Chapter I Karakteristik Infertilitas Pada pasien Di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Yang dimaksud dengan infertilitas adalah setahun berumah tangga dengan
persetubuhan yang tidak memakai pelindung belum terjadi kehamilan. Kurang lebih
10-15% jumlah penduduk mengalami infertilitas. Insidensi infertilitas meningkat
sejak 40 tahun terakhir. Terdapat banyak keterangan yang dikemukakan sebagai
sebab kenaikan ini. Banyak wanita memperlambat masa mengandung sampai usia
yang lebih tinggi, dan fertilitas menurun bersama dengan meningkatnya penyakit
menular seksual yang terjadi di tahun-tahun 1970-an bisa jadi telah meningkatkan
kerusakan pada saluran telur. Tambahan lagi, terdapat keterangan tentang
meningkatnya keprihatinan dengan infertilitas yaitu pasangan-pasangan infertilitas
lebih cenderung mencari bantuan medis. Semua faktor ini berkombinasi dan
meningkatkan jumlah kunjungan untuk infertilitas melebihi 2.000.000 per tahun
(William, 2001).
Hampir setiap pasangan di dunia menginginkan seorang anak, namun
sayangnya tidak setiap perkawinan dianugerahi keturunan. Ada 10-15% pasangan
mengalami infertilitas, keadaan tersebut dimulai saat wanita tidak mampu untuk
tidak menjadi hamil atau kehamilan sampai melahirkan, meskipun telah melakukan
hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi selama setahun
atau lebih, keadaan tersebut lazimnya disebut kekurangsuburan atau dalam bahasa
medis disebut sebagai infertil (Hecker, 2001). Anak merupakan anugerah terbesar
dalam hidup bagi setiap orang tua. Karena dengan memiliki anak, berarti mereka
memiliki keturunan yang akan meneruskan generasi keluarga. (Manuaba, 2001).
Universitas Sumatera Utara
Infertilitas tersebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia antara lain
ditemukan di sumatera utara khususnya medan banyak keluarga memlihara kucing
dan anjing resikonya adalah mendapat zoonesis berupa semacam kuman antara lain
protozoa disentri dan toxoplasmosis. Saat ini dilaporkan bahwa infeksi oleh kuman
TORCH
pada wanita bisa menyebabkan infertilitas. 70% pada wanita infertil
terinfeksi oleh kuman TORCH (vitahealt 2007).
Kurang lebih 10-15% jumlah Sekitar 10-15% dari pasangan suami/istri di
amerika serikat adalah infertil. Infertilitas lebih banyak dikaitkan dengan wanita akan
tetapi ada sekitar 40% dari kasus yang dikaitkan dengan pria dan 20% dari kedua
pasangan. Sekitar 50% dari pasangan yang menjalani pengobatan dan kemudian
menjadi hamil (Yakobus, 2007).
Antara 1 dalam 8 dan 1 dalam 10 pasangan mengalami kesulitan hamil.
beberapa anjuaran awal dapat diberikan dan, apabila sesuai, pemeriksaan dimulai di
klinik keluarga berencana. Bergantung pada usia wanita, pemeriksaan biasanya tidak
dimulai sampai pasangan tersebut sudah berusaha untuk hamil selama paling tidak
setahun, karena 90% akan berhasil dalam rentang waktu tersebut (Glasier, 2006).
Berdasarkan catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan
adalah faktor tuba fallopi (saluaran telur)sebanyak 36%, endometriosis sebanyak 6%,
dan hal lain yang tidak diketahui penyebabnya sekitar 40%. Ini artinya,sebagian
besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ
reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi (Kumalasari, 2012).
Dalam kehidupan berumah tangga, salah satu hal yang paling kemandulan
pada salah satu pasangan. Bagi seorang wanita, ketidaksuburan atau infertilitas
disebabkan karena gagalnya pelepasan sel telur atau indung telur tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan sel telur yang matang. Sehingga, tidak terjadi ovulasi karena sel telur
tidak masuk ke saluran telur dan tidak terjadi pembuahan (Muhammad, 2011).
Perempuan yang mengalami infertilitas akan susah mengalami pembuahan
alias pembuahan akan selalu gagal karena terdapat ganguan. Biarpun sperma
mempunyai kualitas tinggi, namun si perempuan tidak subur, maka pembuahan akan
tetap gagal. Ketidak suburan atau infertilitas tidak hanya menimpa perempuan saja.
