Persekusi di Media Sosial dan Ancaman Hu
Kelompok 6
1. Taufik Hidayat
2. Pranoto Budi Laksono
3. Mahendra M Putra
4. Dwi Hatmojo Priyo H
Dosen :
DR Ir Iwan Krisnadi MBA
Program Pasca Sarjana
Magister Teknik Telekomunikasi
Universitas Mercu Buana
Persekusi di Media Sosial dan
Ancaman Hukumannya di
Indonesia
Definisi
• persekusi/per·se·ku·si/ /pérsekusi/ v pem
buruan
sewenang-wenang
terhadap
seorang atau sejumlah warga dan disakiti,
dipersusah, atau ditumpas;
• memersekusi/me·mer·se·ku·si/ v menyik
sa, menganiaya: tanpa memikirkan lagi
keadilan atau kemanusiaan, mereka ~
lawan politiknya bagai iblis
Definisi
• Menurut Wikipedia. Persekusi adalah
perlakuan buruk atau penganiyaan secara
sistematis oleh individu atau kelompok
terhadap individu atau kelompok lain,
khususnya karena suku, agama, atau
pandangan politik.
Definisi
• Statuta Roma Mahkamah Pidana
Internasional.
Persekusi
adalah
Timbulnya
penderitaan,
pelecehan,
penahanan, ketakutan, dan berbagai
faktor lain dapat menjadi indikator
munculnya persekusi, tetapi hanya
penderitaan yang cukup berat yang dapat
dikelompokkan
sebagai
persekusi.
Definisi
• Ensiklopedia Hukum terbitan “Nolo.com”
Persekusi
harus
didasarkan
pada
setidaknya satu dari lima dasar:
ras, agama, kebangsaan, pendapat
politik, atau keanggotaan Anda dalam
kelompok
sosial
tertentu.
Kategori Persekusi
1. Kekerasan fisik:
misalnya pemukulan, penyerangan,
pembekuan, pemerkosaan atau pelecehan seksual, mutilasi alat
kelamin perempuan, sengatan listrik, pemeriksaan fisik yang invasif,
aborsi paksa atau sterilisasi, kerja paksa, dan sebagainya, apakah hal
ini menyebabkan luka serius atau lama, Kerusakan jangka panjang
atau memerlukan perhatian medis.
2. Penyiksaan:pelanggaran
berat HAM yang mungkin
melibatkan kekerasan fisik, penghindaran yang disengaja dari bahaya
mental, penahanan, pemerkosaan dan kekerasan seksual yang
berkepanjangan, dan sebagainya.
3. Pelanggaran HAM lainnya:
atau perbudakan
misalnya genosida
Kategori Persekusi
4. Ancaman: Terutama, bila ancamannya serius atau sampai
menimbulkan gangguan psikologis,
5. Penahanan yang tidak sah:
hukuman atas
kejahatan reguler bukanlah persekusi, namun jika orang tersebut
ditahan tanpa proses hukum atau tuntutan formal atau karena alasan
diskriminatif atau politis, ini mungkin akan meningkat ke tingkat
persekusi, terutama jika penahanan tersebut dikombinasikan dengan
penganiayaan,
6. Gangguan mental, emosional, atau
psikologis: ini bisa termasuk intimidasi, pengawasan, gangguan
privasi, ancaman jangka panjang, atau dipaksa melakukan tindakan
yang secara fisik tidak menyakitkan atau berbahaya namun sangat
menjijikkan terhadap kepercayaan terdalam orang tersebut.
Kategori Persekusi
7. Diskriminasi atau kerugian ekonomi yang
substansial: misalnya, perampasan makanan, perumahan,
pekerjaan, atau kebutuhan hidup lainnya yang disengaja, atau
penggeledahan, penghancuran, atau penyitaan properti
8. Diskriminasi atau pelecehan lainnya:
misalnya, penyangkalan paspor, tekanan untuk menjadi informan, atau
pembatasan akses terhadap pendidikan
Terjadinya Persekusi
• Fenomena
persekusi muncul
karena adanya dua
perbedaan utama,
1. Pandangan
(pendapat,
pemikiran, opini)
2. Kekuatan (power,
superioritas).
Siapakah pelaku
persekusi itu?
• Persekusi itu seharusnya berasal dari
1. Pemerintah
negara
atau
pihak
berwenang
2. Kelompok lain yang tidak dapat
dikendalikan oleh pemerintah, seperti
gerilyawan, suku-suku yang berperang
atau kelompok etnis, atau warga negara
yang terorganisir.
Contoh Tindakan
Persekusi
1. Ada perburuan, buat daftar disebarkan, ini orang-orang dicari,
2. Kelompok Rohingya dari Provinsi RakhineMyanmar sebagai korban
Penyebab terjadinya
Persekusi di Medsos
• Kebebasan berpendapat yang kebablasan
di media sosial.Orang dengan bebas
menghina atau melecehkan pribadi atau
tokoh tertentu.
