Plan Bank Rakyat Indonesia. pdf

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

informasi saat ini sudah semakin meningkat di berbagai industri. Hal ini terjadi dengan suatu kesadaran bahwa pemanfaatan informasi yang baik dan benar tidak hanya akan

meningkatkan produktivitas, tetapi juga akan meningkatkan layanan dan keunggulan bersaing organisasi.

Kesadaran pemanfaatan teknologi

Gambar 1.1

informasi tersebut dilanjutkan dengan proses Aspek-Aspek Organisasi

implementasi teknologi informasi, baik dari sisi perangkat lunak (software) maupun perangkat

infrastruktur. Tentu saja dengan harapan agar teknologi informasi yang dibangun mampu memberikan manfaat sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk bisa menerapkan pengelolaan teknologi informasi yang baik, diperlukan perencanaan strategis pengembangan sistem dan teknologi informasi sehingga pola investasi dan pengembangan sistem yang akan dilakukan berjalan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditentukan sebelumnya. Rencana strategis ini dituangkan dalam bentuk dokumen yang disebut IT Master Plan.

1.2. Area Teknologi Informasi

Dalam IT Master Plan ini, tinjauan terhadap teknologi informasi dilakukan secara menyeluruh.Tinjauan dilakukan bukan hanya terhadap aspek teknologi informasi semata, melainkan juga aspek-aspek lainnya yang terkait erat dengan teknologi informasi, yaitu aspek organisasi, manajemen risiko, manajemen proyek, investasi, dan aspek support terhadap sistem dan infrastruktur informasi.

Gambar 1.2 – Area Teknologi Informasi

Tabel 1.1 - Komponen Teknis & Infrastruktur

End User Appliances Berbagai peralatan yang digunakan oleh pengguna, IT

Master Plan PT.Indofarma (Persero) Tbk. seperti : notebook, PC, dan printer.

Data Center Appliances Berbagai peralatan untuk pusat data PT. Indofarma (Persero) Tbk., seperti : server, kelistrikan (UPS), pengamanan terhadap api, aliran udara (AC).

Network Appliances Berbagai peralatan untuk infrastruktur jaringan seperti : router, switch dan modem; hingga ke infrastruktur jaringan yang dimiliki (kabel, fiber optic, wireless device).

Communications Berbagai infrastruktur untuk berkomunikasi internal maupun eksternal yaitu : LAN, koneksi internet, konvergensi dengan teknologi suara (voice over IP).

Office Software Berbagai aplikasi yang dibutuhkan di level individu (pengguna) seperti : office software.

Technology Platform Berbagai platform teknologi yang digunakan sebagai landasan pengembangan solusi (aplikasi bisnis) di kemudian hari, bahasa pemprograman, seperti : database, system operasi, dan bahasa pemrograman

User & Infrastructure Berbagai solusi untuk melakukan manajemen Management

terhadap peralatan yang dimiliki dan telah disebutkan pada butir-butir di atas (bandwith management, firewall, antispam dan antivirus, manajemen server), serta manajemen pengguna (Active Directory).

Tabel 1.2 - Komponen Aplikasi

Applications Merupakan aplikasi bisnis yang dikembangkan untuk digunakan dalam suatu proses bisnis dan memiliki kemungkinan untuk kepentingan bersama besar untuk digunakan secara bersama-sama

Tabel 1.3 - Komponen Manajemen

Investments & Project Merupakan suatu set kebijakan dan prosedur dalam Management

melakukan investasi di teknologi informasi dan menjalankan implementasi teknologi informasi agar hasilnya maksimal

Policies & Organization Merupakan suatu upaya dalam bentuk struktur organisasi, kebijakan dan prosedur yang memastikan semua aspek teknologi informasi memiliki suatu landasan.

Support & Operation Merupakan suatu paket kebijakan dan prosedur dalam rangka memastikan semua aspek teknologi informasi dapat berjalan dengan baik

Risk Control Merupakan suatu set kebijakan dan prosedur yang memastikan bahwa semua resiko yang timbul akibat penggunaan dan implementasi teknologi informasi telah dikaji dan senantiasa diamati dalam penggunaannya di level operasional.

1.3. Asumsi Perancangan

Untuk menjaga validitas dan reliabilitas dari perancangan ini, maka diambil beberapa asumsi perancangan yang dijabarkan sebagai berikut:

Perancangan yang dilakukan selama kurang lebih 30 hari ini mengambil data pada Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Metode pengambilan data yang digunakan adalah workshop, focus group discussion (FGD), wawancara dan studi dokumentasi.

Analisis investasi yang dilakukan merupakan prediksi biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.

Activity plan atau rencana kerja yang dibuat berdasarkan pada kebutuhan Sistem maupun Teknologi Informasi yang dihasilkan dari perancangan ini.

2. PROFIL BANK BRI

2.1 Sejarah Singkat

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama

Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik

Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Dan pada tanggal 16 Desember 1895, dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia Unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-Undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing- masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas.Sampai sekarang PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 tetap konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil.

Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT,3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.

BRI sebagai perusahaan terbuka berkomitmen mematuhi seluruh ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam kegiatan operasional bank maupun pasar modal. Hal tersebut telah mendorong BRI untuk selalu mengutamakan prudential banking dan kepentingan stakeholders.

BRI menerapkan nilai-nilai perusahaan (corporate value) yang menjadi landasan berpikir, bertindak, serta berperilaku setiap insan BRI sehingga menjadi budaya kerja perusahaan yang solid dan berkarakter. Nilai-nilai tersebut adalah Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Nasabah, Keteladanan, dan Penghargaan kepada SDM. Komitmen ini juga diwujudkan dalam bentuk tata kelola perusahaan sebagai berikut:

Mengintensifkan program budaya sadar risiko dan kepatuhan kepada setiap pekerja di seluruh unit kerja.

