Chapter II Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai
instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam
bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar modal memiliki peran besar bagi
perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi
sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan
memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau
wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki
kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (perusahaan).
Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat
menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan
(return). Sedangkan pihak yang memerlukan dana (perusahaan) dapat
memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus
menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan
memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan
dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana (investor),
sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian
menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi

8

9

perusahaan-perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala
yang lebih besar dan gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan
dan kemakmuran masyarakat luas.
Di dalam pasar modal dikenal dengan istilah efek, yaitu setiap surat
pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit,
tanda bukti hutang, right, warrant, opsi atau setiap derivative dari efek dan
istrumen lainnya. Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dapat
memberikan manfaat yang cukup besar terkhusus bagi kalangan investor
(pemodal), perusahaan maupun lembaga-lembaga penunjang pasar modal
lainnya. Adapun manfaat berinvestasi di pasar modal menurut Sjahrial
(2007:16) antara lain sebagai berikut:
1. Memperoleh dividen yaitu keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham.

2. Memperoleh capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari hasil
jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari
pada nilai beli saham.
3. Nilai atau harga meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan dengan
perkembangan atau kinerja perusahaan.
4. Saham dapat dijadikan jaminan (agunan) ke bank untuk memperoleh
kredit, baik agunan pokok maupun agunan tambahan.

Tambahan pula, Syahyunan (2004:16) menyatakan bahwa manfaat
keberadaan pasar modal terkhususnya bagi perusahaan (emiten) antara lain
sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menerbitkan sekuritas pada pasar perdana dapat
memperoleh dana sekaligus dalam jumlah yang besar.
2. Dengan penerbitan saham dapat mengurangi ketergantungan
perusahaan (emiten) kepada bank dan dapat memperbaiki struktur
modal.
3. Dengan penerbitan saham (emisi saham) tidak ada beban tetap berupa
pembayaran bunga dan jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas.

10


4. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
5. Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong
pemanfaatan manajemen professional.
2.1.2 Investasi
Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau
lebih dari suatu asset selama periode tertentu dengan harapan dapat
memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai investasi di masa yang akan
datang atau dalam jangka waktu yang panjang. Investasi menurut Jogiyanto
(1998:5) adalah sebagai berikut:

Investasi merupakan suatu penundaan konsumsi sekarang untuk
digunakan didalam produksi yang efesien selama periode waktu
tertentu. Investasi terbagi menjadi dua yaitu: investasi langsung dan
investasi tak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli
langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui
perantara atau dengan cara lain, sedangkan investasi tak langsung
dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan
investasi.


Pengertian investasi menunjukkan bahwa tujuan investasi adalah
meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang maupun di masa yang
akan datang. Pada umumnya para investor mempunyai sifat tidak menyukai
resiko (risk-aderse), yaitu apabila mereka dihadapkan pada suatu kesempatan
investasi yang mempunyai risiko tinggi maka para investor tersebut akan
mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih besar. Semakin tinggi risiko
suatu kesempatan investasi, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan
yang disyaratkan oleh investor. Konsep ini juga berlaku pada investasi dalam
saham maupun obligasi.

11

2.1.3 Saham
2.1.3.1 Pengertian Saham
Saham adalah (1) tanda bukti penyertaan kepemilikan
modal/dana pada suatu perusahaan, (2) kertas yang tercantum dengan
jelas nilai nominal, nama perusahaan, disertai dengan hak dan
kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya, (3) persediaan
yang siap untuk di jual (Fahmi :2011:85).

Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum
dikenal oleh publik, yaitu saham biasa (common stock) dan saham
istimewa (preferred stock). Saham biasa (common stock) adalah surat
berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai
nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) di mana pemegangnya
diberi hak untuk mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) serta berhak
untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau
tidak. Sedangkan saham istimewa (preferred stock) adalah surat
berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai
nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) di mana pemegangnya
akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan di
terima setiap kuartal (tiga bulanan).
2.1.3.2 Jenis-jenis Saham
Ada beberapa jenis-jenis saham menurut Syahyunan (2004:15)
antara lain sebagai berikut:

12

1. Dilihat dari cara pengalihannya saham dapat dibedakan atas:

a. Saham atas unjuk (bearer stock)
Di atas sertifikat ini saham tidak dituliskan nama pemiliknya.
Dengan pemilikan saham atas unjuk, seorang pemilik sangat
mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang
lain karena sifatnya yang mirip dengan uang. Pemilik saham
atas unjuk ini harus berhati-hati membawa dan menyimpannya,
karena jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat
meminta gantinya.
b. Saham atas nama (registered stock)
Di atas sertifikat saham ditulis nama pemiliknya. Cara
pengalihannya harus memenuhi suatu prosedur tertentu yaitu
dengan dokumen pengalihan dan kemudian nama pemiliknya
dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar
nama pemegang saham.
2. Ditinjau dari kinerja perdagangan saham dapat dikategorikan atas:
a. Blue-chip stocks, suatu saham biasa diklasifikasikan sebagai
blue-chip apabila emitennya memiliki reputasi yang baik, yaitu
mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten
membayar dividen tunainya.
b. Income stocks, suatu saham bisa diklasifikasikan sebagai income

stocks apabila emitennya mampu membayar dividen lebih tinggi
dari rata-rata dividen yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya.

13

c. Growth stocks (well-know), suatu saham akan diklasifikasikan
sebagai growth stock (well-know) apabila emitennya merupakan
pemimpin di dalam industrinya, dan beberapa tahun terakhir
berturut-turut mampu mendapatkan hasil di atas rata-rata.
d. Growth

stocks

(lesser

known),

suatu

saham


akan

diklasifikasikan sebagai growth stocks (lesser known), apabila
emitennya tidak menjadi pemimpin dalam industrinnya, namun
saham ini tetap memiliki ciri-ciri seperti growth stock (wellknow), yaitu mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari
pada penghasilan rata-rata tahun terakhir.
e. Speculative stocks adalah saham yang emitennya tidak bisa
secara konsisten mendapatkankan penghasilan dari tahun ke
tahun, tetapi emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan
penghasilan yang baik di masa-masa mendatang meskipun
penghasilan itu belum tentu direalisasi.
f. Cylical stocks adalah saham yang mengikuti pergerakan situasi
ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum.
g. Defensive stocks adalah saham yang tidak terpengaruh oleh
pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara
umum.
2.1.3.3 Keuntungan Dan Resiko Invstasi Saham
Pihak yang memiliki saham akan memperoleh beberapa
keuntungan sebagai bentuk kewajiban yang harus diterima. Menurut


14

Fahmi (2011:88) terdapat beberapa keuntungan memiliki saham, di
antaranya adalah:
1. Memperoleh dividen yang akan diberikan pada setiap akhir tahun.
2. Memperoleh keuntungan modal (capital gain), yaitu keuntungan
pada saat saham yang dimiliki tersebut dijual kembali pada harga
yang lebih mahal.
3. Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis saham biasa
(common stock).
Selain memiliki keuntungan, investasi saham juga memiliki
resiko. Menurut harsono (2013:12), terdapat beberapa resiko memiliki
saham di antaranya adalah:
1. Capital loss, yaitu harga jual instrumen investasi lebih rendah dari
harga belinya.
2. Tidak ada pembagian dividen.
3. Resiko likuidasi, terjadi jika emiten bangkrut atau dilikuidasi.
Kerugian terjadi jika nilai likuidasi perusahaan lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah kewajiban/utang dan jumlah total nilai

saham yang ada.
4. Saham delisting dari bursa efek, adalah dihapusnya pencatatan
(delisting) suatu saham dari papan bursa, sehingga investor tidak
dapat menjual saham tersebut secara bebas di bursa.
2.1.4 Return saham
Return saham adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan
individu dan instuisi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya
(Fahmi, 2011: 184). Return dapat berupa return realisasi dan return
ekspektasi. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari
perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return
ekspektasi (expected return) dan resiko di masa mendatang. Sedangkan

