mencapai 109 masalah pendidikan seks sepatutnya berkaitan dengan orang, termasuk 15 orang yang ditemukan selama norma-norma yang berlaku dimasyarakat apa yang tahun 2009, dan berdasarkan studi pendahuluan,yang dilarang apa yang dilazimkan. dilakukan oleh peneliti di Dusun Templek, Desa

  Sementara meninjau berbagai fenomena yang Gadungan Kec. Puncu di dapatkan hasil dari 10 pada terjadi di Indonesia agaknya masih timbul pro-kontra keluarga yang mempunyai anak remaja hanya 3 yang

  Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga Vol. 3 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2012

  

54

  urnal Vol. 3 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2012

  b. Mengidentifikasi perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja.

  Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berbentuk pertanyaan tertutup (Closed Ended) yaitu multiple choice.

  Dalam penelitian ini pengumpulan data dilaksanakan dengan cara : Memberikan kuesioner kepada keluarga yang mempunyai anak remaja yang terpilih sebagai sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi, Sebelumnya kelurga diberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian, Kelurga/Orang tua diminta menandatangai lembar persetujuan menjadi responden jika bersedia menjadi responden, Keluarga/Orang tua diberikan kesempatan untuk mengisi kuesioner, Selanjutnya meminta kembali kuesioner yang telah terisi untuk dilakukan pengolahan data lebih lanjut.

  Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah seluruh populasi yang berjumlah 30. Pada penelitian ini sample diambil dengan cara sampling jenuh yaitu dengan cara mengambil semua anggota populasi menjadi sampel.

  15 Mei 2010 di Dusun Templek Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. Populasi dalam penelitian ini adalah Keluarga yang mempunyai anak remaja usia 10-18 Tahun di Dusun Templek RT/RW 4/2 Desa Gadungan sejumlah 30 kepala keluarga.

  Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Mei -

  Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian analitik korelasi cross sectional yaitu suatu penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independent dan dependent hanya satu kali, pada satu saat. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks, sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja.

  Desain Penelitian

  c. Menganalisis hubungan pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks dengan perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja.

  a. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks.

  

55

  2. Tujuan Khusus

  1. Tujuan umum Untuk membuktikan hubungan antara pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks dengan perilaku keluarga dalam pemberian penddikan seks.

  Tujuan Penelitian

  Dari latar belakang diatas, dirumuskan pertanyaan masalah penelitian ” Adakah hubungan antara pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks dengan perilaku pemberian pendidikan seks pada remaja di Dusun Templek Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri ?”

  Rumusan Masalah

  Melihat besarnya akibat dampak seks bebas pada remaja maka sangat diperlukan pengetahuan keluarga yang cukup tentang pendidikan seks. Karena pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks pada remaja akan berpengaruh pada perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja.Dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat kekal menurut Notoatmodjo bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses beruntun yaitu kesadaran, teoritis, evaluasi, mencoba dan menerima.

  Kebanyakan orang tua menganggap membicarakan seks dengan anak / remaja adalah hal yang tabu,tidak pantas atau bahkan memalukan ini disebabkan karena masyarakat kurang mengathui dan memahami arti sesungguhnya dari pendiikan seks itu sendiri. Kebanykana orang mengganggap pendiikan seks atau segala sesuatu yang berhubungan fisik. Ini juga dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga itu sendiri tentang pendidikan seks. Akibat ketidaktahuan mengenai seks banyak terjebak pada penyakit seks bebas. Seperti Sipfilis, Gonorhoe dan HIV/ AIDS.” Ini yang kita hindari dengan pendidikan seks yang cukup, diharapkan para remaja bisa mengerti bahaya seks bebas.

  memahami tentang pendidikan seks,dan memberikan pendidikan seks pada anak remajanya, hal itu dibuktikan dengan wawancara kepada orang tua remaja tersebut. Dan berdasarkan hasil survei didapatkan kejadian hamil diluar nikah, 3 kejadian, dan ditemukan 1 warga yang menderita penyakit Gonorhoe, serta ada kejadian tindakan asusila yaitu pemerkosaan yang dilakukan oleh remaja didesa tersebut.

