Kepribadian Anak Broken Home terhadap
Pendahuluan
Tema yang dipakai dalam pembahasan ini yaitu Masalah
Pendidikan. Banyak sekali kasus perceraian yang berdampak
pada anak. Entah itu psikisnya, kepribadian, hingga masalah
pendidikan baik dari orang tua maupun pendidikan di
lingkungan masyarakat dan sekolah. Terkadang anak menjadi
berontak dan memberi respon negative ketika orang tuanya
mengalami gejolak rumah tangga dan memutuskan untuk
berpisah. Semua anak pasti tak ingin orang tuanya berpisah
maka dari itu ada sedikit hingga banyak perubahan sikap anak
dalam
merespon
masalah
tersebut.
Dalam
Handbook
Psychology Social and Personality terdapat beberapa teori yang
membahas tentang kepribadian anak dan bisa disangkutpautkan
1
dengan pembahasan ini.
Kepribadian Anak Broken Home
Keluarga adalah unit terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak. Orang tua sebagai panutan dalam perkembangan anak.
Orang tua adalah sekolah pertama bagi anak dan karakter anak
akan terbentuk dalam masa sosialisasinya dalam keluarga. Ibu
banyak berperan dalam hal mendidik anak. Karena pastinya ibu
akan menjadi yang paling dekat dengan anak karena ibu
bertugas mengurus rumah tangga sedangkan ayah bekerja untuk
memenuhi kewajiban sebagai seorang kepala rumah tangga.
“Although there are several distinct variants of object relations
theory (see Greenberg&Mitchell, 1983), they share a core belief
2
that personality can be analyzed most usefully by examining
mental representations of significant figures (especially the
parents) that are formed early in life in response to interactions
taking place within the family (Gill, 1995; Winnicott, 1971).”
Dalam teori tersebut orang tua sangat berperan penting dalam
hal sosialisasi dan interaksi anak, karena apa saja yang
dilakukan orang tua pasti akan dilakukan oleh anak ketika ia
masih dalam masa perkembangan dan pembentukan mental.
Apalagi ketika sang anak beranjak remaja. Pasti sangat cepat
dalam menyerap pengaruh-pengaruh dari luar maupun yang
diajarkan orang tua selagi ia belajar. Anak memiliki rasa
penasaran yang tinggi, hampir sebagian anak mencoba hal yang
membuatnya penasaran. Apalagi dalam tahap ia meniru, banyak
sekali yang akan ia tiru dan orang tua menjadi hal pertama yang
3
akan ditiru. Dari sikap orang tua, sifat orang tua, bagaimana
orang tua mengajarkan perilaku yang baik dalam lingkungannya
dan banyak lagi yang bisa diajarkan orang tua sebagai sekolah
pertama bagi anak.
Dewasa ini banyak kasus perceraian dikalangan keluarga
yang memiliki anak. Bagaimana dengan pendidikan anak yang
orang tuanya bercerai padahal mereka harus diberi perhatian
lebih dalam masa belajarnya dan dalam masa pembentukan
karakter? Broken home bisa diartikan sebagai keluarga yang
tidak harmonis bahkan sudah bercerai. Ketika orang tua sudah
tidak harmonis, sering bertengkar, adu mulut, pemikiran sudah
tidak sejalan, hal yang kecil jadi masalah besar, bahkan sampai
terjadi kekerasan dan hal-hal tersebut terjadi didepan anak-anak
mereka akan membawa dampak besar bagi psikis anak bahkan
4
dapat mempengaruhi pembentukan karakter anak yang sedang
berada dalam proses sosialisasi keluarga. Saat anak dalam
kondisi tertekan karena keadaan orang tua yang sering
bertengkar bisa saja sang anak menjadi pemurung, pendiam,
bahkan tertutup kepada siapa saja. Tetapi ada pula orang tua
yang menyembunyikan pertengkaran mereka dan bercerai secara
diam-diam serta menjelaskan dengan baik-baik kepada sang
anak bagaimana kondisi rumah tangga mereka yang sebenarnya.
Dengan tujuan bahwa orang tua tersebut tidak ingin karakter
anaknya menjadi buruk sehingga mereka berkomitmen untuk
mengurus anak dan memberi perhatian lebih dalam masa
perkembangannya.
Karena
dalam
masa
tersebut
anak
membutuhkan perhatian lebih dari orang tua.
Berbeda dengan orang tua yang sudah bercerai dan
5
meninggikan ego masing-masing. Bahkan memperebutkan hak
asuh anak. Sedangkan anak membutuhkan kedua orang tuannya,
tetapi ia hanya diasuh oleh salah satu orang tuanya. Disini faktor
ekonomi dan saudara pun ikut berperan. Jika anak diasuh oleh
ayah yang bekerja keras, akan mengurangi perhatiannya
terhadap anak sebagai single parent. Apalagi tidak ada saudara
yang dekat sebagai tempat berlindung anak jika ayahnya
bekerja. Anak mendapat kebebasan di rumah karena tidak ada
pengawasan. Ia bisa mencoba apa saja karena anak memiliki
rasa ingin tahu tinggi. Entah dari mana saja ia belajar, bisa dari
media sosial seperti acara-acara TV yang belum layak ia tonton
ataupun lingkungan sekitarnya yang mungkin saja bisa lebih
buruk. Di situ ia belajar banyak dari rasa keingintahuannya yang
sedikit demi sedikit membentuk karakternya karena tidak
6
adanya pengawasan dan perhatian lebih dari orang tua. Sehingga
ia bisa menjadi sosok yang keras, melawan orang tua, tertutup
dan seenaknya sendiri. Terkadang ada juga ayah yang memiliki
jiwa keibuan sehingga anak tidak kehilangan karakter seorang
ibu, meskipun ada juga ayah yang tidak bisa menjadi ibu
sekaligus. Karena memang ayah dan ibu memiliki tugas berbeda
dalam mendidik anak. sehingga karakter anak terbentuk
sempurna dari kedua orang tua. Tetapi apa daya jika seorang
ayah saja yang mengasuh dan harus meninggalkan anaknya
untuk bekerja setiap harinya. Walaupun ada hari libur tetapi
anak juga butuh perhatian disetiap harinya.
Begitu juga sebaliknya jika anak diasuh oleh ibu. Ibu juga
harus mencari nafkah karena selain menjadi ibu juga harus
menjadi ayah sebagai single parent. Seperti yang sudah
7
dijelaskan sebelumnya bahwa ibu sangatlah berperan penting
dalam masa sosialisasi anak karena ia merupakan guru pertama
bagi anaknya. Waktu ibu untuk anaknya harus terbagi karena ibu
juga harus bekerja untuk masa depan anaknya pula. Seorang ibu
harus pintar-pintar membagi waktu. Kapan ia harus bekerja,
kapan ia harus memperhatikan anaknya. Jika seorang ibu tidak
bisa menempatkan dirinya secara tepat pasti akan membawa
dampak buruk terhadap karakter anak. Sama seperti penjelasan
sebelumnya tentang ayah yang tidak memilliki karakter ibu,
terkadang seorang ibu juga tidak bisa menjadi seorang ayah
sekaligus. Meskipun itu harus dilakukan demi anaknya. Ibu
adalah orang yang menjadi pendengar yang baik saat anak
bercerita dan seorang ibu adalah orang yang paling dekat dengan
anak. komunikasi harus dijalin dengan baik. Agar anak belajar
8
dengan sempurna dalam masa pembentukan kepribadian.
Sebenarnya dalam masa pertumbuhan anak ingin lebih
didengar,
diperhatikan,
belajar
bersama
orangtua,
mengembangkan kreatifitasnya, dan mendapat kasih sayang
lebih dari orang tua. Umumnya anak yang berasal dari keluarga
broken home memiliki karakter yang berbeda. Ada yang
berkarakter keras, semaunya sendiri, menganggap dirinya paling
benar, tidak mau kalah, egois, kasar, tertutup, pendiam
pemurung, bahkan pergaulannya bebas. Bisa saja sang anak
ketika menginjak remaja menggunakan narkoba, seks bebas,
minum-minuman keras dan lain sebagainya karena terbawa arus
perkembangan zaman akibat kurangnya perhatian dan kasih
sayang orang tua. Namun banyak juga anak broken home yang
berhasil membentuk kepribadian yang baik. Meskipun tidak
9
mendapat asuhan secara penuh dari kedua orang tua. Tergantung
bagaimana pemikiran sang anak dan kedewasaan yang menjadi
pola pikir anak dalam mengartikan broken home.
Pentingnya peran orang tua sebagai pendengar yang baik,
sebagai tempat curhat yang nyaman, tempat berbagi kasih
sayang dan tempat berlindung serta tempat mereka belajar. Anak
sangat membutuhkan sosok panutan dalam mencari jati dirinya.
Walaupun begitu tidak semua anak memiliki sifat yang buruk.
Ada juga anak yang mampu menyadari perbedaan yang timbul
akibat
perceraian
yang
menyebabkan
pembentukan
kepribadiannya tidak sempurna. Hal tersebut dapat dilihat dari
bagaimana dia menyikapi kepribadiannya, karena semasa dia
kecil hingga ia dewasa pasti ia merasakan proses yang begitu
panjang. Tergantung anak tersebut seberapa kuat dan tangguh
10
hatinya menghadapi cobaan dari perceraian kedua orang tuanya.
Terkadang anak seperti itu lebih dewasa pemikirannya
dibanding dengan anak-anak seumurannya. Saat ayah atau ibu
yang menjadi pengasuhnya menikah lagi mungkin dia akan
berpikir bahwa dia tidak ingin hal yang sama terjadi lagi
kepadanya dan kepada ibunya. Mau tidak mau ayah atau ibu
yang akan menikah lagi pasti akan meminta restu kepada
anaknya. Anak nyaman atau tidak bersama orang baru yang
akan menjadi calon ayah atau calon ibu. Orang tersebut baik
atau tidak, bisa menjamin masa depannya atau tidak dan yang
pasti tidak akan
menyakiti ayah atau ibunya lagi. Anak
memiliki rasa sensitive yang besar terhadap orang baru yang
dekat dengan keluarganya. Mempertimbangkan segala hal
karena tak ingin pengalamannya dulu saat ayah dan ibu
11
bertengkar
terulang
kembali
membuat
anak
trauma.
“Psychoanalytic theory is not alone in positing that early
developmental experiences play a role in shaping personality,
but the theory is unique in the degree to which it emphasizes
childhood
development
experiences
and
as
determinants
dynamics.
In
its
of
personality
strongest
form,
psychoanalytic theory hypothesizes that early experiences—
even those occurring during the first weeks or months of life—
set in motion personality processes that are to a great extent
immutable (see Emde, 1983, 1992).” Dalam teori tersebut
dijelaskan bahwa pengalaman anak pada masa kecilnya
mempengaruhi pembentukan kepribadiannya. Dari pengalaman
tersebut terkadang anak mengikuti begitu saja alur ketika anak
mencari begitu banyak pengalaman. Tidak terkecuali anak dari
12
keluarga broken home. Apa saja yang anak amati dari kedua
orang tuanya dapat dijadikan pengalamannya dan terekam jelas
dimemori otaknya. Anak lebih mengingat hal yang sangat
membekas dihatinya. Entah itu hal yang baik dan buruk
sekalipun. Seperti kenangan saat jalan-jalan dengan ayahnya
sampai saat kedua orang tuanya bertengkar, terlibat adu mulut
hingga terjadi kekerasan dan sang anak ada didalamnya. Anak
merekam jelas dalam ingatannya sebagai pengalamannya hal-hal
yang
mungkin
menjadi
titik
sensitifnya.