15

return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan

akan


diperoleh oleh investor di masa mendatang.
Pada umumnya, nilai return yang sering digunakan adalah return
total. Return pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu capital gain/loss
dan yield. Capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang
dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan presentase penerimaan kas
periodik terhadap harga investasi. Keuntungan ini biasanya diterima dalam
bentuk kas atau setara dengan kas sehingga dapat diuangkan dengan cepat.
Salah satu contoh yield adalah dividen (Jogiyanto, 2000:107). Dividen dapat
dihitung dengan menggunakan proksi laba per saham atau earning per share
(EPS).
Pengukuran return saham dalam penelitian ini berfokus pada
penelitian yang dilakukan oleh Banykhaled (2011) dan Pouraghajan (2013),
dimana return saham dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Return Saham (EPS) =

2.1.5 Rasio Keuangan
2.1.5.1 Pengertian Rasio Keuangan
Salah satu informasi penting dari laporan keuangan yang sering
digunakan investor untuk pengambilan keputusan investasi adalah
kinerja perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan ini mencerminkan
kekuatan perusahaan yang angka-angkanya diperoleh dari laporan
keuangan. Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan merupakan

16

suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan penilaian
tersebut dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu perusahaan
selama satu periode waktu tertentu. Disamping itu penilaian kinerja
keuangan juga dapat dijadikan sebagai pedoman bagi usaha perbaikan
atau peningkatan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja
keuangan dapat diketahui dari laporan keuangan dengan cara
melakukan analisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio
keuangan. Rasio adalah perbandingan antara dua elemen laporan
keuangan yang menunjukan indikator kesehatan keuangan pada periode
tertentu (Harianto dan Sudomo dalam Sembiring (2014).
Menurut pendapat Munawir (2002:37) dalam Lubis (2013),
“analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara
individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut”. Artinya
berdasarkan data-data yang terdapat dalam laporan keuangan baik dari
neraca, laporan laba-rugi, maupun kedua-keduanya dapat di hitung
bermacam-macam jenis rasio yang dapat dipergunakan sebagai
pedoman dalam pengambilan keputusan untuk kelangsungan hidup
perusahaan.
Berdasarkan pengertian analisis rasio keuangan tersebut jelas
bahwa, analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis yang lazim
digunakan oleh para analisis keuangan, dimana dalam menganalisisnya

17

hanya membandingkan antar pos-pos yang terdapat dalam laporan
keuangan.
2.1.5.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Pada umumnya terdapat dua macam rasio standar yang umum
dipergunakan dalam keuangan. Pertama adalah rasio yang sama dari
suatu laporan keuangan dari tahun-tahun yang lampau. Yang kedua
yaitu rasio dari korporasi lain yang mempunyai karakteristik yang sama
dengan korporasi perusahaan yang dianalisis. Standar rasio yang kedua
ini lazim disebut rata-rata rasio industri (Tampubolon, 2004:35).
Menurut Tampubolon (2004: 35) Rasio keuangan dibagi dalam
lima kategori dasar, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio hutang,
rasio profitabilitas, dan rasio pasar.
Rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio hutang terutama untuk
mengukur resiko. Rasio profitabilitas mengukur hasil. Rasio pasar
mengukur sekaligus hasil dan resiko (Sundjaja, 2003:131). Di dalam
penelitian ini, peneliti hanya menggunakan tiga rasio keuangan saja
sebagai variabel penelitian yaitu rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan
rasio pasar.
2.1.5.2.1 Rasio Profitabilitas
Rasio

profitabilitas

ini

menunjukkan

keberhasilan

perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini terdiri
dari: gross profit margin, net profit margin, operating return on

18

assets, return on asset, return on equity, dan operating ratio
(Ang, 1997 dalam Savitri 2012).
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan
adalah net profit margin (NPM). Net profit margin merupakan
rasio antara laba bersih setelah pajak (net income after tex)
terhadap

total

penjualan

(sales).

