Peran koperasi dalam mewujudkan kepribad

Peran Koperasi Mahasiswa dalam Membentuk Kepribadian
Wirausaha Mahasiswa di Universitas Telkom
Diajukan Sebagai Tugas Teknik Membaca dan Menulis Kritis
Program Studi Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika

Disusun Oleh :
Rachmat Simbara Saputra
113400108
MBTI-C

Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Telkom
2013/2014

Kata Pengantar

Ada kesan yang berkembang bahwa Koperasi Mahasiswa hanya dijadikan sebagai tempat
pemenuhan kebutuhan di kampus. Padahal ada begitu banyak manfaat yang terkandung
didalamnya tanpa disadari. Potensi ini sayang sekali jika tidak digali dan dikembangkan. Salah
satunya adalah dalam hal kewirausahaan.
Mahasiswa sudah sepantasnya dapat melihat dan berpikir kritis tentang hal ini. Mahasiswa

dituntut untuk dapat memberi manfaat kepada masyarakat. Tetapi di lain sisi, banyak mahasiswa
yang bersifat apatis terhadap hal ini. Perlu ada pembentukan kepribadian untuk mengatasi hal
tersebut.
Bertitik tolak dari kondisi tersebut, penulis mencoba menggali dan membedah teori koperasi
atau konsep dasar yang dikandung koperasi itu sendiri. Juga sinergi antara koperasi dan
kewirausahaan. Diharapkan dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bahan rujukan
dan referensi untuk pendidikan atau penelitian kedepannya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yulis Dewi sebagai dosen mata kuliah
Teknik Membaca dan Menulis Kritis yang telah membimbing dalam menyusun karya tulis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi untuk
menyelesaikan karya tulis ini.
Tentunya cara penyajian dan keterkaitan isi antar bab masih membutuhkan penyempurnaan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapkan.

Bandung, Desember 2013

2

Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................................... 2

Daftar Isi ...................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 5
A.

Latar Belakang ................................................................................................................................ 5

B.

Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 7

C.

Tujuan Penelitian ............................................................................................................................ 7

D.

Manfaat Penelitian .......................................................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................................................... 9
A.


Koperasi ........................................................................................................................................... 9
1.

Pengertian ..................................................................................................................................... 9

2.

Prinsip-Prinsip Koperasi ............................................................................................................... 9

3.

Bentuk-Bentuk Koperasi ............................................................................................................. 10

4.

Fungsi dan Peran Koperasi ......................................................................................................... 10

5.


Perangkat Koperasi ..................................................................................................................... 11

B.

Kewirausahaan .............................................................................................................................. 11
1.

Pengertian ................................................................................................................................... 11

2.

Kepribadian Wirausaha ............................................................................................................... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................................... 14
A.

Metode Penelitian......................................................................................................................... 14

B.


Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................................... 14

BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 15
A.

Hakikat Koperasi Mahasiswa ...................................................................................................... 15

B.

Proses Pendidikan Wirausaha ..................................................................................................... 16

C.

Koperasi Mahasiswa dan Peningkatan Wawasan Kewirausahaan Mahasiswa...................... 18

BAB V PENUTUP..................................................................................................................................... 20
3

A.


Kesimpulan .................................................................................................................................... 20

B.

Saran .............................................................................................................................................. 21

Daftar Pustaka .......................................................................................................................................... 22
Lampiran ................................................................................................................................................... 23

4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi mempunyai kedudukan yang kuat dan sangat penting di dalam
sistem perekonomian

nasional

Indonesia,


karena

koperasi

merupakan

sokoguru

perekonomian Indonesia, hal tersebut sebagaimana yang tercantum dalam UUD Negara RI
tahun 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi "Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan". Pasal tersebut secara implisit menunjukkan bahwa
kedudukan koperasi sangat penting, karena koperasi merupakan badan usaha yang
berdasarkan asas kekeluargaan tersebut. Sehingga koperasi diyakini dapat diandalkan
untuk menopang perekonomian Indonesia. Sebagai salah satu pelaku ekonomi
nasional, koperasi memiliki misi sebagai stabilisator ekonomi disamping sebagai agen
pembangunan. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian nasional telah menyadarkan
banyak pihak bahwa pengelolaan ekonomi yang mengandalkan perusahaan besar telah
membuat rapuh basis ekonomi nasional. Ketika krisis moneter terjadi, banyak perusahaan
besar yang mengalami stagnasi dan terpuruk usahanya.