Anak
bisa
membayangkan bagaimana bahagianya saat diajak jalan-jalan
ayah dan ibunya kesuatu tempat yang membuat hatinya bahagia.
Hal tersebut tidak akan bisa dilupakan hingga ia dewasa dan
mungkin akan dirindukannya kembali walaupun anak tahu hal
itu tidak akan mungkin terjadi. Setelah ia dewasa, ia akan tetap
13
menjadi
anak
kecil
ketika
mengingat
pengalaman
membahagiakannya dahulu bersama keluarga. Lain lagi dengan
pengalaman buruknya ketika berada ditengah-tengah perdebatan
orang tuanya. Hal tersebut memang akan terekam jelas
dimemori otak anak sebagai pengalaman yang tidak diinginkan.
Kemungkinan akan muncul perasaan marah, dendam, tidak mau
memaafkan dari salah satu orang tua yang berkhianat. Misalnya
sang ayah yang mengkhianati ibu dengan kasus perselingkuhan.
meskipun saat orang tuanya bertengkar ketika anak masih kecil,
ia tetap akan menanyakan pada ibunya apa penyebab hal itu bisa
terjadi. Dari situlah muncul persepsi yang negatif dari anak.
anak hanya mengejudge bahwa ayahnya jahat, bahkan sang anak
tidak mau bertemu dengan ayahnya. Apalagi jika ayah dari anak
tersebut benar-benar meninggalkannya tanpa ingin bertemu dan
14
memberi kabar. Tetapi seiring sang anak dewasa banyak
pengalaman dari luar missal lingkungan masyarakat, lingkungan
sekolah dan lain sebagainya. Dimana anak belajar memahami
apa yang menjadi penyebab orang tuanya seperti itu dari dua
sudut pandang. Dan dari situ pula anak yang bisa menyaring
hal-hal yang membentuk kepribadiannya ke hal-hal yang positif
pasti tidak akan terjerumus kepada kepribadian yang negatif.
Berbagai faktor yang menyebabkan perceraian bisa juga
menyebabkan dampak pada pembentukan kepribadian anak.
Misal perselingkuhan salah satu dari orang tua ketidak cocokan
lagi diantara orang tua, rumah tangga yang tidak lagi dilandasi
dengan cinta sehingga di dalam rumah hanya ada amarah.
Dalam rumah tangga yang diwarnai dengan perselingkuhan
pastinya tidak nyaman untuk anak maupun salah satu dari orang
15
tua apalagi jika ada keributan besar yang melibatkan anak
didalamnya. Mungkin memang anak tidak akan mengerti apaapa selain ketakutan yang melanda dirinya, tetapi disisi lain
pasti akan terpikir olehnya mengapa ini terjadi pada
keluarganya. Hal ini dapat memberikan beban pada otaknya
yang seharusnya tidak boleh menjadi beban dalam masa
perkembangannya.
Banyak
orang
bilang
bahwa
perilaku
anak
atau
kepribadiannya adalah cerminan dari orang tuanya. Apapun
yang terjadi dalam rumah tangga orang tuanya pasti akan
berdampak buruk jika orang tuanya pun tidak bisa memberi
pendidikan karakter dengan baik.
Dalam hal ini sebagai orang tua yang memang tidak bisa
mempertahankan rumah tangga hendaknya juga memikirkan
16
pendidikan dasar anaknya untuk jangka panjang. Seperti
perhatian lebih, meluangkan waktu untuk anak saat ia mulai
belajar, memberikan apresiasi berupa pujian saat anak bisa
melakukan hal yang baik atau membuat sesuatu yang kreatif,
mendengarkan anak saat anak bercerita, dan lebih member kasih
sayang. Meskipun disibukkan dengan bekerja tetapi tidak berarti
seorang single parent tidak memiliki waktu untuk anaknya. Bisa
juga anak dititipkan kepada orang yang dekat dengannya dan
terpercaya. Agar dia nyaman dengan lingkungannya dan
berkembang dengan baik ketika proses sosialisasi berlangsung
dalam membentuk kepribadiannya.
Seperti uraian diatas saya mengalami hal yang membuat
saya bertanya-tanya. Saya merasa berbeda sekali dengan anakanak yang lain. Saya merasa jauh dari orang tua. Padahal orang
17
tua adalah tempat paling nyaman untuk mencurahkan isi hati.
Saya selalu terbayang betapa bahagianya saat dulu bisa
berkumpul dengan keluarga (ayah dan ibu). Meskipun saat saya
sudah bisa mengingat dengan baik apapun yang terjadi saat
rumah tangga ayah dan ibu mulai goyah tetapi masih ada
kebahagiaan kecil ketika ayah mengajak saya jalan-jalan.
Mungkin hanya sekedar jalan-jalan saja yang saat ini bisa
dirasakan semua orang karena keluarga mereka masih utuh.
Tetapi saya merasa momen itu adalah momen paling indah
dalam hidup saya meskipun berkali-kali saya bisa jalan-jalan
dengan ayah waktu kecil tetapi saat terakhir saya jalan-jalan
sangat membekas diingatan saya. Suatu malam terjadi hal yang
sangat mengerikan dan membuat saya begitu ketakutan, ayah
dan ibu saya bertengkar karena ibu sudah tidak kuat dengan
18
perlakuan ayah. Mereka bertengkar hebat karena masalah
perselingkuhan. Sedangkan saya yang berada dipelukan ibu
sambil digendongnya menahan airmata dan berusaha mencari
tahu apa yang terjadi meskipun hanya terdiam. Tak disangka
ayah melakukan kekerasan, ibu didorong hingga terpelanting
dan berusaha melindungi saya agar tidak terjadi apa-apa. Saya
ketakutan sekali, seorang ayah yang harusnya bisa melindungi
tetapi menyakiti. Sejak saat itu saya benci sosok laki-laki yang
menjadi ayah. Pandangan saya terhadap mereka kaum laki-laki
sama saja tak beda dengan ayah saya. Hal tersebut menyebabkan
trauma yang sangat mendalam bagi saya karena hal tersebut
terekam jelas diingatan saya. Walaupun waktu itu saya tidak
tahu jelas apa penyebab ayah hal tersebut terjadi. Saya baru
mengetahuinya setelah saya beranjak dewasa dari cerita ibu.
19
Setelah ayah meninggalkan saya dan ibu, ibu memutuskan
membawa saya ke desa untuk dititipkan ke kakek dan nenek.
Sedangkan ibu pergi ke kota untuk mencari nafkah. Sejak saat
itu saya menjadi orang yang pendiam, meskipun saat berkumpul
dengan teman saya terlihat ceria. Hanya saja komunikasi dengan
orang tua jarang sekali, bahkan dengan ibu. Karena waktu saya
kecil jarang sekali yang memiliki HP, tidak seperti sekarang ini
HP beragam model. Saya sangat tertutup terhadap ibu dan kakek
nenek. Saya tidak pernah bercerita sedikitpun tentang apa saja
yang saya dapat di bangku sekolah. Bahkan mereka tidak
bertanya apa saja yang saya alami dilingkungan baru ketika
masuk SD. Ibu pun sering sakit-sakitan, saya ingat sekali waktu
itu beliau berhenti bekerja dan memilih menemani saya
dirumah. Tapi suatu hari beliau berkata dan meminta izin pada
20
saya untuk menikah lagi. Tiba-tiba saya berfikir “jika itu terbaik
buat ibu dan tidak akan menyakiti ibu lagi serta menjamin masa
depan kita kenapa tidak, tapi saya tidak akan terima lagi jika ibu
menangis karena disakiti lagi” entah fikiran dewasa atau tidak
dengan umur saya yang masih belia duduk dibangku kelas 4 SD,
saya ingin melindungi bidadari tanpa sayap yang rela terluka
untuk saya.
Setelah ibu menikah, saya merasa nyaman dengan hidup
baru ini. Saya merasa ada yang melindungi, meskipun jarang
sekali saya berbicara dengan bapak. Saya memiliki seorang adik
saat saya masuk SMP. Dimana dunia luar tersebut terlihat
menantang, lingkungan baru saat saya beranjak remaja. Saya
bisa menganalisis berbagai macam karakater teman saya. Tetapi
saya menemukan sedikit kesulitan saat saya mencari teman.
21
Saya merasa kurang berkomunikasi, karena saya lebih banyak
diam dari pada berinteraksi dengan teman-teman saya. SMP
yang menjadi pilihan untuk melanjutkan study cukup jauh dari
rumah. Sehingga untuk mencapainya saya harus naik bus. Tidak
seperti anak-anak lain yang kebanyakan diantar orang tua saat
pertama kali masuk sekolah atau dari awal pendaftaran. Saya
berangkat sendiri dengan modal rasa keberanian dan penasaran
dengan dunia asing yang tak saya kenal semasa saya SD.
Meskipun ada beberapa anak yang juga berangkat sendirian tapi
terkadang saya juga ingin merasakan diantar orang tua. Namun
karena faktor ekonomi bapak tidak memiliki kendaraan yang
memadai agar bisa mengantar kemanapun. Di dunia saya yang
baru ini saya belajar banyak hal. Saya seperti burung yang
terbang bebas. Awal masuk sekolah saya beradaptasi dengan
22
lingkungan, dimana berbagai karakter mulai terlihat. Saya bisa
belajar dari mereka semua. Saya tetap berjalan dengan rasa
kebencian yang semakin besar terhadap ayah kandung.
Dimasa SMP inilah saya seperti mencari-cari terus jatidiri
saya. Berbagai hal baru yang dapat saya kenali dan membuat
saya penasaran dan terus mencari. Saya mulai mengenal cinta,
pertemanan, kerjasama, main bareng, mencoba hal baru yang
terkadang itu sedikit negatif. Menginjak kelas dua SMP, bapak
beli sepeda motor dan saya belajar dua hari dengan lancarnya.
Hari-hari terlewati dengan senang karena saya bisa belajar
sepeda motor. Kemudian saya sering main kerumah teman,
kadang belajar kelompok, mengerjakan tugas ataupun latihan
dance untuk praktek sekolah. Dari situ saya mulai berani main
lebih jauh lagi. Karena jarangnya komunikasi dengan orang tua
23
membuat saya lebih aktif dan menghabiskan waktu diluar
rumah. Mencari sebuah kebahagiaan yang saya inginkan. Tetapi
tak seindah kebahagiaan saat saya bisa memeluk dan bercerita
serta bersendau gurau bersama ibu dan bapak. Saya menjadi
anak yang gila kebebasan meskipun kadang-kadang ditegur oleh
ibu saat pulang barmain terlalu sore bahkan maghrib.
Setelah lulus SMP saya melanjutkan SMA. Intensitas
ketidakpedulian pada rumah dan lingkungan saya tinggal mulai
berkurang semenjak masuk SMA. Saya jarang sekali main, lebih
banyak dirumah dan menghabiskan waktu belajar. Bahkan
disekolah kegiatan ekstrakurikuler lebih banyak menyita waktu.
Banyak sekali pengalaman yang mulai saya resapi dalam
mencari jati diri. Di SMA saya bergaul dengan orang-orang
yang baik dan bisa dibilang mulai merasuk dalam pikiran saya
24
dan mulai mengalir dalam diri saya bahwa saya harus
memperbaiki diri dan sikap. Sedikit demi sedikit saya berusaha
untuk menjadi lebih baik. Saya merasa nyaman sekali menuju
kependewasaan. Tetapi satu hal yang belum saya dapatkan.