Ketidaksuburan juga bisa menyerang laki-laki. Biasanya diperkirakan, 85-90%
pasangan yang sehat akan mendapat pembuahan dalam 1 tahun (Muhammad, 2011).
Di bidang reproduksi, infertiliitas diartikan sebagai kekurang mampuan
pasangan untuk menghasilkan keturunan. Jadi, infertilitas bukanlah ketidakmampuan
mutlak untuk memiliki keturunan. Suatu pasangan suami istri dikategorikan
mengalami infertilitas bila tidak juga mengalami pembuahan, sekalipun dalam satu
tahun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi
(Muhammad, 2011).
Tugas seorang bidan di komunitas sangat kompleks . seorang bidan yang
sangat professional harus mampu mengenal berbagai masalah kebidanan yang dapat
dijumpai di masyarakat. Salah satunya adalah masalah infertillitas pada pasangan
suami istri. setiap pasangan suami istri kemungkinan besar sangat mengharapakan
mempunyai keturunan sebagai generasi penerus mereka, tetapi tidak
pasangan
semua
yang berhasil mendapatkan keturunan setelah menikah beberapa lama.
pasangan ini adalah pasangan infertil sehingga diperlukan pengelolaan yang benar
dalam menangani masalah ini sehingga pihak wanita tidak seharusnya dikatakan
sebagai penyebab infertilitas pasangan suami istri (Syafrudin, 2009).
Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan
menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama, 57,0% dalam 3 bulan,
Universitas Sumatera Utara
72,1% dalam 6 bulan, 85,4% dalam 12 bulan, dan 93,4% dalam 24 bulan. Waktu
median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8
bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian
kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah
infertilitas kalau pasangan yang punya anak itu telah dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan (Manuaba 2009).
Apabila banyaknya pasangan infertil di Indonesia dapat diperhitungkan dari
banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempunyai anak yang masih hidup,
maka menurut sensus penduduk terdapat 12% baik di desa maupun di kota, atau kirakira 3 juta pasangan infertil di seluruh Indonesia (Sarwowno, 2005).
Ilmu kedokteran masa kini baru berhasil menolong 50% pasangan infertil
memperoleh anak yang dinginkannya. Itu berarti separuhnya lagi terpaksa
menempuh hidup tanpa anak, mengangkat anak (adopsi), poligini, atau bercerai
(Sarwono, 2005).
Setiap pasangan suami istri kemungkinan sangat besar
mengharapakan
mempunyai keturunan sebagai generasi penerus mereka,tetapi tidak semua pasangan
yang berhasil mendapatkan keturunan setelah menikah beberapa lama. Pasangan ini
adalah pasangan yang infertil sehingga diperlukan pengelolaan yanag benar dalam
menangani masalah ini sehingga pihak wanita tidak seharusnya dikatakan sebagai
penyebab infertilitas pasangan suami istri (Syafrudin, 2009).
Dari data-data yang ada dapat kita ketahui bahwa kejadian infertilitas yang
terjadi pada pasien dipengaruhi beberapa karakteristik infertilitas. Namun belum
diketahui secara pasti karakteristik apa saja yang berpengaruh pada pasien. Dengan
latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengetahui karakteristik infertilitas
pada pasien.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan peneliti diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : karakteristik infertilitas pada
pasien di RSUP H. Adam Malik Medan 2013.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik infertilitas pada pasien di RSUP H. Adam
Malik Medan 2013
1.3.2 Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan jenis kelamin.
b. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan usia.
c.
untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan pendidikan.
d. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan pekerjaan.
e. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan jenisnya.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi institusi RSUP H. Adam Malik Medan
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
informasi dan evaluasi dalam pengelolaan dan penatalaksanaan pasien yang
berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan
1.4.2
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan
perbandingan untuk penelitian yang akan dating dan sebagai bahan bacaan
bagi institusi pendidikan dalam kegiatan proses belajar.
