Kepribadian Anak Broken Home terhadap

Pendahuluan
Tema yang dipakai dalam pembahasan ini yaitu Masalah
Pendidikan. Banyak sekali kasus perceraian yang berdampak
pada anak. Entah itu psikisnya, kepribadian, hingga masalah
pendidikan baik dari orang tua maupun pendidikan di
lingkungan masyarakat dan sekolah. Terkadang anak menjadi
berontak dan memberi respon negative ketika orang tuanya
mengalami gejolak rumah tangga dan memutuskan untuk
berpisah. Semua anak pasti tak ingin orang tuanya berpisah
maka dari itu ada sedikit hingga banyak perubahan sikap anak
dalam

merespon

masalah

tersebut.

Dalam

Handbook


Psychology Social and Personality terdapat beberapa teori yang
membahas tentang kepribadian anak dan bisa disangkutpautkan

1

dengan pembahasan ini.

Kepribadian Anak Broken Home

Keluarga adalah unit terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak. Orang tua sebagai panutan dalam perkembangan anak.
Orang tua adalah sekolah pertama bagi anak dan karakter anak
akan terbentuk dalam masa sosialisasinya dalam keluarga. Ibu
banyak berperan dalam hal mendidik anak. Karena pastinya ibu
akan menjadi yang paling dekat dengan anak karena ibu
bertugas mengurus rumah tangga sedangkan ayah bekerja untuk
memenuhi kewajiban sebagai seorang kepala rumah tangga.
“Although there are several distinct variants of object relations
theory (see Greenberg&Mitchell, 1983), they share a core belief


2

that personality can be analyzed most usefully by examining
mental representations of significant figures (especially the
parents) that are formed early in life in response to interactions
taking place within the family (Gill, 1995; Winnicott, 1971).”
Dalam teori tersebut orang tua sangat berperan penting dalam
hal sosialisasi dan interaksi anak, karena apa saja yang
dilakukan orang tua pasti akan dilakukan oleh anak ketika ia
masih dalam masa perkembangan dan pembentukan mental.
Apalagi ketika sang anak beranjak remaja. Pasti sangat cepat
dalam menyerap pengaruh-pengaruh dari luar maupun yang
diajarkan orang tua selagi ia belajar. Anak memiliki rasa
penasaran yang tinggi, hampir sebagian anak mencoba hal yang
membuatnya penasaran. Apalagi dalam tahap ia meniru, banyak
sekali yang akan ia tiru dan orang tua menjadi hal pertama yang

3


akan ditiru. Dari sikap orang tua, sifat orang tua, bagaimana
orang tua mengajarkan perilaku yang baik dalam lingkungannya
dan banyak lagi yang bisa diajarkan orang tua sebagai sekolah
pertama bagi anak.
Dewasa ini banyak kasus perceraian dikalangan keluarga
yang memiliki anak. Bagaimana dengan pendidikan anak yang
orang tuanya bercerai padahal mereka harus diberi perhatian
lebih dalam masa belajarnya dan dalam masa pembentukan
karakter? Broken home bisa diartikan sebagai keluarga yang
tidak harmonis bahkan sudah bercerai. Ketika orang tua sudah
tidak harmonis, sering bertengkar, adu mulut, pemikiran sudah
tidak sejalan, hal yang kecil jadi masalah besar, bahkan sampai
terjadi kekerasan dan hal-hal tersebut terjadi didepan anak-anak
mereka akan membawa dampak besar bagi psikis anak bahkan

4

dapat mempengaruhi pembentukan karakter anak yang sedang
berada dalam proses sosialisasi keluarga. Saat anak dalam
kondisi tertekan karena keadaan orang tua yang sering

bertengkar bisa saja sang anak menjadi pemurung, pendiam,
bahkan tertutup kepada siapa saja. Tetapi ada pula orang tua
yang menyembunyikan pertengkaran mereka dan bercerai secara
diam-diam serta menjelaskan dengan baik-baik kepada sang
anak bagaimana kondisi rumah tangga mereka yang sebenarnya.
Dengan tujuan bahwa orang tua tersebut tidak ingin karakter
anaknya menjadi buruk sehingga mereka berkomitmen untuk
mengurus anak dan memberi perhatian lebih dalam masa
perkembangannya.

Karena

dalam

masa

tersebut

anak


membutuhkan perhatian lebih dari orang tua.
Berbeda dengan orang tua yang sudah bercerai dan

5

meninggikan ego masing-masing. Bahkan memperebutkan hak
asuh anak. Sedangkan anak membutuhkan kedua orang tuannya,
tetapi ia hanya diasuh oleh salah satu orang tuanya. Disini faktor
ekonomi dan saudara pun ikut berperan. Jika anak diasuh oleh
ayah yang bekerja keras, akan mengurangi perhatiannya
terhadap anak sebagai single parent. Apalagi tidak ada saudara
yang dekat sebagai tempat berlindung anak jika ayahnya
bekerja. Anak mendapat kebebasan di rumah karena tidak ada
pengawasan. Ia bisa mencoba apa saja karena anak memiliki
rasa ingin tahu tinggi. Entah dari mana saja ia belajar, bisa dari
media sosial seperti acara-acara TV yang belum layak ia tonton
ataupun lingkungan sekitarnya yang mungkin saja bisa lebih
buruk. Di situ ia belajar banyak dari rasa keingintahuannya yang
sedikit demi sedikit membentuk karakternya karena tidak