Dekat dengan orang tua seperti anak-anak yang lain. Saya
memiliki keyakinan orang tua saya memeluk saya dari jauh
walaupun kami setiap hari bertemu. Tetapi setidaknya mereka
bisa memberi sebuah perhatian kecil yang saya inginkan seperti
mengetahui apa saja tentang aktifitas saya diluar sana. Di SMA
saya lebih giat berorganisasi, lebih banyak berinteraksi dengan
teman-teman. Saya belajar bekerja sama, saling mengasihi dan
lain sebagainya. Di rumah saya berusaha untuk menceritakan
apa saja yang saya keluhkan, atau berbagi kebahagiaan dengan
ibu saya. Saya mulai memberanikan diri bercerita atau lebih
25
jelasnya lagi curhat. Bahkan saya pernah bercerita dan
memperkenalkan teman dekat. Tapi tanggapannya tetap sama
saja. Datar dan saya merasa tidak nyaman maupun takut untuk
bercerita kembali.
Hingga saya lulus SMA dan masuk keperguruan tinggi
dengan semangat yang luar biasa. Orang tua mendukung saya
walaupun tanpa banyak berkata. Saya pun merasa senang dan
lebih bersemangat lagi. Ibu saya lebih banyak memberi nasehat
agar menjaga diri baik-baik dan fokus untuk sekolah. Jauh
diperantauan mau tidak mau saya harus beradaptasi dengan
lingkungan baru dan teman baru. Saya merasa susah mencari
teman baru karena saya lebih pendiam dengan orang yang baru
dikenal. Ada rasa takut tersendiri. Tetapi saya terus berusaha
untuk bisa berkenalan dengan teman baru. Meskipun pelan-
26
pelan tapi saya tidak menyerah. Beberapa bulan berjalan saya
bergelut dengan aktifitas baru di dunia perkuliahan dan pada
jurusan yang saya pilih saya bisa merasakan sesuatu yang
mengganjal dipikiran saya. Saya selalu bertanya-tanya mengapa
saya tidak seperti teman saya yang dengan mudah membaur.
Sehingga dia cepat mendapatkan teman. Di dunia perkuliahan
ini pula secara tidak sadaar saya bisa berbicara banyak hal dan
bertukar pikiran. Saya juga lebih dekat dengan ibu saya. Saya
menceritakan semua hal yang saya dapat di dunia perkuliahan.
Meskipun tidak sering tetapi rasanya sedikit lega di hati. Saya
mulai menata karakter saya dan memahaminya. Saya beruntung
meskipun saya ditakdirkan berasal dari keluarga broken home
dan memiliki ayah tiri, saya tidak terjerumus ke karakter yang
negatif. Bahkan saya belajar dari pengalaman pada saat labil-
27
labilnya anak remaja dan menjadi anak yang hampir nakal.
Pesan untuk kalian semua anak-anak yang menjadi bagian
dari keluarga broken home jangan ambil sisi negatif dari broken
home itu sendiri. Jadikanlah hal tersebut menjadi pelajaran dan
pengalaman untuk menjadi yang lebih baik. Meskipun orang tua
jarang berkomunikasi dengan kalian tetapi mereka memikirkan
masa depan kalian. Cobalah untuk tetap dekat dengan mereka.
Jangan pesimis dan menjadi orang dengan karakter negatif
hanya untuk melampiaskan kekesalan terhadap orang tua hanya
gara-gara mereka berpisah dan menimbulkan konflik batin
maupun konflik nyata. Hadapi dengan pondasi hati yang kuat,
teruslah berdoa. Untuk orang tua sadarilah, seorang anak tetap
membutuhkan kedua orangtuanya. Meskipun menjadi peran
ganda atau single parent itu tidak mudah tetapi setidaknya
28
berusahalah menjadi yang terbaik untuk anak. Selalu perhatikan
anak dan jadilah tempat curhat yang baik. Apapun yang terjadi
manusia pasti pernah mengalami hal terburuk. Kuncinya hadapi,
belajar dari pengalaman, carilah jati diri dengan pemikiran yang
rasional dan ikuti kata hati. Kita bisa belajar dari pengalaman,
tetapi seraplah pengalaman yang baik dan perbaiki pengalaman
yang buruk. Thanks
Pendidikan sangatlah penting bagi anak. Keluarga yang
menjadi sekolah pertama untuk anak pada masa sosialisasi baru
kemudian pendidikan dilanjutkan pada lingkungan masyarakat
dan sekolah. Anak yang berasal dari keluarga broken home tetap
harus mendapat pendidikan yang sama seperti pendidikan anak
yang keluarganya utuh. Kebanyakan dari mereka bahkan saya
sendiri merasa tidak terlalu mendapat perhatian. Walaupun ada
29
yang sekolahnya sudah bagus tetapi dalam hal pendidikan dari
orangtua kurang. Karakter anak yang terbentuk dari pendidikan
orangtua sangatlah besar pengaruhnya terhadap psikis anak serta
pengalaman
anak
pada
masa
kecilnya
dalam
proses
perkembangannya hingga ia dewasa. Jadi orangtua sangatlah
berperan penting dalam pembentukan karakter dan pendidikan
anak. Sesibuk apapun orang tua berilah anak perhatian dan ajari
mereka hal-hal yang yang akan membentuk karakternya.
Mungkin tidak semua orangtua bisa menghadapi masalah dalam
kehidupan rumah tangga tetapi jika untuk kebaikan anak dan
masa depannya perjuangkanlah untuk tetap memberi perhatian
dan pendidikan langsung pada anak. Sedangkan anak sendiri
dalam proses menuju ke kedewasaan tetaplah berfikir positif dan
jaga diri dengan membentengi diri dari sosialisasi yang buruk
30
dari luar. Jangan pernah mencoba hal buruk yang dapat
mempengaruhi kepribadian dan menjadi masalah baru yang
akan menjadi beban orang tua. Pengalaman kecil yang negative
seperti melihat orangtua bertengkar bahkan terdapat kekerasan
fisik jangan di ingat-ingat. Ambil hikmah dari semua kejadian
yang ada. Hingga nanti dewasa seorang anak pasti paham
bagaimana berada di posisi sebagai orang tua.
31
The Personality Of The Child's Broken Home
The family is the smallest unit that consists of a father,
mother, and children. Parents role models in the development
of the
child. Parents are
the first
school for the
children
and the children's character is formed in a time of socializing in
the family. Mother of many acts in terms of educating children.
Because mother certainly would
be closest
to
the child because the mother is in charge of taking care of the
household while the father works to fulfill the obligation asa
head of household. “Although there are several distinct variants
of object relations theory (see Greenberg&Mitchell, 1983), they
32
share a core belief that personality can be analyzed most
usefully by examining mental representations of significant
figures (especially the parents) that are formed early in life in
response to interactions taking place within the family (Gill,
1995;
Winnicott,
1971).
In the
theory of
parents is
very important in terms of socialization and interaction of the
child, because what do parents surely will
child when he is
still
in
of mentally. Especially when
be
its development
done
by the
and formation
the teenage children. Must
very fast in
absorbing influences from
taught the
parents while he
outside or being
studied. Children have a
high curiosity, most children try things
her curious. Especially in
imitates, much will he resembled and
be
that make
the
parents be
stage he
the
first
33
thing that will be replicated. From the attitude of the parents,
the parents, the
parents how to
teach good
behavior in its
surroundings and many more can be taught as the first school of
the parents for the child.
Nowadays many divorce cases among families who have
children. What
parents are
about
the education
divorced and
attention in his
they should
studies and in
of children whose
be
his creation
given more
of the
character? Broken home could be interpreted as a family which
is
not harmonious even were
divorced. When
parents are
not harmonious, often squabbling, Buffalo mouth, thinking it is
no small thing in line, so it's a big problem, even going on the
violence and the things that happened before their children will
bring a big impact to the psychic children can even influence
34
the formation
of a child's character was
of socialization of
the
the distressed condition
in
the
process
family. When children in
of the
circumstances
of the parents often quarrel could
have the child
becomes pemurung, reticent, even closed to anyone. But there
are
also parents
who hide their
divorced secretly and explained well to
household conditions. With
the
quarrelling and
the children how their
purpose that the parents don't
want the character of his son being bad that they are committed
to taking care of a child and give more attention in the course
of its development. Because the children in times of need more
attention from parents.
35
In contrast to older people who are already divorced
and exalts the ego of each. Even fighting over custody of the
child. While the child is in need of both his master, but he was
just taken care of by one of the parents. Here the economic
factor and brother ever contributed. If the child is raised by
a father
who worked
for children as
a
hard, will
single
no supervision. He could
concern
parent. Moreover, there
no close relatives as a child shelter if his
child got freedom at
reduce his
is
father's work. The
home because
there
is
try anything because
the
son has high curiosity. Out of nowhere he can learn, from social
media
like TV shows that
yet worth she watch orsurrounding
possibly be
are
not
environment which
worse. There he learned
a
could
lot from
36
the keingintahuannya that little by little formed his character due
to the lack of supervision and more attention from parents. So he
could be a
hard figure,
against parents, covered
and lightly themselves. Sometimes there
is
also a father
who has a motherly soul so that the child does not lose the
character of a mother, although there is also a father who can't
be a mother at
once. Because mom
and
dad have a different task in
educating children. so perfectly formed child characters from bo
th parents. But what power if a father who nurtured and had to
leave his son to work every day. Although there are public
holidays but also need attention every day.
37
Vice versa if the child is taken care of by the mother. The
mother also had to make a living because in addition an
being the
mother should
also
parent. As already explained
be a father as
earlier that
the
a
single
mother is
very instrumental in the period of socializing the child because
he was
the first
teacher for
his
son. Time mother
toher
son should be divided because the mother should also work for
the future of his son. A mother must be clever-clever divide
time. When he got to work, when he should be paying attention
to his son. If a mother cannot place themselves precisely will
surely
bring harm against children
character. Same
as previous explanations about the father who does not come
with the
mother character,
sometimes a
mother also
can
not become a father at once. Although it has to be done for the
38
sake of his son.The mother is a person who being a good
listener when the child tells the story and a mother is a person
who is
closest
to
the child. communication must
be maintainedproperly. In
order
to
make children
learn perfectly during the formation of the personality.
In fact in its infancy children want more be heard, be
noticed, study
with parents,
developing his
creativity, and
got more affection from parents. Generally a child who comes
from a broken family home has a different character. There's
a hard character,at
will of
most correct, not
to
its
be
own, considers
outdone,
himself the
selfish,
rude,
introverted, quiet pemurung, even his intercourse. It could just
be the child
whenstepping
on teens using
drugs, free
39
sex, drink hard and so forth because the currentcarried by the
times due to lack of attention and affection of parents. But
many alsochildren of
broken home who
good personality. Although
full care from both
it did
parents. Depending
managed
not
to form a
receive the
on how the child's
thinking and maturity into the mindset of children in making
sense of the broken home.
The importance of the role of parents as a good listener, as a
place to vent, share affection and places of refuge and where
they learn. The child is in need of a role model figure in search
of his true identity.