Mengintensifkan peningkatan kualitas pelayanan di seluruh unit kerja. Menjabarkan dan memonitor setiap kemajuan yang dicapai perusahaan ke dalam

rencana tindakan yang terukur (RKA) dan dapat dipertanggungjawabkan oleh setiap unit kerja.

2.2 Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia VISI

“Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah ”

MISI

Untuk mewujudkan visi tersebut, BRI menetapkan tiga misi yang harus dilaksanakan yaitu :

BRI melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan memprioritaskan pelayanan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk menunjang perekonomian masyarakat. BRI memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung sumber daya manusia (SDM) yang profesional dengan melakukan praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). BRI memberikan keuntungan dan manfaat seoptimal mungkin kepada berbagai pihak yang berkepentingan

2.3 Business Focus

Salah satu karakteristik dari Bank Rakyat Indonesia Tbk. yang tetap dan tidak berubah sejak konsepsi adalah komitmennya untuk memberikan bantuan kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Komitmen ini tercermin dalam alokasi kredit untuk sektor- sektor yang mempengaruhi mata pencaharian penduduk dan jasa keuangan lainnya.

2.4 Struktur Organisasi & Manajemen

Gambar 2.1

Dewan Komisaris

PresidenKomisaris

: Bunasor Sanim

Wakil Presiden Komisaris

: Soedarjono

Komisaris

: Agus Suprijanto

Komisaris

: Heru Lelono

KomisarisIndependent

: Aviliani

Komisaris Independent

: Baridjussalam Hadi

Komisaris Independent

: Adhyaksa Dault

Dewan Direksi

Presiden Direktur

: Sofyan Basir

Director Pelaksana I

: Sarwono Sudarto

Director Pelaksana II

: Sulaiman Arif Arianto

Director Pelaksana III

: A. Toni Soetirto

Director Pelaksana IV

: Lenny Sugihat

2.5 Produk Layanan Perbankan

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang konsisten berpijak pada sumber dana murah telah memberikan keuntungan bagi BRI terutama dalam menjaga kestabilan Net Interest Margin.

Pengalaman dan sukses pada pembiayaan segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), semakin memantapkan BRI untuk tetap memberikan pelayanan terbaik pada segmen UMKM dan tetap menjadikan segmen UMKM sebagai fokus bisnis BRI.

Tabel 2.1 Layanan Jasa Perbankan BRI

Layanan Simpanan Layanan Pinjaman Deposito

Mikro

Deposito BRI Rupiah

Kupedes

Deposito BRI Valas

Ritel

Depobri On Call (DOC) Kredit Agunan Kas SertiBRI

Kredit Express

Giro

Kredit Investasi GiroBRI Rupiah

Kredit Modal Kerja GiroBRI Valas

Kredit Modal Kerja Ekspor

Tabungan

Kredit Modal Kerja Impor BritAma

Kredit Modal Kerja Konstruksi Simpedes

BRI Guna

Tabungan Haji Kredit Waralaba BRI Prioritas

Kredit SPBU

BritAma Dollar Kredit Resi Gudang

Kredit Talangan BBM Kredit Modal Kerja Konstruksi - BO I

Menengah

Agribisnis Bisnis Umum

Program

KPEN-RP KPR & KPRS Bersubsidi Kredit Ketahanan Pangan dan

Energi KUR BRI

Layanan Jasa Perbankan

Jasa Bisnis

Kelembagaan

Bank Garansi Cash Management Kliring

Salary Crediting Remittance

SPP Online

SKBDN Cash Management BRI

Jasa Keuangan

E-banking

Bill Payment

ATM BRI

CEPEBRI SMS Banking BRI Inkaso

Phone Banking BRI Penerimaan Setoran

Treasury

Transaksi Online Foreign Exchange Transfer dan LLG

Money Market

Jasa Lain

Fixed Income Securities (FIS) Setoran Pajak

Derivative dan Structured Treasury Dana Orang Tua Asuh

Products

Western Union Denda Tilang Zakat dan Infaq Layanan Ekspor / Import

Produk Konsumer Produk Jasa Investasi Kartu Kredit

Reksadana

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dana Pensiun Lembaga Keuangan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)

(DPLK) BRI

Kredit Multi Guna (KMG) OBLIGASI NEGARA RITEL (ORI) Kiosk

2.6 Pemetaan Proses Bisnis

Pemetaan proses bisnis ini berguna untuk menganalisis aktivitas spesifik yang ada di Bank Rakyat Indonesia Tbk. sehingga kelak dapat menciptakan nilai dan keuntungan yang kompetitif bagi perusahaan. Jika dipetakan ke dalam Porter Value Chain, maka aktivitas spesifik yang terjadi di Bank Rakyat Indonesia dapat digambarkan seperti dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2 Value Chain Porter (Rantai Nilai Porter)

Aktivitas spesifik di Bank Rakyat Indonesia terbagi 2 jenis, yaitu :

Primary activities Supported activities

Inbound logistics, aktivitas yg Procurement, berkaitan dengan berhubungan dengan penanganan

proses perolehan input/sumber material sebelum digunakan.

daya.

Operations, akivitas yg berhubungan Human Resources Management, dengan pengolahan input menjadi

SDM mulai dari output.

