289473535 11 Naskah Penilaian 20062015 New

Harris Iskandar, Ph.D

NIP. 196204291986011001

2015, Direktorat Pembinaan SMA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasal 19 ayat (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses Pembelajaran, pelaksanaan proses Pembelajaran, penilaian hasil Pembelajaran, dan pengawasan proses Pembelajaran untuk terlaksananya proses Pembelajaran yang efektif dan efisien. Selanjutnya Pasal 64 ayat (1) mengatakan Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan, kemudian ayat (2) bahwa Penilaian digunakan untuk: a). menilai pencapaian kompetensi peserta didik; b). bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan c). memperbaiki proses pembelajaran. Hal ini diperjelas pada Pemendikbud nomor 104 Tahun 2014 pasal 3 ayat (1) yang mengatakan bahwa Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Mulai tahun pelajaran 2013/2014 Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013 yang sudah diimplementasikan secara bertahap di 1.270 SMA yang tersebar di 33 provinsi dan 295 kabupaten/kota. Seperti diketahui Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran saintifik dan penilaian autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berdasarkan pengamatan dalam pelaksanaan keterlaksanaan Kurikulum 2013 di beberapa sekolah sasaran diatas, bahwa salah satu permasalahn yang sulit dipahami dan diimplementasikan pendidik adalah masalah Penilaian. Hal tersebut dikarenakan antara lain; 1) pendidik belum terbiasa melakukan penilaian yang mengintegrasikan antara penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam suatu kegiatan penilaian seperti proyek; 2) belum bisa beradaptasi dalam menggunakan penilaian skala 1,00 – 4,00 untuk semua aspek kompetensi, 3) belum

@2015, Dit. Pembinaan SMA 1 @2015, Dit. Pembinaan SMA 1

B. Tujuan

Model Pengembangan Penilaian SMA ini disusun untuk membantu pendidik dalam:

1. meningkatkan pemahaman mengenai penilaian autentik dan prinsip-prinsip penilaian;

2. merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik yang berkualitas sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

3. mengolah hasil penilaian dan tindak lanjut;

4. menyusun laporan hasil belajar peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup model Pengembangan Penilaian SMA ini meliputi penilaian autentik, prinsip-prinsip penilaian, mekanisme penilaian, prosedur penilaian, teknik dan instrumen penilaian, pengolahan hasil penilaian dan tindak lanjutnya, serta pelaporan capaian kompetensi peserta didik.

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

@2015, Dit. Pembinaan SMA 2

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan;

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65

Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 3

BAB II KONSEP DAN PRINSIP PENILAIAN

A. Pengertian

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 mempersyaratkan pendidik menggunakan penilaian autentik (authentic assessment). Secara paradigmatik penilaian autentik dapat dilakukan jika ada pembelajaran autentik (authentic instruction) dan belajar autentik (authentic learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih mampu memberikan informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan valid. Mengingat ruang lingkup penilaian sangat luas, maka pada naskah ini difokuskan pada penilaian hasil belajar oleh pendidik. Sebelum membahas lebih dalam lagi tentang penilaian autentik, berikut akan dijelaskan pemahaman dan pengertian yang berkaitan dengan penilaian.

1. Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

2. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran;

3. Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya;

4. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakanuntuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didiktermasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalamdan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.

5. Pendekatan penilaian adalah proses atau jalan yang ditempuh dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik.

6. Bentuk penilaian adalah cara yang dilakukan dalam menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: penilaian unjuk kerja, penilaian proyek, dan penilaian tertulis.

7. Instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: tes dan skala sikap

8. Ketuntasan belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.

9. Penilaian diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif.

10. Penilaian antar peserta didik adalah teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.

11. Penilaian tugas adalah penilaian atas proses dan hasil pengerjaan tugas yang dilakukan secara mandiri dan/atau kelompok.

12. Penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu tugas berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, sampai pelaporan.

13. Penilaian berdasarkan pengamatan adalah penilaian terhadap kegiatan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.

14. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

15. Ulangan Harian adalah penilaian yang dilakukan setiap menyelesaikan satu muatan pembelajaran.

16. Ulangan Tengah Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam paruh pertama semester.

17. Ulangan Akhir Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester.

18. Nilai modus adalah nilai terbanyak capaian pembelajaran pada ranah sikap.

19. Nilai rerata adalah nilai rerata capaian pembelajaran pada ranah pengetahuan.

20. Nilai optimum adalah nilai tertinggi capaian pembelajaran pada ranah keterampilan.

B. Fungsi Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

C. Tujuan Penilaian

Tujuan penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah untuk:

1. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan.

2. menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu tahunan, dan masa studi satuan pendidikan.

3. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.

4. memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.

D. Konsep Penilaian Autentik

Penilaian autentik merupakan pendekatan, prosedur, dan instrumen penilaian proses dan capaian pembelajaran peserta didik dalam penerapan sikap spiritual dan sikap sosial, penguasaan pengetahuan, dan penguasaan keterampilan yang diperolehnya dalam bentuk pelaksanaan tugas perilaku nyata atau perilaku dengan tingkat kemiripan dengan dunia nyata, atau kemandirian belajar. Penilaian autentik menilai kesiapan (input) peserta didik, serta proses dan hasil belajar (otput) secara utuh. Keterpaduan penilaian komponen input, proses,dan output akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effects) dan dampak pengiring (nurturant effects) dari pembelajaran. Wiggins (dalam Materi Pelatihan Pendidik Implementasi Kurikulum 2013, 2013) mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas- aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,

memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antarsesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam kehidupan nyata (real life). Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran di SMA. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, proyek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Penilaian autentik dilakukan pendidik secara terus menerus (berkelanjutan) selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

E. Acuan Penilaian

Kurikulum 2013 dalam penilaian menggunakan Acuan Kriteria yang merupakan penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan. Skor yang diperoleh peserta didik dari hasil suatu penilaian baik yang formatif maupun sumatif tidak dibandingkan dengan skor peserta didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan.

F. Prinsip-prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum penilaian sebagai berikut:

1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

2. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar (prosedur dan kriteria yang jelas) dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.

3. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

4. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

5. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh semua pihak.

6. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

7. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

8. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

9. Edukatif, berarti penilaian bersifat mendidik dan memotivasi peserta didik dan pendidik.

Prinsip khusus berisi prinsip penilaian autentik, yaitu:

1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.

2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.

3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.

4. Berbasis kinerja peserta didik.

5. Memotivasi belajar peserta didik.

6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.

7. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.

8. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

9. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.

10. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.

11. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.

12. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.

13. Terkait dengan dunia kerja.

14. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.

15. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.

G. Ruang Lingkup Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.

1. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial meliputi tingkatan sikap: menerima, menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan nilai spiritual dan nilai sosial.

2. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada kemampuan berpikir meliputi: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

3. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada dimensi pengetahuan meliputi: pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.

4. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan abstrak mencakup: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan.

5. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan konkret mencakup: persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan orisinil.

H. Tingkat Kompetensi

Tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pencapaian kompetensi sikap dinyatakan dalam Tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pencapaian kompetensi sikap dinyatakan dalam

I. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.

1. Ketuntasan penguasaan substansi merupakan ketuntasan belajar peserta didik untuk setiap kompetensi dasar yang ditetapkan.

2. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan belajar dalam setiap semester dan setiap tahun pelajaran. Ketuntasan belajar dalam setiap semester merupakan keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester. Sedangkan ketuntasan belajar dalam setiap tahun pelajaran merupakan keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajaran pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran untuk menentukan kenaikan kelas.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan skala penilaian. Skala penilaian untuk kompetensi sikap menggunakan rentang predikat: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Sedangkan nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00 – 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut:

Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan Rentang Angka

Huruf

A-

Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan terhadap penguasaan tingkat kompetensi sebagai capaian pembelajaran yang merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Kompetensi sikap dinyatakan dalam deskripsi kualitas berdasarkan modus. Kompetensi pengetahuan untuk kemampuan berpikir pada berbagai tingkat pengetahuan dinyatakan dalam predikat berdasarkan skor rerata. Kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran berdasarkan rerata dari capaian optimum. Penguasaan tingkat kompetensi dinyatakan dalam bentuk deskripsi kemampuan dan/atau skor yang dipersyaratkan pada tingkat tertentu. Modus untuk kompetensi sikap minimal Baik. Skor rerata untuk kompetensi pengetahuan ditetapkan paling kecil 2,67. Capaian optimum untuk kompetensi keterampilan ditetapkan paling kecil 2,67.

J. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

Secara umum prosedur penilaian digambarkan pada alur sebagai berikut.