However, not all
children have a
bad trait. There
are
also children who are able to realize the difference that arise due
40
to divorce that caused the formation of his personality is not
perfect. It
can
be seen
from how
he
personality, because during her small adult until
is addressing his
he is
sure he
felt such a long process. Depending on the how strong and
resilient heart face
the ordeal of divorce both
parents. Sometimes such children
are more
mature than his
thinking with children seumurannya. When the father or mother
who remarried caregivers may be he will think that he does not
want the same thing to happen again to him and to his
mother. Inevitably
the father
or the
mother
who will
marry again will definitely ask for a blessing to his son. The
child is comfortable or not with new people who will be
the candidate for the candidate's father or mother. The person is
good or not, can guarantee his future or not and certainly will
41
not hurt the father or the mother again. Children have a
sense sensitive to new
people nearby with
family. Considering all
things because nobody
to experience first time mom
and
her
wants
dad fight happen
again make child trauma. “Psychoanalytic theory is not alone in
positing that early developmental experiences play a role in
shaping personality, but the theory is unique in the degree to
which it emphasizes childhood experiences as determinants of
personality development and dynamics. In its strongest form,
psychoanalytic theory hypothesizes that early experiences—
even those occurring during the first weeks or months of life—
set in motion personality processes that are to a great extent
immutable
(see
Emde,
1983,
theory described that experience in his
1992).”
In the
childhood influenced
42
the formation ofhis personality. From experience sometimes a
child just follow the
flow when
the
much experience. No
children find so
exception children
from broken families home.What children watch from
parents could
be
both
made and recorded his
experienceclearly dimemori his
brain. Children remember things very dihatinya imprint. Whethe
r
it's a
good and
moment the
streets
bad thing though. As memories
with his
parents fight, going up
father
until the
to the
of the
moment his
mouth
of the shootout involved violence and the children there are in
it. Child record clear in his memory ashis experiences of things
that might be
a
imaginehow happy the
point
of sensitifnya. Children can
moment invited streets father and
43
mother kesuatu a
place that
not be forgotten until he
probably return even
be possible. After
makes
was an
though the
he
the heart happy. It will
adult and the
ego will
child knows it will
was grown, he
would
not
still be small
children when considering the membahagiakannya experience in
the past with family. Yet another bad experience when I was in
the
midst
of the
debate. It would
be recorded clearly dimemori the
indeed
brain child
as unwanted experiences. It will likely show up feelings of
anger, resentment, unwilling to forgive the from one of
the parents
who
have defected. For
example, the
father
who betrayed mother with a case of infidelity. Although his
parents had a fight when the children were little, he still asks her
mother what cause it can
44
happen. From there, the negative perception
of emerging from
the
father is
child. only mengejudge that
his
evil,
even the child does not want to meet with his father. Especially
if the
father actually left
it without wanting
to meet
and give news. But as the adult children many experiences from
outside
the environmental community,
the missal school
environmentand so on. Where children learn to understand what
the causes of such parents from two points of view. And from
thence did the child who can filter out things that make up his
personality to the positive things that certainly wouldn't fall to a
negativepersonality.
A variety of factors that cause divorce can also cause an
impact
on the
formation
of the child. E.g. affair one
ofthe
personality
of
45
the parents of mismatch between the
parents, more households
are no longer troubled with love so that in the House there is
only anger. In the household are tinged with the affair would
have
been uncomfortable for
the parents especially
the child in
if there
it. May
the
was a
child or one
of
big uproar involving
indeed children won't understand
anything other than the fear that hit him, but on the other
hand will surely occurred to him why this happened to her
family. It can provide load on his brain that should not be
a burden in the course of its development.
Many people say that the child's behavior is a reflection
of his personality or his parents. Whatever happens in the
household of
his
parents will
definitely be
bad if his
parents were not able to give education the character well.
46
In
this
case as
a
parent who cannot maintain a
household should also think of his son's basic education for the
long term. As more attention, take time to child when he began
the study, give an appreciation in the form of praise when the
child can do good things or make something creative, listening
to
the child when the
child tells
and more affectionate member. Though busy
the
with work
story,
but
it does not mean a single parent has no time for his son. It could
also be the person who depositedthe child close to her and
trusted. So he's comfortable
with his
surroundings and well
developed when the processes of socialization takes place in
shaping his personality.
47
Like
the explanation
above I
experienced things
that
make me wonder. I feel different with any other kids. I feel a
lot of the elderly. When a parent is the most convenient place to
pour
out the
contents. I
happy moment could gather
dad). Though
have
always imagined how
with family
(mom
and
when I could've given well whatever
happens when a household mom and dad started shaky but there
is
still
a small happiness when my dad invited the
streets. Maybe just the
roads that currently can
be
felt everyone because their families are still intact. But I feel the
moment it is the most beautiful moment in my life despite
the many times I get the streets with small timedad but my
last time streets very imprint diingatan me. One
night it
was
terrible thing that happened and made me so freaked out, my
48
mother and father arguing because the mother was not strong
with the
treatment. They
fight violently due
to infidelity. While my mother was dipelukan while digendongn
ya holding shedding
tears andtrying
to
find out
what's
Ms. propelled to a and
trying
happening though just speechless. The
unexpected father'sviolence,
to protect me so that does not happen anything. I fear once, a
father who should be protecting but hurt. From that moment
on Ihate figure of the man who became a father. My view
of their men just the same nodifference with my father. It also
results
in a
very
deep trauma for
ismy diingatan clearly recorded. Although that
know exactly
me because
it
time I do
not
what causes these things father happens. I
just figure that out after I went off of adult stories mom.
49
After dad left me and mom, mom decided to take me to the
village for
a few to Grandpa and Grandma. While
the mother went to the city to earn a living. Since then I
became a reticent person, though
when hang
friends look cheerful. It's
out
with my
just communication
with parents rarely, even with mom. Because of the time I only
rarely that
have little HP, not as
am very
closed against the
grandfather grandmother. I
all that
now diverse HP models. I
I
never told
can in school. Even they
experience new surroundings when
mother and
me about
anything at
don't ask anything I
the incoming SD. 's
mother else often sickly, I remember once that time he stopped
working and choosing accompanied me at home. But one day,
he said, and asked for permission to be married to me anymore.
50
All of the sudden I thought "If that best create mother and will
not hurt the mother again and assure our future why not, but
I will not accept any more if the mother crying for being
hurt again" whether or not theadult's mind with my age who
are still young to sit on the bench 4th grade, I wanted
toprotect Angel without wings who willingly hurt for me.
After the mother married, I felt comfortable with this
new life. I feel there is a protect, although I rarely talk to the
father. I have a younger brother when I entered junior high
school. Where the
outside
world looks challenging, new
environment when I was teenage. I was able to analyze a wide
range of karakater my friend. But I found a little trouble when I
am looking for a friend. I feel less communicate, because I
51
wasmore silent than to interact with my friends. Junior high
school has an option to continue the study far enough away
from the
House. So
bus. Unlike other
to get
children,
first entering school
or from
there I
have
most parents are
the
start
to take
a
escorted when
of registration. I set
out alone with a capital a sense of courage and curiosity with
the alien world that nobody I know during my SD. Although
there are several children who also set off alone but sometimes I
also like to feel driven parents.But due to economic factors the
father does
not
be escorted everywhere. In my
things. I like
have sufficient vehicles to
world that I learned
birds flying free. The
a
lot of
initial entry I adapt
to
the school environment, in which various characters began to
52
appear. I can learn from all of them. I still walk with a sense
of resentment that the larger the biological father against.
In the JUNIOR HIGH SCHOOL this is I like looking
around for my identity continues.A variety of new things that I
can learn and make me curious and keep looking. I started
to know love, friendship, cooperation, playing together, trying
new things thatsometimes it was a little negative. Step on
the two classes of JUNIOR HIGH SCHOOL, the father bought a
motorcycle and
I
days passedwith
great
bike. Then I
learned two
days smoothly. The
pleasure because I
can
often play
learn the
the home of
friends, sometimes learning groups, task or exercise to
practice dance school. From
there I
began
to play further. Because
the lack
of communication
of
to dare
53
with parentsmake me more active and spend time outside of
the home. Looking
beautiful
as
for a happiness
the happiness when I
storiesand bersendau banter with
his
that I
want. But not as
can hug
mother
and telling
and father. I
became the mad child freedomalthough sometimes rebuked by
the mother while home barmain too sore to even the maghrib.
After
continued. The
graduating JUNIOR HIGH
SCHOOL I
intensity
and I
of indifference athome
am
living environment diminished since entering high
school. I rarely play,
more at
time learning. Extracurricular
home and
spend
activities in
schools evenmore time-consuming. An awful lot of experience
that I began to reflect on in the search for identity. In high
school I hang out with good people and arguably the startof
54
pervasive in my mind and start flowing within me that I
must improve myself and attitude. Little by little I'm trying
to get
better. I feel
comfortable once towards kependewasaan. But one thing I do
not get. Close
to the
confidence my
old
man like the
parents hugged
away though we met every
other kids. I have
me from
day. Butat
least they
far
could
give a little attention I
want like knowing anything about my activity out there. In high
school I
was more
enterprising,
more freedom to
interact
withfriends. I learned to work together, love one another and so
on. At home I was trying to tell me what I am complaining
about, or share the happiness with my mother. I started to tell
stories or ventured more details again vent. In fact I never told
55
me and introduce a close friend. But the response remains the
same. And I feel uncomfortable or afraid to tell you again.
Until I graduated FROM HIGH SCHOOL and entered
the keperguruan high
with a
remarkable spirit. Parents supporting me even without much to
say. I feel
excited andmore
mother more advises in
order
energized again. My
to keep
yourself well and
focus for the school. Far diperantauan inevitably I have to adapt
to new environments and new friends. I find it hard to find new
friends because I am more reticent withthe new people. There
is fear itself. But I keep trying to get acquainted with new
friends. Though slowly but
few month I struggled
I
don't give
up. A
with new activities in
the
world and lectures at courses I select
I could
56
feel something Scotch dipikiran I.I always wondered why I do
not like my friend who easily blend in. So he quickly make
friends. In
the
world
of this lecture are not sadaar I
can speak many things and exchange ideas. I'm also closer to my
mom.
I tell
her all
the
things I could lecture in
the
world. Although not often but it felt a little relieved at heart. I
started styling my
lucky though
character and
understand
I
was destined came
from
broken home and
had a stepfather,
I
it. I
a
am
family of
don'tfall into a
negative character. Even I learned from experience at the time
of labile-labilnya older
children and
became an
almost naughty children.
A message for all of you kids who become part of the
family of
broken home don't
take the
negative
side of
57
the broken home itself. Make it into lessons and experience to
be better. Even
though parents rarely communicate with
you
guys but they are thinking of the future. Try to stay close to
them. Don't
people just
be pessimistic and negative characters into
to
vent
people only because they split
to
pique against older
up and
raises inner
conflict or conflict is real. Faced with the Foundation of a strong
heart, keep praying. For parents realize, a child remains in need
of both his parents. Despite being a single parent or a dual
role was not easy but at least strive to be the best for the
child. Always pay attention to the children and be a good place
to vent. Whatever
happens human
beings certainly have
experienced the worst thing. The key encounter, learn from
experience,
seek identity with rational thinking and
follow
58
the words of the heart. We can learn from the experience, but
soak
up
the
good
experience
and
correct
the
bad
experience. Thanks
Daftar Pustaka
Handbook of Psychology, volume 5 Personality and Social
Psychology by John Wiley & Sons 2003. Chapter 5
Psychodynamic models of Personality (Robert F. Bornstein)
59
Tema yang dipakai dalam pembahasan ini yaitu Masalah
Pendidikan. Banyak sekali kasus perceraian yang berdampak
pada anak. Entah itu psikisnya, kepribadian, hingga masalah
pendidikan baik dari orang tua maupun pendidikan di
lingkungan masyarakat dan sekolah. Terkadang anak menjadi
berontak dan memberi respon negative ketika orang tuanya
mengalami gejolak rumah tangga dan memutuskan untuk
berpisah. Semua anak pasti tak ingin orang tuanya berpisah
maka dari itu ada sedikit hingga banyak perubahan sikap anak
dalam
merespon
masalah
tersebut.