Namun di tengah kondisi perekonomian nasional yang lemah tersebut ternyata usaha
kecil,menengah dan koperasi masih dapat bertahan dan menjadi tumpuan untuk berperan
dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Peran koperasi di dalam perekonomian
nasional harus terus ditingkatkan sehingga koperasi benar-benar mampu menjalankan
peranannya dalam menggerakkan ekonomi rakyat.Banyak faktor yang menyebabkan
perkembangan usaha koperasi terkesan lambat, baik itu faktor yang bersumber dari
intern koperasi sendiri maupun yang bersumber dari luar koperasi. Agustina Karnawati
menerangkan bahwa secara umum permasalahan yang timbul dalam pengembangan usaha
koperasi

berkaitan

dengan

empat

hal

yakni


kualitas

pengurus,

partisipasi

anggota, permodalan sendiri dan pengawasan. Pengurus koperasi yang bertindak sebagai
pengusaha harus mampu menjaga kesinambungan koperasi sebagai lembaga ekonomi yang
efisien. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pengurus koperasi adalah kemampuan
sebagai seorang wirausaha dalam mengelola koperasi. Proses manajemen koperasi terutama
dalam menentukan arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam upaya peningkatan
perkembangan usaha dari koperasi tentu sangat dipengaruhi oleh kualitas dari
5

pengurusnya. Dengan kata lain berhasil tidaknya koperasi sangat tergantung pada
kemampuan manajemen, yang dalam hal ini dapat dilaksanakan oleh pengurus ataupun oleh
manajer. Dengan adanya sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan mempunyai daya
saing tinggi, maka Koperasi dapat mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada.
Oleh karenanya peningkatan kemampuan kewirausahaan untuk pengurus koperasi
merupakan hal yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai keberhasilan koperasi dengan

melakukan upaya-upaya yang nyata dan tepat untuk menjadi seorang wirausaha koperasi
yang sukses. (Agustina Karnawati, 2009:58).
Di dalam era globalisasi ini telah muncul berbagai fenomena baru yang tidak dapat
dihindari oleh masyarakat dunia baik dampak negatif maupun dampak positif yang telah
dilahirkan oleh kemajuan jaman. Didalam perkembangan bidang perekonomian, persaingan
yang cukup ketat didalam iklim dunia usaha global merupakan sebuah realita sosial. Kondisi
tersebut menuntut setiap penduduk dunia untuk senantiasa melakukan berbagai inovasi. Guna
mengantisipasi adanya persaingan yang semakin kuat, dunia pendidikan dalam hal ini
perguruan tinggi harus berusaha keras mempersiapkan berbagai persiapan di bidang
pendidikan maupun pembentukan mentalitas wirausaha dengan tujuan memenangkan
persaingan ketika mahasiswa tersebut beradaptasi langsung di dunia usaha dan dunia kerja.
Menurut Palan (dalam Noor Fuad & Gofur Ahmad, 2009:18) “terdapat dua istilah
dalam pekerjaan, yaitu istilah kompetensi dan kecakapan”. Dua hal inilah yang menjadi tolak
ukur seseorang dalam persaingan di dunia kerja. Tidak berimbangnya antara lapangan
pekerjaan dan jumlah tenaga kerja menyebabkan semakin ketatnya persaingan. Persaingan
dalam dunia kerja yang ketat menyebabkan banyak tenaga kerja yang tidak terserap oleh
dunia kerja. Sebagai calon tenaga kerja, mahasiswa dituntut untuk mampu berpikir kreatif
dan inovatif serta mampu membaca peluang dan memanfaatkannya sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki, jangan hanya terfokus pada satu jenis keterampilan saja.
Wirausaha dan koperasi barangkali merupakan salah satu usaha solusi untuk

mengatasi meningkatnya jumlah pengangguran. Menurut UU No. 25 tahun 1992, koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang perorang atau badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat berdasar atas asas kekeluargaan. Dari tiga pilar pembangunan ekonomi bangsa
(Negara/Pemerintah, Swasta, dan Koperasi), sampai saat ini fungsi dari koperasi belum
6

dimanfaatkan secara maksimal oleh ruang besar partisipasi rakyat dalam hal aktifitas
pembangunan ekonomi. Koperasi itu sendiri yang bertujuan untuk menjadikan kondisi sosial
dan ekonomi anggotanya lebih baik dibandingkan sebelum bergabung dengan koperasi yang
dalam hal ini memegang teguh konsep ekonomi kerakyatan dan prinsip kekeluargaan dimana
sivitas akademika Universitas Telkom merupakan satu keluarga baik itu tingkat universitas
maupun tingkat fakultas.
Dari uraian di atas tersebut dapat digambarkan bahwa dengan adanya proses
pendidikan wirausaha yang terimplementasi di kegiatan nyata dalam keterlibatan mahasiswa
dan universitas sebagai lembaga pendidikan di kegiatan koperasi mahasiswa, merupakan
salah satu sarana pengenalan pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi disamping
meningkatkan rasa kekeluargaan sesama sivitas akademikanya itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis
tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah dengan judul:

“Peran Koperasi Mahasiswa dalam Membentuk Kepribadian Wirausaha Mahasiswa di
Universitas Telkom”

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat Koperasi Mahasiswa?
2. Bagaimana proses pendidikan wirausaha di Koperasi Mahasiswa?
3. Bagaimana pengaruh Koperasi Mahasiswa dalam peningkatan wawasan kewirausahaan
mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hakikat Koperasi Mahasiswa.
2. Untuk mengetahui proses pendidikan wirausaha di Koperasi Mahasiswa.
3. Untuk mengetahui pengaruh Koperasi Mahasiswa dalam peningkatan wawasan
kewirausahaan mahasiswa.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
a. Menambah wawasan mengenai Koperasi Mahasiswa.
b. Menambah wawasan mengenai kewirausahaan.
7

c. Menambah pengetahuan tentang sinergi antara koperasi dengan kewirausahaan.
2. Praktis
a. Bagi Instansi. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses pendidikan kewirausahaan
di Perguruan Tinggi.
b. Bagi Mahasiswa. Sebagai bahan acuan dan pembanding dalam mengkaji lebih lanjut
mengenai pengaruh pembentukan Koperasi Mahasiswa di tiap fakultas Universitas
Telkom dan sebagai sarana pengenalan kewirausahaan serta mempererat rasa
kekeluargaan pada mahasiswa Universitas Telkom.
c. Bagi Masyarakat. Sebagai sumber informasi dan referensi.

8

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Koperasi
1.

Pengertian
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatan-kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (UndangUndang Perkoperasian No. 25 tahun 1992). Sedangkan menurut Ropke (dalam Agustina
Karnawati,

1995:59)

koperasi

adalah

suatu

organisasi

bisnis

yang

para pemiliknya/anggotanya adalah juga pelanggan utama perusahaan tersebut. Oleh
karenanya koperasi harus memenuhi syarat berikut: (1) Kebutuhan bersama dari
sekumpulan orang atau individu yang sekaligus merupakan dasar kebersamaan atau
pengikat dari perkumpulan tersebut. (2) Usaha bersama dari individu-individu
untuk mencapai tujuan tersebut. (3) Perusahaan koperasi sebagai wahana untuk
pemenuhan kebutuhan perusahaan koperasi tersebut didirikan secara permanen dan
dikelola berdasarkan prinsip-prinsip koperasi.(4) Promosi khusus untuk anggota.
2.

Prinsip-Prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 dan yang yang berlaku
saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut:
a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.
c) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota.
d) Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal.
e) Kemandirian.
f) Pendidikan perkoperasian.
g) Kerjasama antar koperasi.
Dalam UU No. 25 tahun 1992 ada penambahan mengenai prinsip kerjasama antar
koperasi. Ini dapat dipahami bahwa, untuk mengantisipasi tren globalisasi ekonomi,
koperasi perlu meningkatkan kekuatan tawar-menawarnya (bargaining power) dengan
menjalin kerjasama antar koperasi.
9

3.

Bentuk-Bentuk Koperasi
Dalam ketentuan UU No. 25 tahun 1992, koperasi dapat berbentuk antara lain:
a. Koperasi Primer
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orangseorang.
b. Koperasi Sekunder
Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
koperasi. Koperasi sekunder meliputi semua koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan Koperasi Primer dan/atau Koperasi Sekunder berdasarkan
kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi. Pendirian Koperasi Sekunder dalam
berbagai tingkatan dikenal dengan sebutan Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan,
dan Koperasi Induk.

4.

Fungsi dan Peran Koperasi
Menurut UU No. 25 tahun 1992, fungsi dan peran koperasi adalah:
a) Membangun dan mengembangkan potesi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya

dan

pada

masyarakat

pada

umumnya

untuk

meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
b) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat;
c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perkonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya;
d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perkonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.

10

5.