Persiapan

Pelaksanaan

Pengolahan dan

Pelaporan

Tindak lanjut

Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan/atau lembaga mandiri. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil). Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian autentik, penilaian diri, penilaian proyek, ulangan harian, ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhir semester (UAS), ujian sekolah (US), dan ujian nasional (UN). Berikut prosedur beberapa penilaian:

 Penilaian autentik dilakukan oleh pendidik secara berkelanjutan.  Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan

harian.  Penilaian proyek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran.  Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.  Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.  Ujian Sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.  Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

K. Pelaksanaan Penilaian

1. Penilaian oleh pendidik Penilaian oleh pendidik merupakan bagian yang tidak terpisahkan/tidak terlepas dari pembelajaran. Pembelajaran di SMA menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang melibatkan kegiatan mengamati – menanya – mencoba – mengasosiasi dan mengomunikasikan. Langkah-langkah pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Penilaian dilakukan oleh pendidik selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk menilai kesiapan, proses, dan hasil belajar peserta didik yang mengarah pada ketercapaian kompetensi yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian oleh pendidik dapat berupa tes dan non tes yang dilakukan melalui ulangan dan penugasan. Perencanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik dicantumkan dalam silabus dan dijabarkan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan mengikuti pembelajaran remedial.

Penugasan dapat diberikan oleh pendidik sebagai tugas secara mandiri (individual) atau berkelompok dalam bentuk pekerjaan rumah, proyek, dan portofolio.

 Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam

waktu tertentu.  Portofolio adalah kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan

kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.

2. Penilaian oleh satuan pendidikan Satuan pendidikan mengoordinasikan penilaian yang berupa ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, serta melaksanakan ujian sekolah.

Kegiatan penilaian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menyusun kisi-kisi.

b. Mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen.

c. Melaksanakan ulangan/ujian.

d. Mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik.

e. Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.

3. Penilaian oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri Penilaian oleh pemerintah berupa ujian nasional (UN). Ujian nasional dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) yang diterbitkan oleh BSNP.

L. Teknik dan Instrumen Penilaian

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai; persyaratan konstruksi memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

1. Penilaian kompetensi sikap Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan

kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap terdiri atas tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif/perilaku. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara- cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

Sikap dalam mata pelajaran berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam mata pelajaran adalah sikap terhadap: materi pelajaran, pendidik/pengajar, dan proses pembelajaran. Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian teman sejawat/antarpeserta didik (peer assessment), dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja dan aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai yang paling rendah. Kriteria rubrik sebagai berikut:

• Sederhana/mencakup aspek paling esensial untuk dinilai

• Praktis/mudah digunakan • Menilai dengan efektif aspek yang akan diukur • Dapat digunakan untuk penilaian proses dan tugas sehari-hari • Peserta didik dapat mempelajari rubrik & mengecek hasil penilaiannya

Rubrik kunci adalah rubrik sederhana berisi seperangkat kriteria yang menunjukkan indikator esensial paling penting yang dapat menggambarkan capaian kompetensi peserta didik.

a. Observasi Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Pengamatan terhadap sikap dan perilaku yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh pendidik selama proses pembelajaran berlangsung, seperti: ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin tahu, kerajinan, kerjasama, kejujuran, disiplin, peduli lingkungan, dan selama peserta didik berada di sekolah atau bahkan di luar sekolah selama perilakunya dapat diamati pendidik. Kriteria instrumen observasi:

 Mengukur aspek sikap yang dituntut pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar  Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur

 Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi  Mudah atau feasible untuk digunakan  Dapat merekam sikap peserta didik

b. Penilaian Diri Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar peserta didik.

Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan teknik penilaian diri dalam penilaian di kelas sebagai berikut:

 dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka

diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;  peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena

ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;

 dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif

dalam melakukan penilaian. Instrumen penilaian diri perlu dirumuskan secara sederhana, namun jelas

dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik, menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta didik, menunjukkan kemampuan peserta didik dalam situasi yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan mengarahkan peserta didik untuk memahami kemampuannya (kekuatan atau kelemahannya). Hal ini untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan subyektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.

2) Menentukan kompetensi yang akan dinilai.

3) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.

4) Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar cek, atau skala penilaian.

c. Penilaian antarpeserta didik/teman sebaya Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara

meminta peserta didik untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. Kriteria instrumen penilaian antarpeserta didik:

 sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur  indikator dapat dilakukan melalui pengamatan peserta didik  kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan

tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda  menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik

 menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik

 indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya dan dapat diukur

d. Penilaian Jurnal Jurnal merupakan kumpulan rekaman atau catatan pendidik terhadap sikap peserta didik di dalam dan di luar kelas, yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian terhadap peserta didik pada aspek tertentu secara kronologis.

Kriteria jurnal:  Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

 Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.  Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.  Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara

kronologis.  Memungkinkan untuk dilakukan pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.  Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik.  Menuntun pendidik untuk mengidentifikasi kelemahan dan

kekuatan peserta didik.