Dalam
Handbook
Psychology Social and Personality terdapat beberapa teori yang
membahas tentang kepribadian anak dan bisa disangkutpautkan
1
dengan pembahasan ini.
Kepribadian Anak Broken Home
Keluarga adalah unit terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak. Orang tua sebagai panutan dalam perkembangan anak.
Orang tua adalah sekolah pertama bagi anak dan karakter anak
akan terbentuk dalam masa sosialisasinya dalam keluarga. Ibu
banyak berperan dalam hal mendidik anak. Karena pastinya ibu
akan menjadi yang paling dekat dengan anak karena ibu
bertugas mengurus rumah tangga sedangkan ayah bekerja untuk
memenuhi kewajiban sebagai seorang kepala rumah tangga.
“Although there are several distinct variants of object relations
theory (see Greenberg&Mitchell, 1983), they share a core belief
2
that personality can be analyzed most usefully by examining
mental representations of significant figures (especially the
parents) that are formed early in life in response to interactions
taking place within the family (Gill, 1995; Winnicott, 1971).”
Dalam teori tersebut orang tua sangat berperan penting dalam
hal sosialisasi dan interaksi anak, karena apa saja yang
dilakukan orang tua pasti akan dilakukan oleh anak ketika ia
masih dalam masa perkembangan dan pembentukan mental.
Apalagi ketika sang anak beranjak remaja. Pasti sangat cepat
dalam menyerap pengaruh-pengaruh dari luar maupun yang
diajarkan orang tua selagi ia belajar. Anak memiliki rasa
penasaran yang tinggi, hampir sebagian anak mencoba hal yang
membuatnya penasaran. Apalagi dalam tahap ia meniru, banyak
sekali yang akan ia tiru dan orang tua menjadi hal pertama yang
3
akan ditiru. Dari sikap orang tua, sifat orang tua, bagaimana
orang tua mengajarkan perilaku yang baik dalam lingkungannya
dan banyak lagi yang bisa diajarkan orang tua sebagai sekolah
pertama bagi anak.
Dewasa ini banyak kasus perceraian dikalangan keluarga
yang memiliki anak. Bagaimana dengan pendidikan anak yang
orang tuanya bercerai padahal mereka harus diberi perhatian
lebih dalam masa belajarnya dan dalam masa pembentukan
karakter? Broken home bisa diartikan sebagai keluarga yang
tidak harmonis bahkan sudah bercerai. Ketika orang tua sudah
tidak harmonis, sering bertengkar, adu mulut, pemikiran sudah
tidak sejalan, hal yang kecil jadi masalah besar, bahkan sampai
terjadi kekerasan dan hal-hal tersebut terjadi didepan anak-anak
mereka akan membawa dampak besar bagi psikis anak bahkan
4
dapat mempengaruhi pembentukan karakter anak yang sedang
berada dalam proses sosialisasi keluarga. Saat anak dalam
kondisi tertekan karena keadaan orang tua yang sering
bertengkar bisa saja sang anak menjadi pemurung, pendiam,
bahkan tertutup kepada siapa saja. Tetapi ada pula orang tua
yang menyembunyikan pertengkaran mereka dan bercerai secara
diam-diam serta menjelaskan dengan baik-baik kepada sang
anak bagaimana kondisi rumah tangga mereka yang sebenarnya.
Dengan tujuan bahwa orang tua tersebut tidak ingin karakter
anaknya menjadi buruk sehingga mereka berkomitmen untuk
mengurus anak dan memberi perhatian lebih dalam masa
perkembangannya.
Karena
dalam
masa
tersebut
anak
membutuhkan perhatian lebih dari orang tua.
Berbeda dengan orang tua yang sudah bercerai dan
5
meninggikan ego masing-masing. Bahkan memperebutkan hak
asuh anak. Sedangkan anak membutuhkan kedua orang tuannya,
tetapi ia hanya diasuh oleh salah satu orang tuanya. Disini faktor
ekonomi dan saudara pun ikut berperan. Jika anak diasuh oleh
ayah yang bekerja keras, akan mengurangi perhatiannya
terhadap anak sebagai single parent. Apalagi tidak ada saudara
yang dekat sebagai tempat berlindung anak jika ayahnya
bekerja. Anak mendapat kebebasan di rumah karena tidak ada
pengawasan. Ia bisa mencoba apa saja karena anak memiliki
rasa ingin tahu tinggi. Entah dari mana saja ia belajar, bisa dari
media sosial seperti acara-acara TV yang belum layak ia tonton
ataupun lingkungan sekitarnya yang mungkin saja bisa lebih
buruk. Di situ ia belajar banyak dari rasa keingintahuannya yang
sedikit demi sedikit membentuk karakternya karena tidak
6
adanya pengawasan dan perhatian lebih dari orang tua. Sehingga
ia bisa menjadi sosok yang keras, melawan orang tua, tertutup
dan seenaknya sendiri. Terkadang ada juga ayah yang memiliki
jiwa keibuan sehingga anak tidak kehilangan karakter seorang
ibu, meskipun ada juga ayah yang tidak bisa menjadi ibu
sekaligus. Karena memang ayah dan ibu memiliki tugas berbeda
dalam mendidik anak. sehingga karakter anak terbentuk
sempurna dari kedua orang tua. Tetapi apa daya jika seorang
ayah saja yang mengasuh dan harus meninggalkan anaknya
untuk bekerja setiap harinya. Walaupun ada hari libur tetapi
anak juga butuh perhatian disetiap harinya.
Begitu juga sebaliknya jika anak diasuh oleh ibu. Ibu juga
harus mencari nafkah karena selain menjadi ibu juga harus
menjadi ayah sebagai single parent. Seperti yang sudah
7
dijelaskan sebelumnya bahwa ibu sangatlah berperan penting
dalam masa sosialisasi anak karena ia merupakan guru pertama
bagi anaknya. Waktu ibu untuk anaknya harus terbagi karena ibu
juga harus bekerja untuk masa depan anaknya pula. Seorang ibu
harus pintar-pintar membagi waktu. Kapan ia harus bekerja,
kapan ia harus memperhatikan anaknya. Jika seorang ibu tidak
bisa menempatkan dirinya secara tepat pasti akan membawa
dampak buruk terhadap karakter anak. Sama seperti penjelasan
sebelumnya tentang ayah yang tidak memilliki karakter ibu,
terkadang seorang ibu juga tidak bisa menjadi seorang ayah
sekaligus. Meskipun itu harus dilakukan demi anaknya. Ibu
adalah orang yang menjadi pendengar yang baik saat anak
bercerita dan seorang ibu adalah orang yang paling dekat dengan
anak. komunikasi harus dijalin dengan baik. Agar anak belajar
8
dengan sempurna dalam masa pembentukan kepribadian.
Sebenarnya dalam masa pertumbuhan anak ingin lebih
didengar,
diperhatikan,
belajar
bersama
orangtua,
mengembangkan kreatifitasnya, dan mendapat kasih sayang
lebih dari orang tua. Umumnya anak yang berasal dari keluarga
broken home memiliki karakter yang berbeda. Ada yang
berkarakter keras, semaunya sendiri, menganggap dirinya paling
benar, tidak mau kalah, egois, kasar, tertutup, pendiam
pemurung, bahkan pergaulannya bebas. Bisa saja sang anak
ketika menginjak remaja menggunakan narkoba, seks bebas,
minum-minuman keras dan lain sebagainya karena terbawa arus
perkembangan zaman akibat kurangnya perhatian dan kasih
sayang orang tua. Namun banyak juga anak broken home yang
berhasil membentuk kepribadian yang baik. Meskipun tidak
9
mendapat asuhan secara penuh dari kedua orang tua. Tergantung
bagaimana pemikiran sang anak dan kedewasaan yang menjadi
pola pikir anak dalam mengartikan broken home.
Pentingnya peran orang tua sebagai pendengar yang baik,
sebagai tempat curhat yang nyaman, tempat berbagi kasih
sayang dan tempat berlindung serta tempat mereka belajar. Anak
sangat membutuhkan sosok panutan dalam mencari jati dirinya.
Walaupun begitu tidak semua anak memiliki sifat yang buruk.
Ada juga anak yang mampu menyadari perbedaan yang timbul
akibat
perceraian
yang
menyebabkan
pembentukan
kepribadiannya tidak sempurna. Hal tersebut dapat dilihat dari
bagaimana dia menyikapi kepribadiannya, karena semasa dia
kecil hingga ia dewasa pasti ia merasakan proses yang begitu
panjang. Tergantung anak tersebut seberapa kuat dan tangguh
10
hatinya menghadapi cobaan dari perceraian kedua orang tuanya.
Terkadang anak seperti itu lebih dewasa pemikirannya
dibanding dengan anak-anak seumurannya. Saat ayah atau ibu
yang menjadi pengasuhnya menikah lagi mungkin dia akan
berpikir bahwa dia tidak ingin hal yang sama terjadi lagi
kepadanya dan kepada ibunya. Mau tidak mau ayah atau ibu
yang akan menikah lagi pasti akan meminta restu kepada
anaknya. Anak nyaman atau tidak bersama orang baru yang
akan menjadi calon ayah atau calon ibu. Orang tersebut baik
atau tidak, bisa menjamin masa depannya atau tidak dan yang
pasti tidak akan
menyakiti ayah atau ibunya lagi. Anak
memiliki rasa sensitive yang besar terhadap orang baru yang
dekat dengan keluarganya. Mempertimbangkan segala hal
karena tak ingin pengalamannya dulu saat ayah dan ibu
11
bertengkar
terulang
kembali
membuat
anak
trauma.
“Psychoanalytic theory is not alone in positing that early
developmental experiences play a role in shaping personality,
but the theory is unique in the degree to which it emphasizes
childhood
development
experiences
and
as
determinants
dynamics.
In
its
of
personality
strongest
form,
psychoanalytic theory hypothesizes that early experiences—
even those occurring during the first weeks or months of life—
set in motion personality processes that are to a great extent
immutable (see Emde, 1983, 1992).” Dalam teori tersebut
dijelaskan bahwa pengalaman anak pada masa kecilnya
mempengaruhi pembentukan kepribadiannya. Dari pengalaman
tersebut terkadang anak mengikuti begitu saja alur ketika anak
mencari begitu banyak pengalaman. Tidak terkecuali anak dari
12
keluarga broken home. Apa saja yang anak amati dari kedua
orang tuanya dapat dijadikan pengalamannya dan terekam jelas
dimemori otaknya. Anak lebih mengingat hal yang sangat
membekas dihatinya. Entah itu hal yang baik dan buruk
sekalipun. Seperti kenangan saat jalan-jalan dengan ayahnya
sampai saat kedua orang tuanya bertengkar, terlibat adu mulut
hingga terjadi kekerasan dan sang anak ada didalamnya. Anak
merekam jelas dalam ingatannya sebagai pengalamannya hal-hal
yang
mungkin
menjadi
titik
sensitifnya.