  Kegiatan analisa data meliputi tahapan editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul apakah sudah baik dan sudah dapat dipersiapkan

  c. Distribusi Pendidikan untuk proses berikutnya. Tahap kedua adalah coding,

  13%

  yaitu mengklasifikasikan jawaban dari responden

  37%

  macam-macamnya dengan menandai kode pada masing-masing jawaban. Tahap ketiga adalah scoring, yaitu pemberian skor/nilai terhadap bagian-bagian

  27%

  yang perlu diberi skor. Tahap keempat dari pengolahan data adalah tabulating/presenting, yaitu 23% penyusunan data dalam bentuk tabel.

SD SLTP SMU PT

  Selanjutnya untuk mengetahui hubungan Dari diagram pie diatas diketahui 30 dilakukan tabulasi silang atau cross tabulation yaitu dengan menggabungkan hasil pengukuran tingkat responden hampir sebagiannya yaitu 37% atau 11 responden pendidikan SD, 27% atau 8 responden pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks dengan pendidikan SMA, 23,3% atau 7 responden perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja. pendidikan SLTP, dan 13% atau 4 responden pendidikan perguruan tinggi.

  Hasil Penelitian

  d. Distribusi Sumber Pekerjaan

  Data Umum 13%

  a. Distribusi Umur

  47% 47% 40% 53% Ibu Rumah Tangga Wiraswasta PNS

  Dari diagram pie diatas di ketahui dari 30

  31-40 41-50

  responden, hampir seluruhnya yaitu 46,7% atau 14 responden Ibu rumah tangga dan 40,0% atau Diagram di atas menunjukkan, dari 30 12 responden wiraswasta swasta, 13,3 atau 4 responden sebagian besar yaitu 53% atau 16 responden PNS. responden berusia 31 – 40 tahun, sedangkan 47% atau 14 responden berusia 41 – 50 tahun.

  Data Khusus a. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan.

  b. Distribusi jenis kelamin

  23% 7% 37% 56% 77% Laki-laki Perempuan Baik cukup Kurang

  Dari diagram pie diatas diketahui dari 30 responden diantaranya 77% atau 23 responden Dari diagram pie diatas diketahui 30 berjenis kelamin perempuan dan 23 % atau 7 responden 56,7% atau 17 responden pengetahuan responden berjenis kelamin laki-laki.

  Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga Vol. 3 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2012

  

56 kurang, 36,6% atau 11 responden pengetahuan hampir seluruh keluarga kurang mengetahui cukup, 6,7% atau 2 responden pengetahuan baik. tentang pendidikan seks.

  Seperti yang dikatakan Singgih Gunarso

  b. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku (2000) bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah seorang tersebut untuk menerima

  20%

  informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media massa, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Dari hasil penelitian

  80%

  pendidikan responden ternyata rata-rata SD yaitu

  cukup kurang

  sebanyak 37% Secara teoritis dijelaskan bahwa seseorang

  Dari diagram pie diatas diketahui 30 memperoleh pengetahuan terjadi setelah orang responden hampir seluruhnya yaitu 80% atau 24 melakukan pengindraan terhadap suatu objek responden perilaku kurang, 20% atau 6 tertentu, dimana pengindraan terjadi melalui responden perilaku cukup. panca indra manusia yaitu indra penglihatan, ndra pendengara, indra penciuman, indra peraba, c. Analisis Hubungan antara tingkat pengetahuan dan indra perasa. Pengetahuan atau kognitif keluarga tentang pendidikan seks dengan perilaku merupakan domain yang sangat penting untuk keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada terbentuknya tindakan seseorang, karena dari remaja pengamatan dan penelitian ternyata perilaku

  Perilaku Cukup Kurang Total

  yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng

  N % N % N %

  daripada yang tidak didasari pengetahuan

  Pengetahuan (Notoatmodjo, 2003 ).

  Baik 2 6,7 2 6,7

  Tingginya tingkat pengetahuan keluarga

  Cukup 4 13,3 7 23,3 11 36,7

  yang baik tentang pendidikan seks dan merupakan

  Kurang 17 56,7 17 56,7

  salah satu aspek penting pada sebuah keluarga

  Total

  6

  20

  24

  80 30 100 dalam pemberian pendidikan seks bagi remajanya.

