09. REKONS MODUL GP SENI TARI SMP KK I
GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Tari Sekolah Menengah Pertama (SMP)
LEVEL DAN POLA LANTAI LEVEL DAN POLA LANTAI TARI KREASI TARI KREASI
KOMPETENSI PROFESIONAL KELOMPOK KOMPETENSI I
Penulis: Dr. Kuswarsantyo, M.Hum, 081328090666, [email protected] Editor Substansi : Dr. Rumi Wiharsih, 081328755579, [email protected] Editor Bahasa : Ismiyatun, SH., M.Pd.
Copyright 2016 c Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
ii ii
iv
KATA PENGANTAR
vi
LAMPIRAN
1. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran Pengembangan Gerak Tari Kreasi sesuai Level Pola Lantai …......................................................... 25
2. Kunci Jawaban Evaluasi ………………………………………………….. 26
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Tari Tunggal yang dibawakan secara kelompok dengan
6 pola lantai Gambar 2 Tari kreasi baru yang dibawakan berkelompok
6 Gambar 3 Tari Kreasi berpasangan
7 Gambar 4 Komposisi tari kelompok sesuai dengan level
ix
Pendahuluan
PENDAHULUAN KOMPETENSI PROFESIONAL
A. Latar Belakang
Modul ini secara umum akan berbicara tentang pengembangan tari kreasi sesuai level dan pola lantai. Materi ini akan lebih menekankan bagaimana memahami peristilahan yang ada dalam seni tari yang secara praktis harus dilakukan atau diperagakan pada saat diklat. Bentuk bentuk baku dalam pola lantai tersebut mengacu pada referensi umum yang ada beserta kemungkinan pengembanmgannya.
Pengembangan di sini meliputi pengembangan secara praktis yang dapat dilakukan dengan membuat susunan gerak tari. Dan atau secara konseptual dengan membuat rancangan desain gerak dengan menggubnakan level dan pola lantai yang tidak baku.
Dasar pembuatan modul ini dilindungi Undang undang yang memberi kekuatan produk modul untuk dapat dipergunakan guru peserta diklat. Adapun dasar hukum tersebut adalah sebagai berikut.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
5. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Modul Guru Pembelajar Seni Budaya Seni Tari SMP
6. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.
7. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Penilikdan Angka Kreditnya
B. Tujuan
1. Modul ini dibuat untuk membantu guru guru peserta diklat agar dalam
pencapaian Uji Kompetensi Guru dapat lebih baik.
2. Modul ini sekaligus untuk pengayaan materi terkait dengan wawasan kesenian khususnya pada topik topik yang secara khusus dilaksankaan di sekolah
3. Modul ini dapat dipergunakan sebagai penuntun untuk pengembangan kemampuan siswa ketika guru terjun di sekolah untuk menyampaikan materinya.
C. Peta Kompetensi
Peta kompetensi dalam modul ini meliputi aspek kognisi, afeksi dan psikomotorik, yang berupa pengetahuan, pengalaman berkesenian hingga keterampilan dalam melakukan praktik gerak tari sesuai dengan tingkatan (grade) yang dipelajari. Peta kompetensi yang harus dikuasai berdasarkan indikator esensial, diharapkan mampu menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran seni budaya aspek tari. Selain itu dapat memahami pola pikir keilmuan mencakup materi yang bersifat konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi, yang mendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni tari).
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup modul ini berkaitan dengan pemahaman tari kreasi yang merupakan bentuk pengembangan dari tari tradisi yang menggunakan desain gerak (level) serta pola lantai (komposisi) ruang. Dasar komposisi yang ada dalam ilmu koreografi akan menjadi referensi untuk pengembangan
Pendahuluan
tari kreasi tersebut. Dasar-dasar komposisi tersebut berupa pengenalan terhadap aspek gerak, pengembangan gerak, pola lantai, pengembangan desain gerak (level, desain kostum, pengenalan pola iringan, desain rias dan pengembangan pertunjukan yang harus disiapkan.
Ruang lingkup modul ini adalah berbicara tentang bagaimana tari kreasi dibuat dengan mempertimbangkan pola lantai yang sesuai dengan iringan. Artinya susunan tari yang dibuat akan selalu berkaitan dengan teknis mengenai gerak, tata iringan desain kostum, tata panggung, pola lantai hingga masalah property. Dalam materi pembelajaran ini ruang lingkup akan difokuskan pada aspek gerak, pola lantai dan iringan yang menjadi satu kesatuan dalam pembuatan tari kreasi baru.
E. Saran Cara Penggunaan Modul
1. Peserta diklat harus memahami modul ini secara utuh dari materi
pembelajaran satu ke pembelajaran berikutnya.