Pengaturan

perekrutan, kompensasi, sampai Outbound logistics, aktivitas yg

pemberhentian.

dilakukan untuk

menyampaikan

Technological

Development,

produk ke tangan nasabah. pengembangan peralatan, software, Marketing & sales, aktivitas yang

prosedur, didalam berhubungan dengan pengarahan

hardware,

transformasi produk dari input konsumen agar tertarik untuk

menjadi output.

membeli produk. Firm Infrastructure, terdiri dari Service,

departemen-departemen atau mempertahankan atau meningkatkan

aktivitas

yang

fungsi-fungsi (akuntansi, keuangan, nilai dari produk.

perencanaan, GM, dsb) yang melayani kebutuhan organisasi dan perencanaan, GM, dsb) yang melayani kebutuhan organisasi dan

Value Chain Porter (Rantai Nilai Porter)

a. Primary Activities

1) Inbound logistic

Pengelolaan likuiditas yang sehat, dengan jumlah kas atau setara kas yaitu sebesar 22,66%. Tercatat pada tahun 2009 laba bersih Bank BRI adalah sebesar Rp 7,31 Triliun, dibandingkan dengan perolehan laba pada periode yang sama tahun 2008 yang sebesar Rp 5,96 Triliun yang terdiri dari kas, giro pada bank lain dan BI, efek-efek, portfolio Sertifikat Bank Indonesia, dan obligasi.

Program Anti Pencucian Uang dan Kenali Nasabah Anda (penanganan uang yang masuk).

2) Operations

Pemeliharaan rekening skala besar maupun kecil, kliring, setoran, tarikan transfer, dls.

Compliance Group, yang mengawasi jalannya operasi agar sesuai dengan peraturan dari Bank Indonesia.

Pemantauan kredit Program Anti Pencucian Uang dan mengenali nasabah. Audit Control Management

3) Outbound logistics Dec-08

Dec-09

Layanan Bank BRI untuk seluruh

1 1 masyarakat Indonesia juga semakin

Kantor Pusat

Kantor Wilayah

mengakar dengan adanya jaringan Kantor Inspeksi

13 14 ATM BRI sebanyak 3.778 unit,

6.398 Electronic Data Capture Kantor Cabang

337 364 (EDC), 20 Cash Deposit Machine,

KCP

179 246 dan 60 Kiosk BRI.

Kantor Kas

BRI Unit

BRI Memiliki 3918 Total Unit Kerja Teras BRI -

dan pada tahun 2010 akan Uker Luar Negeri

7 7 menambah 15 Kantor Cabang, 100

Sendik & Pusdik

Sentra Layanan Prioritas

Kantor Unit BRI, 25 Kantor Cabang Sentra Kredit Konsumer

Pembantu, 50 Kantor Kas, dan 300 Total Unit Kerja

3,918 5,727 kantor Teras BRI 1

1 www.kadin-indonesia.or.id/id/doc/3.%20BRI.ppt

Electronic Channel BRI juga semakin bertambah dengan adanya layanan phone banking, sms banking dan internet banking bagi seluruh nasabah Bank BRI.

Jalur distribusi pelayanan yang seimbang antara jaringan kantor cabang konvensional.

4) Marketing & sales

Tersedianya teller dan information center yang cukup untuk menyampaikan informasi bagi calon konsumen atau konsumen.

Strategi periklanan yang gencar di televisi dan promosi berupa penyelenggaraan undian-undian tabungan berhadiah. Selain itu, adanya Corporate Social Responsibility yang memberikan beasiswa dan bantuan tenaga pengajar di bidang perbankan di beberapa universitas besar, pendirian Yayasan Baitul Maal BRI. Meskipun tidak bersifat komersil namun dapat menambah nilai BRI dimata masyarakat.

Lengkapnya fasilitas dan layanan bank ditambah dengan paket-paket tabungan yang menarik, serta dimbangi dengan perkembangan teknologi, merupakan suatu nilai plus tersendiri bagi Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Penawaran suku bunga tabungan yang tinggi. Penataan lokasi kantor cabang dan ATM yang strategis dan nyaman, agar

dapat berfungsi lebih efektif sebagai penyedia produk dan layanan prima perbankan kepada nasabah.

Produk-produk kredit customer yang inovatif dan kompetitif.

5) Service

Layanan setoran, tarikan, kliring, transfer Kartu kredit : BRI VISA and MasterCard Credit Card, BRI Golf Card and BRI

Lady Card. Perbankan elektronik : BRI ATM, BRI Visa Electron Debit Card, BRI Visa

Electron Distribution Card, e-BRILink, BRINetB@nk, Electronic Draft Captured (EDC).

Layanan transaksi perbankan : Call Centre 14042, pengiriman uang, Mass Fund Transfer System (MFTS), Inkaso, Bank Drafts, Banc assurance.

Produk Treasury : Transaksi Valuta Asing, Transaksi Spot, Transaksi Forward.

Fasilitas kredit : BRI Home Loan, BRI Car/Motor Loan, Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, Kredit Ekspor, Trust Receipt (T/R).

Bank Garansi : Payment Bond, Tender Bond, Advance Payment Bond, Performance Bond, Bank Garansi Bapeksta, Bank Garansi Bea Cukai.

Fasilitas Ekspor Impor : Letter of Credit (L/C), Negosiasi Wesel Ekspor, Diskonto Wesel Ekspor, Document against Acceptance Financing (D/A), Forfeiting, Documentary Collections, Warehouse Receipt Financing, SLBC (Stand by Letter of Credit).

Layanan lainnya : BRI Travel Center, Safe Deposit Box, Pick up and Delivery Service, layanan setoran online 24 jam, Call Center.

b. Supporting Activities

1) Procurement

Struktur pendanaan, 75% berasal dari pihak ketiga berupa rekening tabungan atau giro.

Dari bunga pemberian kredit dan bunga-bunga lainnya, Obligasi Pemerintah Republik Indonesia, provisi dan komisi lainnya, dan transaksi mata uang asing.