Perangkat Koperasi
Menurut Arifin Sitio & Halomoan Tamba (2001:34) perangkat organisasi
koperasi yaitu:
a. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi yang
diorganisasikan oleh pengurus koperasi, untuk membicarakan kepentingan
organisasi maupun usaha koperasi, dalam rangka mengambil suatu keputusan
dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir.
b. Pengurus
Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat anggota,
yang bertugas mengelola organisasi dan usaha. Idealnya, pengurus koperasi
sebagai perwakilan anggota diharapkan mempunyai kemampuan manajerial,
teknis, dan berjiwa wirakoperasi, sehingga pengelolaan koperasi mencerminkan
suatu cirri yang dilandasi dengan prinsip-prinsip koperasi.
c. Pengawas
Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi
mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan
usaha koperasi.
d. Pengelola
Pengelola adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan ole Pengurus untuk
mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan professional. Kedudukan
pengelola disini adalah sebagai pegawai atau karyawan yang diberi kuasa dan
wewenang oleh Pengurus.

B. Kewirausahaan
1. Pengertian
Secara harfiah, kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat
awalan ‘ke’ dan akhiran ‘an’, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal
yang terkait dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti
kegiatan bisnis yang komersial atau non-komersial, sehingga kewirausahaan dapat pula
diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.
Menurut Rhenald Kasali, dkk. (2010:12) “wirausaha adalah seorang yang berusaha
11

dengan keberanian dan kegigihan sehingga usahanya mengalami pertumbuhan”. Dalam
definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha yang sebenarnya adalah yang usahanya
mengalami pertumbuhan, tidak stagnant, dan dikerjakan dengan rencana kemajuan dalam
jangka panjang.
2. Kepribadian Wirausaha
Menurut McGraith & Mac Millan (dalam Rhenald Kasali, dkk., 2010:18), ada
tujuh karakter dasar yang perlu dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Action Oriented
Mereka adalah orang yang ingin segera bertindak, sekalipun situasinya tidak
pasti. Prinsip yang mereka anut adalah melihat dan lakukan. Bagi mereka, risiko
bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan ditaklukan dengan
tindakan dan kelihaian.
b. Berpikir Simpel
Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu belajar
menyederhanakannya.

Mereka

melihat

persoalan

dengan

jernih

dan

menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap.
c. Mereka Selalu Mencari Peluang-Peluang Baru
Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk
jaringan dari bawah dan menambah landscape atau scope usahanya. Sedangkan
dalam usaha yang sama, mereka selalu mencari alternatif-alternatif baru, seperti
model, desain, platform, bahan baku, energy, kemasan, dan struktur biaya
produksi. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru,
melainkan juga cara-cara baru.
d. Mengejar Peluang dengan Disiplin Tinggi
Seorang wirausaha bukan hanya awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat
peluang, tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang bukan hanya dicari,
melainkan diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena wirausaha melakukan
investasi dan menanggung risiko, maka seorang wirausaha harus memiliki
displin yang tinggi.

12

e. Hanya Mengambil Peluang Terbaik
Wirausaha sejati hanya akan memilih peluang terbaik. Sukses yang diraih setiap
orang ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih. Sukses adalah
fungsi dari keberhasilan memilih. Pilihan yang terbaik akan menentukan hasil
yang bisa dicapai.
f. Fokus pada Eksekusi
Manusia dengan entrepreneurial mindset mengeksekusi, artinya melakukan
tindakan dan merealisasikan apa yang dipikirkan dari pada menganalisis ide-ide
baru sampai mati. Mereka juga adaptif terhadap situasi, yaitu mudah
menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru.
g. Memfokuskan Energi Setiap Orang pada Bisnis yang Digeluti
Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran
banyak orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Dia memiliki
kemampuan

mengumpulkan

orang,

membangun

jaringan,

memimpin,

menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi.
Selain itu, seorang wirausaha harus memiliki modal. Modal itu tidak harus berupa
dana, tetapi juga bisa berupa softskill, kreativitas, dan link. Kemampuan berorganisasi,
kemampuan kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, atau kemampuan lainnya bisa
dijadikan modal dalam berwirausaha.
Link atau jaringan sosial itu dapat diberdayakan untuk dapat membantu dan
memudahkan dalam menjalankan usaha. Dan kreativitas yang tinggi membuat anda
inovatif dan adaptif, kaya dengan pembaruan dan tidak mudah dihambat oleh kejadiankejadian dari luar.