6

adanya pengawasan dan perhatian lebih dari orang tua. Sehingga
ia bisa menjadi sosok yang keras, melawan orang tua, tertutup
dan seenaknya sendiri. Terkadang ada juga ayah yang memiliki
jiwa keibuan sehingga anak tidak kehilangan karakter seorang
ibu, meskipun ada juga ayah yang tidak bisa menjadi ibu
sekaligus. Karena memang ayah dan ibu memiliki tugas berbeda
dalam mendidik anak. sehingga karakter anak terbentuk
sempurna dari kedua orang tua. Tetapi apa daya jika seorang
ayah saja yang mengasuh dan harus meninggalkan anaknya
untuk bekerja setiap harinya. Walaupun ada hari libur tetapi
anak juga butuh perhatian disetiap harinya.
Begitu juga sebaliknya jika anak diasuh oleh ibu. Ibu juga
harus mencari nafkah karena selain menjadi ibu juga harus
menjadi ayah sebagai single parent. Seperti yang sudah

7

dijelaskan sebelumnya bahwa ibu sangatlah berperan penting

dalam masa sosialisasi anak karena ia merupakan guru pertama
bagi anaknya. Waktu ibu untuk anaknya harus terbagi karena ibu
juga harus bekerja untuk masa depan anaknya pula. Seorang ibu
harus pintar-pintar membagi waktu. Kapan ia harus bekerja,
kapan ia harus memperhatikan anaknya. Jika seorang ibu tidak
bisa menempatkan dirinya secara tepat pasti akan membawa
dampak buruk terhadap karakter anak. Sama seperti penjelasan
sebelumnya tentang ayah yang tidak memilliki karakter ibu,
terkadang seorang ibu juga tidak bisa menjadi seorang ayah
sekaligus. Meskipun itu harus dilakukan demi anaknya. Ibu
adalah orang yang menjadi pendengar yang baik saat anak
bercerita dan seorang ibu adalah orang yang paling dekat dengan
anak. komunikasi harus dijalin dengan baik. Agar anak belajar

8

dengan sempurna dalam masa pembentukan kepribadian.
Sebenarnya dalam masa pertumbuhan anak ingin lebih
didengar,


diperhatikan,

belajar

bersama

orangtua,

mengembangkan kreatifitasnya, dan mendapat kasih sayang
lebih dari orang tua. Umumnya anak yang berasal dari keluarga
broken home memiliki karakter yang berbeda. Ada yang
berkarakter keras, semaunya sendiri, menganggap dirinya paling
benar, tidak mau kalah, egois, kasar, tertutup, pendiam
pemurung, bahkan pergaulannya bebas. Bisa saja sang anak
ketika menginjak remaja menggunakan narkoba, seks bebas,
minum-minuman keras dan lain sebagainya karena terbawa arus
perkembangan zaman akibat kurangnya perhatian dan kasih
sayang orang tua. Namun banyak juga anak broken home yang
berhasil membentuk kepribadian yang baik. Meskipun tidak


9

mendapat asuhan secara penuh dari kedua orang tua. Tergantung
bagaimana pemikiran sang anak dan kedewasaan yang menjadi
pola pikir anak dalam mengartikan broken home.
Pentingnya peran orang tua sebagai pendengar yang baik,
sebagai tempat curhat yang nyaman, tempat berbagi kasih
sayang dan tempat berlindung serta tempat mereka belajar. Anak
sangat membutuhkan sosok panutan dalam mencari jati dirinya.
Walaupun begitu tidak semua anak memiliki sifat yang buruk.
Ada juga anak yang mampu menyadari perbedaan yang timbul
akibat

perceraian

yang

menyebabkan

pembentukan


kepribadiannya tidak sempurna. Hal tersebut dapat dilihat dari
bagaimana dia menyikapi kepribadiannya, karena semasa dia
kecil hingga ia dewasa pasti ia merasakan proses yang begitu
panjang. Tergantung anak tersebut seberapa kuat dan tangguh

10

hatinya menghadapi cobaan dari perceraian kedua orang tuanya.
Terkadang anak seperti itu lebih dewasa pemikirannya
dibanding dengan anak-anak seumurannya. Saat ayah atau ibu
yang menjadi pengasuhnya menikah lagi mungkin dia akan
berpikir bahwa dia tidak ingin hal yang sama terjadi lagi
kepadanya dan kepada ibunya. Mau tidak mau ayah atau ibu
yang akan menikah lagi pasti akan meminta restu kepada
anaknya. Anak nyaman atau tidak bersama orang baru yang
akan menjadi calon ayah atau calon ibu. Orang tersebut baik
atau tidak, bisa menjamin masa depannya atau tidak dan yang
pasti tidak akan


menyakiti ayah atau ibunya lagi. Anak

memiliki rasa sensitive yang besar terhadap orang baru yang
dekat dengan keluarganya. Mempertimbangkan segala hal
karena tak ingin pengalamannya dulu saat ayah dan ibu

11

bertengkar

terulang

kembali

membuat

anak

trauma.

“Psychoanalytic theory is not alone in positing that early
developmental experiences play a role in shaping personality,
but the theory is unique in the degree to which it emphasizes
childhood
development

experiences
and

as

determinants

dynamics.

In

its

of

personality

strongest

form,

psychoanalytic theory hypothesizes that early experiences—
even those occurring during the first weeks or months of life—
set in motion personality processes that are to a great extent
immutable (see Emde, 1983, 1992).” Dalam teori tersebut
dijelaskan bahwa pengalaman anak pada masa kecilnya
mempengaruhi pembentukan kepribadiannya. Dari pengalaman
tersebut terkadang anak mengikuti begitu saja alur ketika anak
mencari begitu banyak pengalaman. Tidak terkecuali anak dari

12

keluarga broken home. Apa saja yang anak amati dari kedua
orang tuanya dapat dijadikan pengalamannya dan terekam jelas
dimemori otaknya. Anak lebih mengingat hal yang sangat
membekas dihatinya. Entah itu hal yang baik dan buruk
sekalipun. Seperti kenangan saat jalan-jalan dengan ayahnya
sampai saat kedua orang tuanya bertengkar, terlibat adu mulut
hingga terjadi kekerasan dan sang anak ada didalamnya. Anak
merekam jelas dalam ingatannya sebagai pengalamannya hal-hal
yang

mungkin

menjadi

titik

sensitifnya.