Laba dari penjualan surat-surat berharga. Saham-saham yang diterbitkan sebagai salah satu media perolehan

modal/kas. Saham-saham ini diperdagangkan di BEJ dan BES. Perputaran dari hasil transaksi bulanan yang rata-rata Rp. 530 trilyun.

2) Human Resources Management

Adanya Unit Training Human Resources, yang bertanggung jawab atas pengembangan dan pelaksanaan program-program pengembangan SDM, diantaranya : Management Development, Information Technology Development

Dealer Development, Human Resources Development. (Total SDM sejumlah 65,094 yang terdiri dari Pegawai tetap 36,940 orang dan pegawai kontrak 28,154 orang pada tahun 2009).

3) Technological Development

Teknologi perbankan yang canggih, memungkinkan layanan pembayaran elektronik dengan volume transaksi lebih dari Rp. 30 trilyun/bulan.

Internet Banking, Mobile Banking, Phone Banking, Call Center. Migrasi teknologi kartu kredit agar sesuai dengan standar baru Euro Master

Visa (EMV), sehingga keamanan dan fleksibilitas kartu kredit akan bertambah.

Peningkatan fitur layanan bernilai tambah di ATM.

4) Firm Infrastructure

Management Information System, Accounting, Operations, Financial, Human Resources Department.

Layanan perbankan elektronik

2.7 Analisis SWOT

Berdasarkan hasil penelitian Melalui analisa SWOT (SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) interen perusahaan, serta Opportunities (peluang) dan Threaths (ancaman) dalam lingkungan yang dihadapi perusahaan). Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasi faktor- faktor dan strategi yang menggambarkan kecocokan paling baik diantaranya dapat dilihat situasi dan kondisi yang dihadapi oleh Bank Rakyat Indonesia pada masa sekarang.

Strenghths/kekuatan

Adalah suatu keunggulan sumber daya, keterampilan atau kemampuan lainnya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan. • Sebagai bank milik pemerintah, yang berperan dalam mewujudkan visi

pemerintah dalam membangun ekonomi kerakyatan. • Status badan hukum berupa persero (PT) berdasarkan undang-undang perbankan, dengan fokus bisnis pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), BRI

telah menginspirasi berbagai pihak untuk lebih mendayagunakan sektor UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.

• Adanya komitmen yang kuat dari Komisaris dan Direksi untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) pada setiap kegiatan usaha BRI dengan membangun pemahaman, kepedulian dan komitmen semua organ perusahaan dan seluruh jajarannya.

• BRI go public dan pemerintah melepas 30% kepemilikan sahamnya kepada publik. Dengan komposisi saham publik yang mencapai 43%, saham BRI aktif diperdagangkan di pasar modal. Kini, BRI semakin kokoh berdiri di tengah- tengah perekonomian Indonesia dari desa sampai ke kota.

• Nama yang sudah sangat dikenal (strong brand recoqnition) • Hubungan baik dengan lembaga keuangan internasioanal dan otoritas

moneter • Total investasi teknologi informasi BRI sebesar US$ 100 juta per tahun • Divisi R & D yang selalu inovatif

Weaknesses/kelemahan

Adalah keterbatasan/kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan. • Koordinasi yang belum berjalan dengan baik dari kantor pusat hingga unit

terkecil • Dukungan yang belum memadai dikarenakan alur birokrasi yang panjang. • Tingkat keterampilan karyawan rata-rata rendah • Jumlah karyawan terlalu besar • Minimnya biaya promosi • Belum terpenuhinya Tingkat Kesehatan Bank yang diperlukan untuk

memperluas jaringan. • Tidak adanya kesamaan Standard baku mengenai Infrastruktur di tiap-tiap unit • Kwalitas pelayanan kepada nasabah masih rendah. • Lemahnya fungsi control mengenai pengadaan barang TI di tubuh BRI • Kurangnya kesadaran peremajaan peralatan IT. • Belum melibatkan Business Intelligence dalam proses bisnisnya.

Opportinities/peluang

Adalah merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. • Keluarnya kebijakan Pemerintah untuk menyalurkan kredit kecil mikro • Masyarakat mulai “bank minded” • Tingkat pertumbuhan ekonomi yang mulai meningkat • Keluarnya deregulasi di bidang investasi • Jaminan kemanan dalam hal perbankan oleh pemerintah. • BRI memiliki lebih dan 5.000 kantor yang berada di seluruh, baik di kota-kota

besar maupunkota kecil, bahkan di daerah pedesaan

Threaths/ancaman

Adalah merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. • Serangan Pasif dan pasif terhadap jaringan komunikasi dan data. • Adanya deregulasi perbankan sehingga mempermudah syarat pendirian bank

yang dapat menjadi competitor.

• Bank non pemerintah yang terus mengembangkan pengelolaan produk dan atau aktivitas baru, yang ditunjang dengan penerapan IT yang memadai yang berorientasi pada kepentingan nasabah.

• Bank Pembangunan Daerah yang terus berkembang sejalan dengan otonomi daerah yang memberikan kemudahan-kemudahan bagi usaha mikro dengan suku bunga yang relative rendah.