  Dari tabel tabulasi silang pengetahuan Selain itu dapat pula dipengaruhi oleh keluarga tentang pendidikan seks dengan perilaku pengalaman ibu, seseorang dapat memperoleh keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada informasi atau pengetahuan dari pengalaman remaja menunjukkan yaitu 6,7% atau 2 responden sekitar. Membaca buku, mengikuti seminar mempunyai pengetahuan tinggi dengan perilaku sehingga mempunyai pengetahuan yang lebih cukup, pengetahuan cukup dengan perilaku cukup baik dibanding dengan ibu yang sama sekali

  13,3 atau 4 responden dan perilaku kurang 23,3% belum pernah mendapatkan informasi tentang atau 7 responden, pengetahuan kurang dengan pendidikan seks remaja. perilaku kurang 56,7% atau 17 responden.

  Hal diatas ditunjukkan bahwa dari 30 responden didapatkan keluarga dengan

  Pembahasan

  pengetahuan baik hanya 2 responden atau 6,7%

  a. Tingkat pengetahuan keluarga tentang pendidikan dari hasil tersebut kemungkinan keluarga kurang seks. mendapatkan informasi tentang pendidikan seks

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada remaja sehingga perilaku keluarga dalam 56,7% atau 17 responden berada dalam kategori pemberian pendidikan seks pada remaja kurang pengetahuan kurang, 36,6 atau 11 responden dikarenakan sebagian besar latar belakang berada dalam kategori cukup, 6,7 atau 2 pendidikan keluarga hanya sampai dengan responden dalam kategori pengetahuan baik. Dari sekolah dasar (SD).Pengetahuan keluarga tentang sebaran jawaban responden tentang pengetahuan, pendidikan seks remaja sangat berpengaruh pada

57 Vol. 3 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2012

  urnal Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga

  perilaku pemberian pendidikan seks pada remaja, pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari mengikuti penyuluhan yang di adakan suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), bisa juga dengan mengikuti/menonton acara televisi yang membahas tentang pendidikan seks pada remaja.

  b. Perilaku kelurga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja.

  Dari hasil penelitian ini, perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja menunjukkan yaitu 30 responden yaitu 6 responden (20,0%) perilaku cukup dan 24 responden (80,0%) perilaku kurang.

  Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

  Adanya perilaku yang baik dan respon mendukung terhadap pendidikan seks karena dirasakan perlu untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan selama tahap perkembangan remaja. Pentingnya antisipasi ini adalah membentuk perilaku yang baik terhadap pemberian pendidikan seks bagi remaja. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi perilaku menurut Teori Lawrence Green (1980) Faktor predisposisi prilaku (predisposing faktor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. Oleh karena itu tingkat Pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks menentukan sikap keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja serta kepecayaan dan keyakinan baik seseorang keluarga dan masyarakat akan menentukan perilaku bagaimana cara pemberian pendidikan seks pada anak remaja secara benar

  Adanya pergeseran nilai dan kebudayaan dimasyarakat dan semakin banyaknya media dimasyarakat seperti media cetak dan elektronik sebagai pilihan lain penyedia informasi dapat memberikan wawasan tentang pentingnya pendidikan seks bagi para remaja. Kondisi ini akan mendorong sebuah keluarga untuk lebih berperilaku baik demi membentuk suatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dan membimbing anak dan remaja kearah hidup dewasa yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya yaitu dengan cara pemberian pendidikan seks pada remaja secara benar,selain itu perlu ditumbuhkan rasa keimanan kepada Tuhan YME pada anak agar timbul rasa takut pada Tuhan jika akan melakukan penyimpangan seksual.

  c. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Dari hasil analisis menggunakan tabulasi silang didapatkan hasil 6,7% atau 2 responden mempunyai pengetahuan tinggi dengan perilaku cukup, pengetahuan cukup dengan perilaku cukup 13,3 atau 4 responden dan perilaku kurang 23,3% atau 7 responden, pengetahuan kurang dengan perilaku kurang 56,7% atau 17 responden Dari hasil tersebut diatas dapat diambil kesimpulan yaitu adanya hubungan antara variabel pengetahuan dengan perilaku

  Menurut Lawerence Green seperti dikutip Notoatmojo (2003) yang menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dari tingkat kesehatan salah satunya adalah pengetahuan yang merupakan predisposing factor.