13

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metodologi
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini
diarahkan pada latar dan individu secara holistik. Dengan kata lain, penelitian ini disebut
penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini diantaranya yaitu :
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar maupun elektronik.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan
menggunakan format tanya jawab yang terencana. Wawancara memungkinkan analis
sistem mendengar tujuan-tujuan, perasaan, pendapat dan prosedur-prosedur informal
dalam wawancara dengan para pembuat keputusan organisasional. Wawancara dilakukan
tidak hanya untuk memperoleh data, tapi juga untuk menguji keakuratan data yang
diperoleh dari sumber tertulis seperti buku, majalah, dan artikel dari internet.

14

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hakikat Koperasi Mahasiswa
Hakikat Koperasi Mahasiswa bukan hanya semata-mata menyediakan berbagai sarana
dan kebutuhan material yang diperlukan mahasiswa dalam proses pembelajaran di kampus,
tetapi juga harus mampu melatih dan mendidik mahasiswa dalam mengembangkan potensi
kewirausahaan yang sangat dibutuhkannya dalam proses hidupnya kedepan. Agar keberadaan
Koperasi Mahasiswa (Kopma) mempunyai peran penting dalam proses pendidikan
kewirausahaan mahasiswa, maka pengelolaan atau manajemen Kopma harus dilakukan
dengan sebaik-baiknya, dan benar-benar berperan sebagai tempat praktik dan latihan bagi
mahasiswa dalam membangun dan mengembangkan sikap mental kewirausahaannya.
Menurut Arifin (2009:2), fungsi keberadaan Koperasi di setiap satuan pendidikan bagi siswa
atau mahasiswa antara lain: (a) melatih dan mendidik siswa atau mahasiswa dalam
mengembangkan potensi kewirausahaan sesuai dengan tingkat minat dan potensi yang
dimilikinya; dan (b) melatih dan mendidik siswa atau mahasiswa dalam memanajemen
Koperasi, khususnya dalam memberikan layanan terbaik terhadap beragam kebutuhan
berkaitan dengan kelancaran proses pembelajaran di sekolah atau kampus.
Selain pendidikan yang didapat, setiap anggota Kopma Universitas Telkom juga
mendapatkan berbagai kemudahan dan keuntungan yang antara lain :
1) Pinjaman
Bila sedang membutuhkan dana, setiap anggota diberi kemudahan pinjaman di
Kopma. Kemudahan yang didapat yaitu: syarat mudah, biaya administrasi hanya
5%, peminjaman tanpa jaminan, dan jangka waktu hingga 3 bulan.
2) Tabungan
Kopma selain memberikan pinjaman juga menghimpun dana dari anggota, salah
satunya adalah dalam bentuk tabungan. Hal ini agar perputaran dana di Kopma
tidak mengalami kemandekan.
3) Sisa Hasil Usaha
Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban
lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Menurut UU No.
15

25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa “Pembagian SHU kepada anggota
dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam
koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap
koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
Komponen-komponen dalam pembagian SHU diatur dalam AD/ART yang
ditetapkan dalam rapat anggota.
4) Skill
Dalam Kopma, setiap anggota tidak hanya mendapatkan teori saja, tetapi bisa
langsung praktik di lapangan. Hal ini akan meningkatkan kemampuan dalam hal
berwirausaha dan juga berorganisasi.
5) Opportunity
Selain kemampuan, kesempatan juga akan anggota dapatkan di Kopma.
Kesempatan menjadi pemimpin, mendapatkan link, dan menambah wawasan.
Hal-hal ini adalah bekal yang berharga untuk menjadi seorang wirausahawan.
Kopma bukan hanya semata-mata warung yang menyediakan peralatan dan perlengkapan
kampus. Ada banyak hal yang bisa didapat dari Kopma terutama dalam konsep
kewirausahaan.
B. Proses Pendidikan Wirausaha
Pendidikan di Perguruan Tinggi terkadang lebih memfokuskan pada pendidikan
keprofesiannya saja tanpa mempertimbangkan kemampuan softskill. Konsep pendidikan
seperti ini akan membuat stagnantitas indeks kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) para
lulusan sarjana. Pembinaan generasi muda yang terlibat aktif dalam gerakan koperasi baik
yang terjun langsung sebagai pengelola maupun secara tidak langsung, perlu dilakukan
secara terencana, terarah, dan terpadu. Program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan
secara simultan dan berkesinambungan dalam penyelenggaraan koperasi di tingkat
mahasiswa dapat memberikan bekal pemahaman dan peningkatan kemampuan managerial
dan kemampuan berwirausaha.
Seorang wirausaha seperti dijelaskan diatas, harus mempunyai softskill untuk menunjang
dalam kegiatan usahanya. Dalam Kopma tidak hanya dididik tentang kewirausahaan, tetapi
juga tentang berorganisasi. Sebenarnya dua hal ini saling bersinergi dalam mengembangkan
kepribadian wirausaha. Softskill yang bisa didapat dari berorganisasi di Kopma yaitu :
16