• Ancaman likuiditas yang masih cukup tinggi • Krisis ekonomi global • Tingkat kepuasan pelayanan kepada nasabah yang masih rendah • Peluncuran produk yang sama dari competitor • Iklan dan promosi besar-besaran dari para pesaing • Berkembangnya Pasar Modal

Tabel 2.3 – Analisa SWOT Bank Rakyat Indonesia

Dari analisa SWOT yang menggambarkan situasi dan kondisi yang di hadapi oleh BRI, maka strategi yang telah dijalankan oleh perusahaan adalah ;

a. Ekspansi pinjaman dengan focus pada pembiayaan UMKM dengan perbaikan features produk dan kemudahan akses layanan kredit.

b. Ekspansi kredit usaha skala besar diutamakan untuk BUMN dan sektor swasta dibidang agribisnis, infrastruktur serta sektor usaha lain yang produktif.

c. Peningkatan kualitas layanan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang profesional, teknologi informasi yang handal dan jaringan kerja yang luas.

d. Peningkatan kompetensi karyawan, melalui training, seminar, workshop sesuai dengan keperluan masing-masing bagian.

e. Pengembangan fitur-fitur baru di bisnis mikro, ritel, consumer banking, treasury, dan internasional untuk memenuhi kebutuhan para nasabahnya antara lain meliputi penambahan fitur ATM, kartu kredit, trade finance serta cash management.

f. Peningkatan kegiatan komunikasi pemasaran untuk meningkatkan product awareness dan membentuk Corporate Image di mata masyarakat.

3. ANALISA IMPLEMENTASI SISTEM & TEKNOLOGI INFORMASI

3.1 Lapisan Sistem Informasi

3.1.1 Inventarisasi Aplikasi Yang Ada Beberapa sistem informasi yang digunakan Bank Rakyat Indonesia (BRI) antara lain :

a. Core Banking System (CBS).

Aplikasi real time online yang menghubungkan kantor pusat dengan unit BRI yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.

b. Electronik Banking

Untuk melayani nasabah 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, BRI secara terus menerus melakukan penyempurnaan dan pengembangan fitur-fitur layanan electronic banking.

c. Enterprise Data Model

Enterprise Data Model, penyediaan monitoring tools, dan pengembangan query builder untuk mendukung pengembangan operasional bank secara lengkap dan terpadu.

d. Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan

Untuk menjaga kepercayaan nasabah dan untuk meminimalisi resiko operasional dari gagalnya sistem aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi, Bank BRI telah menyiapkan BusinessContinuity Plan dan Disaster Recovery Plan yang merupakan bagian dari Business Continuity Management Perusahaan.

e. Avaibility Jaringan Komuniksi

BRI harus menjaga dan memelihara availability jaringan komunikasi yang ada. Availability ini dilakukan derigan monitoring secara terus menerus melalui Enterprise Monitoring System serta redundancy dan diverifikasi media komunikasi dengan menggunakan satelit, terrestrial, dan wireless.

f. Security System

BRI secara rutin melakukan evaluasi dan audit terhadap keamanan infrastruktur teknologi.

3.1.2 Analisa Imlementasi Sistem Informasi

Pada application portfolio matrix dibawah ini bias diperhatikan peran dari masing- masing aplikasi SI pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) :

Gambar 3.1 - IS Portfolio Matrix

STRATEGIC

HIGH POTENTIAL

a. Electronik Banking

b. Enterprise Data Model.

c. Disaster Recovery Plan. Business Continuity Plan dan

d. e. AvaibilityJaringanKomuniksi. Security System

KEY OPERATIONAL SUPPORTING

Core Banking System(CBS) a. Company Website

b. E-mail

CORE BANKING SYSTEM(CBS)

Selama tahun 2007 telah dilakukan penambahan unit kerja online yaitu dengan mengimplementasi aplikasi Core Banking System yang disebut aplikasi BRINETS pada 720 BRI Unit. Dengan implementasi ini jumlah BRI Unit yang terhubung secara real time online pada tahun 2007 bertambah sebanyak 720 lokasi menjadi 1.690 lokasi, tersebar di tiga wilayah waktu.

ELECTRONIK BANKING.

Untuk melayani nasabah 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, BRI secara terus menerus melakukan penyempurnaan dan pengembangan fitur-fitur layanan electronic banking. Melalui media elektronik memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui ATM, phone banking, electronic fund transfer, dan mobile phone. Dengan menggunakan BRI Card, nasabah dapat melakukan transaksi tunai dan non tunai di lebih dari 1.262 ATM BRI, lebih dan 28.226 ATM Bersama, ATM Prima dan ATM Link, ratusan ribu ATM berlogo Cirrus dan Bankcard - Jaringan Kerjasama ATM Malaysia - MEPS, layanan perbankan meialui SMS Banking, M-ATM Bersama dan Call BRI. Fitur-fitur ATM juga ditambahkan, seperti pembayaran Kartu kredit, KTA/Personal Loan, tagihan PLN, tagihan Telkom, cicilan kendaraan bermotor, tagihan seluler, Universitas terbuka, ticketing, dan registrasi e-banking.

ENTERPRISE DATA MODEL

Pengembangan Sistem

dilaksanakan dengan penyempurnaan tingkat akurasi dan timeliness data serta mengintegrasikan informasi dan data sesuai dengan kebutuhan bisnis meialui pengembangan Enterprise Data Model, penyediaan monitoring tools, dan pengembangan query

Informasi

Manajemen Manajemen

BUSINESS CONTINUITY PLAN DAN DISASTER RECOVERY PLAN

Untuk menjaga kepercayaan nasabah dan untuk memitigasi risiko operasional dari gagalnya sistem aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi, Bank BRI telah menyiapkan Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan yang merupakan bagian dari Business Continuity Management Perusahaan. Secara periodik dilaksanakan uji coba pada sistem aplikasi dan infrastruktur yang kritikal, dengan tujuan agar kegiatan usaha BRI dapat tetap berjalan saat terjadi gangguan pada sarana teknologi informasi yang dipergunakan. Selam itu, BRI juga menyiapkan Disaster Recovery Center (DRC) pada lokasi yang berbeda dengan Data Center sebagai fasilitas pengganti jika Data Center mengalami gangguan atau tidak dapat berfungsi, seperti tidak adanya aliran listrik ke ruang komputer, kebakaran, ledakan atau kerusakan pada komputer.