2. Kesinambungan antara grade satu dengan berikutnya merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
3. Pengembangan isi modul sangat diperbolehkan, karena akan memacu kreativitas khususnya bagi guru peserta diklat dan siswa sebagai peserta didik di sekolah.
4. Melakukan uji keterampilan terkait dengan materi praktik tari
5. Memberikan tugas pada siswa setelah materi pembelajaran diberikan.
Modul Guru Pembelajar Seni Budaya Seni Tari SMP
Kegiatan Pembelajaran: Pengembangan Gerak Tari Kreasi sesuai Level Pola Lantai
KEGIATAN PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN GERAK TARI KREASI SESUAI LEVEL POLA LANTAI
A. Tujuan
1. Tujuan pembelajaran menyatakan secara eksplisit perilaku (behaviour) atau performansi yang akan dikuasai oleh peserta diklat
2. Tujuan pembelajaran hendaknya mempertimbangkan kondisi peserta diklatdalam meraih perilaku yang telah ditetapkan
3. Tujuan pembelajaran hendaknya mensyaratkan suatu standar minimum/derajat yang mesti dikuasai oleh peserta diklat (standart performance)
B. I ndikator Pencapaian Kompetensi
1. Mampu menguraikan teknik pengembangan gerak tari kreasi menggunakan level dan pola lantai serta unsur pendukung gerak tari sesuai iringan
2. Mampu menyusun gerak tari kreasi berdasarkan unsur pendukung tari level dan pola lantai
3. Mampu menyusun cara menerapkan gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai aspek koreografinya
4. Mampu menyusun cara menerapkan gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai tema
5. Mampu menyusun gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan
6. Mampu menyusun gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan
Modul Guru Pembelajar Seni Budaya Seni Tari SMP
C. Uraian Materi
1. Materi Pembelajaran 1 Pengembangan Gerak Tari Kreasi Sesuai Level dan Pola Lantai Pengenalan pola lantai dalam tari biasanya tidak terlalu diperhatikan. Secara struktur memang pola lantai menyatu dengan konsep garap tarinya. Namun selama ini pola lantai sesalu diidentikkan dengan tarian yang bersifat kelompok. Padahal secara substansial tari tunggalpun menggunakan pola lantai atau yang biasa disebut dengan komposisi tari tunggal.
Gambar 1. Tari Tunggal yang dibawakan secara kelompok
dengan pola lantai
Gambar 2. Tari kreasi baru yang dibawakan berkelompok
Kegiatan Pembelajaran: Pengembangan Gerak Tari Kreasi sesuai Level Pola Lantai
Gambar 3. Tari Kreasi berpasangan
Penerapan pola lantai yang digunakan dalam tari kreasi selalu merujuk pada konsep secara utuh bagaimana tarian itu disajikan dalam sebuah pertunjukan. Tari tradisi yang menjadi acuan garap tari kreasi baru memberikan peluang untuk berkembang lebih bebas, sehingga kreasi baru itu dapat diekspresikan dengan pola-pola baru pula. Dalam kaitannya dengan pola lantai yang disesuaikan dengan tata iringan akan memberi warna tersendiri, karena antara pola lantai dan iringan di sini memiliki keterkaitan, ketika tarian itu ditampilkan di arena luas. Konsep penataan iringan harus menyesuaikan teba atau lebar arena untuk mencapai komposisi tertentu. Oleh sebab itu, pemahaman kesatuan antara konsep
Modul Guru Pembelajar Seni Budaya Seni Tari SMP
iringan dengan pola lantai dalam mendukung gerak tari adalah penting untuk dipahami.
Gambar 4. Komposisi tari kelompok sesuai dengan level
D. Aktifitas Pembelajaran
1. Mengamati Dalam kegiatan mengamati ini anda diminta mengamati hasil pengembangan gerak tari kreasi dan pengembangannya melalui media foto, dari rekaman VCD ataupun mencari dari sumber lain, misalnya dari internet. Kegiatan pengamatan ini akan memperkaya pemahaman awal anda tentang pengembangan tari kreasi. Agar kegiatan pengamatan lebih terarah, anda dapat menggunakan instruksi dari fasilitator ataupun menggunakan panduan dibawah ini sebagai panduan dalam kegiatan pengamatan. Selain berdasar format pengamatan yang sudah disediakan ini, anda juga bisa melakukan kegiatan secara individu atau secara kelompok. Kalau anda ingin melakukan secara kelompok anda bisa mencari 2-3 orang teman untuk dibuat dalam satu kelompok.
Contoh Panduan Kegiatan Pengamatan
a. Amatilah hasil pengamatan tari kreasi dan pengembangannya.
b. Amatilah beberapa hasil rekaman penggunaan dan pengembangan tari kreasi yang berasal dari sumber tradisi.