Anak

bisa

membayangkan bagaimana bahagianya saat diajak jalan-jalan
ayah dan ibunya kesuatu tempat yang membuat hatinya bahagia.
Hal tersebut tidak akan bisa dilupakan hingga ia dewasa dan
mungkin akan dirindukannya kembali walaupun anak tahu hal
itu tidak akan mungkin terjadi. Setelah ia dewasa, ia akan tetap

13

menjadi

anak

kecil

ketika

mengingat

pengalaman

membahagiakannya dahulu bersama keluarga. Lain lagi dengan
pengalaman buruknya ketika berada ditengah-tengah perdebatan
orang tuanya. Hal tersebut memang akan terekam jelas
dimemori otak anak sebagai pengalaman yang tidak diinginkan.
Kemungkinan akan muncul perasaan marah, dendam, tidak mau
memaafkan dari salah satu orang tua yang berkhianat. Misalnya
sang ayah yang mengkhianati ibu dengan kasus perselingkuhan.
meskipun saat orang tuanya bertengkar ketika anak masih kecil,
ia tetap akan menanyakan pada ibunya apa penyebab hal itu bisa
terjadi. Dari situlah muncul persepsi yang negatif dari anak.
anak hanya mengejudge bahwa ayahnya jahat, bahkan sang anak
tidak mau bertemu dengan ayahnya. Apalagi jika ayah dari anak
tersebut benar-benar meninggalkannya tanpa ingin bertemu dan

14

memberi kabar. Tetapi seiring sang anak dewasa banyak
pengalaman dari luar missal lingkungan masyarakat, lingkungan
sekolah dan lain sebagainya. Dimana anak belajar memahami
apa yang menjadi penyebab orang tuanya seperti itu dari dua
sudut pandang. Dan dari situ pula anak yang bisa menyaring
hal-hal yang membentuk kepribadiannya ke hal-hal yang positif
pasti tidak akan terjerumus kepada kepribadian yang negatif.
Berbagai faktor yang menyebabkan perceraian bisa juga
menyebabkan dampak pada pembentukan kepribadian anak.
Misal perselingkuhan salah satu dari orang tua ketidak cocokan
lagi diantara orang tua, rumah tangga yang tidak lagi dilandasi
dengan cinta sehingga di dalam rumah hanya ada amarah.
Dalam rumah tangga yang diwarnai dengan perselingkuhan
pastinya tidak nyaman untuk anak maupun salah satu dari orang

15

tua apalagi jika ada keributan besar yang melibatkan anak
didalamnya. Mungkin memang anak tidak akan mengerti apaapa selain ketakutan yang melanda dirinya, tetapi disisi lain
pasti akan terpikir olehnya mengapa ini terjadi pada
keluarganya. Hal ini dapat memberikan beban pada otaknya
yang seharusnya tidak boleh menjadi beban dalam masa
perkembangannya.
Banyak

orang

bilang

bahwa

perilaku

anak

atau

kepribadiannya adalah cerminan dari orang tuanya. Apapun
yang terjadi dalam rumah tangga orang tuanya pasti akan
berdampak buruk jika orang tuanya pun tidak bisa memberi
pendidikan karakter dengan baik.
Dalam hal ini sebagai orang tua yang memang tidak bisa
mempertahankan rumah tangga hendaknya juga memikirkan

16

pendidikan dasar anaknya untuk jangka panjang. Seperti
perhatian lebih, meluangkan waktu untuk anak saat ia mulai
belajar, memberikan apresiasi berupa pujian saat anak bisa
melakukan hal yang baik atau membuat sesuatu yang kreatif,
mendengarkan anak saat anak bercerita, dan lebih member kasih
sayang. Meskipun disibukkan dengan bekerja tetapi tidak berarti
seorang single parent tidak memiliki waktu untuk anaknya. Bisa
juga anak dititipkan kepada orang yang dekat dengannya dan
terpercaya. Agar dia nyaman dengan lingkungannya dan
berkembang dengan baik ketika proses sosialisasi berlangsung
dalam membentuk kepribadiannya.
Seperti uraian diatas saya mengalami hal yang membuat
saya bertanya-tanya. Saya merasa berbeda sekali dengan anakanak yang lain. Saya merasa jauh dari orang tua. Padahal orang

17

tua adalah tempat paling nyaman untuk mencurahkan isi hati.
Saya selalu terbayang betapa bahagianya saat dulu bisa
berkumpul dengan keluarga (ayah dan ibu). Meskipun saat saya
sudah bisa mengingat dengan baik apapun yang terjadi saat
rumah tangga ayah dan ibu mulai goyah tetapi masih ada
kebahagiaan kecil ketika ayah mengajak saya jalan-jalan.
Mungkin hanya sekedar jalan-jalan saja yang saat ini bisa
dirasakan semua orang karena keluarga mereka masih utuh.
Tetapi saya merasa momen itu adalah momen paling indah
dalam hidup saya meskipun berkali-kali saya bisa jalan-jalan
dengan ayah waktu kecil tetapi saat terakhir saya jalan-jalan
sangat membekas diingatan saya. Suatu malam terjadi hal yang
sangat mengerikan dan membuat saya begitu ketakutan, ayah
dan ibu saya bertengkar karena ibu sudah tidak kuat dengan

18

perlakuan ayah. Mereka bertengkar hebat karena masalah
perselingkuhan. Sedangkan saya yang berada dipelukan ibu
sambil digendongnya menahan airmata dan berusaha mencari
tahu apa yang terjadi meskipun hanya terdiam. Tak disangka
ayah melakukan kekerasan, ibu didorong hingga terpelanting
dan berusaha melindungi saya agar tidak terjadi apa-apa. Saya
ketakutan sekali, seorang ayah yang harusnya bisa melindungi
tetapi menyakiti. Sejak saat itu saya benci sosok laki-laki yang
menjadi ayah. Pandangan saya terhadap mereka kaum laki-laki
sama saja tak beda dengan ayah saya. Hal tersebut menyebabkan
trauma yang sangat mendalam bagi saya karena hal tersebut
terekam jelas diingatan saya. Walaupun waktu itu saya tidak
tahu jelas apa penyebab ayah hal tersebut terjadi. Saya baru
mengetahuinya setelah saya beranjak dewasa dari cerita ibu.