AVAIBILITY JARINGAN KOMUNIKSI

Sebagai bank dengan jaringan kerja dan operasional yang terbesar di Indonesia serta adanya pertumbuhan dan pertambahan yang agresif dari unit kerja yang real time on-line, BRI harus menjaga dan memelihara availability jaringan komunikasi yang ada. Availability ini dilakukan derigan monitoring secara terus menerus melalui Enterprise Monitoring System serta redundancy dan diversifikasi media komunikasi dengan menggunakan satelit, terrestrial, dan wireless.

SECURITY SYSTEM

BRI secara rutin melakukan evaluasi dan audit terhadap keamanan infrastruktur teknologi. Evaluasi dan audit ini dilakukan untuk mengurangi resiko kelemahan dan kerawanan terhadap keamanan infrastruktur teknologi informasi. Kelemahan pada sistem (vulnerability) diidentifikasi, kemudian dibuat langkah perbaikan yang tepat berdasarkan Standard dan Prosedur Vulnerability Management. Selain itu, BRI mulai melakukan inisiasi untuk sertifikasi Operational IT Security, yang comply terhadap standansasi (ISO 27001:2005) yang telah diakui secara internasional.

3.1.3 Analisis SWOT Sistem Informasi di Bank Rakyat Indonesia Tbk

3.1.4 BRI Goals Schema

Sebelum menentukan system informasi apa yang dibutuhkan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI), maka perlu dilakukan analisa terlebih dahulu untuk memetakan strategi bisnis BRI terhadap system informasi yang dibutuhkan. Teknik analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan metode “Balance Scorecard”.

Bank Rakyat Indonesia Tbk. adalah sebuah organisasi bisnis yang

MISSION CRITICAL SUCCESS

FACTOR

berorientasi profit, bersifat kompetitif untuk merebut market share dan memiliki tujuan yang unik dalam meningkatkan customer satisfaction.

GOALS

Untuk itulah Bank Rakyat Indonesia Tbk. menerjemahkan misinya ke dalam strategi serta target yang ingin dicapai.

Gambar 3.1 – BRI Goals Schema

Adapun Target Goal yang ingin dicapai Bank Rakyat Indonesia pada tahun buku selanjutnya adalah :

Memperkuat Dana Pihak Ketiga Mendominasi dana murah berbasis penabung ritel individu Peningkatan perolehan retensi dana TSA sebesar Rp. 120 Triliun Monitoring terhadap cash flow debitur secara lebih intensif Mengantisipasi bila terjadi penurunan kinerja usaha debitur Melakukan ekspansi kredit dengan memprioritaskan UMKM dan perusahaan berorientasi ekspor secara selektif. Standarisasi dan perbaikan kualitas layanan melalui peningkatan aspek physical, people dan process. Pengembangan jaringan kerja, untuk memperluas akses pasar

3.1.5 Balance Score Card

Balance Score Card merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan visi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan dan ukuran operasional secara berimbang baik itu secara financial maupun non financial, Tujuan dan ukuran operasional tersebut kemudian dinyatakan dalam 4 perspektif yaitu perspektif Financial, Customer, Internal Business Process, serta

Learning &Growth.

Gambar 3.2 - Balance Score Card Schema

a. Balance Score Card Preparation

Sebelum menentukan sistem informasi apa yang dibutuhkan oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk maka diperlukan persiapan terlebih dahulu.

1. Strategic Focus Gambar 3.3 - Balance Score Card Phase

Mencari & menetapkan strategi

2. Assessment

Melihat hasil penilaian

audit,

membuat & menerapkan ukuran baru serta

menganalisa dan membuat laporan

3. Change Planning & Implentation

Menerapkan rencana perbaikan

4. Continuous Improvement

Membuat jalur, melanjutkan sistem yang sudah ada, menguji

kembali alur sistem.

Ke-empat phase tersebut untuk mendapatkan hasil yang berkelanjutan.

b. Sistem dan Teknologi Informasi Perspektif

Misi dan Strategi penerapan SI/IT diliihat dari sudut pandang : Finance, yaitu untuk :

Mengurangi Resiko Kerugian; Memperkecil & Mengefisiensikan penggunaan biaya; Memberikan kontribusi yang optimal bagi stakeholder; Meningkatkan profitabilitas, laba operasi, Return on Assets, Return On equity, etc.

Internal Business Process, yaitu untuk : Menjadi Bank terkemuka yang ditunjang dengan penggunaan TI/SI yang memadai; Persiapan Layanan Global Network Banking; Mempercepat respond time danMeningkatkan Keakuratan kinerja TI/SI; Meningkatkan keamanan informasi TI/SI; Membangun tata kelola perusahaan yang baik; Memangkas waktu transaksi; Mengurangi antrian.

Learning & Growth, yaitu untuk : Meningkatkan kompetensi karyawan; Meningkatkan motivasi & produktifitas kerja; Meningkatkan kwalitas layanan; Peningkatan kapabilitas SI/TI;

Customer, yaitu untuk : Memberikanpelayanan yang memuaskan kepada pelanggan; Meningkatkan kemudahan & kenyaman bertransaksi; Meningkatkan tingkat kepercayaan nasabah;

3.1.6 BRI Key Performance Indicator

Key Performance Indicator adalah ukuran kinerja keberhasilan bisnis, KPI dapat beragam tetapi biasanya mewakili nilai, tren, atau tujuan. KPI menyajikan informasi untuk eksekutif atau manajer dari perusahaan sebagai target organisasi secara terpadu secara cepat dan akurat.

Bank Rakyat Indonesia Tbk mentargetkan untuk menarik dana tabungan sebesar Rp 5 triliun dengan nasabah baru berjumlah 1 juta hingga Juni 2012.