1) Kemampuan Komunikasi
Menurut FX. Suwarto (2010:191), “komunikasi adalah proses memberi dan
menerima informasi sampai pada pemahaman makna. Komunikasi dapat berhasil jika
komunikator (sumber) menyampaikan pengertian kepada penerima.” Seseorang yang
berkomunikasi

secara

efektif

adalah

mereka

yang

merasa

bebas

dalam

mengungkapkan perasaannya kepada orang lain dan menerima ungkapan perasaan
orang lain. Mereka adalah orang yang paling efektif dalam komunikasi pribadi.
Ketika dalam berorganisasi, seseorang dituntut untuk berkomunikasi secara efektif.
Maka hal itu tetap terbawa saat mengaplikasikannya di dunia usaha. Komunikasi ini
sangat penting untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan klien , pelanggan,
maupun dengan orang lain.
2) Kemampuan Kepemimpinan
Menurut Gibson (dalam FX. Suwarto, 2010:207), “kepemimpinan adalah suatu upaya
penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untuk memotivasi orang-orang melalui
komunikasi guna mencapai tujuan tertentu”. Dalam sebuah organisasi, pemimpin
pasti nyata adanya. Apakah itu pemimpin kelompok, pemimpin acara atau kegiatan,
setiap orang dituntut untuk bisa menjadi pemimpin.
Dalam konsep kewirausahaan, sebuah usaha yang dibangun tanpa kepemimpinan
yang kuat hanya akan menjadi usaha kecil yang tidak berkembang. Seseorang tanpa
kemampuan kepemimpinan hanya mampu memimpin sedikit orang dari usaha kecil
dan tidak ada pertumbuhan usaha. Tanpa kepemimpinan tidak ada orang hebat yang
bekerja padanya. Karyawan tidak akan betah bekerja dan pengetahuan atau
pengalaman yang sudah ditanam akan hilang bersama kepindahan mereka. Hanya
orang-orang yang tidak bisa ke mana-mana yang bertahan bekerja.
Sebaliknya, kepemimpinanlah yang akan membentuk usaha menjadi besar dan
berkembang. Kepemimpinan dibentuk bertahap, sejalan dengan tumbuhnya usaha.
Dari kombinasi pengetahuan, keterampilan, pengalaman, cara pengarahan, dan
penerimaan.
3) Kemampuan Mengendalikan Diri
Kegiatan keorganisasian membentuk sikap mental positif, misalnya kedisiplinan,
ketekunan, kejujuran, dan percaya diri. Setiap kerja pasti ada target waktu (deadline)
17

yang harus dicapai. Dengan adanya job description, seseorang harus bisa memimpin
diri sendiri, menentukan skala prioritas dan disiplin dalam menjalankan rencana kerja
agar selesai sebelum target waktu (deadline) yang ditentukan.
Selain kedisiplinan, ketekunan juga terasah. Tidak semua tugas yang menjadi
tanggung jawab, mudah dilaksanakan. Kadangkala ada tugas yang membutuhkan
ketekunan, seperti mewawancarai orang penting yang sulit ditemui. Bila tidak tekun
tugas tidak terselesaikan.
Jabatan yang diemban berhubungan dengan kepercayaan. Dalam melaksanakan
tugas, pasti diberi kepercayaan, bisa berupa wewenang atau materi. seseorang dituntut
bersikap jujur, tidak menyalahgunakan kepercayaan yang telah diberikan. Hal ini
membutuhkan keberanian untuk melawan keinginan negatif dan melatih kejujuran.
Dengan pengalaman yang didapatkan saat berorganisasi, secara sadar maupun tidak,
tingkat kepercayaan diri juga meningkat. Kepercayaan diri yang tinggi ini amat
berguna saat harus melangkah dan menentukan sesuatu. Bila percaya diri, maka akan
lebih berani dalam menghadapi segala situasi.
Sikap mental diatas adalah sikap seorang wirausaha sejati. Kedisiplinan,
ketekunan, kepercayaan diri, dan berani menghadapi situasi. Semua sikap itu harus
dimiliki oleh seorang wirausaha.
Menjadi wirausaha koperasi dapat berpeluang memiliki kemampuan dalam menemukan
dan mengevaluasi peluang-peluang, mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan
dan bertindak untuk mempeoleh dan menemukan keuntungan dan peluang tersebut. Sebagai
pengelola koperasi yang berjiwa wirausaha, pengurus atau manajer dapat disebut pemimpin
dan mereka dapat terus mengeksplorasi sifat kepemimpinannya dalam melaksanakan
kegiatan perkoperasian, sehingga proses pendidikan kewirausahaan dapat terjadi tanpa
mereka sadari sebelumnya.
C. Koperasi Mahasiswa dan Peningkatan Wawasan Kewirausahaan Mahasiswa
Koperasi Mahasiswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
kemahasiswaan. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa fungsi koperasi tidak hanya
menyediakan peralatan dan peelengkapan kampus tetapi juga sebagai ‘laboratorium’
kewirausahaan. Salah seorang anggota Koperasi Mahasiswa Universitas Telkom menjelaskan
bahwa alasannya bergabung di Koperasi Mahasiswa adalah untuk mencari pengalaman,
18