Kegiatan Pembelajaran: Pengembangan Gerak Tari Kreasi sesuai Level Pola Lantai
c. Unsur-unsur pendukung apa saja yang terdapat dalam tari kreasi
Setelah anda mengamati, Tuliskan hasil pengamatan anda berdasarkan penugasan guru dengan membuat format pengamatan sendiri ataupun menggunakan format pengamatan seperti contoh di bawah ini.
Contoh Lembar kegiatan mengamati Penggunaan pola
Pengamatan variasi Penggunaan level No
lantai pada tari gerak tari kreasi
pada tari kreasi
kreasi
2. Menanya Setelah anda melakukan kegiatan pengamatan, apakah ada pertanyaan yang muncul dan mengganggu pikiranmu? Mulailah melakukan kegiatan menanya. Tanyakanlah kepada fasilitator yang membimbingmu tentang segala hal yang berhubungan dengan pengembangan gerak tari kreasi. Tanyakan tentang bagaimana cara mengembangkan gerak tari kreasi .
Ungkaplah segala pertanyaan yang ada di benak anda agar anda terbiasa untuk mampu melihat, menggali dan menemukan permasalahan.
Beberapa contoh pertanyaan di bawah ini dapat saja anda gunakan dan anda kembangkan sendiri.
a. Apakah yang disebut dengan tari kreasi ?
b. Kapan anda dapat melakukan gerak tari kreasi ?
c. Siapa yang mengembangkan tari kreasi ?
d. Mengapa kita menggunakan tari kreasi?
Modul Guru Pembelajar Seni Budaya Seni Tari SMP
e. Ada berapa macam jenis tari kreasi ?
f. Mengapa tari kreasi dikembangkan dari sumber tradisi?
g. Apa perbedaan dari masing-masing jenis tari kreasi ?
h. Bagaimana urutan tari kreasi yang paling sederhana ?
i. Bagaimana uraian gerak tari kreasi dan pengembangannya ?
Lembar kegiatan menanya: Penggunaan format lembar pertanyaan adalah cara untuk mempermudah dalam menghimpun, mengurutkan pertanyaan yang diperoleh agar mempunyai susunan yang sistematis, dari yang sederhana/mudah ke hal yang sulit/kompleks; atau berdasar urutan waktu, dari yang awal ke yang paling mutakhir, dan seterusnya.
Buatlah daftar pertanyaan dengan menggali sebanyak mungkin pertanyaan, agar mudah pencatatannya, anda dapat membuat format kegiatan menanya ini secara mandiri atau mengembangkannya berdasar contoh yang ada di bawah ini:
Lembar pertanyaan
No.
Pertanyaan
Kegiatan Pembelajaran: Pengembangan Gerak Tari Kreasi sesuai Level Pola Lantai
3. Mengumpulkan data/informasi/mencoba/eksperimen Berdasarkan hasil kegiatan menanya sebelumnya anda telah mengumpulkan beberapa pertanyaan terkait dengan pengembangan tari kreasi untuk dapat menjawab berbagai pertanyaan yang telah anda himpun. Kumpulkanlah berbagai informasi dan data yang berkaitan dengan pengembangan tari kreasi.
Informasi anda juga akan lebih menarik dan lengkap apabila diperkaya dengan searching di internet untuk melengkapi informasi tentang penggunaan dan pengembangan tari kreasi. Selain itu anda juga bisa mencari dari sumber lain seperti: artikel, laporan, jurnal, penelitian, buku elektronik, gambar, video dan sebagainya. Kumpulkanlah berbagai informasi tersebut untuk memperluas wawasan dan pengetahuan anda sebagai salah satu proses pembelajaran anda secara mandiri.
Contoh website tentang penggunaan dan pengembangan ruang dalam gerak tari:
www.you tube.com www....... www....... www....... www.......
Lembar kegiatan mengumpulkan data/informasi
Tanggal No. Sumber informasi
Bentuk
informasi
pengambilan data Keterangan
11
Kegiatan Pembelajaran: Pengembangan Gerak Tari Kreasi sesuai Level Pola Lantai
menggunakan media maka pemahaman anda akan semakin lengkap, juga terhadap teman-teman anda yang sama-sama mengumpulkan informasi/data pembelajarannya. Presentasi ini akan saling memperkaya wawasan dan pengetahuan anda khususnya tentang penggunaan dan pengembangan tari kreasi.
Tuliskan masukan-masukan yang anda peroleh dari presentasi yang anda sajikan di kelas/sekolah ataupun forum ilmiah lain yang dapat digunakan untuk menampilkan temuan anda tentang pengembangan tari kreasi.