Anak
bisa
membayangkan bagaimana bahagianya saat diajak jalan-jalan
ayah dan ibunya kesuatu tempat yang membuat hatinya bahagia.
Hal tersebut tidak akan bisa dilupakan hingga ia dewasa dan
mungkin akan dirindukannya kembali walaupun anak tahu hal
itu tidak akan mungkin terjadi. Setelah ia dewasa, ia akan tetap
13
menjadi
anak
kecil
ketika
mengingat
pengalaman
membahagiakannya dahulu bersama keluarga. Lain lagi dengan
pengalaman buruknya ketika berada ditengah-tengah perdebatan
orang tuanya. Hal tersebut memang akan terekam jelas
dimemori otak anak sebagai pengalaman yang tidak diinginkan.
Kemungkinan akan muncul perasaan marah, dendam, tidak mau
memaafkan dari salah satu orang tua yang berkhianat. Misalnya
sang ayah yang mengkhianati ibu dengan kasus perselingkuhan.
meskipun saat orang tuanya bertengkar ketika anak masih kecil,
ia tetap akan menanyakan pada ibunya apa penyebab hal itu bisa
terjadi. Dari situlah muncul persepsi yang negatif dari anak.
anak hanya mengejudge bahwa ayahnya jahat, bahkan sang anak
tidak mau bertemu dengan ayahnya. Apalagi jika ayah dari anak
tersebut benar-benar meninggalkannya tanpa ingin bertemu dan
14
memberi kabar. Tetapi seiring sang anak dewasa banyak
pengalaman dari luar missal lingkungan masyarakat, lingkungan
sekolah dan lain sebagainya. Dimana anak belajar memahami
apa yang menjadi penyebab orang tuanya seperti itu dari dua
sudut pandang. Dan dari situ pula anak yang bisa menyaring
hal-hal yang membentuk kepribadiannya ke hal-hal yang positif
pasti tidak akan terjerumus kepada kepribadian yang negatif.
Berbagai faktor yang menyebabkan perceraian bisa juga
menyebabkan dampak pada pembentukan kepribadian anak.
Misal perselingkuhan salah satu dari orang tua ketidak cocokan
lagi diantara orang tua, rumah tangga yang tidak lagi dilandasi
dengan cinta sehingga di dalam rumah hanya ada amarah.
Dalam rumah tangga yang diwarnai dengan perselingkuhan
pastinya tidak nyaman untuk anak maupun salah satu dari orang
15
tua apalagi jika ada keributan besar yang melibatkan anak
didalamnya. Mungkin memang anak tidak akan mengerti apaapa selain ketakutan yang melanda dirinya, tetapi disisi lain
pasti akan terpikir olehnya mengapa ini terjadi pada
keluarganya. Hal ini dapat memberikan beban pada otaknya
yang seharusnya tidak boleh menjadi beban dalam masa
perkembangannya.
Banyak
orang
bilang
bahwa
perilaku
anak
atau
kepribadiannya adalah cerminan dari orang tuanya. Apapun
yang terjadi dalam rumah tangga orang tuanya pasti akan
berdampak buruk jika orang tuanya pun tidak bisa memberi
pendidikan karakter dengan baik.
Dalam hal ini sebagai orang tua yang memang tidak bisa
mempertahankan rumah tangga hendaknya juga memikirkan
16
pendidikan dasar anaknya untuk jangka panjang. Seperti
perhatian lebih, meluangkan waktu untuk anak saat ia mulai
belajar, memberikan apresiasi berupa pujian saat anak bisa
melakukan hal yang baik atau membuat sesuatu yang kreatif,
mendengarkan anak saat anak bercerita, dan lebih member kasih
sayang. Meskipun disibukkan dengan bekerja tetapi tidak berarti
seorang single parent tidak memiliki waktu untuk anaknya. Bisa
juga anak dititipkan kepada orang yang dekat dengannya dan
terpercaya. Agar dia nyaman dengan lingkungannya dan
berkembang dengan baik ketika proses sosialisasi berlangsung
dalam membentuk kepribadiannya.
Seperti uraian diatas saya mengalami hal yang membuat
saya bertanya-tanya. Saya merasa berbeda sekali dengan anakanak yang lain. Saya merasa jauh dari orang tua. Padahal orang
17
tua adalah tempat paling nyaman untuk mencurahkan isi hati.
Saya selalu terbayang betapa bahagianya saat dulu bisa
berkumpul dengan keluarga (ayah dan ibu). Meskipun saat saya
sudah bisa mengingat dengan baik apapun yang terjadi saat
rumah tangga ayah dan ibu mulai goyah tetapi masih ada
kebahagiaan kecil ketika ayah mengajak saya jalan-jalan.
Mungkin hanya sekedar jalan-jalan saja yang saat ini bisa
dirasakan semua orang karena keluarga mereka masih utuh.
Tetapi saya merasa momen itu adalah momen paling indah
dalam hidup saya meskipun berkali-kali saya bisa jalan-jalan
dengan ayah waktu kecil tetapi saat terakhir saya jalan-jalan
sangat membekas diingatan saya. Suatu malam terjadi hal yang
sangat mengerikan dan membuat saya begitu ketakutan, ayah
dan ibu saya bertengkar karena ibu sudah tidak kuat dengan
18
perlakuan ayah. Mereka bertengkar hebat karena masalah
perselingkuhan. Sedangkan saya yang berada dipelukan ibu
sambil digendongnya menahan airmata dan berusaha mencari
tahu apa yang terjadi meskipun hanya terdiam. Tak disangka
ayah melakukan kekerasan, ibu didorong hingga terpelanting
dan berusaha melindungi saya agar tidak terjadi apa-apa. Saya
ketakutan sekali, seorang ayah yang harusnya bisa melindungi
tetapi menyakiti. Sejak saat itu saya benci sosok laki-laki yang
menjadi ayah. Pandangan saya terhadap mereka kaum laki-laki
sama saja tak beda dengan ayah saya. Hal tersebut menyebabkan
trauma yang sangat mendalam bagi saya karena hal tersebut
terekam jelas diingatan saya. Walaupun waktu itu saya tidak
tahu jelas apa penyebab ayah hal tersebut terjadi. Saya baru
mengetahuinya setelah saya beranjak dewasa dari cerita ibu.
19
Setelah ayah meninggalkan saya dan ibu, ibu memutuskan
membawa saya ke desa untuk dititipkan ke kakek dan nenek.
Sedangkan ibu pergi ke kota untuk mencari nafkah. Sejak saat
itu saya menjadi orang yang pendiam, meskipun saat berkumpul
dengan teman saya terlihat ceria. Hanya saja komunikasi dengan
orang tua jarang sekali, bahkan dengan ibu. Karena waktu saya
kecil jarang sekali yang memiliki HP, tidak seperti sekarang ini
HP beragam model. Saya sangat tertutup terhadap ibu dan kakek
nenek. Saya tidak pernah bercerita sedikitpun tentang apa saja
yang saya dapat di bangku sekolah. Bahkan mereka tidak
bertanya apa saja yang saya alami dilingkungan baru ketika
masuk SD. Ibu pun sering sakit-sakitan, saya ingat sekali waktu
itu beliau berhenti bekerja dan memilih menemani saya
dirumah. Tapi suatu hari beliau berkata dan meminta izin pada
20
saya untuk menikah lagi. Tiba-tiba saya berfikir “jika itu terbaik
buat ibu dan tidak akan menyakiti ibu lagi serta menjamin masa
depan kita kenapa tidak, tapi saya tidak akan terima lagi jika ibu
menangis karena disakiti lagi” entah fikiran dewasa atau tidak
dengan umur saya yang masih belia duduk dibangku kelas 4 SD,
saya ingin melindungi bidadari tanpa sayap yang rela terluka
untuk saya.
Setelah ibu menikah, saya merasa nyaman dengan hidup
baru ini. Saya merasa ada yang melindungi, meskipun jarang
sekali saya berbicara dengan bapak. Saya memiliki seorang adik
saat saya masuk SMP. Dimana dunia luar tersebut terlihat
menantang, lingkungan baru saat saya beranjak remaja. Saya
bisa menganalisis berbagai macam karakater teman saya. Tetapi
saya menemukan sedikit kesulitan saat saya mencari teman.
21
Saya merasa kurang berkomunikasi, karena saya lebih banyak
diam dari pada berinteraksi dengan teman-teman saya. SMP
yang menjadi pilihan untuk melanjutkan study cukup jauh dari
rumah. Sehingga untuk mencapainya saya harus naik bus. Tidak
seperti anak-anak lain yang kebanyakan diantar orang tua saat
pertama kali masuk sekolah atau dari awal pendaftaran. Saya
berangkat sendiri dengan modal rasa keberanian dan penasaran
dengan dunia asing yang tak saya kenal semasa saya SD.
Meskipun ada beberapa anak yang juga berangkat sendirian tapi
terkadang saya juga ingin merasakan diantar orang tua. Namun
karena faktor ekonomi bapak tidak memiliki kendaraan yang
memadai agar bisa mengantar kemanapun. Di dunia saya yang
baru ini saya belajar banyak hal. Saya seperti burung yang
terbang bebas. Awal masuk sekolah saya beradaptasi dengan
22
lingkungan, dimana berbagai karakter mulai terlihat. Saya bisa
belajar dari mereka semua. Saya tetap berjalan dengan rasa
kebencian yang semakin besar terhadap ayah kandung.
Dimasa SMP inilah saya seperti mencari-cari terus jatidiri
saya. Berbagai hal baru yang dapat saya kenali dan membuat
saya penasaran dan terus mencari. Saya mulai mengenal cinta,
pertemanan, kerjasama, main bareng, mencoba hal baru yang
terkadang itu sedikit negatif. Menginjak kelas dua SMP, bapak
beli sepeda motor dan saya belajar dua hari dengan lancarnya.
Hari-hari terlewati dengan senang karena saya bisa belajar
sepeda motor. Kemudian saya sering main kerumah teman,
kadang belajar kelompok, mengerjakan tugas ataupun latihan
dance untuk praktek sekolah. Dari situ saya mulai berani main
lebih jauh lagi. Karena jarangnya komunikasi dengan orang tua
23
membuat saya lebih aktif dan menghabiskan waktu diluar
rumah. Mencari sebuah kebahagiaan yang saya inginkan. Tetapi
tak seindah kebahagiaan saat saya bisa memeluk dan bercerita
serta bersendau gurau bersama ibu dan bapak. Saya menjadi
anak yang gila kebebasan meskipun kadang-kadang ditegur oleh
ibu saat pulang barmain terlalu sore bahkan maghrib.
Setelah lulus SMP saya melanjutkan SMA. Intensitas
ketidakpedulian pada rumah dan lingkungan saya tinggal mulai
berkurang semenjak masuk SMA. Saya jarang sekali main, lebih
banyak dirumah dan menghabiskan waktu belajar. Bahkan
disekolah kegiatan ekstrakurikuler lebih banyak menyita waktu.
Banyak sekali pengalaman yang mulai saya resapi dalam
mencari jati diri. Di SMA saya bergaul dengan orang-orang
yang baik dan bisa dibilang mulai merasuk dalam pikiran saya
24
dan mulai mengalir dalam diri saya bahwa saya harus
memperbaiki diri dan sikap. Sedikit demi sedikit saya berusaha
untuk menjadi lebih baik. Saya merasa nyaman sekali menuju
kependewasaan. Tetapi satu hal yang belum saya dapatkan.