belajar berorganisasi, dan menjadi seorang wirausaha. Hal ini mengindikasikan bahwa
Koperasi Mahasiswa sudah diakui keberadaannya sebagai tempat praktik dan latihan bagi
mahasiswa dalam membangun dan mengembangkan sikap mental kewirausahaannya.
Selain itu, anggota juga bisa lebih mengenal tentang perkoperasian. Anggota Koperasi
Mahasiswa tersebut juga menuturkan pentingnya perkoperasian bagi bangsa dan negara
karena koperasi merupakan soko guru perekonomian Indonesia. Lulusan dari anggota Kopma
yang diharapkan dapat menjadi wirausahawan juga akan memberikan kontribusi bagi
perekonomian negara karena dengan membuka lapangan pekerjaan baru akan menyerap juga
tenaga juga yang berimbas pada penurunan angka pengangguran sekaligus angka
kriminalitas.
Kemudian dari pada itu, setelah ditanya apakah wawasan kewirausahannya meningkat
setelah bergabung ke Koperasi Mahasiswa, maka jawabannya ya, tetapi belum 100%. Hal ini
menyadarkan semua bahwa pembentukan kepribadian wirausaha tidak bisa dengan cara
instan. Perlu proses yang berkesinambungan untuk menjadi wirausahawan yang benar-benar
matang.

19

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koperasi

mempunyai

sistem perekonomian

kedudukan

nasional

yang

Indonesia,

kuat
karena

dan

sangat

koperasi

penting

merupakan

di

dalam

sokoguru

perekonomian Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam UUD RI 1945. Sehingga
koperasi yang berasas kekeluargaan diyakini dapat diandalkan untuk menopang
perekonomian Indonesia.
Koperasi Mahasiswa bukan hanya semata-mata menyediakan berbagai sarana dan
kebutuhan material yang diperlukan mahasiswa dalam proses pembelajaran di kampus, tetapi
juga harus mampu melatih dan mendidik mahasiswa dalam mengembangkan potensi
kewirausahaannya.
Terbentuknya mentalitas wirausaha di mahasiswa diharapkan dapat membuat indeks daya
saing, daya tahan, dan daya guna dari mahasiswa tersebut menjadi lebih berkualitas sehingga
ketika sudah menyandang gelar kesarjanaannya ada alternative lain selain mencari pekerjaan
di perkantoran, yakni membuka sektor usaha baru. Ketika mahasiswa sudah mampu berpikir
layaknya wirausahawan bukan hanya dirinya sendiri yang dapat tertolong, namun banyak
orang lain yang akan dapat memproleh akses lapangan pekerjaan baru. Dengan begitu
kesejahteraan masyarakat akan tercapai, angka pengangguran juga turun yang dibarengi
dengan turunnya angka kriminalitas.
Dari penguraian dan peninjauan yang dilakukan oleh penulis dari bab
pendahuluan sampai dengan bab terakhir, dapat disimpulkan bahwa adanya
pembentukan Koperasi Mahasiswa baik itu di tingkat fakultas maupun tingkat
universitas yang benar-benar mengedepankan prinsip pengelolaan manajemen
usaha koperasi yang tertata secara teratur, transparan, dan accountable

akan

benar-benar menjadi wadah pembelajaran nyata bagi mahasiswa di Universitas
Telkom khususnya dalam hal peningkatan wawasan kewirausahaan yang berjiwa
entrepreuneurship.