Rasio

ini

mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya
terhadap total penjualan yang dicapai perusahaan. Jadi kinerja
keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas
penjualan semakin meningkat, maka hal ini akan berdampak
pada meningkatnya pendapatan yang akan diterima oleh para
pemegang saham. Net profit margin semakin meningkat
menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan
keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham akan
meningkat pula.
Net profit margin dapat diformulasikan sebagai berikut
(Ang, 1997 dalam Savitri 2012):

NPM =
Keterangan:
NPM

: Net Profit Margin

NIAT

: Net Income After Tax

Sales

: Total penjualan

19

Dengan semakin meningkatnya keuntungan (laba bersih
setelah pajak) akan mencerminkan bagian laba dalam bentuk
capital gain maupun dividen gain yang diterima oleh pemegang
saham semakin besar. Dengan demikian para investor atau calon
investor lain akan tertarik untuk menanamkan dananya ke dalam
perusahaan tersebut.
2.1.5.2.2 Rasio Aktivitas
Ratio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumber-sumber daya sebagaimana digariskan
oleh kebijaksanaan perusahaan. Ratio-ratio ini menyangkut
perbandingan antara penjualan bersih dengan berbagai investasi
dalam aktiva-aktiva. Rasio-rasio aktivitas ini menganggap
bahwa suatu perbandingan yang “layak” haruslah ada, antara
penjualan dan berbagai aktiva tersebut, seperti persediaan,
piutang, aktiva tetap dan lainnya (Husnan, 1988:210). Menurut
(Pandji dan Piji (2001:111) dalam Lubis 2013) ratio aktivitas
meliputi : perputaran persediaan (inventory turnover), periode
pengumpulan piutang (average collection period), perputaran
aktiva tetap (fixed asset turnover), dan perputaran total aktiva
(total asset turnover).
Dalam penelitian ini rasio aktivitas yang digunakan
adalah total asset turnover. Total asset turnover adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva

20

berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal
diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Pada umumnya,
semakin tinggi perputaran aktiva, semakin efisien penggunaan
aktiva tersebut (Atmaja (2004:268) dalam Lubis 2013).
Secara matematis nilai Total Asset Turnover (TAT)
dapat dirumuskan sebagai berikut:

TAT =

Ketika penjualan pada posisi yang tinggi maka
perusahaan akan mengharapkan laba yang tinggi pula. Nilai
total asset turnover yang semakin besar menunjukkan nilai
penjualannya juga semakin besar dan harapan memperoleh juga
semakin besar (penelitian Sembiring, 2014).
2.1.5.2.3 Rasio Pasar
Rasio ini menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu
menciptakan

nilai

relatif

terhadap

jumlah

modal

yang

diinvestasikan, semakin tinggi rasio tersebut maka semakin
berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham
(penelitian Mariati Munte, 2009).
Dalam penelitian ini rasio pasar yang digunakan adalah
price to book value (PBV). Apabila perusahaannya berjalan
dengan baik, umumnya rasio PBV-nya mencapai di atas satu,
yang menunjukan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai

21

bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan
dinilai oleh para pemodal.
Secara matematis price to book value (PBV) dapat
dirumuskan sebagai berikut:

PBV =

Beberapa keunggulan price to book value (PBV)
(penelitian Masrida Girsang, 2013):
1. Nilai buku memberikan nilai yang relatif stabil dan dapat
dibandingkan dengan harga pasar.
2. PBV rasio dapat diperbandingkan antar perusahaanperusahaan yang menggunakan standar akuntansi yang
sama.
3. Perusahaan dengan negative earning tidak dapat dinilai
dengan PER tetapi dapat dinilai dengan menggunakan
PBV rasio.
2.1.6 Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala di mana dapat diklasifikasikan
besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total asset, log
size, nilai pasar saham dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya
terbagi dalam tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan
menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan
ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan. Perusahaan

22

yang memiliki total asset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah
mencapai tahap kedewasaan di mana dalam tahap ini arus kas perusahaan
sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu
yang relatif lama. Selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif
stabil dan mampu menghasilkan laba dibanding dengan perusahaan dengan
total asset yang kecil (Daniati & Suhairi, 2006:53) dalam Tiara).
Sedangkan menurut (Suad, 1998 dalam Aryati 2011) ukuran
perusahaan menunjukkan indikator besar kecilnya perusahaan. Ukuran
perusahaan dapat dinyatakan dengan total aktiva, total penjualan dan
kapitalisasi pasar. Total aktiva merupakan faktor penting dalam pembentukan
laba yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan yang tercermin dari total
aktiva cenderung berpengaruh negatif terhadap return saham. Hal tersebut
berkaitan dengan faktor resiko dari total aktiva yang besar dari rasio hutang
yang tinggi. Selain itu, ada kecendrungan perusahaan kecil memperoleh
tingkat keuntungan yang lebih besar dibandingkan perusahaan besar.
Ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan investor.
Perusahaan yang besar akan lebih dikenal masyarakat sehingga lebih mudah
mendapatkan

informasi

mengenai

perusahaan

tersebut.