19

Setelah ayah meninggalkan saya dan ibu, ibu memutuskan
membawa saya ke desa untuk dititipkan ke kakek dan nenek.
Sedangkan ibu pergi ke kota untuk mencari nafkah. Sejak saat
itu saya menjadi orang yang pendiam, meskipun saat berkumpul
dengan teman saya terlihat ceria. Hanya saja komunikasi dengan
orang tua jarang sekali, bahkan dengan ibu. Karena waktu saya
kecil jarang sekali yang memiliki HP, tidak seperti sekarang ini
HP beragam model. Saya sangat tertutup terhadap ibu dan kakek
nenek. Saya tidak pernah bercerita sedikitpun tentang apa saja
yang saya dapat di bangku sekolah. Bahkan mereka tidak
bertanya apa saja yang saya alami dilingkungan baru ketika
masuk SD. Ibu pun sering sakit-sakitan, saya ingat sekali waktu
itu beliau berhenti bekerja dan memilih menemani saya
dirumah. Tapi suatu hari beliau berkata dan meminta izin pada

20

saya untuk menikah lagi. Tiba-tiba saya berfikir “jika itu terbaik
buat ibu dan tidak akan menyakiti ibu lagi serta menjamin masa
depan kita kenapa tidak, tapi saya tidak akan terima lagi jika ibu
menangis karena disakiti lagi” entah fikiran dewasa atau tidak
dengan umur saya yang masih belia duduk dibangku kelas 4 SD,
saya ingin melindungi bidadari tanpa sayap yang rela terluka
untuk saya.
Setelah ibu menikah, saya merasa nyaman dengan hidup
baru ini. Saya merasa ada yang melindungi, meskipun jarang
sekali saya berbicara dengan bapak. Saya memiliki seorang adik
saat saya masuk SMP. Dimana dunia luar tersebut terlihat
menantang, lingkungan baru saat saya beranjak remaja. Saya
bisa menganalisis berbagai macam karakater teman saya. Tetapi
saya menemukan sedikit kesulitan saat saya mencari teman.

21

Saya merasa kurang berkomunikasi, karena saya lebih banyak
diam dari pada berinteraksi dengan teman-teman saya. SMP
yang menjadi pilihan untuk melanjutkan study cukup jauh dari
rumah. Sehingga untuk mencapainya saya harus naik bus. Tidak
seperti anak-anak lain yang kebanyakan diantar orang tua saat
pertama kali masuk sekolah atau dari awal pendaftaran. Saya
berangkat sendiri dengan modal rasa keberanian dan penasaran
dengan dunia asing yang tak saya kenal semasa saya SD.
Meskipun ada beberapa anak yang juga berangkat sendirian tapi
terkadang saya juga ingin merasakan diantar orang tua. Namun
karena faktor ekonomi bapak tidak memiliki kendaraan yang
memadai agar bisa mengantar kemanapun. Di dunia saya yang
baru ini saya belajar banyak hal. Saya seperti burung yang
terbang bebas. Awal masuk sekolah saya beradaptasi dengan

22

lingkungan, dimana berbagai karakter mulai terlihat. Saya bisa
belajar dari mereka semua. Saya tetap berjalan dengan rasa
kebencian yang semakin besar terhadap ayah kandung.
Dimasa SMP inilah saya seperti mencari-cari terus jatidiri
saya. Berbagai hal baru yang dapat saya kenali dan membuat
saya penasaran dan terus mencari. Saya mulai mengenal cinta,
pertemanan, kerjasama, main bareng, mencoba hal baru yang
terkadang itu sedikit negatif. Menginjak kelas dua SMP, bapak
beli sepeda motor dan saya belajar dua hari dengan lancarnya.
Hari-hari terlewati dengan senang karena saya bisa belajar
sepeda motor. Kemudian saya sering main kerumah teman,
kadang belajar kelompok, mengerjakan tugas ataupun latihan
dance untuk praktek sekolah. Dari situ saya mulai berani main
lebih jauh lagi. Karena jarangnya komunikasi dengan orang tua

23

membuat saya lebih aktif dan menghabiskan waktu diluar
rumah. Mencari sebuah kebahagiaan yang saya inginkan. Tetapi
tak seindah kebahagiaan saat saya bisa memeluk dan bercerita
serta bersendau gurau bersama ibu dan bapak. Saya menjadi
anak yang gila kebebasan meskipun kadang-kadang ditegur oleh
ibu saat pulang barmain terlalu sore bahkan maghrib.
Setelah lulus SMP saya melanjutkan SMA. Intensitas
ketidakpedulian pada rumah dan lingkungan saya tinggal mulai
berkurang semenjak masuk SMA. Saya jarang sekali main, lebih
banyak dirumah dan menghabiskan waktu belajar. Bahkan
disekolah kegiatan ekstrakurikuler lebih banyak menyita waktu.
Banyak sekali pengalaman yang mulai saya resapi dalam
mencari jati diri. Di SMA saya bergaul dengan orang-orang
yang baik dan bisa dibilang mulai merasuk dalam pikiran saya