  Pernyataan tersebut didukung oleh WHO, seperti dikutip Notoatmojo (2003) bahwa pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain dapat menentukkan seseorang untuk berperilaku tertentu.

  Dengan memberikan informasi meliputi tentang proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual dan aspek– aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan masalah pendidikan seks sepatutnya berkaitan dengan norma–norma yang berlaku dimasyarakat apa yang dilarang dan apa yang dilazimkan (Sarlito, 1994). Akan berdampak pada tingkat Pengetahuan keluarga yang baik tentang pendidikan seks dan merupakan salah satu aspek penting pada sebuah keluarga dalam menetukan perilaku pemberian pendidikan seks bagi remajanya. Adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku di dukung pula oleh salah satu faktor dalam lingkungan fisik seperti tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana- sarana kesehatan dimana dari data yang di dapat menunjukkan bahwa sebagian besar informasi yang di peroleh keluarga dan masyarakat tentang pendidikan seks berasal dari penyuluhan yang di berikan oleh tenaga kesehatan. Selanjutnya dengan pengetahuan itu akan menimbulkan

58 Vol. 3 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2012

  urnal Vol. 3 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2012

  Briliant. (2009). http://www.bahan pang.sumtprov.go.id/ardet.php?hotnews43 (down load 07 Oktober 2009)

  Jakarta : Delaprasta Morrison. (2009). Gambar Encyclopaedia Britanica. (2003). Pancreas. www. Britan ica.com/eb/image?id=74317&rendtypeId. (Download 18 Oktober 2009)

  Marlin. 2009. www.uralnet.com (download,07 oktober 2009) Mindell, Earl. (2008). Terapi Kedelai Bagi Kesehatan.

  Jacky. (2009). Gambar Sruktur Kovalen Insulin Manusia. htt p ://b igw orld 027. file. wordpress.com/2009/02/struktur-kovalen-insulin- manusia3. jpg. (Download 18 Oktober 2009).

  (Download 18 Oktober 2009). Heinnermen, john. (2003). Khasiat Kedelai Bagi Kesehatan Anda. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

  Mellitus.http//argomedia.net/Artikel. (Download, 7 Oktober 2009). Herikson. (2009). Gambar Reseptor Insulin danGLucose Transporter 4. www .beta cell.org.

  Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC Herikson. (2009). Diagnosa dan medis Diabetes

  Kedokteran. Jakarta : EGC Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi

  18 Oktober 2009. Ganong, William F. (2008). Buku Ajar Fisiologi

  DEPKES RI. (2005). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. http://ebooks.lib.unair.ac.id/files/disk1/22/adln-- departemen-1097-1-12034267b.pdf. Download,

  Arikunto, suharsimi.(2006). Prosedur penelitian suatu Pendekatan praktik, Ed.Revisi Jakarta:Rineka Cipta

  

59

  Alimul, Aziz, H.(2007). Riset keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Surabaya : Salemba Medika

  3. Bagi peneliti berikutnya Peneliti dapat melakukan studi mengenai faktor- faktor lain yang mempengaruhi perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks bagi remaja dan mengidentifikasi faktor yang menyebabkan masih tingginya pergaulan bebas, penyimpangan seksual yang melangar norma dan agama.

  2. Bagi profesi keperawatan Dianjurkan untuk meningkatkan penyuluhan tentang pengetahuan pendidikan seks pada remaja dan memotivasi masyarakat untuk lebih memperhatikan pergaulan putra – putrinya khususnya yang beranjak remaja,dan dampak pergaulan bebas khususnya untuk kesehatan.

  1. Bagi Responden Bagi responden perlu meningkatkan pengetahuannya tentang pendidikan seks pada remaja, dan terus memperhatikan pergaulan putra-putrinya agar tidak tejerumus dalam pergaulan bebas.