Kemudahan

memperoleh informasi akan meningkatkan kepercayaan investor dan
mengurangi faktor ketidakpastian yang berarti resiko lebih kecil dan return
ekspektasi lebih rendah. Ukuran perusahaan dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:

SIZE = Ln (Total Asset)

23

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penenlitian sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai
rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap return saham. Di mana masingmasing penelitian mempunyai variabel independen yang berbeda-beda dari tahun
ke tahun dan penelitian tersebut biasanya selalu bervariasi sesuai dengan
kebutuhan sipeneliti (menambah atau mengembangkan penelitian yang sudah ada
sebelumnya dengan objek perusahaan yang berbeda dan periode penelitian yang
berbeda). Berikut penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi return saham, di antaranya sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2014) dengan judul “Analisis
pengaruh BETA dan rasio keuangan terhadap return saham Indeks kompas 100”.
Metode analisis yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil analisis
menunjukkan bahwa dari beberapa faktor-faktor fundamental perusahaan seperti
current ratio (CR), debt equity ratio (DER), total asset turnover (TAT), earning
per share (EPS) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham
indeks kompas 100. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel debt equity ratio
(DER), total asset turnover (TAT), earning per share (EPS) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap return saham indeks.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2013) yang berjudul
“Pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi return saham pada perusahaan real
estate dan property yang terdaftar di BEI”. Hasil analisis menunjukan bahwa
bahwa dari beberapa faktor-faktor fundamental dari rasio likuiditas (CR), rasio
solvabilitas (DER), rasio aktivitas (TAT), rasio profitabilitas (ROA) secara

24

simultan berpengaruh negatif terhadap return saham. Secara parsial menunjukkan
hanya rasio profitabilitas (ROA) yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap
return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Nandika (2010) yang berjudul “Pengaruh
price to book value dan return on equity terhadap return saham pada industri real
estate dan property di BEI”. Metode yang digunakan adalah purposive sampling
dan model statistik yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis
menunjukkan bahwa price to book value (PBV) dan return on equity (ROE)
secara simultan dan parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan Putri (2012) yang berjudul “Analisis pengaruh
ROA, EPS, NPM, DER dan PBV terhadap return saham pada industri real estate
dan property yang terdaftar di BEI periode 2007-2009”. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling dan teknik statistik yang digunakan adalah
regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan regresi parsial. Hasil
analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor fundamental perusahaan seperti return
on asset (ROA), earning per share (EPS), net profit margin (NPM), debt equity
ratio (DER) dan price to book value (PBV) secara simultan terbukti signifikan
berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial hanya debt equity ratio (DER)
dan price to book value (PBV) yang berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Munte (2009) yang berjudul “Pengaruh
faktor fundamental terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Metode analisis yang digunakan adalah regresi

25

linier berganda (Multiple Linier Regression). Hasil analisis menunjukkan bahwa
faktor-faktor fundamental perusahaan seperti current ratio (CR), return on equity
(ROE), cash flow from operation to debt (CFOD), price to book value (PBV) dan
ukuran perusahaan (SIZE) secara simultan terdapat pengaruh signifikan terhadap
return saham. Secara parsial menunjukkan hanya variabel return on equity yang
berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel lainnya tidak
berpengaruh.

Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No
1

Nama ,Tahun & Judul
Penelitian
Sembiring (2014)
Analisis pengaruh
BETA dan Rasio
Keuangan terhadap
Return saham Indeks
Kompas 100

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Variabel Independen:
Beta, curren
ratio(CR) , Debt to
equity ratio (DER),
Total Asset turnover
(TAT), Equity per
share.