24

dan mulai mengalir dalam diri saya bahwa saya harus
memperbaiki diri dan sikap. Sedikit demi sedikit saya berusaha
untuk menjadi lebih baik. Saya merasa nyaman sekali menuju
kependewasaan. Tetapi satu hal yang belum saya dapatkan.
Dekat dengan orang tua seperti anak-anak yang lain. Saya
memiliki keyakinan orang tua saya memeluk saya dari jauh
walaupun kami setiap hari bertemu. Tetapi setidaknya mereka
bisa memberi sebuah perhatian kecil yang saya inginkan seperti
mengetahui apa saja tentang aktifitas saya diluar sana. Di SMA
saya lebih giat berorganisasi, lebih banyak berinteraksi dengan
teman-teman. Saya belajar bekerja sama, saling mengasihi dan
lain sebagainya. Di rumah saya berusaha untuk menceritakan
apa saja yang saya keluhkan, atau berbagi kebahagiaan dengan
ibu saya. Saya mulai memberanikan diri bercerita atau lebih

25

jelasnya lagi curhat. Bahkan saya pernah bercerita dan
memperkenalkan teman dekat. Tapi tanggapannya tetap sama
saja. Datar dan saya merasa tidak nyaman maupun takut untuk
bercerita kembali.
Hingga saya lulus SMA dan masuk keperguruan tinggi
dengan semangat yang luar biasa. Orang tua mendukung saya
walaupun tanpa banyak berkata. Saya pun merasa senang dan
lebih bersemangat lagi. Ibu saya lebih banyak memberi nasehat
agar menjaga diri baik-baik dan fokus untuk sekolah. Jauh
diperantauan mau tidak mau saya harus beradaptasi dengan
lingkungan baru dan teman baru. Saya merasa susah mencari
teman baru karena saya lebih pendiam dengan orang yang baru
dikenal. Ada rasa takut tersendiri. Tetapi saya terus berusaha
untuk bisa berkenalan dengan teman baru. Meskipun pelan-

26

pelan tapi saya tidak menyerah. Beberapa bulan berjalan saya
bergelut dengan aktifitas baru di dunia perkuliahan dan pada
jurusan yang saya pilih saya bisa merasakan sesuatu yang
mengganjal dipikiran saya. Saya selalu bertanya-tanya mengapa
saya tidak seperti teman saya yang dengan mudah membaur.
Sehingga dia cepat mendapatkan teman. Di dunia perkuliahan
ini pula secara tidak sadaar saya bisa berbicara banyak hal dan
bertukar pikiran. Saya juga lebih dekat dengan ibu saya. Saya
menceritakan semua hal yang saya dapat di dunia perkuliahan.
Meskipun tidak sering tetapi rasanya sedikit lega di hati. Saya
mulai menata karakter saya dan memahaminya. Saya beruntung
meskipun saya ditakdirkan berasal dari keluarga broken home
dan memiliki ayah tiri, saya tidak terjerumus ke karakter yang
negatif. Bahkan saya belajar dari pengalaman pada saat labil-

27

labilnya anak remaja dan menjadi anak yang hampir nakal.
Pesan untuk kalian semua anak-anak yang menjadi bagian
dari keluarga broken home jangan ambil sisi negatif dari broken
home itu sendiri. Jadikanlah hal tersebut menjadi pelajaran dan
pengalaman untuk menjadi yang lebih baik. Meskipun orang tua
jarang berkomunikasi dengan kalian tetapi mereka memikirkan
masa depan kalian. Cobalah untuk tetap dekat dengan mereka.
Jangan pesimis dan menjadi orang dengan karakter negatif
hanya untuk melampiaskan kekesalan terhadap orang tua hanya
gara-gara mereka berpisah dan menimbulkan konflik batin
maupun konflik nyata. Hadapi dengan pondasi hati yang kuat,
teruslah berdoa. Untuk orang tua sadarilah, seorang anak tetap
membutuhkan kedua orangtuanya. Meskipun menjadi peran
ganda atau single parent itu tidak mudah tetapi setidaknya

28

berusahalah menjadi yang terbaik untuk anak. Selalu perhatikan
anak dan jadilah tempat curhat yang baik. Apapun yang terjadi
manusia pasti pernah mengalami hal terburuk. Kuncinya hadapi,
belajar dari pengalaman, carilah jati diri dengan pemikiran yang
rasional dan ikuti kata hati. Kita bisa belajar dari pengalaman,
tetapi seraplah pengalaman yang baik dan perbaiki pengalaman
yang buruk. Thanks 
Pendidikan sangatlah penting bagi anak. Keluarga yang
menjadi sekolah pertama untuk anak pada masa sosialisasi baru
kemudian pendidikan dilanjutkan pada lingkungan masyarakat
dan sekolah. Anak yang berasal dari keluarga broken home tetap
harus mendapat pendidikan yang sama seperti pendidikan anak
yang keluarganya utuh. Kebanyakan dari mereka bahkan saya
sendiri merasa tidak terlalu mendapat perhatian. Walaupun ada

29

yang sekolahnya sudah bagus tetapi dalam hal pendidikan dari
orangtua kurang. Karakter anak yang terbentuk dari pendidikan
orangtua sangatlah besar pengaruhnya terhadap psikis anak serta
pengalaman

anak

pada

masa

kecilnya

dalam

proses

perkembangannya hingga ia dewasa. Jadi orangtua sangatlah
berperan penting dalam pembentukan karakter dan pendidikan
anak. Sesibuk apapun orang tua berilah anak perhatian dan ajari
mereka hal-hal yang yang akan membentuk karakternya.
Mungkin tidak semua orangtua bisa menghadapi masalah dalam
kehidupan rumah tangga tetapi jika untuk kebaikan anak dan
masa depannya perjuangkanlah untuk tetap memberi perhatian
dan pendidikan langsung pada anak. Sedangkan anak sendiri
dalam proses menuju ke kedewasaan tetaplah berfikir positif dan
jaga diri dengan membentengi diri dari sosialisasi yang buruk

30

dari luar. Jangan pernah mencoba hal buruk yang dapat
mempengaruhi kepribadian dan menjadi masalah baru yang
akan menjadi beban orang tua. Pengalaman kecil yang negative
seperti melihat orangtua bertengkar bahkan terdapat kekerasan
fisik jangan di ingat-ingat. Ambil hikmah dari semua kejadian
yang ada. Hingga nanti dewasa seorang anak pasti paham
bagaimana berada di posisi sebagai orang tua.