Dekat dengan orang tua seperti anak-anak yang lain. Saya
memiliki keyakinan orang tua saya memeluk saya dari jauh
walaupun kami setiap hari bertemu. Tetapi setidaknya mereka
bisa memberi sebuah perhatian kecil yang saya inginkan seperti
mengetahui apa saja tentang aktifitas saya diluar sana. Di SMA
saya lebih giat berorganisasi, lebih banyak berinteraksi dengan
teman-teman. Saya belajar bekerja sama, saling mengasihi dan
lain sebagainya. Di rumah saya berusaha untuk menceritakan
apa saja yang saya keluhkan, atau berbagi kebahagiaan dengan
ibu saya. Saya mulai memberanikan diri bercerita atau lebih
25
jelasnya lagi curhat. Bahkan saya pernah bercerita dan
memperkenalkan teman dekat. Tapi tanggapannya tetap sama
saja. Datar dan saya merasa tidak nyaman maupun takut untuk
bercerita kembali.
Hingga saya lulus SMA dan masuk keperguruan tinggi
dengan semangat yang luar biasa. Orang tua mendukung saya
walaupun tanpa banyak berkata. Saya pun merasa senang dan
lebih bersemangat lagi. Ibu saya lebih banyak memberi nasehat
agar menjaga diri baik-baik dan fokus untuk sekolah. Jauh
diperantauan mau tidak mau saya harus beradaptasi dengan
lingkungan baru dan teman baru. Saya merasa susah mencari
teman baru karena saya lebih pendiam dengan orang yang baru
dikenal. Ada rasa takut tersendiri. Tetapi saya terus berusaha
untuk bisa berkenalan dengan teman baru. Meskipun pelan-
26
pelan tapi saya tidak menyerah. Beberapa bulan berjalan saya
bergelut dengan aktifitas baru di dunia perkuliahan dan pada
jurusan yang saya pilih saya bisa merasakan sesuatu yang
mengganjal dipikiran saya. Saya selalu bertanya-tanya mengapa
saya tidak seperti teman saya yang dengan mudah membaur.
Sehingga dia cepat mendapatkan teman. Di dunia perkuliahan
ini pula secara tidak sadaar saya bisa berbicara banyak hal dan
bertukar pikiran. Saya juga lebih dekat dengan ibu saya. Saya
menceritakan semua hal yang saya dapat di dunia perkuliahan.
Meskipun tidak sering tetapi rasanya sedikit lega di hati. Saya
mulai menata karakter saya dan memahaminya. Saya beruntung
meskipun saya ditakdirkan berasal dari keluarga broken home
dan memiliki ayah tiri, saya tidak terjerumus ke karakter yang
negatif. Bahkan saya belajar dari pengalaman pada saat labil-
27
labilnya anak remaja dan menjadi anak yang hampir nakal.
Pesan untuk kalian semua anak-anak yang menjadi bagian
dari keluarga broken home jangan ambil sisi negatif dari broken
home itu sendiri. Jadikanlah hal tersebut menjadi pelajaran dan
pengalaman untuk menjadi yang lebih baik. Meskipun orang tua
jarang berkomunikasi dengan kalian tetapi mereka memikirkan
masa depan kalian. Cobalah untuk tetap dekat dengan mereka.
Jangan pesimis dan menjadi orang dengan karakter negatif
hanya untuk melampiaskan kekesalan terhadap orang tua hanya
gara-gara mereka berpisah dan menimbulkan konflik batin
maupun konflik nyata. Hadapi dengan pondasi hati yang kuat,
teruslah berdoa. Untuk orang tua sadarilah, seorang anak tetap
membutuhkan kedua orangtuanya. Meskipun menjadi peran
ganda atau single parent itu tidak mudah tetapi setidaknya
28
berusahalah menjadi yang terbaik untuk anak. Selalu perhatikan
anak dan jadilah tempat curhat yang baik. Apapun yang terjadi
manusia pasti pernah mengalami hal terburuk. Kuncinya hadapi,
belajar dari pengalaman, carilah jati diri dengan pemikiran yang
rasional dan ikuti kata hati. Kita bisa belajar dari pengalaman,
tetapi seraplah pengalaman yang baik dan perbaiki pengalaman
yang buruk. Thanks
Pendidikan sangatlah penting bagi anak. Keluarga yang
menjadi sekolah pertama untuk anak pada masa sosialisasi baru
kemudian pendidikan dilanjutkan pada lingkungan masyarakat
dan sekolah. Anak yang berasal dari keluarga broken home tetap
harus mendapat pendidikan yang sama seperti pendidikan anak
yang keluarganya utuh. Kebanyakan dari mereka bahkan saya
sendiri merasa tidak terlalu mendapat perhatian. Walaupun ada
29
yang sekolahnya sudah bagus tetapi dalam hal pendidikan dari
orangtua kurang. Karakter anak yang terbentuk dari pendidikan
orangtua sangatlah besar pengaruhnya terhadap psikis anak serta
pengalaman
anak
pada
masa
kecilnya
dalam
proses
perkembangannya hingga ia dewasa. Jadi orangtua sangatlah
berperan penting dalam pembentukan karakter dan pendidikan
anak. Sesibuk apapun orang tua berilah anak perhatian dan ajari
mereka hal-hal yang yang akan membentuk karakternya.
Mungkin tidak semua orangtua bisa menghadapi masalah dalam
kehidupan rumah tangga tetapi jika untuk kebaikan anak dan
masa depannya perjuangkanlah untuk tetap memberi perhatian
dan pendidikan langsung pada anak. Sedangkan anak sendiri
dalam proses menuju ke kedewasaan tetaplah berfikir positif dan
jaga diri dengan membentengi diri dari sosialisasi yang buruk
30
dari luar. Jangan pernah mencoba hal buruk yang dapat
mempengaruhi kepribadian dan menjadi masalah baru yang
akan menjadi beban orang tua. Pengalaman kecil yang negative
seperti melihat orangtua bertengkar bahkan terdapat kekerasan
fisik jangan di ingat-ingat. Ambil hikmah dari semua kejadian
yang ada. Hingga nanti dewasa seorang anak pasti paham
bagaimana berada di posisi sebagai orang tua.
31
The Personality Of The Child's Broken Home
The family is the smallest unit that consists of a father,
mother, and children. Parents role models in the development
of the
child. Parents are
the first
school for the
children
and the children's character is formed in a time of socializing in
the family. Mother of many acts in terms of educating children.
Because mother certainly would
be closest
to
the child because the mother is in charge of taking care of the
household while the father works to fulfill the obligation asa
head of household. “Although there are several distinct variants
of object relations theory (see Greenberg&Mitchell, 1983), they
32
share a core belief that personality can be analyzed most
usefully by examining mental representations of significant
figures (especially the parents) that are formed early in life in
response to interactions taking place within the family (Gill,
1995;
Winnicott,
1971).
In the
theory of
parents is
very important in terms of socialization and interaction of the
child, because what do parents surely will
child when he is
still
in
of mentally. Especially when
be
its development
done
by the
and formation
the teenage children. Must
very fast in
absorbing influences from
taught the
parents while he
outside or being
studied. Children have a
high curiosity, most children try things
her curious. Especially in
imitates, much will he resembled and
be
that make
the
parents be
stage he
the
first
33
thing that will be replicated. From the attitude of the parents,
the parents, the
parents how to
teach good
behavior in its
surroundings and many more can be taught as the first school of
the parents for the child.
Nowadays many divorce cases among families who have
children. What
parents are
about
the education
divorced and
attention in his
they should
studies and in
of children whose
be
his creation
given more
of the
character? Broken home could be interpreted as a family which
is
not harmonious even were
divorced. When
parents are
not harmonious, often squabbling, Buffalo mouth, thinking it is
no small thing in line, so it's a big problem, even going on the
violence and the things that happened before their children will
bring a big impact to the psychic children can even influence
34
the formation
of a child's character was
of socialization of
the
the distressed condition
in
the
process
family. When children in
of the
circumstances
of the parents often quarrel could
have the child
becomes pemurung, reticent, even closed to anyone. But there
are
also parents
who hide their
divorced secretly and explained well to
household conditions. With
the
quarrelling and
the children how their
purpose that the parents don't
want the character of his son being bad that they are committed
to taking care of a child and give more attention in the course
of its development. Because the children in times of need more
attention from parents.
35
In contrast to older people who are already divorced
and exalts the ego of each. Even fighting over custody of the
child. While the child is in need of both his master, but he was
just taken care of by one of the parents. Here the economic
factor and brother ever contributed. If the child is raised by
a father
who worked
for children as
a
hard, will
single
no supervision. He could
concern
parent. Moreover, there
no close relatives as a child shelter if his
child got freedom at
reduce his
is
father's work. The
home because
there
is
try anything because
the
son has high curiosity. Out of nowhere he can learn, from social
media
like TV shows that
yet worth she watch orsurrounding
possibly be
are
not
environment which
worse. There he learned
a
could
lot from
36
the keingintahuannya that little by little formed his character due
to the lack of supervision and more attention from parents. So he
could be a
hard figure,
against parents, covered
and lightly themselves. Sometimes there
is
also a father
who has a motherly soul so that the child does not lose the
character of a mother, although there is also a father who can't
be a mother at
once. Because mom
and
dad have a different task in
educating children. so perfectly formed child characters from bo
th parents. But what power if a father who nurtured and had to
leave his son to work every day. Although there are public
holidays but also need attention every day.
37
Vice versa if the child is taken care of by the mother. The
mother also had to make a living because in addition an
being the
mother should
also
parent. As already explained
be a father as
earlier that
the
a
single
mother is
very instrumental in the period of socializing the child because
he was
the first
teacher for
his
son. Time mother
toher
son should be divided because the mother should also work for
the future of his son. A mother must be clever-clever divide
time. When he got to work, when he should be paying attention
to his son. If a mother cannot place themselves precisely will
surely
bring harm against children
character. Same
as previous explanations about the father who does not come
with the
mother character,
sometimes a
mother also
can
not become a father at once. Although it has to be done for the
38
sake of his son.The mother is a person who being a good
listener when the child tells the story and a mother is a person
who is
closest
to
the child. communication must
be maintainedproperly. In
order
to
make children
learn perfectly during the formation of the personality.
In fact in its infancy children want more be heard, be
noticed, study
with parents,
developing his
creativity, and
got more affection from parents. Generally a child who comes
from a broken family home has a different character. There's
a hard character,at
will of
most correct, not
to
its
be
own, considers
outdone,
himself the
selfish,
rude,
introverted, quiet pemurung, even his intercourse. It could just
be the child
whenstepping
on teens using
drugs, free
39
sex, drink hard and so forth because the currentcarried by the
times due to lack of attention and affection of parents. But
many alsochildren of
broken home who
good personality. Although
full care from both
it did
parents. Depending
managed
not
to form a
receive the
on how the child's
thinking and maturity into the mindset of children in making
sense of the broken home.
The importance of the role of parents as a good listener, as a
place to vent, share affection and places of refuge and where
they learn. The child is in need of a role model figure in search
of his true identity.