E. Latihan/ Kasus/ Tugas
1. Buatlah tari kreasi sederhana dengan menggunakan pola lantai!
2. Buatah tari kreasi dengan menggunakan level
3. Buatlah kombinasi karya tari kreasi dengan level dan pola lantai
F. Rangkuman
Tari kreasi ternyata dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberi variasi sajian.ada beberapa tipe tari kreasi yang dapat ditampilkan, salah satunya adalah tari kreasi yang mengacu pada sumber tradisi lokal. Sumber ini memberikan inspirasi terwujudnya garap baru yang bernuansa tradisional. Dengan demikian tari kreasi tersepta tidak bisa dilepaskan dengan tradisi yang ada.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Siswa akan mampu membuat susunan gerak tari dengan menggunakan level, pola lantai yang ada dalam dasar dasar komposisi tari.
Modul Guru Pembelajar Seni Budaya Seni Tari SMP
Penutup
PENUTUP
Setelah mempelajari dan memahami isi modul tentang pengembangan gerak tari kreasi menggunakan level dan pola lantai akan lebih banyak membantu para peserta diklat dalam menyusun dan mengembangkan modul ini baik dari materi pedagogik maupun materi bidang studi yang menjadi standar dari modul ini. Pengembangan di sini meliputi pengembangan secara praktis yang dapat dilakukan dengan membuat konsep pengembangan gerak, dinamika sesuai dengan pola lantai dan level yang diharapkan.
Dengan demikian peserta diklat akan :
1. Mampu menguraikan teknik pengembangan gerak tari kreasi menggunakan level dan pola lantai serta unsur pendukung gerak tari sesuai iringan.
2. Mampu menyusun gerak tari kreasi berdasarkan unsur pendukung tari level dan pola lantai.
3. Mampu menyusun cara menerapkan gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai aspek koreografinya.
4. Mampu menyusun cara menerapkan gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai tema.
5. Mampu menyusun gerak tari kreasi berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan.
Semoga apa yang kita hasilkan melalui penulisan modul ini akan dapat dimanfaatkan peserta diklat dan pendidik secara umum untuk pelaksanaan pembelajaran seni budaya (tari) di kelasnya masing masing.
Modul Guru Pembelajar Seni Budaya Seni Tari SMP
Penutup
EVALUASI
1. Untuk menyusun tari kreasi peserta diklat diwajibkan untuk konsentrasi. Dalam tari biasa disebut dengan
a. Sengguh
b. Sawiji
c. Ora Mingkuh
d. Betul semua
2. Pengenalan tari tradisional yang telah dikembankan ada yang berpasangan. Ini mengandung maksud agar materi yang diajarkan juga berkaitan dengan ....
a. Kerjasama antar teman
b. Kerja mandiri
c. Kerja dengan guru
d. Salam semua
3. Untuk melakukan proses pengembangan tari dibutuhkan
a. Latihan berkelompok
b. Latihan sendiri
c. Latihan dengan guru
d. Latihan dengan video
4. Dengan permainan bisik berantai, peserta diklat diperkenalkan untuk menyampaikan informasi sebenar-benarnya. Permainan ini untuk menguji ......
a. Keberanian
b. Kejujuran
c. Keteladanan
d. Kepiawaian
5. Belajar mengekspresikan tari hasil pengembangan adalah belajar untuk:
a. Mengolah raga
Modul Guru Pembelajar Seni Budaya Seni Tari SMP
b. Mengolah keterampilan
c. Mengolah pikir
d. Mengolah irama
6. Melakukan proses pengembangan gerak sesuai dengan pola lantai harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Ini artinya harus ....
a. Greget
b. Sawiji
c. Sengguh
d. Ora Mingkuh
7. Menirukan guru saat memberi materi adalah salah satu upaya untuk dapat menguasai materi. Untuk mewujudkan hal itu diperlukan sikap .....
a. Semaunya
b. Tidak peduli
c. Totalitas (greged)
d. Pant ang menyerah
8. Materi tari kreasi untuk pementasan lebih bebas dikembangkan , mengapa?
a. Karena tari kreasi memiliki peluang untuk dikembangkan
b. Karena tari kreasi tidak selalu mengacu pada tradisi
c. Karena tari kreasi tidak terkait dengan tata aturan kraton
d. Karena tari kreasi bisa dijual mudah
Penutup
GLOSARIUM
Tari tradisi
: Tari daerah yang masih asli
Pola lantai
: Tempat penari di atas pentas
Level : Tinggi rendahnya posisi menari Pementasan
: Hasil dari latihan untuk dipertontonkan Tari Tunggal
: Tari yang dibawakan sendiri
Tari berpasangan : Tari yang dibawakan dua orang Tari kelompok
: Tari yang dibawakan secfara massal Koreografi
: Ilmu tentang menata tari
Estetis
: Keindahan
Greged : Totalitas dalam mempelajari tari Sengguh
: Percaya diri dapat melakukan tari namun tidak
sombong
Ora mingkuh
: Pantang menyerah
Modul Guru Pembelajar Seni Budaya Seni Tari SMP
Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Murgiyanto, Sal. 1983. KOREOGRAFI : Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan, Depdikbud.