31

The Personality Of The Child's Broken Home
The family is the smallest unit that consists of a father,
mother, and children. Parents role models in the development
of the

child. Parents are

the first

school for the

children

and the children's character is formed in a time of socializing in
the family. Mother of many acts in terms of educating children.
Because mother certainly would

be closest

to

the child because the mother is in charge of taking care of the
household while the father works to fulfill the obligation asa
head of household. “Although there are several distinct variants
of object relations theory (see Greenberg&Mitchell, 1983), they

32

share a core belief that personality can be analyzed most
usefully by examining mental representations of significant
figures (especially the parents) that are formed early in life in
response to interactions taking place within the family (Gill,
1995;

Winnicott,

1971).

In the

theory of

parents is

very important in terms of socialization and interaction of the
child, because what do parents surely will
child when he is

still

in

of mentally. Especially when

be

its development

done

by the

and formation

the teenage children. Must

very fast in

absorbing influences from

taught the

parents while he

outside or being

studied. Children have a

high curiosity, most children try things
her curious. Especially in
imitates, much will he resembled and

be

that make
the
parents be

stage he
the

first

33

thing that will be replicated. From the attitude of the parents,
the parents, the

parents how to

teach good

behavior in its

surroundings and many more can be taught as the first school of
the parents for the child.
Nowadays many divorce cases among families who have
children. What
parents are

about

the education

divorced and

attention in his

they should

studies and in

of children whose
be

his creation

given more
of the

character? Broken home could be interpreted as a family which
is

not harmonious even were

divorced. When

parents are

not harmonious, often squabbling, Buffalo mouth, thinking it is
no small thing in line, so it's a big problem, even going on the
violence and the things that happened before their children will
bring a big impact to the psychic children can even influence

34

the formation

of a child's character was

of socialization of

the

the distressed condition

in

the

process

family. When children in
of the

circumstances

of the parents often quarrel could

have the child

becomes pemurung, reticent, even closed to anyone. But there
are

also parents

who hide their

divorced secretly and explained well to
household conditions. With

the

quarrelling and

the children how their

purpose that the parents don't

want the character of his son being bad that they are committed
to taking care of a child and give more attention in the course
of its development. Because the children in times of need more
attention from parents.

35

In contrast to older people who are already divorced
and exalts the ego of each. Even fighting over custody of the
child. While the child is in need of both his master, but he was
just taken care of by one of the parents. Here the economic
factor and brother ever contributed. If the child is raised by
a father

who worked

for children as

a

hard, will
single

no supervision. He could

concern

parent. Moreover, there

no close relatives as a child shelter if his
child got freedom at

reduce his

is

father's work. The

home because

there

is

try anything because

the

son has high curiosity. Out of nowhere he can learn, from social
media

like TV shows that

yet worth she watch orsurrounding
possibly be

are

not

environment which

worse. There he learned

a

could

lot from

36

the keingintahuannya that little by little formed his character due
to the lack of supervision and more attention from parents. So he
could be a

hard figure,

against parents, covered

and lightly themselves. Sometimes there

is

also a father

who has a motherly soul so that the child does not lose the
character of a mother, although there is also a father who can't
be a mother at

once. Because mom

and

dad have a different task in
educating children. so perfectly formed child characters from bo
th parents. But what power if a father who nurtured and had to
leave his son to work every day. Although there are public
holidays but also need attention every day.

37

Vice versa if the child is taken care of by the mother. The
mother also had to make a living because in addition an
being the

mother should

also

parent. As already explained

be a father as

earlier that

the

a

single

mother is

very instrumental in the period of socializing the child because
he was

the first

teacher for

his

son. Time mother

toher

son should be divided because the mother should also work for
the future of his son. A mother must be clever-clever divide
time. When he got to work, when he should be paying attention
to his son. If a mother cannot place themselves precisely will
surely

bring harm against children

character. Same

as previous explanations about the father who does not come
with the

mother character,

sometimes a

mother also

can

not become a father at once. Although it has to be done for the

38

sake of his son.The mother is a person who being a good
listener when the child tells the story and a mother is a person
who is

closest

to

the child. communication must

be maintainedproperly. In

order

to

make children

learn perfectly during the formation of the personality.

In fact in its infancy children want more be heard, be
noticed, study

with parents,

developing his

creativity, and

got more affection from parents. Generally a child who comes
from a broken family home has a different character. There's
a hard character,at

will of

most correct, not

to

its
be

own, considers
outdone,

himself the

selfish,

rude,

introverted, quiet pemurung, even his intercourse. It could just
be the child

whenstepping

on teens using

drugs, free

39

sex, drink hard and so forth because the currentcarried by the
times due to lack of attention and affection of parents. But
many alsochildren of

broken home who

good personality. Although
full care from both

it did

parents. Depending

managed
not

to form a
receive the

on how the child's

thinking and maturity into the mindset of children in making
sense of the broken home.