  Saran

  3. Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang bepengetahuan baik ada 2 (6,7%),dan berperilaku cukup,11 responden atau 36,7% berpengetahuan cukup dan berperilaku cukup 13,3%,dan berperilaku kurang 23,3%,dan Terdapat hubungan yang antara tinggkat pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks dengan perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks pada remaja.

  2. Sebagian besar perilaku keluarga dalam pemberian pendidikan seks 17 responden (56,7%) berperilaku kurang.

  1. Sebagian besar pengetahuan keluarga tentang pendidikan seks kurang yaitu sebanyak 17 responden (56,7%).

  Kesimpulan

  kesadaran mereka, dan akhirnya akan menyebabkan suatu perilaku yang sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya

DAFTAR PUSTAKA

  Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga

  Sasaran oleh Insulin dan Efek Seluler yang Ditimbulkan. www.accessmedicine.com. (Download 18 Oktober 2009). Tjokroprawiro, Askandar. (2006). Hidup Sehat dan

  Mellitus. http://www.Glisin max.co.id/?content=article_detail&id=71&lang=i d,(download:07 oktober 2009)

  18 Oktober 2009) Widy. (2009). Manfaat Susu kedelaI Atasi Diabetes

  Widy. (2009). Khasiat kedelai sebagai terapi penurun kadar glukosa darah pada DM http://masdanang.co.cc/?P=7(download,

  Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Keperawatan. jakarta: EGC

  Penyakit Dalam. Surabaya : Airlangga University Press

  Bahagia Bersama Diabetes Mel litus. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Tjokroprawiro, Askandar. (2008). Buku Ajar Ilmu

  2. Jakarta : EGC Steven. (2009). Gambar Aktivasi Reseptor Sel

  Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi penelitian Kesehatan, Ed. Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam.(2003). Konsep dan penerapan Metoddelogi

  Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol

  Subekti. (2007). Peran Diet Dalam Penanngulangan Diabetes. www.gizi.net.(Down load, 18 Oktober 2009).

  Santoso dan Zaini. (2002). Prospek Tantangan Penelitian, dan Pengembanan Tanaman Obat Untuk Terapi diabetes. Surakarta

  Patofisiologi Konsep Klinis proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC

  Salemba medika. Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M. (2006).

  Penelitian Ilmu Keperawatan, Ed . 1. Surabaya : Salemba Medika. Nursalam.(2008). Konsep dan penerapan Metodelogi penelitian Ilmu keperawatan, Ed.2. Surabaya :

Dokumen yang terkait

6 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KECEMASAN KELUARGA PASIEN DALAM MENGHADAPI PERAWATAN DI RUANG ICU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNIT SWADANA PARE

0 1 6

1 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA PUTRI YANG PERNAH MENGALAMI DISMINORE (NYERI HAID)

0 0 5

Keywords: Health Promotion, Posyandu Elderly, Livelines Latar Belakang - PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA (Studi Eksperimental di Dusun Paron II, Wilayah Kerja Puskesmas Ngasem)

0 0 7

HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA USIA 16-18 TAHUN (Studi Analitik Di SMA Negeri 2 Pare)

0 0 7

MANFAAT SUSU KEDELAI SEBAGAI TERAPI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH PADA KLIEN DIABETES MELLITUS (Study eksperimental di poli penyakit dalam RSUD Pare Kabupaten Kediri Tahun 2010)

0 0 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERALATAN RUMAH TANGGA BERBAHAN MELAMIN TERHADAP PEMANFAATANNYA (Studi Analitik Di RW 03 RT 01 Dusun Gadungan Desa Nobo Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri)

0 0 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PENGOBATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PEMERIKSAAN RUTIN (Studi Analitik Di Poli Penyakit Dalam RSUD Pare–Kediri Tahun 2010

0 1 6

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI TERHADAP GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA (Study Quasy Experiment Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang di Kediri Tahun 2010)

0 0 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE PADA KESEHATAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN HANDPHONE PADA REMAJA

0 0 6

61 HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG UNIVERSAL PRECAUTION TERHADAP KEPATUHAN PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI

0 0 7