Kussudiardja, Bagong. 1997. OLAH SENI. Yogyakarta: Padepokan Press
Suharto, Ben. 1981. KOMPOSISI TARI, Terjemahan dari buku Dance Compotition, Jacquelin Smith. Yogyakarta: ASTI Press
Hawkins, Alma. 1964. Creating Though Dance Diterjemahkan Sedarsono. Yogyakarta: ISI Press.
21
Lampiran 1. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran: Pengembangan Gerak Tari Kreasi Sesuai Level Pola Lantai
1. Siswa memperagakan bersama kelompok untuk membuat karya tari kreasi.
2. Siswa membuat susunan tari kreasi berdasar level bersama kelomppoknya.
3. Siswa melakukan gerak tari kreasi bersama kelompok untuk membuat pola lantai dan level.
Lampiran 2. Kunci Jawaban Evaluasi
1. b
2. a
3. a
4. b
5. c
6. b
7. d
8. b
26
GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU
PEMANFAATAN INFORMASI PEMANFAATAN INFORMASI HASIL PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN HASIL PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
KOMPETENSI PEDAGOGIK KELOMPOK KOMPETENSI I
Penulis: Dr. Kuswarsantyo, M.Hum, 081328090666, [email protected] Editor Substansi : Dr. Rumi Wiharsih, 081328755579, [email protected] Editor Bahasa :Digna Sjamsiar, M.Pd.BI
Copyright 2016 c Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
ii
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
iii
iv
KATA PENGANTAR
vi
viii
Pemanfaatan Informasi Hasi Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional “berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi parameter utama untuk merumuskan Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari delapan standar. Salah satu dari 8 (delapan) standar tersebut adalah standar penilaian, yang bertujuan untuk menjamin; (a) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian; (b) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan (c) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum memenuhi tujuan penilaian seperti standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 merupakan bagian dalam melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis sejak tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35,
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogi KK I
menyebutkan bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan tematik- integratif mengacu pada kurikulum 2006 dimana ada beberapa permasalahan di antaranya: (i) konten kurikulum masih terlalu padat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya muatan pelajaran dan banyaknya materi dimana keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; (ii) belum sepenuhnva berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnva pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (v) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (vi) standar penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
Kurikulum ini dipersiapkan untuk mencetak generasi yang siap menghadapi aneka tantangan globalisasi di masa depan, dengan lebih memfokuskan pada fenomena alam, sosial, seni dan budaya. Melalui pendekatan tersebut diharapkan peserta didik memiliki kompetensi, sikap keterampilan dan pengetahuan yang jauh lebih baik. Pada kurikulum 2013 terdapat sedikitnya ada lima (5) entitas yang diharapkan mengalami perbaikan yakni, peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan (guru), manajemen dan satuan
Pemanfaatan Informasi Hasi Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
pendidikan, negara dan bangsa, hingga masyarakat umum secara keseluruhan.
Dalam kurikulum 2013 ada tiga aspek yang menjadi fokus, yakni aspek filosofis, yuridis, dan konseptual. Perubahan yang terjadi pada lima (5) entitas juga menyentuh tiga aspek penting tersebut. Ada empat standar dalam kurikulum yang akan berubah, yakni standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan standar penilaian. Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dengan dua (2) strategi utama yaitu peningkatan efektivitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di sekolah. Efektivitas pembelajaran dicapai melalui tiga (3) tahapan yaitu efektivitas interaksi, efektivitas pemahaman, dan efektivitas penyerapan. Sebagai bagian perubahan penting dalam Kurikulum 13 yakni pada standar penilaian. Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan, dan lingkup penilaian hasil belajar oleh Satuan Pendidikan yang mencakup aspek pengetahuan dan keterampilan. Terkait dengan alasan di atas maka modul ini perlu disusun agar dapat melaksanakan dua (2) kompetensi yakni: a) kompetensi pedagogik dan b) kompetensi profesional. Diharapkan kedua kompetensi tersebut membantu pendidik melaksanakan tugas mengajar yang lebih baik lagi. Kompetensi pedagogi menyangkut penguasaan guru terhadap teori-teori pendidikan serta kemampuan mengaplikasikannya didalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik. Kompetensi profesional menyangkut penguasaaan guru terhadap substansi materi yang harus diajarkan sesuai dengan bidang tugasnya. Kedua kompetensi ini menjadi landasan pokok yang harus benar-benar dikuasai oleh seorang guru. Terkait dengan peran seorang guru seni budaya maka penguasaan kompetensi pedagogik tidak hanya mengenal dan memahami teori-teori pendidikan yang bersifat murni namun harus bersifat aplikatif disesuaikan dengan konteks pembelajaran seni budaya. Dalam modul ini materi kompetensi pedagogik membahas tentang pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi peserta didik untuk kepentingan pembelajaran. Sedangkan materi kompetensi profesional mencakup a) menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi hasil
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogi KK I
belajar, b) menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan, c) mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan, dan d) memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
B. Tujuan
Modul ini disusun sebagai bahan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi guru SMK Kelompok Seni Dan Budaya untuk semua mata pelajaran. Modul ini bertujuan memberikan bekal pengetahuan tentang Pengembangan Kurikulum. Materi dalam modul terdiri dari:
1. Memahami tentang pengertian hasil penilaian dan evaluasi hasil belajar;
2. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi belajar untuk penyusunan remedial dan pengayaan;
3. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi hasil belajar dengan pemangku kepentingan (orang tua/wali, peserta didik, pendidik dan satuan pendidikan); dan
4. Meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didik dan pendidik.
C. Peta Kompetensi
Kompetensi Utama Pedagogik
Kompetensi Guru Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
D. Ruang Lingkup
Materi atau isi modul untuk setiap unit pembelajaran adalah memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
Pemanfaatan Informasi Hasi Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
PEMANFAATAN INFORMASI HASIL PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu
1. menggunakan info hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar sesuai kriteria,
2. menggunakan info hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan yang sesuai,
3. mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan sesuai kebutuhan, dan
4. memanfaatkan info hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai standar yang ditetapkan.
B. Ruang Lingkup Penilaian Hasi Belajar
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran, kompetensi muatan, kompetensi program dan proses.
Pada Kurikulum 2013 kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar. Kompetensi Inti (KI) menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, artinya semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. Kompetensi Dasar (KD) dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogi KK I
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Kompetensi Inti terdiri dari kompetensi sikap spiritual (KI-1), kompetensi sikap sosial (KI-2), kompetensi pengetahuan (KI-3), dan kompetensi keterampilan (KI-4). Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD pada setiap aspek KI-3 dan KI-4.
C. Uraian Materi
1. Konsep hasil penilaian belajar
a. Pengertian hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran
Berikut adalah pengertian evaluasi menurut beberapa ahli:
1) Lessinger 1973 (Gibson, 1981: 374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses penilaian dengan jalan membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan kemajuan/prestasi nyata yang dicapai;
2) Wysong 1974 (Gibson, 1981: 374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses untuk menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang berguna untuk mempertimbangkan suatu keputusan;
3) Gibson dan Mitchell 1981 (Uman, 2007: 91) mengemukakan bahwa proses evaluasi adalah proses untuk mencoba menyesuaikan data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan program sebagai dasar penilaian terhadap tujuan program.
4) Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977): evaluation refer to the act or process to determining the value of something . Menurut definisi ini, evaluasi merujuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Sedangkan menurut Kemendikbud (2015) dikatakan bahwa Penilaian Hasil Belajar (PHB) oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
Pemanfaatan Informasi Hasi Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.
2. Bentuk Penilaian dan Teknik/Metode
a. Bentuk penilaian autentik dan non-autentik.
1) Penilaian autentik dengan teknik/metode terdiri dari:
a) Pengamatan, merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati;
b) Portofolio, penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya- karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus menerus melakukan perbaikan;
c) projek, adalah penilaian terhadap suatu tugas berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, sampai pelaporan,
d) Produk, penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata
de coco ), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam;
e) Jurnal, merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogi KK I
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku;
f) Unjuk kerja, penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi;
g) Penilaian diri, adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif.
Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam mengobservasi, menanya, menalar dan membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas atau kontekstual yang memungkinkan peserta didik memajukan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan nyata (real life).
Penilaian autentik merupakan peningkatan penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas antara lain: membaca dan meringkasnya, melakukan eksperimen, mengamati, melakukan survei, membuat proyek, menyusun makalah, membuat karangan dan diskusi kelas. Dengan demikian penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian
Pemanfaatan Informasi Hasi Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan
2) Penilaian Non-Autentik Penilaian non autentik dengan teknik/metode:
a) Tes tulis dan lisan,
(1) Tes tulis: (a) Ulangan (harian), adalah penilaian yang dilakukan setiap menyelesaikan satu muatan pembelajaran. (b) Ujian tengah semester (UTS) adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam paruh pertama semester.
(c) Ujian akhir semester (UAS), adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester, dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidik.
Bentuk tes tertulis antara lain: a) uraian, b) obyektif tes seperti: benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi.