The importance of the role of parents as a good listener, as a
place to vent, share affection and places of refuge and where
they learn. The child is in need of a role model figure in search
of his true identity.
However, not all

children have a

bad trait. There

are

also children who are able to realize the difference that arise due

40

to divorce that caused the formation of his personality is not
perfect. It

can

be seen

from how

he

personality, because during her small adult until

is addressing his
he is

sure he

felt such a long process. Depending on the how strong and
resilient heart face

the ordeal of divorce both

parents. Sometimes such children

are more

mature than his

thinking with children seumurannya. When the father or mother
who remarried caregivers may be he will think that he does not
want the same thing to happen again to him and to his
mother. Inevitably

the father

or the

mother

who will

marry again will definitely ask for a blessing to his son. The
child is comfortable or not with new people who will be
the candidate for the candidate's father or mother. The person is
good or not, can guarantee his future or not and certainly will

41

not hurt the father or the mother again. Children have a
sense sensitive to new

people nearby with

family. Considering all

things because nobody

to experience first time mom

and

her
wants

dad fight happen

again make child trauma. “Psychoanalytic theory is not alone in
positing that early developmental experiences play a role in
shaping personality, but the theory is unique in the degree to
which it emphasizes childhood experiences as determinants of
personality development and dynamics. In its strongest form,
psychoanalytic theory hypothesizes that early experiences—
even those occurring during the first weeks or months of life—
set in motion personality processes that are to a great extent
immutable

(see

Emde,

1983,

theory described that experience in his

1992).”

In the

childhood influenced

42

the formation ofhis personality. From experience sometimes a
child just follow the

flow when

the

much experience. No

children find so
exception children

from broken families home.What children watch from
parents could

be

both

made and recorded his

experienceclearly dimemori his
brain. Children remember things very dihatinya imprint. Whethe
r

it's a

good and

moment the

streets

bad thing though. As memories
with his

parents fight, going up

father

until the

to the

of the

moment his
mouth

of the shootout involved violence and the children there are in
it. Child record clear in his memory ashis experiences of things
that might be

a

imaginehow happy the

point

of sensitifnya. Children can
moment invited streets father and

43

mother kesuatu a

place that

not be forgotten until he
probably return even
be possible. After

makes

was an
though the

he

the heart happy. It will
adult and the

ego will

child knows it will

was grown, he

would

not

still be small

children when considering the membahagiakannya experience in
the past with family. Yet another bad experience when I was in
the

midst

of the

debate. It would

be recorded clearly dimemori the

indeed
brain child

as unwanted experiences. It will likely show up feelings of
anger, resentment, unwilling to forgive the from one of
the parents

who

have defected. For

example, the

father

who betrayed mother with a case of infidelity. Although his
parents had a fight when the children were little, he still asks her
mother what cause it can

44

happen. From there, the negative perception

of emerging from

the

father is

child. only mengejudge that

his

evil,

even the child does not want to meet with his father. Especially
if the

father actually left

it without wanting

to meet

and give news. But as the adult children many experiences from
outside

the environmental community,

the missal school

environmentand so on. Where children learn to understand what
the causes of such parents from two points of view. And from
thence did the child who can filter out things that make up his
personality to the positive things that certainly wouldn't fall to a
negativepersonality.
A variety of factors that cause divorce can also cause an
impact

on the

formation

of the child. E.g. affair one

ofthe

personality
of

45

the parents of mismatch between the

parents, more households

are no longer troubled with love so that in the House there is
only anger. In the household are tinged with the affair would
have

been uncomfortable for

the parents especially
the child in

if there

it. May

the
was a

child or one

of

big uproar involving

indeed children won't understand

anything other than the fear that hit him, but on the other
hand will surely occurred to him why this happened to her
family. It can provide load on his brain that should not be
a burden in the course of its development.
Many people say that the child's behavior is a reflection
of his personality or his parents. Whatever happens in the
household of

his

parents will

definitely be

bad if his

parents were not able to give education the character well.

46

In

this

case as

a

parent who cannot maintain a

household should also think of his son's basic education for the
long term. As more attention, take time to child when he began
the study, give an appreciation in the form of praise when the
child can do good things or make something creative, listening
to

the child when the

child tells

and more affectionate member. Though busy

the
with work

story,
but

it does not mean a single parent has no time for his son. It could
also be the person who depositedthe child close to her and
trusted. So he's comfortable

with his

surroundings and well

developed when the processes of socialization takes place in
shaping his personality.

47

Like

the explanation

above I

experienced things

that

make me wonder. I feel different with any other kids. I feel a
lot of the elderly. When a parent is the most convenient place to
pour

out the

contents. I

happy moment could gather
dad). Though

have

always imagined how

with family

(mom

and

when I could've given well whatever

happens when a household mom and dad started shaky but there
is

still

a small happiness when my dad invited the

streets. Maybe just the

roads that currently can

be

felt everyone because their families are still intact. But I feel the
moment it is the most beautiful moment in my life despite
the many times I get the streets with small timedad but my
last time streets very imprint diingatan me. One

night it

was

terrible thing that happened and made me so freaked out, my

48

mother and father arguing because the mother was not strong
with the

treatment. They

fight violently due

to infidelity. While my mother was dipelukan while digendongn
ya holding shedding

tears andtrying

to

find out

what's

Ms. propelled to a and

trying

happening though just speechless. The
unexpected father'sviolence,

to protect me so that does not happen anything. I fear once, a
father who should be protecting but hurt. From that moment
on Ihate figure of the man who became a father. My view
of their men just the same nodifference with my father. It also
results

in a

very

deep trauma for

ismy diingatan clearly recorded. Although that
know exactly

me because

it

time I do

not

what causes these things father happens. I

just figure that out after I went off of adult stories mom.

49

After dad left me and mom, mom decided to take me to the
village for

a few to Grandpa and Grandma. While

the mother went to the city to earn a living. Since then I
became a reticent person, though

when hang

friends look cheerful. It's

out

with my

just communication

with parents rarely, even with mom. Because of the time I only
rarely that

have little HP, not as

am very

closed against the

grandfather grandmother. I
all that

now diverse HP models. I

I

never told

can in school. Even they

experience new surroundings when

mother and
me about

anything at

don't ask anything I
the incoming SD. 's

mother else often sickly, I remember once that time he stopped
working and choosing accompanied me at home. But one day,
he said, and asked for permission to be married to me anymore.