20

B. Saran
Koperasi Mahasiswa yang terdiri dari partisipasi mahasiswa, hendaknya tidak lepas dari
dukungan lembaga pendidikan yang menaunginya dalam hal ini adalah universitas maupun
faklultas, baik itu dalam bentuk materiil maupun imateriil. Sehingga terscapai sebuah
sinkronisasi dan kesepadanan konsep pendidikan kewirausahaan bagi mahasiswa melalui
wadah Koperasi Mahasiswa. Penciptaan mahasiswa yang kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha,
membutuhkan kesadaran bersama, baik dari rector, dosen, birokrat pendidikan, mahasiswa,
swasta, masyarakat, dan stakeholder yang ada.
Mahasiswa juga diharapkan tidak bersifat apatis terhadap apa yang ada dalam kampus.
Seorang mahasiswa dituntut untuk memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. Banyak hal
yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan menjadi seorang wirausahawan muda. Ya,
ini jelas adalah hal yang tidak mudah, tetapi juga bukan hal yang tidak mungkin.
Berorganisasi mungkin menjadi salah satu jalan untuk mencapai hal tersebut. Memang
dengan berorganisasi akan disibukkan dengan kegiatan-kegiatannya yang menguras waktu.
Tetapi ingat ada pepatah mengatakan, ”jika kita tida disibukkan dengan kebaikan, maka kita
akan disibukkan dengan keburukan”. Jadilah mahasiswa dan wirausaha yang bermanfaat.

21

Daftar Pustaka

Arifin. (2009). Pendidikan Kewirausahaan Siswa melalui Kopsis Sekolah. Workshop dan
Penataran Manajemen Koperasi Siswa pada Pembina Koperasi Siswa. Malang.
Fuad, N., & Ahmad, G.. (2009). Integrated Human Resources Development. Jakarta: Grasindo.
Hutomi, Lutfi. (2011). 5 Alasan Mengapa Harus Berorganisasi. [Online]. Tersedia:
http://luthfihutomi.blogspot.com/2011/01/5-alasan-mengapa-harus-berorganisasi.html
[10 Desember 2013].
Indonesia, Undang-Undang Dasar tahun 1945.
Indonesia. Undang-Undang tentang Perkoperasian. UU No. 25 Tahun 1992. LN No. 116 Tahun
1992.
Karnawati, Agustina. (2009). Kewirausahaan dalam Pengembangan Koperasi. Jurnal Ilmiah
dalam Bisnis dan Ekonomi ASIA. (04),. 57-63.
Kasali, R., dkk.. (2009). Modul Kewirausahaan untuk Program Strata 1. Bandung: Hikmah.
Kurniawan. (2010). Peranan Koperasi Mahasiswa dalam Membentuk Sumber Daya Mahasiswa
Unswagati berjiwa Entrepreuneurship. Karya ilmiah. Universitas Swadaya Gunung Jati
Cirebon: tidak diterbitkan.
Sitio, Arifin, & Tamba, H.. (2001). Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.
Sulistiyani, Ambar Teguh. (2004). Memahami Good Governance: Dalam Perspektif Sumber
Daya Manusia.Yogyakarta: Gava Media.
Suwarto, FX.. (2010). Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Atma Jaya University Press.

22

Lampiran

Biodata Narasumber
Nama

: Singgih Prasetyo

Umur

: 18 Tahun

Alamat

: Asrama Putra Telkom Gedung A No. 118

Pendidikan

: SMA

Jenis Kelamin

: Laki - laki

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Mahasiswa

Jabatan

: Anggota Koperasi Mahasiswa FEB Universitas Telkom

Hasil Wawancara
Menurut saudara Singgih Prasetyo, alasan beliau bergabung dengan Koperasi Mahasiswa
(Kopma) adalah untuk mencari pengalaman berorganisasi sekaligus berwirausaha. Pelajaran
yang paling berharga yang didapat selain pengalaman tersebut yaitu jadi lebih mengenal tentang
perkoperasian.
Kopma memiliki cara tersendiri dalam mendidik anggotanya, yaitu dengan pendidikan kilat.
Pendidikan kilat tersendiri membicarakan tentang bagaimana menjadi anggota koperasi dan
dapat masuk ke perkoperasian Indonesia.
Narasumber juga menuturkan bahwa wawasan kewirausahaan beliau meningkat sejak
bergabung ke Kopma tetapi tidak 100%. Beliau beranggapan masih banyak hal yang belum
beliau terima dari Kopma itu sendiri.

23