(2) Tes Lisan Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
Tes
berbentuk tanya jawab face to face. Penilai memberikan pertanyaan (interview) langsung kepada (peserta didik). Tes lisan pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dalam bentuk kemampuan dalam mengemukakan ide-ide dan pendapat-pendapat secara lisan. Bagi bidang studi yang menuntut keterampilan-keterampilan untuk berbicara atau berhubungan dengan orang lain, maka tes
ini
pada
umumnya
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogi KK I
lisan ini dirasa mempunyai kedudukan yang cukup penting. Namun karena alasan teknis (kepraktisan), ujian lisan ini pada umumnya jarang digunakan untuk melakukan penilaian kompetensi dalam pembelajaran yang rutin. Tes lisan dapat dilakukan dengan cara: (a) Observasi (b) Wawancara (c) Angket (quetioner) (d) Daftar Cek (check list)
b. Prinsip-prinsip Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku budaya adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender.
4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
Pemanfaatan Informasi Hasi Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
3. Pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi
a. Merancang remedial dan pengayaan Pemanfaatan dan tindak lanjut hasil penilaian
Penilaian terhadap hasil pembelajaran selama dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, dan digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, juga dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui pembelajaran remedial dan pengayaan
1) Pembelajaran remedial dan pengayaan Pembelajaran remedial dan pengayaan dilakukan sebagai konsekuensi dari pembelajaran tuntas (mastery learning) untuk setiap individu. Dalam proses pembelajaran berbasis kompetensi setiap peserta didik harus menguasai secara menyeluruh kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran. Pada dasarnya peserta didik harus mencapai ketuntasan belajar yang merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi, terutama untuk pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, sementara pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar
a) Pembelajaran Remedial Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini: (1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media
yang berbeda, menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik;
(2) Pemberian bimbingan secara perorangan; (3) Pemberian tugas-tugas atau latihan secara khusus,
dimulai dengan tugas-tugas atau latihan sesuai dengan kemampuan;
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogi KK I
(4) Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah mencapai ketuntasan belajar.
Pembelajaran remedial dapat dilakukan sebelum semester berakhir atau batas akhir pemasukan nilai ke dalam buku rapor.
b) Pembelajaran pengayaan Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
(1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan bersama pada atau di luar jam-jam pelajaran sekolah;
(2) Belajar mandiri, yaitu peserta didik diberi tugas pengayaan
untuk dikerjakan sendiri/individual; (3) Pemadatan kurikukulum yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi materi yang telah diketahui peserta didik. Dengan demikian, tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kemampuan masing-masing.
2) Pengolahan hasil pembelajaran Penilaian pembelajaran remedial dan pengayaan dapat dilakukan
melalui:
a) Nilai remedial yang diperoleh dan diolah menjadi nilai akhir;
b) Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan mengganti nilai indikator yana belum tuntas dengan nilai indikator hasil remedial, yang selanjutnya diolah berdasarkan rerata nilai seluruh KD;
c) Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal KD;
Pemanfaatan Informasi Hasi Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
d) Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio.
4. Bentuk Laporan Hasil Belajar
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam angka dan data kualitatif dalam bentuk uraian keterangan tentang nilai tersebut. Misalnya seorang peserta didik mendapat nilai 6 pada pelajaran matematika, maka nilai tunggal seperti ini kurang dipahami oleh orang tua maupun oleh peserta didik itu sendiri karena terlalu umum. Hal ini membuat sulit orang tua menindak lanjutinya, apakah anaknya perlu dibantu dalam bidang aritmatika, aljabar, geometri atau hal lain. Oleh karena itu, informasi yang diberikan pada orang tua hendaknya:
a. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami;
b. Menitikberatkan pada kekuatan dan apa yang telah dicapai peserta didik;
c. Memberikan perhatian pada pengembangan dan pembelajaran peserta didik;
d. Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapai dalam kurikulum;
e. Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar.
5. Mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan
Penyusunan laporan kemajuan hasil belajar peserta didik dibuat sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada orang tua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat dan instansi terkait lainnya. Laporan tersebut merupakan sarana komunikasi dan kerjasama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik maupun pengembangan sekolah.
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogi KK I
Pelaporan hasil belajar hendaknya:
a. Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan peserta didik;
b. Memberikan informasi yang jelas, komprehensif dan akurat;
c. Menjamin orangtua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar.
6. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Pendidik yang baik adalah pendidik yang dapat memanfaatkan hasil penilaiannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada kelasnya maupun pada lembaga tempat ia bekerja. Pernyataan tersebut senada dengan pentingnya hasil penilaian bagi sekolah. Hasil penilaian harus dimanfaatkan untuk semua pihak yang berkepentingan (orang tua peserta didik/wali, pendidik, satuan pendididikan, dinas pendidikan, pusat-pusat pelatihan pendidik, dan lain lain). Dalam praktiknya, masih banyak guru yang tidak atau kurang memahami pemanfaatan hasil evaluasi, sehingga hasil evaluasi formatif atau sumatif (misalnya) banyak dimanfaatkan hanya untuk menentukan kenaikan kelas dan mengisi buku rapor. Meskipun demikian, untuk melihat pemanfaatan hasil evaluasi ini secara komprehensif, dapat ditinjau dari berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:
a. Bagi peserta didik, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
1) Meningkatkan minat dan motivasi belajar;
2) Membentuk sikap yang positif terhadap belajar dan pembelajaran;
3) Membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik;
4) Membantu peserta didik dalam memilih metode belajar yang baik dan benar;
5) Mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelas.
b. Bagi pendidik, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
1) Promosi peserta didik, seperti kenaikan kelas atau kelulusan;
Pemanfaatan Informasi Hasi Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
2) Mendiagnosis peserta didik yang memiliki kelemahan atau
kekurangan, baik secara perseorangan maupun kelompok;
3) Menentukan pengelompokan dan penempatan peserta didik
berdasarkan prestasi masing-masing;
4) Feedback dalam melakukan perbaikan terhadap sistem
pembelajaran;
5) Menyusun laporan kepada orang tua guna menjelaskan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik;
6) Dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan
pembelajaran;
7) Menentukan perlu tidaknya pembelajaran remidial.
c. Bagi orang tua, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
1) Mengetahui kemajuan belajar peserta didik;
2) Membimbing kegiatan belajar peserta didik di rumah;
3) Menentukan tindak lanjut pendidikan yang sesuai dengan
kemampuan anaknya;
4) Memperkirakan kemungkinan berhasil tidaknya anak tersebut
dalam bidang pekerjaannya.
d. Bagi administrator sekolah, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
1) Menentukan penempatan peserta didik;
2) Menentukan kenaikan kelas;
3) Pengelompokan peserta didik di sekolah mengingat terbatasnya
fasilitas pendidikan yang tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang;
4) Bagi kepala sekolah, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk;
5) Untuk menilai kinerja guru dan tingkat keberhasilan siswa;
6) Untuk memikirkan upaya – upaya pembinaan para guru dan siswa
berdasarkan pendapat, gagasan, saran, aspirasi, dari berbagai pihak (guru, siswa, orang tua) yaitu melengkapi sarana belajar.
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogi KK I
7) Meningkatkan profesionalitas tenaga guru, pelayan sekolah,
perpustakaan sekolah, tata tertib sekolah, disiplin kerja, pengawasan dan lain-lain.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Peserta diklat membaca modul secara perorangan;
2. Peserta merumuskan permasalahan yang ditemukan terkait materi tentang pemanfaatan hasil belajar dan evaluasi pembelajaran;
3. Peserta diklat melakukan diskusi kelompok (5-6 orang untuk setiap
kelompoknya ) untuk membahas permasalahan yang ditemukan;
4. Bersama dengan fasilitator peserta diklat membahas hasil diskusi untuk diambil kesimpulan bersama;
5. Peserta diklat melakukan konfirmasi dalam bentuk tanya jawab dengan fasilitator untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pemanfaatan hasil belajar dan evaluasi pembelajaran;
6. Peserta diklat mengerjakan tugas modul;
7. Peserta diklat mempresentasikan hasil pelaksanaan tugas.
E. Latihan/Tugas
1. Buatlah analisa terhadap contoh laporan hasil belajar peserta didik (lampiran rapor) baik dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan selanjutnya berikan masukan/umpan balik bagi peserta didik tentang apa saja yang harus dilakukan serta bagaimana mengomunikasikannya dengan orang tuanya.
2. Prosedur/langkah-langkah seperti apa yang harus dilakukan oleh pendidik sebelum menuliskan hasil belajar dan evaluasinya ke dalam rapor.
F. Rangkuman
Penilaian hasil belajar adalah proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui
Pemanfaatan Informasi Hasi Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
penugasan dan evaluasi hasil belajar. Pemanfatan hasil belajar digunakan untuk melakukan remedial jika peserta didik belum dapat memenuhi kompetensi dasar yang diujikan dan dilakukan pengayaan bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasan belajar (mastery learning).
G. Umpan Balik
Untuk memperkuat pemahaman serta keterampilan pendidik dalam menerapkan beragam model penilaian, maka dianjurkan pendidik untuk melakukan pilihan penilaian sesaui dengan tuntutan kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam pembelajaran seni budaya di dalam kelas maupun di luar kelas.
Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogi KK I
Pemanfaatan Informasi Hasi Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Alimudin. (2009). Penilaian Berbasis kelas. (http://penilaianhasilbelajar. blogspot.com/)
Arifin, Zainal. (2011). Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Doug Boughton (dkk), (1996). Evaluating And Assessing The Visual Arts In Education. International Perspectives . New York: Teachers College Press, 1234.