50

All of the sudden I thought "If that best create mother and will
not hurt the mother again and assure our future why not, but
I will not accept any more if the mother crying for being
hurt again" whether or not theadult's mind with my age who
are still young to sit on the bench 4th grade, I wanted
toprotect Angel without wings who willingly hurt for me.

After the mother married, I felt comfortable with this
new life. I feel there is a protect, although I rarely talk to the
father. I have a younger brother when I entered junior high
school. Where the

outside

world looks challenging, new

environment when I was teenage. I was able to analyze a wide
range of karakater my friend. But I found a little trouble when I
am looking for a friend. I feel less communicate, because I

51

wasmore silent than to interact with my friends. Junior high
school has an option to continue the study far enough away
from the

House. So

bus. Unlike other

to get

children,

first entering school

or from

there I

have

most parents are
the

start

to take

a

escorted when

of registration. I set

out alone with a capital a sense of courage and curiosity with
the alien world that nobody I know during my SD. Although
there are several children who also set off alone but sometimes I
also like to feel driven parents.But due to economic factors the
father does

not

be escorted everywhere. In my
things. I like

have sufficient vehicles to
world that I learned

birds flying free. The

a

lot of

initial entry I adapt

to

the school environment, in which various characters began to

52

appear. I can learn from all of them. I still walk with a sense
of resentment that the larger the biological father against.
In the JUNIOR HIGH SCHOOL this is I like looking
around for my identity continues.A variety of new things that I
can learn and make me curious and keep looking. I started
to know love, friendship, cooperation, playing together, trying
new things thatsometimes it was a little negative. Step on
the two classes of JUNIOR HIGH SCHOOL, the father bought a
motorcycle and

I

days passedwith

great

bike. Then I

learned two

days smoothly. The

pleasure because I

can

often play

learn the
the home of

friends, sometimes learning groups, task or exercise to
practice dance school. From

there I

began

to play further. Because

the lack

of communication

of

to dare

53

with parentsmake me more active and spend time outside of
the home. Looking
beautiful

as

for a happiness

the happiness when I

storiesand bersendau banter with

his

that I

want. But not as

can hug
mother

and telling
and father. I

became the mad child freedomalthough sometimes rebuked by
the mother while home barmain too sore to even the maghrib.
After
continued. The

graduating JUNIOR HIGH

SCHOOL I

intensity

and I

of indifference athome

am

living environment diminished since entering high
school. I rarely play,

more at

time learning. Extracurricular

home and

spend
activities in

schools evenmore time-consuming. An awful lot of experience
that I began to reflect on in the search for identity. In high
school I hang out with good people and arguably the startof

54

pervasive in my mind and start flowing within me that I
must improve myself and attitude. Little by little I'm trying
to get

better. I feel

comfortable once towards kependewasaan. But one thing I do
not get. Close

to the

confidence my

old

man like the

parents hugged

away though we met every

other kids. I have
me from

day. Butat

least they

far
could

give a little attention I
want like knowing anything about my activity out there. In high
school I

was more

enterprising,

more freedom to

interact

withfriends. I learned to work together, love one another and so
on. At home I was trying to tell me what I am complaining
about, or share the happiness with my mother. I started to tell
stories or ventured more details again vent. In fact I never told

55

me and introduce a close friend. But the response remains the
same. And I feel uncomfortable or afraid to tell you again.
Until I graduated FROM HIGH SCHOOL and entered
the keperguruan high

with a

remarkable spirit. Parents supporting me even without much to
say. I feel

excited andmore

mother more advises in

order

energized again. My
to keep

yourself well and

focus for the school. Far diperantauan inevitably I have to adapt
to new environments and new friends. I find it hard to find new
friends because I am more reticent withthe new people. There
is fear itself. But I keep trying to get acquainted with new
friends. Though slowly but
few month I struggled

I

don't give

up. A

with new activities in

the

world and lectures at courses I select

I could

56

feel something Scotch dipikiran I.I always wondered why I do
not like my friend who easily blend in. So he quickly make
friends. In

the

world

of this lecture are not sadaar I

can speak many things and exchange ideas. I'm also closer to my
mom.

I tell

her all

the

things I could lecture in

the

world. Although not often but it felt a little relieved at heart. I
started styling my
lucky though

character and

understand

I

was destined came

from

broken home and

had a stepfather,

I

it. I
a

am

family of

don'tfall into a

negative character. Even I learned from experience at the time
of labile-labilnya older

children and

became an

almost naughty children.
A message for all of you kids who become part of the
family of

broken home don't

take the

negative

side of

57

the broken home itself. Make it into lessons and experience to
be better. Even

though parents rarely communicate with

you

guys but they are thinking of the future. Try to stay close to
them. Don't
people just

be pessimistic and negative characters into
to

vent

people only because they split

to

pique against older

up and

raises inner

conflict or conflict is real. Faced with the Foundation of a strong
heart, keep praying. For parents realize, a child remains in need
of both his parents. Despite being a single parent or a dual
role was not easy but at least strive to be the best for the
child. Always pay attention to the children and be a good place
to vent. Whatever

happens human

beings certainly have

experienced the worst thing. The key encounter, learn from
experience,

seek identity with rational thinking and

follow

58

the words of the heart. We can learn from the experience, but
soak

up

the

good

experience

and

correct

the

bad

experience. Thanks 

Daftar Pustaka
Handbook of Psychology, volume 5 Personality and Social
Psychology by John Wiley & Sons 2003. Chapter 5
Psychodynamic models of Personality (Robert F. Bornstein)

59