Untuk menambah jumlah nasabah, BRI akan membuka cabang dan pelayanan di beberapa kota sebanyak 1000 kantor hingga akhir tahun ini, dari 5000 yang sudah ada menjadi 6000.

Hingga Juni 2009, total aset BRI mencapai Rp 267 triliun, atau meningkat 23 persen dari tahun sebelumnya. Total kredit juga mengalami peningkatan 35% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 184 triliun. DPK naik 23% dibanding Hingga Juni 2009, total aset BRI mencapai Rp 267 triliun, atau meningkat 23 persen dari tahun sebelumnya. Total kredit juga mengalami peningkatan 35% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 184 triliun. DPK naik 23% dibanding

Tabungan Britama memberikan kontribusi sebanyak 40% hingga 50% terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK) keseluruhan BRI.

Tingkat kinerja BRI pada seluruh atributnya masih dibawah garis efficient service. Oleh karena itu kinerja perlu ditingkatkan agar mencapai tingkat harapan yang dinginkan nasabah atau paling tidak sampai pada garis efficient service. Secara total indeks kepuasan nasabah BRI adalah 58,67 persen.

3.1.7 Proposed Information System with Balance Score Card Tabular

3.1.8 Critical Success Factor Applying Information System/Information Technology Hardware & Software Selection

Hardware & software dipilih dengan seksama disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan sumber daya perusahaan yang ada agar tidak terjadi over investment dalam pembelian perangkat, over budgeting dalam perawatan, menekan resiko kesalahan untuk meningkatkan nilai manfaat dari sistem yang akan diterapkan.

System Performance Management

Kestabilan dan ketangguhan system harus tetap dijaga dengan didukung manajemen perusahaan dengan komitmen yang kuat dalam menerima perubahan dan perbaikan system demi mendapatkan data informasi yang akurat, daya tahan system terhadap kecepatan perkembangan IT, dan termonitor konsistensinya.

Human Resources Skill Assessment

Penilaian keberhasilan dari suatu sistem adalah dengan adanya peningkatan kinerja sumber daya manusia, namun keberhasilan peningkatan kinerja harus dibarengi dengan peningkatan standar kemampuan dan keahlian si pengguna dalam beradaptasi dengan sistem.

Defined Solutions

Sistem Informasi / Teknologi Informasi dibangun guna menawarkan solusi dari permasalahan dengan melihat business core perusahaan dalam meraih peluang atau kesempatan atau untuk meningkatkan nilai tambah.

Demand

Sistem Informasi / Teknologi Informasi diharapkan dapat meningkatkan keterkaitan kebutuhan antara perusahaan, mitra kerja dan masyarakat sehingga SI / TI menjadi kebutuhan pokok dalam core business perusahaan.

Qualifying

Kualifikasi Sistem Informasi / Teknologi Informasi harus dipertegas peruntukannya agar dapat digunakan dengan baik dan dipahami dengan mudah, siapa yang bertanggungjawab, seimbang dengan nilai investasi atau resiko yang akan timbul di lain waktu.

Clarity

Pembangunan Sistem Informasi / Teknologi Informasi harus transparan sesuai dengan prospek kebutuhan perusahaan dan tingkat keberhasilan dalam penerapannya agar mudah mengukur dan mengevaluasi penggunaannya setiap periode waktu.

Existing Expansion

Pengembangan Sistem Informasi / Teknologi Informasi yang sedang berjalan dengan baik dapat dengan mudah diadaptasi oleh pengguna sehingga mempercepat waktu implementasi dan pengawasan.

3.1.9 Proposed Application Portfolio Matrix IS

Gambar 3.4 - Application Portfolio Matrix IS

Proposed Application Descriptions Business Intelligence

BRI Business intelligence System dikategorikan sebagai aplikasi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan akses ke data guna membantu pengguna mengambil keputusan bisnis secara lebih baik. Aplikasi ini mencakup aktivitas sistem pendukung keputusan, query, reporting, online analytical processing (OLAP), statistical analysis, forecasting, dan data mining. Singkat kata, Business intelligence dibutuhkan untuk mengubah data mentah menjadi informasi pendukung pengambilan-keputusan perusahaan dan proses bisnis.

Anatomy of a Business Intelligence System Solusi Business Intelligence System yang kompleks dan biasanya mencakup beberapa komponen yang berjalan pada sistem yang berbeda (Gambar 3.5). Sistem ini berisi informasi yang berharga bagi organisasi

Gambar 3.5 -Anatomy of a Business Intelligence System

Adapun kegunaan Business Intelligence System di Bank Rakyat Indonesia adalah :

Menjadi Bank terkemuka yang ditunjang dengan penggunaan SI/TI di Indonesia

Mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan Informasi

pengambil keputusan bagi pihak manajemen dalam proses bisnis Forecasting

Critical Success Factors of BRI Business Intelligence System Implementation

Bisnis berbasis metodologi dan manajemen proyek Visi yang jelas dan perencanaan Komitmen dukungan manajemen & sponsor Pengelolaan data dan kualitas Pemetaan solusi untuk kebutuhan pengguna Kinerja pertimbangan dari sistem BI Kerangka kerja yang kuat dan dapat diupgrade

Customer Relationship Management (CRM)

Customer Relationship Management merupakan strategi dan usaha untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan. CRM mengintegrasikan strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang terkoordinasi.CRM menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut.

Tujuan CRM yaitu : Menggunakan hubungan dengan nasabah untuk meningkatkan keuntungan Menggunakan informasi untuk memberikan pelayanan yang memuaskan. Mendukung proses sosialisai produk berulang kepada nasabah. Meningkatkan standar & prosedur pelayanan kepada nasabah

Peran CRM dapat bertindak sebagai “front office” perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam interaksi dengan pelanggan. CRM Operasional mencakup proses otomatisasi yang terintegrasi dari keseluruhan proses bisnis, seperti otomatisasi pemasaran, penjualan, dan pelayanan. CRM diimplementasikan dalam bentuk aplikasi web. Melalui web, suatu perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan. Peran CRM yang lainnya bertindak sebagai “back office ” perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam memahami kebutuhan pelanggan. CRM melaksanakan analisis pelanggan dan pasar, seperti analisis trend pasar dan analisis perilaku pelanggan.