Debt to equity ratio
(DER), total asset
turnover (TAT) dan
equity per share
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham.
Sedangkan current
ratio (CR) dan Beta
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
return saham.
Return on asset
(ROA) dan total asset
turnover (TAT)
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham.
Sedangkan debt to
equity ratio (DER)
dan current ratio (CR)
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
return saham.

Variabel Dependen:
Return saham

2

Lubis (2013) Pengaruh
Rasio Keuangan dalam
memperidiksi Return
saham pada perusahaan
real estate dan property
yang terdaftar di BEI

Variabel Independen:
Return on equity
(ROA), debt to equity
ratio (DER), current
ratio (CR), total asset
turnover (TAT).
Variabel Dependen:
Return saham

26

No
3

4

Nama ,Tahun & Judul
Penelitian
Nandika (2010)
Pengaruh Price to book
value (PBV) dan return
on equity (ROE)
terhadap Return saham
pada industri real estate
dan property di BEI
Putri (2012) Analisis
pengaruh ROA, EPS,
NPM, DER, dan PBV
terhadap Return saham
pada industri real estate
dan property yang
terdaftar di BEI periode
2007-2009

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Variabel Independen:
Price to booke value
(PBV) dan return on
equity (ROE)

Price to book value
(PBV) dan return on
equity (ROE) tidak
berpengaruh secara
signifikan dan negatif
terhadap return
saham.
Debt to equity ratio
(DER) dan price to
book value (PBV)
yang berpengaruh
secara signifikan
terhadap return
saham. Sedangkan
earning per share
(EPS), net profit
margin (NPM), return
on asset (ROA) tidak
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap return
saham.
Return on equity
(ROE) berpengaruh
signifikan terhadap
return saham.
Sedangkan current
ratio (CR), cash flow
from operating to debt
(CFOD), price book
value (PBV), ukuran
perusahaan (SIZE)
tidak berpengaruh
terhadap return
saham.

Variabel Dependen:
Return saham
Variabel Independen:
Return on asset
(ROA), earning per
share (EPS), net profit
margin (NPM), debt
to equity ratio (DER)
dan price to book
value (PBV)
Variabel Dependen:
Return saham

5

Munte (2009) Faktor
Fundamental Pengaruh
Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa
Efek Indonesia

Variabel Independen:
Current ratio (CR),
return
on
equity
(ROE), cash flow from
operating to debt
(CFOD), price book
value (PBV), ukuran
perusahaan (SIZE).
Variabel Dependen:
Return Saham

27

6

Savitri (2012) Analisis
pengaruh ROA, NPM,
EPS dan PER terhadap
Return saham pada
perusahaan Manufaktur
sector Food and
Beverages periode
2007-2010

Variabel Independen:
Return
on
asset
(ROA), net profit
margin
(NPM),
earning per share
(EPS), price earning
ratio (PER).
Variabel Dependen:
Return saham

Earning per share
(EPS) dan price
earning ratio (PER)
mempunyai pengaruh
yang positif dan
signifikan terhadap
return saham.
Sedangkan return on
asset (ROA) tidak
mempunyai pengaruh
yang positif dan tidak
signifikan dan net
profit margin (NPM)
mempunyai pengaruh
positif dan tidak
signifikan terhadap
return saham.

2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah
penting. Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian
teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan
sebagai tempat peneliti untuk memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian.
Penelitian ini membahas mengenai rasio keuangan dan ukuran perusahaan dalam
mempengaruhi return saham dan manakah yang signifikan. Berdasarkan
informasi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kerangka konseptual yang
dibuat adalah sebagai berikut:

28

Rasio keuangan
H1

Net Profit Margin (X1)
Total asset turnover (X2)

H2

Return
Saham (Y)

H3

Price to book value (X3)

H4

Ukuran perusahaan (X4)

H5
Gambar 2.1
Kerangka konseptual
Gambar 2.1 mengindikasikan bahwa net profit margin (X1), total asset
turnover (X2), price to book value (X3) dan ukuran perusahaan (X4)
mempengaruhi return saham (Y), baik secara parsial maupun simultan. Penjelasan
detail mengenai pengaruh bahwa net profit margin (NPM), total asset turnover
(TAT), price to book value (PBV) dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
return saham ialah sebagai berikut:
1. Net profit margin (NPM)
Merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak (net income after tex)
terhadap total penjualan (sales). Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan
yang dicapai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Savitri (2012)
membuktikan bahwa net profit margin (NPM) secara parsial berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap return saham.