• Disisi lain, korban tidak percaya kepada
aparat penegak hukum dalam penegakan
kasus penghinaan. Ada indikasi tebang
pilih dalam pengambilan keputusan
penindakan.
Hukum yang bisa dikaitkan
dengan tindakan Persekusi
• Pasal 368 KUHP mengatur tentang pemerasan dan
pengancaman.
Pasal
368
KUHP
Ayat
1
berbunyi 'Barang siapa dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang
sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah
kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya
membuat hutang maupun menghapuskan piutang,
diancam karena pemerasan dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan'.
Hukum…..
• Pasal351 KUHP Ayat 1 berbunyi 'Penganiayaan
diancam dengan pidana penjara paling lama
dua tahun delapan bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah'.
• Pasal 170 Ayat 1 disebutkan 'Barang siapa
dengan terang-terangan dan dengan tenaga
bersama menggunakan kekerasan terhadap
orang atau barang, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun enam bulan'.
Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang
Perubahan atas UU ITE No.
11/2008
Pasal 27 ayat (4) Setiap Orang dengan
sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau
mentransmisikan
dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
yang memiliki muatan pemerasan dan/atau
pengancaman.
• Pasal 28 ayat (1) UU ITE
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik.”
• Pasal 28 ayat (2) UU ITE
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan
rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antar golongan (SARA).”
Ancaman berdasar UU
ITE
• Pasal 45
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3),
atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun
dan/atau
denda
paling
banyak
Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Saran menghindari
persekusi di medsos
• Bijaklah menggunakan media..
• Kebebasan bereskpresi jangan melanggar
hukum..
• Hindari penyebaran kebencian dan SARA
Refferensi
• http://kbbi.web.id/persekusi
• https://news.detik.com/berita/d-3518046/mengenal-tindakanpersekusi-dan-ancaman-hukumannya
• https://nasional.tempo.co/read/news/2017/06/02/078880874/menko
minfo-rudiantara-persekusi-di-internet-melanggar-uu-ite
• UU no 11 Tahun 2008 tentang ITE
• UU no 19 Tahun 2016 tentang perubahan UU no 11 Tahun 2008
• http://www.nolo.com/legal-encyclopedia/what-counts-persecutionwhen-applying-asylum-refugee-status.html
1. Taufik Hidayat
2. Pranoto Budi Laksono
3. Mahendra M Putra
4. Dwi Hatmojo Priyo H
Dosen :
DR Ir Iwan Krisnadi MBA
Program Pasca Sarjana
Magister Teknik Telekomunikasi
Universitas Mercu Buana
Persekusi di Media Sosial dan
Ancaman Hukumannya di
Indonesia
Definisi
• persekusi/per·se·ku·si/ /pérsekusi/ v pem
buruan
sewenang-wenang
terhadap
seorang atau sejumlah warga dan disakiti,
dipersusah, atau ditumpas;
• memersekusi/me·mer·se·ku·si/ v menyik
sa, menganiaya: tanpa memikirkan lagi
keadilan atau kemanusiaan, mereka ~
lawan politiknya bagai iblis
Definisi
• Menurut Wikipedia. Persekusi adalah
perlakuan buruk atau penganiyaan secara
sistematis oleh individu atau kelompok
terhadap individu atau kelompok lain,
khususnya karena suku, agama, atau
pandangan politik.
Definisi
• Statuta Roma Mahkamah Pidana
Internasional.
Persekusi
adalah
Timbulnya
penderitaan,
pelecehan,
penahanan, ketakutan, dan berbagai
faktor lain dapat menjadi indikator
munculnya persekusi, tetapi hanya
penderitaan yang cukup berat yang dapat
dikelompokkan
sebagai
persekusi.
Definisi
• Ensiklopedia Hukum terbitan “Nolo.com”
Persekusi
harus
didasarkan
pada
setidaknya satu dari lima dasar:
ras, agama, kebangsaan, pendapat
politik, atau keanggotaan Anda dalam
kelompok
sosial
tertentu.
Kategori Persekusi
1. Kekerasan fisik:
misalnya pemukulan, penyerangan,
pembekuan, pemerkosaan atau pelecehan seksual, mutilasi alat
kelamin perempuan, sengatan listrik, pemeriksaan fisik yang invasif,
aborsi paksa atau sterilisasi, kerja paksa, dan sebagainya, apakah hal
ini menyebabkan luka serius atau lama, Kerusakan jangka panjang
atau memerlukan perhatian medis.
2. Penyiksaan:pelanggaran
berat HAM yang mungkin
melibatkan kekerasan fisik, penghindaran yang disengaja dari bahaya
mental, penahanan, pemerkosaan dan kekerasan seksual yang
berkepanjangan, dan sebagainya.