CRM sebenarnya merupakan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas interaksi yang berkesinambungan, baik dengan pelanggan baru maupun lama. Untuk beberapa hal, sama dengan mencari cara untuk memperoleh pelanggan baru melalui pemasaran, penjualan bertarget dan yang lebih pintar. Bagi yang lain, fokus pada segmentasi pelanggan, yakni memberikan layanan jasa dan produk yang lebih fokus. Sementara yang lainnya memandang CRM sebagai suatu cara untuk meningkatkan interaksi layanan pelanggan, baik melalui hubungan muka temu muka, call centre maupun web dan kanal nirkabel ( wireless channels ).

Tiga unsur kunci keberhasilan BRI Customer Relationship Management (CRM) System

Seluruh staff dan karyawan harus menyadari dan mendukung penerapan CRM System.

Proses, harus pula disesuaikan dengan inisiatif CRM, khususnya dari sisi bagaimana meningkatkan proses agar dapat memberi pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan. Teknologi. Perusahaan juga harus memilih teknologi mana yang tepat untuk

mendukung peningkatan proses bisnis, menyediakan data terbaik bagi karyawan, dan memudahkan penggunaannya

Solusi CRM bukanlah solusi teknologi, melainkan solusi strategis guna mencapai sasaran bisnis yang diinginkan. Bagaimana CRM mendorong peningkatan proses bisnis, baik itu terkait dengan pelayanan pelanggan, peningkatan efisiensi, peluang cross-selling dan up-selling , penyelarasan proses penjualan dengan pemasaran, peningkatan customer profiling and targeting , pengurangan biaya dan peningkatkan jumlah pelanggan, serta keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

Gambar 3.6 Business Service Hub Architecture

Berikut adalah fungsionalitas yang dibutuhkan dari CRM untuk menunjang kebutuhan di Bank Rakyat Indonesia :

Account & Contact Management

Bagian Pemasaran dapat menyimpan, monitor dan menelusuri semua informasi penting tentang consumer dan prospek termasuk profil, kontak, Bagian Pemasaran dapat menyimpan, monitor dan menelusuri semua informasi penting tentang consumer dan prospek termasuk profil, kontak,

Opportunity Management

Pihak Manajemen dapat mengelola jalur penggunaan produk oleh pengguna dan promosi produk dengan menelusuri dan mendeteksi prospek menjadi peluang. Daftar peluang detailnya antara lain yang terkait dengan daftar prospek, kontak, jenis produk yang diminta, dan anggaran.

Activity Management

Dengan fungsi ini pengguna dapat menambah dan menelusuri semua aktifitas penggunaan produk dan interaksinya terkait dengan konsumernya dan prospek termasuk janji, kontak, kontak person, email, percakapan telepon dan dokumen.

Document Management & Letter Templates

Disini, pengguna dapat menyimpan semua dokumen dengan folder yang disediakan satu lokasi. Pengguna yang memiliki otorisasi dengan mudah mengakses dokumen penting seperti proposal, penawaran, permintaan, perjanjian, kontrak, dll. Kemudian, fungsi ini juga dapat digunakan untuk pembuatan suatu template dokumen seperti untuk surat perkenalan atau proposal dan dengan hanya mengubah detil kliennya sehingga mempersingkat waktu untuk berinteraksi dengan kliennya.

Customer Service

Bagian pemasaran dapat mengelola kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggan, memberikan layanan/dukungan terhadap permintaan layanan pelanggan secara otomatis berdasarkan pada kasus yang sesuai, mengatur schedulling, routing dan workflow.

Decision Support System (DSS)

Decision Support System (DSS) sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan Decision Support System (DSS) sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan

Tujuan implementasi BRI Decision Support System yaitu : Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur

Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut

Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi

Gambar 3.7 Decision Support System Analysis Layer

Pada dasarnya informasi dari BRI Decision Support System, yaitu untuk mendefinisikan masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pendefinisian masalah adalah usaha definisi dari pendekatan system. Ia juga berkaitan dengan fase intelegensi. Selanjutnya manajer menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diidentifikasi. Hal ini merupakan usaha pemecahan menurut pendekatan sistim dan berkaitan denga fase desain dan pemilihan.

Pada umumnya, laporan berkala dan khusus digunakan terutama dalam usaha definisi, dan simulasi dalam usaha pemecahan. Laporan berkala dapat di rancang untuk menidentifikasi masalah atau masalah yang kemungkinan besar akan muncul, manajer juga melakukan query terhadap database untuk menemukan masalah atau mempelajari lebih jauh lagi mengenai masalah yang telah diidentifikasi. Simulasi dapat juga membuka masalah yang tersembunyi, karena kelemahan cenderung akan kelihatan menonjol ketika operasi perusahaan diubah secara matematis. Laporan berkala dan khusus dapat juga membantu manajer untuk memecahkan masalah dengan cara mengidentifikasi keputusan alternative, mengevaluasi dan memilih alternative tersebut, dan memberikan informasi lanjutan.

E-Learning System

E-Learning System adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E- Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.

Walaupun e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing- masing, yaitu:

Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang

disampaikan.

Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari.

Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari.

Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.

Karyawan dapat melihat modul-modul yang pembelajaran, mengambil tugas- tugas dan ujian yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain.

3.1.10 Proposed IS Key Performance Indicator