29

2. Total asset turnover (TAT)
Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar

dalam

suatu

periode

tertentu

atau

kemampuan

modal

diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Pada umumnya, semakin
tinggi perputaran aktiva, semakin efisien penggunaan aktiva tersebut
(Atmaja (2004:268) dalam Lubis 2013). Penelitian yang dilakukan oleh
Sembiring (2014) dan Lubis (2013) membuktikan bahwa total asset
turnover (TAT) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
3. Price to book value (PBV)
Apabila perusahaannya berjalan dengan baik, umumnya rasio PBV-nya
mencapai di atas satu, yang menunjukan bahwa nilai pasar saham lebih
besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi
perusahaan dinilai oleh para pemodal. Penelitian yang dilakukan oleh Putri
(2012) membuktikan bahwa price to book value (PBV) secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
4. Ukuran perusahaan (SIZE)
Ukuran perusahaan menunjukkan indikator besar kecilnya perusahaan.
Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan total aktiva, total penjualan
dan kapitalisasi pasar. Total aktiva merupakan faktor penting dalam
pembentukan laba yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan yang
tercermin dari total aktiva cenderung berpengaruh negatif terhadap return
saham. Hal tersebut berkaitan dengan faktor resiko dari total aktiva yang

30

besar dari rasio hutang yang tinggi. Selain itu, ada kecendrungan
perusahaan kecil memperoleh tingkat keuntungan yang lebih besar
dibandingkan perusahaan besar. Ukuran perusahaan turut menentukan
tingkat kepercayaan investor. Perusahaan yang besar akan lebih dikenal
masyarakat sehingga lebih mudah mendapatkan informasi mengenai
perusahaan

tersebut.

Kemudahan

memperoleh

informasi

akan

meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi faktor ketidakpastian
yang berarti resiko lebih kecil dan return ekspetasi lebih rendah. Penelitian
yang dilakukan oleh Tiara yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap return saham.

2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap permasalahan yang sedang
diteliti. Hipotesis merupakan saran penelitian ilmiah karena hipotesis adalah
instrumen kerja dari suatu teori dan bersifat spesifik yang siap diuji secara empiris
(Idrus, 2009:18). Jadi, hipotesis merupakan suatu rumusan yang menyatakan
adanya hubungan tertentu antar dua variabel atau lebih. Hipotesis ini bersifat
sementara, dalam arti dapat diganti dengan hipotesis lain yang lebih tepat dan
lebih benar berdasar pengujian. Ada beberapa persyaratan dalam merumuskan
suatu hipotesis menurut Idrus (2009:53) antara lain sebagai berikut:
1. Dirumuskan dalam kalimat berita.
2. Tidak bermakna ganda dan

31

3. Dirumuskan secara operasional. Dengan pengertian bahwa hipotesis
sebaiknya ditulis sealur dengan rumusan masalah yang ada, karena
hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang akan
diteliti.
Selain itu pendapat lain dalam merumuskan hipotesis yang perlu
dipertimbangkan menurut Siregar (2010 : 152) antara lain sebagai berikut:

a. Hipotesis harus mengekspresikan satu fenomena atau mengekspresikan
hubungan/pengaruh antara dua variabel atau lebih, maksudnya dalam
merumuskan hipotesis untuk mengekspresikan hubungan/pengaruh
seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variabel untuk
dikaji.
b. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda,
artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada
satu makna, tidak boleh menimbulkan penafsiran lebih dari satu
makna.
c. Hipotesis harus dapat diuji secara empiris, maksudnya ialah
memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasionalisasi
yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara
empiris.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis
dari penelitian ini adalah:
H1

: Net profit margin (NPM) berpengaruh terhadap return saham

H2

: Total asset turnover (TAT) berpengaruh tehadap return saham

H3

: Price to book value (PBV) berpengaruh terhadap return saham

H4

: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham

H5

: Net profit margin (NPM), Total asset turnover (TAT), Price to book
value (PBV) dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45