However, not all
children have a
bad trait. There
are
also children who are able to realize the difference that arise due
40
to divorce that caused the formation of his personality is not
perfect. It
can
be seen
from how
he
personality, because during her small adult until
is addressing his
he is
sure he
felt such a long process. Depending on the how strong and
resilient heart face
the ordeal of divorce both
parents. Sometimes such children
are more
mature than his
thinking with children seumurannya. When the father or mother
who remarried caregivers may be he will think that he does not
want the same thing to happen again to him and to his
mother. Inevitably
the father
or the
mother
who will
marry again will definitely ask for a blessing to his son. The
child is comfortable or not with new people who will be
the candidate for the candidate's father or mother. The person is
good or not, can guarantee his future or not and certainly will
41
not hurt the father or the mother again. Children have a
sense sensitive to new
people nearby with
family. Considering all
things because nobody
to experience first time mom
and
her
wants
dad fight happen
again make child trauma. “Psychoanalytic theory is not alone in
positing that early developmental experiences play a role in
shaping personality, but the theory is unique in the degree to
which it emphasizes childhood experiences as determinants of
personality development and dynamics. In its strongest form,
psychoanalytic theory hypothesizes that early experiences—
even those occurring during the first weeks or months of life—
set in motion personality processes that are to a great extent
immutable
(see
Emde,
1983,
theory described that experience in his
1992).”
In the
childhood influenced
42
the formation ofhis personality. From experience sometimes a
child just follow the
flow when
the
much experience. No
children find so
exception children
from broken families home.What children watch from
parents could
be
both
made and recorded his
experienceclearly dimemori his
brain. Children remember things very dihatinya imprint. Whethe
r
it's a
good and
moment the
streets
bad thing though. As memories
with his
parents fight, going up
father
until the
to the
of the
moment his
mouth
of the shootout involved violence and the children there are in
it. Child record clear in his memory ashis experiences of things
that might be
a
imaginehow happy the
point
of sensitifnya. Children can
moment invited streets father and
43
mother kesuatu a
place that
not be forgotten until he
probably return even
be possible. After
makes
was an
though the
he
the heart happy. It will
adult and the
ego will
child knows it will
was grown, he
would
not
still be small
children when considering the membahagiakannya experience in
the past with family. Yet another bad experience when I was in
the
midst
of the
debate. It would
be recorded clearly dimemori the
indeed
brain child
as unwanted experiences. It will likely show up feelings of
anger, resentment, unwilling to forgive the from one of
the parents
who
have defected. For
example, the
father
who betrayed mother with a case of infidelity. Although his
parents had a fight when the children were little, he still asks her
mother what cause it can
44
happen. From there, the negative perception
of emerging from
the
father is
child. only mengejudge that
his
evil,
even the child does not want to meet with his father. Especially
if the
father actually left
it without wanting
to meet
and give news. But as the adult children many experiences from
outside
the environmental community,
the missal school
environmentand so on. Where children learn to understand what
the causes of such parents from two points of view. And from
thence did the child who can filter out things that make up his
personality to the positive things that certainly wouldn't fall to a
negativepersonality.
A variety of factors that cause divorce can also cause an
impact
on the
formation
of the child. E.g. affair one
ofthe
personality
of
45
the parents of mismatch between the
parents, more households
are no longer troubled with love so that in the House there is
only anger. In the household are tinged with the affair would
have
been uncomfortable for
the parents especially
the child in
if there
it. May
the
was a
child or one
of
big uproar involving
indeed children won't understand
anything other than the fear that hit him, but on the other
hand will surely occurred to him why this happened to her
family. It can provide load on his brain that should not be
a burden in the course of its development.
Many people say that the child's behavior is a reflection
of his personality or his parents. Whatever happens in the
household of
his
parents will
definitely be
bad if his
parents were not able to give education the character well.
46
In
this
case as
a
parent who cannot maintain a
household should also think of his son's basic education for the
long term. As more attention, take time to child when he began
the study, give an appreciation in the form of praise when the
child can do good things or make something creative, listening
to
the child when the
child tells
and more affectionate member. Though busy
the
with work
story,
but
it does not mean a single parent has no time for his son. It could
also be the person who depositedthe child close to her and
trusted. So he's comfortable
with his
surroundings and well
developed when the processes of socialization takes place in
shaping his personality.
47
Like
the explanation
above I
experienced things
that
make me wonder. I feel different with any other kids. I feel a
lot of the elderly. When a parent is the most convenient place to
pour
out the
contents. I
happy moment could gather
dad). Though
have
always imagined how
with family
(mom
and
when I could've given well whatever
happens when a household mom and dad started shaky but there
is
still
a small happiness when my dad invited the
streets. Maybe just the
roads that currently can
be
felt everyone because their families are still intact. But I feel the
moment it is the most beautiful moment in my life despite
the many times I get the streets with small timedad but my
last time streets very imprint diingatan me. One
night it
was
terrible thing that happened and made me so freaked out, my
48
mother and father arguing because the mother was not strong
with the
treatment. They
fight violently due
to infidelity. While my mother was dipelukan while digendongn
ya holding shedding
tears andtrying
to
find out
what's
Ms. propelled to a and
trying
happening though just speechless. The
unexpected father'sviolence,
to protect me so that does not happen anything. I fear once, a
father who should be protecting but hurt. From that moment
on Ihate figure of the man who became a father. My view
of their men just the same nodifference with my father. It also
results
in a
very
deep trauma for
ismy diingatan clearly recorded. Although that
know exactly
me because
it
time I do
not
what causes these things father happens. I
just figure that out after I went off of adult stories mom.
49
After dad left me and mom, mom decided to take me to the
village for
a few to Grandpa and Grandma. While
the mother went to the city to earn a living. Since then I
became a reticent person, though
when hang
friends look cheerful. It's
out
with my
just communication
with parents rarely, even with mom. Because of the time I only
rarely that
have little HP, not as
am very
closed against the
grandfather grandmother. I
all that
now diverse HP models. I
I
never told
can in school. Even they
experience new surroundings when
mother and
me about
anything at
don't ask anything I
the incoming SD. 's
mother else often sickly, I remember once that time he stopped
working and choosing accompanied me at home. But one day,
he said, and asked for permission to be married to me anymore.
50
All of the sudden I thought "If that best create mother and will
not hurt the mother again and assure our future why not, but
I will not accept any more if the mother crying for being
hurt again" whether or not theadult's mind with my age who
are still young to sit on the bench 4th grade, I wanted
toprotect Angel without wings who willingly hurt for me.
After the mother married, I felt comfortable with this
new life. I feel there is a protect, although I rarely talk to the
father. I have a younger brother when I entered junior high
school. Where the
outside
world looks challenging, new
environment when I was teenage. I was able to analyze a wide
range of karakater my friend. But I found a little trouble when I
am looking for a friend. I feel less communicate, because I
51
wasmore silent than to interact with my friends. Junior high
school has an option to continue the study far enough away
from the
House. So
bus. Unlike other
to get
children,
first entering school
or from
there I
have
most parents are
the
start
to take
a
escorted when
of registration. I set
out alone with a capital a sense of courage and curiosity with
the alien world that nobody I know during my SD. Although
there are several children who also set off alone but sometimes I
also like to feel driven parents.But due to economic factors the
father does
not
be escorted everywhere. In my
things. I like
have sufficient vehicles to
world that I learned
birds flying free. The
a
lot of
initial entry I adapt
to
the school environment, in which various characters began to
52
appear. I can learn from all of them. I still walk with a sense
of resentment that the larger the biological father against.
In the JUNIOR HIGH SCHOOL this is I like looking
around for my identity continues.A variety of new things that I
can learn and make me curious and keep looking. I started
to know love, friendship, cooperation, playing together, trying
new things thatsometimes it was a little negative. Step on
the two classes of JUNIOR HIGH SCHOOL, the father bought a
motorcycle and
I
days passedwith
great
bike. Then I
learned two
days smoothly. The
pleasure because I
can
often play
learn the
the home of
friends, sometimes learning groups, task or exercise to
practice dance school. From
there I
began
to play further. Because
the lack
of communication
of
to dare
53
with parentsmake me more active and spend time outside of
the home. Looking
beautiful
as
for a happiness
the happiness when I
storiesand bersendau banter with
his
that I
want. But not as
can hug
mother
and telling
and father. I
became the mad child freedomalthough sometimes rebuked by
the mother while home barmain too sore to even the maghrib.
After
continued. The
graduating JUNIOR HIGH
SCHOOL I
intensity
and I
of indifference athome
am
living environment diminished since entering high
school. I rarely play,
more at
time learning. Extracurricular
home and
spend
activities in
schools evenmore time-consuming. An awful lot of experience
that I began to reflect on in the search for identity. In high
school I hang out with good people and arguably the startof
54
pervasive in my mind and start flowing within me that I
must improve myself and attitude. Little by little I'm trying
to get
better. I feel
comfortable once towards kependewasaan. But one thing I do
not get. Close
to the
confidence my
old
man like the
parents hugged
away though we met every
other kids. I have
me from
day. Butat
least they
far
could
give a little attention I
want like knowing anything about my activity out there. In high
school I
was more
enterprising,
more freedom to
interact
withfriends. I learned to work together, love one another and so
on. At home I was trying to tell me what I am complaining
about, or share the happiness with my mother. I started to tell
stories or ventured more details again vent. In fact I never told
55
me and introduce a close friend. But the response remains the
same. And I feel uncomfortable or afraid to tell you again.
Until I graduated FROM HIGH SCHOOL and entered
the keperguruan high
with a
remarkable spirit. Parents supporting me even without much to
say. I feel
excited andmore
mother more advises in
order
energized again. My
to keep
yourself well and
focus for the school. Far diperantauan inevitably I have to adapt
to new environments and new friends. I find it hard to find new
friends because I am more reticent withthe new people. There
is fear itself. But I keep trying to get acquainted with new
friends. Though slowly but
few month I struggled
I
don't give
up. A
with new activities in
the
world and lectures at courses I select
I could
56
feel something Scotch dipikiran I.I always wondered why I do
not like my friend who easily blend in. So he quickly make
friends. In
the
world
of this lecture are not sadaar I
can speak many things and exchange ideas. I'm also closer to my
mom.
I tell
her all
the
things I could lecture in
the
world. Although not often but it felt a little relieved at heart. I
started styling my
lucky though
character and
understand
I
was destined came
from
broken home and
had a stepfather,
I
it. I
a
am
family of
don'tfall into a
negative character. Even I learned from experience at the time
of labile-labilnya older
children and
became an
almost naughty children.
A message for all of you kids who become part of the
family of
broken home don't
take the
negative
side of
57
the broken home itself. Make it into lessons and experience to
be better. Even
though parents rarely communicate with
you
guys but they are thinking of the future. Try to stay close to
them. Don't
people just
be pessimistic and negative characters into
to
vent
people only because they split
to
pique against older
up and
raises inner
conflict or conflict is real. Faced with the Foundation of a strong
heart, keep praying. For parents realize, a child remains in need
of both his parents. Despite being a single parent or a dual
role was not easy but at least strive to be the best for the
child. Always pay attention to the children and be a good place
to vent. Whatever
happens human
beings certainly have
experienced the worst thing. The key encounter, learn from
experience,
seek identity with rational thinking and
follow
58
the words of the heart. We can learn from the experience, but
soak
up
the
good
experience
and
correct
the
bad
experience. Thanks
Daftar Pustaka
Handbook of Psychology, volume 5 Personality and Social
Psychology by John Wiley & Sons 2003. Chapter 5
Psychodynamic models of Personality (Robert F. Bornstein)
59