Universitas Sumatera Utara
1.4.3
Bagi Mahasiswa D-IV Kebidanan
Sebagi informasi pengembangan ilmu pengetahuan asuhan kebidanan bagi
peneliti berikutnya yang ingin meneliti yang berkaitan dengan karakteristik
infertilitas pada pasien.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Yang dimaksud dengan infertilitas adalah setahun berumah tangga dengan
persetubuhan yang tidak memakai pelindung belum terjadi kehamilan. Kurang lebih
10-15% jumlah penduduk mengalami infertilitas. Insidensi infertilitas meningkat
sejak 40 tahun terakhir. Terdapat banyak keterangan yang dikemukakan sebagai
sebab kenaikan ini. Banyak wanita memperlambat masa mengandung sampai usia
yang lebih tinggi, dan fertilitas menurun bersama dengan meningkatnya penyakit
menular seksual yang terjadi di tahun-tahun 1970-an bisa jadi telah meningkatkan
kerusakan pada saluran telur. Tambahan lagi, terdapat keterangan tentang
meningkatnya keprihatinan dengan infertilitas yaitu pasangan-pasangan infertilitas
lebih cenderung mencari bantuan medis. Semua faktor ini berkombinasi dan
meningkatkan jumlah kunjungan untuk infertilitas melebihi 2.000.000 per tahun
(William, 2001).
Hampir setiap pasangan di dunia menginginkan seorang anak, namun
sayangnya tidak setiap perkawinan dianugerahi keturunan. Ada 10-15% pasangan
mengalami infertilitas, keadaan tersebut dimulai saat wanita tidak mampu untuk
tidak menjadi hamil atau kehamilan sampai melahirkan, meskipun telah melakukan
hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi selama setahun
atau lebih, keadaan tersebut lazimnya disebut kekurangsuburan atau dalam bahasa
medis disebut sebagai infertil (Hecker, 2001). Anak merupakan anugerah terbesar
dalam hidup bagi setiap orang tua. Karena dengan memiliki anak, berarti mereka
memiliki keturunan yang akan meneruskan generasi keluarga. (Manuaba, 2001).
Universitas Sumatera Utara
Infertilitas tersebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia antara lain
ditemukan di sumatera utara khususnya medan banyak keluarga memlihara kucing
dan anjing resikonya adalah mendapat zoonesis berupa semacam kuman antara lain
protozoa disentri dan toxoplasmosis. Saat ini dilaporkan bahwa infeksi oleh kuman
TORCH
pada wanita bisa menyebabkan infertilitas. 70% pada wanita infertil
terinfeksi oleh kuman TORCH (vitahealt 2007).
Kurang lebih 10-15% jumlah Sekitar 10-15% dari pasangan suami/istri di
amerika serikat adalah infertil. Infertilitas lebih banyak dikaitkan dengan wanita akan
tetapi ada sekitar 40% dari kasus yang dikaitkan dengan pria dan 20% dari kedua
pasangan. Sekitar 50% dari pasangan yang menjalani pengobatan dan kemudian
menjadi hamil (Yakobus, 2007).
Antara 1 dalam 8 dan 1 dalam 10 pasangan mengalami kesulitan hamil.
beberapa anjuaran awal dapat diberikan dan, apabila sesuai, pemeriksaan dimulai di
klinik keluarga berencana. Bergantung pada usia wanita, pemeriksaan biasanya tidak
dimulai sampai pasangan tersebut sudah berusaha untuk hamil selama paling tidak
setahun, karena 90% akan berhasil dalam rentang waktu tersebut (Glasier, 2006).
Berdasarkan catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan
adalah faktor tuba fallopi (saluaran telur)sebanyak 36%, endometriosis sebanyak 6%,
dan hal lain yang tidak diketahui penyebabnya sekitar 40%. Ini artinya,sebagian
besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ
reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi (Kumalasari, 2012).
Dalam kehidupan berumah tangga, salah satu hal yang paling kemandulan
pada salah satu pasangan. Bagi seorang wanita, ketidaksuburan atau infertilitas
disebabkan karena gagalnya pelepasan sel telur atau indung telur tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan sel telur yang matang. Sehingga, tidak terjadi ovulasi karena sel telur
tidak masuk ke saluran telur dan tidak terjadi pembuahan (Muhammad, 2011).
Perempuan yang mengalami infertilitas akan susah mengalami pembuahan
alias pembuahan akan selalu gagal karena terdapat ganguan. Biarpun sperma
mempunyai kualitas tinggi, namun si perempuan tidak subur, maka pembuahan akan
tetap gagal. Ketidak suburan atau infertilitas tidak hanya menimpa perempuan saja.