3. Pelanggaran HAM lainnya:
atau perbudakan
misalnya genosida
Kategori Persekusi
4. Ancaman: Terutama, bila ancamannya serius atau sampai
menimbulkan gangguan psikologis,
5. Penahanan yang tidak sah:
hukuman atas
kejahatan reguler bukanlah persekusi, namun jika orang tersebut
ditahan tanpa proses hukum atau tuntutan formal atau karena alasan
diskriminatif atau politis, ini mungkin akan meningkat ke tingkat
persekusi, terutama jika penahanan tersebut dikombinasikan dengan
penganiayaan,
6. Gangguan mental, emosional, atau
psikologis: ini bisa termasuk intimidasi, pengawasan, gangguan
privasi, ancaman jangka panjang, atau dipaksa melakukan tindakan
yang secara fisik tidak menyakitkan atau berbahaya namun sangat
menjijikkan terhadap kepercayaan terdalam orang tersebut.
Kategori Persekusi
7. Diskriminasi atau kerugian ekonomi yang
substansial: misalnya, perampasan makanan, perumahan,
pekerjaan, atau kebutuhan hidup lainnya yang disengaja, atau
penggeledahan, penghancuran, atau penyitaan properti
8. Diskriminasi atau pelecehan lainnya:
misalnya, penyangkalan paspor, tekanan untuk menjadi informan, atau
pembatasan akses terhadap pendidikan
Terjadinya Persekusi
• Fenomena
persekusi muncul
karena adanya dua
perbedaan utama,
1. Pandangan
(pendapat,
pemikiran, opini)
2. Kekuatan (power,
superioritas).
Siapakah pelaku
persekusi itu?
• Persekusi itu seharusnya berasal dari
1. Pemerintah
negara
atau
pihak
berwenang
2. Kelompok lain yang tidak dapat
dikendalikan oleh pemerintah, seperti
gerilyawan, suku-suku yang berperang
atau kelompok etnis, atau warga negara
yang terorganisir.
Contoh Tindakan
Persekusi
1. Ada perburuan, buat daftar disebarkan, ini orang-orang dicari,
2. Kelompok Rohingya dari Provinsi RakhineMyanmar sebagai korban
Penyebab terjadinya
Persekusi di Medsos
• Kebebasan berpendapat yang kebablasan
di media sosial.Orang dengan bebas
menghina atau melecehkan pribadi atau
tokoh tertentu.
• Disisi lain, korban tidak percaya kepada
aparat penegak hukum dalam penegakan
kasus penghinaan. Ada indikasi tebang
pilih dalam pengambilan keputusan
penindakan.
Hukum yang bisa dikaitkan
dengan tindakan Persekusi
• Pasal 368 KUHP mengatur tentang pemerasan dan
pengancaman.
Pasal
368
KUHP
Ayat
1
berbunyi 'Barang siapa dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang
sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah
kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya
membuat hutang maupun menghapuskan piutang,
diancam karena pemerasan dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan'.
Hukum…..
• Pasal351 KUHP Ayat 1 berbunyi 'Penganiayaan
diancam dengan pidana penjara paling lama
dua tahun delapan bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah'.
• Pasal 170 Ayat 1 disebutkan 'Barang siapa
dengan terang-terangan dan dengan tenaga
bersama menggunakan kekerasan terhadap
orang atau barang, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun enam bulan'.
Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang
Perubahan atas UU ITE No.
11/2008
Pasal 27 ayat (4) Setiap Orang dengan
sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau
mentransmisikan
dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
yang memiliki muatan pemerasan dan/atau
pengancaman.
• Pasal 28 ayat (1) UU ITE
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik.”
• Pasal 28 ayat (2) UU ITE
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan
rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antar golongan (SARA).”
Ancaman berdasar UU
ITE
• Pasal 45
(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3),
atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun
dan/atau
denda
paling
banyak
Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Saran menghindari
persekusi di medsos
• Bijaklah menggunakan media..
• Kebebasan bereskpresi jangan melanggar
hukum..
• Hindari penyebaran kebencian dan SARA
Refferensi
• http://kbbi.web.id/persekusi
• https://news.detik.com/berita/d-3518046/mengenal-tindakanpersekusi-dan-ancaman-hukumannya
• https://nasional.tempo.co/read/news/2017/06/02/078880874/menko
minfo-rudiantara-persekusi-di-internet-melanggar-uu-ite
• UU no 11 Tahun 2008 tentang ITE
• UU no 19 Tahun 2016 tentang perubahan UU no 11 Tahun 2008
• http://www.nolo.com/legal-encyclopedia/what-counts-persecutionwhen-applying-asylum-refugee-status.html