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.

a. Tes tertulis

Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan atau tugas dalam bentuk tulisan yang direncanakan untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis menuntut adanya respon dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya.

Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal- soal uraian. Soal-soal uraian menghendaki peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan.

Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. Bentuk soal yang sering digunakan di SMA adalah pilihan ganda dan uraian. Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Untuk tingkat SMA biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor). Sebelum mengembangkan butir soal perlu dibuat kisi-kisi yang antara lain memuat indikator soal yang mengacu pada ketercapaian kompetensi dasar. Indikator

merupakan karakteristik, ciri-ciri/tanda-tanda, perbuatan, atau respons, yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik, untuk menunjukkan bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi yang diharapkan. Dalam mengembangkan butir soal perlu memperhatikan kaidah penulisan butir soal yang meliputi substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut.

 Substansi/Materi

1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).

2. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: Urgensi, Keberlanjutan, Relevansi, dan Keterpakaian).

3. Pilihan jawaban homogen dan logis.

4. Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat.

 Konstruksi

1. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.

2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan

yang diperlukan saja.

3. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.

4. Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.

5. Gambar/grafik/tabel/diagram dsb. jelas dan berfungsi.

6. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.

7. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar” atau “semua jawaban salah”.

8. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologis kejadian.

9. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.  Bahasa

1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa

Indonesia.

2. Menggunakan bahasa yang komunikatif.

3. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

4. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/ tabu.

a. Tes tulis bentuk uraian

Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menuliskan jawabannya dengan kalimatnya sendiri. Jawaban tersebut melibatkan kemampuan mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilanpeserta didik.

Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut.  Substansi/Materi

1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian)

2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai

3. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK)

4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas

 Konstruksi

1. Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal

2. Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai

3. Gambar/grafik/tabel/diagram dsb. jelas dan berfungsi

4. Ada pedoman penskoran  Bahasa

1. Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif

2. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku

3. Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan

penafsiran ganda atau salah pengertian

4. Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan

5. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

b. Tes lisan Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawabnya secara lisan. Instrumen tes lisan disiapkan oleh pendidik berupa daftar pertanyaan yang disampaikan secara langsung dalam bentuk tanya jawab dengan peserta didik.

Kriteria instrumen tes lisan:  Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf

pengetahuan yang hendak dinilai.  Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.  Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didikdalam

mengonstruksi jawabannya sendiri.  Disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.

c. Penugasan Penugasan berupa tugas pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Kriteria instrumen penugasan  Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.  Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

 Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.  Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.  Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.

 Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas

diberikan secara kelompok.  Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.  Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.  Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

d. Observasi Observasi bukan hanya instrumen untuk menilai sikap namun penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan juga melalui observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik.

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan konkret.

Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio.Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

a. Penilaian tes Praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan

suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menilai tes praktik

1. Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

2. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.

3. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

4. Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat diamati.

5. Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkah-langkah pekerjaan yang akan diamati.

Pengamatan unjuk kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya untuk menilai kemampuan berbicara yang beragam dilakukan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Contoh untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di laboratorium dilakukan pengamatan terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum. Untuk menilai praktik olahraga, seni dan budaya dilakukan pengamatan gerak dan penggunaan alat olahraga, seni dan budaya.

Kriteria tugas untuk tes praktik

1) Tugasmengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.

2) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

3) Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.

4) Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

5) Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum. Kriteria rubrik untuk tes praktik

1) Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).

2) Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3) Indikator pada rubrikmenunjukkan kemampuan yang dapat diamati (diobservasi) dan dapat diukur.

4) Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.

5) Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

b. Penilaian Proyek Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,

kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu hal secara jelas. Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan peserta didik menginformasikan matapelajaran tertentu secara jelas.

Penilaian proyek umumnya menggunakan metode belajar yang memecahkan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, dan keaslian.

 Pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta

penulisan laporan.  Relevansi yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran dengan

mempertimbangkan

pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.

tahap

pengetahuan,

 Keaslian. Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya sendiri dengan mempertimbangkan kontribusi pendidikberupa

bimbingan dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

c. Penilaian Produk

Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam.

Penilaian pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap:

1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk

2. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

3. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasarkan, tampilan, fungsi dan estetika.

d. Penilaian portofolio Porto folio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu matapelajaran. Pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh pendidik bersama peserta didik.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, pendidik dan peserta didik dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya. Portofolio peserta didik disimpan dalam suatu folder dan diberi tanggal pembuatan sehingga dapat dilihat perkembangan kualitasnya dari waktu ke waktu.