Ketidaksuburan juga bisa menyerang laki-laki. Biasanya diperkirakan, 85-90%
pasangan yang sehat akan mendapat pembuahan dalam 1 tahun (Muhammad, 2011).
Di bidang reproduksi, infertiliitas diartikan sebagai kekurang mampuan
pasangan untuk menghasilkan keturunan. Jadi, infertilitas bukanlah ketidakmampuan
mutlak untuk memiliki keturunan. Suatu pasangan suami istri dikategorikan
mengalami infertilitas bila tidak juga mengalami pembuahan, sekalipun dalam satu
tahun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi
(Muhammad, 2011).
Tugas seorang bidan di komunitas sangat kompleks . seorang bidan yang
sangat professional harus mampu mengenal berbagai masalah kebidanan yang dapat
dijumpai di masyarakat. Salah satunya adalah masalah infertillitas pada pasangan
suami istri. setiap pasangan suami istri kemungkinan besar sangat mengharapakan
mempunyai keturunan sebagai generasi penerus mereka, tetapi tidak
pasangan
semua
yang berhasil mendapatkan keturunan setelah menikah beberapa lama.
pasangan ini adalah pasangan infertil sehingga diperlukan pengelolaan yang benar
dalam menangani masalah ini sehingga pihak wanita tidak seharusnya dikatakan
sebagai penyebab infertilitas pasangan suami istri (Syafrudin, 2009).
Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan
menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama, 57,0% dalam 3 bulan,
Universitas Sumatera Utara
72,1% dalam 6 bulan, 85,4% dalam 12 bulan, dan 93,4% dalam 24 bulan. Waktu
median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8
bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian
kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah
infertilitas kalau pasangan yang punya anak itu telah dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan (Manuaba 2009).
Apabila banyaknya pasangan infertil di Indonesia dapat diperhitungkan dari
banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempunyai anak yang masih hidup,
maka menurut sensus penduduk terdapat 12% baik di desa maupun di kota, atau kirakira 3 juta pasangan infertil di seluruh Indonesia (Sarwowno, 2005).
Ilmu kedokteran masa kini baru berhasil menolong 50% pasangan infertil
memperoleh anak yang dinginkannya. Itu berarti separuhnya lagi terpaksa
menempuh hidup tanpa anak, mengangkat anak (adopsi), poligini, atau bercerai
(Sarwono, 2005).
Setiap pasangan suami istri kemungkinan sangat besar
mengharapakan
mempunyai keturunan sebagai generasi penerus mereka,tetapi tidak semua pasangan
yang berhasil mendapatkan keturunan setelah menikah beberapa lama. Pasangan ini
adalah pasangan yang infertil sehingga diperlukan pengelolaan yanag benar dalam
menangani masalah ini sehingga pihak wanita tidak seharusnya dikatakan sebagai
penyebab infertilitas pasangan suami istri (Syafrudin, 2009).
Dari data-data yang ada dapat kita ketahui bahwa kejadian infertilitas yang
terjadi pada pasien dipengaruhi beberapa karakteristik infertilitas. Namun belum
diketahui secara pasti karakteristik apa saja yang berpengaruh pada pasien. Dengan
latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengetahui karakteristik infertilitas
pada pasien.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan peneliti diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : karakteristik infertilitas pada
pasien di RSUP H. Adam Malik Medan 2013.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik infertilitas pada pasien di RSUP H. Adam
Malik Medan 2013
1.3.2 Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan jenis kelamin.
b. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan usia.
c.
untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan pendidikan.
d. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan pekerjaan.
e. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan jenisnya.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi institusi RSUP H. Adam Malik Medan
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
informasi dan evaluasi dalam pengelolaan dan penatalaksanaan pasien yang
berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan
1.4.2
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan
perbandingan untuk penelitian yang akan dating dan sebagai bahan bacaan
bagi institusi pendidikan dalam kegiatan proses belajar.
Universitas Sumatera Utara
1.4.3
Bagi Mahasiswa D-IV Kebidanan
Sebagi informasi pengembangan ilmu pengetahuan asuhan kebidanan bagi
peneliti berikutnya yang ingin meneliti yang berkaitan dengan karakteristik
infertilitas pada pasien.
Universitas Sumatera Utara