Kriteria tugas pada penilaian portofolio • Tugas sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan

diukur. • Tugas portofolio memuat aspek: judul, tujuan pembelajaran, ruang

lingkup belajar, uraian tugas, dan kriteria penilaian. • Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik mengembangkan kompetensi dalam semua aspek (sikap, pengetahuan,

dan keterampilan). • Uraian tugas bersifat terbuka, dalam arti mengakomodasi dihasilkannya portofolio yang beragam isinya. • Kalimat yang digunakan dalam uraian tugas menggunakan bahasa yang

komunikatif dan mudah dilaksanakan. • Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio tersedia di lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh.

Kriteria rubrik untuk portofolio • memuat indikator kunci dari kompetensi dasar yang akan dinilai

pencapaiannya dengan portofolio. • memuat aspek-aspek penilaian yang macamnya relevan dengan isi tugas portofolio. • memuat kriteria kesempurnaan (tingkat, level) hasil tugas.

• mudah untuk digunakan oleh pendidik dan peserta didik. • menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.

M. Prosedur dan Pelaporan Penilaian

1. Prosedur penilaian oleh pendidik Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

a. Tahap persiapan dilakukan melalui langkah-langkah berikut.

 Mengkaji kompetensi dan silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian;  Membuat rancangan dan kriteria penilaian;

 Mengembangkan indikator;  Memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator;  Mengembangkan instrumen dan pedoman penskoran.

b. Tahap pelaksanaan.  Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan

penelusuran. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik. Dapat juga dilaksanakan penilaian diri oleh peserta didik.

 Melaksanakan tes dan/atau nontes.

c. Tahap analisis/pengolahan dan tindak lanjut  Memberi skor sesuai dengan pedoman penskoran yang telah

dikembangkan.  Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar.  Hasil penilaian dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan).  Hasil analisis ditindaklanjuti dengan layanan remedial dan pengayaan, serta memanfaatkannya untuk perbaikan pembelajaran.  Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial antarmata pelajaran dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi

dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi sikap oleh wali kelas.

d. Tahap pelaporan  Hasil penilaian dilaporkan kepada pihak terkait.

 Laporan hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan oleh

pendidik berbentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi.  Laporan hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dalam bentuk deskripsi sikap.  Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, pendidik Bimbingan dan

Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan.

2. Prosedur penilaian oleh satuan pendidikan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut.

a. Tahap persiapan

1) Menentukan kriteria minimal pencapaian tingkat kompetensi dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran.

2) Mengoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah.

3) Menentukan kriteria kenaikan kelas.

4) Menentukan kriteria kelulusan ujian sekolah.

5) Menentukan kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

b. Tahap pelaksanaan

1) Menyelenggarakan ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

2) Menyelenggarakan ujian sekolah untuk kelas XII.

c. Tahap analisis/pengolahan hasil penilaian dan tindak lanjut

1) Melakukan penskoran hasil ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

2) Menentukan kenaikan kelas peserta didik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

3) Melakukan penskoran hasil ujian sekolah kelas XII.

4) Menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai kriteria yang telah ditetapkan.

5) Mengadakan rapat dewan pendidik untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

6) Menerbitkan keterangan hasil Ujian Nasional setiap peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional.

7) Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.

d. Tahap pelaporan

1) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk rapor (laporan capaian kompetensi).

2) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait.

3. Prosedur penilaian oleh pemerintah dan/atau lembaga mandiri Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional (UN) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB III INSTRUMEN PENILAIAN,

PENGOLAHAN NILAI, DAN ANALISIS BUTIR SOAL

A. Instrumen Penilaian

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Modul TK B Edit Dhineu 11 mei 2016 yan

1 76 170

Sistem Informasi Pendaftaran, Pembagian Kelas dan Penilaian pada Lembaga Bimbingan Belajar Sony Sugema College Garut Berbasis Web

1 9 1

Peningkatan Kepuasaan Kerja Karyawan Melalui Penilaian Prestasi kerja Dan Promosi Karyawan Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Bandung (Studi Kasus Pada Human Capital Center)

0 18 1

04. A. Salinan Permendikbud No. 66 th 2013 ttg Standar Penilaian

0 36 3

Tinjauan Hukum Mengenai Rekayasa Foto yang Mengandung Unsur Pencemaran Nama Baik yang Ditampilkan Pada Media Internet Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

0 31 1

Sistem Penilaian Kinerja Pegawai di PT. Daya Adicipta Mustika Menggunakan Metode Personal Balanced Scorecard

0 12 1

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV C SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 32 244

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PROSTITUSI ONLINE SEBAGAI TINDAK PIDANA PELACURAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

8 71 86